Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTEK

PENGUJIAN BAHAN
JOB UJI LENGKUNG

Disusun Oleh;

Nama : Rocky Riyo


NIM : 3202102008
Kelas : 2A
Prodi : D3 TME
Kelompok : 1 ( satu )

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2022
A. TUJUAN

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum pengujian lengkung pada bahan adalah sebagai
berikut :
1) Mahasiswa dapat mempelajari defleksi yang terjadi pada batang.

2) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh momen inersia.

3) Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh pembebanan dan letak tumpuan.

4) Mahasiswa dapat menghitung modulus elastisitas bahan.

5) Mahasiswa dapat membuat diagram pembebanan dengan defleksi .

B. DASAR TEORI

Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada bagian
yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam akan mendapat
tekanan dan bagian tengah netral.
Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan beban yang
diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi dapat diukur dengan
dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk menghitung modulus elastisitas bahan
uji tersebut.
Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus dibawah ini :

1) Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan sama

Gambar 1. Balok tumpuan berbeban di tengah Dimana:


a=b
F = Beban (N)

L = jarak antara titik tumpuan (mm)

I = Momen Inersia (I)

E = Modulus Elastisitas (N/mm2)

A. Δy = defleksi (mm)

2. Rumus Beban dengan Jarak Tumpuan tidak ditengah

a≠b

Gambar 2 Balok tumpuan berbeban tak di tengah

2) Momen inersia dan momen tahanan a) Penampang persegi

Gambar 3 Penampang Persegi sumbu y-y


Gambar 4 Penampang Persegi sumbu

C. PERLENGKAPAN KERJA
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :

1. Universal Testing Machine


2. Dynamometer
3. Vernier Caliper
4. Micrometer
5. Test Piece
6. Spidol permanen
7. High Gauge
8. Dial Indikator
9. Surface Plate
10.V block dan klem

D. KESELAMATAN KERJA

1. Pelajari Job sheet sebelum praktek


2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makan waktu praktek
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang


a. Persiapkan peralatan yang digunakan
b. Ukur batang benda uji
c. Hidupkan mesin hirolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump lamp”
menyala
d. Biarkan beberapa menit ( 15 menit) sebagai pemanasan awal mesin
e. Pasang roda penumpu dengan posisi a = b = 125 mm
f. Tempatkan batang uji dengan sumbu y - y mendatar
g. Gerakkan mesin hingga benda uji menyentuh penekan, catat kenaikan bebannya
h. Atur dial indikator pada posisi nol
i. Naikkan beban setiap 200 N secara bertahap dan catat defleksinya pada saat itu
j. Pemberian beban jangan melebihi 2500 N
k. Beban turunkan kembali dan catat defleksiny.
2. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi posisi a b (a = 100 mm, b = 150 mm)
3. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu x-x tegak
4. Pengukuran lenturan dengan penampang persegi Panjang
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu x-x tegak
dengan a-b
5. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 dengan a = b
6. Pengukuran lenturan dengan penampang bulat
Langkah-langkahnya sama dengan no.1 dengan a b
7. Setelah selesai melakukan percobaan mesin hirolik dimatikan dengan menekan
“pump off” sehingga “pump lamp” padam.
F. DATA PENGUJIAN LENGKUNG

I.Data Pengujian Baja dengan Penampang Bulat

1. Beban ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji


Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan ( lihat gambar 6 ) adalah sebagai berikut:

F
125 125 y

F
x x
A C B

y
250 d=25,40

Gambar 6. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indikator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya
(1ihat tabel 1) adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.

ARA GAYA(F DEFLEKS ARA DEFLEKS


H ) I H GAYA I
GAY (ΔY) GAY (ΔY)
A (N) (mm) A (F) (N) (mm)

0 0.00 2600 0.51


200 0.04 2400 0.49
400 0.08 2200 0.44
600 0.12 2000 0.41
800 0.17 1800 0.37
N 1000 0.21 T 1600 0.32
A 1200 0.25 U 1400 0.29
I 1400 0.29 R 1200 0.25
K 1600 0.32 U 1000 0.21
1800 0.37 N 800 0.17
2000 0.41 600 0.12
2200 0.44 400 0.08
2400 0.49 200 0.04
2600 0.51 0 0.00
2. Beban tidak ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji


Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan (lihat gambar 7) adalah sebagai berikut :
F
100 150 y
F
x x
A C B
y
250 d=25,4

Gambar 7. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang


b) Data waktu di uji
Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (Iihat tabel 2) adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat.

