Anda di halaman 1dari 16

Unit Pengolahan Kelapa Terpadu

Written by Administrator

Konstruksi alat pada pengolahan kelpa terpadu terdiri dari empat unit proses yakni unit pengolahan
minyak kelapa, pengarangan tempurung, penyeratan serat sabut dan pengolahan sari kelapa. Sistem
proses antar komponen peralatan dalam satu unit berlangsung secara kontinu. Proses pengolahan
sebagai berikut: (1) Pengolahan minyak kelapa menggunakan sistem penggorengan dengan
pemanasan tidak langsung (konveksi paksa), (2) Pengarangan tempurung menggu-nakan sistem
drum yang pembakaran berlangsung dalam thermopac, (3) Penyeratan sabut secara mekanis, dan
(4) Pengolahan sari kelapa  secara fermentasi, menggunakan starter Acetobacter xylinum. Kinerja
Unit pengolahan kelapa terpadu dirancang untuk kapasitas olah 2400 butir kelapa/hari.

Produk yang dihasilkan terdiri atas 266 kg minyak kelapa, 150 kg bungkil, 135 kg arang, 144 kg nata
de coco, 288 kg serat sabut dan 534 kg debu sabut. Untuk operasi secara penuh membutuhkan
tenaga kerja sebanyak 20 orang.  Produk kelapa yang dihasilkan memenuhi standar mutu produk
kelapa yang berlaku (SNI), dengan karakteristik sebagai berikut: (a) Minyak kelapa:  kadar air 0.10 –
0.11%,  kadar  asam  lemak  bebas: 0.48 – 0.49%, dan warna kuning muda, (b) Bungkil : kadar air
10.08 – 11.25% dan  kadar minyak 12.57 – 13.60%,  (c) Arang tempurung:  kadar air 8.17 – 8.93%,
kadar  bahan  menguap  27.61 – 28.70%, kadar fixed carbon 62.36 – 64.22%, (d) Sari kelapa : kadar
air: 96.73 – 96.83% dan kadar serat kasar: 2.57 – 2.65%, (e) Serat sabut: kadar air  12.0 – 14.0%, 
serat pendek (10-15 cm) 35.0%,  serat panjang (16-27 cm) 65.0% dan  warna serat  kuning emas.

Gula Semut
Written by Administrator
Gula semut adalah gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas, dan berwarna kuning kecoklatan.
Proses pengolahan gula semut sama dengan pengolahan gula cetak, yaitu tahap
pemanasan nira hingga menjadi kental. Pada pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental,
wajan diangkat dari tungku,  dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut setelah
diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan pengkristalan. Pengkristalan dilakukan
dengan cara pengadukan menggunakan garpu kayu.  Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan,
dan makin lama makin cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut).
Langkah selanjutnya adalah pengeringan gula semut. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, yaitu
(1)  pengeringan dengan sinar matahari selama 3-4 jam dan (2) pengeringan  dengan oven dengan
suhu pengeringan 45oC-50oC selama 1,5 -    2,0 jam. Untuk keseragaman ukuran butiran, dilakukan
pengayakan I menggunakan ayakan stainless steel ukuran 18-20 mesh . Butiran gula yang tidak lolos
ayakan akan dikeringkan ulang dan dilanjutkan dengan penghalusan butiran. Penghalusan ukuran
butiran dengan grinder mekanis, diikuti dengan pengayakan II. Gula semut kering dikemas dalam
kantong plastik dengan ukuran berat bervariasi,yaitu 250 g, 500 g dan 1000 g (1 kg).
Cara pengolahan gula semut  tersebut telah dikembangkan oleh koperasi petani di Desa Hariang,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.  Pengembangan agroindustri gula semut model Hariang  dimulai
sejak tahun 2000.Pengolahan gula semut di Desa ini dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap
pertama pengolahan dilakukan anggota kelompok tani/koperasi, menghasilkan gula semut kasar,
dan tahap kedua peng-olahan lanjut  pada unit pengolahan di koperasi dihasilkan gula semut.  
Pengolahan pada tingkat koperasi, dengan kegiatan meliputi pengeringan, pengayakan  dan
pengepakan. Pengeringan gula semut dilakukan dengan dua cara, yakni dengan sinar matahari  dan
dalam oven sistem rak (70% produk dikeringkan dengan oven dan 30% dengan sinar matahari).
Pengayakan secara manual dengan saringan ayakan stainles steel 18-20 mesh. Produk dikemas
dalam karung propilien dua lapis beratnya 50 kg/karung. Gula semut hasil olahan dengan
karakteristik: kadar air 2.88%,  kadar sakarosa 92.02%, cemaran logam Pb kurang dari 0.05 ppm dan
kadar abu 1.35%.  Gula semut yang dihasilkan Koperasi Usaha Bersama Mandala Hariang,
memenuhi  syarat mutu SII.
 

