Anda di halaman 1dari 31

STUDI KAWASAN ASIA TIMUR – MONGOLIA

Dosen Pengampu :

Firstyarinda Valentina Indraswari, S.Sos., M.Si

Disusun Oleh :

Ali Chusein Alcharisiy 195120407111005

Rizq Muhammad Ariiq 195120400111008

Aulia Amartya Arzarine 195120400111010

Elang Puguh Raka Siwi 195120401111020

Mochammad Fernanda Ardiansyah 195120401111024

Anggoro Dwi Laksono 195120407111031

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mongolia negara yang terletak diantara Rusia dan Tiongkok merupakan salah satu

negara yang terletak di kawasan Asia Timur yang memiliki wilayah sebesar

1.564.116 kilometer2 ini merupakan perpecahan dari dinasti Qin, potensi negara

Mongolia setelah mendeklarasikan untuk berpisah dengan dinasti Qin pada 1911

yang berkembang pesat setelah transisi ideology negara nya. Berawal dari paham

komunis yang bertransisi menjadi Demokrasi dan memulai keterbukaan ke dalam

pasar bebas. Mongolia dianggap sebagai promotor demokrasi barat terkenal. Hal ini

yang membuat reformasi sistem politik dan ekonomi sosial Mongolia berkembang

cukup pesat, ditambah dengan ketertarikan Mongolia dengan paham atau ide ide barat

dan kedekatan dengan Uni Eropa tersebut. Selepas runtuhnya Uni Soviet membuat

Monggolia berhasil keluar dari zona yang tidak nyaman yang mana membuat

Mongolia tetap tertutup. Hal ini membuat Mongolia berproses dan mulai terbuka di

dunia global. ditambah kedekatan Mongolia terbukti dengan adanya kerjasama Uni

Eropa pada tahun 19891. Hadirnya konsep Third Neighbour Policy(TNP) dengan

TNC ini juga mendorong Mongolia yang bergantung pada negara besar tetangga

seperti Rusia dan China mulai berevolusi lebih luas dan membantu transisi ideology
1
KATERYNA ROLLE, “MONGOLIA: COUNTRY and FOREIGN POLICY OVERVIEW,” EIAS (EUROPEAN
INSTITUTE FOR ASIAN STUDIES), last modified 2013, accessed October 13, 2021,
https://www.eias.org/wp-content/uploads/2016/04/EIAS_Briefing_Paper_2013-
5_Kateryna_Rolle_0.pdf.
menjadi Demokrasi menjadi lebih luas yakni mengacu pada demokrasi Timur dan

Barat dan Organisasi Internasioanl. Keterbukaan Mongolias di perkuat dengan revisi

kebijakan TNP ini pada tahun 2011 serta keberhasilan keterbukaan Mongolia

dibuktikan dengan adanya hubungan atau kerjasama Mongolia dan Uni Eropa

memuncak ketika kedua belah bihak melakukan perjanjian atau penandatanganan

kerjasama Partnership Cooperation Agreement (PCA) di bulan April 2013.

Dalam perjanjian ini PCA di harapkan bisa memperluas kerjasama di lingkup

regional dan Internasional. Tujuan keterbukaan Mongolia dan kebijakan luar

negerinya dibuat untuk mempertahankan kemerdekaanya dan kedaulatan negaranya

dengan cara mempererat dan menjalin hubungan dengan dunia luar, baik dari

perkembanga politik, ekonomi, dan budaya2. Adanya sember daya yang melimpah

seperti batu bara, tembaga, dan emas membuat monggol semakin di lirik oleh dunia

inernasional, akan tetapi karena ketidak stabilan proses hukum dan pemerintah

sumber daya yang ada di Monggol menjadi sedikit konfliktual, Adanya praktik

korupsi yang dilakukan oleh pemerintah mongolia membuat kerjasama sedikit

terhambat dengan para investor3.

Hal ini membuat mitra politik Mongolia tercemar dan pemerintahan Mongolia

harus mengganti kerugian yang diciptakan. Keterpurukan yang di alami Mongolia

2
The Editor, “Concept of Mongolia’s Foreign Policy,” Mongolian Journal of International Affairs 2
(2015).
3
M JARGALSAIKHAN, “MONGOLIA’S DOMESTIC POLITICS COMPLICATE FOREIGN POLICY IN A
PRECARIOUS INTERNATIONAL SETTING - Google Search,” East-West Center, last modified 2017,
accessed October 13, 2021, https://www.jstor.org/stable/resrep17396?
seq=1#metadata_info_tab_contents.
tersebut menyebar luas terdapat tawaran bantuan dari China untuk memberikan

suntikan dana, akan tetapi Mongolia masih melihat ketakutan akan ketergantungan

yang tercipta akibat kekuatan china yang luar biasa dan adanya beberapa masyarakat

yang masih teringat akan masalah historis terhadap China yang mengklaim dirinya

sebagai masyarakat anti China. Hal ini tentu memperburuk hubungan China dan

Mongol. Dilemma mongol terhadap China bisa berubah jika diplomat perlu

memisahkan kebijakan luar negeri dengan kompetisi politik dalam negeri 4. Akan

tetapi dengan adanya konsep TNP yang di revisi pada tahun 2011 dimana pada

konsep itumenekankan Politik Luar Negeri yang lebih seimbang serta menjaga mitra

hubungan antara negara besar yang mengapit Mongolia yakni Rusia dan China yang

menekankan pada beberapa factor seperti sejarah, letak geografis dan ekonomi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini

adalah “Bagaimana Mongolia menerapkan Kebijakan Luar Negeri Third Neighbour?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan dan

pengaplikasian Kebijakan Luar Negeri Third Neighbour oleh Mongolia”.

