Anda di halaman 1dari 5

INDUSTRI GULA JAWA SKALA RUMAH TANGGA

Gula jawa merupakan jenis gula yang terbuat dari nira kelapa yaitu cairan yang
dihasilkan dari penyadapan mayang tanaman kelapa. Gula aren biasanya juga diasosiasikan
dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga
pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.

Pangkal bunga kelapa yang belum mekar akan diikat dengan kuat menggunakan tali.
Terkadang, pangkal bunga kelapa yang belum mekar juga bisa dipress dengan dua batang
kayu. Hasil pengikatan pada pangkal bunga kelapa ini akan menghambat proses pemekaran
bunga kelapa itu sendiri. Akibat nya bunga kelapa akan membengkak karena sari makanan
yang seharus nya dipakai tanaman untuk proses pemekaran bunga menjadi terhambat.
Pembengkakan di pangkal bunga sendiri merupakan penumpukan sari pati makanan
tumbuhan yang tertampung. Setelah proses pembengkakan berhenti, batang kelapa ini akan
diiris - iris secara bertahap untuk mengeluarkan cairan gula. Cairan gula yang keluar ini akan
ditampung di dalam suatu wadah. Secara traditional, wadah untuk menampung cairan gula
dapat terbuat dari timba yang terbuat dari daun pohon kelapa tersebut.

Setelah terkumpul, cairan gula ini harus disaring terlebih dahulu agar lebih bersih.
Setelah itu, hasil saring nira kelapa ini akan direbus di atas wajan yang besar dan dengan api
yang besar juga. Cairan gula harus sering diaduk selama proses rebus nya.

Cairan gula tersebut diaduk agar panas dari api dapat terdistribusikan secara merata ke
dalam cairan gula merah tersebut. Jika cairan gula tersebut tidak diaduk, maka hanya bagian
bawah nya akan menjadi gosong. Sehingga dapat merusak hasil dari gula merah yang akan
jadi. Selama proses perebusan, Api boleh besar, namun lidah api tidak boleh sampai
menyentuh cairan gula di dalam wajan. Lidah api yang menyentuh cairan gula dapat
membuat gula menjadi gosong dan berwarna hitam. Selain itu lidah api juga akan membuat
hasil gula menjadi terasa pahit.

Setelah direbus beberapa lama, cairan gula tersebut akan berubah warna secara
perlahan - lahan menjadi warna cokelat. Di samping itu cairan gula yang sudah berubah
warna kecokelatan pun akan mengeluarkan letupan - letupan kecil seperti magma.
Kedua hal di atas menandakan bahwa cairan gula tersebut sudah matang. Cairan gula
tersebut kemudian dapat dituangkan ke dalam cetakan - cetakan seperti bambu kosong atau
batok kelapa. Bambu kosong digunakan untuk memberikan cetakan berbentuk silinder dan
batok kelapa digunakan untuk memberikan cetakan gula merah batok.

Setelah itu tunggu sampai gula merah menjadi dingin. Gula merah yang telah dingin
dapat ditiriskan ke tempat yang terpisah untuk kemudian dibungkus dan dikonsumsi.
INDUSTRI BIODIESEL

Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati
dan/atau dihasilkan dari bahan-bahan organik lain. Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel,
Bioetanol dan Minyak Nabati Murni. Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi
mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang
terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.
Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain
dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman
jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.

Di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain dari
CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak,
jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain. Proses pembuatan biodiesel
umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi dengan metanol) yaitu reaksi
antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa (NaOH, KOH, atau sodium
methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam lemak dengan produk ikutan
gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut:

Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu dilakukan
reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga dilakukan
dengan konversi enzimatis.
Biodiesel juga dapat diproduksi menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah
dengan metode transesterifikasi. Beginilah prosesnya:

1. Pemurnian

Pada proses ini, minyak sawit mentah/Crude Palm Oil (CPO) dimurnikan, diputihkan,
dan dihilangkan baunya menjadi apa yang disebut dengan Refined, Bleached and Deodorized
Palm Oil (RBDPO).

2. Transesterifikasi

Dengan teknik ini, RBDPO dicampur dengan metanol dan sodium methylate pada
suhu 65-75°C. Hasil campuran ini didiamkan selama 1-2 jam hingga endapan metil ester
asam lemak (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) dan gliserin terpisah dengan sendirinya.

3. Pencucian

Pada tahap ini, FAME melewati proses pencucian menggunakan air bersuhu 65-75°C
dan pH 4-6 untuk menghilangkan senyawa yang bisa memengaruhi kualitasnya.

4. Pengeringan

Pengeringan merupakan proses untuk meningkatkan kualitas biodiesel. Pada tahap ini,
air dikeringkan melalui proses pemanasan di suhu 130 °C selama 10 menit.

5. Penyaringan

Tahapan akhir dari metode ini, biodiesel akan melewati proses penyaringan untuk
menghilangkan partikel atau molekul kotor. Biodiesel yang memiliki kualitas baik siap
didistribusikan dan digunakan.
Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk
jenis diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau
campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa
penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari
bahan yang sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama
dan yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.

Anda mungkin juga menyukai