Anda di halaman 1dari 8

DINAMIKA PENDUDUK MONGOLIA

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Trisya Namira Putri
Kelas : IX.6
Guru Pembimbing : Marleni, S.pd

SMP NEGERI 5 PALEMBANG


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN AJARAN
2023-2024
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Mongolia adalah sebuah negara yang terletak di Asia Timur Tengah. Negara ini
berbatasan dengan Rusia di utara dan Tiongkok di selatan, timur, dan barat. Mongolia
memiliki luas wilayah yang sangat besar, tetapi memiliki populasi yang relatif kecil. Ibu
kota negara ini adalah Ulaanbaatar. Mongolia adalah suatu negara yang terisolasi dari
wilayah daratan dengan total luas wilayah 1.564.116 𝑘𝑚2 (Enkhjargal and Burmaajav
2015). Mongolia memiliki rata-rata ketinggian menjulang hingga 1.580 meter di atas
permukaan laut (dpl). Seluruh daerahnya mencakup padang rumput yang lapang, daerah
pegunungan di bagian barat, dan Padang Gurun yang tandus di sebelah selatan dan
tenggara (Handoyo 2021).
Mongolia memiliki kebudayaan yang kaya dan unik yang telah berkembang
selama ribuan tahun di dataran tinggi Asia Tengah. Mongolia memiliki sejarah yang
panjang sebagai bangsa nomaden dan budaya yang tercermin dalam gaya hidup, seni,
musik, tarian, bahasa, dan tradisi mereka. Kebudayaan Mongolia dipengaruhi oleh
budaya negara-negara Asia yang pernah berhubungan dengannya, termasuk Tiongkok,
Rusia, dan Barat. Saat ini, banyak keluarga Mongol tinggal di kota , namun budaya
nomaden masih kuat di Mongolia. Mongolia terkenal dengan musik tradisional, tarian,
dan nyanyian tenggorokannya. Masakan Mongolia juga cukup unik dan mencakup
beragam daging, produk susu, dan sayuran (A 2022).

Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan jumlah penduduk Mongolia dalam beberapa dekade
terakhir?
2. Bagaimana sebaran geografis penduduk Mongolia?
3. Apa komposisi penduduk Mongolia dalam hal usia, jenis kelamin, dan etnisitas?
4. Bagaimana budaya Mongolia memengaruhi dinamika penduduk?

Tujuan
1. Menggambarkan perkembangan jumlah dan sebaran penduduk Mongolia.
2. Menganalisis komposisi penduduk Mongolia dalam berbagai aspek.
3. Menyelidiki pengaruh budaya Mongolia terhadap dinamika penduduk.
4. Menyimpulkan temuan yang relevan dari analisis ini.
Bab II
Pembahasan

Jumlah dan Sebaran Penduduk Mongolia

Mongolia adalah negara yang terkenal dengan wilayahnya yang luas dan sebagian
besar didominasi oleh padang rumput dan gurun. Namun, populasi Mongolia relatif kecil
jika dibandingkan dengan luas wilayahnya yang mencapai lebih dari 1,5 juta kilometer
persegi. Dalam pembahasan ini, kita akan melihat lebih dalam mengenai jumlah dan
sebaran penduduk Mongolia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Mongolia memiliki jumlah penduduk yang relatif kecil jika dibandingkan dengan
wilayahnya yang luas. Menurut penjabaran worldmeter dari data terbaru PBB yang
tersedia per minggu 10 September 2023, jumlah penduduk Mongolia diperkirakan
mencapai 3.447.157 jiwa. Pada penjabaran worldmeter memperkirakan Populasi
Mongolia setara dengan 0,04% dari total populasi dunia sehingga Mongolia menempati
peringkat nomor 133 dalam daftar negara berdasarkan populasi (Populasi Mongolia
(LANGSUNG) n.d.).
Mongolia memiliki kepadatan penduduk hingga 2 per 𝑘𝑚2 yang artinya setiap per
𝑚2 terdapat 6 orang yang menempatinya. Sebaran penduduk Mongolia sangat tidak
merata. Wilayah utara dan tengah Mongolia adalah yang paling padat penduduknya,
terutama di sekitar ibu kota, Ulaanbaatar. Sebagian besar penduduk Mongolia, sekitar
68%, tinggal di area perkotaan, sementara sisanya tinggal di pedesaan. Ulaanbaatar
adalah kota terbesar dan ibu kota Mongolia, yang juga menjadi pusat ekonomi, budaya,
dan pendidikan negara ini. Ini adalah kota terpadat dengan lebih dari satu juta penduduk.
66,7% penduduk Mongolia tinggal diperkotaan dengan populasi 2.300.479 jiwa pada
tahun 2023 serta usia rata-rata penduduk mongolia adalah 27 tahun (Populasi Mongolia
(LANGSUNG) n.d.).
Di sisi lain, wilayah selatan dan barat daya Mongolia memiliki kepadatan
penduduk yang jauh lebih rendah. Wilayah gurun Gobi yang luas dan kondisi geografis
yang keras di wilayah tersebut membuatnya kurang sesuai untuk pemukiman manusia.
Namun, ada beberapa komunitas gurun yang tersebar di wilayah ini, yang hidup sebagai
penggembala nomaden.