4
Ibid.
BAB II

PEMBAHASAN

Profil Negara Mongolia

Mongolia merupakan negara yang terkurung daratan antara Cina dan Rusia,

Mongolia adalah negara yang paling jarang penduduknya di dunia dengan luas

daratan 1,56 juta kilometer persegi dan populasi hanya 2,8 juta. 5 Mongolia memiliki

sumber daya alam yang melimpah, termasuk tembaga, perak, besi, emas, dan

uranium. Pertambangan menyumbang 17,3 persen dari PDB Mongolia pada tahun

2011. Pertambangan seperti Tavan Tolgoi dengan deposit batu bara kadar tinggi

dengan cadangan enam miliar ton sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. 6

Bahkan, dikatakan bahwa Mongolia memiliki cukup batu bara untuk memasok

ekonomi China setidaknya selama 50 tahun. Sebagai contoh yang menggambarkan

potensi besar sektor pertambangan Mongolia, kesepakatan yang dibuat dengan Rio

Tinto untuk mengekstraksi tembaga dan emas dari tambang Oyu Tolgoi di gurun

pasir Gobi Selatan disepakati pada 6 Oktober 2009. Tambang tersebut diperkirakan

bernilai USD 1,2 triliun dan diharapkan menjadi salah satu tambang penghasil

tembaga terbesar di dunia. Mongolia memiliki 34 persen saham di tambang tersebut.

Faktanya, ketika tambang mencapai kapasitas penuh, itu akan menyumbang sekitar

sepertiga dari PDB Mongolia.

5
The World Bank. (2013). Mongolia. Retrieved from http://search.worldbank.org/data?
qterm=Mongolia&language=EN.
6
BBC News. (2011). Mongolia targets global mining role as investments soar. Retrieved from
http://www.bbc.co.uk/news/business-13078336.
Hampir setengah dari populasi tinggal di ibu kota Ulaanbaatar, sementara

sekitar 40 persen tenaga kerja negara itu menggembalakan ternak di pedesaan. 7

Kazakh Turki Muslim Sunni adalah etnis minoritas terbesar (5%) dan tinggal di

provinsi barat. Buddhisme Tibet adalah kepercayaan tradisional di Mongolia (50%),

meskipun penindasan Komunis membatasi ekspresi keagamaan pada 1960-an-1980-

an. Sejak penarikan Rusia pada tahun 1990, dan reformasi politik dan sosial, ada

minat dan kebebasan baru dalam spiritualitas dan ekspresi keagamaan.

Pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita adalah USD 3.160 pada tahun

2012.8 Mongolia sekarang menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan dan

perubahan ekonomi tercepat di dunia, didorong oleh investasi asing langsung (FDI)

dalam proyek pertambangan. Negara ini melaporkan tingkat pertumbuhan 17,5 persen

pada tahun 2011, meskipun ini menurun menjadi tingkat pertumbuhan dua belas

persen pada tahun 20129 - rata-rata tingkat pertumbuhan adalah antara enam dan

sepuluh persen.

Namun demikian, pasar Mongolia masih kecil dibandingkan dengan

ukurannya dan meskipun kaya akan sumber daya; negara ini tidak memiliki keahlian

teknologi dan investasi untuk memanfaatkannya. Basis ekonomi yang sempit juga

membuatnya sangat rentan terhadap bencana alam dan gejolak pasar komoditas

dunia. Penjualan komoditas merupakan sumber pendapatan utama bagi pendapatan


7
BBC News. (2013). Mongolia profile. Retrieved from http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-
15384630.
8
The World Bank. (2013). Mongolia. Retrieved from http://search.worldbank.org/data?
qterm=Mongolia&language=EN
9
BBC News. (2013). Mongolia profile. Retrieved 29 July 2013 from
http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific15460525.
fiskal pemerintah, menyoroti kesulitan yang dihadapi jika harga diturunkan. Evolusi

ke ekonomi pasar juga telah menyebabkan meningkatnya kesenjangan sosial (indeks

Gini-nya adalah 44 persen) dan pengangguran yang cukup besar dan setengah

pengangguran.10 Sekitar sepertiga penduduk hidup dengan kurang dari USD 1 per

hari, angka yang belum membaik sejak tahun 1990-an. Garis kemiskinan saat ini di

negara tersebut ditetapkan pada 30.000 tugrik Mongolia (MNT) (EUR 14) sebulan di

Ulaanbaatar, dan di MNT 24.743 (EUR 11,5) sebulan di bagian lain negara itu. Orang

Mongolia yang tinggal di pedesaan adalah terutama dipengaruhi oleh tingginya

tingkat kekurangan, diperburuk oleh kondisi cuaca ekstrim dan perubahan iklim. Hal

ini mengakibatkan eksodus pedesaan yang menyebabkan banyak penggembala

nomaden yang tinggal di kota-kota kumuh di pinggiran ibukota ketika mereka

mencoba mencari pekerjaan. Kota-kota kumuh ini dikenal sebagai distrik ger karena

sebagian besar rumah di daerah ini adalah tenda ger tradisional Mongolia.

Mongolia sangat berjuang untuk menyediakan layanan sosial, khususnya

perawatan kesehatan dan pendidikan pemuda. Ada juga pelanggaran hak asasi

manusia sesekali dalam hal perlakuan terhadap tahanan, penjahat, korban serta

diskriminasi gender. Terakhir, dalam hal kesejahteraan anak, ada kekhawatiran

tentang penggunaan pekerja anak ilegal yang sedang berlangsung, yang terkait

langsung dengan kemiskinan keluarga penambang, dan UNICEF baru-baru ini

10
European External Action Service. (2007). Mongolia – European Community, Strategy Paper 2007-
2013, p.5.
menyatakan kekhawatirannya atas kesehatan dan keselamatan joki anak di

lingkungan tradisional. kompetisi balap kuda.