GAYA DEFLEKS DEFLEKS


ARAH (F) I ARAH GAYA I
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)
0 0,00 2600 0,51
200 0,04 2400 0,49
400 0,08 2200 0,46
600 0,12 2000 0,44
800 0,17 1800 0,40
N 1000 0,21 T 1600 0,38
A 1200 0,25 U 1400 0,34
I 1400 0,29 R 1200 0,29
K 1600 0,32 U 1000 0,25
1800 0,37 N 800 0,22
2000 0,41 600 0,18
2200 0,44 400 0,14
2400 0,49 200 0,10
2600 0,51 0 0,00

II. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Bulat


1. Beban ditengah-tengah
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan (lihat gambar 8) adalah sebagai berikut :

F
125 125 y

F
x x
A C B

y
250 d=25,30

Gambar 8. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat

b) Data waktu di uji


Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (Iihat tabel 3) adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.

ARA GAY DEFLEK ARA GAY DEFLEK


H A (F) SI H A SI
GAY (ΔY) GAY (F) (ΔY)
A (N) (mm) A (N) (mm)
0 0,00 2600 0,92
200 0,05 2400 0,90
400 0,12 2200 0,85
600 0,18 2000 0,79
800 0,25 1800 0,72
N 1000 0,35 T 1600 0,65
A 1200 0,42 U 1400 0,58
I 1400 0,50 R 1200 0,50
K 1600 0,57 U 1000 0,42
1800 0,65 N 800 0,35
2000 0,70 600 0,29
2200 0,80 400 0,20
2400 0,89 200 0,12
2600 0,92 0 0,00

2. Beban tidak ditengah-tengah


a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan ( lihat gambar 9 ) adalah sebagai berikut:

F
100 150 y
F
x x
A C B
y
250
d=25,30

Gambar 9. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang


b) Data waktu di uji
Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (Iihat tabel 4) adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.

GAYA
ARAH (F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0,00 2600 0,90

200 0,05 2400 0,88

400 0,13 2200 0,82

600 0,20 2000 0,75


800 0,28 1800 0,69
N 1000 0,35 T 1600 0,63
A 1200 0,43 U 1400 0,55
I 1400 0,49 R 1200 0,48
K 1600 0,57 U 1000 0,41
1800 0,64 N 800 0,35

2000 0,74 600 0,27

2200 0,78 400 0,20

2400 0,85 200 0,12

2600 0,90 0 0,00


           

III. Data Pengujian Baja dengan Penampang Persegi empat

1. Beban ditengah-tengah
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan (lihat gambar 10) adalah sebagai berikut :

F
y
125 125
F
x x
A C h=25,00
B

250 y
d=25,00

Gambar 10. Pengujian beban ditengah pada penampang bulat


b) Data waktu di uji
Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (Iihat tabel 5) adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat.
GAYA
ARAH (F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI
GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0,00 2600 0,31

200 0,05 2400 0,30

400 0,07 2200 0,29

600 0,09 2000 0,27

800 0,12 1800 0,25


N 1000 0,14 T 1600 0,23
A 1200 0,17 U 1400 0,21
I 1400 0,18 R 1200 0,18
K 1600 0,21 U 1000 0,17
1800 0,23 N 800 0,14

2000 0,26 600 0,12

2200 0,28 400 0,09

2400 0,30 200 0,06

2600 0,31 0 0,00

2. Bahan tidak ditengah-tengah


a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan ( lihat gambar 11 ) adalah sebagai berikut:

100 y
150
F
x x h=25,00
A C B
y
250
d=25,00

Gambar 11. Pengujian beban ditengah pada penampang segi empat.


b) Data waktu di uji
Benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil
datanya (Iihat tabel 6) adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah penampang segi empat.

ARAH GAYA (F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI


GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0,00 2600 0,31

200 0,04 2400 0,29

400 0,06 2200 0,28

600 0,09 2000 0,27

800 0,12 1800 0,24


N 1000 0,14 T 1600 0,23
A 1200 0,17 U 1400 0,21
I 1400 0,19 R 1200 0,19
K 1600 0,21 U 1000 0,17
1800 0,23 N 800 0,15

2000 0,25 600 0,12

2200 0,26 400 0,10

2400 0,29 200 0,07

2600 0,31 0 0,00

IV. Data Pengujian Kuningan dengan Penampang Persegi Empat

1. Beban ditengah-tengah

a) Data sebelum di uji

Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan jarak
tumpuan (lihat gambar 12) adalah sebagai berikut :

y
125 125
F
x x
A C h=25,3
B
250 y
d=25,3

Gambar 12. Pengujian beban ditengah pada penampang segi empat


b) Data waktu diuji

benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (lihat
table 7) adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat

ARAH GAYA (F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI


GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0,00 2600 0,53

200 0,04 2400 0,51

400 0,07 2200 0,46

600 0,12 2000 0,43

800 0,16 1800 0,38


N 1000 0,20 T 1600 0,33
A 1200 0,25 U 1400 0,30
I 1400 0,30 R 1200 0,25
K 1600 0,33 U 1000 0,20
1800 0,38 N 800 0,16

2000 0,43 600 0,12

2200 0,46 400 0,07

2400 0,51 200 0,04

2600 0,53 0 0,00


           

2. Beban tidak ditengah-tengah

a) Data sebelum diuji


sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda uji dan
jarak tumpuan (lihat gambar 13) adalah sebagai berikut

100 y
150
F
x x h=25,3
A C B

250 y
d=25,3

Gambar 13. Pengujian beban tidak ditengah pada penampang segi empat

b) Data waktu di uji

benda uji dan dial indicator telah terpasang di mesin uji bengkok, maka dapat diambil datanya (lihat
table 8) adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Data pengujian lengkung beban di tengah penampang segi empat.

ARAH GAYA (F) DEFLEKSI ARAH GAYA DEFLEKSI


GAYA (N) (ΔY) (mm) GAYA (F) (N) (ΔY) (mm)

0 0,00 2600 0,49

200 0,03 2400 0,47

400 0,06 2200 0,44

600 0,10 2000 0,41

800 0,15 1800 0,37


N 1000 0,19 T 1600 0,33
A 1200 0,23 U 1400 0,29
I 1400 0,27 R 1200 0,25
K 1600 0,31 U 1000 0,21
1800 0,35 N 800 0,17

2000 0,39 600 0,13

2200 0,43 400 0,09


2400 0,47 200 0,04

2600 0,49 0 0,00


           

G. PENGOLAHAN DATA
H. ANALISA

Dari pengujian yang telah dilakukan kita dapat mengetahui bagaimana sifat-sifat bahan yang di
uji. Bahan yang mempunyai tingkat kekerasan rendah akan mudah patah karena sifat ketas. pada
saat pengujian lengkung menggunakan bahan kayu terjadi perubahan pada benda uji,kayu tidak
mengalami kebengkokkan tetapi patah karena kayu memiliki sifat ketas,pada kasus ini
mengakibatkan retakan atau patah di tengah-tengah kayu ,mulai dari retakan kecil di
permukaan,retakan yang besar dan terus menerus hinnga mengakibatkan kayu patah.
Terdapat hasil data dari benda uji tersebut di atas, Semakin ketas benda yang diuji maka semakin
mudah benda tersebut untuk hancur saat dilakukannya penekanan. Dalam pengujian suatu bahan
kayu terhadap tekanan dari beban yang di berikan sampai beban mencapai titik Lelah atau
samapai pada beban maksimum yang dapat diterima oleh bahan tersebut berdasarkan
perhitungan.

G. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak semua
bahan saat di uji mempunyai tingkat kekerasan yang sama. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses uji lengkung yaitu ketebalan bahan yg di uji,peralatan yang di
gunakan dan sebagainya. pada saat melakukan penekanan semakin besar gaya yang di
berikan maka semakin kecil daya tahan dari benda yang di uji dan semakin ketas benda
yang diuji maka semakin mudah benda tersebut untuk patah pada saat di lakukan penekanan
pada titik tertentu.

Anda mungkin juga menyukai