Anda di halaman 1dari 23

Aksi Nyata

Topik 3:

Merumuskan Alur Tujuan

Pembelajaran dan Tujuan

Pembelajaran

OLEH:
Herman Hermawan
SMAN 1 SIMPENAN
Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan Pembelajaran (TP)

merupakan deskripsi pencapaian

tiga aspek kompetensi

(pengetahuan, keterampilan,

sikap) yang diperoleh murid dalam

satu atau lebih kegiatan

pembelajaran. Tujuan

Pembelajaran disusun secara

kronologis berdasarkan urutan

pembelajaran dari waktu ke waktu

yang menjadi prasyarat menuju

Capaian Pembelajaran (CP).


Secara operasional, komponen Tujuan Pembelajaran dapat
memuat tiga aspek berikut ini:
Kompetensi, yaitu kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh murid
atau ditunjukkan dalam bentuk produk yang menunjukkan murid telah
berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Konten, yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.
Variasi, yang menjelaskan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan
tingkat tinggi yang perlu dikuasai murid untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Misal: mengevaluasi, menganalisis, memprediksi,
menciptakan, dan sebagainya.
i tu

a
e ) y tau

e gretan a ng

d a
D ( ngka ku y an

A
ti erila rapk

(a tau
Susunan

ud p
p iha

a
Audience –
d

ien es
Behavior –

ce erta
Condition –

)y d
Degree yang Dalam

ait id
selanjutnya
merumuskan

u s ik
kita sebut
tujuan

pembelajaran

isw
dengan ABCD

dari sebagian
diusahakan harus

itu

memuat 4 hal yang

n) aka

n
nd s yandalam

kalangan

C ( ivita kan jaran


pendidik
biasa dikenal

menganggap
dengan singkatan

g
y

ak ilaku bela

perlu
ABCD.

di ke B
c m (
o

berurutan.

a
pe i se pu avi
pa ambeh
i

d em
t

Sedangkan

m
b la y ) y
p

sebagian lagi

e
te an or
o

la h man ait
tidak harus

t
c

berurutan
jar e g a u

a n k
n

yang penting

keempatnya

ik an
u

tercapai.
ti

Contoh

Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat zat cair

impelementasi

ABCD dalam

melalui percobaan dengan benar.


membuat tujuan

pembelajaran

Audience – Behavior – Condition – Degree


disertaikan juga

pola urutannya:
Siswa dapat menyebutkan anggota tubuh

setelah melihat gambar dengan tepat.


Audience – Behavior – Condition – Degree

Melalui membaca teks dongeng, siswa dapat

menyebutkan isi pesan dalam dongeng dengan

benar.
Condition – Audience – Behavior – Degree

Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan

kelebihan pesawat sederhana dengan tepat.


Condition – Audience – Behavior – Degree
Menentukan tujuan pembelajaran.

Melakukan analisis setiap dimensi


Jika fase CP terdiri dari dua kelas,

Profil Pelajar Pancasila yang sesuai


maka tentukan TP dari kelas yang

dengan tujuan pembelajaran pada


paling rendah ke kelas yang paling

suatu fase tinggi.

Prosedur

Melakukan analisis CP yang

memuat materi dan kompetensi

Pengembangan
Perumusan TP memuat

kompetensi (pengetahuan,

pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Tujuan
keterampilan dan sikap),

konten, serta kebermaknaan

dalam pembelajaran.
Pembelajaran

Berdasarkan analisis pada


Menentukan jumlah jam

CP, tentukan materi utama


pelajaran yang

atau konten inti. diperlukan.


Alur Tujuan

Pembelajaran (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah

rangkaian tujuan pembelajaran yang

tersusun secara sistematis dan logis di

dalam fase secara utuh dan menurut

urutan pembelajaran sejak awal hingga

akhir suatu fase. Alur ini disusun secara

linear sebagaimana urutan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dari hari ke

hari untuk mengukur Capaian

Pembelajaran.
Skema Penurunan Alur

Tujuan Pembelajaran (ATP)

dan Tujuan Pembelajaran (TP)

Capaian

Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran


Asesmen
&
Asesmen

Formatif Tujuan Pembelajaran Sumatif

Indikator
Indikator
Indikator
Sedehana
dan
Informatif

Adaptif Esensial
dan dan
Fleksibel Konseptual

Prinsip-prinsip

Alur Tujuan

Operasional
dan Pembelajaran Berkesinam

Aplikatif bungan

Merdeka
Pengopti

Belajar malkan
Capaian

Pembela

jaran

(CP)

Sekilas tentang

Capaian

Pembelajaran
Capaian pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan

dapat dicapai oleh peserta didik di akhir fase untuk suatu

mata pelajaran.
Capaian Pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) yang meliputi

seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP,

SMA/SMK).
Satu fase berjarak 2-3 tahun untuk memberikan kesempatan

belajar yang lebih fleksibel dan mendalam.