Pengayakan gula semut


 

Gula semut dari nira aren

Palm Wine dari Nira Aren


Written by Administrator
Palm wine atau anggur palma adalah anggur yang diproses menggunakan nira aren  sebagai bahan
baku, kemudian difermentasi  menggunakan mikroba seperti ragi roti ataupun kultur
murni Saccharomyces cereviceaedan S. ellipsoides. Sebagai bahan baku palm wine dibutuhkan
nira segar (belum difermentasi), oleh karena itu diperlukan bahan pengawet selama penyadapan nira.
Sabut kelapa dapat digunakan sebagai pengawet alami karena mengandung tanin  yang dapat
menghambat aktifitas mikroba. Nira aren yang menggunakan sabut kelapa sebagai pengawet dapat
bertahan lebih dari tiga jam setelah penyadapan dan warna  nira berubah menjadi coklat kemerahan,
sehingga memberikan warna alami pada palm wine.
Pengolahan palm wine skala laboratorium, terdiri atas dua tahap, yakni pembuatan starter dan
pembuatan palm wine. Pembuatan starter diawali dengan penyaringan nira aren, dan pengaturan
kadar gula nira dari 11-15% menjadi 2%, nira dipanaskan sampai mendidih dan didinginkan.  Nira
diinokulasi dengan kultur murni ragi S. cerevisiae atau S.  ellipsoides, dengan takaran 3 g/100 ml 
nira, dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Pengolahan palm wine dilakukan dengan cara menyaring nira dan  penyesuaian kadar gula nira aren
menjadi 15%. Nira dipanaskan sampai mendidih, didinginkan dan diatur kemasamannya menjadi pH
4,0-4,5 dengan penambahan asam sitrat, kemudian nira aren diinokulasi starter dengan takaran 10%
v/v dan difermentasi, dilanjutkan proses penuaan selama 3 bulan. Pada pengolahan palm wine, untuk
menghindari kontaminasi selama proses fermentasi dan penuaan.  Palm wine yang menggunakan
ragi S. cerevisiae berwarna merah, mengandung gula 3,3-3,8%, pH 3,9-4,1 dan kadar alkohol 7 %.
Sedangkan yang menggunakan ragi S. Ellipsoides, berwarna merah, mengandung gula 10,4%, pH
4,3 dan kadar alkohol 1,6%.  Palm wine mengandung total asam 9,2-12,3 meq/100 ml, total mikroba
6,0-9,2 koloni/ml dan asam volatil sebagai asam asetat 0,01-0,04%. Palm wine yang menggunakan
ragi S. Ellipsoides mempunyai rasa seperti hasil fermentasi buah anggur.
Palm wine yang dihasilkan berwarna merah kecoklatan sebagai akibat tanin yang terkandung dalam
sabut kelapa yang digunakan sebagai pengawet pada saat penyadapan nira. Dari aspek bau dan
rasa, palm winedari nira aren yang diolah menggunakan kultur murni S. ellipsoides lebih disukai
dibanding dengan palm wineyang diolah menggunakan dua stater lainnya. Palm wine yang diperoleh
termasuk minuman beralkohol dengan kandungan asam  volatil berada di bawah standar yang
ditetapkan, yaitu 0,20%.

Nata De Coco
Written by Administrator
Nata de coco hanya memiliki kadar lemak 0.2%, tidak mengandung
protein dan kadar  serat kasar 1.05%, sedangkan kolang kaling memiliki kadar serat 0.95%. 
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka nata de coco tergolong jenis makanan yang rendah kalori,
yaitu hanya 1.8 kalori  dan kolang kaling 16.32 kalori.
Pembuatan nata de coco yang dilaksanakan oleh  diperoleh rendemen sekitar 75%.  Dibandingkan
dengan cara pembuatan nata de coco yang sudah umum dilakukan, Balitka telah melakukan
modifikasi sebagian, sehingga cairan starter  dan gula pasir yang digunakan dapat dihemat, masing-
masing 9% dan 13% dengan waktu proses sampai panen sekitar 7 – 8 hari atau lebih singkat 50% dari
waktu yang sudah lazim diterapkan.Pengawetan nata de coco dengan penambahan natrium benzoat
dan asam sitrat masing-masing dengan konsentrasi sebesar 0.1% dan 0.2% dapat mempertahankan
daya simpan nata de coco selama 1 bulan. Nata de coco yang beredar di pasaran sebagian besar
menggunakan kemasan kantong plastik, tapi ada pula yang dikemas menggunakan botol, gelas
plastik cup dengan berbagai ukuran serta kemasan kaleng

SELAI KELAPA

Daging buah kelapa muda dihaluskan lalu dimasak sambil diaduk, gula dimasak secara terpisah
hingga agak berubah warna seperti karamel, lalu dituang ke dalam daging kelapa muda yang sedang
dimasak. Campuran tersebut dimasak terus sambil diaduk hingga berbentuk pasta, lalu ditambah
natrium benzoat 0,1% dan asam sitrat 0,05%. Untuk pengolahan selai dibutuhkan bahan yang dapat
memberikan tingkat homogenitas tinggi.  Kadar protein, galaktomanan dan fosfolipida tinggi,
menunjang sifat yang dibutuhkan produk ini.

