Written by Administrator
Konstruksi alat pada pengolahan kelpa terpadu terdiri dari empat unit proses yakni unit pengolahan
minyak kelapa, pengarangan tempurung, penyeratan serat sabut dan pengolahan sari kelapa. Sistem
proses antar komponen peralatan dalam satu unit berlangsung secara kontinu. Proses pengolahan
sebagai berikut: (1) Pengolahan minyak kelapa menggunakan sistem penggorengan dengan
pemanasan tidak langsung (konveksi paksa), (2) Pengarangan tempurung menggu-nakan sistem
drum yang pembakaran berlangsung dalam thermopac, (3) Penyeratan sabut secara mekanis, dan
(4) Pengolahan sari kelapa secara fermentasi, menggunakan starter Acetobacter xylinum. Kinerja
Unit pengolahan kelapa terpadu dirancang untuk kapasitas olah 2400 butir kelapa/hari.
Produk yang dihasilkan terdiri atas 266 kg minyak kelapa, 150 kg bungkil, 135 kg arang, 144 kg nata
de coco, 288 kg serat sabut dan 534 kg debu sabut. Untuk operasi secara penuh membutuhkan
tenaga kerja sebanyak 20 orang. Produk kelapa yang dihasilkan memenuhi standar mutu produk
kelapa yang berlaku (SNI), dengan karakteristik sebagai berikut: (a) Minyak kelapa: kadar air 0.10 –
0.11%, kadar asam lemak bebas: 0.48 – 0.49%, dan warna kuning muda, (b) Bungkil : kadar air
10.08 – 11.25% dan kadar minyak 12.57 – 13.60%, (c) Arang tempurung: kadar air 8.17 – 8.93%,
kadar bahan menguap 27.61 – 28.70%, kadar fixed carbon 62.36 – 64.22%, (d) Sari kelapa : kadar
air: 96.73 – 96.83% dan kadar serat kasar: 2.57 – 2.65%, (e) Serat sabut: kadar air 12.0 – 14.0%,
serat pendek (10-15 cm) 35.0%, serat panjang (16-27 cm) 65.0% dan warna serat kuning emas.
Gula Semut
Written by Administrator
Gula semut adalah gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning kecoklatan.
Proses pengolahan gula semut sama dengan pengolahan gula cetak, yaitu tahap
pemanasan nira hingga menjadi kental. Pada pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental,
wajan diangkat dari tungku, dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut setelah
diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan pengkristalan. Pengkristalan dilakukan
dengan cara pengadukan menggunakan garpu kayu. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan,
dan makin lama makin cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut).
Langkah selanjutnya adalah pengeringan gula semut. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu
(1) pengeringan dengan sinar matahari selama 3-4 jam dan (2) pengeringan dengan oven dengan
suhu pengeringan 45oC-50oC selama 1,5 - 2,0 jam. Untuk keseragaman ukuran butiran, dilakukan
pengayakan I menggunakan ayakan stainless steel ukuran 18-20 mesh . Butiran gula yang tidak lolos
ayakan akan dikeringkan ulang dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran. Penghalusan ukuran
butiran dengan grinder mekanis, diikuti dengan pengayakan II. Gula semut kering dikemas dalam
kantong plastik dengan ukuran berat bervariasi,yaitu 250 g, 500 g dan 1000 g (1 kg).
Cara pengolahan gula semut tersebut telah dikembangkan oleh koperasi petani di Desa Hariang,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengembangan agroindustri gula semut model Hariang dimulai
sejak tahun 2000.Pengolahan gula semut di Desa ini dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap
pertama pengolahan dilakukan anggota kelompok tani/koperasi, menghasilkan gula semut kasar,
dan tahap kedua peng-olahan lanjut pada unit pengolahan di koperasi dihasilkan gula semut.
Pengolahan pada tingkat koperasi, dengan kegiatan meliputi pengeringan, pengayakan dan
pengepakan. Pengeringan gula semut dilakukan dengan dua cara, yakni dengan sinar matahari dan
dalam oven sistem rak (70% produk dikeringkan dengan oven dan 30% dengan sinar matahari).
