SKRIPSI
Disusun Oleh:
Danny Adisaputra
NIM. 1423016016
Disusun Oleh:
Danny Adisaputra
NIM. 1423016016
i
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS
NIM : 1423016016
Jurusan : Media
Adalah benar adanya dan merupakan hasil karya saya sendiri. Segala kutipan karya
pihak lain telah saya tulis dengan menyebutkan seumbernya. Apabila dikemudian
hari ditemukan adanya plagiasi maka saya rela gelar kesarjanaan saya dicabut.
Demikian Surat Pernyataan Originalitas karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya dan penuh kesadaran.
Danny Adisaputra
NIM. 1423016016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh :
Danny Adisaputra
NIM. 1423016016
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing penulisan skripsi untuk
NIDN. 0726126602
NIDN. 0701067803
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan diterima untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada : Jumat, tanggal 12 Juni 2020
Mengesahkan,
Fakultas Ilmu Komunikasi,
Dekan,
Dewan Penguji:
1. Ketua : Yuli Nugraheni, S.Sos. M.Si.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
NIM : 1423016016
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain (Digital Library
Perpustakaan UKWMS) untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan
Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Danny Adisaputra
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis ingin mendedikasikan laporan tugas akhir dan skripsi pada kedua
orang tua tercinta, atas usahanya yang telah membesarkan dan mendidik hingga
payah penulis termotivasi untuk menyelesaikan proposal skripsi ini hingga tepat
waktu.
kutipan Stan Lee. Kutipan ini becerita tentang hiduplah sebaik mungkin seperti
pengalaman anda yang pertama. Selain itu motto tersebut penulis gunakan selama
pengalaman ini sebagai sesuatu yang berguna di masa yang akan datang.
Danny Adisaputra
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yesus Kristus karena atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga peneliti dapat
disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Skripsi
di semester akhir dan sebagai persyaratan lulus mencapai Sarjana Strata-1 Program
Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unika Widya Mandala
Surabaya.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
1. Kepada kedua orang tua Hidayat dan Eni tercinta, yang tanpa hentinya
6. Sahabat dan teman peneliti yang selalu memberi dukungan, selalu ada
7. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan oleh peneliti satu persatu,
Mandala Surabaya.
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 31
III.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................31
x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 144
V.1. Kesimpulan ........................................................................................... 144
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
ABSTRAK
xv
ABSTRACT
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia, yang dimana film horor di Indonesia menurut Eryawan (2011: 116)
yang lebih tersirat dalam film horor melalui adegan berpakaian. Sementara itu,
(Torong, 2013: 146) film horor Indonesia terlaris 2011 dalam pesan kekerasan,
adegan yang paling banyak terjadi kemudian disusul adegan seks. Sedangkan
menurut Widaryanto (2014: 187) pornografi dalam film horor Indonesia yang
dibintangi Dewi Persik dari tahun 2008 hingga tahun 2012 dalam 10 film masih
dalam film horor Indonesia, yang dilakukan pada tahun 2008 hingga 2012. Disini
peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan serupa seperti yang dilakukan oleh tiga
penelitian sebelumnya, yaitu analisis isi tentang sensualitas perempuan dalam film
horor Indonesia pada tahun 2001 hingga Januari tahun 2019. Dipilihnya tahun 2001
karena film Indonesia mulai muncul kembali pasca orde baru dan peneliti ingin
mengetahui pada tahun 2001 hingga tahun 2019 film horor Indonesia masih
1
2
Film dengan genre horror merupakan film yang berusaha untuk menakutkan
dan membuat rasa ngeri kepada penonton. Sehingga film horror biasanya
sebagainya. Film dengan genre horror merupakan film yang diminati di Indonesia.
Bahkan sejak tahun 1970-an film horror, mistik, dan semacamnya sudah menjadi
perhatian. Film horror pertama yang dibuat pada masa Orde baru adalah Lisa
(1971) disusul Beranak dalam Kubur (1971). Selama dekade 1970-an, produksi
film horror mencapai 22 judul, dekade tahun 1980-an merupakan masa emas film
horror Indonesia mencapai 78 judul, kemudian pada dekade berikutnya, film horror
Sementara dari tahun 1998 hingga 2019, film horror yang diproduksi berjumlah
256 judul, dan total film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019 yang
kekuatiran yang cukup besar dalam lima tahun terakhir ini. Berawal dari kesuksesan
jelangkung 2001 yang mencapai rekor 1,5 juta penonton, maka film-film dengan
tema mistik terus berkembang jumlahnya (Pattisina, 2007). Tetapi, film-film diatas
erotis dan seks yang dibungkus dengan judul-judul berbau mistis dan horor. Seperti
layaknya industri fashion, maka film-film bertema seks kembali lagi berbondong-
mistik atau horor yang sedang beredar tahun ini yang dicurigai mengandung
Masih ada beberapa judul film dengan tema sejenis yang sedang dalam produksi
Bagan I.1
Berikut adalah gambar presentase grafik yang menunjukan jumah film horor
Indonesia dari tahun 1967-2018. Sejak Januari hingga November 2018, jumlah film
horor yang diedarkan sebanyak 34 film atau sepertiga dari total film seluruh genre.
Pada sisi jumlah, produksi film horor sejak 1967 cenderung meningkat. Produksi
terbanyak pada tahun 2015 dan 2018 dengan masing-masing 34 film, tetapi
memiliki selisih pada presentase film horor terhadap total film yakni pada tahun
Sejauh ini, film horor merupakan sebuah genre yang mampu mengundang
mengenai film horor Indonesia, yaitu film horor Indonesia terkesan irasional,
Film-film horor Indonesia banyak di dominasi oleh dua sosok hantu yang
menarik minat penonton. Kedua sosok hantu ini mungkin dianggap dua sosok yang
paling menakutkan bagi penonton Indonesia. Hal itu terlihat dari judul-judul film
yang sebagian besar mengeksploitasi dua hantu tersebut, yaitu hantu pocong dan
kuntilanak. Dua diantara jenis hantu tersebut, kuntilanak telah dikenal lebih luas
dan menjadi sosok hantu yang paling sering muncul di film-film horor Indonesia.
panjang, berbaju putih panjang, dan raut muka putih pucat dengan mata merah
Indonesia sendiri kaitan film horror dan perempuan juga menuai banyak
kritik. Salah satunya kritikus film Eric Sasono dalam artikelnya yang berjudul
Indonesia dalam proses kreatifnya. Melihat film horor diminati penonton, maka
para produser dan sineas Indonesia kemudian saling latah membuat film horor juga.
Indonesia karena pertimbangan ekonomi yang dominan (laba yang diraup dari
5
sungguh-sungguh. Biaya yang murah, estetika yang kacau, jalan cerita yang tidak
masuk akal menjadi buah dari rangkaian kemalasan tersebut yang pada akhirnya
menurut Sasono, hal itu akan menjatuhkan film Indonesia, khususnya genre horor
Film horor Indonesia seolah membangun citra bahwa wanita adalah obyek
pemuas nafsu pria dalam urusan seks dan kita bisa melihat lemahnya posisi
horor ini menggunakan artis-artis yang kontrversial seperti Dewi Persik, Julia
Perez, Azhari Zahra pula dan dituntut untuk mengumbar keseksian dan lekuk tubuh
perempuan dalam film horor terutama dalam film horor Indonesia, bahkan
kontradiksi dengan teori Luce Irigaray mengutip Levi Strauss dan mengadaptasi
(LSF) yang diatur melalui Undang-Undang Perfilman No. 8 Tahun 1992. Lembaga
ini dibentuk oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1994. LSF
penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film dipertunjukan atau
ditayangkan kepada umum, baik secara utuh atau suara tertentu. Pemerintah
mengatur juga tentang Lembaga Sensor Film (LSF) dalam PP No.18 Tahun 2014.
sesuai dengan nilai moral filosofi yang bertujuan untuk memelihara kesusilaan
martabat manusia. Moral filosofi dalam (Mosco, 2009: 4) diartikan sebagai suatu
film horor, secara tidak langsung kebebasan perempuan terenggut. Ditambah lagi,
penampilan perempuan dalam film tersebut jauh dari nilai budaya dan etika
dalam film, bahkan media massa yang lain sering digambarkan sangat tipikal,
sebagai objek seksual atau simbol seks, obyek fetish, obyek peneguhan pola kerja
patriarki, obyek pelecehan dan kekerasan, selalu disalahkan dan bersifat pasif, serta
menjalankan fungsi sebagai pengkonsumsi barang atau jasa dan sebagai alat
pembujuk.
7
Perempuan dalam film horor ini secara tidak langsung adalah perempuan
(Mosco, 2009: 197), dijelaskan sebagai suatu sistem yang timpang dalam kelas
sosial di masyarakat. Relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan
telekomunikasi, dan teknologi informasi, termasuk pekerjaan dalam industri ini dan
kerelaan perempuan, namun juga karena kebutuhan kelas sosial itu sendiri,
sehingga mau ataupun tidak kehadiran perempuan dalam kelas sosial itu, masih
menjadi bagian dari refleksi realitas sosial masyarakatnya, bahwa perempuan selalu
Sensual ini biasa di tunjukkan dengan pakaian minim dan juga gerakan-
gerakan yang menggoda, oleh karena itu sensual yang memberikan kesenangan
8
pada laki-laki juga mengandung unsur erotisme yang juga menuju kearah
pornografi karena pakaian yang ketat membuat lekuk-lekuk tubuh terlihat (Junaidi,
2012: 28).
dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama
laki-laki. Kata sensualitas disini berarti, penonjolan beberapa organ tubuh atau
fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar, 2000: 111).
Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola yang
dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas tubuh
yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun,
cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik.
Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.
Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain
9
2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya
jenis.
Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:
343).
1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan
diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian
lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya
kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang
dikaitkan dengan masalah tubuh perempuan sebagai objek porno, sebenarnya telah
lama menjadi polemik dihampir semua masyarakat disebabkan karena adanya dua
kutub dalam menilai tubuh manusia (terutama perempuan) sebagai objek seks
(Bungin, 2006: 338). Hal inilah yang sedang terjadi dengan itu dari Film Horor
Indonesia dari tahun 1990 hingga 2012 yang dianggap mengandung konten sensual,
tahun terakhir memberikan gambaran bagi penulis bahwa film horor Indonesia
cukup diminati sebagai obyek penelitian. Tercatat tidak kurang dari dua puluh
penelitian dari berbagai universitas yang membahas film horor dari banyak aspek.
lembaga sensor film. Berbagai penelitian tersebut sering tidak lepas oleh
11
pembahasan mengenai “perempuan seksi” dalam film horor yang bisa dikatakan
dan frekuensi sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia?”. Penelitian ini
juga bertujuan untuk menunjukan sensualitas perempuan yang ada dalam beberapa
analisis tanda dan lambang dari film horor Indonesia terutama karakteristik
sensualitas dalam film horor Indonesia, dan menambah ragam penelitian dalam
Perempuan.
analisis isi dipilih oleh peneliti karena metode inilah yang paling tepat untuk
menghasilkan data secara kuantitatif, dengan data-data yang obyektif, teruji dan
terukur atas isi pesan yang nyata dan bersifat denotatif yang dalam penelitian ini
adegan pornografi dalam film horor Indonesia tahun 2001 Januari tahun 2019.
Seperti yang dikemukakan oleh (Eriyanto, 2011: 11) bahwa melalui analisis isi,
dari suatu pesan. Isi dalam pemberitaan akan diukur dengan analisis isi, sehingga
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan melalui latar belakang, serta agar
penelitian ini nantinya akan lebih terarah, maka ditetapkan suatu tujuan penelitian
sebagai berikut :
horor Indonesia?
Untuk mempersempit dan lebih terfokus dari pembahasan yang dimaksud, untuk
khususnya yang berkaitan dengan studi Analisis Isi. Selain itu untuk menambah
1. Lembaga Sensor Film Indonesia, untuk memberikan seleksi dan peraturan yang
ketat serta melakukan sensor di bagian yang dianggap telah melanggar peraturan
undang-undang perfilman.
4. Penikmat film Indonesia, untuk lebih responsif dan kritis tentang perkembangan
yang serupa.
BAB II
PERSPEKTIF TEORITIS
Film juga tidak hanya berisi gambar bergerak dan narasi yang berbicara
secara eksplisit, tetapi ada elemen lain yang musti ditafsir kembali oleh penonton,
bersifat implisit. Salah satunya adalah erotisisme. Artinya, film yang kerap
menampilkan sosok perempuan seksi dengan ditandai pakaian minim dan lekuk
bagian tubuh yang menonjol, mampu menggugah hasrat laki-laki. Tak jarang
Unsur seksualitas kemudian menjadi pilihan topik menarik mengenai kajian film
dan nilai jual yang dijadikan konsep dalam komoditas film (Setiyawan, 2017: 49).
Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa
ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering melibatkan
tema-tema kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor
yang berpusat pada sebuah tokoh antagonis tertentu yang jahat. Menurut pendapat
Psychological History of The Modern Horror Film membagi film horor menjadi 3
jenis yaitu :
14
15
1. Horror of Personality
Yaitu jenis film horor yang sudah tidak lagi menokohkan karakterkarakter
yang mistis sebagai sumber horornya, horor jenis ini sudah tidak menampilkan
menakankan pada sosok manusia normal yang biasa saja dan baru kelihatan sifatnya
ketika memasuki akhir cerita. Contoh film ini adalah film psikopat.
2. Horror of Armageddon
Yaitu jenis film horor yang mengambil kisah dari kitab atau mitologi suci
tentang kiamat, film ini seperti kebanyakan bercerita antara bahaya serangan yang
dilakukan oleh planet lain yang biasa mempunyai sistem pertahanan yang kuat dan
teknologi yang lebih maju daripada manusia. Film seperti ini antara lain film
Film horor berjenis ini sangat akrab sekali dtelinga kita karena menawarkan
tema tentang dunia yang buruk akibat adanya kuasa Setan ada di dunia, dan selalu
penampakan spiritual belaka dan dapat juga mengambil bentuk penyihir, demit atau
khususnya kerasukan, perusakan tokoh tak berdosa, tekanan pada simbol agama.
16
Horor yang dibahas penulis disini adalah jenis horor yang masuk dalam sub
genre ketiga yang kemudian banyak sekali dijadikan kendaraan untuk mengusung
yang beredar di Indonesia memiliki subgenre horor of the demonic (horor hantu).
Hal ini bisa disaksikan dari adanya objek yang selalu ditampilkan berkenan dengan
kemiripan fakta yang beredar di masyarakat tentang sosok yang sebenarnya. Hantu-
sama seperti manusia biasa, terutama pada sisi perwajahannya. Wujud hantu di
kesan mengerikan dan mampu mengundang daya pikat penonton film horor
Indonesia.
17
Jika kita membicarakan tentang tubuh perempuan, maka tak akan lepas
dengan istilah sensualitas. Tubuh perempuan saat ini telah dikonstruksi bukan
menjadi milik perempuan itu sendiri. Setiap detil bagian tubuh perempuan menjadi
bagian dari kepentingan yang lain. Perempuan dihargai sekaligus dijatuhkan karena
tubuhnya yang juga didefinisikan sebagai tubuh yang mengandung sensualitas yang
Tubuh perempuan saat ini secara tidak langsung telah dikonstruksikan tidak
hanya menjadi milik perempuan. Setiap detail bagian tubuh perempuan menjadi
bagian dari kepentingan yang lain. Perempuan dihargai sekaligus dijatuhkan karena
tubuhnya yang juga didefinisikan sebagai tubuh yang mengandung sensualitas yang
dapat menimbulkan hasrat seksual laki-laki. Kata “sensualitas” itu berasal dari kata
“sense” yang umumnya dalam kaitan dengan karya seni itu diterjemahkan menjadi
“rasa” (dalam arti yang luas, terutama aspek visual yang ada di dalam karya seni
itu), Sensual ini berkaitan langsung dengan inderawi. Perempuan erat kaitannya
dengan sensualitas, entah melalui lekuk tubuh, gaya busana, aksesori, maupun
bentuk tubuh orang lain. Pleasure tersebut bisa didapatkan melalui aktivitas seksual
kemampuan merangsang secara positif semua indera orang lain. Sehingga dapat
semua indera kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh seseorang atau
orang lain. Hal ini meliputi penggambaran tubuh seseorang, respon siklus seksual,
fantasi, dan lainnya. Seperti halnya sebuah film, dimana orang akan melihat busana,
lekuk tubuh, warna kulit dan orang tersebut melakukan imajinasi terhadap film
tersebut. Sehingga pemotongan tubuh perempuan pada scene film akan membentuk
yang memang sudah tidak asing lagi, yaitu dalam kaitannya dengan physical
attraction (daya tarik fisik), yang memang sangat berkaitan erat dengan bahasan
sensualitas. Daya tarik fisik adalah persepsi masyarakat yang memiliki budaya
tertentu terhadap ciri-ciri atau karakter fisik individu, kelompok, ras, dan suku
bangsa, yang dianggap menarik, indah, dan nyaman untuk dipandang (Renggaditya,
2013: 5). Daya tarik fisik ini juga tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi
daya tarik seksual seseorang. Hal ini dikarenakan unsur unsur yang mempengaruhi
daya tarik fisik seseorang salah satunya adalah bentuk tubuh yang proporsional.
Pada akhirnya akan mangacu pada bagian-bagian khusus seseorang, misalnya: alat
rangsangan birahi. Akan tetapi, daya tarik fisik dan daya tarik seksual tentunya
melibatkan dengan apa yang kida sebut sense atau penginderaan. Penginderaan
disini meliputi apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, dan dikecap. Sehingga
kemudian menjadi pleasure bagi mereka dan akhirnya dapat membengkitkan daya
tarik seksual.
dan selalu aktif berbeda dengan perempuan yang pasif dan suka berubah-ubah
sehingga perempuan sendiri tidak lebih digunakan sebagai hasrat seks dari laki-laki.
Melalui proses konstruksi sosial ini membuat sosok perempuan semakin dipersulit.
Dimana perempuan dituntut agar selalu tampil menarik sehingga harus merawat
lingkungannya untuk bahwa kecantikan fisik merupakan sumber daya tarik dari
memiliki bentuk tubuh langsing, karena bentuk tubuh yang langsing sama dengan
cantik, kecantikan menurut (Melliana, 2006: 1) identik dengan citra tubuh dan
seksualitas dan kecantikan sendiri disetarakan dengan bentuk fisik seperti memiliki
perut datar, payudara yang kencang dan pantat yang sintal ini merupakan bentuh
tubuh yang proposional. Bentuk tubuh seperti ini yang banyak diinginkan
perempuan dan membuat perempuan semakin percaya diri jika bertemu dengan
Perempuan dalam film horor ini secara tidak langsung adalah perempuan
2009: 197), dijelaskan sebagai suatu sistem yang timpang dalam kelas sosial di
masyarakat. Relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan
teknologi informasi, termasuk pekerjaan dalam industri ini dan sumber daya
bahwa perempuan berada di dalam sebuah struktur sosial yang timpang (Power
secara tidak langsung telah melakukan tindakan diskriminasi kerja, upah serta
ketergantungan kepada kaum laki-laki, serta adanya pembagian peran yang tidak
melalui ukuran dan bentuk tubuh, yang kerap kali dimanfaatkan dalam praktik
melalui bentuk tubuh beserta proporsi pada bagian-bagian tubuh tertentu, mayoritas
perempuan hanya dan selalu payudara dan vagina (Melliana, 2006: 138) sebagai
perempuan.
menadi fokus perhatian mata laki-laki karena dianggap paling merangsang, seksi,
dan menggairahkan. Salah satu riset dilakukan seorang ilmuan dari Georgia
tubuh terutama lengkungan atau garis tubuh pada perempuan ternyata mengaktifkan
bentuk pornografi merugikan perempuan dalam tiga hal yaitu membuat laki-laki
perempuan karena secara pasif menerima kekerasan seksual, dan membuat laki-laki
berpikir bahwa perempuan berharga sebagai manusia atau masyarakat kelas dua.
suatu hal yang di dominasi. Memiliki kata lain, (Simone de Beauvoir, dalam Tong.
2008: 244) menjelaskan bahwa laki laki adalah “pour-soi”, sedangkan perempuan
adalah “en-soi”. Jika en-soi adalah ancaman bagi pour-soi, maka perempuan adalah
mereka bebas. Secara tidak langsung strukturasi, membuat pembagian gender yang
mengopresi perempuan.
oleh media terutama film, walaupun paham feminisme telah ada sejak berpuluh-
Lima citra tersebut adalah citra pigura (perempuan adalah sosok yang
menjaga pilar dan keutuhan rumah tangga dan hal-hal domestik), citra peraduan
sebagai sosok yang hanya bekerja di dapur atau memasak) dan citra pergaulan
Film juga merupakan bentuk rekonstruksi sosial yang berarti terjadi dalam
kehidupan sosial kita sesungguhya. Perempuan pun tidak lepas dengan stereotype
seperti guru, perawat, penjual bunga, perias pengantin, penata rambut, penari, dan
dalam dua hal, yaitu ideal dan “menyimpang”. Perempuan ideal mengasuh dan
namun tidak memiliki apapun, rela berkorban, berempati, dan berada di rumah.
23
Stereotipe perempuan memiliki sifat lemah lembut, patuh dan sabar (William dan
Seperti halnya dalam dunia seni kita seperti pada sinetron dan film,
digambarkan sebagai sosok yang lemah dan tertindas. Oleh karena itu berbicara
tentang perempuan merupakan topik yang sangat menarik. Sebab perempuan selalu
menampakkan sisi-sisi yang dapat yang dijadikan objek untuk disimak yang dilihat
dari segala aspek kehidupan dan gerak – geriknya. Termasuk stereotipe perempuan
fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar, 2000: 111).
Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola yang
dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas tubuh
yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun,
cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik.
Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.
A. Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain
2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya
jenis.
B. Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:
343).
1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan
diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian
lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya
kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang
komunikasi yang tampak dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat di
replikasikan (Eriyanto, 2011: 15) Analisis isi disebut objektif jika peneliti benar-
benar melihat apa yang ada dalam teks, tidak memasukkan subjektivitas. Ada dua
aspek penting dalam objektifitas, yakni validitas dan realibilitas. Validitas berkaitan
dengan apa yang benar-benar ingin diukur. Sementara realibilitas berkaitan dengan
hasil analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama walaupun dilakukan oleh
tampak. Menurut (Eriyanto, 2011: 15) Analisis isi didefinisikan sebagai suatu
karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi, serta ditujukan untuk
Akan tetapi hal yang paling penting dalam analisis isi adalah mengetahui
(Eriyanto, 2011: 46-53). Pertama, Analisis isi deskriptif yang digunakan untuk
menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. desain
hubungan antara kandungan kekerasan gendre dari program anak –anak, dengan
hipotesis program acara yang bergenre film dan kartun mempunyai kandungan
bergenre permainan.
seperti yang tertangkap dalam analisis isi dengan variabel lain. Dalam bentuk ini,
peneliti bukan hanya mengunakan variabel dari analisis isis saja akan tetapi
mengunakan hasil penelitian dari metode lain. Data dari kedua hasil penelitian
(deskriptif) atau mencari jawaban atas pebedaan bentuk dan jenis kekerasan,
objektif, dan kuantitaif terhadap pesan yang tampak. Tahap awal dari analisis isi
28
lembar coding (coding sheet). Semua data ini lalu dihitung dan ditabulasi, dalam
bentuk table dan grafik. Sebelum lembar coding (coding sheet) dipakai dalam
penelitian, katagori ini perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian katagori ini untuk
mengetahui apakah katagori dalam lembar coding yang akan digunakan sudah
terpercaya (reliable) atau belum. Bila dari hasil uji katagori menunjukkan sudah
dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama
laki-laki. Nilai tanda tubuh perempuan sebagai komoditi, dapat dilihat melalui
karya seni yang menggunakan berbagai objek sebagai mediumnya. Dalam film
objek utama yang bisa menjadi lebih kuat dari sekadar alur cerita dalam film itu
Sensor Film (LSF) yang diatur melalui Undang-Undang Perfilman No. 8 Tahun
Tahun 2008. 3) Pemerintah mengatur juga tentang Lembaga Sensor Film (LSF)
dan frekuensi sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia dari tahun 2001
Indikator Sensualitas
Verbal :
1. Rayuan
2. Suara Menggairahkan
Non-verbal :
1. Manja
2. Penampilan Erotis
3. Tatapan Mata
4. Rangsangan Seksual
5. Rangsang Seksual
METODE PENELITIAN
Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat
tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini untuk
pembentukan teori dan hipotesis (Silalahi, 2017: 27). Hal ini membuat ipenelitian
(tidak berhipotesis) dan menguji hipotesis (berhipotesis) (Silalahi, 2017: 29). Mayer
kelompok tertentu (Silalahi, 2017: 28). Ada dua tujuan penelitian deskriptif
31
32
Penelitian ini, bertumpu pada analisa isi kuantitatif deskriptif, dimana peneliti
melakukan penelitian yang dimulai dengan analisis dari berbagai data yang
terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah kategorisasi atau ciri-
Analisis isi berfungsi baik dalam skala besar makin banyak katagori yang dianalisis,
maka makin akurat pula analisisnya. Analisisnya berjalan melalui identifikasi dan
perhitungan unit-unit terpilih dalam sebuah sistem komunikasi. Analisis isi harus
non-selektif, analisisnya mencakup keseluruhan pesan atau sistem pesan atau secara
tepat pada sample yang tersedia dan analisisnya dilakukan pada pesan yang memilih
atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau
33
Maka secara umum analisis isi kuantitatif adalah teknik penelitian ilmiah
yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi
dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis komunikasi
yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat
menjelaskan hal-hal yang sifatnya tersurat (laten), misalkan ideologi atau politik
bahasa yang terkandung dalam suatu berita, maka dilakukan analisis isi kualitatif.
berkembang menjadi beberapa varian metode yang akan dibahas pada bagian
analisis isi kualitatif, antara lain: analisis isi wacana, analisis isi semiotika dan
menggunakan analisis isi kuantitatif dalam film horor Indonesia tahun 2001-Januari
2019.
34
sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif semua indera orang lain.
secara positif semua indera kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh
seseorang atau orang lain. Disisi lain (Hillman, 2000: 5) mengatakan bahwa
terhadap bentuk tubuh orang lain. Pleasure tersebut bisa didapatkan melalui
sensual bisa didapatkan dengan atau tidak mengikutsertakan orang lain, sensualitas
dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama
Dalam suatu penelitian, suatu konsep harus dapat diukur sehingga dapat
tubuh atau fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar,
2000: 111). Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola
komoditi dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas
tubuh yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan
santun, cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita
yang baik. Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam
A. Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau
menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain
2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya
jenis.
B. Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:
343).
1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan
diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian
lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya
kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang
Tabel III.1
Unit Analisis Penelitian
Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin di ketahui isinya
(Eriyanto, 2011: 109). Sampel (Sampling) merupakan bagian tertentu yang dipilih
dari populasi dimana tiap anggotanya disebut subjek. Sampel untuk penelitian ini
diambil dari populasi film periode tahun 2001-Januari 2019. Peneliti mengambil
sampel random (Random Sampling) dari film horor Indonesia periode tahun 2001-
Januari 2019 dan diambil sampel acak dengan total 100 film horor Indonesia dari
estimasi secara tepat tentang keseluruhan populasi yang diteliti (Silalahi, 2017:
256). Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu
snowball sampling.
yang termasuk ke dalam probability sampling. Menurut Silalahi (2017: 261) bahwa
pemilihan sampel acak sederhana adalah proses pemilihan sampel dalam cara
40
mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang dipilih menjadi sampel.
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau yang dikenal dengan
Sampling Frame. Kerangka sampel adalah daftar yang berisikan setiap elemen
sampling:
1. Membuat kerangka sampling yaitu berupa daftar yang berisi 200 film horor
2. Menentukan banyaknya sample yang akan diamati dan dalam penelitian ini
3. Melakukan pemilihan angka acak dari tabel setiap tahunnya, dalam penelitian
5. Mengambil gulungan kertas yang sudah diberi angka sebanyak 100 kali.
probabilitas dalam teknik ini sangat tinggi dibandingkan dengan yang lain”.
Kemudian ada 5 jenis unit pencatatan analisis isi yaitu unit fisik (physical
units), unit sintaksis (syntactical units), unit referensial (referential units), unit
41
2011: 64).
Penelitian ini, peneliti hanya akan menggunakan satu jenis unit pencatatan
yaitu unit sintaksis. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen
atau bagian bahasa (Verbal dan Nonverbal) dari suatu isi (Eriyanto, 2011: 71).