KECAP KELAPA

Pada dasarnya kecap yang dikenal berasal dari bahan baku kedele, diperoleh dengan cara fermentasi
kedele  yang ditambahkan gula, garam dan bumbu-bumbu serta harus mengandung protein minimal
2%.   Kecap air kelapa yang bahan dasarnya dari air kelapa masih memerlukan penambahan kedele
sehingga kecap yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu.   Pengolahan kecap manis dari air
kelapa dengan penambahan 200 g kedele memerlukan air kelapa 2750 ml sehingga  menghasilkan
kecap manis yang memenuhi standar mutu.  Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, syarat mutu
kecap manis adalah : kadar air 55-65%, garam 10%, sakarosa 30%, protein 2% (untuk mutu II) dan
6% (untuk mutu I), dengan syarat antara lain reaksi terhadap lakmus tidak boleh alkalis, serta
kandungan asam benzoat atau garamnya, zat pemanis dan pewarna buatan, bahan berbahaya dan
jamur harus negative

Kelapa Parut Kering (Desicated Coconut)


Written by Administrator
Kelapa parut kering (Desicated  Coconut) adalah salah satu produk
yang menggunakan daging buah kelapa sebagai bahan baku.  Kelapa parut kering berwarna putih,
memiliki rasa dan bau khas kelapa.  Berbagai produk kelapa parut kering dinamai berdasarkan
ukuran partikelnya, yaitu extra fine, fine (macaroon), medium, coarse, shreds and treads, dan sliced.
Extra fine, fine (macaroon), dan medium adalah yang paling umum diperdagangkan. Karakteristik
kimia dan fisik kelapa parut kering adalah lemak 65-71%, asam lemak bebas 0,15-0,30%, bakteri
Salmonella  negatif, warna putih, dan kadar air 2,5-3,5%.

VCO Difersifikasi biscuit bayi

Minyak kelapa murni dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium, lebih mudah dicerna
karena asam lemaknya tergolong berantai sedang sehingga lebih sesuai untuk formula makanan
bayi. Campuran VCO, minyak kedele, tepung gandum, gula, telur, dan mentega dengan proporsi
tertentu, akan diperoleh formula biskuit bayi dengan komposisi:  air 4,48%,  lemak 25,78-26,15%, 
protein 6,96-7,08%, karbohidrat 61,18-61,70%, abu 0,71-0,76%. Komposisi asam lemak biskuit bayi
yang dihasilkan adalah: 2,05-,19% (C8-C10), 7,33-8,00 (C12), 12,54-15,12% (C12-C14), 6,40-6,95%
(C18:1), dan 6,93-7,23% (C12:2-3). Dengan komposisi ini formula biskuit yang dihasilkan, memenuhi
syarat FAO/WHO untuk kadar lemak, namun berkadar protein rendah. Untuk meningkatkan kadar
protein dapat dilakukan dengan penambahan telur. Kadar abu yang rendah, sangat membantu dalam
memudahkan pencernaan biskuit  oleh bayi, dan kandungan asam lemak tidak jenuh dan asam lemak
jenuh yang seimbang sangat membantu dalam penyediaan nutrisi bagi bayi

Alat pengolahan biodiesel dengan proses transesterifikasi bertujuan untuk mengkonversi minyak


menjadi metil ester (biodiesel) yang berlangsung dalam reaktor esterifikasi. Biofuel yang dihasilkan
secara transesterifikasi disebut biodiesel memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) bahan mudah
terbakar karena viskositasnya rendah dan (b) hasil pembakarannya dikategorikan ramah
lingkungan. Kelemahannya: (a) pengadaan alat membutuhkan investasi peralatan dan bangunan
pengolahan yang cukup mahal, (b) pengoperasian peralatan membutuhkan operator dengan
keterampilan khusus dan sistem operasional harus hati-hati karena bahan bakar ini berbau
menyengat dan dihasilkan melalui proses transesterifikasi untuk menjaga keselamatan kerja dan
kesehatan pekerja.  Komponen peralatan meliputi unit esterifikasi, unit pencucian dan penguapan,
panel listrik, rangka dudukan.  Meng-gunakan operator dua orang, dengan kapasitas olah 50 liter/ 8
jam.