Bagaimana guru dapat menggunakan

CP dalam merancang kegiatan

pembelajaran di kelasnya selama

setahun?

Guru perlu:
Berkolaborasi
dengan guru 1

Menurunkan CP menjadi tujuan-tujuan

fase.
pembelajaran dengan tingkat
kesulitan materi yang berjenjang sehingga

membetuk satu alur.

Mengembangkan TP

yang sudah mencakup

Merangkai tujuan-tujuan
aspek sikap,

pembelajaran dalam satu alur


pengetahuan, dan

dengan keterampilan, beserta

mempertimbangkan jenjang

materi/konten inti.
kedalaman materi, jenjang

cakupan, dan
jenjang kesulitannya.
Hal penting yang perlu dipertimbangkan
saat menyusun ATP:

SIMPENAN
1

SMAN 1
Kemampuan prasyarat. Perhatikan kemampuan

prasyarat yang perlu dipelajari peserta didik

untuk menguasai kompetensi pada CP.

2
Cakupan dan keluasan TP. Tujuan Pembelajaran

sebaiknya tidak terlalu umum. Pertimbangkan untuk

memecah TP yang terlalu umum ke dalam beberapa TP.

3
Keterkaitan antar TP. Perhatikan apakah

materi dalam sebuah TP sudah cukup

didukung oleh materi dalam TP yang lain.


Mengurutkan Tujuan Pembelajaran

Berikut adalah beberapa cara yang bisa digunakan


dalam mengurutkan tujuan pembelajaran:
Dari konten yang konkret dan berwujud ke

konten yang lebih abstrak dan simbolis.


Pengurutan Konkret
→ Abstrak
Contoh : Memulai pengajaran dengan

menjelaskan tentang benda geometris (konkret)

sebelum mengajarkan aturan teori objek

geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan
Dari konten bersifat umum ke konten
yang spesifik.

Deduktif Contoh : Mengajarkan tentang peta


secara umum terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang peta-peta tematik.

Dari konten paling mudah ke konten

Pengurutan dari

paling sulit.


Mudah Sulit
Contoh : Mengajarkan cara mengeja
kata-kata pendek sebelum mengajarkan
kata yang lebih panjang.
Mengajarkan keterampilan komponen konten yang

lebih mudah sebelum mengajarkan keterampilan yang

Pengurutan lebih kompleks.

Hierarki Contoh: Murid perlu belajar tentang penjumlahan

sebelum mereka dapat memahami konsep

perkalian.

Mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur

kemudian membantu peserta didik untuk menyelesaikan

Pengurutan tahapan selanjutnya.

Contoh : Dalam mengajarkan prosedur titrasi asam-basa,

Prosedural ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti

menyiapkan larutan,indikator asam-basa, memasang alat

titran, melakukan titrasi, dan mengolah data.

Meningkatkan kemampuan murid


sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap.

Scaffolding
Contoh : Dalam mengajarkan berenang, guru perlu

menunjukkan cara mengapung, dan ketika murid


mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini,

bantuan yang diberikan berkurang secara bertahap


sampai murid dapat berenang sendiri.
Contoh Praktik Proses Mendesain ATP

Jenjang SD-SMA/SMK
Mengembangkan kurikulum operasional
Membuat ATP dimensi/elemennya.

1 5
sekolah Disarankan tim penyusun alur Menentukan alur pengembangan

tujuan pembelajaran untuk mempelajari


kompetensi berdasarkan jenjang dan

Kurikulum Operasional Sekolah terlebih


durasi jam pembelajaran yang

dahulu. dibutuhkan untuk mengembangkan


kompetensi tersebut.

Pemahaman Profil Pelajar

2 6
Menurunkan ATP menjadi TP
Pancasila Memahami
Merujuk pada alur, rumuskan TP
secara utuh konsep dasar
dan pemahaman bermakna
yang ingin disampaikan.
Profil Pelajar Pancasila.
Tentukan asesmen
Mengembangkan kurikulum Tentukanlah produk akhir

3 7
operasional sekolah Disarankan tim
yang akan dibuat/kompetensi
penyusun alur tujuan pembelajaran yang ditunjukkan sebagai
untuk mempelajari Kurikulum indikator ketercapaian tujuan
Operasional Sekolah terlebih dahulu. pembelajaran.

