Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK

PENGUJIAN BAHAN
JOB UJI LENGKUNG

Di susun oleh;

Nama : Rocky Riyo


NIM : 3202102008
Kelas : 2A
Pro : D3 TME

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2022
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum pengujian lengkung pada bahan adalah
sebagai berikut :
1) Mahasiswa dapat mempelajari defleksi yang terjadi pada batang.
2) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh momen inersia.
3) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh pembebanan dan letak tumpuan.
4) Mahasiswa dapat menghitung modulus elastisitas bahan.
5) Mahasiswa dapat membuat diagram pembebanan dengan defleksi .

B. DASAR TEORI
Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada
bagian yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam
akan mendapat tekanan dan bagian tengah netral.
Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan
beban yang diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi
dapat diukur dengan dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung modulus elastisitas bahan uji tersebut.
Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus
dibawah ini :

1) Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan sama

Gambar 1. Balok tumpuan berbeban di tengah Dimana:


a=b

F = Beban (N)
L = jarak antara titik tumpuan (mm)
I = Momen Inersia (I)
E = Modulus Elastisitas (N/mm2)

A. Δy = defleksi (mm)

2. Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan tidak ditengah

a≠b

Gambar 2 Balok tumpuan berbeban tak di tengah

2) Momen inersia dan momen tahanan a) Penampang persegi

Gambar 3 Penampang Persegi sumbu y-y


Gambar 4 Penampang Persegi sumbu

C. PERLENGKAPAN KERJA
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :

1. Universal Testing Machine


2. Dynamometer
3. Vernier Caliper
4. Micrometer
5. Test Piece
6. Spidol permanen
7. High Gauge
8. Dial Indikator
9. Surface Plate
10.V block dan klem
D. KESELAMATAN KERJA :

1. Pelajari Job sheet sebelum praktek


2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makan waktu praktek
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang
a. Persiapkan peralatan yang digunakan
b. Ukur batang benda uji
c. Hidupkan mesin hirolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump
lamp” menyala
d. Biarkan beberapa menit ( 15 menit) sebagai pemanasan awal mesin
e. Pasang roda penumpu dengan posisi a = b = 125 mm
f. Tempatkan batang uji dengan sumbu y - y mendatar
g. Gerakkan mesin hingga benda uji menyentuh penekan, catat kenaikan
bebannya
h. Atur dial indikator pada posisi nol
i. Naikkan beban setiap 200 N secara bertahap dan catat defleksinya pada
saat itu
j. Pemberian beban jangan melebihi 2500 N
k. Beban turunkan kembali dan catat defleksiny.
2. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi posisi a b (a = 100 mm, b =
150 mm)
3. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu
x-x tegak
4. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu
x-x tegak dengan a-b
5. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 dengan a = b
6. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat
Langkah-langkahnya sama dengan no.1 dengan a b
7. Setelah selesai melakukan percobaan mesin hirolik dimatikan dengan
menekan “pump off” sehingga “pump lamp” padam.
F. DATA PENGUJIAN LENGKUNG

I.Data Pengujian Baja dengan Penampang Bulat


1. Beban ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji


Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji
dan jarak tumpuan ( lihat gambar 6 ) adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indikator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (1ihat tabel 1) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.


ARAH GAYA(F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0.00 2600 0.51


200 0.04 2400 0.49
400 0.08 2200 0.44
600 0.12 2000 0.41
800 0.17 1800 0.37
N 1000 0.21 T 1600 0.32
A 1200 0.25 U 1400 0.29
I 1400 0.29 R 1200 0.25
K 1600 0.32 U 1000 0.21
1800 0.37 N 800 0.17
2000 0.41 600 0.12
2200 0.44 400 0.08
2400 0.49 200 0.04
2600 0.51 0 0.00

1. Beban tidak ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji


Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan
jarak tumpuan (lihat gambar 7) adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (Iihat tabel 2) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat.
DEFLEKS
ARAH GAYA (F) DEFLEKSI ARAH GAYA I
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)
  0 0,00   2600 0,51
  200 0,04   2400 0,49
  400 0,08   2200 0,46
  600 0,12   2000 0,44
  800 0,17   1800 0,40
N 1000 0,21 T 1600 0,38
A 1200 0,25 U 1400 0,34
I 1400 0,29 R 1200 0,29
K 1600 0,32 U 1000 0,25
  1800 0,37 N 800 0,22
  2000 0,41   600 0,18
  2200 0,44   400 0,14
  2400 0,49   200 0,10
  2600 0,51   0 0,00

II. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Bulat


1. Beban ditengah-tengah
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan
jarak tumpuan (lihat gambar 8) adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (Iihat tabel 3) adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.
DEFLEKS
ARAH GAYA (F) DEFLEKSI ARAH GAYA I
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)
  0 0,00   2600 0,92
  200 0,05   2400 0,90
  400 0,12   2200 0,85
  600 0,18   2000 0,79
  800 0,25   1800 0,72
N 1000 0,35 T 1600 0,65
A 1200 0,42 U 1400 0,58
I 1400 0,50 R 1200 0,50
K 1600 0,57 U 1000 0,42
  1800 0,65 N 800 0,35
  2000 0,70   600 0,29
  2200 0,80   400 0,20
  2400 0,89   200 0,12
  2600 0,92   0 0,00
2. Beban tidak ditengah-tengah
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji
dan jarak tumpuan ( lihat gambar 9 ) adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (Iihat tabel 4) adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.
GAYA DEFLEK DEFLEK
ARAH (F) SI ARAH GAYA SI
(ΔY) (ΔY)
GAYA (N) (mm) GAYA (F) (N) (mm)
         
  0 0,00 2600 0,90
  200 0,05 2400 0,88
  400 0,13 2200 0,82
  600 0,20 2000 0,75
  800 0,28 1800 0,69
N 1000 0,35 T 1600 0,63
A 1200 0,43 U 1400 0,55
I 1400 0,49 R 1200 0,48
K 1600 0,57 U 1000 0,41
  1800 0,64 N 800 0,35
  2000 0,74 600 0,27
  2200 0,78 400 0,20
  2400 0,85 200 0,12
  2600 0,90 0 0,00
           
III. Data Pengujian Baja dengan Penampang Persegi empat
1. Beban ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji


Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan
jarak tumpuan (lihat gambar 10) adalah sebagai berikut :

Gambar 10. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (Iihat tabel 5) adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.


GAYA DEFLEKS ARA
ARAH (F) I H GAYA DEFLEKSI
(ΔY) GAY
GAYA (N) (mm) A (F) (N) (ΔY) (mm)
         
  0 0,00 2600 0,31
  200 0,05 2400 0,30
  400 0,07 2200 0,29
  600 0,09 2000 0,27
  800 0,12 1800 0,25
N 1000 0,14 T 1600 0,23
A 1200 0,17 U 1400 0,21
I 1400 0,18 R 1200 0,18
K 1600 0,21 U 1000 0,17
  1800 0,23 N 800 0,14
  2000 0,26 600 0,12
  2200 0,28 400 0,09
  2400 0,30 200 0,06
  2600 0,31 0 0,00
           
2. Bahan tidak ditengah-tengah
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji
dan jarak tumpuan ( lihat gambar 11 ) adalah sebagai berikut:

Gambar 11. Pengujian beban ditengah pada penampang segi empat.

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat
diambil datanya (Iihat tabel 6) adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah penampang segi empat.
ARA GAYA DEFLE ARA GAY DEFLE
H (F) KSI H A KSI
GAY (ΔY) GAY (F) (ΔY)
A (N) (mm) A (N) (mm)
         
  0 0,00 2600 0,31
  200 0,04 2400 0,29
  400 0,06 2200 0,28
  600 0,09 2000 0,27
  800 0,12 1800 0,24
N 1000 0,14 T 1600 0,23
A 1200 0,17 U 1400 0,21
I 1400 0,19 R 1200 0,19
K 1600 0,21 U 1000 0,17
  1800 0,23 N 800 0,15
  2000 0,25 600 0,12
  2200 0,26 400 0,10
  2400 0,29 200 0,07
  2600 0,31 0 0,00
           
IV. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Persegi Empat
1. Beban ditengah-tengah
a). Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda
uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 12) adalah sebagai berikut :
b). Data waktu diuji
benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (lihat table 7) adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat
ARA GAYA DEFLE ARA GAY DEFLE
H (F) KSI H A KSI
GAY (ΔY) GAY (F) (ΔY)
A (N) (mm) A (N) (mm)
         
