Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PEKERJAAN RADIASI

PROSEDUR
RADIASI

PT. WADAH JAYA PERMAI

PT. WADAH JAYA PERMAI


Prepared by, Reviewed by, Approved by,

Afrizal Kesuma Hadi Edy Isma


(Chief HSE) (HSE Manager) (Operational Manager)
PROSEDUR PEKERJAAN RADIASI

Prosedur Keselamatan Kerja Radiasi

Dalam fisika, radiasi adalah mendeskripsikan setiap proses di mana energi


bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain.
Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana
terjadi pada
senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada
radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak,
sinar ultraviolet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk proses lain yang lebih jelas.
Pekerjaan Radiasi adalah salah satu aktifitas yang mempunyai resiko tinggi terhadap
tenaga kerja.

Tujuan keselamatan radiasi adalah:

1. Membatasi kemungkinan terjadinya efek stokastik;


2. Mencegah terjadinya efek non-stokastik (deterministic).
 
Prinsip-prinsip Dasar Radiasi

Setiap penggunaan sumber radiasi harus dijustifikasi dan pengukuran harus dilakukan
untuk memastikan dosis radiasi adalah serendah mungkin yang bisa dicapai (ALARP).
Secara umum hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dasar bekerja
dengan sumber-sumber tertutup dan pembangkit radiasi.

Yang terpenting, jangan pernah menangani secara langsung sumber-sumber radioaktif


dengan cara :

 Gunakan penahan (shielding) yang sesuai untuk mengurangi intensitas radiasi.


 Maksimalkan jarak antara sumber radiasi dan pekerja.
PROSEDUR PEKERJAAN RADIASI

 Minimalkan waktu pajanan disekitar sumber radiasi.


 
Resiko-resiko yang berkaitan dengan bahan radioaktif terbuka dapat diminimalkan
dengan :

 Menjaga bahan tetap berada didalam vessel atau pipa kerja.


 Menjaga standar kebersihan dan house keeping
 Melakukan pekerjaan sedemikian rupa sehingga bahan radioaktif tidak menjadi
airbone.
 
Persyaratan Keselamatan Radiasi

 Batasan dosis radiasi harus mengacu kepada standar pajanan radiasi pengion
seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.
 Pajanan “Radiasi Terencana Khusus” hanya dilakukan oleh pekerja radiasi
kelas A, hanya untuk kasus tertentu, dengan otorisasi pemegang izin BAPETEN. Hal
ini perlu mempertimbangkan usia dan kondisi kesehatan pekerja radiasi. Dosis
(pajanan radiasi) tidak boleh melewati dua kali dari standar pajanan bagi pekerja
radiasi per tahun ( 100 mSv).
 Klasifikasi tempat kerja diperlukan untuk mencegah akses yang tidak diijinkan
ke dalam area berbahaya. Secara umum, area radiasi dibagi menjadi 2 kategori :

1. Daerah Pengendalian
Daerah yang diperuntukkan untuk pekerja radiasi. Garis demarkasi atau barikade perlu
ditempatkan pada jarak yang pajanan radiasinya 7.5µSv/hr atau 750µRem/hr.
2. Daerah Pengawasan
Bagian luar dari daerah pengendalian dimana pekerja yang bukan pekerja radiasi
dapat mengakses tetapi tidak untuk publik atau masyarakat. Batasan antara daerah
pengawasan dan publik adalah titik yang pajanan radiasinya 0.5µSv/hr atau
50µRem/hr.
Setiap kegiatan yang berkaitan dengan bahan radioaktif harus tercatat dan
terdokumentasi mengenai lokasi kegiatan sehingga mudah untuk diawasi.

Anda mungkin juga menyukai