Pengayakan secara manual dengan saringan ayakan stainles steel 18-20 mesh. Produk dikemas
dalam karung propilien dua lapis beratnya 50 kg/karung. Gula semut hasil olahan dengan
karakteristik: kadar air 2.88%, kadar sakarosa 92.02%, cemaran logam Pb kurang dari 0.05 ppm dan
kadar abu 1.35%. Gula semut yang dihasilkan Koperasi Usaha Bersama Mandala Hariang,
memenuhi syarat mutu SII.
Nata De Coco
Written by Administrator
Nata de coco hanya memiliki kadar lemak 0.2%, tidak mengandung
protein dan kadar serat kasar 1.05%, sedangkan kolang kaling memiliki kadar serat 0.95%.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka nata de coco tergolong jenis makanan yang rendah kalori,
yaitu hanya 1.8 kalori dan kolang kaling 16.32 kalori.
Pembuatan nata de coco yang dilaksanakan oleh diperoleh rendemen sekitar 75%. Dibandingkan
dengan cara pembuatan nata de coco yang sudah umum dilakukan, Balitka telah melakukan
modifikasi sebagian, sehingga cairan starter dan gula pasir yang digunakan dapat dihemat, masing-
masing 9% dan 13% dengan waktu proses sampai panen sekitar 7 – 8 hari atau lebih singkat 50% dari
waktu yang sudah lazim diterapkan.Pengawetan nata de coco dengan penambahan natrium benzoat
dan asam sitrat masing-masing dengan konsentrasi sebesar 0.1% dan 0.2% dapat mempertahankan
daya simpan nata de coco selama 1 bulan. Nata de coco yang beredar di pasaran sebagian besar
menggunakan kemasan kantong plastik, tapi ada pula yang dikemas menggunakan botol, gelas
plastik cup dengan berbagai ukuran serta kemasan kaleng
SELAI KELAPA
Daging buah kelapa muda dihaluskan lalu dimasak sambil diaduk, gula dimasak secara terpisah
hingga agak berubah warna seperti karamel, lalu dituang ke dalam daging kelapa muda yang sedang
dimasak. Campuran tersebut dimasak terus sambil diaduk hingga berbentuk pasta, lalu ditambah
natrium benzoat 0,1% dan asam sitrat 0,05%. Untuk pengolahan selai dibutuhkan bahan yang dapat
memberikan tingkat homogenitas tinggi. Kadar protein, galaktomanan dan fosfolipida tinggi,
menunjang sifat yang dibutuhkan produk ini.
KECAP KELAPA
Pada dasarnya kecap yang dikenal berasal dari bahan baku kedele, diperoleh dengan cara fermentasi
kedele yang ditambahkan gula, garam dan bumbu-bumbu serta harus mengandung protein minimal
2%. Kecap air kelapa yang bahan dasarnya dari air kelapa masih memerlukan penambahan kedele
sehingga kecap yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu. Pengolahan kecap manis dari air
kelapa dengan penambahan 200 g kedele memerlukan air kelapa 2750 ml sehingga menghasilkan
kecap manis yang memenuhi standar mutu. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, syarat mutu
kecap manis adalah : kadar air 55-65%, garam 10%, sakarosa 30%, protein 2% (untuk mutu II) dan
6% (untuk mutu I), dengan syarat antara lain reaksi terhadap lakmus tidak boleh alkalis, serta
kandungan asam benzoat atau garamnya, zat pemanis dan pewarna buatan, bahan berbahaya dan
jamur harus negative
Minyak kelapa murni dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium, lebih mudah dicerna
karena asam lemaknya tergolong berantai sedang sehingga lebih sesuai untuk formula makanan
bayi. Campuran VCO, minyak kedele, tepung gandum, gula, telur, dan mentega dengan proporsi
tertentu, akan diperoleh formula biskuit bayi dengan komposisi: air 4,48%, lemak 25,78-26,15%,
protein 6,96-7,08%, karbohidrat 61,18-61,70%, abu 0,71-0,76%. Komposisi asam lemak biskuit bayi
yang dihasilkan adalah: 2,05-,19% (C8-C10), 7,33-8,00 (C12), 12,54-15,12% (C12-C14), 6,40-6,95%
(C18:1), dan 6,93-7,23% (C12:2-3). Dengan komposisi ini formula biskuit yang dihasilkan, memenuhi
syarat FAO/WHO untuk kadar lemak, namun berkadar protein rendah. Untuk meningkatkan kadar
protein dapat dilakukan dengan penambahan telur. Kadar abu yang rendah, sangat membantu dalam
memudahkan pencernaan biskuit oleh bayi, dan kandungan asam lemak tidak jenuh dan asam lemak
jenuh yang seimbang sangat membantu dalam penyediaan nutrisi bagi bayi
VCO
Minyak kelapa murni diproses dari pengolahan kelapa segar melalui pembuatan santan dengan pemanasan
bertahap. Metode ini merupakan cara pengolahan sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari
pengolahan minyak kelapa secara tradisional. Oleh karena itu metode ini dapat dilakukan pada tingkat petani,
karena alat yang digunakan juga sederhana. Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa bermutu tinggi dengan
kadar air rendah 0,02-0,03%, kadar asam lemak bebas 0,02%, tidak berwarna (bening), berbau harum, dan
berdaya simpan 6-8 bulan. Minyak kelapa murni merupakan produk alami yang sangat bermanfaat untuk gizi,
kesehatan, dan perawatan kecantikan.