  0 0,00 2600 0,53
  200 0,04 2400 0,51
  400 0,07 2200 0,46
  600 0,12 2000 0,43
  800 0,16 1800 0,38
N 1000 0,20 T 1600 0,33
A 1200 0,25 U 1400 0,30
I 1400 0,30 R 1200 0,25
K 1600 0,33 U 1000 0,20
  1800 0,38 N 800 0,16
  2000 0,43 600 0,12
  2200 0,46 400 0,07
  2400 0,51 200 0,04
  2600 0,53 0 0,00
           
2. Beban tidak ditengah-tengah
a). data sebelum diuji
sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi
benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 13) adalah sebagai berikut
b). data waktu diuji
benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (lihat table 8) adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat.


ARA GAYA ARA GAY DEFLEK
H (F) DEFLEKSI H A SI
GAY GAY (F) (ΔY)
A (N) (ΔY) (mm) A (N) (mm)
         
  0 0,00 2600 0,49
  200 0,03 2400 0,47
  400 0,06 2200 0,44
  600 0,10 2000 0,41
  800 0,15 1800 0,37
N 1000 0,19 T 1600 0,33
A 1200 0,23 U 1400 0,29
I 1400 0,27 R 1200 0,25
K 1600 0,31 U 1000 0,21
  1800 0,35 N 800 0,17
  2000 0,39 600 0,13
  2200 0,43 400 0,09
  2400 0,47 200 0,04
  2600 0,49 0 0,00
           

F. PENGOLAHAN DATA

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan data-data di atas, maka dapatlah diolah seperti
contoh perhitungan dibawah ini :

I. Pengolahan Bahan Baja dengan Penampang Bulat.

a). Beban ditengah-tengah.

Pada tabel 1 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.

Maka dapatlah dihitung:

1) Menghitung beban yang diterima tumpuan


F
RA=RB=
2

= 100 N

2) Menghitung momen inersia


π
Ix-x = IY-Y = x d4
64
= 20.421 mm4

3) Menghitung momen tahanan


π
Wy-y = Wy-y = xd3
32
= 1.608 mm3
4) Menghitung modulos elastisitas
3
F XL
E=
48 X ∆ Y X I
N
= 63.762 2
mm

Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data


Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah.

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


ARAH ) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) ) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
N 200 0,05 63762 T 2400 0,69 57100
A 400 0,12 53135 U 2200 0,67 53952,4
I 600 0,24 39851,2 R 2000 0,65 51420,94
K 800 0,30 42507,98 U 1800 0,62 49470,50
  1000 0,34 46883,80 N 1600 0,58 47231,09

5) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.


Berdasarkan tabel 9 di atas maka dapat dihitung:
∑E
Erata-rata =
n
N
=
mm2

6) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)


Gambar 14. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY)

b. Beban tidak ditengah.


Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak
tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = N dan defeksi (ΔY) = mm.
Maka dapatlah dihitung :
1) Menghitung beban yang diterima tumpuan
F xb
RA =
L
= 1200N
f xa
RB =
L
= 800N
2) Menghitung momen inersia
π
Ix-x = Iy-y = x d4
64
= 20.421,35 mm4
3) Menghitung momen tahanan
π 3
Wx-x = Wy-y = xd
32
= 1.607,98 mm3

4) Menghitung modulus elastisitas


F x a2 x b ²
E=
3 x ΔY x L x I
N
= 40.335,53
mm ²
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) Elastisitas(E) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
  200 0,04 74.620,74   2400 0,49 40702,22
74.620.740,0
  400 0,08 9 T 2200 0,46 40040,38
N 600 0,12 74.620,74 U 2000 0,44 39797,72
A 800 0,17 70.231,28 R 1800 0,40 38932,56
I 1000 0,21 71.067,37 U 1600 0,38 37902,59
K 1200 0,25 71.635,91 N 1400 0,34 37988,74
  1400 0,29 64.367,81   1200 0,29 37310,37
  1600 0,32 74.620,74   1000 0,25 36400,36

5) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.