Pada abad ke-13, di bawah kepemimpinan Jenghis Khan, bangsa Mongol

menaklukkan kerajaan besar Eurasia. Namun, setelah kematiannya, kekaisaran

terfragmentasi dan akhirnya menjadi provinsi Cina yang dikenal sebagai Mongolia

Luar.

Pada tahun 1921, Mongolia memenangkan kemerdekaan dengan dukungan

dan dukungan dari Rusia. Pada tahun 1924, sebuah rezim komunis dipasang dan

Mongolia terus beroperasi dengan pengaruh dan bantuan Soviet yang signifikan

hingga tahun 1990. Dengan reformasi politik dan ekonomi pemimpin Soviet Mikhail

Gorbachev, penarikan pasukan Soviet, dan disintegrasi Uni Soviet yang komunis

pada tahun 1924. 1991, Mongolia memasuki era baru.

Sejak itu, sebuah konstitusi demokratis baru telah diadopsi dan reformasi

ekonomi telah menyaksikan privatisasi ekstensif dari ekonomi yang sebelumnya

dijalankan oleh negara. Mongolia telah sangat memperluas hubungan politik dan

keuangannya dengan AS, Jepang dan Uni Eropa, tetapi terus tetap sangat bergantung

pada tetangga Rusia dan China untuk perkembangan ekonomi dan perdagangan.
Birokrasi Politik Domestik Mongolia

Secara umum, Mongolia merupakan negara dengan sistem politik demokrasi

parlementer yang ditentukan oleh hak pilih universal.11 Hal ini merupakan pembaruan

sistem politik pasca 1990 dimana pengaruh Uni Soviet terhadap Mongolia mulai

menghilang. Hilangnya pengaruh Uni Soviet di Mongolia merupakan imbas dari

kolapsnya Uni Soviet di periode 1989 hingga mencapai puncaknya pada 1991. Hal

tersebut didukung oleh pernyataan bahwa pada tahun 1990, Mongolia melihat

revolusi damai yang mengantarkan reformasi demokratis dan mentransformasi

Mongolia menjadi negara demokratis dengan konstitusi demokrasi, sistem

multipartai, dan parlemen.12 Revolusi demokratis yang dilakukan oleh Mongolian

Democratic Union (MDU) pada 1989 berhasil membawa perubahan terhadap

struktur politik Mongolia, dari yang awalnya partai tunggal komunis berubah menjadi

sistem multi-partai. Selanjutnya pada November 1991, People’s Great Hural mulai

mendiskusikan konstitusi baru, dimana akan mulai berlaku pada 12 Februari 1992.

Konstitusi tersebut memuat sistem pemerintahan Mongolia yang baru, terdiri atas

empat cabang yaitu State Great Hural atau SGH (parlemen) di sektor legislatif; sektor

eksekutif dan pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri; Presiden; dan

Mahkamah Konstitusi. Selain menetapkan Mongolia sebagai negara republik yang

merdeka dan berdaulat, konstitusi baru juga merestrukturisasi cabang legislatif

11
Gerelee, “Political System of Mongolia,” amicusmongolia.com, 2021,
https://www.amicusmongolia.com/political-system-of-mongolia.html.
12
Michael Dillon, Mongolia A Political History of the Land and Its People (London: I.B. TAURIS, 2020),
https://doi.org/978-1-7883-1696-5.
pemerintahan, menciptakan badan legislatif unikameral, dan menetapkan bahwa

presiden akan dipilih melalui suara rakyat, bukan oleh legislatif.13

Selanjutnya adalah struktur pemerintahan empat cabang Mongolia yang akan

digambarkan dalam bagan berikut ini.

Bagan Struktur Pemerintahan Mongolia tahun 2015 14

Dari bagan tersebut dapat diperoleh informasi bahwa masing-masing cabang

membawahi beberapa komisi ataupun departemen sesuai dengan fungsi dan

peranannya. Sebagai cabang pemerintahan tertinggi, SGH diberi wewenang untuk

membuat dan mengamandemen undang-undang, menentukan kebijakan dalam dan


13
“Mongolia - Government,” globalsecurity.org, accessed October 18, 2021,
https://www.globalsecurity.org/military/world/mongolia/government.htm.
14
Burnee Bok, “‘Mongolia: Dependent Democratization’ Verena Frits ‘Mongolia: Democracy without
Prescription’ Steven Fish,” 2015, https://www.slideshare.net/burnebok/mongolia-dependent-
democratization-verena-frits-mongolia-democracy-without-prescription-steven-fish.
luar negeri, meratifikasi perjanjian internasional, dan menyatakan keadaan darurat. 15

Hal tersebut sesuai dengan konstitusi, dimana peran dan wewenang SGH secara

spesifik tertera pada pasal 25 terkait kompetensi yang memuat 18 poin tugas dan

peranan. Selain itu, dalam pasal 28 ayat 1 juga tertera bahwa dalam menjalankan

tugasnya, SGH memiliki Komite Tetap yang menangani bidang tertentu. SGH dalam

struktur pemerintahan mengepalai beberapa lembaga yang menagani beberapa bidang

spesifik, yang diantaranya adalah National Audit Office; National Statistical Office;

Bank of Mongolia; Government Service Council; Financial Regulatory Commission;