Pengolahan minyak kelapa murni sebagai berikut : krim dipanaskan sampai mendidih pada suhu 90-100oC.
Setelah minyak agak masak, ditandai dengan terpisahnya blondo dan minyak (blondo masih berwarna putih),
bahan yang dimasak didinginkan lalu disaring sehingga diperoleh minyak yang belum masak. Minyak yang
belum masak dipanaskan pada suhu pemanasan sama dengan pemanasan krim. Pada tahap ini dilakukan
sampai diperoleh minyak yang agak bening dan jika masih terdapat blondo warnanya harus coklat muda.
Selanjutnya minyak didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring. Produk akhir yang diperoleh adalah
minyak kelapa murni.
Written by Administrator
3 Penanganan Hama Kelapa di Pulau Kelapa Dinas Perkebunan Ir. Jelfina C. Alouw, MSc
Mapis, Kab. Supiori Propinsi Papua Kab. Supiori
Propinsi Papua
4 Persiapan Pelepasan Aren Genjah Aren Dinas Perkebunan Ir. Elsje T. Tenda, MS
Kutai Timur Kab. Kutai Timur
Propinsi
Kalimantan Timur
3 Penanganan Hama Kelapa di Pulau Kelapa Dinas Perkebunan Kab. Ir. Jelfina C. Alouw,
Mapis, Kab. Supiori Propinsi Papua Supiori MSc
Propinsi Papua
4 Persiapan Pelepasan Aren Genjah Aren Dinas Perkebunan Kab. Ir. Elsje T. Tenda, MS
Kutai Timur Kutai Timur
Propinsi
Kalimantan Timur
Written by Administrator
8 Pembuatan Minyak Goreng Sehat dari Kelapa 2007 ITB- Bandung, Fakultas
Kelapa Teknik Kimia
11 Pembangunan Kebun Induk kelapa Kelapa 2009 -2010 Dinas Perkebunan Kab.
Dalam Minahasa Selatan, Sulut
Penerapan teknologi kultur embrio masih terbatas pada institusi atau swasta yang memilki fasilitas
laboratorium. Bibit yang dihasilkan melalui metode ini sudah dapat digunakan oleh petani atau
pengusaha perkebunan untuk pengembangan secara terbatas di pekarangan rumah maupun dalam
bentuk perkebunan.
Tanaman kelapa kopyor hasil perbanyakan dengan kultur embrio akan menghasilkan buah kopyor
yang banyak, yaitu dapat mencapai 90%-100%. Sedangkan tanaman kelapa kopyor hasil
perbanyakan secara konvensional, yaitu membibitkan buah kelapa normal yang berasal dari pohon
berbuah kopyor, hanya menghasilkan buah kopyor sebanyak 1-2 butir per tandan atau 10-20% untuk
tipe Dalam dan 30%-40% untuk tipe Genjah.
Kelapa kopyor merupakan jenis kelapa yang bernilai ekonomi tinggi. Kelapa yang diduga hasil mutasi
alam ini memiliki daging buah yang tidak normal, yaitu lunak dan rasanya gurih, sehingga
dimanfaatkan sebagai campuran es dan bahan baku es krim. Tanaman kelapa unik ini ditemukan di
beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah di Kabupaten Pati,
Jawa Tengah, yang memiliki beberapa populasi unggulan kelapa kopyor.