VCO

Minyak kelapa murni diproses dari pengolahan kelapa segar melalui pembuatan santan dengan pemanasan
bertahap. Metode ini merupakan cara pengolahan sederhana yang hanya memodifikasi sebagian dari
pengolahan minyak kelapa secara tradisional.  Oleh karena itu metode ini dapat dilakukan pada tingkat petani,
karena alat yang digunakan juga sederhana. Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa bermutu tinggi dengan
kadar air rendah 0,02-0,03%, kadar asam lemak bebas 0,02%, tidak berwarna (bening), berbau harum, dan
berdaya simpan 6-8 bulan. Minyak kelapa murni merupakan produk alami yang sangat bermanfaat untuk gizi,
kesehatan, dan perawatan kecantikan.

Pengolahan minyak kelapa murni sebagai berikut : krim dipanaskan sampai mendidih pada suhu 90-100oC.
Setelah minyak agak masak, ditandai dengan terpisahnya blondo dan minyak (blondo masih berwarna putih),
bahan yang dimasak didinginkan lalu disaring sehingga diperoleh minyak yang belum masak.  Minyak yang
belum masak dipanaskan pada suhu pemanasan  sama dengan pemanasan krim.  Pada tahap ini dilakukan
sampai diperoleh  minyak yang agak bening dan jika masih terdapat blondo warnanya harus coklat muda. 
Selanjutnya minyak didinginkan dan disaring menggunakan kertas saring.  Produk akhir yang diperoleh adalah
minyak kelapa murni.

Kerjasama Balitka 2011

Written by Administrator

No Judul Komoditas Mitra Kerjasama Penanggung Jawab

1 Perancangan teknis proses produksi Kelapa BB Mektan Ir. Lay Abner, MS


pupuk organik dari limbah kelapa
kapasitas 2 ton/hari

2 Pengembangan komoditas sagu Sagu KPC Ir. Nurhaini Mashud, MS


disekitar wilayah operasional
Propinsi Kalimantan
(Kalimantan Prima Coal) Kaltim
Timur

3 Penanganan Hama Kelapa di Pulau Kelapa Dinas Perkebunan Ir. Jelfina C. Alouw, MSc
Mapis, Kab. Supiori Propinsi Papua Kab. Supiori

Propinsi Papua

4 Persiapan Pelepasan Aren Genjah Aren Dinas Perkebunan Ir. Elsje T. Tenda, MS
Kutai Timur Kab. Kutai Timur

Propinsi

Kalimantan Timur

No Judul Komoditas Mitra Kerjasama Penanggung Jawab

1 Perancangan teknis proses produksi Kelapa BB Mektan Ir. Lay Abner, MS


pupuk organik dari limbah kelapa
kapasitas 2 ton/hari
2 Pengembangan komoditas sagu Sagu KPC Ir. Nurhaini Mashud,
disekitar wilayah operasional MS
(Kalimantan Prima Coal) Kaltim Propinsi Kalimantan
Timur

3 Penanganan Hama Kelapa di Pulau Kelapa Dinas Perkebunan Kab. Ir. Jelfina C. Alouw,
Mapis, Kab. Supiori Propinsi Papua Supiori MSc

Propinsi Papua

4 Persiapan Pelepasan Aren Genjah Aren Dinas Perkebunan Kab. Ir. Elsje T. Tenda, MS
Kutai Timur Kutai Timur

Propinsi

Kalimantan Timur

Kerjasama Balitka 2005-2010

Written by Administrator

No Judul Komoditas Tahun mulai Mitra Kerjasama


dan berakhir

1 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2005-2009 Dinas Perkebunan


Dalam (KIKD) Komposit Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur

2 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2004-2009 Dinas Perkebunan Propinsi


Dalam (KIKD) Komposit Gorontalo

3 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2005-2009 Dinas Perkebunan Propinsi


Dalam (KIKD) Komposit Kalimantan Tengah

4 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2005-2009 BP2MB Medan, Sumatera


Dalam (KIKD) Komposit Utara

5 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2006 Dinas Perkebunan Propinsi


Dalam (KIKD) Komposit Kalimantan Barat

6 Pembangunan Kebun Induk Kelapa Kelapa 2007-2008 Dinas Perkebunan


Dalam (KIKD) Lokal Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan Timur, Jambi
7 Penelitian Uji BUSS Kelapa Kelapa 2007 PPVT Jakarta

8 Pembuatan Minyak Goreng Sehat dari Kelapa 2007 ITB- Bandung, Fakultas
Kelapa Teknik Kimia

9 Teknologi Bioetanol Sagu Sagu 2008-2009 UNSRAT-Manado, Fakultas


Pertanian

10 Penelitian Teknologi Turunan dari VCO Kelapa 2008-2009 FMIPA, UNSRAT-Manado


dan BB-Pasca Panen-Bogor

11 Pembangunan Kebun Induk kelapa Kelapa 2009 -2010 Dinas Perkebunan Kab.
Dalam Minahasa Selatan, Sulut

12 Penyediaan musuh alami Brontispa Kelapa 2009-2010 Dinas Perkebunan NTT

13 Pasca panen Aren Aren 2009 -2010 Provinsi Gorontalo

Kultur Embrio Kelapa Kopyor


Written by Administrator
Embrio kelapa kopyor dapat ditumbuhkan pada media tumbuh buatan  dalam kondisi aseptik dan
kondisi terkontrol di laboratorium. Calon bibit  (plantlet) yang dihasilkan diaklimatisasi di screen
house untuk penyesuaian secara bertahap pada kondisi alam yang tidak terkontrol.