Menguraikan Kompetensi Tentukan Metode untuk Mencapai

8
Tujuan Pembelajaran

4
dalam CP. Uraikan kompetensi

yang termuat dalam CP


Tentukan rancangan metode
pengajaran yang akan dipakai
berdasarkan Membuat ATP

untuk mencapai tujuan


dimensi/elemennya.
pembelajaran.
Satuan pendidikan dapat menentukan model

Pengaturan struktur kurikulum yang sesuai dengan


Waktu kondisi dan tujuan masing-masing satuan

Belajar pendidikan.

Mode Reguler
Mode Blok Mode Kolaborasi
Konsep-konsep dan keterampilan

Setiap pembelajaran dilakukan terpisah

antara satu mata pelajaran dengan

Pembelajaran dikelola
tertentu dari mata pelajaran diajarkan
mata pelajaran lainnya. Tatap muka

secara kolaboratif (team teaching).


dilakukan secara reguler setiap minggu,

dalam bentuk blok-blok


Guru berkolaborasi sedemikian rupa
dengan jumlah jam tatap muka sesuai

waktu dengan berbagai


untuk merencanakan, melaksanakan,
dengan yang ditetapkan oleh masing-

dan melakukan asesmen untuk suatu


masing satuan pendidikan berdasarkan

macam pengelompokkan. pembelajaran yang terpadu.


ketentuan minimal dari pemerintah.
g an

a ndi n
Perb 3

ih an
Keleb l
m o de Model Blok

Waktu pembelajaran

menjadi lebih banyak


t

sehingga murid dapa


dan

belajar hingga tuntas


mendalam.
yak

u ru me m iliki lebih ban


G n

tu u ntu k m enyelesaika
wak
n can a pe la jaran dan
g

r e s tu di ya n
eriksa dan
a n u n t u k
untuk mem ran Memungk
ink
engerjaka
n
si pembelaja e p e r t i m
mengevalua
,s
mendalam e li t ia n individu /

au p e n
proye k a t o ra s i a n ta r
murid
k , k o la b
kelompo
da n g u ru .
Model Kolaborasi

in g an

nd
Perba an 3

bih
Kele l
Murid belajar suatu konsep secara

mode
Lebih efisien karena guru bisa

komprehensif dan kontekstual memilah konsep yang perlu


karena keterampilan, pengetahuan
dieksplorasi secara lebih

dan sikap diintegrasikan untuk


mendalam dan konten yang

mencapai suatu penguasaan

memerlukan
kompetensi tertentu
waktu lebih sedikit.

Guru-guru terkondisikan untuk

berkolaborasi secara intensif

karena perlu memilih

kompetensi/konten yang selaras

dengan pemahaman yang dituju.


g an

a ndi n
Perb 3

ih an
Keleb l
m o de

Model Reguler

Memudahkan dalam pembuatan

jadwal pembelajaran di satuan

pendidikan.
Hal yang perlu

dipertimbangkan
dalam memilih model

belajar:

Model Blok
Pengaturan jam Ketersediaan sarana-

prasarana, mengingat
Perlu dirancang

mengajar guru sistem blok


strategi

membutuhkan

harus pengaturan sarana dan

tertentu agar

diperhitungkan prasarana yang ketat.


materi yang

Misalnya seperti

sedemikian pengaturan jam

diajarkan pada
pemakaian
satu blok tertentu

rupa. laboratorium, dsb. bisa tetap diingat.


Model

Kolaborasi

Perlu memberikan waktu


Satuan pendidikan

yang cukup untuk


harus memberikan

merencanakan dan fleksibilitas bagi guru

menyelaraskan antara guru

mata pelajaran yang

untuk mengelola

mengajarkan tujuan
penjadwalan mengikuti

pembelajaran yang berkaitan


kebutuhan yang bisa

atau sama dengan unit atau

konsep yang dipelajari.


berbeda setiap

term/semester/ tahun.
Beban yang harus dihadapi peserta
Daya serap peserta didik terhadap

didik setiap minggu harus


mata pelajaran akan sangat

diperhitungkan sedemikian rupa,


berpengaruh jika macam mata

sehingga peserta didik tidak terbebani


pelajaran yang diberikan dalam satu

dengan banyaknya beban mata


waktu tertentu terlampau banyak.
pelajaran.

1 2
Model

Reguler
3 4
Ada kecenderungan konten suatu
Perlunya koordinasi antarguru

mata pelajaran belum terserap,


mata pelajaran sehingga tidak

namun sudah harus ganti mata


memberikan tugas dalam waktu

pelajaran yang lainnya. yang bersamaan.


Terima Kasih
Siang-siang pergi ke kota,
Jangan lupa beli alpukat.
Demikian presentasi saya,
Semoga bisa bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai