Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR MENGENANG 40 HARI WAFAT

ADIK, KAKAK, MAMA, UMI KAMI TERCINTA


Almarhumah RUSMIANA Binti ABDUL MAJID

Duri, Selasa 15 September 2020 M (27 Muharram 1442 H)


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Ya Allah, Ya Rab, Tuhan Yang Maha Pengasih, Penyayang, Pencipta,
Penguasa, Pemelihara dan Pengawas Alam Semesta, Hanya kepada
Engkaulah ya Allah yang berhak kami sembah siang dan malam, Dunia dan
Akhirat. Milik Engkau Langit dan Bumi beserta isinya, Hidup dan mati kami
dalam Genggaman Mu.
Alhamdulillah segala puji ya Allah yang telah memberi Kami, Hamba
nikmat yang tidak terhingga segala tempat kami mengadu, mohon ampunan
dan pertolongan. Bimbinglah kami, Keluarga besar Abdul Majid, menjadi
Hamba Mu yang shaleh dan shalehah, yang senantiasa taat pada Allah dan
Rasul Nya, pandai bersyukur atas segala nikmat yang Engkau berikan, selalu
berdzikir/ingat kepada Allah dalam keadaan duduk, berdiri, dan berbaring,
sakit dan sehat, susah dan senang. Jadikanlah kami keluaga besar Abdul
Majid, jadi Keluarga taqwa, taat, benar, sabar dan ikhlas dalam beribadah.
Aamiin YRA.
Shalawat dan Salam tercurah kepada Jujungan Alam Nabi Besar
Muhammad, Rasulullah SAW. Dengan mengucapkan Allahumma Shali’ala
Shaidina Muhammad Waala Alihi Wabarik Wassalam. Semoga kelak di
Akhirat, kita di Surga Allah SWT. TYMK bersama Penegak Panji
Rasulullah, Muhammad SAW. Aamiin YRA
Setidaknya ada tiga hal penting yang mejadi catatan yang disampaikan
oleh Ayah saya, Ir. H. Darmawi MP Bin Abdul Majid selaku Abangnya
sebagai pengantar buku yang berisikan Surat Yasin dan Ayat-Ayat Allah
lainnya, agar bernilai dakwah sebagai kewajiban Cendikiawan Muslim S.
Al’Asr (103):1-3)
Dengan membaca Pengantar Mengenang 40 Hari Wafatnya
Almarhumah Rusmiana Binti Abdul Majid, diharapkan Kita semakin
Qur’ani menuju Insan yang bertaqwa. Aamiin YRA.
Pertama, sewaktu Almh Rusmiana Binti Abdul Majid masih hidup;
Tentunya sebagai manusia biasa, kita memiliki kekurangan dan
kelebihan. Seingat Ayah saya yang dekat dengan Almarhumah, beliau
mewariskan banyak nilai kehidupan yang agamis. Rusmiana adalah sosok
anak yang selalu berbakti kepada orang tua ( H. Abdul Majid dan Hj.
Badariah ) terutama Ibundanya. Umi selalu menjaga, merawat, dan
mengasuh Ibunda, terutama saat Ibunda sakit, hampir semua aktivitas
sehari-hari seperti makan, minum, buang kotoran serta mandi dilakukan di
tempat tidur. Rusmiana AM sungguh bekerja keras, banyak tenaga dan
waktu dihabiskan untuk melakukan pekerjaan tersebut di rumah Jl. Karya
Sari Gg. Filosofi No. 27 Pekanbaru (Rumah yang didiaminya selama lebih
dari 10 tahun). Semoga Almarhumah diberikan balasan dari Allah SWT,
TYMK atas kesabaran dan keihklasan melaksanakan ladang amal ibadah
yang sangat mulia tersebut.
Banyak firman Allah dalam Al-Quran dan Hadist Rasulullah mengenai
berbuat baik kepada orang tua (lihat S. An-Nisa (4): 36, S. An-An’am (6):
151, S. Al-Isra’ (17): 23, S. Al-Ankabut (29): 8, S. Lukman (31):14 – 15, dan S
Al-Ahkaf (46): 15).
Fakta dan kesaksian nyata yang sering dilihat dalam kehidupan kita,
bahwa orang yang menyayangi dan bebakti kepada kedua orang tuanya,
hidup mereka selalu sukses dalam naungan kasih sayang Allah SWT.
Almarhumah juga sosok yang rajin beribadah, menjalankan shalat
wajib 5 waktu di Mesjid, mengaji, Tahajud, Puasa Senin dan Kamis, serta
sering mengikuti Tausiah Agama, terutama di Masjid Nurul Islam
Tangkerang Selatan, Pekanbaru yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Almarhumah Rusmiana AM juga sudah didaftarkan pergi Haji ke Tanah
Suci Mekkah (SPPH) di Kantor Kementrian Agama Kota Pekanbaru dengan
nomor pendaftaran 142040001202 tanggal 18 Agustus 2014.
Umi kami mulai sakit pada bulan Februari 2020 dengan pembengkakan
pada salah satu kakinya dan menjalani operasi di RS Awal Bros Pekanbaru.
Sebelum itu, Almarhumah tidak pernah dirawat di Rumah Sakit manapun.
Setelah menjalani operasi, Beliau sempat membaik, dan dibawa ke Pandau,
dirawat oleh Adik iparnya Esti Mujilestari dan Adik Kandungnya Devi
Auzan AM. Tidak berapa lama kemudian kembali mengalami kemunduran
dan dirawat di RS Awal Bros Pekanbaru akibat perdarahan. Setelah keluar
dari RS, Beliau di bawa ke Duri tempat Kakaknya Yulisna AM dan Rusdi.
Setelah dua bulan di Duri, kondisi fisik nya semakin menurun dan dibawa ke
RSUD Duri selama dua hari. Dikarenakan keterbatasan fasilitas, beliau
dirujuk ke RS Awal Bros Pekanbaru. Selama sakit Almarhumah juga
dirawat dengan penuh perhatian oleh anak semata wayangnya, Muji
Ruswanti Pertiwi.
Almarhumah Rusmiana AM sewaktu hidupnya menikah dengan
Gunawan pada tanggal 13 September 2003 M di Duri, Riau dan resmi
bercerai pada tanggal 30 November 2017 M. Setelah resmi bercerai
Almarhumah membesarkan sendiri satu anak perempuannya, bernama Muji
Ruswanti Pertiwi yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SMAN 8
Pekanbaru, Riau.
Kedua, sewaktu Almarhumah Rusmiana AM wafat;
Umi Kami menghembuskan nafas terakhir di RS Awal Bros Pekanbaru
pada hari Kamis, 6 Agustus 2020 Pukul 12.50 WIB.
Kematian bukan sekedar takdir yang pasti dilalui setiap makhluk yang
hidup. Kematian juga bukan ‘keberakhiran’ dari sebuah ‘kehadiran’.
Kematian adalah nasihat bagi orang-orang yang masih sanggup menghela
nafasnya, mereguk nikmat Allah yang takkan ada habisnya. Allah telah
menciptakan kematian dan kehidupan di dunia ini. Allah telah
menganugerahkan kehidupan dan umur yang telah ditentukan (S. Al-Hajj
(22):5). Tak ada yang bisa lari, seperti firman Allah SWT (yang artinya),
“Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan” (QS. Jumu’ah (62): 8).
Kehidupan dunia hanyalah sesaat ibarat tempat bersinggah, bersenda
gurau. Kehidupan akhirat adalah selamanya (Al Quran). Lalu apa yang
hendak dicari?, kecuali ridha Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang yang dapat menghantarkan kita kepada surga yang kekal abadi.
Orientasi Hidup seperti inilah merupakan gaya hidup orang yang bertaqwa.
Banyak pesan Allah dalam Al Quran yang mengajarkan kita untuk
hidup sederhana/tidak boleh berlebihan, seperti makan dan minum, sedih dan
tertawa serta mencintai Dunia. Namun, dalam beribadah kepada Allah
dalam arti luas, menyikapi surat Adz-Zariat (51): 56, Umat Islam harus