Beberapa keunggulan populasi kelapa kopyor asal Pati tersebut adalah cepat berbuah (3-4 tahun)
sehingga dikategorikan sebagai kelapa kopyor Genjah dan persentase menghasilkan buah kopyor
pertandan yang tinggi mencapai 50%. Tanaman ini telah dibudidayakan lebih dari 50 tahun yang lalu,
dan telah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) sebagai calon varietas
unggul lokal pada tahun 2007, dan telah dilepas/rilis oleh Menteri Pertanian pada tanggal 29
Desember 2010 sebagai varietas unggul dengan nama : Varietas Kelapa Genjah Coklat Kopyor,
Kelapa Genjah Hijau Kopyor dan Kelapa Genjah Kuning Kopyor.
1. Genjah Hijau Kopyor
2. Genjah Coklat Kopyor
3. Genjah Kuning Kopyor
Written by Administrator
Penggunaan pupuk pada tanaman kelapa akan meningkatkan produksi 23% - 92% dibandingkan
tanpa pemupukan. Rekomendasi pemupukan yang telah dihasilkan untuk kelapa Dalam dibagi atas
2, yaitu rekomendasi berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dan rekomendasi berdasarkan
analisis daun.
a. Ketinggian 0-150 m dari permukaan laut dibedakan atas jenis tanah sbb:
40 kg pupuk organik/pohon/tahun
b. Ketinggian 150 - 500 m dari permukaan laut dibedakan atas jenis tanah sbb:
40 kg pupuk organik/pohon/tahun
Berdasarkan hasil penelitian status hara kelapa pada 11 provinsi di Indonesia, telah disusun
rekomendasi pemupukan kelapa Dalam sesuai analisis daun. Jika kadar unsur hara di bawah batas
kritis khususnya unsur P dan K, maka penambahan pupuk dasar, yaitu P sebanyak 200 g TSP dan K
sebanyak 300 g KCl per pohon per tahun.
Sulawesi Utara 1 350 200 300 Jawa Timur 270 200 300
Penerapan program peremajaan tanaman kelapa diharapkan dapat terus menjamin mendapatan
petani pemilik lahan, selama kegiatan peremajaan berlangsung. Metode peremajaan yang disarankan
adalah Metode Tebang Bertahap. Dalam metode ini penebangan dilakukan secara bertahap sebesar
20% pertahun. Metode ini tidak menggangu pertumbuhan tanaman pengganti dan merupakan
alternatif yang paling tepat untuk dterapkan ditinjau dari segi agronomis dan pendapatan petani.
Lahan yang terbuka setelah penebangan tanaman kelapa tua secara bertahap, dapat ditanami
dengan tanaman sela seperti jagung, kacang tanah atau tanaman palawija lainnya. Hasil usahatani
yang diperoleh dengan pola polikultur ini sangat signifikan dibanding dengan menerapkan pola
monokultur dengan menanam tanaman kelapa saja.
Jarak dan sistem tanam baru untuk peremajaan kelapa Dalam Mapanget 6 X 16 m (119 tanaman /ha)
sistem pagar. Penggunaan jarak dan sistem tanam ini diarahkan untuk pemanfaatan lahan di antara
tanaman kelapa, dengan menanam tanaman sela, untuk mempertahankan bahkan meningkatkan
pendapatan petani selama peremajaan berlangsung.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk menjamin ketersediaan air pada
awal pertumbuhan tanaman. Lubang tanaman ukuran 60 X 60 X 60 cm. Saat menanam, bibit sudah
berumur minimal 6 bulan dan maksimal 8 bulan.
Pemupukan, kebutuhan hara atau pupuk disesuaikan dengan umur tanaman. Pupuk ditabur pada
areal piringan dengan Pemeliharaan Tanaman (pinggiran) dibersihkan setiap 2 bulan dengan jari-jari
satu meter untuk tanaman berumur 0-2 tahun dan lebih dari umur 2 tahun dengan jari-jari 2 meter.
Gulma dalam blok pertanaman dibabat setiap 2 bulan atau 6 x setahun.
Monitoring hama dan penyakit dengan menggunakan insektisida dan fungisida setiap bulan untuk
tindakan pencegahan pada umur tanaman 0-1 tahun. Umur lebih dari satu tahun penggunaan
insektisida dan fungisida hanya kalau terdapat gejala serangan dan berpeluang akan meluas.
Kelapa Dalam Mapanget mulai berbuah pada umur 5 tahun. Bentuk buahnya bulat ukuran buah
sedang, dan warna kulit buah umumnya merah kecoklatan. Produksi buah per tandan 7 butir. Jumlah
buah/pohon/tahun sebanyak 90 butir. Produksi kopra optimal 3.3 ton/ha/tahun. Kadar minyak 62,95%.
Tanaman ini agak toleran terhadap kemarau panjang. Selain itu tahan terhadap serangan penyakit
busuk pucuk yang disebabkan jamur Phytophthora palmivora.
Penerapan pola peremajaan kelapa menggunakan Metode Tebang Bertahap 20% dan Jarak dan
sistem tanam baru 6 x 16 m diharapkan dapat menjamin kesinambungan pendapatan petani pemilik
lahan yang tanaman kelapanya diremajakan.
Dengan menerapkan usaha tani polikultur kelapa dan jagung, dapat diperoleh pendapatan bersih
sebesar RP. 2.779.000,- dibandingkan dengan usahatani monokultur tanaman kelapa saja, yaitu
hanya sebesar Rp. 1.319.000,
Keunggulan :
Manfaat/Aplikasi :
Dengan formula menggunakan 40% tepung kasava termodifikasi (melalui proses fermentasi),
disertai penambahan bahan pelembut diharapkan dapat menghasilkan produk roti dan
tepung bumbu yang disukai konsumen.
Roti tawar dapat dibuat dengan tepung komposit (terigu : tepung Bimo-CF = 60 : 40) disukai
panelis dengan tambahan bahan tambahan pangan.
Bahan tambahan pangan (BTP) terbaik untuk setiap adonan kebutuhan tepung komposit
sebesar berat 5 kg, maka diperlukan gula 240 gram, garam 45 gram, susu cair 180 gram, ragi
basah 120 gram, gread improver 20 gram, bakering plus 15 gram, mentega kuning 240 gram,
air es 1500 ml.
Lama proses fermentasi 10-15 menit dengan proving 35-45 menit menghasilkan tekstur
terbaik roti tawar. Dengan penambahan tepung Bimo-CF diperlukan pengadukan,
pengembangan dalam prover dan pengovenan lebih lama.
Penggunaan tepung Bimo-CF sampai 40% substitusi terigu dengan tambahan pati garut 10%
dan baking powder 5% menghasilkan tepung bumbu untuk ayam goreng dan tempe goreng
lebih renyah..
Penyimpanan tepung bumbu sampai minggu ke 4 mutu masih baik (belum ada serangan
kutu), sedangkan pada tepung roti sampai minggu ke 2 masih baik dan setelah minggu ke 2
sudah rusak (kutuan dan bau apek).
MOCAF merupakan kependekan dari kata dalam bahasa Inggris “Modified Cassava Flour “ yang dalam
bahasa Indonesianya disebut juga “Modifikasi Tepung Ketela Pohon” atauMOTEKAP.
Motekap kini menjadi merek dagang yang dipergunakan oleh group PT KIPTI, Adapun proses pembuatan
tepung Motekap adalah sebagai berikut:
2. Singkong dikupas dan lapisan kulit singkong yang berwarna cokelat di buang, umbinya sebaiknya
4. Rendam singkong dalam larutan Enzim dengan dosis 5 ml/liter air. seluruh bagian singkong harus
terendam, rendam selama 7 s/d 8 jam, Enzim bisa diperoleh dari PT KIPTI, yang membuat sendiri enzim
nya.
7. Jika menggunakan mesing pengering dari PT KIPTI yg di ciptakan oleh Ir. Harsisto dalam
satu hari dapat mengeringkan 1 ton singkong dan tersedia pula mesin untuk kapasitas 30 ton
per hari.
8. Setelah kering irisan singkong digiling dengan mesin penepung, bisa menggunakan penepung beras.
9. Lalu gunakan ayakan penyaring dengan saringan 60 mesh agar butiran tepung lebih halus.
Produk PT KIPTI
Mesin Penepung
Tepung Motekap yang telah siap
Label: Article, Enzim, mocaf, Motekap, Produk