Penerapan teknologi kultur embrio masih terbatas pada institusi atau swasta yang memilki fasilitas
laboratorium. Bibit yang dihasilkan melalui metode ini sudah dapat digunakan oleh petani atau
pengusaha perkebunan untuk pengembangan secara terbatas di pekarangan rumah maupun dalam
bentuk perkebunan.
Tanaman kelapa kopyor hasil perbanyakan dengan kultur embrio akan menghasilkan buah kopyor
yang banyak, yaitu dapat mencapai 90%-100%. Sedangkan tanaman kelapa kopyor hasil
perbanyakan secara konvensional, yaitu membibitkan buah kelapa normal yang berasal dari pohon
berbuah kopyor, hanya menghasilkan buah kopyor sebanyak 1-2 butir per tandan atau 10-20% untuk
tipe Dalam dan 30%-40% untuk tipe Genjah.

Tiga varietas unggul kelapa kopyor


Written by Administrator

Kelapa kopyor merupakan jenis kelapa  yang bernilai ekonomi tinggi. Kelapa yang diduga hasil mutasi
alam ini memiliki daging buah yang tidak normal, yaitu lunak dan rasanya gurih, sehingga
dimanfaatkan sebagai campuran es dan bahan baku es krim. Tanaman kelapa unik ini ditemukan di
beberapa sentra produksi kelapa di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah di Kabupaten Pati,
Jawa Tengah, yang memiliki beberapa populasi unggulan kelapa kopyor.
Beberapa keunggulan populasi kelapa kopyor asal Pati tersebut adalah cepat berbuah (3-4 tahun)
sehingga dikategorikan sebagai kelapa kopyor Genjah dan  persentase menghasilkan buah kopyor
pertandan yang tinggi mencapai 50%. Tanaman ini telah dibudidayakan lebih dari 50 tahun yang lalu,
dan telah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) sebagai calon  varietas
unggul lokal pada tahun 2007, dan telah dilepas/rilis oleh Menteri Pertanian pada tanggal 29
Desember 2010 sebagai varietas unggul dengan nama : Varietas Kelapa Genjah Coklat Kopyor,
Kelapa Genjah Hijau Kopyor dan Kelapa Genjah Kuning Kopyor.
1. Genjah Hijau Kopyor
2. Genjah Coklat Kopyor
3. Genjah Kuning Kopyor

Pemupukan Tanaman Kelapa

Written by Administrator

Penggunaan pupuk pada tanaman kelapa akan meningkatkan  produksi 23% - 92% dibandingkan
tanpa pemupukan. Rekomendasi pemupukan yang telah dihasilkan untuk kelapa Dalam dibagi atas
2, yaitu rekomendasi berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dan rekomendasi berdasarkan
analisis daun.

Rekomendasi pemupukan berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut

a.      Ketinggian 0-150 m dari permukaan laut dibedakan atas jenis tanah sbb:

1.   Tanah Alluvial :

500 g N      (1.100 g Urea)/pohon/tahun

100 g P2O5 (200 g TSP)/pohon/tahun

800 g K2O (1.300 g KCl /pohon/tahun

2.   Tanah Podsolik :

550 g N      (1.200 g Urea)/pohon/tahun

150 g P2O5 (300 g TSP)/pohon/tahun

1.000 g K2O (1.600 g KCl /pohon/tahun

3.   Tanah Latosol :

600 g N      (1.100 g Urea)/pohon/tahun

150 g P2O5 (300 g TSP)/pohon/tahun

1.200 K2O (2.000 g KCl)/pohon/tahun

40 kg pupuk organik/pohon/tahun

b.   Ketinggian 150 - 500 m dari permukaan laut dibedakan atas jenis tanah sbb:

1.   Tanah Alluvial :

400 N      (   900 g Urea)/pohon/tahun

300 P2O5 (   600 g TSP)/pohon/tahun


800 K2O (1.300 g KCl /pohon/tahun

2.   Tanah Podsolik :

450 N      (1.000 g Urea)/pohon/tahun

450 g P2O5 (   900 g TSP)/pohon/tahun

1.200 gK2O (1.600 g KCl /pohon/tahun

3.   Tanah Latosol :

500 g N      (1.100 g Urea)/pohon/tahun

450 g P2O5 (   300 g TSP)/pohon/tahun

1.200 g K2O (2.000 g KCl)/pohon/tahun

40 kg pupuk organik/pohon/tahun

Rekomendasi pemupukan berdasarkan analisis daun

Berdasarkan hasil penelitian status hara kelapa pada 11 provinsi di Indonesia, telah disusun
rekomendasi pemupukan kelapa Dalam sesuai analisis daun. Jika kadar unsur hara di bawah batas
kritis khususnya unsur P dan K, maka penambahan pupuk dasar, yaitu P sebanyak 200 g TSP dan K
sebanyak 300 g KCl per pohon per tahun.