National Human Rights Commission; General Election Committee; Constitutional

Court; dan Independent Authority Againts Corruption of Mongolia. SGH melakukan

pertemuan setiap setengah tahun dalam sesi 3-4 bulan. Ketua dan wakil ketua SGH

dipilih oleh anggota dan menjabat selama 4 tahun. Sedangkan anggota SGH dipilih

secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum dan menjabat penuh selama 4

tahun. Anggota SGH berjumlah 76 orang dalam satu kesatuan chamber, dimana

sesuai dengan Undang-Undang reformasi pemilu, maka 48 anggota dipilih secara

langsung dari 26 daerah pemilihan, sedangkan 28 anggota ditentukan proporsional

berdasarkan bagian partai tergantung dengan total suara yang diperoleh.16

Mongolia memiliki sistem pemerintahan campuran yaitu parlementer-

presidensial. Presiden merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata,

sedangkan Perdana Meneteri bertindak sebagai kepala pemerintahan yang berwenang

15
“Mongolia - Government.”
16
“Mongolia - Government.”
untuk menetapkan kebijakan, termasuk kebijakan pertahanan, sehingga Menteri

Pertahanan Sipil wajib melapor kepada Perdana Menteri.17 Presiden mengepalai

National Security Council (Dewan Keamanan Nasional) yang beranggotakan tiga

orang, dimana mereka memiliki wewenang untuk membuat keputusan pertahanan dan

keamanan. Keputusan wajib dilaporkan kepada Presiden dan Menteri pertahanan dan

harus mendapatkan persetujuan oleh anggota Dewan Keamanan, Kepala Staf Umum,

dan Perdana Menteri. Beranjak ke mekanisme pemilihan presiden, dimulai dengan

calon presiden diajukan oleh partai-partai yang mendapatkan kursi di SGH, kemudian

dilanjutkan dengan pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung oleh

masyarakat. SGH akan mengesahkan presiden terpilih berdasarkan hasil suara

terbanyak. Presiden terpilih akan menjabat selama 6 tahun dalam 1 periode

kepemimpinan tanpa adanya hak dipilih kembali. Lalu wewenang presiden secara

spesifik diatur dalam pasal 33 Konstitusi Mongolia, dimana diantaranya adalah

merepresentasikan negara, mengepalai dewan keamanan nasional, dan

mendeklarasikan keadaan darurat negara. Presiden bertanggung jawab terhadap SGH.

Sedangkan Pemerintahan sebagai badan eksekutif tertinggi negara berada

dibawah kekuasaan Perdana Menteri, dimana dalam struktur Perdana Menteri

mengepalai beberapa bagian pemerintahan seperti Deputi Perdana Menteri;

Sekretariat Kabinet Pemerintah; 16 Kementerian yang terdiri atas 4 Kementerian

Umum dan 12 Kementerian di bidang spesifik beserta instansinya; serta

Pemerintahan Kabupaten/Kota (khoroo) dan Provinsi (soumbag). Perdana Menteri


17
“Mongolia - Government.”
bertanggung jawab kepada SGH dalam implementasi hukum negara. Sistem politik

Mongolia dibagi menjadi 22 unit administrasi utama yang terdiri dari 21 aimag

(wilayah) dan satu ibu kota: Ulaanbaatar. Semua diatur oleh 'Khurals', atau badan-

badan terpilih. Populasi Aimag berkisar antara 12.500 dan 122.000 orang. Sebuah

aimag terdiri dari 27 'soum' (desa), termasuk pusat aimag. Soums (desa) pada

gilirannya terdiri dari 'baghs' (umum). Di Mongolia ada 331 soum dan bagh 1550.

Selain itu ibu kotanya, Ulaanbaatar, dibagi lagi menjadi 121 area yang disebut

'khoroos.18

Sedangkan sistem yudisial negara dikepalai oleh The General Council of the

Courts (GCC) atau Mahkamah Konstitusi, dimana membawahi beberapa lembaga

diantaranya adalah Mahkamah Agung; Kantor kejaksaan negara bagian; Sistem

informasi yudisial; dan Sistem informasi legal. Konstitusi 1992 memberi wewenang

kepada GCC untuk memilih semua hakim dan melindungi hak-hak mereka.

Mahkamah Agung adalah badan peradilan tertinggi. Hakim Agung dicalonkan oleh

GCC dan dikukuhkan oleh presiden; SGH harus diberitahu tentang nominasi tetapi

tidak dapat mengintervensinya. Mahkamah Agung secara konstitusional berwenang

untuk memeriksa semua keputusan pengadilan yang lebih rendah pada saat banding

dan memberikan interpretasi resmi pada semua undang-undang kecuali konstitusi.

Pengadilan perdata dan pidana khusus ada di semua tingkatan dan berada di bawah

pengawasan Mahkamah Agung. Pengadilan tata usaha negara hanya ada di tingkat

18
“The Political System in Mongolia,” evasion-mongolie.com, accessed October 18, 2021,
https://www.evasion-mongolie.com/en/political-system-mongolia/.
provinsi dan kota dan juga tunduk pada pengawasan Mahkamah Agung. Otoritas

lokal—gubernur kabupaten dan kota—memastikan bahwa pengadilan-pengadilan ini

mematuhi keputusan presiden dan keputusan SGH. Di puncak sistem peradilan adalah

Mahkamah Konstitusi, yang terdiri dari sembilan anggota, termasuk seorang ketua,

diangkat untuk masa jabatan 6 tahun, yang yurisdiksinya hanya mencakup interpretasi

konstitusi.19 Saat ini Mongolia dipimpin oleh Presiden Ukhnaagiin Khürelsükh, yang

terpilih pada 25 Juni 2021 menggantikan Khaltmaagiin Battulga. Sedangkan Perdana

Menteri periode pemerintahan kali ini ialah Luvsannamsrain Oyun-Erdene pada 27

Januari 2021, menggantikan Ukhnaagiin Khürelsükh yang mengundurkan diri.

Pola Politik Luar Negeri Mongolia

Politik Luar Negeri Mongolia

Politik Luar Negeri Mongolia tampak kurang menonjol dijajaran internasional

dibandingkan negara-negara lain pada khususnya kawasan Asia Timur yang memiliki

catatan sebagai salah satu kawasan pendominasi politik dan ekonomi global.

