Mongolia adalah negara di benua Asia yang terletak di antara Rusia di
utara dan Cina di selatan, jauh di pedalaman Asia timur jauh dari lautan mana pun. Negara ini memiliki iklim kontinental yang ditandai dengan musim dingin yang panjang dan musim panas yang singkat hingga panas. Keragaman pemandangannya yang luar biasa sebagian besar terdiri dari stepa dataran tinggi, semi-gurun, dan gurun, meskipun di barat dan utara pegunungan tinggi berhutan bergantian dengan cekungan bertitik danau. Mongolia sebagian besar merupakan dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata sekitar 5.180 kaki (1.580 meter) di atas permukaan laut . Puncak tertinggi berada di Pegunungan Altai Mongolia di barat daya, cabang dari sistem Pegunungan Altai. Bangsa Mongolia memiliki sejarah yang panjang dan terkenal di seluruh dunia. Yang paling sering di dengar tentu saja mengenai kisah kerajaannya pada masa pemerintahan Raja Genghis Khan. Kerajaan yang sangat besar yang wilayahnya mencakup Mongolia, sebagian besar Cina, Rusia, Asia Tengah, hingga ke timur tengah. Sistem pemerintahan yang berjalan saat ini adalah demokrasi, bentuk pemerintahannya adalah semi presidensial. Negara dipimpin oleh presiden dan pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri. Populasi dari negara mongolia berjumlah 3,2 juta jiwa dan agama mayoritasnya adalah budha. Perekonomian mayoritas merupakan agrikultural dan hasil tambang. Dalam pelaksanaan perekonomian Mongolia, China dan Rusia merupakan partner utama dalam kegiatan ekspor impor. A. Perekonomian Mongolia Mongolia termasuk dalam kategori negara berkembang, luasnya wilayahnya berbanding terbalik dengan populasinya ditambah dengan medan geografis dan iklim di negara ini menjadi hambatan dalam perkembangan ekonominya. Banyak wilayahnya hanya dibiarkan kosong dan belum dimanfaarkan. Mongolia memiliki potensi pariwisata yang tinggi, akan tetapi untuk sekarang ini perekonomiannya baru berfokus pada agrikultural, hasil tambang dan baru baru ini merambah ke perindustrian. Pada tahun 2016, Mongolia mengalami krisis ekonomi yang membuat negara ini menderita dan hingga sekarng masih belum pulih. Seperti pada negara berkembang lainnya, korupsi menjadi permasalahan dalam pemerintahannya. Ditambah dengan krisis ekonomi yang menimpa, pada tahun 2019 terjadi demonstrasi besar yang menuntut mundurnya pemerintahan. Mongolia diberkahi dengan wilayah yang banyak sekali mengandung mineral berharga seperti: emas, tembaga, batu bara, molybdenum, fluorspar, zinc, tungsten, tantalum, niobium, yttrium, thorium, zircon, iron and uranium. Di sektor agrikultural mongolia banyak mengexpor binatang ternak (sapi, kambing, babi), kuda, unta. Produk pertaniannya adalah kentang, gandum dan jagung. Selain tambang dan agrikultural Mongolia juga terkenal akan produksi tekstil cashmirenya. Mongolia merupakan negara pengekspor cashmire terbesar kedua di dunia. B. Pembangunan Ekonomi Mongolia
Bangsa Mongolia awalnya merupakan suku nomaden, akan tetapi di era
modern ini bangsa Hun (penduduk asli Mongolia) mulai menetap di perkotaan demi dapat mengakses modernisasi. Pembangunan di Mongolia sendiri terbilang masih tertinggal dibanding negara-negara lain. Fasilitas bagi masyarakatnya juga masih kurang. 90% dari jalan yang ada di mongolia masih belum di aspal, jalur rel kereta api juga masih sangat kurang. Hal ini tentunya sangat menghambat proses perekonomian di negara ini, terlebih luasnya wilayah Mongolia. Pada tahun 2017 tercatat Mongolia memiliki hutang luar negeri sebesar 1,15 miliyar dollar amerika. Masalah pembangunan pemukiman menjadi salah satu fokus pembangunan yang dilakukan untuk kesejahteraan rakyatnya. Krisis yang terjadi tahun 2016 menyebabkan negara ini sempat di ambang kebangkrutan dan tidak mampu menggaji pegawai pemerintahannya. Pinnjaman di ajukan Mongolia kepada IMF sebesar $343 juta dollar amerika guna mengatasi krisis ini. Pinjaman tersebut di setujui dan di cairkan pada tahun 2017. Kendati demikian perekonomian Mongolia masih belum pulih dan masih berjuang dari krisis ekonomi dan hutang yang menumpuk. Guna membangkitkan perekonomian Mongolia mengajak berbagai investor dari negara tetangga untuk berinvestasi di negaranya. Hal ini guna memicu pertumbuhan industrial di negara ini dan dapat mengatasi masalah lapangan pekerjaan. Selama ini Mongolia lebih banyak melakukan perdagangan dalam hujud barang mentah seperti pertambangan dan agrikultural. Dengan masuknya investor dan berdirinya pabrik pengolahan di harapkan hal ini mampu mengatasi permasalahan perekonomian di Mongolia. Sejak 2021 Mongolia telah melakukan negosisasi dengan China dan beberapa negara lain mengenai investasi pengolahan tambang emas, tembaga dan batu bara. C. Kesimpulan Mirip seperti Indonesia Mongolia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah tetapi masih belum mampu untuk mengeksplorasi secara maksimal, peningkatan SDM juga masih berjalan lambat seperti fasilitas jalan dan jalur distribusinya. Selama ini Mongolia banyak mengandalkan negara kuat tetangga yakni China dan Rusia sehingga perekonomian mereka sangat bergantung dari negara ini. Sepertiga dari penduduk Mongolia merupakan penduduk miskin dan tidak dapat merasakan hasil tambang yang melimpah dari negaranya karena selama ini proses perdagangan hanya berupa barang mentah. Inilah yang menjadi proses pembangunan Mongolia sekarang ini untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya serta meningkatkan infrastruktur yang ada pada nMongolia. DAFTAR PUSTAKA
https://www.heritage.org/index/country/mongolia di unduh pada tanggal 9 April
2022 https://www-britannica-com/place/Mongolia di unduh pada tanggal 9 April 2022 https://www.worldbank.org/en/country/mongolia/overview#1 di unduh pada tanggal 9 April 2022 https://www.wto.org/english/tratop_e/tpr_e/tp506_crc_e.htm di unduh pada tanggal 9 April 2022 https://amp.dw.com/id/mongolia-negara-kaya-rakyat-miskin/a-15455213 di unduh pada tanggal 9 April 2022 https://www.cnnindonesia.com/internasional/20160708172754-113-143725/ didera-masalah-ekonomi-mongolia-tunjuk-mantan-menkeu-jadi-pm di unduh pada tanggal 9 April 2022