Untuk bahasa tertulis, seperti film horor yang digunakan dalam penelitian ini, maka
horor Indonesia.
yang diambil adalah film horor Indonesia pada tahun 2001-2019 tayang dibioskop
karena dianggap telah lulus sensor perfilman. Peneliti mengurutkan semua film
horor Indonesia pada tahun 2001 hingga tahun 2019. Urutan ini akan dibuat
kerangka sampling atau daftar sampling film horor Indonesia tahun 2001 hingga
2001
1. Jelangkung
2003
4. Tusuk Jelangkung
42
10. Mirror
2005
11. Missing
12. 12:00 AM
13. Panggil Namanku Tiga Kali
14. Pocong
15. Pocong 2
16. Kuntilanak
2006 17. Hantu Jeruk Purut
18. Hantu Bangku Kosong
19. Lentera Merah
20. Rumah Pondok Indah
43
32. Pulau Hantu
33. Jelangkung 3
34. Angkerbatu
35. Leak
36. Legenda Sundel Bolong
37. Genderuwo
44
55. Hantu Binal Jembatan Semanggi
56. Paku Kuntilanak
57. Keramat
58. Hantu Jamu Gendong
59. Terowongan Rumah Sakit
60. The Real Pocong
61. Anak Setan
62. Hantu Biang Kerok
63. Darah Perawan Bulan Madu
64. Darah Janda Kolong Wewe
65. Dikejar Setan
66. Hantu Rumah Ampera
67. Pocong Jalan Blora
68. Kutukan Suster Ngesot
45
80. Pengantin Pantai Biru
81. Pocong Jumat Kliwon
82. Selimut Berdarah
83. Jejak Darah
84. Affair
46
101. Nenek Gayung
102. Kakek Cangkul
103. Pulau Hantu 3
104. Pacarku Kuntilanak Kembar
105. Rumah Bekas Kuburan
106. Bangkit Dari Kubur
107. Hi5teria
108. Kungfu Pocong Perawan
109. Mr. Bean Kesurupan Depe
110. Mama Minta Pulsa
111. 308
112. Air Terjun Pengantin Phuket New
113. Mengejar Setan.
114. Kemasukan Setan
115. Bangkit dari Lumpur
2013 116. Pantai Selatan
117. Dendam Arwah Rel Bintaro
118. Perawan Seberang
119. Kerasukan
120. 3 Cewek Petualang
121. Disini Ada Yang Mati
122. Taman Lawang
123. Eyang Kubur
47
124. Jeritan Danau Terlarang
125. Nightmare Side
126. Kembalinya Nenek Gayung
48
147. Hantu Merah Casablanca
148. Hantu Anak Rumah Prapanca
149. Let's Play, Ghost
158. Adrenaline
159. Daerah Terlarang
2016 160. Indera Keenam
161. Rumah Malaikat
162. Rumah Pasung
163. The Doll
164. Ular Tangga
49
165. Pengabdi Setan
166. Danur
167. 12:06 Rumah Kucing
168. After School Horror 2
169. Gasing Tengkorak
170. Gerbang Neraka
171. Jailangkung
2017 172. Keluarga Tak Kasat Mata
173. Mata Batin
174. Membabi Buta
175. Mereka yang Tak Terlihat
176. Petak Umpet Minako
177. Hantu Jeruk Purut Reborn
178. The Curse
179. The Doll 2
180. The Real Parakang: Warisan Berdarah
50
187. Danur 2: Maddah
188. Jailangkung 2
189. Jaran Goyang
190. Sajen
191. Sebelum Iblis Menjemput
192. Nini Thowok
193. Suzzanna: Bernapas dalam Kubur
194. The Returning (ada jiwa yang tak harusnya kembali)
195. The Origin of Santet (Santet: Black Magic)
196. Titisan Setan
(Sumber: filmindonesia.or.id)
51
52
untuk diseleksi sebagai sampel (Silalahi, 2007: 261). Teknik pengambilan sampel
mengundi anggota populasi dengan teknik undian. Total populasi film horor
Indonesia tahun 2001-2019 adalah 200 film horor. Dengan pengambilan sampel
acak, ditentukan ukuran sampel (n) sebesar 50% dari 200 film horor sehingga
Tabel III.3
Hasil Pengambilan Sampel 100 Film Horor Indonesia Tahun 2001-2019
Tahun Film Horor
2001 1. Jelangkung
2. Kafir Satanic
2002
3. Peti Mati (The Coffin)
2003 4. Tusuk Jelangkung
5. Ada Hantu Disekolah
2004 6. Disini Ada Setan
7. Bangsal 13
8. Mirror
2005
9. Missing
10. Pocong 2
2006 11. Kuntilanak
12. Hantu Jeruk Purut
13. Terowongan Casablanca
14. Kuntilanak 2
15. Roh
16. Suster N
2007
17. Pocong 3
18. The Wall
19. Angkerbatu
20. Legenda Sundel Bolong
53
dengan mengamati ada tidaknya adegan yang mengandung perilaku sensual dan
ditentukan. Peneliti tidak memisahkan unsur visual dan audio dalam film,
menyempurnakan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Data-data ini
struktur kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Lembar coding bertujuan untuk
memuat semua kategori, aspek yang ingin diketahui dalam analisis isi (Eriyanto,
2011: 221).
pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala
rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan
56
rasio”. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala nominal. karena skala
yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal
hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya
baik dan hati-hati. Terdapat tiga prinsip penting dalam menyusun kategorisasi
1. Terpisah satu sama lain (Mutually Exclusive), yaitu: dapat dibedakan secara
kemungkinan tersedia.
harus dapat dipahami oleh semua orang, serta reliabel. Coding sheet yang
dibuat tidak boleh ada beda penafsiran antara satu orang dengan orang
lainnya.
Struktur kategorisasi yang dibuat oleh peniliti disini, berupa potongan adegan
sensualitas perempuan baik itu secara verbal maupun nonverbal. Peneliti membuat
57
mempunyai arti yang sangat luas. Adegan ranjang atau foto telanjang dan
Secara umum, validitas terbagi empat cara dalam mengukur atau menentukan
validitas dari dari suatu alat ukur yaitu persetujuan komunitas/ilmiah, pengujian
lewat evaluasi ahli, wawancara/pengamatan terhadap objek yang diteliti dan uji
Ada berbagai macam jenis validitas dalam analisis isi. Antara lain adalah
validitas yang berorientasi pada data (data oriented), validitas yang berorientasi
pada hasil (product oriented), dan validitas yang berorientasi pada proses (process
oriented). Melihat tujuan dari penelitian ini, maka validitas yang digunakan adalah
validitas yang berorientasi pada data (data oriented). Validitas ini menilai seberapa
baik alat ukur merepresentasikan informasi yang melekat di dalam dan berasosiasi
dengan data yang tersedia. Jenis validitas yang termasuk dalam kategori ini adalah
validitas muka, yakni sejauh mana alat ukur benar–benar mengukur apa yang ingin
Validitas muka ada dua cara yang digunakan. Namun peneliti menggunakan
salah satu cara yang ada yaitu menguji alat ukur yang dipakai kepada panel
ahli/expert. Peneliti meminta expert untuk mengobservasi film dan dinilai dalam
58
alat ukur, apakah ada indikator yang telah sesuai atau tidak. Peneliti memilih expert
dari sesama penelitian analisis isi. Alasannya karena tentunya penelitian ini
suatu hasil pengukuran apabila alat ukur digunakan berulang kali oleh peneliti yang
Hasil pengkondingan dari peneliti dan koder akan dihitung dengan rumus
𝟐𝐌
𝑪𝑹 =
𝐍𝟏 + 𝐍𝟐
Keterangan:
C R: Coefisien Responsibility
N1,N2: Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh peneliti dan pengkoding
(persetujuan total). Angka minimum yang ditoleransi pada formula Holsti ini adalah
0,7 atau 70%. Artinya, jika hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan 0,7 dan di
atas ≥0,7 berarti alat ukur ini reliabel. Sebaliknya, jika menunjukkan di bawah 0,7
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi deskriptif
2. Langkah selanjutnya yang penting dalam analisis isi ialah menentukan unit
analisis. Unit analisis adalah apa yang akan diobservasi, dicatat dan dianggap
analisis berikutnya. Unit analisis penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu unit
sampling dan unit pencatatan dimana unit pencatatan penelitian ini termasuk
dalam kategori berdasarkan unit analisis penelitian yang sudah ditetapkan dalam
definisi operasional. Pencatatan ini dilakukan oleh peneliti dan coder lainnya
5. Setelah mengkode semua isi film ke dalam lembar coding yang telah disusun
6. Tahap selanjutnya adalah menggunakan tabel distribusi frekuensi. Salah satu cara
yang sering dipakai dalam analisis data adalah frekuensi distribusi relatif,
dimana data dibagi dalam beberapa kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam
presentase. Dari setiap tabel diberikan penjelasan dalam bentuk uraian yang
untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian. Data hasil
penelitian ini akan diolah secara statistik deskriptif kuantitatif. Teknik analisis
frekuensi absolut akan jumlah persentase kejadian dari variabel yang akan
Kegiatan ini berusaha mencari makna lebih luas dari hasil data yang telah
penelitian.
kategori dan sub kategori. Distribusi frekuensi dapat digunakan untuk melihat
perilaku sensual verbal dan nonverbal, bagian tubuh apa yang sering ditampilkan.
Analisis ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik data dan meringkas serta
mendeskripsikan data. Data yang telah diolah, peneliti dapat melakukan penarikan
nonverbal dan eksploitasi tubuh dalam seluruh film-film horor Indonesia tahun
2001-2019.
62
Tabel III.4
Coder : ___
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
Jumlah
Total
Keterangan :
sebagai berikut:
Tabel III.5
Judul Jumlah
No. Tahun Frek Presentase% Sampel Adegan
Film Frekuensi
Jumlah
kemunculan unsur sensualitas perempuan pada film horor Indonesia tahun 2001
2000 adalah kepercayaan terhadap benda gaib yang biasa disebut dengan percaya
terhadap mitos atau tahayul. Kepercayaan ini bukan terbentuk pada sekitar tahun
2000an, namun mulai dibuat menjadi trend kembali melalui sebuah film Indonesia
yang terkenal pada masa tersebut dan mampu membuat masyarakat pecinta film
terhipnotis dan terbawa suasana dengan alur ceritanya, mulai dari tahun 2000an,
mulai banyak bermunculan film dengan genre yang sama. Kemunculan film serupa
membuat film yang dihasilkan menjadi monoton dan akhirnya menyerempet ke hal-
hal yang kurang sopan bahkan sensual atau porno. Berbeda dengan zaman dahulu
sebelum era tahun 2000an, film horor Indonesia masih memiliki kekuatan yang
kental terhadap genrenya. Terdapat beberapa judul film horor Indonesia zaman
dahulu yang menjadi patokan atau contoh pembuatan film dengan genre serupa di
era tahun 2000an, film-film tersebut yaitu, Pengabdi setan, Malam Satu Suro, Bayi
Ajaib, Darah dan Doa, Tengkorak Hidoep, dan Cincin Berdarah (Pattisina, 2007).
Salah satu diantaranya adalah merupakan film horor terkenal pada masanya
yang disebut-sebut berhasil menjadi pusat inspirasi sineas muda Indonesia untuk
64
65
membuat suatu film bergenre serupa, yakni film Tengkorak Hidoep yang dirilis
tahun 1941.
Gambar IV.1
Tengkorak Hidoep (1941)
kehilangan jati dirinya sebagai film yang menonjolkan sisi aura mistis dan tahayul.
film horor tersebut di anggap tidak mendidik dan merusak moral. Banyaknya iklan
yang mengajak masyarakat untuk menonton film horor sudah banyak terpampang
di jalan-jalan protokol. Sebut saja seperti Tali Pocong Perawan, Kuntilanak Kamar
Sebelah, Keramat, Suster Ngesot, Lantai 13, Pocong, Malam Jumat Kliwon,
Rumah Pondok Indah, Hantu Jeruk Purut, Kuntilanak, Sebut Namaku Tiga Kali,
dan sebagainya. Sangat disayangkan film-film tersebut karena tidak satupun film
horor yang bersifat mendidik , bahkan 21 film horor yang ada hanya bisa merusak
moral-moral remaja. Film horor bukan lagi meraimaikan budaya nasional, tetapi
66
lebih banyak menyimpang dan merusak moral. Film horor itu tidak memiliki unsur
film yang muncul di Indonesia sejak tahun 1941 melalui Film Tengkorak Hidoep
ini juga diminati banyak penikmat film tanah air. Sebut saja film Sundel Bolong
yang menjadi Film Terlaris ke tiga di Jakarta di tahun 1981 setelah ditonton 301.280
orang. Di tahun 1982, film Nyi Blorong bahkan menjadi Film Terlaris pertama di
Jakarta 1982, dengan jumlah penonton 354.790. Penonton sebanyak itu, mampu
membuat Nyi Blorong menggondol Piala Antemas FFI (Festival Film Indonesia)
tahun-tahun lain, film-film horor juga terus mampu meraup jumlah penonton yang
besar. Kalaupun tidak menjadi yang terlaris, pendapatan dari pembeli tiket bioskop
adegan sensual seks yang banyak ada di film-film horor Indonesia. Pada sebagian
film horor, adegan seks tidak lagi menjadi sekedar bumbu. Adegan seks seakan
Dapat dipahami, saat ini pergeseran makna film horor Indonesia semakin
menuju pada kesan vulgar dan tidak seram sama sekali. Hal seperti ini banyak
moral bangsa. Namun tidak dapat dipungkiri, dengan peminat yang masih tetap ada,
film-film semacam ini akan terus diproduksi dan mungkin terus menjamur.
Subjek penelitian ini adalah film horor Indonesia yang diproduksi pada tahun
2001 hingga Januari tahun 2019 yaitu sebanyak 200 judul film. Dalam rangka
67
menganalisis isi konten sensualitas perempuan pada film horor Indonesia produksi
tahun 2001-Januari tahun 2019 maka diambil 100 judul dari 200 judul film tersebut
keadaan (Eriyanto, 2011: 282). Pada penelitian ini menggunakan jenis uji
reliabilty). Reliabilitas ini digunakan untuk melihat persamaan dan perbedaan hasil
dari alat ukur dari pengkode yang berbeda (Eriyanto, 2011:288). Perhitungan
reliabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah rumus dari Holsti (Eriyanto,
2011:290):
𝟐𝐌
𝑪𝑹 =
𝐍𝟏 + 𝐍𝟐
Keterangan:
CR : Cooficient Reliability
N1 & N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh hakim dan peneliti
(persetujuan total). Angka minimum yang ditoleransi pada formula Holsti ini adalah
68
0,7 atau 70%. Artinya, jika hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan 0,7 dan di
atas ≥0,7 berarti alat ukur ini reliabel. Sebaliknya, jika menunjukkan di bawah 0,7
Penelitian ini meggunakan dua intercoder, di mana coder A (N1) atau yang
Peneliti dan pengkoder atau hakim telah melakukan uji reliabilitas untuk
Tabel IV.1
Hasil Pengkodingan Peneliti, Coder 1 dan Coder 2
Perhitungan Koding
Kategorisasi
Peneliti Coder 1 Coder 2
Suara Menggairahkan 113 111 112
Rayuan Kata 83 81 82
Manja 51 50 51
Penampilan Erotis 3994 3940 3947
Tatapan Mata 64 60 63
Rangsangan Seksual 280 266 277
Jumlah 4585 4508 4532
(Sumber: Olahan Peneliti)
Temuan data oleh peneliti diatas tampak menunjukan dengan jelas bahwa
sensualitas perempuan pada film horor Indonesia tahun 2001-2019 yang paling
sering dimunculkan adalah penampilan erotis sebanyak 3994 kali. Secara berurutan
jenis rangsangan seksual yang ditayangkan sebanyak 280 kali kemudian disusul
69
dengan suara menggairahkan sebanyak 113 kali. Rayuan kata sebanyak 83 kali,
Berdasarkan tes uji reliabilitas antara peneliti dengan coder 1 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel IV.2
Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 1
Pernyataan Pernyataan
Kategori yang dikoding yang
disetujui CR Keterangan
(Variabel)
N1 N2 M
Suara
113 111 109 0,97 Reliabel
Menggairahkan
Rayuan Kata 83 81 81 0,98 Reliabel
Manja 51 50 50 0,99 Reliabel
Penampilan Erotis 3994 3940 3934 0,99 Reliabel
Tatapan Mata 64 60 60 0,98 Reliabel
Rangsangan
280 266 266 0,97 Reliabel
Seksual
Jumlah 4585 4508 4501
(Sumber: Lembar Coding Antar Coder)
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
2.4501
𝐶𝑅 =
4585 + 4508
70
9002
=
9093
= 0,98
= 98 %
Coeficient Reliability yang didapat dari hasil perhitungan antara peneliti dan
coder 1 adalah 0,98 atau 98%. Apabila dilihat dari syarat minimal angka yang harus
dihasilkan berdasarkan formula Holsti, maka data tersebut telah reliabel atau handal
karena coeficient reliability yang dihasilkan dari data di atas telah lebih dari ≥0,7
atau 70%.
Berdasarkan tes uji reliabilitas antara peneliti dengan coder 2 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel IV.3
Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 2
Pernyataan yang Pernyataan
Kategori dikoding yang disetujui
CR Keterangan
(Variabel)
N1 N2 M
Suara Menggairahkan
113 112 107 0,95 Reliabel
Rayuan Kata
83 82 81 0,98 Reliabel
Manja
51 51 51 1 Reliabel
Penampilan Erotis
3994 3947 3936 0,99 Reliabel
Tatapan Mata
64 63 62 0,97 Reliabel
Rangsangan Seksual
280 277 275 0,98 Reliabel
2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2
2.4512
𝐶𝑅 =
4585 + 4532
9024
=
9117
= 0,98
= 98 %
nilai kesepakatan antara peneliti dengan coder 2 adalah 0,98. Sesuai dengan formula
rumus holsti nilai 0,98 sudah memenuhi syarat bahwa penghitungan tersebut
Berikut adalah analisa data yang dilakukan peneliti dari hasil olah data.
Melalui analisa data ini, akan diketahui tingkat frekuensi dan presentase
kemunculan sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia pada tahun 2001-
Januari 2019. Hasil penelitian dan pembahasan ini merupakan hasil dari penelitian
Sensualitas verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
Tabel IV.4
Frekuensi Indikasi Verbal Pada Film Horor Indonesia
Kategorisasi Frekuensi
Suara Menggairahkan 113
Rayuan Kata 83
Total 196
(Sumber: Olahan Peneliti)
Data diatas merupakan total frekuensi dari sensualitas verbal yang muncul
dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019. Frekuensi tertinggi
yang sering muncul adalah indikator verbal jenis suara menggairahkan dengan
verbal jenis rayuan kata sebanyak 83 kali kemunculan. Dengan total kemunculan
Bagan IV.1
Frekuensi Indikasi Verbal dari tahun 2001-2019
70 65
60 52
50
40
Frekuensi
30
20
14 15
20 12
8 6
10 3 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019
Tahun
kemunculan indikator verbal yang muncul dalam film horor dari tahun 2001 sampai
2019. Kemunculan frekuensi tertinggi terdapat pada tahun 2011 dengan total
tekanan pada pihak perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil ‘indah’ di
layar kaca atau di industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi sasaran utama
untuk menampilkan sesuatu yang sensual baik dalam verbal, yang tujuannya tentu
saja menaikkan jumlah peminat atau penonton film tersebut Ini bukanlah sekadar
melainkan mencakup pula segala bentuk upaya atau bentuk representasi untuk
Adegan seorang wanita dalam ekspresi kepuasan diri dalam bentuk verbal
mengeluarkan kata atau suara yang menggoda nafsu seks, mendesah, erangan, dan
jeritan bergairah (Mulyana, 2008: 260). Dalam temuan data yang ada mengenai
Tabel IV.5
Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0
(01:21:40-01:22:10)
(30')
4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0
5. Ada Hantu Disekolah 0 0 0
6. 2004 Disini Ada Setan 0 0 0
7. Bangsal 13 0 3 0
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
11. 2006 Kuntilanak 0 28 0
12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0
Terowongan 79
13. 2 2,53%
2007 Casablanca
(04:25-07:10 (165'))
14. Kuntilanak 2 0 2 0
75
15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong
(40:20-44:25 (185'))
2009
(54:05-54:40 (35'))
Hantu Binal 81
31. 3 3,70%
Jembatan Semanggi
(16:05-17:20 (75'))
76
(35:50-37:20 (90'))
33. Hantu Jamu Gendong 0 40 0
Terowongan Rumah 2
34. 0 0
Sakit
(59:45-01:02:15)
(150')
36. Dikejar Setan 0 5 0
(45:35-50:55 (320'))
(16:35-17:05 (30'))
Rintihan Kuntilanak 154
42. 0 0
Perawan
Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
77
(19:30-22:20 (50'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0
(36:25-37:25 (60'))
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0
Kuntilanak 38
48. 4 10,5%
2011 Kesurupan
(06:55-07:55 (60'))
49. Pacar Hantu Perawan 0 324 0
Pocong Mandi Goyang 112
50. 0 0
Pinggul
(54:35-56:00 (85'))
52. Ada Hantu Di Vietnam 0 28 0
Perempuan Di Rumah 70
53. 0 0
Angker
Rumah Bekas 206
54. 0 0
Kuburan
2012
Pacarku Kuntilanak 99
55. 9 9,09%
Kembar
(01:00:05-01:01:25)
(80')
78
68. 13 14 80 17,50%
(48:16-50:50 (154'))
69. Kuntilanak Ciliwung 0 0 0
70. 2014 Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu 0 35 0
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0
81. Indera Keenam 0 35 0
82. 2016 0 33 0
Rumah Pasung
83. Ular Tangga 0 0 0
79
Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa pada kategori suara menggairahkan
dari film horor Indonesia tahun 2001-2019, paling banyak terdapat dalam film
Suster Keramas tahun 2009 yang menunjukan frekuensi sebanyak 15 kali dan
menunjukan presentase sebanyak 9,09% dengan durasi 35 detik. Dalam film Suster
Keramas ini jumlah frekuensi sebanyak 165 kali. Kemudian adegan dalam kategori
suara menggairahkan terbesar kedua terdapat pada film 13 tahun 2014 yaitu dengan
frekuensi 14 kali dan memiliki presentase sebesar 17,50% dengan durasi 154 detik.
Meskipun di film 13 jumlah frekuensi lebih kecil dibandingkan dengan film Suster
Hal ini dikarenakan jumlah frekuensi yang berbeda pada setiap film, sehingga
menghasilkan presentase yang berbeda-beda pula. Jumlah total frekuensi dalam 100
film horor Indonesia adalah 4584 frekuensi dan jumlah frekuensi dalam film 13
Bagan IV.2
Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019
45
40
40
35
30 27
Suara Menggairahkan
25
FREKUENSI
20
14
15 12
9
10 7
5 2 2
TAHUN
tahun 2002 sebanyak 2 kali, empat tahun berikutnya tidak ada adegan sensualitas
dan mulai muncul kembali pada tahun 2007. Variabel suara menggairahkan yang
ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2010 sebanyak 40 kali.
Setiap tahun jumlah variabel suara menggairahkan mengalami kelajuan naik turun
mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019. Pada tahun 2007 sampai tahun 2010
suara menggairahkan dari tahun ketahun yang mengalami peningkatan paling tinggi
81
adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 20 kali. Meskipun tahun sebelumnya variabel
suara menggairahkan tertinggi dari tahun 2008 sampai 2012, namun sejak tahun
2014 ke tahun 2019 variabel suara menggairahkan mencapai angka 0 dari tahun
sebelumnya.
memberikan kesan ketakutan kepada khalayak telah diubah menjadi film yang
Perempuan dijadikan sebagai komoditi dalam pasar film horor. Mereka dijadikan
sebagai suatu objek yang memiliki daya jual tinggi dipasar (Ayun, 2005: 18).
Bagan IV.3
Presentase Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019
18%
Mendesah
horor Indonesia adalah suara menggairahkan jenis mendesah baik dilakukan secara
verbal sadar ataupun tidak sengaja. Indikator jenis ini ditampilkan sebesar 51%, lalu
memikat hati orang lain dengan kata-kata manis, untuk mengajak seks, bergurau
Dalam temuan data yang ada mengenai rayuan kata diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.6
Frekuensi Indikator Rayuan Kata
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
3. Peti Mati (The Coffin) 1 29 3,45%
(55:50-56:05) (15')
14. Kuntilanak 2 0 2 0
(01:06.32-01:07:10)
(38')
16. Suster N 0 0 0
17. Pocong 3 0 43 0
2007
(44:30-45:15 (45'))
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 2 33,33%
Bolong
(50:40-51:10 (30'))
(40:20-44:25 (185'))
2008
22. Tali Pocong Perawan 0 100 0
(39:10-40:08 (58'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
(11:20-12:05 (45'))
(32:35-35:35 (190'))
(29:17-29:54 (37'))
(32:50-33:23 (33'))
(49:00-50:10 (70'))
(23:20-24:50 (80'))
(07:15-07:45 (30'))
(24:25-25:35 (10'))
Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
86
(14:35-15:00 (25'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0
(29:10-29:40 (30'))
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0
(12:00-14:45 (165'))
Pocong Mandi Goyang 112
50. 0 0
Pinggul
Pelukan Janda Hantu 140
51. 0 0
Gerondong
52. Ada Hantu Di Vietnam 0 28 0
Perempuan Di Rumah 70
53. 0 0
Angker
(26:56-27:40 (44'))
87
Pacarku Kuntilanak 99
55. 0 0
Kembar
Mr. Bean Kesurupan 76
56. 0 0
Depe
57. Mama Minta Pulsa 0 138 0
(05:08-05:45 (37'))
61. Pantai Selatan 0 55 0
62. Perawan Seberang 0 56 0
63. Kerasukan 0 21 0
2013
(50:40-52:40 (120'))
Jeritan Danau 25
65. 2 8%
Terlarang
(04:27-06:50 (143'))
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0
68. 13 0 80 0
73. Solit4ire 0 0 0
88
(12:09-12:15 (6'))
(40:55-42:10 (75'))
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 83 4584 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)
Hasil tabel diatas menunjukan bahwa pada kategori rayuan kata yaitu adegan
mengucapkan kata yang bersifat menggoda, ajakan seks secara verbal, dan bergurau
tentang seks dalam film horor Indonesia tahun 2001-2019, frekuensi kemunculan
terbanyak sebanyak 8 kali adegan dengan durasi 70 detik yang terdapat dalam film
Darah Janda Kolong Wewe tahun 2009 dengan presentase sebesar 8,79%. Hasil
tertinggi kedua terdapat dalam film Takut: Faces of Fare tahun 2008 yang
diperoleh presentase sebesar 16,22% dengan durasi 185 detik. Disusul dengan film
yang sama memiliki frekuensi 6 kali kemunculan yaitu film Setan Budeg 2009,
Paku Kuntilanak 2009, Tiran: Mati Diranjang 2010, dan Rintihan Kuntilanak
Perawan 2010. Hal ini terjadi karena dalam setiap film memiliki jumlah frekuensi
Bagan IV.4
Frekuensi Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019
30
25 25
25
20
FREKUENSI
15
Rayuan Kata
10 8
7
6 6
5 3
1 1 1
0
TAHUN
mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.
Variabel rayuan kata mulai muncul pada tahun 2002 sebanyak 1 kali, empat tahun
berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2007. Variabel
rayuan kata yang ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2009
dan 2010 sebanyak 25 kali. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 terjadi peningkatan
variabel rayuan kata yang tidak signifikan dan pada tahun 2010 sampai tahun 2012
terjadi penurunan variabel rayuan kata yang tidak signifikan. Variabel rayuan kata
dari tahun ketahun yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008
tertinggi dari tahun 2007 sampai 2013, namun sejak tahun 2014 ke tahun 2019
Bagan IV.5
Presentase Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019
23%
Ajakan Seks
Tampak pada tabel diatas bahwa indikator rayuan kata yang sering
ditampilkan adalah rayuan kata jenis mengucapkan kata yang bersifat menggoda
memiliki persentase tertinggi dalam jenis indikator rayuan kata yakni sebesar 69%.
Rayuan kata yang sering ditayagkan lainnya adalah ajakan seks presentasenya
sebesar 23%. Dan yang terakhir adalah bergurau tentang seks yang ditampilkan
yang tertinggi ditampilkan dalam film horor. Salah satu sineas film, Emil G Hampp
mandi. Film ini enggak menjual cerita, hanya sensasi. Ada saat bikin film mau
pengakuan, ada saat cari duit dengan esek-esek. Makanya tidak filmis banget,
Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut
mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:
343). Frekuensi indikasi nonverbal yang ditampilkan dalam film horor Indonesia
Tabel IV.7
Frekuensi Indikasi Nonverbal Pada Film Horor Indonesia
Kategorisasi Frekuensi
Manja 51
Penampilan Erotis 3994
Tatapan Mata 64
Rangsangan Seksual 280
Total 4389
(Sumber: Olahan Peneliti)
Data diatas merupakan total frekuensi dari sensualitas nonverbal yang muncul
dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019. Frekuensi tertinggi
yang sering muncul adalah indikator nonverbal jenis penampilan erotis dengan
4389 kali dari tahun 2001 hingga tahun 2019, merupakan indikasi tertinggi dari
Bagan IV.6
Frekuensi Indikasi Nonverbal dari tahun 2001-2019
1000
908 900
900
800 696
700 605
600
500 403
400
276
300 233
200 129
47 68 61
100 4 26 3 3 0 21 6 0
0
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019
Tahun
kemunculan indikator nonverbal yang muncul dalam film horor dari tahun 2001
sampai 2019. Kemunculan frekuensi tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan
total kemunculan 908 kali disusul pada tahun 2011 sebanyak 900 kemunculan.
memberikan tekanan pada pihak perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil
‘indah’ di layar kaca atau di industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi
sasaran utama untuk menampilkan sesuatu yang erotis, yang tujuannya tentu saja
menaikkan jumlah peminat atau penonton film tersebut. Erotika atau erotis
IV.3.2.1 Manja
sayang atau cintanya ke lawan jenis atau pasangan kekasih yang dapat
membangkitkan gairah seks (Mulyana, 2008: 343). Dalam temuan data yang ada
Tabel IV.8
Frekuensi Indikator Manja
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
3. Peti Mati (The Coffin) 0 29 0
2004
7. Bangsal 13 1 3 33,33%
(19:00-19:10 (10'))
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
11. 2006 Kuntilanak 0 28 0
12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0
95
Terowongan 79
13. 0 0
Casablanca
14. Kuntilanak 2 0 2 0
15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
2007
17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong
21. Takut: Faces of Fare 0 37 0
(10:35-10:55 (20'))
2008
(50:27-51:30 (53'))
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
(48:40-50:00 (80'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
(01:08:50-01:11:00)
(130')
96
(32:35-35:35 (190'))
(33:30-35:20 (110'))
Hantu Binal Jembatan 81
31. 0 0
Semanggi
(39:20-40:30 (70'))
2010
(02:35-05:40 (185'))
Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
97
(44:20-45:50 (90'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0
Arwah Goyang Jupe 271
46. 0 0
Depe
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0
48. Kuntilanak Kesurupan 0 38 0
2013
Bangkit Dari 208
60. 5 2,40%
Lumpur
(20:00-20:44 (44'))
61. Pantai Selatan 0 55 0
98
(50:40-52:40 (120'))
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0
68. 13 3 80 3,75%
(50:56-51:20 (24'))
69. Kuntilanak Ciliwung 0 0 0
70. 2014 Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu 0 35 0
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0
81. Indera Keenam 0 35 0
82. Rumah Pasung 0 33 0
2016
83. Ular Tangga 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adegan dalam kategori manja
frekuensi paling tinggi menunjukan pada angka 12 kali muncul pada film Pacar
Hantu Perawan tahun 2011. Kemudian frekuensi terbesar kedua terdapat pada film
Tiren: Mati Kemaren tahun 2008 yaitu dengan frekuensi 6 kali muncul dalam durasi
kemunculan. Pada film Pacar Hantu Perawan terdapat presentase adegan sebesar
3,70% dengan jumlah 324 frekuensi dalam durasi 25 detik dan presentase terbesar
terdapat pada film Bangsal 13 tahun 2004 dengan frekuensi muncul 1 kali dalam
durasi 70 dan memiliki presentase 33,33% dengan jumlah 3 frekuensi. Hal ini
100
terjadi karena dalam setiap film memiliki jumlah frekuensi yang berbeda sehingga
Bagan IV.7
Frekuensi Indikator Manja Tahun 2001-2019
14 13
12
12
10
10
8
8
Manja
FREKUENSI
6
4
4 3
2 1
TAHUN
mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.
Variabel manja mulai muncul pada tahun 2004 sebanyak 1 kali, tiga tahun
berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2008. Variabel
manja yang ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2009
sebanyak 13 kali. Pada tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi peningkatan dan
penurunan variabel manja yang tidak signifikan. Variabel manja dari tahun ketahun
yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah tahun 2007 ke 2008 sebanyak 10
kali dan penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 12 kali.
Meskipun tahun sebelumnya variabel manja tertinggi dari tahun 2008 sampai 2011
101
dan tahun 2013 sampai 2014, namun sejak tahun 2015 ke tahun 2019 variabel manja
Bagan IV.8
Presentase Indikator Manja Tahun 2001-2019
12%
Childish
88%
Tampak pada grafik diatas, hanya ada dua jenis dari indikator manja. Untuk
memeluk dan tidak mau tidak lepas adalah yang mendominasi pada presentase
sebesar 88%. Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh adegan indikator manja
Gambar IV.2
Scene Adegan Manja Di Film Pacar Hantu Perawan (2011)
yang merasa gemas dan memiliki sifat childish dengan pasangannya “Alex” (Rafi
Cinoun), terlihat ketika Joyce bertemu Alex. Joyce selalu memeluk Alex dan
dilepas.
Adegan suatu bentuk estetika tubuh wanita yang menjadikan dorongan atau
sensai seksual sebagai yang menimbulkan rangsangan pada lawan jenis (Mulyana,
2008: 343). Dalam temuan data yang ada mengenai penampilan erotis diperoleh
Tabel IV.9
Frekuensi Indikator Penampilan Erotis
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Scene %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
Peti Mati (The 29
3. 23 79,31%
Coffin)
(52:44-53:05 (27'))
(04:50-05:00 (10'))
103
Ada Hantu 0
5. 0 0
Disekolah
6. Disini Ada Setan 0 0 0
2004
7. Bangsal 13 1 3 33,33%
(52:12-52:22 (10'))
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
Hantu Jeruk 14
12. 14 100%
Purut
(02:30-02:43 (13'))
Terowongan 79
13. 57 72,15%
Casablanca
(12:10-12:20 (10'))
2007
(34:35-34:40 (5'))
15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
104
(25:00-25:10 (10'))
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 4 66,67%
Bolong
(50:40-51:10 (30'))
Takut: Faces of 37
21. 21 56,76%
Fare
(34:05-35:10 (65'))
(06:04-07:10 (66'))
(47:10-48:50 (100'))
Kereta Hantu 48
24. 48 100%
Manggarai
(54:15-54:55 (40'))
(01:25-05:10 (225'))
105
Tiren: Mati 38
26. 14 36,84%
Kemaren
(01:11:26-01:13:00)
(94')
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
(01:04:30-01:04:40)
(10')
(03:35-04:50 (75'))
(16:50-17:20 (30'))
2009
Hantu Binal
31. Jembatan 54 81 66,67%
Semanggi
(29:17-29:54 (37'))
(21:10-21:42 (32'))
Hantu Jamu 40
33. 33 82,50%
Gendong
(37:45-38:20 (35'))
106
Terowongan 2
34. 0 0
Rumah Sakit
Darah Janda 91
35. 60 65,93%
Kolong Wewe
(01:06:05-01:07:00)
(55')
36. Dikejar Setan 0 5 0
Hantu Rumah 0
37. 0 0
Ampera
(14:25-14:55 (30'))
(38:35-43:50 (315'))
(04:10-04:18 (8'))
(46:30-46:45 (15'))
Rintihan
42. Kuntilanak 129 154 83,77%
Perawan
(27:15-18:25 (50'))
107
Rayuan Arwah 62
43. 54 87,10%
Penasaran
(26:40-26:55 (15'))
(23:10-23:33 (23'))
(28:10-28:28 (18'))
Pocong 35
47. 2011 35 100%
Kesetanan!
(15:00-15:15 (15'))
Kuntilanak 38
48. 28 73,68%
Kesurupan
(11:45-12:50 (65'))
108
(50:30-51:20 (50'))
(39:39-41:03 (24'))
(00:30-1:53 (83'))
Ada Hantu Di 28
52. 28 100%
Vietnam
(59:32-59:54 (22'))
Perempuan Di 70
53. 2012 69 98,57%
Rumah Angker
(1:13:5-1:13:10
(5'))
(30:55-32:12 (77'))
109
Pacarku
55. Kuntilanak 90 99 90,91%
Kembar
(34:00-34:30 (30'))
Mr. Bean 76
56. 76 100%
Kesurupan Depe
(49:12-50:45 (93'))
(37:30-39:55 (145'))
2013
(21:32-21:43 (11'))
(26:50-28:10 (80'))
110
(20:00-20:34 (34'))
(05:07-08:05 (178'))
Jeritan Danau 25
65. 23 92%
Terlarang
(16:57-17:05 (8'))
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0
68. 13 63 80 78,75%
(40:02-40:45 (43'))
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0
2014
4 Tahun Tinggal 24
71. 24 100%
Di Rumah Hantu
(05:12-05:37 (25'))
Pocong Pasti 35
72. 35 100%
Berlalu
(01:06:07-01:06:30)
(27')
73. Solit4ire 0 0 0
111
Malam Suro Di 21
74. 21 100%
Rumah Darmo
(20:26-21:44 (78'))
(34:03-34:20 (17'))
Hantu Anak 20
76. 19 95%
Rumah Prapanca
(31:35-32:35 (60'))
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
Hantu Kuburan 14
80. 14 100%
Tua
(45:51-46:04 (13'))
(20:50-21:28 (38'))
2016
(29:43-30:12 (29'))
83. Ular Tangga 0 0 0
112
2017
Hantu Jeruk 6
88. 6 100%
Purut Reborn
(36:34-37:14 (40'))
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0
(29:40-31:53 (133'))
Arwah Tumbal 0
93. 0 0
Nyai
94. Jaran Goyang 0 0 0
95. Jailangkung 2 0 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
2018
The Origin of 5
97. 5 100%
Santet
(01:05:02-01:05:13)
(11')
(51:10-54:02 (112'))
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 3994 4584 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)
113
paling tinggi diantara 100 film horor Indonesia ini adalah 89,51% dengan total
kemunculan sebanyak 290 kali dari 324 jumlah frekuensi dalam durasi 255 detik
pada film Pacar Hantu Perawan tahun 2011. Kemudian presentase kemunculan
terbesar kedua terdapat pada film Arwah Goyang Jupe Depe tahun 2011 dengan
jumlah presentase sebesar 90,77% dari 246 kali kemunculan dan jumlah 271
frekuensi kemunculan dalam durasi 280 detik. Hasil terbesar ketiga ada pada film
sebanyak 198 kali dari 206 jumlah frekuensi dalam durasi 258 detik. Hal ini terjadi
karena dalam setiap film memiliki jumlah scene yang berbeda sehingga diperoleh
Bagan IV.9
Frekuensi Indikator Penampilan Erotis tahun 2001-2019
900
827 839
800
700
584 598
600
500
FREKUENSI
300
224 224
200
106
100 67 54
23 42
3 21 6
1
0
TAHUN
erotis mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.
Variabel penampilan erotis mulai muncul pada tahun 2002 sebanyak 23 kali, tiga
tahun berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2006
tertinggi terdapat pada tahun 2011 sebanyak 839 kali. Pada tahun 2006 sampai
tahun 2015 terjadi peningkatan dan penurunan variabel penampilan erotis yang
tidak signifikan. Variabel penampilan erotis dari tahun ketahun yang mengalami
peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 360 kali dan
penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 241 kali. Meskipun
tahun sebelumnya variabel penampilan erotis tertinggi dari tahun 2006 sampai 2014
dan tahun 2016 sampai 2018, namun pada tahun 2019 variabel penampilan erotis
Sejak tahun 2009 tercatat setidaknya 57 film horor diproduksi. Artinya, rata-
rata setiap tahun diproduksi tujuh film horor. setelah suksesnya film Jelangkung
adegan sensual. beberapa film horor produksi dalam negeri, para pemain sering
berpenampilan dengan pakaian mini. Bukan hanya itu, mereka juga sering
Bagan IV.10
Presentase Indikator Penampilan Erotis Tahun 2001-2019
7% Menggunakan Pakaian
Minim/Bikini/Bra
19%
12% Menggunakan Hotpants/Rok
Mini
Belahan Dada
17%
Paha Atas/Bokong
45%
Ketiak
Seperti yang tampak pada grafik diatas, untuk jenis indikator penampilan
erotis yang sering muncul adalah jenis indikator belahan dada yakni sebesar 45%
di film horor Indonesia tahun 2001-2019. Selanjutnya terbesar kedua adalah jenis
sebesar 19%. Jenis indikator lainnya, yakni menggunakan hotpants atau rok mini
mendapat presentase sebesar 17%. Kemudian jenis indikator paha atas atau bokong
sebesar 12% sedangkan jenis indikator ketiak presentase yang dimunculkan sebesar
7% karena indikator ini tidak banyak ditemukan pada wanita dalam film horor
Indonesia.
Sedikit terasa janggal atau justru dianggap kekinian jika ditemui film horor
yang benar-benar seram tanpa ada sensualitas yang diproduksi dari kehadiran artis-
artis seksi yang pamer paha ataupun belahan dada. Menyimak fakta ini, seolah ada
ada jaminan ketika kebutuhan hasrat terpenuhi maka nilai jual film akan tinggi
menandakan isi hati seseorang dan gerakan mata mengandung arti (Mulyana, 2008:
343). Dalam temuan data yang ada mengenai tatapan mata diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel IV.10
Frekuensi Indikator Tatapan Mata
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
2004
7. Bangsal 13 1 3 33,33%
(19:00-19:10 (10'))
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
117
10. Pocong 2 0 5 0
Terowongan 79
13. 1 1,27%
Casablanca
(09:35-09:40 (5'))
14. Kuntilanak 2 0 2 0
(01:06:32-01:07:10)
(38')
2007
16. Suster N 0 0 0
17. Pocong 3 0 43 0
(44:30-45:15 (45'))
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong
Takut: Faces of 37
21. 4 10,81%
Fare
2008
(26:45-27:20 (35'))
(58:20-01:00:05)
(105')
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
Tiren: Mati 38
26. 0 0
Kemaren
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
28. Setan Budeg 0 76 0
Air Terjun 117
29. 0 0
Pengantin
Hantu Binal
31. Jembatan 5 81 6,17%
Semanggi
(16:05-17:20 (75'))
2009
(01:25-03:20 (55'))
Hantu Jamu 40
33. 3 7,50%
Gendong
(28:00-28:30 (30'))
Terowongan 2
34. 0 0
Rumah Sakit
Darah Janda 91
35. 0 0
Kolong Wewe
119
(00:35-05:00 (275'))
(07:50-07:53 (3'))
(00:45-00:58 (18'))
Rintihan
42. Kuntilanak 10 154 6,49%
2010 Perawan
(02:35-05:40 (185'))
Rayuan Arwah 62
43. 1 1,61%
Penasaran
(26:40-26:55 (15'))
(36:25-37:25 (60'))
Kuntilanak 38
48. 3 7,89%
Kesurupan
(06:55-07:55 (60'))
(25:55-26:35 (40'))
(01:06:58-01:07:07)
(7')
61. Pantai Selatan 0 55 0
2013
62. Perawan Seberang 0 56 0
63. Kerasukan 0 21 0
64. Taman Lawang 0 44 0
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0
68. 13 0 80 0
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
2014
Pocong Pasti 35
72. 0 0
Berlalu
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
2015 0
78. Wewe 0 0
indikator tatapan mata yang sensualitas dalam film horor Indonesia tahun 2001-
2019 terbanyak pertama ditemukan dalam film Rintihan Kuntilanak Perawan tahun
2010 dengan frekuensi sebanyak 10 kali muncul dalam jumlah frekuensi 154 kali.
Kemudian dalam film Hantu Ambulance tahun 2008 yang berdurasi 105 detik dan
Adegan dalam kategori indikator tatapan mata paling banyak ditemukan pada
film Rintihan Kuntilanak Perawan dengan presentase sebesar 6,49% dengan 154
Semanggi tahun 2009 diperoleh presentase sebesar 6,17% dengan frekuensi 5 kali
muncul dalam durasi 57 detik. Hal ini disebabkan dalam film Hantu Binal Jembatan
Bagan IV.11
Frekuensi Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019
25
22
20
15
FREKUENSI
Tatapan Mata
10
10 9
8
6
5 4
3
1 1
TAHUN
Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun jumlah variabel tatapan mata
mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2013.
Variabel tatapan mata mulai muncul pada tahun 2001 sebanyak 1 kali dan muncul
kembali pada tahun 2004 sebanyak 1 kali, berikutnya mulai menurun dan mulai
muncul kembali pada tahun 2007. Variabel tatapan mata yang ditampilkan
mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2010 sebanyak 22 kali. Pada tahun
2007 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan dan penurunan variabel tatapan mata
yang tidak signifikan. Variabel tatapan mata dari tahun ketahun yang mengalami
peningkatan paling tinggi adalah tahun 2009 ke 2010 sebanyak 13 kali dan
124
penurunan paling rendah pada tahun 2010 ke 2011 sebanyak 14 kali. Meskipun
tahun sebelumnya variabel tatapan mata tertinggi dari tahun 2007 sampai 2013,
namun sejak tahun 2014 ke tahun 2019 variabel tatapan mata mulai menurun dari
Bagan IV.12
Presentase Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019
14%
Pandangan Mata ke
Daerah Tubuh Yang
86% Bersifat Erotis
Dari grafik diatas, menjelaskan bahwa indikator tatapan mata dalam film
ditampilkannya jenis indikator tatapan mata. Pada grafik diatas, hanya indikator
jenis pandangan mata yang terkesan erotis yang mendominasi pada presentase
sebesar 86%. Sementara itu indikator untuk tatapan mata jenis pandangan mata ke
daerah tubuh yang bersifat erotis, peneliti mendapatkan presentase sebanyak 14%.
laki memiliki dorongan dan kebutuhan seksual yang lebih kuat daripada
dan seksualitas di media massa melalui majalah dan film yang mengeksploitasi
(Mulyana, 2008: 343). Dalam temuan data yang ada mengenai rangsangan seksual
Tabel IV.11
Frekuensi Indikator Rangsang Seksual
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
(14:00–14:20 (20'))
2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
Peti Mati (The 29
3. 3 10,34%
Coffin)
(09:00-09:25 (25'))
7. Bangsal 13 0 3 0
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
2006 (01:00:55-01:01:45)
(110')
11. Kuntilanak 0 28 0
Terowongan 79
13. 19 24,5%
Casablanca
(04:25-07:10 (165'))
14. Kuntilanak 2 0 2 0
2007 4
15. Roh 0 0
16. Suster N 0 0 0
17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong
Takut: Faces of 37
21. 2008 4 10,81%
Fare
(26:45-27:20 (35'))
127
(40:15-40:50 (35'))
(58:20-01:00:05)
(105')
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
Tiren: Mati 38
26. 17 44,74%
Kemaren
(28:00-28:25 (25'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
(41:10-42:55 (105'))
(04:45-05:45 (60'))
(48:40-50:00 (80'))
128
Hantu Binal
31. Jembatan 18 81 22,22%
Semanggi
(02:30-04:30 (120'))
(23:13-23:42 (29'))
Hantu Jamu 40
33. 4 10%
Gendong
(28:00-28:30 (30'))
Terowongan 2
34. 2 100%
Rumah Sakit
(47:25-47:35 (10'))
Darah Janda 91
35. 16 17,58%
Kolong Wewe
(41:20-43:15 (115'))
(01:30:28-01:30:31)
(3')
Hantu Rumah 0
37. 0 0
Ampera
129
(23:20-24:50 (80'))
(03:05-03:20 (15'))
Rintihan
42. Kuntilanak 8 154 5,19%
Perawan
(42:05-42:25 (20'))
Rayuan Arwah 62
43. 7 11,29%
Penasaran
(03:10-03:30 (20'))
(44:20-45:50 (90'))
130
(30:10-30:15 (5'))
(28:00-29:00 (60'))
Kuntilanak 38
48. 0 0
Kesurupan
(59:00-59:18 (18'))
(00:30-1:53 (83'))
Ada Hantu Di 28
52. 0 0
Vietnam
2012
Perempuan Di 70
53. 1 1,43%
Rumah Angker
(15:28-16:38 (70'))
131
(48:45-50:15 (90'))
Pacarku Kuntilanak 99
55. 0 0
Kembar
Mr. Bean 76
56. 0 0
Kesurupan Depe
(29:52-32:33 (161'))
58. Mengejar Setan 0 0 0
(20:00-20:44 (44'))
61. Pantai Selatan 0 55 0
2013 56
62. Perawan Seberang 2 3,57%
(39:05-40:45 (100'))
63. Kerasukan 0 21 0
(05:07-08:05 (178'))
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
2014
67 Oo Nina Bobo 0 0 0
132
68. 13 0 80 0
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
Pocong Pasti 35
72. 0 0
Berlalu
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
(30:59-31:25 (26'))
Hantu Anak 20
76. 1 5%
Rumah Prapanca
(54:05-54:09 (4'))
(1:00:00-1:0:30)
(30')
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 280 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)
kategori indikator rangsangan seksual dalam film horor Indonesia tahun 2001-2019,
frekuensi terbanyak ditunjukkan dalam film Paku Kuntilanak tahun 2009 dengan
jumlah frekuensi sebanyak 27 kali muncul dalam durasi 90 detik dengan presentase
15,79%. Kemudian dalam film Terowongan Casablanca tahun 2007 dan Pacar
Hantu Perawan tahun 2011 menunjukan frekuensi 19 kali muncul adean sensualitas.
Meskipun menunjukan frekuensi yang sama namun kedua film tersebut memiliki
134
presentase sebesar 24,5% dan film Pacar Hantu Perawan sebesar 5,86%.
Bagan IV.13
Frekuensi Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019
100
90
90
80
70
60 55
50
FREKUENSI
41
40 Rangsangan Seksual
32
30
19
20 14
5 6 7
10 3 3 4
1
0
TAHUN
seksual mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2002 sampai dengan tahun
2019. Variabel rangsangan seksual mulai muncul pada tahun 2001 sebanyak 3 kali
dan pada tahun 2003 sampai 2005 tidak muncul, muncul kembali pada tahun 2006
tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebanyak 90 kali. Pada tahun 2006 sampai tahun
2012 terjadi peningkatan dan penurunan variabel tatapan mata yang tidak
peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 58 kali dan
penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 37 kali. Meskipun
135
tahun sebelumnya variabel rangsangan seksual tertinggi dari tahun 2006 sampai
2018, namun pada tahun 2019 variabel rangsangan seksual menginjak angka nol.
Bagan IV.14
Presentase Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019
Berciuman
Dari data grafik diatas, diketahui bahwa indikator rangsangan seksual paling
24%. Berikutnya adalah menggigit dan meniup telinga sebesar 5% dan yang paling
rendah adalah rangsangan seksual jenis memegang alat kelamin sebesar 2%.
oleh para penikmat film horor demi mencari keuntungan semata. Terdapat standar
ganda dalam nilai-nilai dan sikap moral kehidupan pribadi dan masyarakat yakni
97).
136
Film adalah bisnis yang penuh resiko. Para produser film membuat film
yang sensasional (Lesmana, 2012). Film horor juga tidak terlepas dari dinamika
Screen (1991: 44), menyatakan bahwa film horor Indonesia pada masa Orde Baru
tidak bisa dilepaskan dari tiga hal, yaitu komedi, seks, dan religi. Ketiganya menjadi
Sosok Kyai seperti ini masih bisa dijumpai dalam beberapa film horor Indonesia di
awal tahun 2000, yaitu Kafir dan Peti Mati. Hanya saja setelah itu, nuansa religi
Film Jelangkung (2001) karya Jose Poernomo dan Rizal Mantovani yang
kerap dianggap sebagai titik balik film horor Indonesia abad ke-21. Dengan waktu
pengambilan gambar hanya dua minggu dan biaya total produksi sekitar Rp1 miliar,
film ini bisa mendatangkan 1,5 juta penonton selama diputar di layar lebar.
menghabiskan biaya dua miliar dengan jumlah penonton kurang lebih sama
Tren uji nyali anak muda ini terus berlangsung dan memunculkan film-film
sejenis seperti Hantu (2007) karya Adrianto Sinaga, Kuntilanak (2007) karya Jose
Purnomo ataupun Air Terjun Pengantin (2009) karya Rizal Mantovani. Dalam
film-film tersebut selalu ditambahkan bumbu seks dan komedi. Wanita seksi dan
dan Rony Dozer dalam Jelangkung (2001), Nia Ramadhani dan Mastur
dalam Suster Ngesot (2007), serta Dewi Persik dan Rizky Mocil dalam Setan
Budeg (2008).
Beberapa film horor sengaja menampilkan bintang film dewasa dari luar
negeri sebagai bintang tamu untuk daya tarik “penjual tiket”. Ada Rin Sakuragi
dalam Suster Keramas (2009), Maria Ozawa dalam Hantu Tanah Kusir (2010),
serta Sora Aoi dalam Suster Keramas 2 (2011) semuanya berasal dari Jepang. Tera
Patrick dan Sasha Grey, bintang porno asal Amerika Serikat, yang sempat bermain
Pinggul (2011).
Film-film horor tersebut sengaja dibuat untuk menyasar pasar anak muda. Ini
adalah bagian dari tren global yang bisa ditelusuri jejaknya sejak keberhasilan
film Scream (1996) karya Wes Craven dan Ringu (1998) karya Hideo Nakata.
Pengaruh film horor Jepang pun terasa dalam film-film horor lokal seperti Ada
Hantu di Sekolah (2004) karya Koya Pagayo dan Mirror (2005) karya Hanny R.
Saputra.
alasan untuk terus bertahannya film horor anak muda dengan bumbu seks dan
komedi. Dalam daftar 70 film Indonesia terlaris 2007-2015 yang diolah produser
bergenre horor dari Terowongan Casablanca (2007) karya Nanang Istiabudi dengan
1,2 juta penonton hingga Taman Lawang (2013) karya Aditya Gumay dengan
526.761 penonton.
138
Bagan IV.15
Hasil Frekuensi Indikator Sensualitas Pada Film Horor
1200
973
1000 920
748
800
617
Frekuensi
600
409
400 290
248
200 137
47 68 62
4 29 3 3 0 21 6 0
0
Tahun
Pada bagan diatas adalah total dari keseluruhan frekuensi sensualitas indikasi
verbal dan nonverbal, pada tahun 2001 hingga tahun 2004 sudah mulai muncul
indikator sensualitas pada film horor Indonesia yaitu film Jelangkung (2001) yang
tahun 2003 dan 2004 sebanyak 3 kali. Pada tahun 2005 indikator sensualitas tidak
ditemukan dalam dua film horor Indonesia Mirror (2005) dan Missing (2005).
signifikan dari tahun sebelumnya sebanyak 137 kali kemunculan dan para hantu
mulai berurbanisasi atau berganti, bermula dari desa Angkerbatu, Jawa Barat.
Jakarta Pusat. Beberapa tempat wisata misteri lain sempat diangkat juga dalam film,
Hantu Jeruk Purut (2006) karya Koya Pagayo, Diperkosa Setan (2010) karya
Petruska Karangan, Drakula Cinta (2014) karya A Leung Wong, ataupun Solit4ire
Bagan IV.16
Analisis Kecenderungan Sensualitas Pada Film Horor
900
800
700
600
500
Rayuan Kata
300
Manja
Tatapan Mata
100
Rangsangan Seksual
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Suara Menggairahkan 2 2 7 27 40 12 9 14 113
Rayuan Kata 1 6 7 25 25 8 3 6 1 1 83
Manja 1 10 13 4 12 8 3 51
Penampilan Erotis 23 3 1 42 106 224 584 827 839 598 375 224 21 67 6 54 3994
Tatapan Mata 1 1 4 10 9 22 8 3 6 64
Rangsangan Seksual 3 3 5 19 32 90 55 41 4 14 6 1 7 280
(Sumber: Olahan Peneliti)
sensualitas pada film horor Indonesia dari tahun 2001 sampai tahun 2019, yang
frekuensi tertinggi atau yang mendominasi sebanyak 3994 kali digunakan pada film
horor Indonesia tahun 2001 sampai tahun 2019. Penampilan erotis perempuan lebih
banyak menawarkan fisik menarik yang cenderung dicari laki-laki (Melliana, 2006:
140
24-25). Penampilan fisik perempuan yang terwakilkan melalui ukuran dan bentuk
tubuh, yang kerap kali dimanfaatkan dalam praktik industri. Sebenarnya dihadirkan
perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil ‘indah’ di layar kaca atau di
industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi sasaran utama untuk
menampilkan sesuatu yang erotis, yang tujuannya tentu saja menaikkan jumlah
peminat atau penonton film tersebut. Erotika atau erotis memiliki pengertian gairah
(Bungin, 2006:29).
dimulai pada tahun 2008 sebanyak 290 kali kemunculan hingga tahun 2011
sebanyak 920 kali. Sejak tahun 2009 sampai 2011 jumlah produksi film horor di
2020) wakil ketua lembaga sensor film (LSF) Indonesia Nunus Supardi
mengatakan, lima tahun terakhir mulai tahun 2007 hingga tahun 2012 film horor
menampilkan adegan vulgar yang membuat penyampaian mistis dari sebuah film
horor menjadi bias. Pada tahun tersebut ada delapan film horor yang cukup
Keramas, Hantu Puncak Datang Bulan, Diperkosa Setan dan Tali Pocong Perawan.
141
Dalam delapan film tersebut, Tali Pocong Perawan yang dibintangi oleh Dewi
Persik terbilang paling sukses karena mampu meraup sekitar 1,8 juta penonton.
Ketua Lembaga Sensor Film, Muchlis Paeni mengaku dibuat bingung oleh
film-film horor semacam itu. Seorang stafnya melaporkan ada sebuah film bergenre
horor yang hampir separuhnya karena dipenuhi adegan mesum. Muchlis tidak cuma
film nasional, katanya, masih sangat menyukai film yang berbau seks dan horor.
Inilah perilaku yang tidak pernah berubah dari zaman dulu. "Rasa takut dan
banyak pihak mencibir film-film horor yang dibumbui adegan seks, dia justru
bangga. "Kami memang jawara di genre ini" katanya. Dari sekitar 20 film horor
produksi Maxima Pictures yang beredar pada tahun 2009, belasan di antaranya
adalah film horor dengan adegan-adegan tak senonoh. Ody Mulya Hidayat
mengklaim film yang dibuatnya rata-rata ditonton di atas 500 ribu orang. Karena
itu, tahun ini dia bertekad memproduksi setidaknya delapan judul film bergenre
drastis dari frekuensi 617 kali, turun hingga frekuensi 21 kali kemunculan kembali
pada tahun 2015. Produser Starvision Plus, Chand Parwez menyebutkan, perfilman
nasional sudah mulai memasuki titik jenuh. Akibatnya, dalam tahun 2011 penjualan
142
film jatuh. Chand Parwez menuding produser lain yang memproduksi film bergenre
horor dan seks murahan sebagai biang keladi (https://seleb.tempo.co/ diakses: Mei,
2020).
Bagan IV.17
Jumlah Penonton Film Horor Tahun 1976-2018
Film horor dengan kualitas yang rendah ditambah dengan adegan seks
membuat masyarakat menjadi jenuh dan malas menonton horor. Akibatnya pada
periode tahun 2011 hingga tahun 2016 perfilman horor mulai jatuh. Berdasarkan
data diatas, tak satupun film horor periode itu masuk dalam lima besar film terlaris.
Filmindonesia.or.id mencatat ada 19 film horor dengan raihan 2,99 juta penonton
pada 2012. Peraihan penonton tersebut merupakan angka terburuk dalam lima
143
tahun. Sementara pada 2008, ada 19 film horor dengan 7,6 juta; 22 film horor
dengan 7,23 juta penonton pada 2009; 19 film horor dengan 4,53 juta penonton
pada 2010; dan 10 film horor dengan 2,42 juta penonton pada 2011
terpopuler kembali berubah pada 2017 ketika film Pengabdi Setan menjadi film
Hal ini didukung dengan pendapat Joko Anwar sebagai sutradara film
Pengabdi Setan (2017). Dalam sebuah wawancara dengan media online, Joko
Anwar melihat film horor Indonesia saat ini mengalami banyak perubahan. Tidak
muncul tiap menit atau tak hanya menjual perempuan-perempuan seksi sebagai
menurut Joko tak sepenuhnya salah. Hanya saja ceritanya memang harusnya bisa
kuat memberi alasan mengapa harus ada perempuan seksi di dalamnya. Pernyataan
dari media online inilah yang ditemukan peneliti setelah interpretasi juga
memperkuat temuan peneliti, bahwa Joko Anwar sebagai film maker dan sutradara
ingin memecah stereotipe tidak harus ada keterlibatan perempuan seksi dalam film
V.1. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang diperoleh oleh peneliti mengenai frekuensi tentang
sensualitas verbal dan nonverbal perempuan dalam film horor Indonesia di tahun
2001 hingga tahun 2019, peneliti mengelompokannya dalam empat tahun dan
tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun tersebut juga memiliki skor tertinggi
pada indikator sensualitas verbal (suara menggairahkan dan rayuan kata) dan
indikator non verbal (penampilan erotis, rangsangan seksual, tatapan mata dan
manja). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam keempat tahun tersebut
tahun 2005 dan tahun 2019 sebanyak nol kali atau sudah tidak ditemukan adegan
sensualitas perempuan. Angka nol atau tidak ditemukan adegan sensualitas ini
dapat dilihat bahwa para sineas film horor Indonesia sudah mulai mengurangi
bumbu mesum membuat masyarakat menjadi jenuh dan malas menonton horor.
Dalam penelitian ini, diantara dua indikasi sensualitas baik verbal maupun
144
145
V.2. Saran
adegan sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga
tahun 2019 yang dimana pada tahun 2019 sudah tidak ditemukan bentuk adegan
yang sama tentang film horor di Indonesia. Sehingga kita dapat mengetahui
seperti kurangnya pemaknaan terhadap hasil data sehingga analisis datanya kurang
melengkapi penelitian ini serta mendapatkan gambaran dan pemaknaan yang lebih
horor banyak ditonton. Tidak semua film harus memiliki banyak adegan sensualitas
Buku:
146
147
Roqib, Drs. Moh. (2007). Harmoni dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Silalahi, U. (2017). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sylver, Marshall. (1995). Passion Profit Power. New York: Simon & Schuster
paperbacks.
Thornham, S. (2006). Feminism and film, the Routledge Companion to feminism
and postfeminism editor Sarah Gamble. London: Routedge.
Tong, Rosemarie. (2009). Femenist Thought. United States: Westview Press.
Artikel Jurnal:
Agustina, Wiji Luluk. (2016). “Mitos Dan Sensualitas Dalam Perkembangan Film
Horor Indonesia”. Patrawidya, Vol. 17, No. 3, Desember 2016.
Ayun, Primada Qurrota. (2015). “Sensualitas dan Tubuh Perempuan Dalam Film-
Film Horor Indonesia (Kajian Ekonomi Politik Media)”. Jurnal Simbolika.
Volume 1 (1) 2015: 16-26. DOI:
http://dx.doi.org/10.31289/simbollika.v1il.46.g4.
Herawati, Erni. (2011). “Pornografi Dalam Balutan Film Bertema Horor Mistik Di
Indonesia.” HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011: 1408-1419.
Kurniawan, Ivan. (2018). “The Sensuality And Tendency Of Fetishism On Model-
themed Photography.” Atlantis Press, Advances in Social Science, Education
and Humanities Research: volume 225.
Meliala, D.S.S, & Bezaleel, M. (2016) Analisis Film Horor Indonesia Produksi
Tahun 2014 (Studi Kasus: Mall Klender Dan Kamar 207), Andharupa,
Vol.02 No.01 Tahun 2016.
Pratama, Dio. (2014). “Eksploitasi Tubuh Perempuan Dalam Film “Air Terjuan
Pengantin” Karya Rizal Mantovani (Analisis Semiotika Roland Barthes).”
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 297 – 311.
148
Artikel Skripsi:
Eryawan, Fiki Aditya. (2011). “Pornografi Dalam Film Horor Indonesia (Analisis
Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-
Desember 2009).” (Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Putra, Ilham Haliq. (2016). “Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesia
(Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)”
(Universitas Muhammadiyah Malang).
Rusdiati, SR. (2009). “Film Horor Indonesia: Dinamika Genre.” (Universitas Ilmu
Susastra FIB UI).
Tjiong, Jessica Santoso. (2014). “Analisis Isi Press Release Pt Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Ditinjau Dari Perspektif Jurnalistik.” (Universitas Widya
Mandala Surabaya).
Torong, Bernard Putranto. (2013). “Analisis Isi Film Horor Indonesia Terlaris 2011
Dalam Pesan Kekerasan, Penipuan, Seks, Dan Mistik.” (Universitas Telkom).
Williams, J. E., Bennett, S. M., & Best, D. L. (1975). "Awareness and expression
of sex stereotypes in young children.” Developmental Psychology, 11(5),
635-642.
149
Media Online:
Choiriah, Muchlisa. (2016). Film horor Indonesia tidak seram, cuma jual paha dan
https://www.merdeka.com/artis/film-horor-indonesia-tidak-seram-cuma-
jual-paha-dan-dada.html
Choi, Charles Q. (2010). A Curvy Body’s Like A Drug To Men. NBC [online].
http://www.nbcnews.com/id/35540957/ns/health-skin_and_beauty/t/curvy-
bodys-drug-men/#.Whb49dKWbDf
Joko Anwar: Sudah Seharusnya Film Horor Dibuat dengan Respek. (2017). Tempo
https://seleb.tempo.co/read/911651/joko-anwar-sudah-seharusnya-film-
horor-dibuat-dengan-respek/full&view=ok
Khoiri, Agniya. (2016). Penemu Bakat Suzanna Sebagai Ratu Horor Indonesia.
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161031100522-220-
169008/penemu-bakat-suzzanna-sebagai-ratu-horor-indonesia
150
http://filmindonesia.or.id/article/mira-lesmana-produser-tidak-sama-
dengancukong#.WyroECAxXIU
http://www.oocities.org/rumah3poka/kcm260307.htm
http://itjen.kemenag.go.id/sirandang/peraturan/2168-7-peraturan-
pemerintah-nomor-7-tahun-1994-tentang-lembaga-sensor-film
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-p018-99-900995_petualangan-
sherina
Prasetya, Eko. (2012). Film horor Indonesia kini, tak seram tapi porno. Merdeka
https://www.merdeka.com/peristiwa/film-horor-indonesia-kini-tak-seram-
tapi-porno.html
Rosalia, Indra. (2018). Film horor Indonesia gagal populer ketika berbumbu
https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/film-horor-indonesia-gagal-populer-
ketika-berbumbu-mesum
151
Tren Mesum Berbungkus Seram. (2010). Tempo [online]. Diakses pada tanggal 29
seram/full&view=ok
https://www.indonesianfilmcenter.com/filminfo/detail/2392/tengkorak-hidoep
http://filmindonesia.or.id/
152
LAMPIRAN
Sampel 100 Film Horor Indonesia:
Film Jelangkung (2001) bercerita tentang empat sekawan, Ferdi (Winky
Wiryawan), Gita (Melanie Ariyanto), Gombal (Rony Dozer), Sani (Harry Panca),
selalu penasaran mencari setan. Berbagai tempat yang didatangi tak dijumpai yang
dicarinya. Sampai mereka mendapat kabar di daerah yang bernama Angkerbatu. Di
sinilah berbagai pengalaman dirasakan mereka. Sementara Sani diam-diam
berusaha bermain jelangkung, sebuah permainan yang konon bisa mendatangkan
arwah.
Poster Film Jelangkung Produser: Jose Poernomo
Sutradara: Rizal Mantovani, Jose
Poernomo
Penulis: Adi Nugroho, Rizal
Mantovani, Jose Poernomo
Pemeran: Harry Panca, Rony
Dozer, Melanie Ariyanto, Winky
Wiryawan
Tanggal Edar: Rabu, 19 Desember 2001
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kafir Satanic (2002) Kuntet (Sudjiwo Tejo) berprofesi sebagai dukun
santet. Ia menjual jasa ke berbagai lapisan masyarakat. Hasil kerjanya membuat
kehidupannya mewah, tapi tidak memberi kebahagiaan istri dan anaknya yang
dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Kemudian terungkap bahwa untuk
mendapatkan "ilmu", Kuntet harus menyerahkan nyawa kepada gurunya. Apalagi
saat dia ingin mencapai keabadian. Kematian anak-anak di kampungnya
membangkitkan kecurigaan warga, meski sulit dibuktikan. Kuntet bisa meredam
kemarahan masyarakat dengan bersumpah bahwa kalau benar dia telah membunuh
orang dengan santetnya, maka kalau mati, jasadnya tidak diterima bumi. Ternyata
sumpah ini makan tuan. Waktu meninggal, jasadnya tidak bisa dikuburkan, dan
selalu kembali ke rumah. Akhirnya mayat Kuntet terbakar bersama rumah dan
hartanya. Jasadnya disambar kilat hingga hancur.
Poster Film Kafir (Satanic)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Peti Mati (The Coffin 2002) Rudi alias Kiat Jin (Sandy Nayoan)
mencoba menghindari ramalan A Boen (Joseph Ginting) yang menyebutkan dirinya
akan terbaring mati dalam peti mati hitam yang dibawa A Boen, walau peti itu untuk
Peng An (HIM Damsyik), ayah Rudi. Rudi berhasil bekerja di toko peti mati A
Boen. Ia berusaha menyingkirkan peti mati tersebut. Ketika Peng Liong (Eman
Sulaiman), kakak Peng An, meninggal, peti mati yang dikirim Rudi menolak jasad
Peng Liong. Rudi yang kesal terhadap A Boen minggat. Ketika dia mengayuh
sepeda di jalan raya, sebuah truk barang menabrak dirinya. Rudi mati dan peti mati
yang ditakutinya itu benar menjadi tempat jenazahnya.
Poster Film Film Peti Mati (The Coffin) Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez
Servia
Sutradara: Mardali Syarief
Penulis: Yamin
Azhari, Naryono, Wirjaatmadja Ngadiman
Pemeran: Eman Sulaiman, HIM
Damsyik, Joseph Ginting, Sandy
Nayoan, Maya Caroline
Tanggal Edar: Kamis, 06 Februari 2003
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Ada Hantu Disekolah (2004) enam sahabat sejak SMP, sepakat masuk SMU
yang sama. Peristiwa berawal dari Tasya (Stephanie Pascalia), yang ketiduran di
kelas dan mimpi menyeramkan. Ia merasa diteror hantu perempuan berseragam
SMU. Peristiwa itu malah membuat Tasya dihukum guru untuk membereskan
buku-buku di perpustakaan. Ia dibantu sahabat-sahabatnya. Di perpustakaan itu
mereka dibentak oleh seorang murid perempuan. Tasya mengenali murid itu
sebagai hantu dalam mimpinya. Sejak saat itu keenam sahabat itu sering diganggu
sang hantu. Tasya akhirnya bisa menemukan sumber masalah hantu itu di buku
tahunan sekolah. Hantu itu arwah penasaran seorang murid di sekolah itu. Ia
meninggal bunuh diri karena dihamili kekasihnya.
Poster Film Ada Hantu Disekolah
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Disini Ada Setan (2004) cerita berawal dari Sashi, gadis berusia 15
tahun yang sekolah di salah satu SMU favorit di Jakarta. Belakangan dia baru
mengetahui kalau ternyata dirinya memiliki indera keenam. Hidupnya pun berubah
menjadi penuh petualangan yang menegangkan, berburu dan mengungkap misteri
penampakan setan yang ditemuinya. Bersama dua sahabatnya, Anya dan Siska,
Sashi bertualang mendokumentasikan hal-hal gaib yang terjadi di sekitar mereka.
Petualangan menegangkan mereka ini dikemas dalam suspen dan teror horor yang
juga dibumbui dengan konflik-konflik remaja yang segar, lucu, dan juga
menegangkan. Terutama kisah percintaan yang romantis dan juga penuh persaingan
cinta segitiga.
Poster Film Disini Ada Setan Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez
Servia
Sutradara: Koya PagayoPemeran: Indri
Satiya, Thomas Nawilis, Nagita Slavina,
Lia Ananta, Diva Nadia, Intan Ayu
Purnama, Jennifer Arnelita, Ardyna Rasty,
Ajee Vubby, Dude Harlino, Tata Tangga,
Marsha Tengker
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mirror (2005) Kikan (Nirina Zubir) gadis yang lincah dan suka jahil.
Akibat kejahilannya ia menghadapi sejumlah keanehan. Ia seperti mempunyai
kekuatan yang tidak dimiliki orang lain dimana ia rasakan melalui cermin dan hal
ini sangat menyiksanya. Kejadian-kejadian tersebut mulai menimpa orang
terdekatnya namun ia hanya bisa menceritakannya kepada Doni (Jonathan Mulia),
lelaki yang menaruh hati pada Kikan namun selalu diabaikan. Saat Kikan mulai
merasakan hal yang sama, Kikan tetap tak bisa menerima Doni karena kejadian
buruk terus menghantuinya.
Poster Film Mirror
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Missing (2005) Vega (Essa Puji Lestari), seorang anak kecil yang masuk
ke bagasi mobil Steven (Restu Sinaga), saat pemuda itu sedang memotret di hutan.
Vega lagi main umpet-umpetan. Berhari-hari tinggal di bagasi mobil Steven,
akhirnya anak itu tewas dan arwah penasarannya menghantui Steven dan istrinya
Maya (Endhita). Maya yang memiliki kekuatan supranatural merasakan kehadiran
Vega. Akhirnya, pasangan muda itu mengetahui kesalahan mereka dan mencoba
menyembunyikan mayat, lalu menguburkannya.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong 2 (2006) Maya (Revalina S Temat), yatim piatu, bekerja sebagai
asisten dosen, hanya tinggal berdua dengan adiknya, Andin (Risty Tagor), siswa
SMU. Maya akan segera menikah dengan tunangannya, Adam (Ringgo Agus
Rahman). Ingin mencari tempat tinggal yang layak, Maya mencari tempat kost. Di
koran ada apartemen yang disewakan dengan murah. Setelah mereka berdua pindah
ke apartemen baru tersebut, kehidupan mereka mulai tidak tenang. Andin merasa ia
selalu diganggu oleh Pocong. Awalnya, tak percaya, akhirnya Maya menemukan
Andin dalam keadaan depresi berat. Maya berusaha mencari tahu kenapa Andin
menjadi sasaran gangguan dari mahluk halus. Ternyata, dia tidak hanya berhadapan
dengan arwah penasaran berupa Pocong. Ada sesuatu yang mengancam nyawa
adiknya.
Poster Film Pocong 2
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kuntilanak (2006) film ini mengangkat kisah urban tentang tradisi
keluarga kaya memelihara kekuatan jahat untuk menjaga kekayaan mereka. Sam
adalah orang pertama di luar keluarga itu yang merasakan kehadiran makhluk halus
peliharaan mereka. Cerita ini adalah paduan kisah hantu urban, sejarah keluarga
Jawa yang kaya dengan kehidupan seorang gadis kota. Sam berusaha
menghancurkan media pengantar Kuntilanak di rumah kostnya. Tanpa sepenuhnya
sadar, ia mulai pandai memanfaatkan kekuatan Kuntilanak untuk kepentingannya.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film hantu Jeruk Purut (2006) film ini berupaya menggabungkan legenda
urban dengan kehidupan remaja kota besar. Film ini sejak awal mengenalkan
kondisi sosial dan ruang, dengan gambaran para remaja pulang dari klub dan
diskotek, lalu uji nyali ke kuburan. Airin (Angie) mendapati penulis novel misteri
yang tewas mengenaskan di rumahnya. Saat itu, sang novelis sedang mengerjakan
novel tentang hantu pastor tanpa kepala yang ada di kuburan Jeruk Purut. Anna
minta Airin melanjutkan novelnya. Walaupun dicegah dua sahabatnya, Nadine
(Sheila Marcia) dan Valen (Samuel Z Heckenbucker), Airin berkeras bahkan minta
bantuan mereka untuk survei malam ke kuburan. Seusai kunjungan itu, masing-
masing mendapat teror dari hantu tanpa kepala dan hantu perempuan pembantu
pastor. Si hantu melarang buku itu ditulis dengan versi Airin. Gadis itu tengah
bermasalah, ibunya depresi berat setelah ditinggal kawin ayah Airin, sedangkan
Valen diam-diam jatuh cinta kepadanya.
Poster Film Hantu Jeruk Purut
Produser: Kristuadji
Legopranowo, Anthony Ricardo, Shanker
RS BSc
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Angie, Sheila Marcia, Samuel Z
Heckenbucker
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Produser: Kristuadji
Legopranowo, Shanker RS
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Roh (2007) Ririn, mengalami kejadian aneh di hutan saat ia dan teman-
temannya berkemah. Pak Purbo, paranormal, mendengar perihal yang menimpa
Ririn dan ternyata bukanlah korban pertama. Menurut Pak Purbo, untuk
menyelamatkan Ririn hanya ada satu cara yaitu merekonstruksi kejadian untuk
menemukan dan memusnahkan penyebabnya. Ririn akhirnya meninggal dan Pak
Purbo khawatir akan ada korban lagi. Nadya, sahabat Ririn merasa sangat
kehilangan dan merasa semua kejadian yang menimpa Ririn adalah kesalahannya.
Satu saat ia mendengar sebuah panggilan di telinganya, ia panik dan mengalami
kecelakaan, namun ia selamat. Akhirnya Nadya dan tunangannya, Gilang,
memutuskan untuk beristirahat di bungalow milik orang tua Gilang. Setiba di sana,
Nadya dan Gilang justru mengalami hal-hal dan mimpi yang menyeramkan.
Poster Film Roh
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong 3 (2007) Putri (Francine Roosenda), DJ kelab malam Vendetta,
dikejutkan oleh berita kematian ayahnya yang sudah sepuluh tahun pergi
meninggalkannya. Sampai akhir hayatnya, sang ayah tidak pernah menjelaskan
kenapa ia tega meninggalkan keluarga. Hal itu membuat Putri yakin bahwa ayahnya
tidak mencintainya. Setelah mengunjungi makam ayahnya, Putri mulai mengalami
kejadian-kejadian aneh yang tidak bisa dijelaskan akal sehat. Hubungan dengan
rekan-rekan kerja terdekatnya, Thomas (Darius Sinathrya), Michelle (Elmayana
Sabrenia), dan Bayu (Gary Iskak) pun juga terganggu. Semakin tidak tahan akan
masalah yang mulai menghancurkan hidupnya, Putri tidak mau tinggal diam. Ia
mulai mencari Laksmi (Rina Hassim), adik kandung ayahnya. Putri yakin bahwa
Laksmi-lah satu-satunya kunci yang bisa membuka misteri yang dialaminya.
Laksmi pernah memperingatkannya beberapa hari setelah kematian ayahnya.
Film The Wall (2007) produser film Pak Yudo (Ray Sahetapy), yang terus
merugi, meminta penulis skenario terkenal Sabrina (Nessa Sadin) untuk menulis
sebuah naskah horor. Sabrina mengajukan syarat: menulis di Villa Kubang yang
terkenal angker, karena sebelumnya ada lima remaja mati saat bermain jelangkung
di situ. Meski membawa segala benda mistis, Sabrina mengalami hal-hal aneh di
villa itu. Sepuluh hari kemudian ia menyerahkan hasil karyanya, sambil minta agar
lokasi pengambilan gambar di villa itu juga. Dengan berbagai pertimbangan mereka
sepakat. Sampai di villa, mereka disambut Sabrina. Kejadian mengerikan beruntun
terjadi. Awalnya adalah ditemukannya mayat Sabrina, hingga mereka bertanya-
tanya siapa yang menyerahkan skenario film itu. Satu persatu anggota kru pembuat
film terbunuh secara misterius. Pembuatan film jadi berantakan setelah
sutradaranya meninggal juga.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Angkerbatu (2007) Kisah bermula dengan hilangnya Manda (Nuri
Maulida), reporter, dan Rino (Bayu S Virguna), kameramennya, dari perusahaan
televisi Voice of Korea. Mereka tengah meliput demo masyarakat yang menentang
pembangunan sebuah lapangan golf modern terbesar di Asia oleh sebuah
perusahaan Korea di Indonesia. Lapangan golf tersebut akan dibangun di areal
hutan yang memotong areal Angkerbatu. Ini ditentang masyarakat setempat yang
mengkhawatirkan akan mengganggu ketentraman para "penunggu" hutan
Angkerbatu dan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal
disekitarnya. Malam itu juga, tim Voice of Korea, Yudha (Yama Carlos), produser,
Kanaya (Mieke Amalia), reporte, dan Warno (Susilo Badar), sopir, segera menuju
Angkerbatu untuk mencari rekan mereka yang hilang. Ternyata, situasi yang
mereka dapati jauh lebih buruk dari yang mereka duga. Bukan saja mereka tidak
dapat menemukan Manda, namun juga tidak menemukan seorang pun di sana.
Sebagian besar penduduk kota itu lenyap bagai ditelan bumi, mereka hanya
menemukan sebuah kota kosong. Akibat mencuci muka dengan air dari daerah
tersebut, mereka dapat melihat mahluk-mahluk yang menguasai kota itu.
Poster Film Angkerbatu
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Legenda Sundel Bolong (2007) Imah (Jian Batari), penari ronggeng,
jatuh cinta kepada Sarpa (Baim). Setelah menikah mereka memutuskan untuk
pindah ke desa Sindangsari dan memulai kehidupan baru karena banyak kejadian
aneh di desa asalnya. Imah memutuskan berhenti menjadi penari ronggeng dan
Sarpa bekerja di perusahaan Danapati (Tio Pakusadewo) sebagai buruh pemetik teh.
Mereka tidak disukai oleh warga setempat, karena penari ronggeng dianggap wanita
penggoda lelaki. Danapati melihat Imah sebagai ronggeng cantik dengan tubuh
indah. Segala cara Danapati lakukan untuk mendapatkannya, termasuk mengirim
Sarpa untuk mengambil bibit teh di daerah Sumatera. Danapati berhasil
memperkosa Imah. Sarpa kembali dari perjalanannya dan menemukan Imah dengan
pandangan kosong di sudut rumah, Imah berusaha menutupi kejadian yang
menimpanya. Kemudian di desa itu banyak terjadi pembunuhan dengan luka bolong
di punggung mayat.
Poster Film Legenda Sundel Bolong
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Takut: Face of Fare (2008) film Takut lahir dari asuhan Komodo Films,
dan merupakan sebuah kompilasi film horor pendek dari tujuh sutradara yang
menghasilkan enam segmen film dalam satu antologi. Film pendek tersebut
disutradarai secara berurutan oleh Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby
Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy
Tjahjanto).
Film Tali Pocong Perawan (2008) Nino (Ramon Y Tungka) adalah cowok
introvert yang tidak bergaul. Kesehariannya hanya berkutat di kamar sambil surfing
internet. Nino sangat mencintai Virnie (Dewi Perssik), pacar Aldo (Ibnu Jamil),
adiknya sendiri. Nino memasukkan air perasan tali pocong ke minuman Virnie.
Ternyata Virnie tidak berubah mencintai Nino, karena Virnie tidak meminum air
pemberian Nino. Merasa tidak berhasil, Nino membakar tali pocong tersebut.
Akibatnya, Nino diteror pocong, hingga ditemukan tewas gantung diri. Pocong itu
kemudian meneror Virnie dan Aldo. Kemudian Aldo mendapatkan petunjuk, bahwa
hantu pocong tersebut adalah sahabat Aldo sejak kecil yang bunuh diri dengan
menggantung diri di kampus, karena kecewa Aldo pacaran dengan Virnie. Padahal
ia menganggap Aldo adalah pacarnya. Aldo memutuskan untuk bunuh diri agar
tidak ada teror lagi. Melihat Aldo hendak bunuh diri, sang hantu menghilang. Virnie
menyelamatkan Aldo dari rencana bunuh diri.
Poster Film Tali Pocong Perawan
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Elvita Sambuaga, Dimaz
Andrean, William Alvin, Ratna Galih, Fitri
Ayu, Suzanna
Tanggal Edar: Kamis, 21 Februari 2008
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Air Terjun Pengantin (2009) Tiara (Tamara Bleszynski) adalah mantan
seorang atlit wushu yang mengalami trauma akibat kecelakaan. Suatu saat, Tiara
dan kekasihnya Lilo (Kieran Sidhu) mengajak keponakannya Mandy (Navy Rizky
Tavania) dan teman-temannya berlibur di sebuah pulau yang sunyi. Tidak seorang
pun mengira bahwa pulau tersebut didiami oleh seorang pembunuh yang
mengancam nyawa mereka.
Poster Film Air Terjun Pengantin
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Binal Jembatan Semanggi (2009) Rico memiliki indra keenam
yang membuatnya dapat berhubungan dengan alam gaib. Kemampuannya itu telah
membuatnya mengalami stres, jiwa terguncang, kecelakaan, hingga kehilangan
penglihatannya. Rico akhirnya mendapat donor mata dari Cherice yang baru saja
meninggal. Namun, mata barunya ternyata menambah masalah bagi Rico karena
ternyata arwah Cherice hendak melampiaskan dendamnya. Rico mulai dihantui
oleh penunggu Jembatan Semanggi yang menuntut jatuhnya korban. Saudara
kembar identik Rico, Ricky berusaha menolongnya.
Poster Film Hantu Binal Jembatan Semanggi
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Gunung Nusa Pelita
Penulis: Melonys
Pemeran: Five Vi, Okie Agustina, Idea
Fasha, Wicky Husein, Sandra Romero, Nia
Hermasari, Yan Prasetyo, Putra
Dinata, Cynthiara Alona, Lucky
Banci, Stevani Nepa
Tanggal Edar: Kamis, 19 November 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Paku Kuntilanak (2009) trio pemburu mayat (Sukun, Obeng, dan Odjie)
beraksi. Mereka mencari Kuntilanak yang menjelma menjadi manusia kembali
setelah paku di kepalanya lepas secara tidak sengaja oleh atasan mereka, Pak Joko.
Pada saat yang bersamaan, Pak Joko yang berusia tua dirongrong oleh ibunya
karena belum juga menikah. Pak Joko mendekati Mona namun ditolak mentah-
mentah. Akhirnya muncul seorang perempuan cantik bernama Kunti yang tak lain
adalah sosok Kuntilanak yang dicari-cari oleh Trio Pemburu mayat. Mereka pun
mencari berbagai cara untuk meyakinkan pak Joko bahwa perempuan yang akan
dinikahinya adalah kuntilanak. Sosok yang sedang menuntut balas pada orang-
orang yang telah menyakiti dirinya.
Poster Film Paku Kuntilanak
Film Hantu Jamu Gendong (2009) Kafka (Dimas Aditya) tengah menyusun
skripsi tentang fenomena kaum urban yang tertarik mengadu nasib di kota besar.
Suatu ketika, Kafka mendengar kabar bahwa Rio dan Nadya mendatangi tempat
angker yang diyakini dihuni oleh arwah gentayangan penjual jamu gendong. Kafka
terpancing untuk mengetahui lebih dalam tentang hantu itu dan memasukkan hantu
jamu gendong sebagai kolom khusus di skripsinya. Karena semasa hidupnya,
penjual jamu gendong yang aslinya bernama Sri (Julia Perez), adalah kaum urban
yang yakin bahwa kota adalah kota solusi tepat untuk memperbaiki
kesejahteraan.Kafka, Meisya, dan Andin pun ke tempat yang diyakini sering jadi
tempat penampakan hantu jamu gendong. Pada malam itu juga, Kafka mencoba
mempraktikkan cara menghadirkan hantu itu. Apa yang terjadi kemudian di luar
dugaan. Hantu jamu gendong betul-betul mewujudkan dirinya. Teror makhluk
halus mengacaukan ketenangan hidup Kafka. Kafka, Meisya, dan Andin pun
bertahan dan memikirkan jalan keluar untuk lepas dari lingkaran gaib hantu jamu
gendong tersebut.
Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Dimas Aditya, Julia Perez, Rina
Hassim, Diah Cempaka Sari
Tanggal Edar: Kamis, 22 Januari 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Terowongan Rumah Sakit (2009) Dua minggu sudah Dinar dirawat di
rumah sakit atas saran orangtuanya karena asma, dan selama itu pula dia dihantui
kejadian-kejadian janggal dan menyeramkan. Dinar semakin sedih karena kedua
orangtuanya tidak pernah muncul menjenguk. Ayahnya sibuk di luar negeri dan
ibunya malas menjenguk. Hanya Akila dan Bimo yang setia menemani hari-hari
sepi Dinar. Tapi itu pun tidak berlangsung lama. Mereka kerap melihat sosok
wanita berambut panjang dengan sorot mata tajam sedang memeluk dan menindih
tubuh Dinar. Kejadian itu membuat Akila dan Bimo terguncang dan enggan
menemani Dinar lagi. Arwah perempuan seram itu sangat mirip dengan gambaran
wanita misterius yang sering Dinar ceritakan kepada Bimo dan Akila. Peristiwa
penampakan itu ternyata ada kaitannya dengan masa lalu ayah Dinar, ketika istrinya
melahirkan dan bayinya meninggal. Ayah Dinar berusaha mencari bayi pengganti,
yang diperoleh dengan paksa dari seorang ibu yang baru melahirkan.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Darah Janda Kolong Wewe (2009) Seorang pemuda bertampang jelek,
Gono (Mario Pratama), tergila-gila pada penyanyi Trio Macan yang sedang menjadi
idola penggemar musik dangdut. Gono berusaha dengan segala cara untuk
mendekati mereka hingga dihajar oleh para tukang pukul anak buah Oma Susi
(Yurike Prastica), bos Trio Macan. Gono tidak kenal menyerah. Bersama temannya,
Coki (Shiddiq Kamidi), Gono minta bantuan dukun sakti Ki Riman Banyu yang
memberinya Tali Kolor Kolongwewe, jimat penakluk perempuan. Namun akibat
kecerobohannya, bukan wanita yang didapat, Gono justru menjadi bulan-bulanan
teror Kolongwewe.
Poster Film Darah Janda Kolong Wewe
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Mamahit Luigi Donie
Penulis: Sad Purnadi, M Romalis Radea
Pemeran: Trio Macan, Mario
Pratama, Shiddiq Kamidi, Yurike Prastica
Tanggal Edar: Kamis, 30 April 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Dikejar Setan (2009) Tiga pasang remaja berkelompok untuk membuat
film horor amatir berjudul “Dikejar Setan”. Rencananya film tersebut hendak
diikutsertakan pada sebuah festival film indie. Untuk mencuri perhatian penonton,
mereka sepakat memunculkan hantu sungguhan. Maka mereka pun melibatkan
seorang ahli pemanggil setan dalam proses shooting. Dalam proses pembuatan film,
berbagai kejadian aneh menimpa mereka.
Film Hantu Rumah Ampera (2009) Ditemani dengan sebuah Musik Box
hadiah dari Adit, Annisa tersenyum sendiri mengingat janji yang diucapkan Adit
kepada dirinya sebelum Adit melanjutkan studi di London. Adit kemudian
berhubungan dengan wanita lain bernama Lulu dan Annisa mengetahuinya. Karena
penasaran Annisa selalu membuntuti kemana pun Adit pergi. Adit dan Ibunya baru
saja membeli sebuah rumah yang ternyata sering menampakkan hantu wanita.
Seorang nenek paranormal yang juga tetangga mereka, memberitahu bahwa Adit
telah melakukan kesalahan pada masa lalunya. Adit pun teringat pada Annisa dan
akhirnya meninggalkan Lulu. Lulu yang tidak terima kenyataan bahwa Adit
mengingkari janjinya untuk sehidup semati bersamanya, berusaha melakukan
bunuh diri.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Dendam Pocong Mupeng (2010) Sepasang kekasih yang sedang pacaran
terkena celaka. Entah kenapa sang pria mengintip pacarnya. Yang diintip
memergoki, tapi malah jatuh dari tingkat dua karena pagarnya tiba-tiba roboh, dan
sang pria tiba-tiba terlilit kabel lalu tersetrum listrik. Keduanya tewas. Setelah
meninggal, mereka tetap bisa berhubungan, Si pria jadi pocong dan si perempuan
entah jadi setan apa. Rumah mewah tempat pacaran tadi kemudian menjadi tempat
kost, setelah dibeli dari pemilik lama. Anak-anak kost mulai diganggu oleh arwah
penasaran. Pocong pria mengintip penghuni kost perempuan. Setan perempuan
mengganggu penghuni kost laki-laki, dan kebetulan dipergoki oleh pocong pria.
Maka tejadilah percintaan alam gaib. Film ini memang dimaksudkan untuk
menonjolkan adegan ranjang dan pameran tubuh pemain perempuan dengan
bungkus horor.
Poster Film Dendam Pocong Mupeng
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Steady Rimba
Penulis: Nestor Katanya
Pemeran: Rizky Mocil, Andi Soraya, Ferly
Putra, Tessa Mariska, Lia Trio
Macan, Sherly Rushworth, Binyo
Sungkar, Andreano Philip, Hendrick Beta
Tanggal Edar: Kamis, 11 Maret 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Diperkosa Setan (2010) di sebuah kota kecil di Bogor, Marsya, gadis
yang terkenal karena kecantikan dan keseksiannya membuat banyak orang ingin
memilikinya. Tetapi di ulang tahunnya yang ke-22, ia harus kehilangan
orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan. Ia memutuskan untuk bekerja di
Jakarta meskipun Marsya tidak mempunyai sanak saudara di sana. Ia pun menetap
di sebuah kos-kosan yang lumayan bagus dan harganya tidak terlalu mahal. Tetapi
suasana dalam kos tersebut masih sepi karena dari 15 kamar hanya 5 kamar yang
terisi. Setelah tiga hari Marsya menempati kamar kos-nya, ia selalu merasa ada yang
mengganggunya. Marsya mendapat pekerjaan sebagai sekretaris pribadi Raymond,
general manager perusahaan tersebut yang tertarik padanya. Andre, asisten manager
di perusahaan itu juga tertarik pada Marsya. Dua bulan sudah Marsya bekerja di
sana dan selama 2 bulan itu juga ia makin dekat dengan Andre. Mereka menutupi
hubungan mereka di depan Raymond. Marsya memberanikan diri menceritakan
kepada Andre kalau ia telah diperkosa oleh setan, tetapi Andre tidak
mempercayainya. Sementara kejadian-kejadian aneh terus menghantui Marsya.
Poster Film Diperkosa Setan
Produser: Sagar Mm
Sutradara: Petruska Karangan
Penulis: Cherryl Samantha
Pemeran: Cynthiara Alona, Teguh
Julianto, Mastur, Nia, Elfrida Manik,
Winda Amanta, Daffy, Faizal
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Tiran: Mati Diranjang (2010) Diana (Dewi Persik) dan Gugun (Indra L
Bruggman) baru menempati rumah baru mereka yang nyaman. Diana sedang hamil
muda. Mereka pun sibuk mencari berbagai perabotan untuk mengisi rumah mereka
Salah satunya adalah ranjang. Tetangga baru mereka, Lisye (Ayu Dewi) dan
keponakannya Ling Ling (Zuzana Chang) menawarkan ranjang di toko mereka.
Kebetulan Lisye baru mendapatkan lelang kasur dari sebuah rumah kost. Ketika
Diana berkunjung, entah kenapa, salah satu ranjang di dalam toko tersebut seakan
bernafas dan hidup, merayu Diana untuk memilih dirinya. Ketika ranjang tersebut
dibawa pulang, terjadi berbagai peristiwa aneh, yang tidak saja membahayakan
kelanggengan perkawinan Diana dan Gugun, tapi juga membahayakan nyawa
mereka.
Poster Film Tiran Mati Diranjang
Produser: Ody Mulya Hidayat
Sutradara: Arie Azis
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Dewi Perssik, Ayu Dewi, Indra L
Bruggman, Zuzana Chang, Eva
Asmarani, Baron Hermanto, Debby
Ayu, Tities Sapoetra, Boy Hamzah, Jenny
Cortez, Salsabila Septiani
Tanggal Edar: Kamis, 01 April 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Pemeran: Tera Patrick, Angel
Lelga, Andreano Philip, Catherine
Wilson, Christian Nino
Tanggal Edar: Kamis, 14 Oktober 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Rayuan Arwah Penasaran (2010) Bobby hanya mengenal dua wanita
dalam hidupnya. Pertama: Ira, wanita yang dicintainya, kedua: Diana, adik tirinya.
Sejak Ira menghilang secara misterius, Bobby kerap melihat penampakan makhluk
halus di rumahnya. Hal ini meresahkan Diana yang akhirnya mengajak kekasihnya
Remy dan dua temannya untuk bersama-sama menyelidiki apa yang sesungguhnya
terjadi pada Ira.
Poster Film Rayuan Arwah Penasaran
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Assad MA, Ferry Ipey
Penulis: KK Dheeraj
Pemeran: Leah Yuzuki, Putri
Patricia, Dimaz Andrean, Rahma
Azhari, Andreano Phillip
Tanggal Edar: Kamis, 20 Mei 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong Keliling (2010) Jamal dan istrinya Astrid panik saat satu-persatu
penghuni rumah di kompleks mereka mulai pindah. Dan jadwal affair Jamal dan
tetangganya, Barbara, juga kacau Semua karena adanya pocong keliling yang
mengetuk pintu rumah warga setiap malam. Rumah-rumah yang ditinggalkan pun
kosong dan sulit sekali mendapat pembeli karena beritanya sudah santer kemana-
mana. Hal itu menarik minat kameraman dan pembawa acara Akbar dan Monique
yang sepakat meliput kejadian itu. Ada lagi Bombay dan Asbun, si maling kuburan
yang mengambil kesempatan dari kericuhan tersebut. Ditambah kepala keamanan
setempat, Dadang dan Barbara yang juga heboh sendiri.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Selimut Berdarah (2010) Ria ( Enno Lerian), yang tinggal di pulau,
berubah hidupnya berubah sejak bertemu dengan Dicky {Dimaz andrean}. Pinkan
(Pinkan Mambo), kakak Ria, kurang setuju dengan niat Ria untuk menikah, begitu
juga Mawar (Han Song Ho) sahabat Ria. Suatu malam Ria jumpa dengan
gerombolan anak-anak di bawah umur yang ususnya akan dijual oleh sindikat
Rehman (Ananda George). Ria berhasil membebaskan mereka semua. Namun
untuk membuktikan bahwa Rehman adalah dalang dari semua itu tidaklah mudah.
Dicky menderita hilang ingatan. Dia hanya bisa mengingat dalam waktu sekitar 10
menit saja. Yang selalu ada dalam catatannya adalah tugasnya untuk membunuh
Rehman. Hal ini diketahui tetangganya, Lena (Malina Zafar) dan Angga (Adhi
Pawitra) yang bertekad menyelidiki semuanya.
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Ferry Ipey, Assad MA
Penulis: Melonys
Pemeran: Enno Lerian, Dimaz
Andrean, Pinkan Mambo, Han Song
Ho, Roy Marten, Melina Zafar, Adhi
Pawitra, Ananda George
Tanggal Edar: Kamis, 22 Juli 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Arwah Goyang Jupe Depe (2011) Lilis terpaksa kembali menjadi penari
di sebuah grup tari jaipong Goyang Karawang, setelah sekian lama dunia yang dulu
pernah membesarkan namanya itu dia tinggalkan demi sebuah perkawinan. Aji
sebagai suami Lilis, tidak lagi bisa mencegah karena Aji tidak berdaya karena
kondisi ekonomi rumah tangganya berantakan sejak dirinya kena PHK dan
menganggur. Kembalinya Lilis membuat perubahan yang luar biasa. Lilis selalu
saja menjadi pusat perhatian pengunjung pub Bintang Kejora. Sebagai primadona
group Goyang Karawang saat ini, Neneng merasa terancam dengan kembalinya
Lilis. Dengan segala cara Neneng berusaha mempertahankan posisinya, apa lagi
untuk meraih predikat itu memerlukan perjuangan dan pengorbanan luar biasa bagi
Neneng. Kehebatan Lilis menggoyang panggung dan menguras kocek pengunjung
membuat Pak Awal sebagai pemilik pub menempatkan Lilis sebagai bintang utama
menggantikan Neneng dan persaingan keduanya semakin seru.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong Kesetanan (2011) Bujang, James, serta Mentil pergi ke kota
guna menjemput Santo, teman seperguruan bela diri yang diasuh oleh ayah Santo.
Santo sudah setahun minggat lantaran menolak jadi pendekar sebagaimana yang
diharapkan ayahnya. Bujang, jago berpantun jenaka, mengingatkan teman-
temannya untuk segera pulang jika tidak ada urusan lain yang mendesak. Karena
orang udik, sesampainya di kota mereka kebingungan mencari-cari alamat Santo,
meski akhirnya berhasil. Santo tinggal serumah kontrakan dengan Chika dan
Wendy. Kedatangan Bujang-Mentil-James awalnya menyenangkan hati Santo, tapi
setelah tahu tujuan mereka, Santo kehilangan semangat. Santo menjelaskan bahwa
dia hanya akan kembali kalau sudah kaya raya, tinggal di rumah sendiri, bukan
kontrakan. Santo juga sedang dikutuk. Tiap malam selepas maghrib, Santo berubah
jadi banci. Ini lantaran Santo salah mengamalkan mantra ilmu gaib buat
mendapatkan kekayaan. Setiap malam, Santo berubah jadi banci dengan nama
Santi. Bujang, James, dan Mentil prihatin. Persoalan bertambah rumit: Chika
diculik oleh komplotan penjahat yang juga menginginkan harta dari makam
keramat Cina tersebut. Bujang dkk mengerahkan keahlian bela diri mereka. Santo
juga berniat mengembalikan harta itu ke tempatnya semula. Mereka pun menuju
sarang penjahat. Vampir Cina dan Pocong Ajun turut membantu.
Poster Film Pocong Kesetanan!
Produser: Alip Sak
Sutradara: Pinkan Utari
Penulis: Ery Sofid, Ian Jampanay
Pemeran: Aziz Gagap, Raffi
Ahmad, Guntur Triyoga, Ajun
Perwira, Reymon Knuliqh, Rina
Diana, Diah Cempaka Sari, Febriyanie
Ferdzilla
Tanggal Edar: Kamis, 29 Desember 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pacar Hantu Perawan (2011) Vicky (Vicky Vette), Mandy (Dewi
Perssik), dan Misa (Misa Campo), adalah kakak beradik sekandung. Suatu hari
Mandy yang sedang jenuh pergi berwisata dengan sahabat sekaligus managernya
Joyce (Natha Narita) dan pacarnya Alex (Rafi Cinoun), ke sebuah hutan yang asri.
Tempat itu dijuluki Hutan Jodoh, karena memiliki pancuran yang bisa memperekat
jodoh. Joyce merasa menemukan Alex setelah melakukan ritual mandi di tempat
itu. Mandy tidak percaya hal-hal takhyul seperti itu dan mandi di pancuran. Ketika
mengitari hutan sekitar, Mandy ketemu dan berkenalan dengan Romy (Jonathan
Frizzy). Mereka saling terpikat dan jatuh cinta. Opa Mandy tiba-tiba meninggal.
Mandy merasa sangat kehilangan, tapi merasa terhibur karena Romy setia
menemani. Bersamaan dengan itu Mandy mengalami keanehan demi keanehan.
Mandy tidak menyadari hal itu. Yang tahu hal tersebut justru pasangan Joyce dan
Alex. Yoga (Olga Syahputra) menceritakan misteri keanehan itu.
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Melonys
Pemeran: Dewi Perssik, Vicky Vette, Misa
Campo, Olga Syahputra, Jonathan
Frizzy, Natha Narita, Rafi Cinoun
Tanggal Edar: Kamis, 06 Oktober 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011) Ferdi pulang dari klub malam
dalam keadaaan mabuk dan menabrak sebuah mobil. Sebulan setelah kejadian itu
Ferdi kerap kali melihat hantu. Di saat yang sama Ferdi juga menjalin hubungan
dengan Sasha lewat dunia maya. Keluarga Ferdi yang merasa curiga, mencoba
menyelidiki latar belakang Sasha. Mereka menemukan hubungan antara hadirnya
Sasha dengan kecelakaan Ferdi.
Poster Film Pocong Mandi Goyang Pinggul
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyo Dumpring
Penulis: Melonys
Pemeran: Sasha Grey, Sheza Idris, Anisa
Bahar, Baby Margaretha, Tatang
Gepeng, Chand Kelvin, Tata Dado, Mpok
Nori, Ucok Baba, Andreano Philip
Tanggal Edar: Kamis, 28 April 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pelukan Janda Hantu Gerondong (2011) Kylie (Indah Kalalo), sutradara
terkenal, tinggal bersama tunangannya, Robby (Andreano Phillip), di sebuah
apartemen di Jakarta. Untuk film terbarunya ia khusus mengundang artis yang juga
temanya dari Kuala Lumpur, Jenna (Aida Saskia). Film itu diilhami sebuah serial
tv kegemarannya yang setiap hari ditontonnya. Serial itu menceritakan seorang artis
ternama Patty (Angel Lelga), kekasihnya, dan sahabat mereka, Joena (Lia Ladysta).
Malangnya pada malam pertama pernikahan Patty terjadi tragedi berdarah. Patty
dan seisi rumah dibantai, dihabisi secara sangat keji. Satu-satunya yang hidup hanya
adik Patty. Akibatnya ia dituduh sebagai pelaku pembunuhan. Tante Rose,
penghuni lama apartemen, sudah memperingati Robby bahwa ia mesti berhati-hati.
Misteri perlahan-lahan terungkap. Robby dan Rio (Shidiq Hamidi) menemui Dr.
Lucas (Adam Jordan), dokter yang tertarik dengan alam gaib dan misterinya.
Karena ia tertekan sejak kehilangan adiknya.
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Melonys
Pemeran: Indah Kalalo, Aida Saskia, Lia
Ladysta, Wulan Guritno, Angel
Lelga, Adam Jordan, Andreano Philip
Tanggal Edar: Kamis, 20 Januari 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Ada Hantu di Vietnam (2012) Jordan (Guntur Triyoga), Bianca (Cinta
Dewi), dan Nayya (Uli Auliani) berkunjung ke Vietnam untuk menjenguk kakak
Bianca yang baru melahirkan. Bianca juga menawari teman lainnya, Ramon
(Reymon Knuligh) dan Aziz (Aziz Gagap), tetapi mereka tak bisa ikut. Karena
sudah malam, mereka berenam menginap di rumah penginapan di pinggiran kota.
Pemilik penginapan sepasang istri yang konyol, menyambut gembira. Ternyata
penginapan itu dihuni sosok kuntilanak. Satu per satu mereka pun mengalami teror
yang menyeramkan, sekaligus kocak. Jordan malah nyaris selingkuh dengan
kuntilanak atau arwah gentayangan yang selalu tampil cantik, seksi, menggoda, dan
haus belaian lelaki. Kuntilanak tersebut bernama Jasmine. Ia hidup di masa
pergolakan revolusi Vietnam. Jasmine tewas diperkosa para tentara Vietkong.
Suasana penginapan jadi kacau balau. Mereka juga minta bantuan dukun Vietnam,
tapi malah lari ketakutan.
Poster Film Ada Hantu di Vietnam
Film Perempuan di Rumah Angker (2012) Erwin tiba-tiba diteror telpon dan
SMS oleh sosok misterius yang mengaku teman dekatnya di masa SMU. Sosok
misterius itu pernah mencintai Erwin. Ia memaksa Erwin menyatakan cintanya
ketika Erwin diundang ke rumah angker. Dia akan membunuh Karina, pacarnya,
jika Erwin tidak menerima ungkapan cinta sosok misterius itu. Erwin terpaksa
menerima cinta sosok misterius demi keselamatan nyawa Karina. Akibatnya, Erwin
tidak boleh mendekati Karina sedetik pun. Erwin menemui mantan gurunya di
SMU. Pak Darman, dan menceritakan kesaksian Mang Kemis penjaga sekolah.
Murni bukan mati bunuh diri, tapi ia sengaja dibunuh oleh seseorang atas dasar
cemburu karena berebut laki-laki yang sama-sama mereka cintai.
Poster Film Perempuan di Rumah Angker
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Rumah Bekas Kuburan (2012) Karina tidak pernah tahu, bahwa Larasati
adalah istri sah Danu. Karena himpitan ekonomi, Karina mau saja diajak menikah
oleh Danu. Setelah beberapa hari menikah, Larasati datang melabrak Danu dan
Karina di sebuah rumah yang baru saja mereka beli. Larasati mengamuk, namun
tenaga Danu lebih kuat. Larasati terlempar dan menimpa anaknya. Ibu dan anak itu
tewas mengenaskan. Danu mengubur Larasati dan anaknya di halaman rumah di
tengah malam buta. Akibat penguburan yang tidak layak itulah, Larasati dan
anaknya bangkit dengan sejuta dendam terhadap Karinia. Joe, Erik, Susan dan Feby
kos di rumah Karina. Larasati kembali menemui Karina dan memaksa agar Joe dan
Erik menjadi korban berikutnya. Karina juga mengandalkan dukun pribadinya, Teh
Lilis, untuk memikat kedua korbannya.
Poster Film Rumah Bekas Kuburan
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pacarku Kuntilanak Kembar (2012) Kisah dua mahasiswa yang tinggal
satu kos: Budi dan Bodo. Mereka sering jadi bulan-bulanan teman-teman mereka
karena belum punya pacar. Mereka diundang Celia datang ke acara Kampus Nite.
Mereka berusaha untuk mendapatkan pasangan, tapi tidak berhasil. Mendadak
sebuah mobil mewah muncul dan berhenti di dekat mereka, yang sudah putus asa.
Pengemudinya, Rosa dan Rosi, cantik dan seksi. Kedua gadis itu juga mau ke acara
yang sama. Budi dan Bodo menganggap hari itu adalah hari keberuntungan mereka.
Mereka tidak sadar, selain mujur itu adalah hari sial mereka. Kedua gadis itu
sebenarnya Kuntilanak Kembar yang dalam misi balas dendam. Maka mulailah
petualangan lucu sekaligus menakutkan.
Poster Film Pacarku Kuntilanak Kembar
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mr Bean Kesurupan Depe (2012) Romeo (Marwan XL) yang terobsesi
jadi rocker, takut setengah mati pada Juliet, kekasihnya. Setelah mengantar Juliet
belanja pakaian, pasangan ini tertabrak mobil hingga tewas. Mereka bergabung ke
Asrama Pocong, sebuah tempat penampungan pocong. Salah satu penghuninya: Mr
Bean. Lalu ada pasangan suami istri Parmin (Doyok) dan Marni (Dewi Perssik).
Marni yang sedang hamil tua, ngidam ingin bertemu Cat Woman, seorang penyanyi
Indonesia terkenal. Tiap tampil, Cat Woman selalu memakai topeng.Takut anaknya
bisulan karena ngidam istri tidak dipenuhi, Parmin bertekad membawa Marni ke
Jakarta untuk menonton konser Cat Woman. Sayangnya mereka nyasar ke sebuah
hutan. Di sana ada seorang psikopat (Rizky Putra) yang menghadang mereka.
Parmin-Marni tewas setelah tubuhnya digergaji si psikopat. Pasangan suami istri
ini lantas bergabung di Asrama Pocong. Raja Asrama Pocong menggelar olimpiade
pocong: lomba makan kerupuk, dan balap bajaj. Pemenangnya, boleh pergi ke luar
Asrama Pocong. Pemenangnya: Marni, Parmin, Mr. Bean, Romeo, dan
Juliet.Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menonton konser Cat Woman.
Kemudian terkuak rahasia sedih antara Cat Woman dan Parmin. Penampilan "Mr
Bean" hampir tidak ada hubungannya dengan cerita film.
Poster Film Mr Bean Kesurupan Depe
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Inu Ibeng Rock
Pemeran: Dewi Perssik, Doyok, Marwan
XL
Tanggal Edar: Kamis, 07 Juni 2012
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mama Minta Pulsa (2012) Sejumlah calon satpam yang sedang
mengikuti pelatihan mendapatkan sms yang berbau tipuan “mama minta pulsa”.
Pada awalnya, Iko (Rizky Mocil), Tino (Kikky Rizky), Tessa (Shinta Bachir), dan
Jelly (Kartika Putri) yang mengikuti pelatihan tersebut, tidak mempedulikan sms
itu. Ketika dua asisten pelatih, Umar (Daus Sparo) dan Said (Opie Kumiz) bertemu
dengan setan berwujud Mak lampir (Farida Pasha) yang sibuk menagih pulsa pada
mereka, teror di tempat pelatihan pun terjadi. Tidak ada yang percaya akan hal ini,
termasuk Komandan Carolina (Nikita Mirzani) yang senantiasa bersikap tegas dan
tidak percaya akan hal-hal yang tahyul.
Poster Film Mama Minta Pulsa
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mengejar Setan (2013) Andika dan Tarina memutuskan untuk menetap
di Bandung setelah sebuah kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa mereka
berdua. Andika membeli rumah tua yang cukup besar dari seseorang bernama
Lukman karena harganya yang cukup murah. Pemilik rumah tua tersebut adalah
hantu Jamilah yang masih gentayangan dan meneror siapa saja yang menempati
rumah tua tersebut untuk menuntut balas atas ketidakadilan yang diterima selama
masa hidupnya. Sosok hantu tersebut merasuki Tarina. Karena ulah hantu Jamilah
yang semakin beringas, Tarina meminta pertolongan pak Broto, seorang
paranormal. Pak Broto berhasil mengungkap suatu misteri terselubung: jasad
Jamilah dikubur secara tak wajar di halaman belakang rumah itu. Diakhir cerita
diketahui bahwa Alia, gadis kecil anak Tarina dan Andika yang sejak awal selalu
ada bersama mereka ternyata hanyalah khayalan Tarina. Dia belum bisa menerima
kenyataan bahwa Alia tewas dalam kecelakaan lalu lintas sebelum pindah ke
Bandung.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kemasukan Setan (2013) Eddy mempunyai hobi cukup aneh: mencari
setan dan ingin bertemu dengan setan. Eddy selalu berfikir secara logis dan tidak
percaya sekadar omongan. Semua harus dengan bukti nyata. Hampir dua tahun
usahanya mencari bukti tentang keberadaan setan selalu menuai hasil nihil. Suatu
hari Eddy merasa jenuh. Akhirnya dia memilih jalan ekstrem untuk bisa
berkomunikasi dengan mahluk “gaib”.
Produser: M Zainudin
Sutradara: Muhammad Yusuf
Penulis: Muhammad Yusuf
Pemeran: Aldi Taher, Vivi Sofia
Yofani, Farah Diba Yofani
Tanggal Edar: Kamis, 19 September 2013
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Bangkit Dari Lumpur (2013) Shakira (Dewi Persik), penari striptis,
bertemu dengan James (Robby Shine) yang kemudian menjadi kekasihnya. Suatu
hari secara tak sengaja Shakira menyaksikan pembunuhan di ruang bawah tanah
rumah pacarnya. Ternyata, sang kekasih bersama kawan-kawannya menjalankan
bisnis penjualan organ tubuh secara ilegal. Karena menjadi saksi pembunuhan
tersebut, Shakira dibunuh dan dibuang di lumpur Lapindo agar tak terdeteksi.
Jantungnya diambil untuk seorang pasien wanita. Saat jantung Shakira mulai
berdetak kembali di tubuh gadis lain, ia pun bangkit dari lumpur dan membalas
dendam. Teror mengerikan mulai terjadi. Shakira memburu pembunuhnya satu
persatu untuk menuntut balas kematiannya. Setelah kematian seluruh pelaku
pembunuhan, roh Shakira gentayangan mencari James. Apa yang dilakukan James
terhadap Shakira, menjadi tanda tanya yang harus diketahuinya.
Poster Film Bangkit Dari Lumpur
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pantai Selatan (2013) Dalam keadaan hamil Lastri melarikan diri dari
rumahnya karena dipaksa menikah oleh orangtuanya. Agus, calon suami, tak peduli
dengan kondisi Lastri. Ia tetap ingin Lastri jadi istri keduanya. Lastri bersembunyi
di goa Blorong, sebelum Agus dan teman-temannya menemukannya. Lastri yang
menolak pulang dan memilih bunuh diri dengan cara terjun dari tebing jurang. Di
lautan itu, seekor ular besar muncul dan mengeluarkan janin dari perut Lastri. Sang
ular besar adalah penguasa goa Blorong. Ia asuh anak Lastri hingga besar. Larasati
namanya. Larasati meninggalkan goa ketika dewasa. Kecantikannya menggoda
anak-anak muda. Namun mereka justru menjadi korban Larasati. Larasati telah
menjelma menjadi titisan dewi ular. Saat membunuh salah satu penggodanya, Aryo
menyaksikan kejadian tersebut. Wajah Larasati yang mirip Lastri membuat Aryo
berani mendekati gadis ini. Ia juga ceritakan misteri kematian ibunya. Dendam
Lastri membuncah. Ia menuntut balas dan keadilan atas kematian ibunya. Agus dan
kawan-kawan sasarannya.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kerasukan (2013) Sehari setelah Andien, Didi, Vanilla dan Binar
merayakan ulang tahun mereka, tiba-tiba Didi diputusin cowoknya, Calvin. Untuk
menghibur, Andien, Vanilla dan Binar mengajak Didi liburan ke Pangandaran. Di
tengah perjalanan mereka terperangkap di sebuah perkampungan yang kelihatannya
sudah tidak berpenghuni. Ketika malam menjelang para penghuni kampung yang
tidak kasat mata mulai keluar dan mencari mangsanya. Andien dan kawan-kawan
berusaha keras untuk lari dari kejaran mereka dan mencari jalan keluar dari
kampung tersebut walaupun dua di antara mereka berhasil dirasuki oleh arwah-
arwah penghuni kampung tersebut dan diakhiri dengan kematian.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Jeritan Danau Terlarang (2013) Kisah diangkat dari sosok Nyi Mas
Melati dan fenomena buaya putih di Situ Gintung yang berkembang di masyarakat
setelah jebolnya tanggul Situ Gintung. Tanggul danau ini jebol pada Jumat dini hari
27 Maret 2012 dan banjir merendam puluhan rumah di sekitarnya.
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Wishnu Kuncoro
Pemeran: Cinta Penelope, Natalie
Sarah, Opie Kumis, Mpok Nori
Tanggal Edar: Kamis, 07 Maret 2013
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu Jaka beserta istri dan anaknya
membeli sebuah rumah berhantu dan mendapat teror dari arwah penghuni rumah
tersebut tanpa henti. Setelah sekian lama, mereka mengetahui bahwa rumah
tersebut dibangun di atas kuburan tua. Mereka terpaksa harus melewatkan hari demi
hari dalam ketakutan karena tidak ada pilihan. Usaha Jaka yang mulai berkembang
pun kini mulai mengalami hambatan. Keadaan itu membawa Jaka ke dalam sebuah
permasalahan yang sangat sensitif dan pelik. Bahkan tak jarang, orang-orang yang
datang ke rumah Jaka secara tiba-tiba pergi dengan wajah pucat pasi dan terlihat
ketakutan. Istri dan anaknya terpaksa meninggalkan sang suami sendirian di rumah
tersebut karena tidak tahan dengan teror-teror yang mengganggu mereka.
Poster Film 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong Pasti Berlalu (2014) Remon, Dede, Dion, Radit, Tata, dan Dila
tinggal di rumah kos Pak Bolot. Selain kuliah Remon bekerja sebagai perias mayat,
sementara Dion dan Tata bekerja sambilan sebagai figuran film. Suatu hari selesai
shooting, di tengah perjalanan Dion dan Tata melihat seorang pengendara motor
terkapar di tepi jalan. Mereka hendak menolong tapi begitu mendengar suara
penduduk yang datang mereka memutuskan untuk pergi. Tanpa sepengetahuan
Tata, Dion mengambil kotak kalung yang tergeletak di dekat korban. Keesokannya
Remon mengajak Dion dan Radit menemaninya untuk merias mayat yang baru saja
meninggal, Alangkah terkejutnya Dion begitu mengetahui bahwa mayat yang dirias
Reymon adalah mayat yang ditemukannya tadi malam bersama Tata. Semenjak itu
teror hantu mulai beraksi ke tempat mereka tinggal. Semua bingung sampai Dede
bertemu dengan Leon yang mengaku tahu cara mengusir hantu. Atas saran Leon
mereka membentuk pasukan anti dedemit. Perburuan hantu pun dimulai tapi
mereka gagal mengusir hantu itu.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Malam Suro di Rumah Darmo (2014) Rumah mewah di Jalan Darmo,
Surabaya, itu merupakan hasil pesugihan sebuah keluarga dengan memberikan
tumbal dan sesajen. Setelah memperoleh harta berlimpah, keluarga tersebut tidak
ingin memberikan tumbal dan sesajen lagi serta berniat untuk melarikan diri lewat
laut. Para hantu pun langsung menenggelamkan kapal yang ditumpangi hingga
seluruh keluarga meninggal. Rumah beserta harta yang dimiliki pun secara tidak
langsung diambil kembali oleh para hantu. Beberapa orang yang masih di rumah
itu dibunuh. Mereka dibunuh pada malam Satu Suro. Alhasil, tak ada yang membeli
rumah mewah tersebut.
Poster Film Malam Suro di Rumah Darmo
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Eka Katili
Pemeran: Oppie Kumis, Diah
Permatasari, Mpok Nori, Zahra
Jasmine, Fauzi Imam
Tanggal Edar: Kamis, 16 Januari 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Drakula Cinta (2014) Kisah cinta abadi dua insan dari dunia berbeda
ratusan tahun silam. Cinta mereka dipisahkan oleh mereka yang tak menginginkan
drakula dari alam lain hidup dan memiliki kekasih seorang manusia. Dalam sebuah
pertarungan sengit, Sang Drakula binasa. Taringnya dicabut. Taring itu disimpan di
sebuah museum di Rumania. Beratus tahun kemudian, seorang kolektor
memerintahkan beberapa orang untuk mencuri peti kuno di Rumania.
Poster Film Drakula Cinta
Produser: Axel Putra Kusuma
Sutradara: Ki Kusumo
Penulis: Wudha ANH, Ki Kusumo
Pemeran: Axel Putra Kusuma, Nikita
Mirzani, Five Vi, Ki Kusumo, Torro
Margens, Rony Dozer, Rina Maya
Tanggal Edar: Kamis, 23 Januari 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Anak Rumah Prapanca (2014) Diego dan Suzana diminta
sahabatnya menempati rumah di kawasan Prapanca, yang terkenal angker karena
konon pernah ada anak kecil yang meninggal jatuh ke dalam kuali yang sedang
merebus kentang. Hal-hal aneh terjadi. Mereka mendapat terror dari yang dikenal
sebagai hantu anak kentang. Selain teror, rumah itu sering di kelilingi bau kentang
direbus. Mereka lalu menggunakan jasa paranormal untuk membersihkan roh-roh
yang ada di dalam rumah itu. Usaha itu gagal dan hantu anak masih tetap meneror
penghuni rumah.
Poster Film Hantu Anak Rumah Prapanca
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kamar 207 (2014) Echa, Cacha, Revan, dan Rangga, penyuka segala hal
yang kuno dan mistis, membantu proses penyembuhan seorang anak kecil yang
kerasukan. Sukses mereka ini lalu diterbitkan dalam blog mereka: Jampi-jampi. Di
tempat lain, Pak Rebo, manajer hotel Mary's Inn, bertekad ingin berhenti. Shasi,
pemilik hotel warisan dari ayahnya, terpaksa mengurus hotel tersebut sendirian.
Masalahnya, sejak ayah Shasi meninggal dunia, penunggu hotel yang bernama
Mary sering menunjukan penampakan dan menakut-nakuti seisi hotel, hingga hotel
tersebut tidak laku. Ruangan yang cukup besar itu memunculkan teror sedikit demi
sedikit. Ketika Echa dkk berniat pergi, mereka selalu kembali ke ruang itu. Mereka
juga tidak bisa saling melihat, dan ada kalanya temannya tampak ganda.
Puncaknya, Shasi dirasuki oleh Mary dan ingin bunuh diri seperti yang Mary
lakukan dulu. Akhirnya arwah Mary berhasil dikeluarkan dari tubuh Shasi oleh
Chaca, Revan, and Rangga.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Oo Nina Bobo (2014) Seorang ibu, bapak, dan anak perempuannya yang
berumur enam tahun ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah. Hanya anak laki-
laki bernama Ryan, yang saat itu berumur tujuh tahun, selamat. Sejak saat itu Ryan
mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan dirawat di panti. Kondisi
emosinya labil dan seringkali mengalami mimpi buruk. Perlahan, Ryan menutup
dirinya dan bersikap seakan-akan lupa terhadap semua peristiwa tersebut. Di dalam
rumah tersebut, pada awalnya Ryan menunjukkan perilaku yang normal, namun
hari ke hari sikap Ryan berubah. Ia menjadi berjarak, misterius dan aneh.
Hubungannya menjadi jauh dengan Karina. Ketika suatu malam, Ryan mengalami
mimpi buruk dan mengigau, Karina meniru apa yang dulu sering dilakukan ibu
Ryan dengan menyanyikan lagu Nina Bobo. Lagu Nina Bobo tersebut
‘menghidupkan’ segala sesuatu yang ada di dalam rumah tersebut. Sesuatu yang
membuat keluarganya terbunuh, enam tahun lalu. Dan kali ini, dia mengancam
hidup Karina guna menuntaskan apa yang belum sempat diselesaikannya lima
tahun sebelumnya.
Poster Film Oo Nina Bobo
Film 13 (2014) Kevin, dan Nayla baru saja menikah dan menempati rumah
baru yang serba otomatis. Di kompleks perumahan ini juga tinggal keluarga Julian
dan Ditta, rekan sekantor Kevin. Linda, ibu Kevin, ikut tinggal di rumah baru itu,
karena tetap ingin mengatur hidup anak tunggalnya. Nayla juga merasa ada yang
sedang mengawasinya atau mendekatinya bahkan menyentuhnya. Julian dan Ditta
panik karena anaknya, Lila, sering bicara dan bermain dengan sosok yang
dipanggilnya kakek. Julian membawanya ke psikater. Hasil pemeriksaan: Lila
punya ciri-ciri indigo alias bisa berkomunikasi dengan dunia roh.
Poster Film 13 (Tigabelas)
Produser: Gobind Punjabi
Sutradara: Sridhar Jetty
Penulis: Deden Tristanto
Pemeran: Marissa Christina, Reza
Pahlevi, T Dewi Silvia Putri, Harry
Pantja, Dedeh Sritatu
Tanggal Edar: Kamis, 18 September 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kuntilanak Ciliwung (2014) Flora membuat kehebohan dengan
menuliskan “aku ingin mati” pada status facebook-nya. Status itu membuat
pacarnya, Danu cemas. Danu merasa Flora tertekan, karena memiliki ibu yang
sangat protektif padanya. Danu lalu mengajak Flora dan dua sahabat mereka, Bella
dan Marcell untuk menginap di rumahnya yang sedang sepi, karena orangtua Danu
pulang kampung. Malam itu, di tepi Sungai Ciliwung, Danu, Flora, Bella, dan
Marcell membuat api unggun. Tiba-tiba Danu cerita kalau Sungai Ciliwung itu
dihuni sosok Kuntilanak. Saat kembali ke rumah, tiba-tiba Flora kejang-kejang dan
mengeluarkan buih dari mulutnya. Tak hanya itu, darah pun juga keluar. Kematian
Flora membuat teman-temannya terguncang, Danu tidak mau terlibat kasus hukum
karena ada orang mati di rumahnya. Danu meminta Marcell dan Bella untuk
membantunya membuang mayat Flora.
Poster Film Kuntilanak Ciliwung
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Juga Selfie (2014) Gara gara selfie, Helsi (Beby Regita) tewas.
Kematian Helsi menggegerkan sahabat-sahabatnya. Helsi selalu muncul saat
sahabat-sahabatnya berfoto selfie. Setelah euforia lulusan sekolah, Loly (Agatha
Vallerie), Vega (Angelina Novie Tanjung), Gea (Marcella Daryaani) dan Jean
(Aisya Fadilla) pergi liburan ke pulau. Sampai di pulau, Loly ketemu Bara,
musuhnya dan juga pacar Helsi. Bara (Lionil Hendrik) menganggap Loly
mengikutinya. Loly beranggapan sama. Kemudian keduanya saling ngerjain. Di
penginapan hantu Helsi meneror lewat foto selfie, begitu juga hantu kocak lainnya,
hingga membuat mereka panik.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Kuburan Tua (2015) Sejak kecil Laura harus bertahan
menghadapi mamanya, Riska, orang tuanya satu-satunya. Kalau marah, Riska bisa
lupa diri. Sering Laura mendapat perlakuan kasar dari mamanya. Jengkel dengan
situasi rumah, Laura pergi untuk tugas peliputan situs bersejarah bersama
kekasihnya, Edwin, dan kedua temannya, Rizal, dan Maya. Di tengah perjalanan
mobil mereka terhantam tanah longsor saat cuaca hujan deras. Mereka selamat.
Mereka memutuskan berteduh di sebuah rumah bekas yatim piatu. Kedatangan
mereka disambut dingin dan misterius Sarinten, penghuni rumah.
Film Wewe (2015) Jarot (Agus Kuncoro), istrinya Irma (Inong Nidya Ayu),
dan dua anaknya, Luna (Nabilah JKT48) dan Aruna (Khadijah Banderas), masuk
rumah baru karena sang ayah pindah tugas. Rumah itu sangat luas dan berada di
sebuah jalanan yang terpencil jauh dari kebisingan ibu kota. Bersama mereka juga
Bu Surti, pembantu yang sudah belasan tahun bersama keluarga itu. Rumah tersebut
tampak nyaman, namun ada satu perabotan yang cukup menggangu: sebuah ranjang
tua terbuat dari kayu jati dan memiliki bentuk dan ukiran aneh, seorang wanita yang
sedang berteriak. Ranjang tua ini ada di sebuah ruangan yang terletak di lantai atas.
Tiba-tiba suatu hari, Aruna menghilang dari rumah tanpa jejak, tanpa pesan, semua
barang-barang miliknya masih ada di kamarnya. Luna dan orangtuanya berusaha
mengambil Aruna kembali dari mahluk yang bernama ‘Wewe’.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Nenek Siam (2015) Tika (Kirana Larasati), Kikan (Tiara Westlake), dan
Poppy (Selena Alessandra) sedang dalam perjalanan berlibur ke luar kota saat
mereka tersesat dan mobilnya mogok. Terjebak di daerah yang tidak mereka kenal,
ditambah lagi dengan signal HP yang hilang membuat mereka putus asa. Mereka
memutuskan mencari pertolongan ke sebuah rumah tua tak jauh dari tempat mereka
mogok. Di sana mereka disambut oleh Bu Mira (Erlin Sarintan). Bu Mira
menginjinkan mereka menginap di rumah itu sambil berusaha mencari bantuan di
kota terdekat esok pagi. Pada saat makan malam barulah diketahui oleh Tika dan
kawan-kawan, bahwa Bu Mira sedang merawat Eyang Putri (Bella Esperance),
nenek tua renta yang lumpuh. Kikan berusaha memperingatkan teman-temannya
tetapi tidak ada yang percaya. Kejadian-kejadian aneh mulai mereka alami, ternyata
ada sebuah rahasia besar tersembunyi di dalam rumah itu.
Poster Film Nenek Siam
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Indera Keeman (2016) Merry membeli rumah kecil dan tinggal bersama
dengan anak perempuannya. Merry mengalami kembali keadaan yang dulu pernah
terjadi: melihat alam lain. Dia merasa sendiri karena tiada orang yang percaya
padanya. Dina sudah tahu keanehan ibunya yang selalu bicara dengan Dina lain
yang tidak bisa dilihat olehnya. Keanehan Merry makin hari makin menjadi-jadi.
Merry sedih karena anak perempuannya sendiri pun berusaha menghindar. Alex,
lelaki yang dekat dengan Dina, merasakan keganjilan pada Merry. Dia berusaha
mencari tahu apa yang terjadi di rumah itu.
Poster Film Indera Keenam
Film Rumah Pasung (2016) Ryan (Stefan William), Sultan (Wafda Saifan)
dan Mayang (Yudittia Mayang) adalah crew ekspedisi alam gaib untuk program
tv, Horror Calling. Ryan bertindak sebagai host acara. Mayang, seorang indigo,
bertugas menunjukkan munculnya penampakkan gaib. Sedangkan Sultan juru
kamera. Suatu hari Ryan harus menghadiri pemakaman papa kandungnya. Harsono
dan Ratna, orangtua Ryan, membuka tabir masa lalu Ryan sebenarnya. Ryan adalah
anak adopsi. Lewat Harsono, ayah kandung Ryan, Gunawan, menitipkan wasiat
berupa rumah tinggal yang letaknya sangat jauh di luar kota. Ryan penasaran. Maka
dipanggillah rekan-rekannya di Horor Calling. Setelah Mayang melakukan
terawang bathin, diketahuilah bahwa ada arwah perempuan “bangkit” akibat
seseorang membaca mantra. Arwah itu bernama Yasmin.
Poster Film Rumah Pasung
Produser: Prem Mulani, Michael
Manwani
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Stefan William, Natasha
Wilona, Yudittia Mayang, Wafda
Saifan, Kenny MS
Tanggal Edar: Kamis, 28 April 2016
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Ular Tangga (2016) Fina, mahasiswi berpotensi indigo, memiliki firasat
buruk. Hal itu terkait dengan rencana mendaki gunung tim pecinta alam
kampusnya. Tim yang akan berangkat dalam pendakian itu dipimpin Bagas,
kekasihnya. Bagas tidak percaya pada kekhawatiran Fina. Ia membujuk Fina untuk
tetap berangkat bersama Martha, William, Dodoy, dan Lani. Perjalanan mereka
dibantu Gina, pendaki dan penunjuk jalan yang berpengalaman. Peringatan Gina
agar mereka memilih jalan aman, tidak diindahkan. Jalan yang mereka pilih
mengantarkan mereka menuju pohon tua angker dan rumah misterius yang
memiliki cerita kelam di masa lalu. Kejadian buruk menimpa mereka. Semua itu
diawali dengan penemuan permainan kuno ular tangga yang terbuat dari kayu, di
bawah pohon angker itu. Penemuan itu memunculkan kembali hantu yang sangat
berbahaya. Ketakutan Fina berubah menjadi keberanian saat Bagas ikut diculik
hantu tersebut. Fina mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan teman-temannya,
terutama kekasihnya.
Poster Film Ular Tangga
Film Pengabdi Setan (2017) Rini beserta bapak, ibu, dan ketiga adik laki-
lakinya terpaksa tinggal di rumah neneknya di luar kota setelah rumah mereka
dijual untuk pengobatan ibunya. Ibunya sakit selama tiga setengah tahun tanpa
diketahui penyebabnya sehingga keluarganya mengalami krisis finansial. Setelah
ibunya meninggal, ayah Rini pergi untuk sebuah pekerjaan. Teror mulai muncul.
Sosok hantu perempuan menyerupai ibu mereka menghantui Rini dan adik-
adiknya. Rini menemukan fakta bahwa di masa lalu keluarganya terlibat dalam
suatu perjanjian hitam yang mengancam keselamatan keluarga mereka.
Poster Film Pengabdi Setan
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mereka Yang Tak Terlihat (2017) Lidya (Sophia Latjuba), single parent,
punya dua putrid: Saras (Estelle Linden) dan Laras (Bianca Hello). Saras adalah
anak indigo, Saras bisa melihat mahluk-mahluk tak kasat mata seperti hantu
ataupun jin dan sejenisnya. Ini dianggap tidak masuk akal oleh Lidya, sehingga
membuat hubungan Lidya dengan Saras memiliki jarak. Lidya semakin lama
semakin tidak mengerti dengan tingkah Saras. Pada saat Saras berusia 17 tahun,
Saras dua kali kesurupan dan hal ini membuat Lidya sangat khawatir dan meminta
kakaknya yang bernama Tante Rima (Rowiena Umboh), seorang psikolog, untuk
menangani Saras. Namun, Tante Rima bersikeras ke Lidya bahwa hanya Lidya lah
yang harus menangani Saras sebagai ibu kandungnya. Suatu hari Saras didatangi
oleh arwah bernama Dinda (Frisly Balqis), siswi SMA yang meninggal karena
dibully di sekolah oleh Citra (Aliyah Faizah). Arwah Dinda meminta Saras untuk
menemui ibunya yang bernama Dayu (Dayu Wijanto).
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mata Batin (2017) Alia (Jessica Mila) memutuskan untuk meninggalkan
Bangkok dan kembali ke Jakarta begitu kedua orang tuanya meninggal. Ia dan Abel
(Bianca Hello), adiknya yang masih remaja, pindah ke rumah masa kecil mereka
yang jauh dari tengah kota. Abel tidak menyukai rumah itu. Katanya, di sana ada
‘yang lain’. Alia dan Davin (Denny Sumargo), pacar Alia, tidak pernah
menghiraukan Abel. Tapi sikap Abel semakin mengkhawatirkan. Merasa harus
menolong Abel, Alia berniat untuk membawa Abel ke psikiater. Tapi Abel menolak
dan ia bilang kalau ia bisa melihat ‘mereka yang sudah mati’ karena mata batinnya
sudah terbuka sejak kecil. Abel mengajak Alia menemui Bu Windu (Citra Prima),
paranormal yang selama ini membantu Abel. Ingin membuktikan semua hal yang
baginya tidak masuk akal ini, Alia meminta Bu Windu untuk membuka mata
batinnya. Perlahan-lahan, Alia mulai mengalami kejadian-kejadian yang tidak
biasa. Ia mulai melihat sosok yang tidak bisa dilihat orang lain. ‘Mereka’
mengganggunya dan membahayakan Alia dan Abel. Bu Windu dimintai bantuan.
Poster Film Mata Batin
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Keluarga Tak Kasat Mata (2017) Genta bercerita tentang kantornya di
Yogyakarta. Cerita dimulai saat kantornya pindah ke sebuah bangunan baru. Genta
bersama rekan-rekannya mulai mengalami kejadian di luar nalar. Malam-malam
mereka menjadi momen penuh ketegangan. Satu persatu karyawan dihadapkan
dengan sosok-sosok yang ingin berpesan. Dugaan terus muncul, dan menimbulkan
banyak pertanyaan. Akhirnya Genta dkk terpaksa meminta bantuan seorang kawan.
Mereka percaya bahwa ada satu misteri yang harus segera diselesaikan. Melalui
Rere satu pe rsatu misteri mulai terpecahkan. Genta yang penasaran, harus mencari
tahu sendiri jawaban atas pertanyaannya.
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Jeruk Purut Reborn (2017) papa Jenny meninggal dan
dimakamkan di TPU Jeruk Purut. Masalah mulai ketika pulang ke rumah masing-
masing. Farah, teman Jenny, diteror hantu. Farah mencaritakan hal ini pada Reno.
Awalnya Reno tidak percaya. Rupanya hantu juga mendatangi Reno. Hantu juga
merasuki Jenny. Jenny dan Farah kebingungan bagaimana cara menenangkan hantu
yang marah. Reno yakin Airin bisa menolong mereka, karena 10 tahun lalu, Airin
juga pernah berurusan dengan hantu Jeruk purut. Tapi Airin masih trauma dan tidak
mau menolong mereka. Reno mengajak Farah dan Jenny untuk mendatangi
langsung TPU Jeruk Purut. Di tengah jalan, Farah yang ketakutan tewas di tabrak
mobil. Airin yang mendengar berita kematian Farah, menemui Reno dan Jenny dan
memberikan informasi mengenai hantu pastur. Hantu pastur marah karena sepasang
cincin yang disimpan oleh keturunannya terpisahkan. Tugas Reno dan Jenny
sekarang adalah menyatukan sepasang cincin itu kembali.
Poster Film Hantu Jeruk Purut Reborn
Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Luvie Melati
Pemeran: Angie Yulia, Sheila
Marcia, Brayn McKenzie, Aji
Alfarent, Aulia Savira
Tanggal Edar: Kamis, 14 September 2017
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film The Curse (2017) Shelina, pengacara Indonesia, bekerja di salah satu
law firm ternama di Melbourne, sedang menangani kasus pembunuhan seorang
pengusaha expat kaya di Australia: Sarawut meninggal di rumahnya bersama
anaknya, David, karena keracunan. Istri Sarawut, Leann W. tersangkanya. Suatu
ketika Shelina didatangi roh halus di rumahnya. Roh halus itu semakin hari,
semakin jelas penampakannya dan sangat menganggu. Shelina menjadi paranoid
dan depresi. Apalagi ia harus memutuskan bercerai dengan suaminya, karena
suaminya ternyata mempunyai simpanan di Jakarta. Shelina yang tidak percaya
dengan setan atau masalah spiritual akhirnya memutuskan mamanggil paranormal
untuk pengusiran /roh halus yang menghantui dirinya. Paranormal menemukan
bahwa roh halus itu mendatangi Shelina untuk menyampaikan pesan. Roh halus itu
mempunyai hubungan erat dengan Shelina. Teka teki dibalik roh halus tersebut
membuat Shelina harus menghadapi sesuatu yang sangat menakutkan.
Poster Film The Curse
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Jailangkung (2017) Tiga gadis ingin menguak misteri yang terjadi pada
ayah mereka yang ditemukan koma secara misterius. Bella (Amanda Rawless)
bersama kakaknya Angel (Hanna Al Rasyid), dan adiknya Tasya berusaha
menemukan jawabannya dengan bantuan Rama (Jefri Nichol), teman kampus Bella
yang tertarik pada hal metafisik. Seorang pilot bernama Capt Wardana (Augie
Fantinus) membantu mereka. Mereka menemukan jailangkung yang membuka
rahasia gelap di masa lalu dan kini membahayakan nyawa mereka.
Film The Real Parakang: Warisan Berdarah (2017) Aksi Bagas yang memiliki
ilmu hitam parakang, meresahkan warga. Rusman, mertuanya, yang tidak ingin
melihat ada korban jiwa lagi, dengan sangat terpaksa menghabisinya dengan cara
menembak kepalanya. Di saat sama, Elena, wartawati yang memiliki indra keenam,
melihat seorang anak kecil mewarisi ilmu parakang. Elena yang tidak ingin ada
korban jiwa dari aksi parakang, mengajak Rino untuk mencari anak pewaris ilmu
parakang. Denis dan Karina, anak Bagas, sedih dengan kabar kematian ayah dan
adiknya, Diva. Saat Denis mau membawa pulang jenazah Diva, dokter mengatakan
bahwa Diva masih hidup. Tubuh Diva telah mewarisi ilmu hitam parakang dan
tubuhnya kini dikendalikan oleh kekuatan jahat. Korban berjatuhan. Setelah melihat
langsung Diva berubah menjadi parakang dan mau menghabisi Denis, Karina
membantu Elena dan Rino untuk menyelamatkan Denis sekaligus menghabisi
parakang. Diva. Karina, Elena dan Rino selamat dari amukan Parakang. Namun,
mereka tidak tahu bahwa ilmu itu ternyata merasuk ke dalam tubuh Denis.
Poster Film Jailangkung
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film 13: The Haunted (2018) Tujuh sahabat yang bosan kaya berupaya untuk
meraih popularitas dengan mengalahkan dua vlogger terkenal, The Jackal, yang
selalu meliput keberadaan hantu. Upaya tersebut membawa ketujuh sahabat tadi ke
sebuah resor terbengkalai di Pulau Ayunan yang dikabarkan menyeramkan. Mereka
mengabadikan pengalaman mereka di sana dalam bentuk reality show yang tanpa
disangka-sangka berubah menjadi petaka dan mengancam keselamatan mereka.
Poster Film 13: The Haunted
Produser: Raffi Ahmad
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis: Demas Garin, Talitha Tan
Pemeran: Al Ghazali, Mikha
Tambayong, Valerie Thomas, Achmad
Megantara, Endy Arfian, Atta
Halilintar, Marsha Aruan, Steffi
Zamora, Mumuk Gomez
Tanggal Edar: Kamis, 26 Juli 2018
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Arwah Tumbal Nyai (2018) Setelah kematian neneknya, Rosmalina (Ayu
Tingting) merasakan ada mahluk gaib yang tinggal di rumahnya. Reno (Raffi
Ahmad), pacar Rosmalina, menyarankan untuk pindah rumah. Setelah pindah
rumah, ternyata mahluk gaib itu datang di bioskop tempat Rosmalina kerja bahkan
selalu menterornya. Akhirnya Rosmalina tahu bahwa mahluk gaib yang selalu
menterornya itu ternyata berhubungan dekat dengan Nayla (Aqilla Herby),
anaknya. Rosmalina miminta Nayla untuk mengusir mahluk gaib itu tapi Nayla
justru marah dan menolak dipisahkan.
Poster Film Arwah Tumbal Nyai
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Jaran Goyang (2018) Dirga (Ajun Perwira), tukang kebun, jatuh cinta
kepada Elena (Cut Meyriska), pedangdut populer. Cinta Dirga ditolak oleh Elena
yang sudah memiliki pacar, Robert (Cris de Lima). Kecewa dengan keputusan
Elena, Dirga membunuh Robert dan meminta ilmu hitam Jaran Goyang kepada
bibinya, bu Srintil (Nova Eliza). Sukses dengan Elena, Dirga juga berusaha
mendapatkan cinta adik Elena yakni Tania. Terjadi pertengkaran antara Elena dan
Tania dan Elena tewas di tangan Dirga. Kematian Elena membuat mamanya
terguncang apalagi melihat Tania yang selalu menangis. Ternyata Elena adalah
adalah anak kandung bu Srinthil.
Poster Film Jaran Goyang
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Jailangkung 2 (2018) sebagai anak paling kecil yang tidak pernah
mengenal ibunya, Tasya (Gabriella Quinlynn) merasa kesepian. Tanpa sengaja ia
menonton rekaman video lama milik ayahnya, Ferdi (Lukman Sardi), yang pernah
berkomunikasi dengan arwah almarhumah istrinya menggunakan Jailangkung.
Tasya pun merakit jailangkung sendiri dan memainkannya dengan harapan bisa
berkomunikasi dengan almarhumah ibunya. Kejadian ini rupanya membangkitkan
berbagai masalah, termasuk arwah pembawa petaka. Bella (Amanda Rawles) dan
Rama (Jefri Nichol) bergabung dengan rekan baru mereka, Bram (Naufal
Samudra), dalam petualangan sampai ke dasar laut untuk mengalahkan titisan setan
yang menguasai Angel (Hannah Al Rasyid).