serius, Khusuk, sungguh-sungguh dalam menyikapinya. Karena Allah sendiri
sungguh-sungguh mengurusi Makhluk Nya dan sangat menghargai setiap
proses kerja keras (usaha) yang dilakukan oleh Hamba Nya. Untuk itu, pesan
kami dalam beribadah : hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari ini sama dengan kemarin, maka
mereka termasuk orang yang merugi. Bila hari ini lebih buruk dari pada
kemarin maka akan dilaknat oleh Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.
Oleh karena itu, di tengah kehidupan duniawi yang melenakan,
melalaikan dari tugas ibadah yang telah ditetapkan pada segenap insan,
melupakan Allah yang telah menciptkan sekalian alam, nasihat tentang
kematian dan Hari Akhir sangat pas untuk ditanamkan dalam hati sanubari
setiap insan yang beriman. Bukan sekedar untuk menjadi bahan ceramah
yang mengutip ungkapan umum, “masuk dari kuping kanan dan keluar
kuping kiri”. Tapi, nasihat yang dapat menyadarkan kita tentang tujuan
hidup, jati diri dan tentang hakikat kehidupan yang tengah kita lalui saat ini.
Kematian adalah salah satu tanda kebesaran Allah dan mukjizatNya.
Tak satu kekuatan pun dimuka bumi ini yang dapat menghadang kematian.
Lihat firman Allah dalam Al Quran (S. Ali Imran (3): 185, S. An-Nisa (4): 78,
S. Al-A’raf (7): 34, S. Al-Hijr (1)5: 5, S. Az-Zumar (39): 30, dan S. Al-
Jumu’ah (62): 8). Maka tak ada jalan lain bagi setiap Muslim, kecuali
mengintropeksi dirinya, mengevaluasi setiap amalnya, sejauh mana
mengikuti titah dan perintah Allah dan RasulNya. Sejauh mana pula ia
mengindahkan laranganNya. Setelah itu semua, ia tak punya pilihan lain,
selain menghaturkan taubat kepada Allah, memohon ampunanNya dari
segala keliru dan dosa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.
Dulu kita berusaha untuk memiliki. Kini saatnya untuk melepas (harta,
tahta, anak, istri, dan cucu), semua akan kembali kepadaNya. Sehari berlalu,
umur berkurang dan berbuat baiklah selama masih kuat. Karena kita tidak
tahu kapan akan dipanggil. Hidup ini sangat singkat, sekejap kita akan tua
dan pasti masuk pusara. Dan syukurilah apa yang ada, Insya Allah pasti
bahagia.
Nasihat, pelajaran, dan pengingat tentang kematian ini hendaknya
terus diulang-ulang oleh para Dai, Ustadz dan Ulama agar umat menjadi
sadar dan ingat akan tujuan hidupnya (Q.S Adz-Dzariat (51):56).
Semua ini, supaya umat menjadi sadar, dan tidak larut dalam
perselisihan, kemungkaran dan kemaksiatan. Agar mata segenap umat
terbuka lebar dan terus mematangkan diri dalam agama, mempersiapkan
kematian, mulai berjuang untuk bangkit dari ketertinggalan dan
ketertindasan. Kita mohon kepada Allah SWT yang Mahasantun lagi
Mahamulia, yang Mahabaik lagi Maha Penyayang agar meringankan kita
ketika menghadapi sakaratul maut. Semoga Ia membimbing kita untuk
mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah ketika sakaratul maut dengan
penuh keyakinan dan menjadikannya sebagai akhir perkataan kita berpisah
dari alam dunia. Aamiin YRA.
Saudaraku, jika kebetulan kita (terutama Anak, Suami/Istri, Kakak,
Adik dsb) menyaksikan seseorang yang sedang sekarat, hendaklah kita segera
mentalqinkannya di telinga kanan (membimbingnya untuk mengucapkan)

