Anda di halaman 1dari 2

1.a)berdasarkan Undang-undang No.

32 tahun 2004 pasal 157 sumber pendapatan atau penerimaan


daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU),
dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Terdiri dari belanja pegawai (gaji dan tunjangan, uang representasi), belanja bunga, belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak
terduga. Belanja tidak langsung hanya dapat dianggarkan oleh SKPKD. Pembiayaan daerah terdiri
dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan adalah semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan ini mencakup (pasal 60):

-Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA),

-Pencairan dana cadangan,

-Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,

-Penerimaan pinjaman daerah,

-Penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan

-Penerimaan piutang daerah.

Sementara, pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran
pembiayaan juga digunakan untuk memanfaatkan surplus APBD. Pengeluaran ini terdiri dari:

-Pembentukan dana cadangan,

-Penanaman modal (investasi) pemerintah daerah,

-Pembayaran pokok utang, dan

Pemberian pinjaman daerah.

b) Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

Efisiensi: pencapaian output yang optimal dengan input tertentu atas penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output input yang
dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana
efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

Beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen tersebut di atas dirasa belum cukup. Perlu
ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality).
Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial (social opportunity) yang sama untuk
mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu
dilakukan distribusi secara merata (equality). Artinya, penggunaan dana publik hendaknya tidak
hanya terkonsentrasi pada golongan tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.
2.a)Ekonomi: pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

Efisiensi: pencapaian output yang optimal dengan input tertentu atas penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output input yang
dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Efektivitas: tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana
efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

Beberapa pihak berpendapat bahwa tiga elemen tersebut di atas dirasa belum cukup. Perlu
ditambah dua elemen lain yaitu keadilan (equity) dan pemerataan atau kesetaraan (equality).
Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial (social opportunity) yang sama untuk
mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Selain keadilan, perlu
dilakukan distribusi secara merata (equality). Artinya, penggunaan dana publik hendaknya tidak
hanya terkonsentrasi pada golongan tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata.

b)- Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

- Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya merupakan
perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja
entitas atau fungsi yang diaudit

Anda mungkin juga menyukai