Poster Film Jailangkung 2
Produser: Sukdev Singh, Wicky V Olindo
Sutradara: Rizal Mantovani, Jose
Poernomo
Penulis: Ve Handoyo, Baskoro Adi
Wuryanto
Pemeran: Amanda Rawles, Jefri
Nichol, Hannah Al Rashid, Lukman
Sardi, Naufal Samudra
Tanggal Edar: Jumat, 15 Juni 2018
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Coding Sheet Peneliti , Hakim 1 dan Hakim 2
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 - 14.20
5 1 3
(20')
1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Jelangkung 2001
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 -
14.20
5 (20') 1 3
1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Jelangkung 2001
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 -
14.20
5 (20') 1 3
1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.30-06.43
6 (10') 2
09.00-09.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.05
25 (27') 7
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.05
28 (15') 1 1 1
01.20.00-
41 01.20.40 (40') 1 1 1
01.21.40-
42 01.22.10 (30') 2
2 1 12 2 9 1 2
Jumlah
2 1 23 3
Total 3 26
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.30-6.43
6 (10') 2
9.00-9.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.5
25 (27') 7
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.5
28 (15') 1 1 1
1.20.00-
1.20.40
41 (40') 1 1 1
1.21.40-
1.22.10
42 (30') 2
2 1 11 2 9 2
Jumlah
2 1 22 2
Total 3 24
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.30-6.43
6 (10') 2
9.00-9.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.5
25 (27') 5
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.5
28 (15') 1 1
1.20.00-
1.20.40
41 (40') 1 1 1
1.21.40-
1.22.10
42 (30') 1
1 1 10 2 8 1 2
Jumlah
1 1 20 3
Total 2 23
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.50-
2 05.00 (10') 3
3
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.50-5.00
2 (10') 3
3
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.50-5.00
2 (10') 1 2
1 2
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1
52.12-
26 52.22 (10') 1
1 1 1
Jumlah
1 1 1
Total
3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1
52.12-
26 52.22 (10') 1
1 1 1
Jumlah
1 1 1
Total 3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1
52.12-
26 52.22 (10') 1
1 1 1
Jumlah
1 1 1
Total 3
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas
7 2 3 2
Jumlah
14
Total 14
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.30-2.43
2 (13') 4 2
41.15-
23 41.22 (7') 1 1
41.26-
24 41.30 (4') 1 1
41.31-
25 41.40 (11') 1 1
45.14-
31 45.21 (7') 1
7 1 3 2
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.30-2.43
2 (13') 3 2
41.15-
23 41.22 (7') 1 1
41.26-
24 41.30 (4') 1 1
41.31-
25 41.40 (11') 1 1
45.14-
31 45.21 (7') 1
6 1 3 2
Jumlah
12
Total 12
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.35-04.25
2 (50') 2
35.23-35.29
35 (6') 1
35.50-36.15
36 (25') 2
36.44-36.50
39 (6') 2
37.00-37.10
40 (10') 2
39.00-39.45
42 (45') 3
40.55-41.00
44 (5') 1
42.30-42.35
47 (5') 1
43.20-43.40
48 (20') 3 1
01.08.05-
01.09.15
72 (70') 4 2 4
15 4 4 5
Jumlah
28
Total 28
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.25
2 (50') 2
35.23-
35 35.29 (6') 1
35.50-
36 36.15 (25') 2
36.44-
39 36.50 (6') 2
37.00-
40 37.10 (10') 2
39.00-
42 39.45 (45') 2
40.55-
44 41.00 (5') 1
42.30-
47 42.35 (5') 1
43.20-
48 43.40 (20') 3 1
1.8.05-
72 1.9.15 (70') 3 1 4
14 3 3 5
Jumlah
25
Total 25
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.25
2 (50') 2
35.23-35.29
35 (6') 1
35.50-36.15
36 (25') 2
36.44-36.50
39 (6') 2
37.00-37.10
40 (10') 2
39.00-39.45
42 (45') 3
40.55-41.00
44 (5') 1
42.30-42.35
47 (5') 1
43.20-43.40
48 (20') 3 1
1.8.5-1.9.15
72 (70') 4 1 4
15 4 3 5
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.00.55-
01.01.45
28 (110') 3 2
3 2
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.00.55-
1.1.45
28 (110') 3 2
3 2
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.00.55-
1.1.45
28 (110') 2 3
2 3
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
50.40-
28 51.10 (30') 1 4
1.4.50-
36 1.5.00 (10') 1
2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
50.40-
28 51.10 (30') 1 4
1.4.50-
36 1.5.00 (10') 1
2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.00-
1 02.10 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 1 1 2
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 9 5 3 5
29.50-
20 30.15 (25') 1 2 1 1
48.20-
50.05
31 (105') 2 2
13 12 8 10
Jumlah
43
Total 43
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.00-2.10
1 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 2 1
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 7 6 2 5
29.50-
20 30.15 (25') 2 1 1
48.20-50.5
31 (105') 2 2
10 12 6 10
Jumlah
38
Total 38
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.00-2.10
1 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 1 1
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 9 4 3 5
29.50-
20 30.15 (25') 2 2 1
48.20-50.5
31 (105') 2 2
11 11 8 10
Jumlah
40
Total 40
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.06.32-
01.07.10
33 (38') 1 1 1
01.17.15-
01.18.20
40 (65') 1
1 2 1
Jumlah
3 1
Total 3 1
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.6.32-
33 1.7.10 (38') 1 1
1.17.15-
1.18.20
40 (65') 1
1 2
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.6.32-
33 1.7.10 (38') 1 1
1.17.15-
1.18.20
40 (65') 1
2 1
Jumlah
2 1
Total 2 1
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.25-
07.10
4 (165') 2 12 8 6 5 11 1 6 5 7
09.35-
6 09.40 (5') 4 4 1
12.10-
7 12.20 (10') 1 1
28.42-
31.15
13 (157') 5
2 13 13 11 9 11 1 1 6 5 7
Jumlah
2 57 1 19
Total 2 77
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.25-7.10
4 (165') 2 11 8 6 5 11 1 5 5 6
9.35-9.40
6 (5') 4 4 1
12.10-
7 12.20 (10') 1 1
28.42-
31.15
13 (157') 5
2 12 13 11 9 11 1 1 5 5 6
Jumlah
2 56 1 17
Total 2 74
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.25-7.10
4 (165') 2 12 8 6 5 11 1 6 5 7
9.35-9.40
6 (5') 4 4 1
28.42-
31.15
13 (157') 5
12 12 11 9 11 1 6 5 7
Jumlah
55 1 19
Total 75
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-
28 45.15 (45') 1 2
1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-
28 45.15 (45') 1 2
1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-45.15
28 (45') 1 2
1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 11 9 14 10 3 5 1 4 1 1
Jumlah
1 48 6 6
Total 60
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
22.40-23.15
18 (35') 1 5
36.15-36.45
29 (30') 4
47.10-48.50
35 (100') 2 2 4 2
50.27-51.30
38 (53') 1 7 2 1
54.10-54.15
40 (5') 2
58.20-
1.00.5
42 (105') 5 2 3 1 4 1 2 1 1
1 7 8 14 10 3 5 1 2 1 1
Jumlah
1 42 6 4
Total 53
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
22.40-
18 23.15 (35') 2 5
36.15-
29 36.45 (30') 4
47.10-
35 48.50 (100') 5 3 4 2
50.27-
38 51.30 (53') 1 7 2 1
58.20-
1.00.5
42 (105') 7 2 2 1 3 1 3 1 1
1 12 7 15 9 3 4 1 3 1 1
Jumlah
1 47 5 5
Total 57
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.18-
2 06.10 (32') 2 2
10.05-
6 10.55 (50') 4 1 3 1
23.00-
11 25.28 (148') 6 1 1 1
36.25-
14 38.40 (135') 5 4 2 1 3
54.15-
23 54.55 (40') 5 3 2
01.00.18-
01.00.25
26 (7') 1
20 11 6 7 4
Jumlah
48
Total 48
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.18-6.10
2 (32') 2 2
10.5-10.55
6 (50') 3 1 3 1
23.00-25.28
11 (148') 5 1 1 1
36.25-38.40
14 (135') 5 4 2 1 3
54.15-54.55
23 (40') 5 3 2
1.00.18-
26 1.00.25 (7') 1
18 11 6 7 4
Jumlah
46
Total
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.18-6.10
2 (32') 2 2
10.5-10.55
6 (50') 3 1 3 1
23.00-
11 25.28 (148') 6 1 1 1
36.25-
14 38.40 (135') 5 3 2 1 2
54.15-
23 54.55 (40') 5 3 2
1.00.18-
26 1.00.25 (7') 1
19 10 6 7 3
Jumlah
45
Total 45
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-
05.10
1 (225') 6
6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-5.10
1 (225') 4
4
Jumlah
4
Total 4
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-5.10
1 (225') 4
4
Jumlah
4
Total 4
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 3
34.05-
12 35.10 (65') 5 4 1
40.20-
15 44.25 (185') 1 1 2 2 1 10 1 1
1 1 2 4 1 5 14 1 4 4
Jumlah
2 6 21 4 4
Total 8 29
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 1
34.05-
12 35.10 (65') 5 4 1
40.20-
44.25
15 (185') 1 1 2 2 1 10 1 1
1 1 2 4 1 5 14 1 4 2
Jumlah
2 6 21 4 2
Total 8 27
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 2
34.5-35.10
12 (65') 5 4 2
40.20-
15 44.25 (185') 1 1 2 1 1 9 1 1
1 1 2 3 1 5 13 2 4 3
Jumlah
2 5 21 4 3
Total 7 28
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.20-04.10
2 (50') 3 2 3 2
06.04-07.10
4 (66') 2 6 6 1 1
07.40-10.05
5 (145') 1 1 11 2 3
10.35-10.55
6 (20') 2 1 1
39.00-40.10
16 (70') 9 7 4 4
40.15-40.50
17 (35') 1 1 2
54.07-54.17
22 (10') 1
57.00-58.10
24 (70') 3
01.10.39-
01.12.45
33 (126') 1 1 5 3
01.16.57-
01.17.20
36 (83') 1 1 2
01.19.30-
01.20.00
38 (30') 6
3 2 2 1 8 20 39 9 11 5
Jumlah
5 3 87 5
Total 5 95
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.20-4.10
2 (50') 2 2 3 2
6.4-7.10
4 (66') 2 6 6 1 1
7.40-10.5
5 (145') 1 1 9 2 3
10.35-
6 10.55 (20') 2 1 1
39.00-
16 40.10 (70') 9 7 4 4
40.15-
17 40.50 (35') 1 1 2
54.7-54.17
22 (10') 1
57.00-
24 58.10 (70') 3
1.10.39-
1.12.45
33 (126') 1 1 5 3
1.16.57-
1.17.20
36 (83') 1 1 2
1.19.30-
1.20.00
38 (30') 5
2 2 2 1 8 20 36 9 11 5
Jumlah
4 3 84 5
Total 4 92
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.20-4.10
2 (50') 3 2 3 2
6.4-7.10
4 (66') 2 6 6 1 1
7.40-10.5
5 (145') 1 1 10 2 3
10.35-10.55
6 (20') 2 1 1
39.00-40.10
16 (70') 9 7 4 4
40.15-40.50
17 (35') 1 1 2
54.7-54.17
22 (10') 1
57.00-58.10
24 (70') 3
1.10.39-
1.12.45
33 (126') 1 1 5 3
1.16.57-
1.17.20
36 (83') 1 1 1
1.19.30-
1.20.00
38 (30') 5
3 2 2 1 8 20 37 8 11 5
Jumlah
5 3 84 5
Total 5 92
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-03.25
1 (143') 2 1 2
28.00-28.25
10 (25') 5
39.10-40.08
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
01.00.30-
01.01.00
28 (30') 4 4
01.11.26-
01.13.00
32 (94') 9
1 5 1 11 1 2 3 1 13
Jumlah
1 6 14 17
Total 1 37
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-3.25
1 (143') 1 1 2
28.00-28.25
10 (25') 4
39.10-40.8
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
1.00.30-
28 1.1.00 (30') 4 4
1.11.26-
1.13.00
32 (94') 8
1 5 1 9 1 2 3 1 12
Jumlah
1 6 12 16
Total 1 34
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-3.25
1 (143') 1 1 2
28.00-28.25
10 (25') 5
39.10-40.8
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
1.00.30-
28 1.1.00 (30') 4 4
1.11.26-
1.13.00
32 (94') 8
1 5 1 9 1 2 3 1 13
Jumlah
1 6 12 17
Total 1 35
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.35-04.50
3 (75') 2 3 2
04.45-05.45
4 (60') 1 1 1
07.10-09.55
6 (165') 5 11 12 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 9
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 8
58.30-58.50
22 (20') 3 5 3
01.01.10-
01.03.00
24 (110') 3 2 5
01.03.35-
25 01.03.50 (15') 1 2
01.04.40-
01.10.25
26 (315') 4 5 3 4 1
1 2 1 24 24 41 15 8 1
Jumlah
1 3 112 1
Total 1 116
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.50
3 (75') 2 1 2
4.45-5.45
4 (60') 1 1 1
7.10-9.55
6 (165') 5 10 12 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 8
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 7
58.30-58.50
22 (20') 3 5 3
1.1.10-
1.3.00
24 (110') 3 2 5
1.3.35-
25 1.3.50 (15') 1 2
1.4.40-
1.10.25
26 (315') 4 5 3 5 1
1 2 1 24 21 39 16 8 1
Jumlah
1 3 108 1
Total 1 112
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.50
3 (75') 2 2 2
4.45-5.45
4 (60') 1 1 1
7.10-9.55
6 (165') 5 9 11 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 8
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 8
58.30-58.50
22 (20') 3 4 3
1.1.10-
1.3.00
24 (110') 3 2 5
1.3.35-
25 1.3.50 (15') 1 2
1.4.40-
1.10.25
26 (315') 4 5 3 4 1
1 2 1 24 21 38 15 8 1
Jumlah
1 3 106 1
Total 1 110
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 4 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 2 1 2 2 1
59.45-
01.02.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
01.06.05-
27 01.07.00 (55') 5 1
3 4 1 2 5 4 13 19 18 6 5 10 1
Jumlah
7 8 60 16
Total 15 76
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 4 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 2 1 2 2 1
59.45-1.2.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
1.6.05-1.7.00
27 (55') 5 1
3 4 1 2 5 4 13 19 18 6 5 10 1
Jumlah
7 8 60 16
Total 15 76
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 5 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 3 2 2 3 1
59.45-1.2.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
1.6.05-1.7.00
27 (55') 5 1
3 4 1 2 6 4 14 20 19 6 63 5 10 1
Jumlah
7 9 63 16
Total 16 79
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.19.15-
01.19.35
34 (20') 4
01.30.28-
01.30.31
42 (3') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.19.15-
1.19.35
34 (20') 4
1.30.28-
42 1.30.31 (3') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.19.15-
1.19.35
34 (20') 4
1.30.28-
42 1.30.31 (3') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.30-04.30
2 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2
7 16.05-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.05
9 (135') 1 1 6 1
11 29.17-29.54 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 8
15 39.30-40.15 (45') 5
21 55.43-57.15 (92') 10
01.09.35-
25 01.10.10 (35') 2 3
3 1 1 6 35 11 1 5 2 7 9
Jumlah
3 1 54 5 18
Total
4 77
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 2.30-4.30 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2
7 16.5-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.5
9 (135') 1 6 1
29.17-29.54
11 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 7
39.30-40.15
15 (45') 5
55.43-57.15
21 (92') 10
1.9.35-1.10.10
25 (35') 2 2
3 1 6 34 11 1 5 2 6 9
Jumlah
3 53 5 17
Total 3 75
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 2.30-4.30 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2
7 16.5-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.5
9 (135') 1 1 6 1
29.17-29.54
11 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 8
39.30-40.15
15 (45') 5
55.43-57.15
21 (92') 10
1.9.35-1.10.10
25 (35') 2 3
3 1 1 6 35 11 1 5 2 7 9
Jumlah
3 1 54 5 18
Total 4 77
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-28.30
11 (30') 3 4
37.45-38.20
17 (35') 4 6 2
41.18-41.27
18 (9') 1 2 2
51.30-52.40
22 (70') 7 2 7
5 9 10 7 2 3 4
Jumlah
33 3 4
Total 40
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-
11 28.30 (30') 2 4
37.45-
17 38.20 (35') 4 6 2
41.18-
18 41.27 (9') 1 2 2
51.30-
22 52.40 (70') 6 2 6
5 8 10 6 2 2 4
Jumlah
31 2 4
Total 37
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-
11 28.30 (30') 3 5
37.45-
17 38.20 (35') 4 6 2
41.18-
18 41.27 (9') 1 2 2
51.30-
22 52.40 (70') 7 2 7
5 9 10 7 2 3 5
Jumlah
33 3 5
Total 41
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-
2 03.20 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5
07.00-
4 09.15 (135') 3 7 4
18.30-
11 18.42 (12') 1 1
21.10-
14 21.42 (32') 1 4 1
23.13-
16 23.42 (29') 5 2
27.10-
18 27.15 (5') 1
32.50-
21 33.23 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-
22 37.20 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-
25 40.30 (70') 1 2 2 2
42.05-
27 42.15 (10') 1 1 1
43.50-
29 45.00 (70') 2 3 4 7
48.30-
30 49.20 (50') 4 4
51.00-
32 51.10 (10') 3 1 3
55.00-
35 56.05 (65') 2 6 5 2 2 1
2 1 1 4 3 1 27 32 44 25 3 1 4 12 11
Jumlah
2 6 4 131 1 27
Total
8 163
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-3.20
2 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5
7.00-9.15
4 (135') 3 7 4
18.30-18.42
11 (12') 1 1
21.10-21.42
14 (32') 1 4 1
23.13-23.42
16 (29') 5 2
27.10-27.15
18 (5') 1
32.50-33.23
21 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-37.20
22 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-40.30
25 (70') 1 2 2 2
42.05-42.15
27 (10') 1 1 1
43.50-45.00
29 (70') 2 3 4 7
48.30-49.20
30 (50') 4 4
51.00-51.10
32 (10') 3 1 3
55.00-56.5
35 (65') 2 6 5 2 2 1
2 1 1 4 3 1 27 32 44 25 3 1 4 12 11
Jumlah
2 6 4 131 1 27
Total 8 163
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-3.20
2 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5
7.00-9.15
4 (135') 3 6 4
18.30-
11 18.42 (12') 1 1
21.10-
14 21.42 (32') 1 4 1
23.13-
16 23.42 (29') 5 2
32.50-
21 33.23 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-
22 37.20 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-
25 40.30 (70') 1 2 1 2
42.05-
27 42.15 (10') 1 1 1
43.50-
29 45.00 (70') 2 3 4 7
48.30-
30 49.20 (50') 4 4
51.00-
32 51.10 (10') 3 1 3
55.00-56.5
35 (65') 2 6 5 2 2 1
2 1 1 4 3 1 27 31 43 25 3 1 4 11 11
Jumlah
2 6 4 129 1 26
Total 8 160
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
09.50-
4 10.00 (10') 2
11.20-
5 12.05 (45') 1 2 7 1 2
22.15-
12 23.45 (90') 1 2 1
24.44-
13 25.25 (39') 3 2
26.05-
14 27.45 (100') 2 2 3
36.50-
19 37.00 (10') 3
41.10-
21 42.55 (105') 4 2
55.50-
28 58.05 (135') 4 5 2
01.04.30-
01.04.40
33 (10') 3
01.04.50-
01.05.00
34 (10') 1 1
01.08.50-
01.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
01.11.20-
01.11.40
39 (20') 1 1 1 1
01.15.00-
01.15.35
41 (20') 2 2 2 3
3 3 1 8 10 28 5 6 4 8
Jumlah
6 1 57 12
Total 6 70
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
9.50-10.00
4 (10') 2
11.20-12.5
5 (45') 1 2 7 1 2
22.15-23.45
12 (90') 1 2 1
24.44-25.25
13 (39') 3 2
26.05-27.45
14 (100') 2 2 3
36.50-37.00
19 (10') 2
41.10-42.55
21 (105') 4 2
55.50-58.5
28 (135') 4 5 2
1.4.30-
33 1.4.40 (10') 3
1.4.50-
34 1.5.00 (10') 1 1
1.8.50-
1.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
1.11.20-
1.11.40
39 (20') 1 1 1 1
1.15.00-
1.15.35
41 (20') 2 2 2 2
3 3 1 8 10 27 5 6 4 7
Jumlah
6 1 56 11
Total 6 68
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
9.50-10.00
4 (10') 2
11.20-12.5
5 (45') 1 2 7 1 2
22.15-23.45
12 (90') 1 2 1
24.44-25.25
13 (39') 3 2
26.05-27.45
14 (100') 2 2 3
36.50-37.00
19 (10') 3
41.10-42.55
21 (105') 4 2
55.50-58.5
28 (135') 4 5 2
1.4.30-
33 1.4.40 (10') 3
1.4.50-
34 1.5.00 (10') 1 1
1.8.50-
1.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
1.11.20-
1.11.40
39 (20') 1 1 1 1
1.15.00-
1.15.35
41 (20') 2 2 2 3
3 3 1 8 10 28 5 6 4 8
Jumlah
6 1 57 12
Total 6 70
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 1 2 5 1
22.03-25.40
13 (217') 5 5 11
26.05-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 7 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 2 4 5 2 1
54.05-54.40
26 (35') 3 4 1 2 3 1
55.45-
01.00.30
27 (285') 5 8 6 3 1 3
01.02.30-
01.08.00
29 (330') 4
01.15.15-
01.18.00
33 (165') 2 1 3 1 1
5 6 4 3 5 28 23 54 18 14 1 3 1
Jumlah
15 3 5 137 5
Total 18 147
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 1 2 5 1
22.3-25.40
13 (217') 5 5 10
26.5-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 7 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 1 4 5 2 1
54.5-54.40
26 (35') 3 3 1 2 3 1
55.45-1.00.30
27 (285') 4 7 6 3 1 3
1.2.30-1.8.00
29 (330') 4
1.15.15-
33 1.18.00 (165') 2 1 3 1 1
5 5 3 2 5 28 22 54 17 14 1 3 1
Jumlah
13 2 5 135 5
Total 15 145
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 2 2 5 1
22.3-25.40
13 (217') 5 5 11
26.5-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 8 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 2 4 5 2 1
54.5-54.40
26 (35') 3 4 1 2 3 1
55.45-
27 1.00.30 (285') 5 8 6 3 1 3
1.2.30-1.8.00
29 (330') 4
1.15.15-
33 1.18.00 (165') 3 1 3 1 1
5 6 4 3 5 30 23 55 18 14 1 3 1
Jumlah
15 3 5 140 5
Total 18 150
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-
25 47.35 (10') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-47.35
25 (10') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-
25 47.35 (10') 2
2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-
1 05.00 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-
3 12.35 (135') 2 1
13.20-
4 13.50 (30') 3 1
14.25-
5 14.55 (30') 2 2 1 1
19.20-
8 20.55 (95') 1 1 1 2 6
21.05-
9 21.20 (15') 2 2 1 1
23.20-
10 24.50 (80') 2 2 1
32.35-
14 32.50 (15') 1 2 1 1
36.45-
16 37.20 (35') 1 1 2 2
44.40-
20 45.35 (55') 1 1 2
45.35-
21 50.55 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-
23 59.05 (400') 2 5 6 2 6 4 1 2 1 4
01.03.20-
01.03.35
26 (15') 2
4 8 4 14 16 36 20 9 1 4 2 2 5
Jumlah
12 4 95 1 13
Total 16 109
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-5.00
1 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-12.35
3 (135') 2 1
13.20-13.50
4 (30') 3 1
14.25-14.55
5 (30') 2 2 1 1
19.20-20.55
8 (95') 1 1 1 2 6
21.5-21.20
9 (15') 2 2 1 1
23.20-24.50
10 (80') 2 2 1
32.35-32.50
14 (15') 2 2 1 1
36.45-37.20
16 (35') 1 1 2 2
44.40-45.35
20 (55') 1 1 2
45.35-50.55
21 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-59.5
23 (400') 2 4 6 2 6 4 1 2 1 4
1.3.20-
26 1.3.35 (15') 2
4 7 4 14 16 37 20 9 1 4 2 2 5
Jumlah
11 4 96 1 13
Total 15 110
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-5.00
1 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-12.35
3 (135') 2 1
13.20-13.50
4 (30') 3 1
14.25-14.55
5 (30') 2 2 1 1
19.20-20.55
8 (95') 1 1 1 2 6
21.5-21.20
9 (15') 2 2 1 2
23.20-24.50
10 (80') 2 2 1
32.35-32.50
14 (15') 1 2 2 1
36.45-37.20
16 (35') 1 1 2 2
44.40-45.35
20 (55') 1 1 2
45.35-50.55
21 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-59.5
23 (400') 2 5 6 2 6 4 1 2 1 4
1.3.20-
26 1.3.35 (15') 2
4 8 4 14 16 36 20 10 1 4 3 2 5
Jumlah
12 4 96 1 14
Total 16 111
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: N1
Sensualitas
6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.5-00.15
1 (10') 3
3.5-3.20
3 (15') 1 1
5.33-7.5
7 (92') 3 4 3 3 2
7.15-7.45
8 (30') 1 4
7.50-7.53
9 (3') 1
16.15-
18 21.23 (308') 3 2 3 3 8 3 4
29.25-30.5
28 (40') 5 1
38.35-
32 43.50 (315') 5 7 10 5 1
43.30-
33 44.15 (45') 1 1 1
51.40-
41 52.30 (50') 5 2
56.10-
45 57.35 (85') 1 3 1
1.9.00-
1.10.15
54 (75') 3 3 4 1 1
1.13.35-
1.13.50
57 (15') 2 1 2
1.15.10-
1.16.40
58 (90') 9
6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-
1 01.20 (45') 4 3
01.43-
2 03.15 (152') 3 11 2
04.10-
3 04.18 (8') 2
25.43-
18 26.45 (62') 6
27.10-
19 28.10 (60') 1 2 1
28.40-
20 29.55 (75') 10 29 29 1
38.25-
26 41.30 (185') 6 1 4 1 1
55.55-
34 56.45 (55') 5 2 2 1
25 36 59 3 4
Jumlah
127
Total 127
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-1.20
1 (45') 4 3
1.43-3.15
2 (152') 3 11 2
4.10-4.18
3 (8') 2
25.43-26.45
18 (62') 6
27.10-28.10
19 (60') 2 2 1
28.40-29.55
20 (75') 10 29 29 1
38.25-41.30
26 (185') 6 2 4 1 2
55.55-56.45
34 (55') 5 2 2 1
26 37 59 3 5
Jumlah
130
Total 130
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-1.20
1 (45') 4 3
1.43-3.15
2 (152') 3 11 2
4.10-4.18
3 (8') 2
25.43-26.45
18 (62') 6
27.10-28.10
19 (60') 1 2 1
28.40-29.55
20 (75') 10 28 29 1
38.25-41.30
26 (185') 6 1 4 1
55.55-56.45
34 (55') 5 2 2 1
25 35 59 2 4
Jumlah
125
Total 125
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
6 2 1 1 1 3 3 22 15 49 19 6 1 1 1
Jumlah
9 5 3 111 3
Total 14 117
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.5-5.50
2 (105') 4
14.35-15.00
9 (25') 1 1 1
17.20-18.20
10 (60') 2 2 2 1
19.30-22.20
12 (50') 3 1 2 6 5 6 8 1
23.10-23.33
15 (23') 4
25.00-25.30
17 (30') 1 1
26.40-28.55
19 (135') 1 1 2 3 3 3 3 3
31.10-31.45
21 (35') 1 2 2
32.50-34.10
24 (80') 1 2 3 1
36.20-38.35
26 (135') 4 4
40.25-42.00
28 (35') 1 1 1
42.10-42.50
29 (40') 1 1
42.50-44.15
30 (85') 1 1 2 1
44.20-45.50
31 (90') 1 3 4 1
47.20-50.10
32 (70') 4 1
51.25-52.55
35 (80') 5 1
53.20-54.45
36 (85') 1 3 1 1
54.50-55.00
37 (10') 3
1.10.3-
1.11.10
51 (67') 2
6 2 2 1 1 3 3 22 15 49 19 6 1 1 1
Jumlah
10 5 3 111 3
Total 15 117
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: N2
Sensualitas
6 2 2 1 1 3 3 22 15 47 19 6 1 1 1
Jumlah
10 5 3 109 3
Total 15 117
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.10-03.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.05
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 1 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
01.05.40-
30 01.06.35 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 23 12 4 1 6 1
Jumlah
54 1 7
Total 62
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.10-3.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.5
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 2 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
1.5.40-1.6.35
30 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 25 12 4 1 6 1
Jumlah
55 1 7
Total 63
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.10-3.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.5
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 3 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
1.5.40-1.6.35
30 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 27 12 4 1 6 1
Jumlah
56 1 7
Total 64
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.35-05.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
07.50-12.05
4 (295') 5 1 10 4 1
16.15-16.45
5 (30') 3
17.05-19.10
6 (125') 2 2 2 2
19.40-20.50
7 (70') 1 1 4 4
23.30-25.15
10 (105') 4 2 5 4
27.15-18.25
12 (50') 5
29.10-33.05
13 (235') 1 1 6 2
35.55-37.55
15 (120') 6 6
40.35-41.40
16 (65') 3 1 3 2
42.05-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-53.50
20 (130') 4 3
54.20-56.15
21 (115') 3 4 1
56.25-58.45
22 (140') 3 5
01.02.00-
01.08.50
24 (410') 3 11 1
01.10.20-
01.10.40
25 (20') 3
1 5 1 20 18 58 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 129 10 8
Total 6 148
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.35-5.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
7.50-12.5
4 (295') 5 1 9 4 1
16.15-16.45
5 (30') 3
17.05-19.10
6 (125') 2 2 2 2
19.40-20.50
7 (70') 1 1 4 4
23.30-25.15
10 (105') 4 2 5 4
27.15-18.25
12 (50') 5
29.10-33.5
13 (235') 1 1 6 2
35.55-37.55
15 (120') 6 6
40.35-41.40
16 (65') 3 1 3 2
42.5-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-53.50
20 (130') 4 3
54.20-56.15
21 (115') 3 4 1
56.25-58.45
22 (140') 3 5
1.2.00-
24 1.8.50 (410') 3 10 1
1.10.20-
25 1.10.40 (20') 3
1 5 1 20 18 56 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 126 10 8
Total 6 146
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.35-5.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
7.50-12.5
4 (295') 5 1 10 4 1
16.15-
5 16.45 (30') 3
17.05-
6 19.10 (125') 2 2 2 2
19.40-
7 20.50 (70') 1 2 4 4
23.30-
10 25.15 (105') 4 2 5 4
27.15-
12 18.25 (50') 5
29.10-33.5
13 (235') 1 1 6 2
35.55-
15 37.55 (120') 6 6
40.35-
16 41.40 (65') 3 1 3 2
42.5-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-
20 53.50 (130') 4 3
54.20-
21 56.15 (115') 3 4 1
56.25-
22 58.45 (140') 3 5
1.2.00-
1.8.50
24 (410') 3 11 1
1.10.20-
1.10.40
25 (20') 3
1 5 1 21 18 58 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 130 10 8
Total 6 149
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-
1 02.50 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-
8 16.20 (30') 7 1 4
28.10-
12 28.28 (18') 3
30.10-
14 30.15 (5') 1 2
34.15-
15 36.25 (190') 10 3 4 1
01.01.50-
01.02.20
23 (30') 3
44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-2.50
1 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-
8 16.20 (30') 7 1 4
28.10-
12 28.28 (18') 3
30.10-
14 30.15 (5') 1 2
34.15-
36.25
15 (190') 10 3 4 1
1.1.50-
23 1.2.20 (30') 3
44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-2.50
1 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-16.20
8 (30') 7 1 4
28.10-28.28
12 (18') 3
30.10-30.15
14 (5') 1 2
34.15-36.25
15 (190') 10 3 4 1
1.1.50-
23 1.2.20 (30') 3
44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-00.58
1 (18') 1 1 1
10.35-11.10
9 (35') 2 1
12.50-12.51
10 (1') 1
14.25-15.30
12 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.05
13 (30') 7 1
24.25-25.35
18 (10') 1 3 2 1 1
26.25-27.00
19 (35') 1 1
27.55-28.40
20 (45') 3 7
34.25-35.10
22 (45') 3
46.30-46.45
30 (15') 4
50.10-53.30
35 (200') 7 9 1 1
01.06.35-
01.08.20
41 (105') 5 6 1
01.09.40-
01.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1
7 1 1 5 24 9 35 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
8 6 83 9 11
Total 14 103
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-
1 00.58 (18') 1 1 1
10.35-
9 11.10 (35') 2 1
12.50-
10 12.51 (1') 1
14.25-
12 15.30 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.5
13 (30') 7 1
24.25-
18 25.35 (10') 1 3 2 1 1
26.25-
19 27.00 (35') 1 1
27.55-
20 28.40 (45') 3 7
34.25-
22 35.10 (45') 3
46.30-
30 46.45 (15') 4
50.10-
35 53.30 (200') 7 9 1 1
1.6.35-
1.8.20
41 (105') 5 6 1
1.9.40-
1.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1
7 1 1 5 24 9 35 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
8 6 83 9 11
Total 14 103
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-
1 00.58 (18') 1 1 1
10.35-
9 11.10 (35') 2 1
12.50-
10 12.51 (1') 1
14.25-
12 15.30 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.5
13 (30') 7 2
24.25-
18 25.35 (10') 1 3 2 1 1
26.25-
19 27.00 (35') 1 1
27.55-
20 28.40 (45') 3 7
34.25-
22 35.10 (45') 3
46.30-
30 46.45 (15') 4
50.10-
53.30
35 (200') 7 8 1 1
1.6.35-
1.8.20
41 (105') 5 6 1
1.9.40-
1.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1
7 2 1 5 24 9 34 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
9 6 82 9 11
Total 15 102
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.15-04.05
3 (110') 4 10
04.20-05.30
4 (70') 3
05.55-07.00
5 (55') 2
07.15-11.55
6 (280') 22 7
12.00-14.00
7 (120') 2 5 2
14.30-15.30
8 (60') 2 2 3
16.15-16.35
9 (20') 1 1 3
17.00-18.05
10 (65') 4
18.10-19.20
11 (70') 6
19.35-21.10
12 (95') 16 1 5 1
21.15-24.35
13 (200') 11 1
25.25-26.15
14 (50') 4
26.20-27.20
15 (60') 2
27.25-27.30
16 (5') 1
28.00-29.00
17 (60') 1 7 1 1 1
29.10-29.40
18 (30') 1 1 2
30.20-31.30
19 (70') 4 7 7 4 1
33.50-35.55
22 (125') 2 13 2
36.25-37.25
23 (60') 4 1 5 3 1 1 2 2
38.05-38.45
25 (40') 6
39.10-40.45
26 (95') 5 9
40.46-41.40
27 (54') 7 2
43.15-43.50
29 (35') 1 10 1
49.45-52.15
33 (150') 1 3 2 1 1
57.00-57.50
37 (50') 14 2
01.09.00-
01.12.50
44 (230') 11
4 1 1 2 21 11 179 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
5 3 246 4 13
Total 8 263
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: N1
Sensualitas
5 1 1 3 21 11 177 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
6 4 244 4 13
Total 10 261
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: N1
Sensualitas
5 1 1 3 21 11 177 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
6 4 244 4 13
Total 10 261
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.55-
4 07.55 (60') 2 2 1 2
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 1 2
16.45-
10 17.05 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
01.02.37-
01.04.30
45 (113') 2 1 8
4 3 2 5 16 2 3 1 2
Jumlah
4 3 28 3
Total 7 31
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.55-7.55
4 (60') 2 2 1 1
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 2 2
16.45-17.5
10 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
1.2.37-
1.4.30
45 (113') 2 1 8
4 3 2 5 16 3 3 1 1
Jumlah
4 3 29 2
Total 7 33
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.55-7.55
4 (60') 2 2 1 2
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 1 2
16.45-17.5
10 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
1.2.37-
1.4.30
45 (113') 2 1 8
4 3 2 5 16 2 3 1 2
Jumlah
4 3 28 3
Total 7 31
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-04.40
1 (255') 11 12 18 3 13 2
04.41-05.53
2 (72') 1 4 1
11.07-11.08
4 (1') 1
12.00-14.45
5 (165') 2 9 1 1 7 2
14.46-18.50
6 (244') 2 17 15 9 5
18.51-19.20
7 (29') 1 1
19.25-22.25
8 (180') 7 5 2
24.25-25.10
9 (45') 2 1
25.55-26.35
11 (40') 1 1
26.45-27.10
13 (25') 2 1
27.12-29.53
14 (161') 5 11 4 1 2
31.05-32.00
17 (55') 2 2 2 3 1
32.05-32.40
19 (35') 2 1 1 1
32.45-34.45
20 (120') 6 6 15 5
46.38-49.45
26 (187') 4 4 1 3
50.30-51.20
27 (50') 2 2 2 1
51.33-55.00
28 (207') 2 3 6
55.05-56.45
29 (100') 3 1 3 2 4 2
56.46-58.05
30 (79') 1 3
59.10-
1.02.25
32 (195') 5 5 15 1
01.02.55-
01.05.20
34 (145') 1 1 4
01.05.25-
01.06.15
35 (50') 4 4 4 1
2 11 1 84 48 101 20 37 1 3 14 2
Jumlah
2 12 290 1 19
Total
2 322
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: N1
Sensualitas
2 11 1 84 48 101 20 37 1 2 13 2
Jumlah
2 12 290 1 17
Total 2 320
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: N2
Sensualitas
2 11 1 84 48 100 20 37 1 2 14 2
Jumlah
2 12 289 1 18
Total 2 320
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 1 2
02.07-05.35
2 (208') 1 2 6 4 4 1
06.50-07.13
4 (23') 1 2
5 09.23-09.26 (3') 1
12.45-14.07
6 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 9 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2
3 30 26 44 19 10 5 3
Jumlah
3 129 8
Total 3 137
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 1 2
2 2.7-5.35 (208') 1 2 6 4 4 1
4 6.50-7.13 (23') 1 2
5 9.23-9.26 (3') 1
6 12.45-14.7 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 9 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2
3 30 26 44 19 10 5 3
Jumlah
3 129 8
Total 3 137
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 2
2 2.7-5.35 (208') 1 2 6 4 4 1
4 6.50-7.13 (23') 1 2
5 9.23-9.26 (3') 1
6 12.45-14.7 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 8 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2
3 30 25 44 18 10 5 3
Jumlah
3 127 8
Total 3 135
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-
5 08.35 (97') 1 6
15.00-
9 15.15 (15') 1 3
38.20-
29 39.05 (45') 2 2
41.07-
31 41.15 (8') 2
41.25-
32 44.30 (185') 5 2
47.25-
35 48.10 (45') 3
50.37-
39 51.32 (55') 3 5
10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-08.35
5 (97') 1 6
15.00-15.15
9 (15') 1 3
38.20-39.05
29 (45') 2 2
41.07-41.15
31 (8') 2
41.25-44.30
32 (185') 5 2
47.25-48.10
35 (45') 3
50.37-51.32
39 (55') 3 5
10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-
5 08.35 (97') 1 6
15.00-
9 15.15 (15') 1 3
38.20-
29 39.05 (45') 2 2
41.07-
31 41.15 (8') 2
41.25-
32 44.30 (185') 5 2
47.25-
35 48.10 (45') 3
50.37-
39 51.32 (55') 3 5
10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.00-04.25
1 (145') 3 5 15 3 5
4 05.55-06.10 (15') 3 3
5 07.46-9.13 (87') 2 1
6 09.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.05 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.07 (42') 6 2
21 39.39-41.03 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 9 7 1
36 59.00-59.18 (18') 1 1
30 19 40 15 7 1
Jumlah
111 1
Total 112
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: N1
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 2.00-4.25 (145') 3 5 15 3 3
4 5.55-6.10 (15') 3 3
5 7.46-9.13 (87') 2 1
6 9.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.5 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.7 (42') 6 2
21 39.39-41.3 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 8 7
36 59.00-59.18 (18') 1 1
29 19 40 14 5 1
Jumlah
107 1
Total 108
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: N2
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 2.00-4.25 (145') 3 5 14 3 4
4 5.55-6.10 (15') 3 3
5 7.46-9.13 (87') 2 1
6 9.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.5 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.7 (42') 6 2
21 39.39-41.3 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 9 7 1
36 59.00-59.18 (18') 1 1
30 19 39 15 6 1
Jumlah
109 1
Total 110
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-
16 19.11 (71') 3 3
19.39-
17 19.44 (5') 1
29.04-
31.12
25 (128') 6 4
33.17-
35.10
28 (113') 6 2
59.32-
40 59.54 (22') 3
18 10
Jumlah
28
Total 28
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-
16 19.11 (71') 3 3
29.04-
31.12
25 (128') 6 4
33.17-
35.10
28 (113') 6 2
59.32-
40 59.54 (22') 3
18 9
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-19.11
16 (71') 3 3
29.04-31.12
25 (128') 6 4
33.17-35.10
28 (113') 6 2
59.32-59.54
40 (22') 3
18 9
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-
11 27.04 (251') 8 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.02-
16 36.15 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 3
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
01.01.40
31 (190') 8 9
01.03.10-
01.03.35
33 (25') 1 1
01.03.45-
01.04.40
34 (55') 8
01.08.03-
01.10.04
38 (121') 5 2
01.10.20-
01.13.47
39 (207') 9 6
65 65 3 4 1
Jumlah
137 1
Total 138
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-27.4
11 (251') 7 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.2-36.15
16 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 2
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
1.1.40
31 (190') 8 9
1.3.10-
33 1.3.35 (25') 1 1
1.3.45-
34 1.4.40 (55') 8
1.8.3-
1.10.4
38 (121') 5 2
1.10.20-
1.13.47
39 (207') 9 6
64 65 3 3 1
Jumlah
135 1
Total 136
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-27.4
11 (251') 8 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.2-36.15
16 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 2
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
1.1.40
31 (190') 8 9
1.3.10-
33 1.3.35 (25') 1 1
1.3.45-
34 1.4.40 (55') 8
1.8.3-
1.10.4
38 (121') 5 2
1.10.20-
1.13.47
39 (207') 9 6
65 65 3 3 1
Jumlah
136 1
Total 137
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.07
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 16 5
1.10.55-
35 1.11.09 (14') 1 1
25 18 27 6
Jumlah
76
Total 76
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.7
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 15 5
1.10.55-
35 1.11.9 (14') 1 1
25 18 26 6
Jumlah
75
Total 75
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.7
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 15 5
1.10.55-
35 1.11.9 (14') 1 1
25 18 26 6
Jumlah
75
Total 75
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.12-02.14
1 (62') 7 1
06.45-08.42
3 (117') 3
15.57-18.08
6 (131') 5
19.22-20.05
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
01.00.05-
26 01.01.25 (80') 2 1 6
01.03.12-
01.05.03
27 (111') 5 15
01.12.28-
30 01.12.40 (12') 1
01.15.53-
33 01.16.17 (24') 2
2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.12-2.14
1 (62') 7 1
6.45-8.42
3 (117') 3
15.57-18.8
6 (131') 5
19.22-20.5
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
1.00.5-1.1.25
26 (80') 2 1 6
1.3.12-1.5.3
27 (111') 5 15
1.12.28-
30 1.12.40 (12') 1
1.15.53-
33 1.16.17 (24') 2
2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.12-2.14
1 (62') 7 1
6.45-8.42
3 (117') 3
15.57-18.8
6 (131') 5
19.22-20.5
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
1.00.5-1.1.25
26 (80') 2 1 6
1.3.12-1.5.3
27 (111') 5 15
1.12.28-
30 1.12.40 (12') 1
1.15.53-
33 1.16.17 (24') 2
2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
8.02-8.05
2 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 15 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.05-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2
15 53 1 1
Jumlah
69 1
Total 70
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 8.2-8.5 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 14 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.5-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2
15 52 1 1
Jumlah
68 1
Total 69
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 8.2-8.5 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 15 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.5-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2
15 53 1 1
Jumlah
69 1
Total 70
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
3 19 13 147 17 2 3 2
Jumlah
3 198 3 2
Total 3 203
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: N1
Sensualitas
3 19 13 147 17 2 3 2
Jumlah
3 198 3 2
Total 3 203
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: N2
Sensualitas
3 19 13 145 17 2 3 2
Jumlah
3 196 3 2
Total 3 201
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.25-
04.40
3 (135') 15 4 8 4
05.08-
5 05.45 (37') 1 4 6 3 2
08.07-
7 08.36 (29') 3 2 2
09.50-
9 10.30 (40') 1
11.03-
10 12.40 (97') 2 5 1 1 1
13.12-
17.33
11 (261') 15
20.00-
17 20.44 (44') 5 1 1 1
21.45-
19 22.10 (25') 3
22.45-
22 22.56 (11') 2
31.49-
28 32.15 (26') 3
34.07-
31 34.20 (13') 2
37.30-
39.55
33 (145') 12 12 2
42.10-
46.50
35 (180') 9
49.35-
37 50.11 (36') 5
52.00-
39 52.25 (25') 3
57.12-
59.20
42 (128') 19 18 26 1
01.06.58-
01.07.07
47 (7') 1
01.10.10-
01.10.45
49 (35') 2
1 5 53 20 95 18 8 4 2 1 1
Jumlah
1 5 194 6 2
Total 1 207
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: N1
Sensualitas
1 5 53 20 95 18 8 3 2 1 1
Jumlah
1 5 194 5 2
Total 1 206
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: N2
Sensualitas
1 5 52 20 95 18 8 3 2 1 1
Jumlah
1 5 193 5 2
Total 1 205
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.27-
4 06.50 (143') 2 5 5 1 2
16.57-
11 17.05 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
01.04.57-
01.05.00
28 (3') 1
2 6 13 2 2
Jumlah
2 23
Total 2 23
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.27-6.50
4 (143') 2 4 5 1 1
16.57-17.5
11 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
1.4.57-
28 1.5.00 (3') 1
2 5 13 2 1
Jumlah
2 21
Total 2 21
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.27-6.50
4 (143') 2 4 5 1 1
16.57-17.5
11 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
1.4.57-
28 1.5.00 (3') 1
2 5 13 2 1
Jumlah
2 21
Total 2 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-20.34
6 (34') 3 1
22.42-23.58
8 (76') 8 8 1
8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-
6 20.34 (34') 3 1
22.42-
8 23.58 (76') 8 8 1
8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-
6 20.34 (34') 3 1
22.42-
8 23.58 (76') 8 8 1
8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
07.16-09.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
34.00-34.03
26 (3') 1
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.03
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
01.10.43-
01.11.38
50 (55') 10 1
28 1 16 7 3
Jumlah
55
Total 55
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: N1
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
7.16-9.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.3
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
1.10.43-
50 1.11.38 (55') 10 1
28 16 7 3
Jumlah
54
Total 54
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
7.16-9.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.3
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
1.10.43-
50 1.11.38 (55') 10 1
28 16 7 3
Jumlah
54
Total 54
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.20-20.39
19 (19') 1 1 3
26.50-28.10
24 (80') 4
29.15-30.45
26 (90') 6
32.55-36.05
28 (190') 10 2
39.05-40.45
31 (100') 7 1
41.34-42.25
32 (51') 1 2
43.48-44.10
33 (22') 1 1
45.43-46.00
36 (17') 1 3
54.20-57.14
45 (174') 9 2
01.07.12-
55 01.07.15 (3') 1
10 30 5 9 1 1
Jumlah
54 2
Total 56
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.20-20.39
19 (19') 1 1 3
26.50-28.10
24 (80') 4
29.15-30.45
26 (90') 6
32.55-36.5
28 (190') 10 2
39.5-40.45
31 (100') 7 1
41.34-42.25
32 (51') 1 2
43.48-44.10
33 (22') 1 1
45.43-46.00
36 (17') 1 3
54.20-57.14
45 (174') 9 2
1.7.12-
55 1.7.15 (3') 1
10 30 5 9 1 1
Jumlah
54 2
Total 56
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: N2
Sensualitas
3 3 1 25 2 2 8
Jumlah
3 3 28 10
Total 3 41
Film & Tahun: Taman Lawang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.7-8.5
4 (178') 1 18 2 5
50.40-
23 52.40 (120') 2 3 7 3
1.1.28-
27 1.1.48 (20') 2
2 3 1 25 2 2 8
Jumlah
2 3 28 10
Total 2 41
Film & Tahun: Taman Lawang 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.7-8.5
4 (178') 1 17 2 5
50.40-52.40
23 (120') 3 3 7 3
1.1.28-
27 1.1.48 (20') 2
3 3 1 24 2 2 8
Jumlah
3 3 27 10
Total 3 40
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.12-05.37
3 (25') 4
06.10-06.35
4 (25') 3
07.07-07.25
6 (18') 2
07.56-08.05
7 (9') 2
08.25-09.29
8 (64') 8
20.07-20.35
20 (28') 5
24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.12-5.37
3 (25') 4
6.10-6.35
4 (25') 3
6 7.7-7.25 (18') 2
7 7.56-8.5 (9') 2
8.25-9.29
8 (64') 8
20.7-20.35
20 (28') 5
24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.12-5.37
3 (25') 4
6.10-6.35
4 (25') 3
6 7.7-7.25 (18') 2
7 7.56-8.5 (9') 2
8.25-9.29
8 (64') 8
20.7-20.35
20 (28') 5
24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 13 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.59-07.05
4 (66') 7
08.08-08.15
5 (7') 1
29.08-29.25
20 (17') 3 2
32.35-34.27
25 (112') 6 6 1
40.02-40.45
30 (43') 4 2
45.27-45.54
34 (18') 3
46.25-47.38
35 (73') 7
48.16-50.50
36 (154') 2 5 1 6 4
50.56-51.20
37 (24') 3
01.06.26-
01.12.06
50 (340') 3 4 6 4
5 9 3 10 9 33 6 5
Jumlah
14 3 63
Total 14 66
Film & Tahun: 13 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.59-7.5
4 (66') 7
5 8.8-8.15 (7') 1
29.8-29.25
20 (17') 3 2
32.35-34.27
25 (112') 6 6 1
40.2-40.45
30 (43') 4 2
45.27-45.54
34 (18') 3
46.25-47.38
35 (73') 7
48.16-50.50
36 (154') 2 5 1 6 4
50.56-51.20
37 (24') 2
1.6.26-
50 1.12.6 (340') 3 4 5 4
5 9 2 9 9 33 6 5
Jumlah
14 2 62
Total 14 64
Film & Tahun: 13 2014
Coder: N2
Sensualitas
5 8 3 10 9 33 6 5
Jumlah
13 3 63
Total 13 66
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.09-12.15
5 (6') 1
13.18-13.45
6 (27') 6 1
23.22-24.06
15 (44') 1 2 1
26.36-27.14
19 (38') 4
29.19-29.25
22 (10') 2
30.59-31.25
25 (26') 1 3
32.09-32.23
26 (14') 2
34.03-34.20
27 (17') 2 1
49.27-51.50
36 (143') 8 1
52.25-52.53
37 (28') 3
54.33-54.48
38 (15') 2
01.00.45-
01.01.51
43 (66') 6 3 4 3
01.02.34-
01.05.06
45 (152') 3 1 7
1 18 4 34 5 1 5
Jumlah
1 62 5
Total 1 67
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.9-12.15
5 (6') 1
13.18-13.45
6 (27') 6 1
23.22-24.6
15 (44') 1 2 1
26.36-27.14
19 (38') 4
29.19-29.25
22 (10') 2
30.59-31.25
25 (26') 1 2
32.9-32.23
26 (14') 2
34.3-34.20
27 (17') 2 1
49.27-51.50
36 (143') 8
52.25-52.53
37 (28') 3
54.33-54.48
38 (15') 2
1.00.45-
43 1.1.51 (66') 6 3 4 3
1.2.34-1.5.6
45 (152') 3 1 7
1 18 4 34 5 4
Jumlah
1 61 4
Total 1 65
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.9-12.15
5 (6') 1
13.18-
6 13.45 (27') 6 1
23.22-24.6
15 (44') 1 2 1
26.36-
19 27.14 (38') 4
29.19-
22 29.25 (10') 2
30.59-
25 31.25 (26') 1 2
32.9-32.23
26 (14') 2
34.3-34.20
27 (17') 2 1
49.27-
36 51.50 (143') 8
52.25-
37 52.53 (28') 3
54.33-
38 54.48 (15') 2
1.00.45-
43 1.1.51 (66') 6 3 4 3
1.2.34-
45 1.5.6 (152') 3 1 7
1 18 4 34 5 4
Jumlah
1 61 4
Total 1 65
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.43-03.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
54.05-54.09
33 (4') 1
8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.43-3.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
33 54.5-54.9 (4') 1
8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.43-3.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
33 54.5-54.9 (4') 1
8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 7
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.08
20 (41') 1 4 2
4 13 4
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 7
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.8
20 (41') 1 4 2
4 13 4
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 6
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.8
20 (41') 1 4 2
4 12 4
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene A B C D E F
(Detik)
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.10-04.32
3 (22') 3 2
17.44-17.46
14 (2') 1
41.48-42.35
29 (47') 5
45.56-46.00
35 (4') 1
52.25-53.45
39 (80') 2 3
54.07-55.16
40 (69') 1 1 1
58.52-59.37
43 (45') 2 5 1
01.06.07-
01.06.30
47 (27') 1
01.09.13-
01.10.10
49 (57') 5
01.11.39-
51 01.11.44 (5') 1
7 22 6
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.10-4.32
3 (22') 3 2
17.44-17.46
14 (2') 1
41.48-42.35
29 (47') 5
45.56-46.00
35 (4') 1
52.25-53.45
39 (80') 2 3
54.7-55.16
40 (69') 1 1 1
58.52-59.37
43 (45') 2 5 1
1.6.7-1.6.30
47 (27') 1
1.9.13-
49 1.10.10 (57') 5
1.11.39-
51 1.11.44 (5') 1
7 22 6
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: N2
Sensualitas
Sensualitas
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.03-00.12
1 (9') 4
23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.05-26.24
16 (19') 2
28.07-28.09
18 (2') 1
45.51-46.04
26 (13') 2 1
8 6
Jumlah
14
Total 14
Film & Tahun: Hantu Kuburan Tua 2015
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.3-00.12
1 (9') 4
23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.5-26.24
16 (19') 2
45.51-46.4
26 (13') 2 1
7 6
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Hantu Kuburan Tua 2015
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.3-00.12
1 (9') 4
23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.5-26.24
16 (19') 2
45.51-46.4
26 (13') 2 1
7 6
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.59-
1 04.47 (48') 3
06.52-
2 07.27 (35') 4
4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.59-4.47
1 (48') 3
6.52-7.27
2 (35') 4
4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.59-4.47
1 (48') 3
6.52-7.27
2 (35') 4
4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-
7 12.27 (37') 2 1 1 1
20.50-
14 21.28 (38') 3
47.06-
32 48.38 (92') 4 4 5
49.53-
34 51.55 (122') 7 1 1
55.36-
39 56.27 (51') 1 1
57.26-
41 57.38 (12') 3
13 5 8 6 2 1
Jumlah
34 1
Total 35
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-
7 12.27 (37') 1 1 1 1
20.50-
14 21.28 (38') 3
47.6-48.38
32 (92') 4 4 4
49.53-
34 51.55 (122') 7 1 1
55.36-
39 56.27 (51') 1 1
57.26-
41 57.38 (12') 3
12 5 8 5 2 1
Jumlah
32 1
Total 33
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-12.27
7 (37') 2 1 1 1
20.50-21.28
14 (38') 3
47.6-48.38
32 (92') 4 4 4
49.53-51.55
34 (122') 7 1 1
55.36-56.27
39 (51') 1 1
57.26-57.38
41 (12') 3
13 5 8 5 2 1
Jumlah
33 1
Total 34
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-
15 14.33 (5') 2
15.19-
17 16.07 (48') 4
17.22-
19.12
18 (110') 5
21.19-
20 22.09 (50') 4
22.41-
24.35
22 (114') 5 3
29.43-
27 30.12 (29') 5 2
01.10.52-
01.11.25
56 (33') 3
28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-
15 14.33 (5') 2
15.19-16.7
17 (48') 4
17.22-
18 19.12 (110') 5
21.19-22.9
20 (50') 4
22.41-
22 24.35 (114') 5 3
29.43-
27 30.12 (29') 5 2
1.10.52-
1.11.25
56 (33') 3
28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-14.33
15 (5') 2
15.19-16.7
17 (48') 4
17.22-19.12
18 (110') 5
21.19-22.9
20 (50') 4
22.41-24.35
22 (114') 5 3
29.43-30.12
27 (29') 5 2
1.10.52-
1.11.25
56 (33') 3
28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3
6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3
6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3
6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.28-05.16
2 (48') 2 4
08.34-09.12
5 (38') 6
29.40-31.53
13 (133') 6 4
8 4 10
Jumlah
22
Total 22
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.28-5.16
2 (48') 2 3
8.34-9.12
5 (38') 6
29.40-
13 31.53 (133') 5 4
7 3 10
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.28-5.16
2 (48') 2 3
8.34-9.12
5 (38') 6
29.40-31.53
13 (133') 5 4
7 3 10
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-
24 42.23 (35') 3
01.05.02-
01.05.13
35 (11') 1
01.11.47-
01.11.59
41 (12') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-42.23
24 (35') 3
1.5.2-1.5.13
35 (11') 1
1.11.47-
1.11.59
41 (12') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-42.23
24 (35') 3
1.5.2-1.5.13
35 (11') 1
1.11.47-
1.11.59
41 (12') 1
5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-
27.48
16 (175') 3 1
28.33-
17 29.24 (51') 4 1
30.52-
18 31.36 (44') 3 1
34.09-
20 34.13 (4') 2
37.07-
23 38.34 (87') 4
40.55-
26 42.10 (75') 1 2
51.10-
54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
37 1.0.30 (30') 2 3
1 20 1 5 1 2 2 3
Jumlah
1 27 7
Total 1 34
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-27.48
16 (175') 3 1
28.33-29.24
17 (51') 4 1
30.52-31.36
18 (44') 3 1
34.9-34.13
20 (4') 2
37.7-38.34
23 (87') 4
40.55-42.10
26 (75') 1 2
51.10-54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
1.00.30
37 (30') 2 2
1 20 1 5 1 2 2 2
Jumlah
1 27 6
Total 1 33
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-27.48
16 (175') 3
28.33-29.24
17 (51') 4 1
30.52-31.36
18 (44') 3 1
34.9-34.13
20 (4') 2
37.7-38.34
23 (87') 4
40.55-42.10
26 (75') 1 2
51.10-54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
1.00.30
37 (30') 2 3
1 20 5 1 2 2 3
Jumlah
1 26 7
Total 1 33