kalimat syahadat terutama kepada. Jika Allah SWT telah memberinya


petunjuk untuk mengucapkannya, janganlah engkau berbicara denganNya.
Karena Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa yang akhir perkataannya (di dunia) ‘Laa ilaaha ilallah’ niscaya
ia masuk surga.” (HR. Abu Dawud No. 3116 dan Ahmad V/332)
Setelah ia berpulang ke Rahmatullah, maka tutuplah kedua matanya,
lemaskan anggota tubuhnya menutupi jenazahnya, memandikan,
memberikan wewangian, mengafaninya, menshalatkannya, menggotong dan
mengiringi jenazah ke kuburan serta mendoakannya.
Ayah Saya menyaksikan Jenazah Adiknya, Rusmiana AM benar-benar
tenang dan tersenyum seperti layaknya orang tidur. Ini Insya Allah
merupakan pertanda wafatnya Rusmiana AM, Hamba Allah ini Husnul
Khatimah dan Allah memanggilnya sebagaimana S. Al-Fajr (89): 27-30.
Aamiin YRA. Barangkali inilah balasan dari Allah atas perbuatan baik
selama hidupnya, terutama terhadap orangtuanya dan ibadah lainnya.
Wallahua’alam Bissawab.

Ketiga, setelah Umi Kami Wafat :

“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami kembali”


Setelah Umi Kami dinyatakan meninggal oleh dokter RS Awal Bros,
keluarga bersepakat untuk membawa Jenazah ke Duri. Sebelum
diberangkatkan ke Duri dengan Ambulans, bantuan Pak Udo H. Bistamam,
terlebih dahulu dibawa ke rumah ayah saya, Jalan Karya Sari No 39
Tangkerang Selatan, Pekanbaru. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
Pak Udo Kami. Sungguh banyak antusias sanak saudara, kaum famili, jiran
dan tetangga yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, berdatangan ke
rumah ayah saya ikut berduka dan mendoakan Almarhumah. Ini pertanda
pergaulan Umi Kami dalam bertetangga sangat baik.
Dalam penyelenggaraan fardu kifayah mulai dari memandikan,
mengafankan yang dipimpin oleh makcik Armi Binti Kh. Syarifuddin,
menyolatkan dan menguburkan Almarhumah, kami menyaksikan begitu
besar perhatian sanak saudara, kaum famili di kota Duri. Almarhumah
dikuburkan di TPU Keluarga Abdul Manan Jl. Sudirman, Duri dekat
kuburan Ibunda Tercinta Hj. Badariah. Sebelum dibawa ke kuburan, Ayah
Saya, Ir. H. Darmawi AM MP., langsung menjadi imam shalat jenazah
Almarhumah Adiknya Rusmiana AM di Masjid Abdul Manan, Duri.
Melalui Kesempatan yang berharga ini kami Keluarga Besar H.
Abdul Majid/ Imam Khalifah Bin Sulung/ K. Muhammad, menghaturkan
ucapan terimakasih atas perhatian, doa, kasih sayang dan bantuan baik moril
maupun material yang diberikan sehubungan dengan wafatnya Almarhumah
Rusmiana Binti Abdul Majid. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat,
nikmat, dan karuniaNya, serta membalas budi baik dan amal ibadah Bapak,
Ibu Saudara/i dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin YRA.
Dalam kesempatan ini, izinkanlah kami memohon dengan tulus kepada
Bapak, Ibu, Saudara/i, kiranya berkenan membukakan pintu maaf yang
sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan Almarhumah semasa
hidupnya.

Rasullulah SAW
bersabda : “bila seseorang telah meninggal, terputuslah untuknya pahala
segala amal kecuali tiga hal yang tetap kekal : Shadaqah jariyah, Ilmu yang
bermanfaat, dan Anak Shaleh yang senantiasa medoakannya” (Riwayat
Imam Bukhari dan Muslim).
Doa kami semua yang mencintai Umi, semoga Umi diampuni segala
dosaNya, diterima ibadahNya, dilapangkan kuburNya dan dijadikan Taman
Surga dan kelak Kita dikumpulkan di Yaumil Makhsyar di Surga Firdaus
bersama Penegak Panji Rasulullah, Muhammad SAW. Aamiin YRA.
Mudah-mudahan dakwah singkat ini memberi kesan bagi kita semua
dalam mengisi sisa-sisa hidup yang masih ada ini, untuk berusaha menjadi
Hamba Allah yang sabar, ikhlas dan akhirnya mendapat gelar yang paling
tinggi dari Allah SWT. TYMK, yaitu “TAQWA” (S. Al Baqarah(2) : 153-155
dan 172)
Wabillahitaufik Walhidayah, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dari Kemenakan Almarhumah
dr. AMIRAH YUSNIDAR Binti H. DARMAWI ABDUL MAJID

Kami Keluarga Yang Menyayangi


1. Almh Salmah AM (Kakak) + H. Ruslan
2. Drs. H. Zamari AM (Udo) + Dra. Hj. Woro Srikandi W.
3. H. Syahrial AM (Ongah) + Hj. Rostina
4. Ir. H. Darmawi AM. MP (Alang) + Hj. Yusniati SE
5. Alm. Drs. H. Azmi AM (Utho) + Hj. Raziah SPd.
6. Hj. Yulisna AM (Utih) + Drs. H. Rusdi
7. Devi Auzan AM. SH (Adik) + Esti Mujilestari
8. Muji Ruswanti Pertiwi (Anak)

Anak Kemenakan :
Khomsaruzam SE., Sapranafizar ST., Alm Muhammad Andrea S, Rahmalia
Hasanah SE., Dr. Novita Rahim SH. MH., Adharsyam, Ratnasari Akper.,
Yurma Sarini ST., Syawira Syam, Alm. Rawinan, Syukron Muflihun ST.,
Hayat Shobirin B.Sc (Comp), M.Mgt (Tech), Moh. Al Adieb SH. MBA., dr.
Amirah Yusnidar, Irham Maulana SH., Kurnia Eka Putri S.Psi., Khairunnisa
Samirah, Dina Okta Mirantika S.I.Kom., Erzanuary Akbar, Muhammad
Luthfi Afrizananda

Anda mungkin juga menyukai