Tabel Rekomendasi pemupukan kelapa Dalam untuk 11 provinsi di Indonesia

Provinsi Urea TSP KCl Provinsi Urea TSP KCl

--------   g   --------- --------   g   ------

Sulawesi Utara 1 350 200 300 Jawa Timur 270 200 300

Kayuwatu 630 200 1 Slopeng 1 200 300


000 050
Bigo 1 620 200 Jati Gunung 200 300
450 660
Tabago 1 230 869 Kerjen 200 300
1 540
Maronge 700 Sendongan

Sulawesi Tengah 960 200 300 Kalimantan 1 400 300


Timur 620
Bangga 510 200 300 200 300
Sukan 960
Leak 300 200 300 200 300
Loa Sumber 870
Tampira 600 200 1 200 300
230 Kuala 870
Bunta
Galung

Sulawesi Tenggara 2 700 200 880 Kalimantan 630 200 300


Barat
Amesangeng 2 580 200 300 1 200 300
Parit Baru 140
Garanta 600 200 300 200 300
Kelambo 1
Patila 840 200 350 320 200 300
Sungai Daun
Galung 360
Pasiran

Maluku Tengah 60 200 450 Kalimantan 840 200 300


Selatan
Makariki 60 200 300 460 200 300
Gamba Luar
Neniari 1 200 200 300 930 200 300
Motereman
Maluku Utara 1 020 450 300 540 200 300
Purwosari
Payahe
Jurong
Ruau

Papua 660 200 300 Nangro Aceh 0 200 000

Nambon, Jayapura 690 200 300 Jabol 2 850 300


100
Kumbe, Merauke 930 200 300 Cat Payah 200 300
0
Pasirido, Manokwari 540 200 300 Glanggang Labu 200 300
450
Kabera, Sorong Alabu Jalan

Jawa Barat 2 700 200 880 Riau 180 200 300

Cisantol 2 580 200 300 Tembilahan 120 200 300

Jaya Mukti 600 200 300 Tekulai Hulu 0 200 650

Cikanangka 840 200 350 Banten Air 0 200 300

Banjar biru Kedabu

Jawa Tengah 1 710 1 300 Lampung 30 200 300


000
Blontongan 1 110 300 Merah Blantung 0 200 300
200
Padurusa 1 020 1 Candi Puco 180 200 300
200 800
Tabanan 1 500 Suak 0 200 300
Poncong 400 350 Suka Jawa

Alat pengolahan bioetanol, dengan destilator-dehidrator


sistem sinambung
Written by Administrator
Sumber energi terbarukan yang menggunakan bahan dasar tanaman (nabati) dikenal sebagai biofuel,
yakni terdi dari bioetanol (etanol atau alkohol), biodiesel dan biogas. Bioetanol telah populer
digunakan sebagai substitusi bahan bakar bensin, yang dikenal sebagai Pertamax.  Umumnya
pengolahan bioetanol dari nira aren yang dilakukan masyarakat secara manual dengan suhu tidak
terkontrol, dan produk yang dihasilkan adalah bioetanol kasar dengan kadar etanol 25-35%.
Penggunaan alat pengolahan bioetanol sistem sinambung, dari 100 L etanol kasar (kadar etanol 25-
35 %) akan menghasilkan 30-35 L etanol 90-96 %. Bioetanol dari nira aren dapat digunakan sebagai
bahan obat-obatan, desinfektan dan subtitusi bahan bakar. Uji bioetanol sebagai bahan bakar mesin,
dengan cara bioetanol kadar lebih ≥ 96 %,  dicampurkan dengan bensin pada perbandingan 10:90,
dan digunakan pada mesin bensin  pemotong  rumput Hitachi 2 Hp  (2 Tak) dan  Robin 4,5 Hp (4
Tak), ternyata kedua mesin beroperasi secara normal. Apabila dibandingkan menggunakan bahan
bakar bensin  akan menghemat bahan bakar sebesar 12.5-29.0%. Alat pengolahan bioetanol,  praktis
dioperasikan petani terlatih.  Analisis ekonomi penggunaan alat pengolahan alkohol menguntungkan
dan layak dioperasikan pada wilayah yang berpotensi aren dan terdapat kelompoktani yang
mengolah bioetanol kasar.

