PENGUJIAN BAHAN
JOB UJI LENGKUNG
Di susun oleh;
B. DASAR TEORI
Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada
bagian yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam
akan mendapat tekanan dan bagian tengah netral.
Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan
beban yang diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi
dapat diukur dengan dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung modulus elastisitas bahan uji tersebut.
Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus
dibawah ini :
F = Beban (N)
L = jarak antara titik tumpuan (mm)
I = Momen Inersia (I)
E = Modulus Elastisitas (N/mm2)
A. Δy = defleksi (mm)
a≠b
C. PERLENGKAPAN KERJA
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
Tabel 6. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah penampang segi empat.
ARA GAYA DEFLE ARA GAY DEFLE
H (F) KSI H A KSI
GAY (ΔY) GAY (F) (ΔY)
A (N) (mm) A (N) (mm)
0 0,00 2600 0,31
200 0,04 2400 0,29
400 0,06 2200 0,28
600 0,09 2000 0,27
800 0,12 1800 0,24
N 1000 0,14 T 1600 0,23
A 1200 0,17 U 1400 0,21
I 1400 0,19 R 1200 0,19
K 1600 0,21 U 1000 0,17
1800 0,23 N 800 0,15
2000 0,25 600 0,12
2200 0,26 400 0,10
2400 0,29 200 0,07
2600 0,31 0 0,00
IV. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Persegi Empat
1. Beban ditengah-tengah
a). Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda
uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 12) adalah sebagai berikut :
b). Data waktu diuji
benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (lihat table 7) adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat
ARA GAYA DEFLE ARA GAY DEFLE
H (F) KSI H A KSI
GAY (ΔY) GAY (F) (ΔY)
A (N) (mm) A (N) (mm)
0 0,00 2600 0,53
200 0,04 2400 0,51
400 0,07 2200 0,46
600 0,12 2000 0,43
800 0,16 1800 0,38
N 1000 0,20 T 1600 0,33
A 1200 0,25 U 1400 0,30
I 1400 0,30 R 1200 0,25
K 1600 0,33 U 1000 0,20
1800 0,38 N 800 0,16
2000 0,43 600 0,12
2200 0,46 400 0,07
2400 0,51 200 0,04
2600 0,53 0 0,00
2. Beban tidak ditengah-tengah
a). data sebelum diuji
sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi
benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 13) adalah sebagai berikut
b). data waktu diuji
benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (lihat table 8) adalah sebagai berikut :
F. PENGOLAHAN DATA
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan data-data di atas, maka dapatlah diolah seperti
contoh perhitungan dibawah ini :
Pada tabel 1 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.
= 100 N
Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²
Pada tabel 3 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.
= 100 N
π
Ix-x = IY-Y = x d4
64
= 20.421 mm4
π
Wy-y = Wy-y = xd3
32
= 1.608 mm3
4). Menghitung modulos elastisitas
F X L3
E=
48 X ∆ Y X I
N
= 63.762
mm2
Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²
Pada tabel 5 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.
= 62,5 N
Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²
Pada table 7 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.
= 100 N
f xa
RB =
L
= 80 N
20) Menghitung momen inersia
π 4
Ix-x = Iy-y = xd
64
= 20.421,35 mm4
21) Menghitung momen tahanan
π 3
Wx-x = Wy-y = xd
32
= 1.607,98 mm3
G.ANALISA
H.KESIMPULAN