Meskipun demikian tentu saja tidak ada negara yang cukup berdikari untuk

melangsungkan roda perekonomian atau memenuhi kebutuhan masyarakatnya,

Mongolia pada hal ini tidak memiliki sumber daya laut karena berada disuatu wilayah

yang terhimpit dua negara besar yaitu Russia dan Tiongkok. Dengan opsi yang

terbatas itu mau tidak mau Mongolia harus menjaga hubungan baik dengan Russia

dan Tiongkok karena mereka menjadi jalan bagi Mongolia untuk kemudian dapat
19
“Mongolia - Government.”
berinteraksi juga dengan negara-negara Asia Timur. Kebergantungan Mongolia

terhadap kedua negara tersebut disebut sebagai “Trilateralism” yang mana pada

pengartiannya memiliki makna adanya sebuah praktik yang melibatkan tiga pihak,

pada konteks ini diisi oleh Mongolia, Russia, dan Tiongkok. Hal tersebut pertama kali

digagas oleh presiden Tsakhiagiin Elbegdorj pada Agustus 2014 dalam pertemuan

bilateral dengan Xi Jinping di Ulan Bator Mongolia, Tiongkok sangat mendukung

agenda tersebut sehingga diadakan pertemuan antar tiga kepala negara pertama pada

September 2014 (Panda, 2014).

Mongolia pasca lepas dari kepemimpinan komunis dan membentuk konstitusi

baru pada tahun 1992 yang mana membuat Mongolia menjadi negara demokratis,

maka Mongolia memiliki tujuan yang lebih besar daripada menjaga hubungan baik

dengan Russia dan Tiongkok yaitu menargetkan kerjasama seluas-luasnya dengan

Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan kawasan Asia Pasifik (Krishna, 2017, Pg. 406).

Namun hal tersebut sekali lagi harus terbatas oleh lack of opportunity untuk

mengembangkan hubungan ekonomi hanya jika negara lain menggunakan transit di

Russia dan Tiongkok, sehingga Mongolia pada hari ini cenderung bergantung pada

belas kasihan dari mereka sambil mencoba untuk aktif di forum multilateral (Beydina

et al., 2021, Pg. 52). Komoditas ekspor Mongolia yang terdiri dari beberapa bahan

tambang mentah seperti batubara, biji besi, dan biji tembaga didominasi oleh

Tiongkok sebanyak 80.7% dan Swiss sebanyak 8.58% pada tahun 2019, sedangkan

untuk impor kebutuhan dalam negeri seperti minyak bumi yang sudah diolah dan alat
transportasi didominasi oleh Tiongkok (31.3%), Russia (28.5%), dan Jepang (9.54%)

pada tahun 2019 (OEC, 2019). Dapat kita lihat kebergantungan Mongolia condong

kepada perekonomian Tiongkok, sedangkan dengan Russia mereka belum bisa

menggali kerjasama lebih dalam lagi sejak 2013.

Disatu sisi Mongolia memiliki ambisi tinggi terhadap prospek negaranya yang

memiliki kenetralan dimana mereka memiliki program mediasi bernama

Ulaanbaatar Dialogue (UBD) untuk mereduksi tensi kawasan Asia Timur yang

memanas terutama Korea Utara dengan beberapa negara seperti Jepang, Korea

Selatan, dan Tiongkok. UBD diinisiasi oleh pemerintah Mongolia pada tahun 2013

dan memiliki tujuan untuk membangun kepercayaan satu sama lain, menyatukan

suara pemerintah dengan masyarakatnya terhadap suatu tantangan bersama, serta

menjadi salah satu wadah analisa bersama untuk penyelesaian konflik secara

komprehensif. Bentuk yang digunakan oleh UBD juga tidak serta merta selalu high

politics dimana akan selalu diisi oleh perwakilan dari tiap pemerintahan, UBD

memiliki “Track” seperti jalur tempuh penyelesaian masalah yang dibagi kedalam 3

macam yaitu Track 1 yang diisi oleh perwakilan negara tingkat tinggi seperti

Diplomat, Track 1.5 diisi oleh perwakilan negara, dan Track 2 diisi oleh politikus

serta akademisi. Track yang sering digunakan oleh UBD cenderung Track 1.5 dan

Track 2 dimana mereka tidak ingin UBD menjadi tumpang tindih dan berkompetisi

dengan forum diskusi lainnya. Negara mitra utama yang tergabung dalam UBD ialah

Russia, Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, dan Amerika Serikat namun
UBD juga dapat dihadiri oleh negara-negara non-regional Asia Timur dan organisasi

internasional (UN, 2015).

2.3 Studi Kasus: ‘Third Neighbour Policy’

Berakhirnya Perang Dingin memberikan peluang bagi berbagai negara,

khususnya di Asia, untuk mengalami perubahan total dalam tatanan internasional.

Dengan kata lain, seperti yang diyakini oleh beberapa analis, adalah kembalinya

sejarah dalam keragaman perkembangan baru dan yang muncul. Aspek lain dari

skenario yang berubah ini dapat diukur dari fakta bahwa hal itu memberi ruang yang

cukup bagi negara-negara untuk menganalisis kembali dimensi ideologis dan struktur

kebijakan mereka di bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Ini juga berarti

mengenali berbagai perubahan dan implikasi sosiologisnya, membuat penyesuaian

dan membentuk kembali pola pertumbuhan dan perkembangan masa depan di bidang

politik-diplomatik.20

Perubahan tersebut telah menemukan relevansinya dalam kasus Mongolia

juga. Terlebih lagi karena runtuhnya bekas Uni Soviet juga memberikan Mongolia

kesempatan langka dalam sejarahnya untuk keluar dari cengkeraman Soviet dan

menjadi bagian dari tatanan internasional baru. Secara signifikan, kekuatan

globalisasi baru yang muncul membuat Mongolia bergerak maju dalam mencari

identitas nasional baru dan menyusun kembali hubungannya dengan dunia luar

20
. Enkhbayar (2008), “Mongolia’s Foreign Policy: Efforts towards Regional Peace and Security”,
Mongolian Journal of Strategic Studies, pp. 6-7.
dengan dasar baru. Proses ini lebih dipercepat oleh reformasi demokrasi “dengan

stabilitas berdasarkan evolusi damai”. Apa yang luar biasa untuk dicatat di sini adalah

bahwa tidak seperti periode Soviet, reformasi demokrasi di Mongolia sekarang

ditandai dengan solusi yang lebih fleksibel untuk semua masalah yang ada di semua

bidang domain sosial-ekonomi dan politik.

Negara-negara yang terkurung daratan (landlock) memiliki kerugian yang

parah karena mereka harus bergantung pada tetangga mereka untuk akses ke rute

perdagangan, maupun urusan politik. Salah satunya adalah negara Mongolia.

Mongolia hanya memiliki Cina dan Rusia sebagai tetangga besar sekaligus negara

yang memiliki potensi sangat besar untuk mendominasi Mongolia. Sementara

ekonomi yang berkembang pesat dari negara-negara berkembang ini telah

menawarkan beberapa manfaat, Mongolia telah berusaha untuk membina hubungan

dengan negara-negara 'Third Neighbour” juga21. Sejak tahun 1990, Mongolia telah

menerapkan kebijakan luar negeri yang damai, terbuka, independen dan multi-pilar

dalam prinsip-prinsip norma dan praktik yang diterima secara internasional.

Sementara menjaga hubungan persahabatan dan seimbang dengan tetangga

langsungnya - Federasi Rusia dan Republik Rakyat Cina - adalah salah satu prioritas

utama kebijakan luar negeri Mongolia, 'Third Neighbour’' juga merupakan pemain

penting dalam memperkuat lingkungan eksternal yang aman dan stabil untuk

Mongolia.

21
Bailey M. THE EFFECTIVENESS OF MONGOLIA? S? THIRD NEIGHBOR? POLICY: EVIDENCE FROM
TRADE DATA.
Third Neighbour Policy

Istilah "Third Neighbour" dibuat pada bulan Agustus 1990 oleh Menteri Luar

Negeri AS James A. Baker yang sedang berkunjung saat menyampaikan pidato untuk

mendukung langkah pertama Mongolia menuju demokrasi setelah pemilihan umum

pertama yang bebas diadakan pada tahun yang sama di bulan Juli. Ide tersebut

kemudian segera diambil dan ditafsirkan kembali oleh elit Mongolia dan pembuat

kebijakan, yang selama berabad-abad tidak pernah memikirkan apa pun di luar pion

antara Rusia dan Cina.22 Jelas bahwa lokasi geografis memiliki dampak penting pada

seluruh spektrum kebijakan luar negeri Mongolia, sehingga hubungan dengan

tetangga dekat Rusia dan China diberi prioritas yang sangat tinggi. Tetapi, pada saat

yang sama, Mongolia menyatakan memiliki hubungan yang seimbang dengan kedua

tetangga. Dalam kata-kata Presiden Mongolia saat itu N. Enkhbayar:

“Konsep kebijakan luar negeri multi-pilar adalah hasil dari

aspirasi kami untuk tidak terisolasi, tetapi untuk bersikap terbuka,

dan itu membawa kebutuhan untuk mengembangkan hubungan

'tetangga' dengan pemain penting di arena internasional seperti AS,

Eropa, Jepang, India, PBB dan lain-lain,

sehingga mengamankan kemerdekaan negara.”

22
Krishna V. Mongolian Foreign Policy Implications for Russia and China. (Mongolian Journal of
International Affairs. 2014;19:67-81.)
Konsep Kebijakan Luar Negeri, direvisi pada tahun 2011, secara

resmi mengakui 'Third Neighbour Policy' (TNP). Konsep ‘Third Neighbour’

bukan tentang satu negara tertentu, namun mengacu pada sekelompok

demokrasi Barat dan Timur serta organisasi internasional. Dalam arti luas,

para mitra ini memiliki kepentingan di Mongolia dan mendukung

kebijakannya yang demokratis dan berorientasi pasar. Karena Konsep Politik

Luar Negeri menekankan pada “seimbang” atau “equidistant” dalam menjaga

hubungan dengan Rusia dan China, terutama karena faktor sejarah, geografis

dan ekonomi, inti kebijakannya adalah tidak mengadopsi garis dari kedua

negara tersebut. tetapi menjaga hubungan yang seimbang dengan keduanya.

Kebijakan non-intervensi dan netralitas akan terus ditindaklanjuti

sehubungan dengan perselisihan yang dapat timbul antara kedua tetangga,

kecuali jika secara langsung, mempengaruhi kepentingan nasional Mongolia,

dalam hal ini akan mengikuti kepentingan utamanya.

