PROSEDUR
RADIASI
Setiap penggunaan sumber radiasi harus dijustifikasi dan pengukuran harus dilakukan
untuk memastikan dosis radiasi adalah serendah mungkin yang bisa dicapai (ALARP).
Secara umum hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dasar bekerja
dengan sumber-sumber tertutup dan pembangkit radiasi.
Batasan dosis radiasi harus mengacu kepada standar pajanan radiasi pengion
seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.
Pajanan “Radiasi Terencana Khusus” hanya dilakukan oleh pekerja radiasi
kelas A, hanya untuk kasus tertentu, dengan otorisasi pemegang izin BAPETEN. Hal
ini perlu mempertimbangkan usia dan kondisi kesehatan pekerja radiasi. Dosis
(pajanan radiasi) tidak boleh melewati dua kali dari standar pajanan bagi pekerja
radiasi per tahun ( 100 mSv).
Klasifikasi tempat kerja diperlukan untuk mencegah akses yang tidak diijinkan
ke dalam area berbahaya. Secara umum, area radiasi dibagi menjadi 2 kategori :
1. Daerah Pengendalian
Daerah yang diperuntukkan untuk pekerja radiasi. Garis demarkasi atau barikade perlu
ditempatkan pada jarak yang pajanan radiasinya 7.5µSv/hr atau 750µRem/hr.
2. Daerah Pengawasan
Bagian luar dari daerah pengendalian dimana pekerja yang bukan pekerja radiasi
dapat mengakses tetapi tidak untuk publik atau masyarakat. Batasan antara daerah
pengawasan dan publik adalah titik yang pajanan radiasinya 0.5µSv/hr atau
50µRem/hr.
Setiap kegiatan yang berkaitan dengan bahan radioaktif harus tercatat dan
terdokumentasi mengenai lokasi kegiatan sehingga mudah untuk diawasi.