Berdasarkan tabel 9 diatas maka dapat dihitung:

Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²

6) Grafik hubungan gaya (F) dengan difleksi (ΔY)


II. Pengolahan Bahan Kuningan dengan penampang bulat

a). Beban ditengah-tengah.

Pada tabel 3 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.

Maka dapatlah dihitung:

1). Menghitung beban yang diterima tumpuan


F
RA=RB=
2

= 100 N

2). Menghitung momen inersia

π
Ix-x = IY-Y = x d4
64
= 20.421 mm4

3). Menghitung momen tahanan

π
Wy-y = Wy-y = xd3
32
= 1.608 mm3
4). Menghitung modulos elastisitas

F X L3
E=
48 X ∆ Y X I
N
= 63.762
mm2

Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data


Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah.

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


ARAH ) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) ) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
N 200 0,05 63762 T 2400 0,69 57100
A 400 0,12 53135 U 2200 0,67 53952,4
I 600 0,24 39851,2 R 2000 0,65 51420,94
K 800 0,30 42507,98 U 1800 0,62 49470,50
  1000 0,34 46883,80 N 1600 0,58 47231,09
7) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.
Berdasarkan tabel 9 di atas maka dapat dihitung:
∑E
Erata-rata =
n
N
= 2
mm

8) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)


Gambar 14. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY)

b. Beban tidak ditengah.


Pada tabel 4 data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat,dimana jarak
tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = N dan defeksi (ΔY) = mm.
Maka dapatlah dihitung :
7) Menghitung beban yang diterima tumpuan
F xb
RA =
L
= 120 N
f xa
RB =
L
= 80 N
8) Menghitung momen inersia
π 4
Ix-x = Iy-y = xd
64
= 20.101,65 mm4
9) Menghitung momen tahanan
π
Wx-x = Wy-y = x d3
32
= 1.589,06 mm3

10) Menghitung modulus elastisitas


F x a2 x b ²
E=
3 x ΔY x L x I
N
= 73.452,53
mm ²
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) Elastisitas(E) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
  200 0,04 74.620,74   2400 0,49 40702,22
74.620.740,0
  400 0,08 9 T 2200 0,46 40040,38
N 600 0,12 74.620,74 U 2000 0,44 39797,72
A 800 0,17 70.231,28 R 1800 0,40 38932,56
I 1000 0,21 71.067,37 U 1600 0,38 37902,59
K 1200 0,25 71.635,91 N 1400 0,34 37988,74
  1400 0,29 64.367,81   1200 0,29 37310,37
  1600 0,32 74.620,74   1000 0,25 36400,36

11) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.


Berdasarkan tabel 9 diatas maka dapat dihitung:

Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²

12) Grafik hubungan gaya (F) dengan difleksi (ΔY)


III. Pengolahan Bahan Baja dengan Penampang Persegi empat.

a). Beban ditengah-tengah.

Pada tabel 5 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.

Maka dapatlah dihitung:

9) Menghitung beban yang diterima tumpuan


F
RA=RB=
2

= 62,5 N

10) Menghitung momen inersia


π
Ix-x = IY-Y = x d4
64
= 20.421 mm4

11) Menghitung momen tahanan


π
Wy-y = Wy-y = xd3
32
= 1.608 mm3
12) Menghitung modulos elastisitas
F X L3
E=
48 X ∆ Y X I
N
= 63.762
mm2
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data
Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 11. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah.

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


ARAH ) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) ) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
N 200 0,05 63762 T 2400 0,69 57100
A 400 0,12 53135 U 2200 0,67 53952,4
I 600 0,24 39851,2 R 2000 0,65 51420,94
K 800 0,30 42507,98 U 1800 0,62 49470,50
  1000 0,34 46883,80 N 1600 0,58 47231,09

13) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.


Berdasarkan tabel 9 di atas maka dapat dihitung:
∑E
Erata-rata =
n
N
= 2
mm

14) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)

Gambar 14. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY)

b. Beban tidak ditengah.


Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak
tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = N dan defeksi (ΔY) = mm.
Maka dapatlah dihitung :
13) Menghitung beban yang diterima tumpuan
F xb
RA =
L
= 120 N
f xa
RB =
L
= 80 N
14) Menghitung momen inersia
π 4
Ix-x = Iy-y = xd
64
= 20.421,35 mm4
15) Menghitung momen tahanan
π 3
Wx-x = Wy-y = xd
32
= 1.607,98 mm3

16) Menghitung modulus elastisitas


F x a2 x b ²
E=
3 x ΔY x L x I
N
= 73.452,53
mm ²
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) Elastisitas(E) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
  200 0,04 74.620,74   2400 0,49 40702,22
74.620.740,0
  400 0,08 9 T 2200 0,46 40040,38
N 600 0,12 74.620,74 U 2000 0,44 39797,72
A 800 0,17 70.231,28 R 1800 0,40 38932,56
I 1000 0,21 71.067,37 U 1600 0,38 37902,59
K 1200 0,25 71.635,91 N 1400 0,34 37988,74
  1400 0,29 64.367,81   1200 0,29 37310,37
  1600 0,32 74.620,74   1000 0,25 36400,36

17) Menghitung modulus elastisitas rata-rata.


Berdasarkan tabel 9 diatas maka dapat dihitung:

Erata-rata =
∑E
n
N
=
mm ²

18) Grafik hubungan gaya (F) dengan difleksi (ΔY)


IV. Pengolahan Bahan kuningan dengan Penampang persegi empat.

a). Beban ditengah-tengah.

Pada table 7 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana jarak
tumpuan a = b = 125 mm, beban naik (F) = N dan defleksi (ΔY) = mm.

Maka dapatlah dihitung:

15) Menghitung beban yang diterima tumpuan


F
RA=RB=
2

= 100 N

16) Menghitung momen inersia


π
Ix-x = IY-Y = x d4
64
= 20.421 mm4

17) Menghitung momen tahanan


π
Wy-y = Wy-y = xd3
32
= 1.608 mm3
18) Menghitung modulos elastisitas
F X L3
E=
48 X ∆ Y X I
N
= 63.762
mm2

Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data


Yang lainnya dapat dipilih pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 12. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan ST.37 beban ditengah.

GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS


ARAH ) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) ) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
N 200 0,05 63762 T 2400 0,69 57100
A 400 0,12 53135 U 2200 0,67 53952,4
I 600 0,24 39851,2 R 2000 0,65 51420,94
K 800 0,30 42507,98 U 1800 0,62 49470,50
  1000 0,34 46883,80 N 1600 0,58 47231,09

19). Berdasarkan tabel 9 di atas maka dapat dihitung:


∑E
Erata-rata =
n
N
= 2
mm

19) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi(ΔY)


Gambar 14. Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (ΔY)

b. Beban tidak ditengah.


Pada tabel 2 data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat,dimana jarak
tumpuan a = 100 mm,b = 150mm,beban naik (F) = N dan defeksi (ΔY) = mm.
Maka dapatlah dihitung :
19) Menghitung beban yang diterima tumpuan
F xb
RA =
L
= 120 N

f xa
RB =
L
= 80 N
20) Menghitung momen inersia
π 4
Ix-x = Iy-y = xd
64
= 20.421,35 mm4
21) Menghitung momen tahanan
π 3
Wx-x = Wy-y = xd
32
= 1.607,98 mm3

22) Menghitung modulus elastisitas


2
F x a xb²
E=
3 x ΔY x L x I
N
= 73.452,53
mm ²
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas,maka untuk hasil perhitungan data lainnya dapat
dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :
GAYA(F DEFLEKS DEFLEKS
) I Modulus ARAH GAYA(F) I Modulus
Elastisitas(E
GAYA (N) (ΔY) (mm) Elastisitas(E) GAYA (N) (ΔY)(mm) )
      (N/mm²)       (N/mm²)
  200 0,04 74.620,74   2400 0,49 40702,22
74.620.740,0
  400 0,08 9 T 2200 0,46 40040,38
N 600 0,12 74.620,74 U 2000 0,44 39797,72
A 800 0,17 70.231,28 R 1800 0,40 38932,56
I 1000 0,21 71.067,37 U 1600 0,38 37902,59
K 1200 0,25 71.635,91 N 1400 0,34 37988,74
  1400 0,29 64.367,81   1200 0,29 37310,37
  1600 0,32 74.620,74   1000 0,25 36400,36

G.ANALISA

H.KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai