Anda di halaman 1dari 482

ANALISIS ISI TENTANG SENSUALITAS PEREMPUAN

DALAM FILM HOROR INDONESIA TAHUN 2001-2019

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Danny Adisaputra
NIM. 1423016016

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2020
SKRIPSI
ANALISIS ISI TENTANG SENSUALITAS PEREMPUAN
DALAM FILM HOROR INDONESIA TAHUN 2001-2019

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Disusun Oleh:

Danny Adisaputra
NIM. 1423016016

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2020

i
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Dengan ini, saya

Nama : Danny Adisaputra

NIM : 1423016016

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Jurusan : Media

Menyatakan bahwa apa yang saya tulis dalam skripsi berjudul:

“Analisis Isi Tentang Sensualitas Perempuan Dalam Film Horor Indonesia


Tahun 2001-2019”

Adalah benar adanya dan merupakan hasil karya saya sendiri. Segala kutipan karya
pihak lain telah saya tulis dengan menyebutkan seumbernya. Apabila dikemudian
hari ditemukan adanya plagiasi maka saya rela gelar kesarjanaan saya dicabut.

Demikian Surat Pernyataan Originalitas karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya dan penuh kesadaran.

Surabaya, 12 Juni 2020


Penulis

Danny Adisaputra
NIM. 1423016016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS ISI TENTANG SENSUALITAS PEREMPUAN


DALAM FILM HOROR INDONESIA TAHUN 2001-2019

Oleh :

Danny Adisaputra

NIM. 1423016016

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing penulisan skripsi untuk

diajukan ke tim penguji skripsi.

Pembimbing I : Dr. Drs. Nanang Krisdinanto, M.Si. (…...………..)

NIDN. 0726126602

Pembimbing II : Maria Yuliastuti, S.Sos., M.Med.Kom. (…………….)

NIDN. 0701067803

Surabaya, 12 Juni 2020

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan diterima untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada : Jumat, tanggal 12 Juni 2020

Mengesahkan,
Fakultas Ilmu Komunikasi,
Dekan,

Yuli Nugraheni, S.Sos. M.Si.


NIDN. 0630077303

Dewan Penguji:
1. Ketua : Yuli Nugraheni, S.Sos. M.Si.

NIDN. 0630077303 (……………….……)

2. Sekretaris : Dr. Drs. Nanang Krisdinanto, M.Si.

NIDN. 0726126602 (……………….……)

3. Anggota : Brigitta Revia S. F, S.I.Kom., M.Med.Kom.

NIDN. 0715108903 (……………….……)

4. Anggota : Maria Yuliastuti, S.Sos., M.Med.Kom.

NIDN. 0701067803 (……………….……)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya sebagai mahasiswa Universitas


Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS):

Nama : Danny Adisaputra

NIM : 1423016016

Menyetujui skripsi/karya ilmiah saya

Judul : Analisis Isi Tentang Sensualitas Perempuan Dalam Film Horor


Indonesia Tahun 2001-2019

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain (Digital Library
Perpustakaan UKWMS) untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan
Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.

Surabaya, 12 Juni 2020


Yang menyatakan,

Danny Adisaputra

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Penulis ingin mendedikasikan laporan tugas akhir dan skripsi pada kedua

orang tua tercinta, atas usahanya yang telah membesarkan dan mendidik hingga

penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkualiahan. Atas hasil jerih

payah penulis termotivasi untuk menyelesaikan proposal skripsi ini hingga tepat

waktu.

Selama mengerjakan Skripsi, penulis juga mendapatkan motivasi dari sebuah

kutipan Stan Lee. Kutipan ini becerita tentang hiduplah sebaik mungkin seperti

itulah hidup terakhir anda dan rangkulah pengalaman seolah-olah itulah

pengalaman anda yang pertama. Selain itu motto tersebut penulis gunakan selama

mengerjakan untuk menghargai setiap pengalaman yang telah diberikan, tidak

mudah mengeluh dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah dan menjadikan

pengalaman ini sebagai sesuatu yang berguna di masa yang akan datang.

“Nothing last forever”


Stan Lee

Surabaya, 13 Mei 2020

Danny Adisaputra
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis panjatkan kehadirat

Tuhan Yesus Kristus karena atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Isi Tentang Sensualitas

Perempuan Dalam Film Horor Indonesia Tahun 2001-2019”. Skripsi ini

disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Skripsi

di semester akhir dan sebagai persyaratan lulus mencapai Sarjana Strata-1 Program

Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi Unika Widya Mandala

Surabaya.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada kedua orang tua Hidayat dan Eni tercinta, yang tanpa hentinya

berdoa, memberikan kasih sayang, semangat dan telah sabar mendidik

peneliti dengan segala pengorbanan selama ini.

2. Kepada saudara penulis Kartika dan Angel, yang selalu mendoakan

serta memberi semangat kepada peneliti selama pengerjaan skripsi dan

mendengarkan semua keluhan peneliti.

3. Dr. Drs. Nanang Krisdinanto, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan

Maria Yuliastuti, S.Sos., M.Med.Kom., sebagai pembimbing II dalam

penulisan skripsi ini yang selalu bersedia meluangkan waktu dan

pikirannya agar terselesaikannya skripsi ini.


vii
4. Yuli Nugraheni., S.Sos.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (Fikom WM). Jikalau

tanpa beliau, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Theodorus dan Tabita Magdalena Oematan, S.I.Kom yang

bersedia dan sabar dalam membantu peneliti untuk menjadi coder

penelitan skripsi ini.

6. Sahabat dan teman peneliti yang selalu memberi dukungan, selalu ada

dalam keadaan suka menghibur dan dalam duka, memberikan saran

arahan yang benar, dan mendengarkan keluh kesah peneliti.

7. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan oleh peneliti satu persatu,

yang telah membantu serta memberikan dukungan dan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca terutama adik-adik FIKOM Universitas Katolik Widya

Mandala Surabaya.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................... i


SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
ABSTRACT ..................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
I.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 12
I.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12
I.4. Batasan Masalah ................................................................................ 12
I.5. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
I.5.1 Manfaat Akademis .................................................................... 13
I.5.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 13
BAB II. PERSPEKTIF TEORITIS ................................................................. 14
II.1. Tinjauan Pustaka ......................................................................................14
II.1.1 Film Horor Indonesia ............................................................... 14
II.1.2 Sensualitas Perempuan ............................................................ 17
II.1.3 Analisis Isi ............................................................................... 26
II.2. Nisbah Antar Konsep ..............................................................................29
II.3. Bagan Kerangka Konseptual ..................................................................30

ix
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 31
III.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................................31

III.2. Metode Penelitian....................................................................................32


III.3. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................33
III.4. Definisi Konseptual.................................................................................34
III.5. Definisi Operasional ..............................................................................35
III.6. Populasi dan Sampel ..............................................................................39
III.7. Teknik Penarikan Sampel .......................................................................39

III.8. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................55


III.9. Teknik Validitas dan Reliabilitas ..........................................................57
III.10. Teknik Analisis data ............................................................................59
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 64
IV.1. Gambaran Subjek Penelitian .................................................................64
IV.2. Uji Reliabilitas .......................................................................................67
IV.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 1 .............................. 69
IV.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 2 .............................. 70

IV.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 71


IV.3.1 Indikator Verbal ..................................................................... 72
IV.3.1.1 Suara Menggairahkan ................................................... 74
IV.3.1.2 Rayuan Kata ................................................................. 82
IV.3.2 Indikator Non-Verbal ............................................................. 92
IV.3.2.1 Manja ........................................................................... 94
IV.3.2.2 Penampilan Erotis ...................................................... 102

IV.3.2.3 Tatapan Mata ............................................................. 116


IV.3.2.4 Rangsangan Seksual ................................................... 125
IV.3.3 Hasil Pengamatan ................................................................. 136

x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 144
V.1. Kesimpulan ........................................................................................... 144

V.2. Saran ...................................................................................................... 145


V.2.1 Saran Akademis ..................................................................... 145
V.2.2 Saran Praktis ......................................................................... 145
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 146
LAMPIRAN .................................................................................................. 155

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Tengkorak Hidoep (1941) ............................................................. 65


Gambar IV.2 Scene Adegan Manja di Film Pacar Hantu Perawan (2011) ......... 101

xii
DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Unit Analisis Penelitian ................................................................... 37


Tabel III.2 Film Horor Indonesia Tahun 2013-Januari 2019 ............................... 42
Tabel III.3 Objek Analisis Sampel Film ............................................................ 52
Tabel III.4 Lembar Coding (Coding Sheet) ....................................................... 62
Tabel III.5 Lembar Distribusi Frekuensi ............................................................ 63
Tabel IV.1 Hasil Pengkodingan Peneliti, Coder 1 dan Coder 2 .......................... 68
Tabel IV.2 Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 1 ................................................ 69
Tabel IV.3 Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 2 ................................................ 70
Tabel IV.4 Frekuensi Indikasi Verbal Pada Film Horor Indonesia ..................... 72
Tabel IV.5 Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan ....................................... 74
Tabel IV.6 Frekuensi Indikator Rayuan Kata .................................................... 82
Tabel IV.7 Frekuensi Indikasi Nonverbal Pada Film Horor Indonesia ............... 92
Tabel IV.8 Frekuensi Indikator Manja ............................................................... 94
Tabel IV.9 Frekuensi Indikator Penampilan Erotis .......................................... 102
Tabel IV.10 Frekuensi Indikator Tatapan Mata ............................................... 116
Tabel IV.11 Frekuensi Indikator Rangsangan Seksual ..................................... 125

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan I.1 Grafik Jumlah Film Horor Tahun 1967-2018 ....................................... 3


Bagan IV.1 Frekuensi Indikasi Verbal dari tahun 2001-2019 ............................. 73
Bagan IV.2 Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019 ......... 80
Bagan IV.3 Presentase Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019 ........ 81
Bagan IV.4 Frekuensi Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019 ....................... 90
Bagan IV.5 Presentase Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019 ...................... 91
Bagan IV.6 Frekuensi Indikasi Nonverbal dari tahun 2001-2019 ....................... 93
Bagan IV.7 Frekuensi Indikator Manja Tahun 2001-2019 ............................... 100
Bagan IV.8 Presentase Indikator Manja Tahun 2001-2019 .............................. 101
Bagan IV.9 Frekuensi Indikator Penampilan Erotis Tahun 2001-2019 ............. 113
Bagan IV.10 Presentase Indikator Penampilan Erotis Tahun 2001-2019 .......... 115
Bagan IV.11 Frekuensi Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019 .................. 123
Bagan IV.12 Presentase Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019 ................. 124
Bagan IV.13 Frekuensi Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019 ....... 134
Bagan IV.14 Presentase Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019 ...... 135
Bagan IV.15 Hasil Frekuensi Indikator Sensualitas Pada Film Horor .............. 138
Bagan IV.16 Analisis Kecenderungan Sensualitas Pada Film Horor ................ 139
Bagan IV.17 Jumlah Penonton Film Horor Tahun 1976-2018 ......................... 142

xiv
ABSTRAK

Danny Adisaputra NRP. 1423016016. Analisis Isi Tentang Sensualitas Perempuan

Dalam Film Horor Indonesia Tahun 2001-2019.

Fenomena Film Indonesia banyak ditemukan adegan-adegan


pornografi,seksualitas, bahkan sensualitas yang tidak relevan dengan konsep horor
sehingga membuat film-film horor Indonesia khususnya pada tahun 2009 sampai
tahun 2011 dianggap tidak berkualitas. Penelitian ini meneliti bagaimana film horor
terlaris Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019 terdapat adegan sensualitas.
Dengan menggunakan metode analisis isi, pendekatan kuantitatif. Objek penelitian
ini adalah 100 judul film horor sejak tahun 2001 hingga tahun 2019. Hasil penelitian
ini menjelaskan bahwa frekuensi sensualitas tertinggi terdapat pada tahun 2010
hingga tahun 2012 sedangkan frekuensi terendah terdapat pada tahun 2005 dan
2019. Presentase menunjukan adegan sensualitas cenderung tinggi pada indikator
non-verbal jenis penampilan erotis.

Kata kunci: Film Horor Indonesia, Sensualitas, Analisis Isi

xv
ABSTRACT

Danny Adisaputra NRP. 1423016016. Content Analysis About Sensuality of Women

in Indonesian Horror Films 2001-2019.

The phenomenon of Indonesian film is found in many scenes of pornography,


sexuality, and even sensuality that is not relevant to the concept of horror so that
making Indonesian horror films, especially in 2009 to 2011 is considered not
quality. This research examines how Indonesia's best-selling horror films from
2001 to 2019 have a sensuality scene. By using a content analysis method, a
quantitative approach. The objects of this study are 100 horror movie titles from
2001 to 2019. The results of this study explain that the highest sensuality frequency
is in 2010 to 2012 while the lowest frequency is in 2005 and 2019. The percentage
shows the sensuality scene tends to be high on non-indicator verbal type of erotic
appearance.

Keywords: Indonesian Horror Films, Sensuality, Content Analysis

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Ide penelitian ini berangkat dari sejumlah penelitian film-film horor di

Indonesia, yang dimana film horor di Indonesia menurut Eryawan (2011: 116)

periode Juli-Desember 2009 sebanyak 10 film, memperlihatkan adegan pornografi

yang lebih tersirat dalam film horor melalui adegan berpakaian. Sementara itu,

(Torong, 2013: 146) film horor Indonesia terlaris 2011 dalam pesan kekerasan,

penipuan, seks, dan mistik disimpulkan bahwa adegan kekerasan merupakan

adegan yang paling banyak terjadi kemudian disusul adegan seks. Sedangkan

menurut Widaryanto (2014: 187) pornografi dalam film horor Indonesia yang

dibintangi Dewi Persik dari tahun 2008 hingga tahun 2012 dalam 10 film masih

sering muncul adegan pornografi dan bentuk-bentuk adegan seksualitas.

Menurut tiga penelitian analisis isi diatas tentang sensualitas perempuan

dalam film horor Indonesia, yang dilakukan pada tahun 2008 hingga 2012. Disini

peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan serupa seperti yang dilakukan oleh tiga

penelitian sebelumnya, yaitu analisis isi tentang sensualitas perempuan dalam film

horor Indonesia pada tahun 2001 hingga Januari tahun 2019. Dipilihnya tahun 2001

karena film Indonesia mulai muncul kembali pasca orde baru dan peneliti ingin

mengetahui pada tahun 2001 hingga tahun 2019 film horor Indonesia masih

memunculkan adegan sensualitas atau tidak.

1
2

Film dengan genre horror merupakan film yang berusaha untuk menakutkan

dan membuat rasa ngeri kepada penonton. Sehingga film horror biasanya

mengandung tema kematian, supranatural, atau penyakit mental, dan lain

sebagainya. Film dengan genre horror merupakan film yang diminati di Indonesia.

Bahkan sejak tahun 1970-an film horror, mistik, dan semacamnya sudah menjadi

perhatian. Film horror pertama yang dibuat pada masa Orde baru adalah Lisa

(1971) disusul Beranak dalam Kubur (1971). Selama dekade 1970-an, produksi

film horror mencapai 22 judul, dekade tahun 1980-an merupakan masa emas film

horror Indonesia mencapai 78 judul, kemudian pada dekade berikutnya, film horror

di produksi hanya mencapai 35 judul (Cheng et al, dalam Torong. 2013).

Sementara dari tahun 1998 hingga 2019, film horror yang diproduksi berjumlah

256 judul, dan total film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019 yang

di produksi berjumlah 118 film.

Perkembangan film Indonesia yang mengangkat tema horor mistik membawa

kekuatiran yang cukup besar dalam lima tahun terakhir ini. Berawal dari kesuksesan

jelangkung 2001 yang mencapai rekor 1,5 juta penonton, maka film-film dengan

tema mistik terus berkembang jumlahnya (Pattisina, 2007). Tetapi, film-film diatas

punya kecenderungan atau menjurus untuk memasukkan tema-tema dengan muatan

erotis dan seks yang dibungkus dengan judul-judul berbau mistis dan horor. Seperti

layaknya industri fashion, maka film-film bertema seks kembali lagi berbondong-

bondong menyerbu bioskop-bioskop Indonesia. Lihatlah beberapa judul-judul film

mistik atau horor yang sedang beredar tahun ini yang dicurigai mengandung

tendensi terhadap tema-tema seks, yaitu Misalnya: Arwah Goyang Karawang,


3

Kuntilanak Kesurupan, Pocong Ngesot, Pelet Kuntilanak dan Kalung Jelangkung.

Masih ada beberapa judul film dengan tema sejenis yang sedang dalam produksi

dan mengantri untuk tayang di bioskop Indonesia (Herawati, 2011: 1410).

Bagan I.1

Grafik Jumlah Film Horor Tahun 1967-2018

Sumber: www.filmindonesia.or.id (diakses: September, 2019)

Berikut adalah gambar presentase grafik yang menunjukan jumah film horor

Indonesia dari tahun 1967-2018. Sejak Januari hingga November 2018, jumlah film

horor yang diedarkan sebanyak 34 film atau sepertiga dari total film seluruh genre.

Pada sisi jumlah, produksi film horor sejak 1967 cenderung meningkat. Produksi

terbanyak pada tahun 2015 dan 2018 dengan masing-masing 34 film, tetapi

memiliki selisih pada presentase film horor terhadap total film yakni pada tahun

2015 presentase 26,2% dan tahun 2018 presentase 29,1%.


4

Sejauh ini, film horor merupakan sebuah genre yang mampu mengundang

pesona tersendiri bagi masyarakat penonton. Film horor Indonesia mampu

mengundang banyak perhatian, lebih tepatnya pergunjingan, pada umumnya

melalui kritik-kritik yang datang dari masyarakat penonton yang tidak

menyukainya. Penonton punya alasan logis, terkait mitos-mitos yang beredar

mengenai film horor Indonesia, yaitu film horor Indonesia terkesan irasional,

misalnya menghadirkan cerita dialog antar pocong, sisipan-sisipan komedi yang

lucu namun tidak mendidik (Setiyawan, 2017).

Film-film horor Indonesia banyak di dominasi oleh dua sosok hantu yang

menarik minat penonton. Kedua sosok hantu ini mungkin dianggap dua sosok yang

paling menakutkan bagi penonton Indonesia. Hal itu terlihat dari judul-judul film

yang sebagian besar mengeksploitasi dua hantu tersebut, yaitu hantu pocong dan

kuntilanak. Dua diantara jenis hantu tersebut, kuntilanak telah dikenal lebih luas

dan menjadi sosok hantu yang paling sering muncul di film-film horor Indonesia.

Penggambarannya terlihat relatif sama, yaitu dalam sosok perempuan berambut

panjang, berbaju putih panjang, dan raut muka putih pucat dengan mata merah

(Rusdiarti, 2009: 10).

Indonesia sendiri kaitan film horror dan perempuan juga menuai banyak

kritik. Salah satunya kritikus film Eric Sasono dalam artikelnya yang berjudul

“Krisis Perfilman Indonesia?” menyoroti kemalasan berpikir produser dan sineas

Indonesia dalam proses kreatifnya. Melihat film horor diminati penonton, maka

para produser dan sineas Indonesia kemudian saling latah membuat film horor juga.

Indonesia karena pertimbangan ekonomi yang dominan (laba yang diraup dari
5

pembuatan film tersebut), film-film horor di Indonesia tidak dibuat dengan

sungguh-sungguh. Biaya yang murah, estetika yang kacau, jalan cerita yang tidak

masuk akal menjadi buah dari rangkaian kemalasan tersebut yang pada akhirnya

menurut Sasono, hal itu akan menjatuhkan film Indonesia, khususnya genre horor

ke dalam jurang pelecehan (Rusdiarti, 2009: 11).

Film horor Indonesia seolah membangun citra bahwa wanita adalah obyek

pemuas nafsu pria dalam urusan seks dan kita bisa melihat lemahnya posisi

perempuan lewat adegan-adegan yang diperankannya (Roqib, 2007: 128). Film

horor ini menggunakan artis-artis yang kontrversial seperti Dewi Persik, Julia

Perez, Azhari Zahra pula dan dituntut untuk mengumbar keseksian dan lekuk tubuh

mereka yang mengandung pornografi dan sensualitas.

Perempuan terutama dalam film horor, seringkali dikaitkan dengan

sensualitas. Menariknya, sisi sensualitas yang selalu di stereotipekan dengan

perempuan dalam film horor terutama dalam film horor Indonesia, bahkan

kontradiksi dengan teori Luce Irigaray mengutip Levi Strauss dan mengadaptasi

Marx (Thornham, 2006: 172) berargumen bahwa perempuan bukanlah sebagai

konsumen tetapi sebagai komoditas. Itulah sebabnya kenapa sensualitas sangat

menarik dalam media terutama film.

Seiring dengan perkembangan zaman, dibentuklah Lembaga Sensor Film

(LSF) yang diatur melalui Undang-Undang Perfilman No. 8 Tahun 1992. Lembaga

ini dibentuk oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1994. LSF

merupakan suatu lembaga non-struktural. Kegiatan LSF merupakan kegiatan


6

penelitian dan penilaian terhadap film dan reklame film dipertunjukan atau

ditayangkan kepada umum, baik secara utuh atau suara tertentu. Pemerintah

Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan-peraturan sehubungan dengan film

dan pornografi seperti: 1) Perfilman di Indonesia diatur dalam Undang-undang RI

No. 8 Tahun 1992. 2) Untuk mengatur Pornografi dan Pornoaksi di Indonesia

pemerintah mengaturnya dalam Undang-undang No.44 Tahun 2008. 3) Pemerintah

mengatur juga tentang Lembaga Sensor Film (LSF) dalam PP No.18 Tahun 2014.

Kode etik dan kriteria penyensoran film di atas menunjukkan bahwa

keberadaan perempuan yang menampilkan sensualitas dan tubuh perempuan tidak

sesuai dengan nilai moral filosofi yang bertujuan untuk memelihara kesusilaan

martabat manusia. Moral filosofi dalam (Mosco, 2009: 4) diartikan sebagai suatu

nilai yang membantu untuk menghasilkan perilaku sosial di mana kebebasan

individu menjadi salah satu nilai di dalamnya.

Sensualitas dan tubuh perempuan sebagai suatu yang diperdagangkan dalam

film horor, secara tidak langsung kebebasan perempuan terenggut. Ditambah lagi,

penampilan perempuan dalam film tersebut jauh dari nilai budaya dan etika

perempuan Indonesia, yang digambarkan sebagai perempuan yang sopan santun,

lemah lembut, dan berpenampilan tertutup. Menurut Ayun (2015) Perempuan di

dalam film, bahkan media massa yang lain sering digambarkan sangat tipikal,

sebagai objek seksual atau simbol seks, obyek fetish, obyek peneguhan pola kerja

patriarki, obyek pelecehan dan kekerasan, selalu disalahkan dan bersifat pasif, serta

menjalankan fungsi sebagai pengkonsumsi barang atau jasa dan sebagai alat

pembujuk.
7

Perempuan dalam film horor ini secara tidak langsung adalah perempuan

yang terestrukturisasi karena adanya ketimpangan gender. Strukturasi dalam

(Mosco, 2009: 197), dijelaskan sebagai suatu sistem yang timpang dalam kelas

sosial di masyarakat. Relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan

perempuan di dalam masyarakat mengahasilkan perempuan termarjinalisasikan.

Perempuan menjadi dikesampingkan oleh laki-laki dalam akses media,

telekomunikasi, dan teknologi informasi, termasuk pekerjaan dalam industri ini dan

sumber daya komunikasi yang dihasilkan oleh mereka.

Eksploitasi perempuan dalam pencitraan media massa tidak saja karena

kerelaan perempuan, namun juga karena kebutuhan kelas sosial itu sendiri,

sehingga mau ataupun tidak kehadiran perempuan dalam kelas sosial itu, masih

menjadi bagian dari refleksi realitas sosial masyarakatnya, bahwa perempuan selalu

menjadi subordinat kebudaayaan laki-laki (Bungin, 2006: 355).

Salah satu seorang filsuf budaya Frankrut School, W.F. Haug,

menggambarkan di dalam karya-karyanya, terutama Critique of Commodity

Aesthetics: Appearance, Sexuality and Advertising in Capitalist Society, bagaimana

perkembangan bentuk-bentuk komoditi modern di dalam masyarakat kapitalis,

berkaitan secara langsung dengan dominan sensualitas, yaitu bagaimana potensi

sensualitas tubuh perempuan digunakan sebagai bagian dari komunikasi sosial

komoditi (Piliang, 2004: 342).

Sensual ini biasa di tunjukkan dengan pakaian minim dan juga gerakan-

gerakan yang menggoda, oleh karena itu sensual yang memberikan kesenangan
8

pada laki-laki juga mengandung unsur erotisme yang juga menuju kearah

pornografi karena pakaian yang ketat membuat lekuk-lekuk tubuh terlihat (Junaidi,

2012: 28).

Sensualitas dari seorang perempuan merupakan aspek yang sering kali

dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama

laki-laki. Kata sensualitas disini berarti, penonjolan beberapa organ tubuh atau

fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar, 2000: 111).

Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola yang

dilakukan perempuan. Maksudnya sensualitas perempuan yang dijadikan komoditi

dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas tubuh

yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun,

cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik.

Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.

Struktur kategori penelitian ini adalah (Putra, 2016: 50):

Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih (bahasa). Bahasa didefenisikan sebagai seperangkat simbol, dengan

aturan atau mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan atau

dipahami oleh suatu komunitas (Mulyana, 2008: 260).

1. Suara Menggairahkan. Yaitu ekspresi kepuasan diri dengan menggunakan

penekanan kata dan bernada serak. Yaitu menuturkan kata yang

menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain
9

agar berbunga-bunga, memikat dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan terutama pada lawan jenis.

2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya

terhibur, membesarkan hati orang lain agar berbunga-bunga, memikat

dengan kata-kata manis, menarik dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan termasuk terhadap lawan

jenis.

Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut

Larry A,Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang

mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:

343).

1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan

menuturkan kata atau menceritakan sesuatu yang bersifat merayu dengan

menggunakan bahasa tubuh, maupun dengan ekspresi wajah yang ingin

diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian

lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya

kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang

dapat membangkitkan gairah seks.


10

2. Penampilan Erotis. Yaitu bangkitnya nafsu birahi, keinginan akan nafsu

seks secara terus menerus, penggambaran perilaku, keadaan atau suasana

yang didasari oleh libido dalam keinginan seksual.

3. Tatapan Mata. Yaitu isyarat dalam komunikasi nonverbal yang tidak

mengharuskan penggunaan dari kata-kata. Sebab, gerakan mata

menandakan isi hati seseorang dan gerakan mata mengandung arti.

4. Rangsangan Seksual. Yaitu sentuhan yang menyatakan keterikatan

emosional atau ketertarikan yang motifnya bersifat seksual.

Peneliti memilih untuk meneliti sensualitas perempuan karena unsur

sensualitas ini kerap dikaitkan dengan perempuan. Unsur sensualitas sering

dikaitkan dengan masalah tubuh perempuan sebagai objek porno, sebenarnya telah

lama menjadi polemik dihampir semua masyarakat disebabkan karena adanya dua

kutub dalam menilai tubuh manusia (terutama perempuan) sebagai objek seks

(Bungin, 2006: 338). Hal inilah yang sedang terjadi dengan itu dari Film Horor

Indonesia dari tahun 1990 hingga 2012 yang dianggap mengandung konten sensual,

tidak hanya sensualitas bahkan seksualitas dan pornografi.

Berbagai penelitian mengenai film horor Indonesia selama sedikitnya sepuluh

tahun terakhir memberikan gambaran bagi penulis bahwa film horor Indonesia

cukup diminati sebagai obyek penelitian. Tercatat tidak kurang dari dua puluh

penelitian dari berbagai universitas yang membahas film horor dari banyak aspek.

Misalnya mengenai sinematografi, psikologi, psikoanalisa, hingga seputar peran

lembaga sensor film. Berbagai penelitian tersebut sering tidak lepas oleh
11

pembahasan mengenai “perempuan seksi” dalam film horor yang bisa dikatakan

menjadi ikon dalam dalam film horor.

Fenomena diatas muncul perumusan masalah “Bagaimana kecenderungan

dan frekuensi sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia?”. Penelitian ini

juga bertujuan untuk menunjukan sensualitas perempuan yang ada dalam beberapa

film horor Indonesia. Sedangkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

analisis tanda dan lambang dari film horor Indonesia terutama karakteristik

sensualitas dalam film horor Indonesia, dan menambah ragam penelitian dalam

kajian Ilmu Komunikasi. Tinjauan pustaka yang digunakan untuk menunjang

penelitian yaitu Film Sebagai Media Komunikasi, Genre Film, Sensualitas

Perempuan.

Peneliti akan menggunakan analisis isi dengan pendekatan kuantitatif dengan

perangkat statistik deskriptif. Tujuan dari analisis isi adalah merepresentasikan

kerangka pesan secara akurat. Meskipun terdapat beberapa metode penelitian,

penggunaan metode penelitian harus diselaraskan dengan tujuan penelitian. Metode

analisis isi dipilih oleh peneliti karena metode inilah yang paling tepat untuk

menghasilkan data secara kuantitatif, dengan data-data yang obyektif, teruji dan

terukur atas isi pesan yang nyata dan bersifat denotatif yang dalam penelitian ini

adegan pornografi dalam film horor Indonesia tahun 2001 Januari tahun 2019.

Seperti yang dikemukakan oleh (Eriyanto, 2011: 11) bahwa melalui analisis isi,

peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dan perkembangan

dari suatu pesan. Isi dalam pemberitaan akan diukur dengan analisis isi, sehingga

dapat terlihat gambaran dan karakter pemberitaan tersebut.


12

I.2. Rumusan Masalah

Bagaimana kecenderungan dan frekuensi sensualitas perempuan dalam film horor

Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2019?

1. Bagaimana kecenderungan sensualitas tubuh perempuan yang berperan

dalam film horor Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2019?

2. Berapa frekuensi sensualitas tubuh perempuan yang berperan dalam film

horor Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2019?

I.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan melalui latar belakang, serta agar

penelitian ini nantinya akan lebih terarah, maka ditetapkan suatu tujuan penelitian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kecenderungan sensualitas tubuh perempuan dalam film

horor Indonesia?

2. Untuk mengetahui frekuensi seberapa banyak sensualitas tubuh perempuan

dalam film horor Indonesia?

I.4. Batasan Penelitian

Untuk mempersempit dan lebih terfokus dari pembahasan yang dimaksud, untuk

itu peneliti membatasinya pada ruang lingkup sebagai berikut :

1. Subjek Penelitian: Film Horor Indonesia tahun 2001–Januari 2019

2. Objek Penelitian: Analisis Isi Sensualitas Perempuan


13

I.5. Manfaat Penelitian

I.5.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu komunikasi,

khususnya yang berkaitan dengan studi Analisis Isi. Selain itu untuk menambah

pengetahuan penulis dan lingkungan mengenai metode Analisis Isi Kuantitaif,

khususnya tentang kaum perempuan.

I.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara nyata kepada

berbagai pihak yakni:

1. Lembaga Sensor Film Indonesia, untuk memberikan seleksi dan peraturan yang

ketat serta melakukan sensor di bagian yang dianggap telah melanggar peraturan

undang-undang perfilman.

2. Perusahaan produksi film Indonesia, untuk memberikan pelajaran bahwa film

diproduksi bukan cuma semata-mata hanya untuk memperoleh keuntungan.

3. Masyarakat Indonesia, dengan memberikan arahan yang baik untuk selektif

memilih film yang berguna bagi seluruh masyarakat.

4. Penikmat film Indonesia, untuk lebih responsif dan kritis tentang perkembangan

film dalam negeri.

5. Peneliti selanjutnya, Sebagai referensi dan acuhan untuk melakukan penelitian

yang serupa.
BAB II

PERSPEKTIF TEORITIS

II.1. Tinjauan Pustaka

II.1.1 Film Horor Indonesia

Film juga tidak hanya berisi gambar bergerak dan narasi yang berbicara

secara eksplisit, tetapi ada elemen lain yang musti ditafsir kembali oleh penonton,

bersifat implisit. Salah satunya adalah erotisisme. Artinya, film yang kerap

menampilkan sosok perempuan seksi dengan ditandai pakaian minim dan lekuk

bagian tubuh yang menonjol, mampu menggugah hasrat laki-laki. Tak jarang

sebaliknya, penampilan pemuda yang gagah dengan bidang badan yang

proporsional kerap menarik perhatian perempuan. Lantas film menjadi normatif.

Unsur seksualitas kemudian menjadi pilihan topik menarik mengenai kajian film

dan nilai jual yang dijadikan konsep dalam komoditas film (Setiyawan, 2017: 49).

Film horor adalah film yang berusaha untuk memancing emosi berupa

ketakutan dan rasa ngeri dari penontonnya. Alur cerita mereka sering melibatkan

tema-tema kematian, supranatural, atau penyakit mental. Banyak cerita film horor

yang berpusat pada sebuah tokoh antagonis tertentu yang jahat. Menurut pendapat

Derry (1977: 1-117) di dalam bukunya yang berjudul Dark Dreams: A

Psychological History of The Modern Horror Film membagi film horor menjadi 3

jenis yaitu :

14
15

1. Horror of Personality

Yaitu jenis film horor yang sudah tidak lagi menokohkan karakterkarakter

yang mistis sebagai sumber horornya, horor jenis ini sudah tidak menampilkan

monster-monster yang mengganggu tatanan kehidupan masyarakat tetapi lebih

menakankan pada sosok manusia normal yang biasa saja dan baru kelihatan sifatnya

ketika memasuki akhir cerita. Contoh film ini adalah film psikopat.

2. Horror of Armageddon

Yaitu jenis film horor yang mengambil kisah dari kitab atau mitologi suci

tentang kiamat, film ini seperti kebanyakan bercerita antara bahaya serangan yang

dilakukan oleh planet lain yang biasa mempunyai sistem pertahanan yang kuat dan

teknologi yang lebih maju daripada manusia. Film seperti ini antara lain film

tentang makhluk luar angkasa (alien) atau zombie (mayat hidup).

3. Horror of the Demonic

Film horor berjenis ini sangat akrab sekali dtelinga kita karena menawarkan

tema tentang dunia yang buruk akibat adanya kuasa Setan ada di dunia, dan selalu

mengancam kehidupan manusia. Kuasa setan/kejahatan itu bisa hanya berupa

penampakan spiritual belaka dan dapat juga mengambil bentuk penyihir, demit atau

setan. Biasanya bercerita tentang gagasan balas dendam, fenomena mistik

khususnya kerasukan, perusakan tokoh tak berdosa, tekanan pada simbol agama.
16

Horor yang dibahas penulis disini adalah jenis horor yang masuk dalam sub

genre ketiga yang kemudian banyak sekali dijadikan kendaraan untuk mengusung

tema-tema yang mengandung unsur pornografi. Hampir keselurhan film-film horor

yang beredar di Indonesia memiliki subgenre horor of the demonic (horor hantu).

Hal ini bisa disaksikan dari adanya objek yang selalu ditampilkan berkenan dengan

jenis-jenis hantu yang dikenal di Indonesia : seperti kuntilanak, pocong, sundel

bolong, dan sebagainya. Hantu-hantu tersebut menampakan wujudnya dalam

asosiasi tertentu yang dikehendaki sutradara film, namun juga berdasarkan

kemiripan fakta yang beredar di masyarakat tentang sosok yang sebenarnya. Hantu-

hantu tersebut memberikan penggambaran akan kengerian karena wujudnya tidak

sama seperti manusia biasa, terutama pada sisi perwajahannya. Wujud hantu di

dalam film horor Indonesia dikonstruksi sedemikian rupa untuk menimbulkan

kesan mengerikan dan mampu mengundang daya pikat penonton film horor

Indonesia.
17

II.1.2 Sensualitas Perempuan

Jika kita membicarakan tentang tubuh perempuan, maka tak akan lepas

dengan istilah sensualitas. Tubuh perempuan saat ini telah dikonstruksi bukan

menjadi milik perempuan itu sendiri. Setiap detil bagian tubuh perempuan menjadi

bagian dari kepentingan yang lain. Perempuan dihargai sekaligus dijatuhkan karena

tubuhnya yang juga didefinisikan sebagai tubuh yang mengandung sensualitas yang

dapat menimbulkan hasrat seksual laki-laki.

Tubuh perempuan saat ini secara tidak langsung telah dikonstruksikan tidak

hanya menjadi milik perempuan. Setiap detail bagian tubuh perempuan menjadi

bagian dari kepentingan yang lain. Perempuan dihargai sekaligus dijatuhkan karena

tubuhnya yang juga didefinisikan sebagai tubuh yang mengandung sensualitas yang

dapat menimbulkan hasrat seksual laki-laki. Kata “sensualitas” itu berasal dari kata

“sense” yang umumnya dalam kaitan dengan karya seni itu diterjemahkan menjadi

“rasa” (dalam arti yang luas, terutama aspek visual yang ada di dalam karya seni

itu), Sensual ini berkaitan langsung dengan inderawi. Perempuan erat kaitannya

dengan sensualitas, entah melalui lekuk tubuh, gaya busana, aksesori, maupun

wewangian yang digunakan (Wahyudi, 2014: 414).

Sensualitas ini berkaitan langsung dengan inderawi. Jennifer L. Hillman

dalam bukunya “clinical perspective on elderly sexuality”, menjelaskan sensualitas

sebagai pengalaman menyenangkan melalui penginderaan seseorang terhadap

bentuk tubuh orang lain. Pleasure tersebut bisa didapatkan melalui aktivitas seksual

orang lain yang dirasakan melalui penginderaannya. Namun sensual bisa


18

didapatkan dengan atau tidak mengikutsertakan orang lain, sensualitas didapatkan

secara individualis berdasarkan penginderaannya terhadap sesuatu, bisa benda,

suara, gambar (Hillman, 2000: 5).

Disisi lain (Sylver, 1995: 128) mengatakan bahwa sensualitas adalah

kemampuan merangsang secara positif semua indera orang lain. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif

semua indera kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh seseorang atau

orang lain. Hal ini meliputi penggambaran tubuh seseorang, respon siklus seksual,

fantasi, dan lainnya. Seperti halnya sebuah film, dimana orang akan melihat busana,

lekuk tubuh, warna kulit dan orang tersebut melakukan imajinasi terhadap film

tersebut. Sehingga pemotongan tubuh perempuan pada scene film akan membentuk

citra, makna dan juga identitas perempuan didalamnya.

Membahas lebih lanjut tentang sensualitas, peneliti ingin menjelaskan sesuatu

yang memang sudah tidak asing lagi, yaitu dalam kaitannya dengan physical

attraction (daya tarik fisik), yang memang sangat berkaitan erat dengan bahasan

sensualitas. Daya tarik fisik adalah persepsi masyarakat yang memiliki budaya

tertentu terhadap ciri-ciri atau karakter fisik individu, kelompok, ras, dan suku

bangsa, yang dianggap menarik, indah, dan nyaman untuk dipandang (Renggaditya,

2013: 5). Daya tarik fisik ini juga tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi

daya tarik seksual seseorang. Hal ini dikarenakan unsur unsur yang mempengaruhi

daya tarik fisik seseorang salah satunya adalah bentuk tubuh yang proporsional.

Pada akhirnya akan mangacu pada bagian-bagian khusus seseorang, misalnya: alat

kelamin, payudara, kaki, bibir dan lain sebagainya cenderung menimbulkan


19

rangsangan birahi. Akan tetapi, daya tarik fisik dan daya tarik seksual tentunya

melibatkan dengan apa yang kida sebut sense atau penginderaan. Penginderaan

disini meliputi apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dibaui, dan dikecap. Sehingga

sensualitas pada dasarnya berawal dari penginderaan seseorang terhadap sesuatu

kemudian menjadi pleasure bagi mereka dan akhirnya dapat membengkitkan daya

tarik seksual.

Wilayah seks dirumuskan seperti laki-laki tidak ada kenyang-kenyangnya

dan selalu aktif berbeda dengan perempuan yang pasif dan suka berubah-ubah

sehingga perempuan sendiri tidak lebih digunakan sebagai hasrat seks dari laki-laki.

Melalui proses konstruksi sosial ini membuat sosok perempuan semakin dipersulit.

Dimana perempuan dituntut agar selalu tampil menarik sehingga harus merawat

dan membentuk tubuhnya, secara tidak langsung tubuh perempuan di bentuk

sedemikian rupa berdasarkan konstruksi yang ada dimasyarakat dan sosok

perempuan dari sejak anak-anak hingga dewasa, perempuan diajarkan oleh

lingkungannya untuk bahwa kecantikan fisik merupakan sumber daya tarik dari

perempuan. Penampilan fisik yang di kontruksikan salah satunya yaitu dengan

memiliki bentuk tubuh langsing, karena bentuk tubuh yang langsing sama dengan

cantik, kecantikan menurut (Melliana, 2006: 1) identik dengan citra tubuh dan

seksualitas dan kecantikan sendiri disetarakan dengan bentuk fisik seperti memiliki

perut datar, payudara yang kencang dan pantat yang sintal ini merupakan bentuh

tubuh yang proposional. Bentuk tubuh seperti ini yang banyak diinginkan

perempuan dan membuat perempuan semakin percaya diri jika bertemu dengan

lawan jenis mereka.


20

Perempuan dalam film horor ini secara tidak langsung adalah perempuan

yang terstrukturasi karena adanya ketimpangan gender. Strukturasi dalam (Mosco,

2009: 197), dijelaskan sebagai suatu sistem yang timpang dalam kelas sosial di

masyarakat. Relasi kekuasaan yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan

di dalam masyarakat mengahasilkan perempuan termarjinalisasikan. Perempuan

menjadi di kesampingkan oleh laki-laki dalam akses media, telekomunikasi, dan

teknologi informasi, termasuk pekerjaan dalam industri ini dan sumber daya

komunikasi yang dihasilkan oleh mereka.

Penampilan sensualitas dan tubuh perempuan dalam film horor menunjukkan

bahwa perempuan berada di dalam sebuah struktur sosial yang timpang (Power

Imbalance). Secara tidak langsung di dalam film horor tersebut, perempuan

mengalami kekerasan serta penindasan yang dikarenakan oleh sebuah sistem

kekuasaan dalam berbagai bentuk. Film horor yang memperkerjakan perempuan

secara tidak langsung telah melakukan tindakan diskriminasi kerja, upah serta

perempuan dijadikan sebagai obyek yang dilecehkan secara seksual, memiliki

ketergantungan kepada kaum laki-laki, serta adanya pembagian peran yang tidak

seimbang dalam peran sosial.

Perempuan lebih banyak menawarkan fisik menarik yang cenderung dicari

laki-laki, sedangkan laki-laki cenderung menawarkan jaminan finansial pada

perempuan (Melliana, 2006: 24-25). Penampilan fisik perempuan yang terwakilkan

melalui ukuran dan bentuk tubuh, yang kerap kali dimanfaatkan dalam praktik

industri. Sebenarnya dihadirkan semata-mata untuk mempermainkan perhatian

konsumen, terlebih penonton laki-laki. Keindahan fisik perempuan diidentifikasi


21

melalui bentuk tubuh beserta proporsi pada bagian-bagian tubuh tertentu, mayoritas

laki-laki heteroseksual memandang bagian tubuh yang seksi dari seorang

perempuan hanya dan selalu payudara dan vagina (Melliana, 2006: 138) sebagai

bagian-bagian paling sentral secara seksual dan melambangkan sensualitas

perempuan.

Bagian-bagian tubuh perempuan, seperti halnya paha, pinggul, dan payudara,

menadi fokus perhatian mata laki-laki karena dianggap paling merangsang, seksi,

dan menggairahkan. Salah satu riset dilakukan seorang ilmuan dari Georgia

Gwinnett College terhadap 14 orang laki-laki menunjukan hasil bahwa melihat

tubuh terutama lengkungan atau garis tubuh pada perempuan ternyata mengaktifkan

efek menyenangan serupa dengan yang terjadi ketika seseorang mengkonsumsi

obat-obatan atau alkohol (nbcnews.com). Menurut (Junaidi, 2012: 36) segala

bentuk pornografi merugikan perempuan dalam tiga hal yaitu membuat laki-laki

melakukan perbuatan seksual yang membahayakan perempuan, merendahkan

perempuan karena secara pasif menerima kekerasan seksual, dan membuat laki-laki

berpikir bahwa perempuan berharga sebagai manusia atau masyarakat kelas dua.

Strukturasi di Indonesia, membagi kelas antara laki-laki dan perempuan.

Laki-laki menjadi sosok yang dominan, sedangkan perempuan dijadikan sebagai

suatu hal yang di dominasi. Memiliki kata lain, (Simone de Beauvoir, dalam Tong.

2008: 244) menjelaskan bahwa laki laki adalah “pour-soi”, sedangkan perempuan

adalah “en-soi”. Jika en-soi adalah ancaman bagi pour-soi, maka perempuan adalah

ancaman bagi laki-laki. Maka laki-laki harus mensubordinasikan perempuan, agar


22

mereka bebas. Secara tidak langsung strukturasi, membuat pembagian gender yang

mengopresi perempuan.

Ketidakadilan atau diskriminasi terhadap perempuan terus saja ditampilkan

oleh media terutama film, walaupun paham feminisme telah ada sejak berpuluh-

puluh tahun. Menurut (Tomagola, dalam Bungin. 2006: 220-222) penggambaran

perempuan dalam media massa termasuk film menggunakan lima penggambaran.

Lima citra tersebut adalah citra pigura (perempuan adalah sosok yang

mengutamakan tampilan memikat), citra pilar (perempuan sebagai sosok yang

menjaga pilar dan keutuhan rumah tangga dan hal-hal domestik), citra peraduan

(perempuan sebagai objek pemuas seks laki-laki), citra pinggan (perempuan

sebagai sosok yang hanya bekerja di dapur atau memasak) dan citra pergaulan

(perempuan sebagai sosok yang inferior di masyarakat).

Film juga merupakan bentuk rekonstruksi sosial yang berarti terjadi dalam

kehidupan sosial kita sesungguhya. Perempuan pun tidak lepas dengan stereotype

nya di masyarakat. Seperti pekerjaan yang biasa distereotipkan dengan perempuan

seperti guru, perawat, penjual bunga, perias pengantin, penata rambut, penari, dan

lainnya yang bersifat feminine (Mulyono, 2016: 329). “Pendekatan stereotype

perempuan menyuguhkan masalah karena dia menyatakan kebenaran dan

kepalsuan sebuah representasi” (Barker, 2000: 267-268). Hasil penelitian

menunjukkan perempuan dalam representasi di berbagai teks di stereotype-kan ke

dalam dua hal, yaitu ideal dan “menyimpang”. Perempuan ideal mengasuh dan

maternal. Perempuan menjadi pendukung laki-laki dalam mencapai ambisi mereka

namun tidak memiliki apapun, rela berkorban, berempati, dan berada di rumah.
23

Stereotipe perempuan memiliki sifat lemah lembut, patuh dan sabar (William dan

Bennett, 1975: 635-642). Perempuan yang menyimpang, mendominasi suami

mereka dan tidak pernah di rumah untuk membina keluarga.

Seperti halnya dalam dunia seni kita seperti pada sinetron dan film,

perempuan banyak dijadikan objek penderita oleh laki-laki. Perempuan

digambarkan sebagai sosok yang lemah dan tertindas. Oleh karena itu berbicara

tentang perempuan merupakan topik yang sangat menarik. Sebab perempuan selalu

menampakkan sisi-sisi yang dapat yang dijadikan objek untuk disimak yang dilihat

dari segala aspek kehidupan dan gerak – geriknya. Termasuk stereotipe perempuan

yang selalu menampilkan lekuk tubuh untuk memperlihatkan sensualitas (King,

2004: 56) dalam media film.

Salah satu seorang filsuf budaya Frankrut School, W.F. Haug,

menggambarkan di dalam karya-karyanya, terutama Critique of Commodity

Aesthetics: Appearance, Sexuality and Advertising in CapitalistSociety, bagaimana

perkembangan bentuk-bentuk komoditi modern di dalam masyarakat kapitalis,

berkaitan secara langsung dengan dominan sensualitas, yaitu bagaimana potensi

sensualitas tubuh perempuan digunakan sebagai bagian dari komunikasi sosial

komoditi (Piliang, 2004: 342).

Kata sensualitas disini berarti, penonjolan beberapa organ tubuh atau

fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar, 2000: 111).

Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola yang

dilakukan perempuan. Maksudnya sensualitas perempuan yang dijadikan komoditi


24

dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas tubuh

yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan santun,

cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita yang baik.

Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam film.

Struktur kategori penelitian ini adalah (Putra, 2016: 50):

A. Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau

lebih (bahasa). Bahasa didefenisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan

atau mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan atau dipahami

oleh suatu komunitas (Mulyana, 2008: 260).

1. Suara Menggairahkan. Yaitu ekspresi kepuasan diri dengan menggunakan

penekanan kata dan bernada serak. Yaitu menuturkan kata yang

menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain

agar berbunga-bunga, memikat dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan terutama pada lawan jenis.

2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya

terhibur, membesarkan hati orang lain agar berbunga-bunga, memikat

dengan kata-kata manis, menarik dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan termasuk terhadap lawan

jenis.

B. Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut

Larry A,Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup

semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,


25

yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang

mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:

343).

1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan

menuturkan kata atau menceritakan sesuatu yang bersifat merayu dengan

menggunakan bahasa tubuh, maupun dengan ekspresi wajah yang ingin

diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian

lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya

kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang

dapat membangkitkan gairah seks.

2. Penampilan Erotis. Yaitu bangkitnya nafsu birahi, keinginan akan nafsu

seks secara terus menerus, penggambaran perilaku, keadaan atau suasana

yang didasari oleh libido dalam keinginan seksual.

3. Tatapan Mata. Yaitu isyarat dalam komunikasi nonverbal yang tidak

mengharuskan penggunaan dari kata-kata. Sebab, gerakan mata

menandakan isi hati seseorang dan gerakan mata mengandung arti.

4. Rangsangan Seksual. Yaitu sentuhan yang menyatakan keterikatan

emosional atau ketertarikan yang motifnya bersifat seksual.


26

II.1.3 Analisis Isi

Metode ini ditujukan untuk mengidentifikasikan secara sistematis isi

komunikasi yang tampak dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat di

replikasikan (Eriyanto, 2011: 15) Analisis isi disebut objektif jika peneliti benar-

benar melihat apa yang ada dalam teks, tidak memasukkan subjektivitas. Ada dua

aspek penting dalam objektifitas, yakni validitas dan realibilitas. Validitas berkaitan

dengan apa yang benar-benar ingin diukur. Sementara realibilitas berkaitan dengan

hasil analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama walaupun dilakukan oleh

orang yang berbeda.

Secara umum, analisis isi merupakan teknik penelitian untuk

mendiskripsikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang

tampak. Menurut (Eriyanto, 2011: 15) Analisis isi didefinisikan sebagai suatu

teknik penilaian ilmiah yang ditunjukkan untuk mengetahui gambaran

karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi, serta ditujukan untuk

mengidentifikasi secara sitematis isi komunikasi yang tampak.

Akan tetapi hal yang paling penting dalam analisis isi adalah mengetahui

pendekatan yang digunakan. Terdapat tiga pendekatan dalam analisis isi

(Eriyanto, 2011: 46-53). Pertama, Analisis isi deskriptif yang digunakan untuk

menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. desain

analisis ini tidak dimaksudkan menguji untuk menguji hubungan diantara

variabel. Analisis isi ini hanya semata-mata untuk menggambarkan aspek-aspek

dan karakteristik-karakteristik dari suatu pesan.


27

Kedua, Analisis isi eksplanatif adalah penelitian analisis isi yang di

dalamnya terdapat pengujian hipotesis tertentu, dipendekatan ini juga membuata

hubungan antara kandungan kekerasan gendre dari program anak –anak, dengan

hipotesis program acara yang bergenre film dan kartun mempunyai kandungan

kekerasan yang lebih banyak dibandingkan dengan program anak-anak yang

bergenre permainan.

Ketiga, Analisis isi prediktif yang berusaha untuk memprediksi hasil

seperti yang tertangkap dalam analisis isi dengan variabel lain. Dalam bentuk ini,

peneliti bukan hanya mengunakan variabel dari analisis isis saja akan tetapi

mengunakan hasil penelitian dari metode lain. Data dari kedua hasil penelitian

tersebut dibubungkan dan dicari keterkaitannya. Contoh, penelitian tentang

kandungan kekerasan dalam program anak-anak di televisi, dalam penelitian

prediktif, peneliti tidak hanya menggambarkan jenis dean bentuk kekerasan

(deskriptif) atau mencari jawaban atas pebedaan bentuk dan jenis kekerasan,

akan tetapi memprediksikan apakah dengan bentuk kekerasan ini dapat

berdampak pada sikap agresi anak-anak.

Penelitian ini menggunakan pendekatan pertama, yaitu analisis isi

Deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan secara detail tentang unsur-

unsur Sensualitas dalam film Horor Indonesia.

Adapun menurut Kriyantono (2006: 232) analisis isi merupakan suatu

metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik,

objektif, dan kuantitaif terhadap pesan yang tampak. Tahap awal dari analisis isi
28

adalah merumuskan tujuan dan konseptualisasi. Peneliti kemudian menyusun

lembar coding (coding sheet). Semua data ini lalu dihitung dan ditabulasi, dalam

bentuk table dan grafik. Sebelum lembar coding (coding sheet) dipakai dalam

penelitian, katagori ini perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian katagori ini untuk

mengetahui apakah katagori dalam lembar coding yang akan digunakan sudah

terpercaya (reliable) atau belum. Bila dari hasil uji katagori menunjukkan sudah

reliable, barulah katagori ini layak digunakan dalam penelitian.


29

II.2. Nisbah Antar Konsep

Sensualitas dari seorang perempuan merupakan aspek yang sering kali

dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama

laki-laki. Nilai tanda tubuh perempuan sebagai komoditi, dapat dilihat melalui

berbagai aspek yang dikonstruksi di dalam sistem komoditi kapitalisme yaitu

tampilan tubuh (body appearance), perilaku (manner), dan aktivitas tubuh.

Termasuk dalam konteks film juga merupakan ekspresi seperti layaknya

karya seni yang menggunakan berbagai objek sebagai mediumnya. Dalam film

yang mengetengahkan erotisme, tubuh (umumnya perempuaan), hadir sebagai

objek utama yang bisa menjadi lebih kuat dari sekadar alur cerita dalam film itu

sendiri. Sisi lain Seiring dengan perkembangan zaman, dibentuklah Lembaga

Sensor Film (LSF) yang diatur melalui Undang-Undang Perfilman No. 8 Tahun

1992. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan-peraturan

sehubungan dengan film dan pornografi seperti: 1) Perfilman di Indonesia diatur

dalam Undang-undang RI No. 8 Tahun 1992. 2) Untuk mengatur Pornografi dan

Pornoaksi di Indonesia pemerintah mengaturnya dalam Undang-undang No.44

Tahun 2008. 3) Pemerintah mengatur juga tentang Lembaga Sensor Film (LSF)

dalam PP No.18 Tahun 2014.

Maka perlu dilihat menggunakan analisis isi bagamanakah kecenderungan

dan frekuensi sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia dari tahun 2001

sampai sekarang (Januari tahun 2019).


30

II.3. Bagan Kerangka Konseptual

Sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif semua indera orang


lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sensualitas adalah kemampuan
merangsang secara positif semua indera kita dalam penerimaan dan
kesenangan diri pada tubuh seseorang atau orang lain. Hal ini meliputi
penggambaran tubuh seseorang, respon siklus seksual, fantasi, dan lainnya.

Analisis isi merupakan suatu teknik


sistematis untuk menganalisis isi pesan
dan mengolah pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi
perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih.

Indikator Sensualitas

Sensualitas dari seorang perempuan

Verbal :

1. Rayuan

2. Suara Menggairahkan

Non-verbal :

1. Manja

2. Penampilan Erotis

3. Tatapan Mata

4. Rangsangan Seksual

5. Rangsang Seksual

Kecenderungan dan frekuensi sensualitas perempuan


dalam film horor Indonesia tahun 2001 sampai
sekarang (Januari 2019).
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat

tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini untuk

menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar

variabel (Kriyantono, 2006: 69). Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat,

membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku

observasinya (Rakhmat dalam Tjiong, 2002).

Pada hasilnya, penelitian deskriptif juga sangat penting sebagai sumber

pembentukan teori dan hipotesis (Silalahi, 2017: 27). Hal ini membuat ipenelitian

deskriptif dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

(tidak berhipotesis) dan menguji hipotesis (berhipotesis) (Silalahi, 2017: 29). Mayer

dan Greenwood membedakan dua jenis pendekatan penelitian deskriptif yakni

deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Peneltian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif karena pendekatan kuantitatif menyajikan tahap yang lebih

lanjut dari observasi. Setelah memiliki seperangkat skema klasifikasi, peneliti

kemudian mengukur besar atau distribusi sifat-sifat itu di antara anggota-anggota

kelompok tertentu (Silalahi, 2017: 28). Ada dua tujuan penelitian deskriptif

(Silalahi, 2017: 28):

31
32

1. Untuk imenggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau

masalah yang diteliti

2. Untuk fokus pada pertanyaan dasar ‘bagaimana’ dengan menyampaikan fakta-

fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap tanpa banyak detail.

Penelitian ini, bertumpu pada analisa isi kuantitatif deskriptif, dimana peneliti

melakukan penelitian yang dimulai dengan analisis dari berbagai data yang

terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah kategorisasi atau ciri-

ciri umum tertentu.

III.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi pendekatan kuantitatif.

Analisis isi berfungsi baik dalam skala besar makin banyak katagori yang dianalisis,

maka makin akurat pula analisisnya. Analisisnya berjalan melalui identifikasi dan

perhitungan unit-unit terpilih dalam sebuah sistem komunikasi. Analisis isi harus

non-selektif, analisisnya mencakup keseluruhan pesan atau sistem pesan atau secara

tepat pada sample yang tersedia dan analisisnya dilakukan pada pesan yang memilih

bidang tertentu dari pesan untuk dikaji secara khusus.

Analisis isi kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang

hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka tidak terlalu mementingkan kedalaman data

atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau
33

hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi

(Kriyantono, 2006: 57).

Maka secara umum analisis isi kuantitatif adalah teknik penelitian ilmiah

yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi

dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis komunikasi

yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat

direplikasi (Eriyanto, 2011: 15).

Maka dapat disimpulkan bahwa analisis isi kuantitatif lebih memfokuskan

pada isi komunikasi yang tampak (tersurat/manifest/nyata). Sedangkan untuk

menjelaskan hal-hal yang sifatnya tersurat (laten), misalkan ideologi atau politik

bahasa yang terkandung dalam suatu berita, maka dilakukan analisis isi kualitatif.

Dalam perkembangan studi ilmu komunikasi, metode analisis isi kualitatif

berkembang menjadi beberapa varian metode yang akan dibahas pada bagian

analisis isi kualitatif, antara lain: analisis isi wacana, analisis isi semiotika dan

analisis isi hermeneutika.

III.3. Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu variabel atau variabel tunggal yaitu

Sensualitas. Penelitian dengan judul “Analisis Isi tentang Sensualitas Perempuan

dalam Film Horor Indonesia Tahun 2001-2019”. Penelitian ini mengangkat

bagaimana kecenderungan dan frekuensi sensualitas perempuan, dilakukan

menggunakan analisis isi kuantitatif dalam film horor Indonesia tahun 2001-Januari

2019.
34

III.4. Definisi Konseptual

Marshall Sylver dalam bukunya menjelaskan (Sylver, 1995: 128)

sensualitas adalah kemampuan merangsang secara positif semua indera orang lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sensualitas adalah kemampuan merangsang

secara positif semua indera kita dalam penerimaan dan kesenangan diri pada tubuh

seseorang atau orang lain. Disisi lain (Hillman, 2000: 5) mengatakan bahwa

sensualitas sebagai pengalaman menyenangkan melalui penginderaan seseorang

terhadap bentuk tubuh orang lain. Pleasure tersebut bisa didapatkan melalui

aktivitas seksual orang lain yang dirasakan melalui penginderaannya. Namun

sensual bisa didapatkan dengan atau tidak mengikutsertakan orang lain, sensualitas

didapatkan secara individualis berdasarkan penginderaannya terhadap sesuatu, bisa

benda, suara, gambar.

Sensualitas dari seorang perempuan merupakan aspek yang sering kali

dieksploitasi oleh para pelaku media untuk menarik minat para audiens terutama

laki-laki. Menurut Piliang (2004: 349-350) mengatakan nilai tanda tubuh

perempuan sebagai komoditi, dapat dilihat melalui berbagai aspek yang

dikonstruksi di dalam sistem komoditi kapitalisme yaitu tampilan tubuh (body

appearance), perilaku (manner), dan aktivitas tubuh.


35

III.5. Definisi Operasional

Dalam suatu penelitian, suatu konsep harus dapat diukur sehingga dapat

dioperasionalkan. Dalam penelitian ini, variable yang dioperasionalkan adalah

variable sensualitas. Kata sensualitas disini berarti, penonjolan beberapa organ

tubuh atau fakultas tubuh serta ekspresi wajahnya, khususnya perempuan (Siregar,

2000: 111). Kecenderungan sensualitas ini, lebih cenderung kepada sikap dan pola

yang dilakukan perempuan. Maksudnya sensualitas perempuan yang dijadikan

komoditi dalam film-film horor Indonesia, adalah segala kegiatan beberapa fakultas

tubuh yang ditampilkan oleh para pemain film yang tidak sesuai dengan sopan

santun, cara berpakaian, ekspresi wajah, yang tidak mencerminkan citra wanita

yang baik. Sehingga wanita dijadikan komoditi yang mempunyai ‘nilai jual’ dalam

film. Struktur kategori penelitian ini adalah (Putra, 2016: 50):

A. Sensualitas Verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau

lebih (bahasa). Bahasa didefenisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan

atau mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan atau dipahami

oleh suatu komunitas (Mulyana, 2008: 260).

1. Suara Menggairahkan. Yaitu ekspresi kepuasan diri dengan menggunakan

penekanan kata dan bernada serak. Yaitu menuturkan kata yang

menyenangkan hati orang lain supaya terhibur, membesarkan hati orang lain

agar berbunga-bunga, memikat dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan terutama pada lawan jenis.


36

2. Rayuan. Yaitu menuturkan kata yang menyenangkan hati orang lain supaya

terhibur, membesarkan hati orang lain agar berbunga-bunga, memikat

dengan kata-kata manis, menarik dengan kata-kata manis, menarik dengan

kata-kata yang indah, mengajukan permohonan termasuk terhadap lawan

jenis.

B. Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut

Larry A,Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup

semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi,

yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang

mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:

343).

1. Manja. Yaitu kelakuan untuk mencari perhatian orang lain baik dengan

menuturkan kata atau menceritakan sesuatu yang bersifat merayu dengan

menggunakan bahasa tubuh, maupun dengan ekspresi wajah yang ingin

diperhatikan oleh orang lain. Atau sikap seseorang untuk meminta perhatian

lebih dari orang lain agar selalu menunjukkan perasaan sayang atau cintanya

kepada lawan jenis antara pasangan kekasih atau pasangan suami istri yang

dapat membangkitkan gairah seks.

2. Penampilan Erotis. Yaitu bangkitnya nafsu birahi, keinginan akan nafsu

seks secara terus menerus, penggambaran perilaku, keadaan atau suasana

yang didasari oleh libido dalam keinginan seksual.


37

3. Tatapan Mata. Yaitu isyarat dalam komunikasi nonverbal yang tidak

mengharuskan penggunaan dari kata-kata. Sebab, gerakan mata

menandakan isi hati seseorang dan gerakan mata mengandung arti.

4. Rangsangan Seksual. Yaitu sentuhan yang menyatakan keterikatan

emosional atau ketertarikan yang motifnya bersifat seksual.

Tabel III.1
Unit Analisis Penelitian

Variabel Dimensi Operasionalisasi

Suara Menggairahkan Ekspresi 1. Mendesah


2. Mengeluarkan
suara yang
menggoda nafsu
seks
3. Erangan
4. Jeritan bergairah

Rayuan Menuturkan Kata 1. Ajakan Seks


2. Bergurau tentang
seks
3. Mengucapkan
kata-kata yang
bersifat menggoda

Manja Meminta Perhatian 1. Childish


2. Memeluk dan
tidak mau dilepas
Penampilan Erotis Memperlihatkan Siluet 1. Menggunakan
Tubuh pakaian minim/
bikini/bra
2. Menggunakan
hotpants/rok mini
3. Belahan dada
4. Paha atas/bokong
5. Ketiak
38

Tatapan Mata Kontak Mata Lawan 1. Pandangan mata


Jenis yang terkesan
erotis
2. Pandangan mata
ke daerah tubuh
yang bersifat erotis
Rangsangan Seksual Sentuhan 1. Berciuman
2. Meraba bibir,
dada, pantat, paha
3. Memegang alat
kelamin
4. Mengigit dan
meniup telinga
5. Mengkecup leher

(Sumber: Olahan Peneliti)


39

III.6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua anggota dari objek yang ingin di ketahui isinya

(Eriyanto, 2011: 109). Sampel (Sampling) merupakan bagian tertentu yang dipilih

dari populasi dimana tiap anggotanya disebut subjek. Sampel untuk penelitian ini

diambil dari populasi film periode tahun 2001-Januari 2019. Peneliti mengambil

sampel random (Random Sampling) dari film horor Indonesia periode tahun 2001-

Januari 2019 dan diambil sampel acak dengan total 100 film horor Indonesia dari

tahun 2001 hingga tahun 2019 (Silalahi, 2017: 254).

III.7. Teknik Penarikan Sampel

Pemilihan sampel harus dilakukan dengan benar karena akan memberikan

estimasi secara tepat tentang keseluruhan populasi yang diteliti (Silalahi, 2017:

256). Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling (Silalahi, 2017: 257).

Probabilty sampling meliputi sampling acak sederhana (simple random

sampling), sampling sistematik (systematic sampling), sampling distratifikasi

(stratified sampling), dan sampling bergugus (cluster sampling). Nonprobability

sampling meliputi convenience sampling, jugement sampling, quota sampling, dan

snowball sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling

yang termasuk ke dalam probability sampling. Menurut Silalahi (2017: 261) bahwa

pemilihan sampel acak sederhana adalah proses pemilihan sampel dalam cara
40

tertentu yang di dalamnya semua elemen dalam populasi yang didefinisikan

mempunyai kesempatan yang sama, bebas, dan seimbang dipilih menjadi sampel.

Syarat-syarat yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak

adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau yang dikenal dengan

Sampling Frame. Kerangka sampel adalah daftar yang berisikan setiap elemen

populasi yang bisa diambil sebagai sampel.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan simple random

sampling:

1. Membuat kerangka sampling yaitu berupa daftar yang berisi 200 film horor

Indonesia tahun 2001-2019 dari unit sampling yang akan di amati.

2. Menentukan banyaknya sample yang akan diamati dan dalam penelitian ini

adalah 100 film horor Indonesia tahun 2001-Januari 2019.

3. Melakukan pemilihan angka acak dari tabel setiap tahunnya, dalam penelitian

ini menggunakan sistem undian (lottery technique).

4. Membuat daftar angka gulungan kertas dari 1 hingga 200.

5. Mengambil gulungan kertas yang sudah diberi angka sebanyak 100 kali.

Selanjutnya (Silalahi, 2017: 261) juga mengatakan bahwa “Simple random

sampling merupakan cara terbaik memperoleh sampel yang representatif karena

probabilitas dalam teknik ini sangat tinggi dibandingkan dengan yang lain”.

Kemudian ada 5 jenis unit pencatatan analisis isi yaitu unit fisik (physical

units), unit sintaksis (syntactical units), unit referensial (referential units), unit
41

proporsional (proportional units) dan unit tematik (thematical units) (Eriyanto,

2011: 64).

Penelitian ini, peneliti hanya akan menggunakan satu jenis unit pencatatan

yaitu unit sintaksis. Unit sintaksis adalah unit analisis yang menggunakan elemen

atau bagian bahasa (Verbal dan Nonverbal) dari suatu isi (Eriyanto, 2011: 71).

