Berapa persen (%) relative risk increase dari terapi obat tersebut?
5. Seorang apoteker di instalasi farmasi rumah sakit sedang menghitung penggunaan cefadroksil
500 mg. Diketahui Pemakaian rata-rata cefadroksil 500 mg selama tahun 2021 (januari-
desember) adalah 300.000 tablet. Sisa stok per 31 desember 2021 adalah 150.000 tablet.
Pengadaan obat di rumah sakit dilakukan setiap tahun dengan waktu tunggu obat selama 5
hari. Berapa jumlah tablet untuk periode tahun depan?
6. Seorang apoteker yang bekerja di apotek akan melakukan analisis distribusi obat terkait
perputaran modal dari apotek yang dikelolanya. Diketahui Stock opname akhir per 31
desember 2021 yaitu Rp. 110.000.00 dengan total pembelian tahun 2022 yaitu Rp.
200.000.000, dan hasil stock opname per 31 desember 2022 Rp. 130,000,000. Berapakah
Turn Over Ratio (TOR) apotek tersebut?
7. Seorang apoteker yang bekerja di sebuah apotek sedang melakukan analisis kelayakan
terhadap apotek yang dikelolanya. Berdasarkan laporan keuangan apotek tersebut diperoleh
data sebagai berikut : keuntungan sebesar Rp. 100.000.000, omset Rp. 150.000.000/tahun,
Modal awal yang digunakan untuk membangun apotek sebesar Rp. 80.000.0000. Diketahui
setiap tahun apotek harus membayar pajak dan gaji karyawan dengan total sebesar Rp.
30.000.000. Berapa persen (%) ROI dari apotek tersebut?
8. Seorang apoteker di sebuah apotek sedang menentukan jumlah stok obat amoksisilin untuk
periode tahun 2022. Pada tahun 2021 apotek tersebut menjual tablet amoksisilin sebanyak
34.000 tablet. Diketahui apoteker berencana untuk menentukan stok pengaman untuk tablet
amokisisilin sebanyak 100 tablet dengan waktu tunggu pemesanan obat selama 5 hari.
Diketahui selama 1 tahun terdapat 20 hari dimana apotek tersebut tidak beroperasi. (1 tahun =
360 hari ) . Berapa tablet stok minimum obat tersebut?
9. Seorang apoteker di instalasi farmasi rumah sakit sedang melakukan analisis efektivitas biaya
terhadap kombinasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia. Berdasarkan
data yang diperoleh pasien yang mendapatkan terapi kombinasi nifedipin dan metildopa
memberikan respon penurunan diastol sebesar 30,95 mmHg, sedangkan pasien yang
menggunakan terapi kombinasi nifedipin dan nicardipin memberikan penurunan diastol
sebesar 20 mmHg. Diketahui Biaya yang dikeluarkan pasien saat mendapatkan terapi
kombinasi nifedipin dan metildopa sebesar Rp. 9.479 dan terapi dengan nifedipin dan
nicardipin sebesar Rp. 31.500. Berapa rupiah nilai Incremental Cost-Effectiveness Ratio dari
pengobatan tersebut?
10. Seorang apoteker di instalasi farmasi rumah sakit sedang melakukan analisis efektivitas
biaya penggunaan antibiotik ampisilin dan sefotaksim pada pasien anak demam tifoid.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terapi ampisilin memberikan efektivitas sebesar 38%
sedangkan sefotaksim memberikan efektivitas sebesar 76%. Biaya yang dikeluarkan pasien
saat mendapatkan terapi ampisilin sebesar Rp. 999.030 dan terapi dengan sefotaksim sebesar
Rp. 1.203.383. Berapa rupiah nilai Incremental Cost-Effectiveness Ratio dari pengobatan
tersebut?
Catatan : kerjakan soal berikut dengan benar dan mencantumkan rumus serta cara
pengerjaan sampai mendapatkan hasil yang benar