Tujuan Third Neighbour Policy

Tujuan kebijakan ini adalah untuk membantu Mongolia dalam posisinya

sebagai negara yang terkurung daratan dan untuk memastikan keseimbangan dengan

tetangganya, khususnya China dan Rusia. Secara khusus, Mongolia berusaha


menjalin hubungan persahabatan dengan kekuatan global dan regional yang

mendukung perkembangan demokrasinya. Akibatnya, kebijakan ini merupakan faktor

penting untuk memberikan pengawasan dan memajukan pembangunan negara

melalui penerimaan timbal balik internasional, pinjaman dan perdagangan. Dengan

cara ini, kebijakan tersebut juga berupaya membangun interaksi multilateral yang

luas, memperkuat partisipasi Mongolia dalam urusan internasional. Melalui TNP,

Mongolia secara aktif mengembangkan dan memperdalam hubungannya dengan

organisasi- organisasi internasional seperti PBB, Uni Eropa, juga dengan Amerika

Serikat (AS), Jepang, Australia, India, Korea Selatan, Turki serta negara-negara Asia

Lainnya

Dampak Third Neighbour Policy Terhadap Mongolia di Dunia Internasional

Dalam sepuluh tahun terakhir, Mongolia telah melakukan upaya untuk

bersifat independen bahkan untuk memimpin dalam mempromosikan demokrasi di

Asia dan sekitarnya; nilai-nilai yang sangat didukung oleh Uni Eropa. Kemudian

pada Oktober 2012, delegasi Uni Eropa di Jenewa, bekerja sama dengan Meksiko,

Mongolia dan Swiss, menyelenggarakan sebuah panel di Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) untuk mempromosikan kampanye internasional menentang hukuman mati.

Acara ini sekaligus menandai 10 tahun ditetapkannya Hari Internasional Menentang

Hukuman Mati. Kepemimpinan Mongolia pada saat itu benar-benar meningkatkan

profilnya secara substansial di dalam Uni Eropa.40 Terakhir, Mongolia menjadi tuan

rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB pada Juni 2013, menyoroti perubahan
sikapnya terhadap lingkungan dan niat yang jelas untuk bergerak lebih dekat ke pola

pikir UE tentang perubahan iklim dan perlindungan lingkungan.23

Selain meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan dunia Barat, khususnya

Uni Eropa, Mongolia juga merujuk dan memiliki harapan untuk menjalin hubungan

‘Third Neighbour’ tersebut dengan negara-negara di Asia, seperti India, Jepang, dan

Korea. Tidak banyak literasi yang membahas mengenai hubungan diplomasi maupun

perjanjian bilateral khusus antara Mongolia dengan negara-negara di Asia. Namun

sangat jelas bahwa Mongolia dapat memanfaatkan Third Neighbour Policy nya

dengan memiliki hubungan baik dengan negara-negara di dunia dalam bidang sosial-

ekonomi, politik dan juga pertahanan dan militer.

a. India

India telah memainkan peran penting dalam mendapatkan keanggotaan

Mongolia ke forum-forum internasional utama, termasuk Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB), meskipun ada tentangan kuat dari China dan Taiwan. Mongolia

akhirnya diterima di PBB pada tahun 1961. Dalam sikap timbal balik, Mongolia

mensponsori resolusi PBB tahun 1972 dengan India dan Bhutan untuk pengakuan

Bangladesh yang baru dibebaskan. Dalam meningkatkan kerjasama, hubungan India

dengan Mongolia telah berkembang pesat sejak 1973, ketika India menandatangani

deklarasi bersama delapan poin, yang menjadi dasar kerja sama antara kedua negara.

Pada tahun 1994, selama kunjungan Presiden Ochirbat, Perjanjian Hubungan


23
Rolle, K. Mongolia: Country Overview and Foreign Policy. (European Institutes for Asian Studies,
2013)
Persahabatan dan Kerjasama ditandatangani, diikuti oleh deklarasi bersama pada

tahun 2001, 2004 dan 2009.24

b. Korea

Korea selatan pun menjadi partner perdagangan terbesar ke 7 di Mongolia. Ini

didukung dengan kesamaan sistem ekonomi dengan menjunjung pasar bebas.

Batubara menjadi komoditi ekspor dari Mongolia ke Korea Selatan. dalam bidang

impor pun Korea menjadi mitra dagang Mongolia yang cukup diperhitungkan.

Barang dagangannya meliputi alat-alat transportasi pertambangan dan minyak

investasi Korea Selatan adalah terbesar ke 5 di Mongolia dengan perdagangan

menjadi sektor investasi terbesar. Sebagai salah satu negara yang punya ikatan

tradisional kuat terhadap kedua Korea, Mongolia sangat mendukung adanya

reunifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, terlihat ketika Mongolia

mendukung proposal reunifikasi yang datang dari Korea Selatan maupun Korea

Utara.25

c. Jepang

Ketika Amerika Serikat dan Eropa mulai tidak tertarik dengan Mongolia, Jepang

adalah pilihan yang sangat diharapkan Mongolia untuk menjadi tetangga ketiganya.

Pada tahun 2007, Jepang belum menjadi partner ekspor dari Mongolia. Ekspor

sendiri masih sangat didominasi China dan Rusia. Namun di bidang impor, Jepang
24
Ananth, V. The Lesser Known History India’s Mongolia Ties. (Mint, 2015) diakses dari
https://www.livemint.com/Politics/niSFjFajO6NsL5CNKIttbN/The-lesser-known-history-of-relations-
between-India-and-mode.html pada 17 Okt 2021
25
PARK, Sungjae. Northeast Asian Security: Mongolia and Korea. 2009
merupakan negara yang dibeli barangnya oleh Mongolia terbanyak ke 4 dengan 5,1 %

persentasenya Jepang mulai tertarik berinvestasi terutama pada pencucian Batu Bara.

Sektor ini merupakan salah satu sektor ekspor terbesar dari Mongolia namun memang

sangat didominasi penjualan batu bara mentah.