Peremajaan kelapa dengan Metode Tebang Bertahap


Kelapa Dalam Mapanget (DMT) berasal dari Desa Mapanget, Kecamatan Dimembe, Kabupaten
Minahasa, Sulawesi Utara. Merupakan hasil seleksi massa positif terhadap populasi kelapa rakyat di
Desa Mapanget tersebut oleh   Dr. P.L.M. Tammes pada tahun 1926.
Kelapa Dalam Mapanget ini sudal dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 2004 dengan SK
Mentan No. 132/Kpts/SR.120/3/ 2004/Tgl. 1 Maret 2004. Sampai tahun 2008 pengembangan
menggunakan kelapa Dalam ini sudah dilakukan oleh beberapa provinsi, di antaranya Sulawesi
Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Maluku, dan Papua. Selain
itu juga telah digunakan sebagai salah satu tetua pembangunan kebun induk kelapa Dalam Unggul
Komposit di beberapa daerah sentra kelapa.

Penerapan program peremajaan tanaman kelapa diharapkan dapat terus menjamin mendapatan
petani pemilik lahan, selama kegiatan peremajaan berlangsung. Metode peremajaan yang disarankan
adalah Metode Tebang Bertahap. Dalam metode ini penebangan dilakukan secara bertahap sebesar
20% pertahun. Metode ini tidak menggangu pertumbuhan tanaman pengganti dan merupakan
alternatif yang paling tepat untuk dterapkan ditinjau dari segi agronomis dan pendapatan petani.

Lahan yang terbuka setelah penebangan tanaman kelapa tua secara bertahap, dapat ditanami
dengan tanaman sela seperti jagung, kacang tanah atau tanaman palawija lainnya. Hasil usahatani
yang diperoleh dengan pola polikultur ini sangat signifikan dibanding dengan menerapkan pola
monokultur dengan menanam tanaman kelapa saja.

Jarak dan sistem tanam baru untuk peremajaan kelapa Dalam Mapanget 6 X 16 m (119 tanaman /ha)
sistem pagar. Penggunaan jarak dan sistem tanam ini diarahkan untuk pemanfaatan lahan di antara
tanaman kelapa, dengan menanam tanaman sela, untuk mempertahankan bahkan meningkatkan
pendapatan petani selama peremajaan berlangsung.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk menjamin ketersediaan air pada
awal pertumbuhan tanaman. Lubang tanaman ukuran 60 X 60 X 60 cm. Saat menanam, bibit sudah
berumur minimal 6 bulan dan maksimal 8 bulan.

Pemupukan, kebutuhan hara atau pupuk disesuaikan dengan umur tanaman. Pupuk ditabur pada
areal piringan dengan Pemeliharaan Tanaman (pinggiran) dibersihkan setiap 2 bulan dengan jari-jari
satu meter untuk tanaman berumur 0-2 tahun dan lebih dari umur 2 tahun dengan jari-jari 2 meter.
Gulma dalam blok pertanaman dibabat setiap 2 bulan atau 6 x setahun.

Monitoring hama dan penyakit dengan menggunakan insektisida dan fungisida setiap bulan untuk
tindakan pencegahan pada umur tanaman 0-1 tahun. Umur lebih dari satu tahun penggunaan
insektisida dan fungisida hanya kalau terdapat gejala serangan dan berpeluang akan meluas.

Kelapa Dalam Mapanget mulai berbuah pada umur 5 tahun. Bentuk buahnya bulat ukuran buah
sedang, dan warna kulit buah umumnya merah kecoklatan. Produksi buah per tandan 7 butir. Jumlah
buah/pohon/tahun sebanyak 90 butir. Produksi kopra optimal 3.3 ton/ha/tahun. Kadar minyak 62,95%.
Tanaman ini agak toleran terhadap kemarau panjang. Selain itu tahan terhadap serangan penyakit
busuk pucuk yang disebabkan jamur Phytophthora palmivora.

Penerapan pola peremajaan kelapa menggunakan Metode Tebang Bertahap 20% dan Jarak dan
sistem tanam baru 6 x 16 m diharapkan dapat menjamin kesinambungan pendapatan petani pemilik
lahan yang tanaman kelapanya diremajakan.

Dengan menerapkan usaha tani polikultur kelapa dan jagung, dapat diperoleh pendapatan bersih
sebesar RP. 2.779.000,- dibandingkan dengan usahatani monokultur tanaman kelapa saja, yaitu
hanya sebesar Rp. 1.319.000,

Formulasi Tepung Komposit Berbasis Tepung Kasava Termodifikasi


untuk Substitusi Terigu Hingga 40% pada Tepung Bumbu dan Roti
Tingginya harga tepung terigu membuat industri roti dan tepung bumbu mencari bahan baku
alternatif sumber karbohidrat pengganti terigu yang lebih murah. Ubikayu memepunyai potensi
sebagai sumber karbohidrat lokal pengganti gandum, namun ubikayu tidak memiliki gluten seperti
yang dimiliki gandum sehingga produk tidak mengembang.  Melalui penggunaan tepung kasava
termodifikasi (dengan proses fermentasi) yang memiliki karakteristik menghasilkan produk lebih
mengembang, tidak berbau singkong dan lebih lembut, mempunyai peluang sebagai bahan
substitusi terigu.

Keunggulan :

 Warna tepung putih dan tidak berbau

Manfaat/Aplikasi :

 Sebagai bahan baku makanan ataupun tepung bumbu pengganti terigu


 Nilai tambah petani dan produsen tepung kasava meningkat

 Menambah kekayaan akan ketersediaan produk pangan alternatif selain beras,

 Dapat meningkatkan citra umbi-umbian menjadi produk yang lebih baik

 Dengan formula menggunakan 40% tepung kasava termodifikasi (melalui proses fermentasi),
disertai penambahan bahan pelembut diharapkan dapat menghasilkan produk roti dan
tepung bumbu yang disukai konsumen.

Hasil Penelitian Tahun 2009

 Roti tawar dapat dibuat dengan tepung komposit (terigu : tepung Bimo-CF = 60 : 40) disukai
panelis dengan tambahan bahan tambahan pangan.

 Bahan tambahan pangan (BTP) terbaik untuk setiap adonan kebutuhan tepung komposit
sebesar berat 5 kg, maka diperlukan gula 240 gram, garam 45 gram, susu cair 180 gram, ragi
basah 120 gram, gread improver 20 gram, bakering plus 15 gram, mentega kuning 240 gram,
air es 1500 ml.

 Lama proses fermentasi 10-15 menit dengan proving 35-45 menit menghasilkan tekstur
terbaik roti tawar.  Dengan penambahan tepung Bimo-CF diperlukan pengadukan,
pengembangan dalam prover dan pengovenan lebih lama.

 Penggunaan tepung Bimo-CF sampai 40% substitusi terigu dengan tambahan pati garut 10%
dan baking powder 5% menghasilkan tepung bumbu untuk ayam goreng dan tempe goreng
lebih renyah..

 Penyimpanan tepung bumbu sampai minggu ke 4 mutu masih baik (belum ada serangan
kutu), sedangkan pada tepung roti sampai minggu ke 2 masih baik dan setelah minggu ke 2
sudah rusak (kutuan dan bau apek).

MOCAF merupakan kependekan dari kata dalam bahasa Inggris “Modified Cassava Flour “ yang dalam
bahasa Indonesianya disebut juga “Modifikasi Tepung Ketela Pohon” atauMOTEKAP.

Motekap kini menjadi merek dagang yang dipergunakan oleh group PT KIPTI, Adapun proses pembuatan
tepung Motekap adalah sebagai berikut:

1. Cuci bersih singkong agar tanah atau kotoran tidak menempel

2. Singkong dikupas dan lapisan kulit singkong yang berwarna cokelat di buang, umbinya sebaiknya

direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna.

3. Setelah dikupasdan bersih, singkong di iris tipis-tipis sebesar 2 - 3 cm

4. Rendam singkong dalam larutan Enzim dengan dosis 5 ml/liter air. seluruh bagian singkong harus

terendam, rendam selama 7 s/d 8 jam, Enzim bisa diperoleh dari PT KIPTI, yang membuat sendiri enzim

nya.

5. Lalu Singkong di tiriskan


6. Jemur di terik matahari sampai kering, kadar air 12 - 14 %, biasanya memakan waktu 2 - 3 hari, alas

penjemuran bisa menggunakan anyaman bambu.

7. Jika menggunakan mesing pengering dari PT KIPTI yg di ciptakan oleh Ir. Harsisto dalam

satu hari dapat mengeringkan 1 ton singkong dan tersedia pula mesin untuk kapasitas 30 ton

per hari.

8. Setelah kering irisan singkong digiling dengan mesin penepung, bisa menggunakan penepung beras.

9. Lalu gunakan ayakan penyaring dengan saringan 60 mesh agar butiran tepung lebih halus.

10. Selesai, tepung siap digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.


Setelah menjadi tepung bisa digunakan sebagai pengganti dan atau campuran terigu untuk pembuatan
mie kering/basah-bihun-pempek-baso-krupuk-brownies-bolu-kue lapis-kue kering-nastar-cke-cookies-
roti tawar-sus kering-kaastangels-ayam goreng kentucky dan aneka gorengan. Aman untuk para
penderita diabetes dan autis.

Pencucian dan Pengupasan dapat dilakukan oleh Ibu-ibu

Singkong kupas di bersihkan

Pemberian Enzim dan Perendaman


Perajangan Singkong.. bisa dengan Pisau atau mesin Perajang

Pengeringan dengan Matahari

atau dengan Mesin Pengering Kapasitas 1 Ton Per Hari

Produk PT KIPTI

Mesin Penepung
Tepung Motekap yang telah siap

Diposkan oleh Rhino Hamuq di 03:05

Label: Article, Enzim, mocaf, Motekap, Produk

Anda mungkin juga menyukai