Komposisi Penduduk Mongolia


Penduduk Mongolia memiliki sebaran usia yang mencakup berbagai kelompok
usia, dengan mayoritas individu berada dalam kelompok usia muda hingga menengah.
Sekitar 34% penduduk Mongolia berusia di bawah 24 tahun, sementara kelompok usia
25 hingga 54 tahun mencakup sekitar 53% dari populasi. Usia 55 tahun ke atas mencakup
sisanya, yaitu sekitar 13%. Sebaran jenis kelamin cenderung seimbang, dengan
perbandingan antara pria dan wanita yang relatif seragam, dengan perkiraan persentase
sekitar 51% pria dan 49% wanita.
Dalam hal komposisi etnis, sekitar 94% populasi Mongolia adalah keturunan
Mongolia Buryat, yang merupakan kelompok etnis mayoritas. Kelompok etnis minoritas
seperti Kazakh dan Kazakh Uriankhai mencakup sisanya, dengan perkiraan persentase
masing-masing sekitar 5% dan 1%. Tingkat pendidikan di Mongolia beragam, dengan
mayoritas penduduk memiliki akses ke pendidikan dasar dan menengah. Sekitar 95%
penduduk Mongolia memiliki tingkat melek huruf yang tinggi. Tingkat pendidikan yang
lebih tinggi bervariasi, tetapi sekitar 17% penduduk telah menyelesaikan pendidikan
tingkat universitas atau tingkat pendidikan yang setara.
Sebagian besar penduduk Mongolia terlibat dalam sektor pertanian dan
peternakan, terutama di daerah pedesaan. Sekitar 30% populasi Mongolia berada di sektor
ini, yang mencakup pertanian tanaman dan peternakan ternak. Sementara itu, sektor
pertambangan, terutama ekspor mineral seperti batu bara, tembaga, dan emas, juga telah
menjadi sumber penghasilan yang signifikan bagi beberapa kelompok, dengan perkiraan
persentase sekitar 6%. Dalam hal agama, sebagian besar penduduk Mongolia masih
mempraktikkan tradisi kepercayaan Buddha Lama yang kuat, meskipun beberapa
individu mungkin menganut agama-agama lain atau mengidentifikasi diri mereka sebagai
ateis. Secara tradisional, Lamaisme Buddha adalah agama yang dominan. Namun, biara
ini ditindas di bawah rezim komunis hingga tahun 1990, dan hanya satu biara pamer yang
diizinkan tetap ada. Sejak tahun 1990, ketika liberalisasi dimulai, agama Buddha
mengalami kebangkitan kembali. Sekitar 4 juta etnis Mongol tinggal di luar Mongolia;
sekitar 3,4 juta tinggal di Tiongkok, terutama di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, dan
sekitar 500.000 tinggal di Rusia, terutama di Buryatia dan Kalmykia (State 2017).

Budaya Penduduk Mongolia

Budaya Mongolia adalah warisan yang kaya dan unik, yang telah berkembang
selama berabad-abad di dataran tinggi Asia Tengah. Gaya hidup nomaden adalah ciri khas
yang mendalam, dengan banyak penduduk Mongolia masih hidup sebagai penggembala
ternak dan menggunakan yurt atau ger sebagai tempat tinggal portabel mereka. Yurt, tenda
bundar yang dapat dipasang dengan mudah, memiliki makna spiritual dalam budaya
Mongolia dan mewakili kehidupan nomaden yang berkelanjutan. Bahasa Mongolia
adalah bahasa resmi negara, yang menggunakan alfabet Cyrillic. Seni dan kerajinan
Mongolia mencakup bordir tangan yang rumit, pembuatan pakaian tradisional seperti
"deel," dan seni lukis yang sering menggambarkan alam dan kehidupan nomaden.
Musik Mongolia sering menggabungkan alat musik tradisional seperti morin
khuur dan ikh khuur, sementara tarian tradisional seperti "tsam" dan "biyelgee"
mencerminkan kehidupan nomaden. Pakaian tradisional Mongolia, deel, adalah jubah
panjang dengan warna-warna cerah. Agama Buddha Lama adalah agama dominan di
Mongolia, dengan tradisi keagamaan yang beragam. Festival Naadam adalah perayaan
budaya paling terkenal di Mongolia, dengan olahraga tradisional seperti gulat, balap kuda,
dan panahan. Kebudayaan Mongolia juga mencerminkan ketahanan dan ketangguhan
dalam menghadapi kondisi iklim yang keras dan tantangan kehidupan nomaden, dengan
nilai-nilai seperti kemandirian dan kerja keras sangat dihargai.
Budaya Mongolia juga mencakup elemen keagamaan yang kuat. Agama Buddha
Lama adalah agama dominan di Mongolia, dan banyak penduduk Mongolia memiliki
tempat ibadah Buddha Lama di rumah mereka. Selain itu, unsur-unsur agama kuno seperti
Shamanisme juga masih memengaruhi kehidupan spiritual masyarakat Mongolia.
Pakaian tradisional Mongolia, deel, adalah jubah panjang dengan leher tinggi dan
warna-warna cerah yang sering dikenakan saat perayaan dan festival. Pakaian ini juga
berfungsi untuk melindungi dari cuaca ekstrem di dataran tinggi. Festival Naadam adalah
salah satu perayaan budaya yang paling terkenal di Mongolia, di mana berbagai olahraga
tradisional Mongolia, seperti gulat, balap kuda, panahan, dan balap unta, menjadi sorotan
utama. Festival Naadam adalah acara penting dalam menjaga identitas dan budaya
Mongolia.
Selain itu, budaya Mongolia telah membentuk mentalitas yang tangguh dan tahan
banting dalam menghadapi kondisi iklim yang keras dan tantangan kehidupan nomaden.
Kehidupan di dataran tinggi yang luas dan beriklim ekstrem telah memberikan pandangan
hidup yang unik bagi penduduk Mongolia. Nilai-nilai seperti kemandirian, kerja keras,
dan kehidupan sederhana sangat dihargai dalam masyarakat Mongolia saat ini.
Budaya Mongolia adalah warisan yang berharga dan mengagumkan yang
mencerminkan sejarah panjang dan kehidupan di dataran tinggi yang menantang.
Meskipun beberapa aspek budaya telah mengalami modernisasi, nilai-nilai tradisional
dan identitas nomaden masih sangat kuat dalam masyarakat Mongolia saat ini.
Kesimpulan
Dinamika penduduk Mongolia mencerminkan kondisi geografis dan budaya yang unik.
Populasi yang relatif kecil dengan sebaran yang tidak merata, komposisi penduduk yang
muda, dan pengaruh budaya nomaden dan pastoral menjadikan Mongolia negara yang
menarik untuk dikaji. Untuk memahami secara lebih baik tentang dinamika penduduk
Mongolia, penting bagi negara ini untuk terus mengembangkan kebijakan yang
berkelanjutan, mempertahankan budaya uniknya, dan menjaga keseimbangan antara
tradisi dan modernitas dalam menghadapi perubahan zaman.
Daftar Pustaka

A, Bayanbat. 2022. “Budaya, Warisan, Dan Tradisi Mongolia.” correct mongolia.


Enkhjargal, Altangerel, and Badrakhyn Burmaajav. 2015. “Impact of the Ambient Air
PM2.5 on Cardiovascular Diseases of Ulaanbaatar Residents.” Geography,
Environment, Sustainability 8(4): 35–41.
Handoyo, P E. 2021. PANGGILAN PADANG: Pengembaraan Misi Ke Dalam Kehidupan
Nomaden Mongolia. Penerbit Andi.
https://books.google.co.id/books?id=UnkeEAAAQBAJ.
“Populasi Mongolia (LANGSUNG).” Worldometer.
State, U.S. Department of. 2017. “Mongolia.” U.S. Department of State.

Anda mungkin juga menyukai