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat dilihat dari pembahasan yang telah dijelaskan, yang mana Mongolia

merupakan negara kawasan Asia Timur yang memiliki wilayah sebesar 1.564.116

kilometer2. yang mana, negara ini mengawali ideologi negaranya sebagai paham

Komunis lalu berubah menjadi Demokrasi dan mulai membuka diri terhadap pasar

bebas, Mongolia juga dianggap sebagai promotor demokrasi barat terkenal. Mongolia

menjadi lebih terbuka dan bebas pada dunia global setelah runtuhnya Uni Soviet dan

menjalin kerjasama Uni Eropa di tahun 1989. Mongolia sendiri merupakan negara

yang memiliki sistem politik demokrasi parlementer yang ditentukan oleh hak pilih

secara universal. Dan, juga memiliki sistem pemerintahan campuran yaitu

parlementer-presidensial, dimana Presiden sebagai Panglima Tertinggi Angkatan

Bersenjata, sedangkan Perdana Meneteri bertindak sebagai kepala pemerintahan yang

berwenang untuk menetapkan kebijakan, termasuk kebijakan pertahanan. Mongolia

termasuk dalam negara-negara yang terkurung daratan memiliki kerugian yang parah

karena mereka harus bergantung pada tetangga mereka untuk akses ke rute

perdagangan, maupun urusan politik, maka dari itu dibentuknya konsep ‘Third

Neighbour Policy’ guna mendorong Mongolia yang bergantung pada negara besar

tetangga seperti Rusia dan China mulai berevolusi lebih luas dan membantu transisi

ideology menjadi Demokrasi menjadi lebih luas yakni mengacu pada demokrasi
Timur dan Barat dan Organisasi Internasional. Di dunia unipolar, kebijakan multi-

pilar atau dalam hal ini kebijakan 'Third Neighbour’ harus bertujuan untuk

memastikan keamanan, baik ekonomi maupun strategis, dengan mencoba mengatasi

tantangan terkait. Sejauh ini, tindakan penyeimbangan yang rumit di Mongolia telah

berhasil melalui pendekatan 'Third Neighbour' yang merupakan diplomasi yang

layak.
DAFTAR PUSTAKA

Editor, The. “Concept of Mongolia’s Foreign Policy.” Mongolian Journal of

International Affairs 2 (2015).

JARGALSAIKHAN, M. “MONGOLIA’S DOMESTIC POLITICS COMPLICATE

FOREIGN POLICY IN A PRECARIOUS INTERNATIONAL SETTING -

Google Search.” East-West Center. Last modified 2017. Accessed October 13,

2021. https://www.jstor.org/stable/resrep17396?

seq=1#metadata_info_tab_contents.

KATERYNA ROLLE. “MONGOLIA: COUNTRY and FOREIGN POLICY

OVERVIEW.” EIAS (EUROPEAN INSTITUTE FOR ASIAN STUDIES). Last

modified 2013. Accessed October 13, 2021. https://www.eias.org/wp-

content/uploads/2016/04/EIAS_Briefing_Paper_2013-5_Kateryna_Rolle_0.pdf.

PARK, Sungjae. 2009. Northeast Asian Security: Mongolia and Korea.

Ananth, V. The Lesser Known History India’s Mongolia Ties. (Mint, 2015) diakses

dari https://www.livemint.com/Politics/niSFjFajO6NsL5CNKIttbN/The-lesser-

known history-of-relations-between-India-and-mode.html pada 17 Okt 2021

Rolle, K. 2013. Mongolia: Country Overview and Foreign Policy. European Institutes

for Asian Studies


Krishna V. Mongolian Foreign Policy Implications for Russia and China. (Mongolian

Journal of International Affairs. 2014;19:67-81.)

Enkhbayar (2008), “Mongolia’s Foreign Policy: Efforts towards Regional Peace and

Security”, Mongolian Journal of Strategic Studies, pp. 6-7.

Bailey M. THE EFFECTIVENESS OF MONGOLIA? S? THIRD NEIGHBOR?

POLICY: EVIDENCE FROM TRADE DATA.

Bok, Burnee. “‘Mongolia: Dependent Democratization’ Verena Frits ‘Mongolia:

Democracy without Prescription’ Steven Fish,” 2015.

https://www.slideshare.net/burnebok/mongolia-dependent-democratization-

verena-frits-mongolia-democracy-without-prescription-steven-fish.

Dillon, Michael. Mongolia A Political History of the Land and Its People. London:

I.B. TAURIS, 2020. https://doi.org/978-1-7883-1696-5.

Gerelee. “Political System of Mongolia.” amicusmongolia.com, 2021.

https://www.amicusmongolia.com/political-system-of-mongolia.html.

globalsecurity.org. “Mongolia - Government.” Accessed October 18, 2021.

https://www.globalsecurity.org/military/world/mongolia/government.htm.

evasion-mongolie.com. “The Political System in Mongolia.” Accessed October 18,

2021. https://www.evasion-mongolie.com/en/political-system-mongolia/.

Beydina, T., Kaplina, S., & Litovchenko, A. (2021). THE TRANSPORT POLICY
MAKING IN MONGOLIA AND POSSIBLE BENEFITS FOR RUSSIA IN THE

FRAMEWORK OF FOREIGN POLICY INPLEMENTATION IN THE

NORTHEAST ASIA. https://doi.org/10.21209/2227924520212765057

Krishna, V. (2017). Mongolia’s Foreign Policy: Profiling Fundamental Aspects.

International Journal of Applied Social Science, 4(9&10), 13.

OEC. (2019). Mongolia (MNG) Expors, Imports, and Trade Partners. The

Observatory of Economic Complexity (OEC).

https://oec.world/en/profile/country/mng

Panda, A. (2014). Why Russia, China, & Mongolia Are Boosting Trilateral Ties. The

Diplomat. https://thediplomat.com/2014/09/why-russia-china-mongolia-are-

boosting-trilateral-ties/

UN. (2015). Ulaanbaatar Dialogue. United Nations.

https://www.un.int/mongolia/mongolia/ulaanbaatar-dialogue

Anda mungkin juga menyukai