Untuk bahasa tertulis, seperti film horor yang digunakan dalam penelitian ini, maka

unit analisisnya dapat berupa sensualitas perempuan yang mewaliki atau

menggambarkan ketersediaan sesuai indikator sensualitas perempuan pada film

horor Indonesia.

Memperhatikan tujuan penelitian sebelumnya, sampel film horor Indonesia

yang diambil adalah film horor Indonesia pada tahun 2001-2019 tayang dibioskop

karena dianggap telah lulus sensor perfilman. Peneliti mengurutkan semua film

horor Indonesia pada tahun 2001 hingga tahun 2019. Urutan ini akan dibuat

kerangka sampling atau daftar sampling film horor Indonesia tahun 2001 hingga

januari tahun 2019 yang tayang di bioskop atau layar lebar:


Tabel III.2

Kerangka Sampling Film Horor Indonesia Tahun 2001-Januari 2019

Tahun Judul Film Horor

2001
1. Jelangkung

2002 2. Kafir Satanic


3. Peti Mati (The Coffin)

2003
4. Tusuk Jelangkung

5. Ada Hantu Disekolah


6. Disini Ada Setan
2004
7. Bangsal 13
8. Bunian
9. Kanibal (Sumanto)

42
10. Mirror
2005
11. Missing
12. 12:00 AM
13. Panggil Namanku Tiga Kali

14. Pocong
15. Pocong 2
16. Kuntilanak
2006 17. Hantu Jeruk Purut
18. Hantu Bangku Kosong
19. Lentera Merah
20. Rumah Pondok Indah

21. Terowongan Casablanca


22. Film Horor
23. Kuntilanak 2
24. Lawang Sewu
2007 25. Roh
26. Beranak Dalam Kubur
27. Lantai 13
28. Suster Ngesot
29. Suster N
30. Pocong 3
31. The Wall

43
32. Pulau Hantu
33. Jelangkung 3
34. Angkerbatu
35. Leak
36. Legenda Sundel Bolong
37. Genderuwo

38. Takut: Faces of Fare


39. Tali Pocong Perawan
40. Hantu Ambulance
41. Kereta Hantu Manggarai
42. Kuntilanak 3
2008 43. Kesurupan
44. Karma
45. Tiren: Mati Kemaren
46. Pencabut Nyawa
47. 40 Hari Bangkitnya Pocong
48. Sumpah Pocong Di Sekolah
49. Pocong vs Kuntilanak

50. Setan Budeg


2009 51. Air Terjun Pengantin
52. Suster Keramas
53. Susuk Pocong
54. The Maling Kuburans

44
55. Hantu Binal Jembatan Semanggi
56. Paku Kuntilanak
57. Keramat
58. Hantu Jamu Gendong
59. Terowongan Rumah Sakit
60. The Real Pocong
61. Anak Setan
62. Hantu Biang Kerok
63. Darah Perawan Bulan Madu
64. Darah Janda Kolong Wewe
65. Dikejar Setan
66. Hantu Rumah Ampera
67. Pocong Jalan Blora
68. Kutukan Suster Ngesot

69. Pocong Rumah Angker


70. Dendam Pocong Mupeng
71. Diperkosa Setan
72. Kain Kafan Perawan
2010 73. Tiran: Mati Di Ranjang
74. Rintihan Kuntilanak Perawan
75. Hantu Tanah Kusir
76. Te(Rekam)
77. Rayuan Arwah Penasaran
78. Pocong Keliling
79. Pengantin Topeng

45
80. Pengantin Pantai Biru
81. Pocong Jumat Kliwon
82. Selimut Berdarah
83. Jejak Darah
84. Affair

85. Arwah Goyang Jupe Depe


86. Bukan Pocong Biasa
87. Pocong Kesetanan!
88. Poconggg Juga Pocong
89. Kuntilanak Kesurupan
90. Jenglot Pantai Selatan
2011 91. Pocong Ngesot
92. Ada Apa Dengan Pocong?
93. Kalung Jailangkung
94. Dedemit Gunung Kidul
95. Pacar Hantu Perawan
96. Pocong Mandi Goyang Pinggul
97. Pelukan Janda Hantu Gerondong

2012 98. Rumah Kentang


99. Ada Hantu Di Vietnam
100. Perempuan Di rumah Angker

46
101. Nenek Gayung
102. Kakek Cangkul
103. Pulau Hantu 3
104. Pacarku Kuntilanak Kembar
105. Rumah Bekas Kuburan
106. Bangkit Dari Kubur
107. Hi5teria
108. Kungfu Pocong Perawan
109. Mr. Bean Kesurupan Depe
110. Mama Minta Pulsa

111. 308
112. Air Terjun Pengantin Phuket New
113. Mengejar Setan.
114. Kemasukan Setan
115. Bangkit dari Lumpur
2013 116. Pantai Selatan
117. Dendam Arwah Rel Bintaro
118. Perawan Seberang
119. Kerasukan
120. 3 Cewek Petualang
121. Disini Ada Yang Mati
122. Taman Lawang
123. Eyang Kubur

47
124. Jeritan Danau Terlarang
125. Nightmare Side
126. Kembalinya Nenek Gayung

127. Mall Klender


128. Kamar 207
129. Rumah Gurita
130. Oo Nina Bobo
131. 13
132. Hantu Pohon Boneka
133. Bidadari Pulau Hantu
134. Kuntilanak Ciliwung
135. Hantu Juga Selfie
136. 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu
137. Pocong Pasti Berlalu
2014 138. Boneka Setan
139. Killers
140. Hotline 666: Delivery to Hell
141. Solit4ire
142. Malam Suro di Rumah Darmo
143. Nyi Roro Kidul Project
144. Taman Langsat Mayestik
145. Drakula Cinta
146. Cermin Penari Jaipong

48
147. Hantu Merah Casablanca
148. Hantu Anak Rumah Prapanca
149. Let's Play, Ghost

150. Hantu Nancy


151. Wewe
152. Nenek Siam
2015 153. Tuyul
154. Dejavu: Ajian Puter Giling
155. Badoet
156. Hantu Kuburan Tua
157. Miemien: Hantu Posesif

158. Adrenaline
159. Daerah Terlarang
2016 160. Indera Keenam
161. Rumah Malaikat
162. Rumah Pasung
163. The Doll
164. Ular Tangga

49
165. Pengabdi Setan
166. Danur
167. 12:06 Rumah Kucing
168. After School Horror 2
169. Gasing Tengkorak
170. Gerbang Neraka
171. Jailangkung
2017 172. Keluarga Tak Kasat Mata
173. Mata Batin
174. Membabi Buta
175. Mereka yang Tak Terlihat
176. Petak Umpet Minako
177. Hantu Jeruk Purut Reborn
178. The Curse
179. The Doll 2
180. The Real Parakang: Warisan Berdarah

181. 13: The Haunted


182. Aib: Cyberbully
183. Alas Pati: Hutan Mati
184. Asih
2018 185. Arwah Tumbal Nyai
186. Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati

50
187. Danur 2: Maddah
188. Jailangkung 2
189. Jaran Goyang
190. Sajen
191. Sebelum Iblis Menjemput
192. Nini Thowok
193. Suzzanna: Bernapas dalam Kubur
194. The Returning (ada jiwa yang tak harusnya kembali)
195. The Origin of Santet (Santet: Black Magic)
196. Titisan Setan

197. Dread Out


(2019-Januari) 198. Mata Batin 2
199. Perjanjian dengan Iblis
200. Tembang Lingsir

(Sumber: filmindonesia.or.id)

51
52

Setiap anggota/vait dari populasi penelitian punya kesempatan yang sama

untuk diseleksi sebagai sampel (Silalahi, 2007: 261). Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan pemilihan sampel acak sederhana (SRS)

mengundi anggota populasi dengan teknik undian. Total populasi film horor

Indonesia tahun 2001-2019 adalah 200 film horor. Dengan pengambilan sampel

acak, ditentukan ukuran sampel (n) sebesar 50% dari 200 film horor sehingga

n=100 film horor. Teknik pengambilan dengan mengundi anggota populasi

menggunakan teknik undian.

Tabel III.3
Hasil Pengambilan Sampel 100 Film Horor Indonesia Tahun 2001-2019
Tahun Film Horor
2001 1. Jelangkung
2. Kafir Satanic
2002
3. Peti Mati (The Coffin)
2003 4. Tusuk Jelangkung
5. Ada Hantu Disekolah
2004 6. Disini Ada Setan
7. Bangsal 13
8. Mirror
2005
9. Missing
10. Pocong 2
2006 11. Kuntilanak
12. Hantu Jeruk Purut
13. Terowongan Casablanca
14. Kuntilanak 2
15. Roh
16. Suster N
2007
17. Pocong 3
18. The Wall
19. Angkerbatu
20. Legenda Sundel Bolong
53

21. Takut: Faces of Fare


22. Tali Pocong Perawan
23. Hantu Ambulance
2008 24. Kereta Hantu Manggarai
25. Kuntilanak 3
26. Tiren: Mati Kemaren
27. 40 Hari Bangkitnya Pocong
28. Setan Budeg
29. Air Terjun Pengantin
30. Suster Keramas
31. Hantu Binal Jembatan
Semanggi
2009 32. Paku Kuntilanak
33. Hantu Jamu Gendong
34. Terowongan Rumah Sakit
35. Darah Janda Kolong Wewe
36. Dikejar Setan
37. Hantu Rumah Ampera
38. Dendam Pocong Mupeng
39. Diperkosa Setan
40. Kain Kafan Perawan
41. Tiran: Mati Di Ranjang
2010
42. Rintihan Kuntilanak Perawan
43. Rayuan Arwah Penasaran
44. Pocong Keliling
45. Selimut Berdarah
46. Arwah Goyang Jupe Depe
47. Pocong Kesetanan!
48. Kuntilanak Kesurupan
49. Pacar Hantu Perawan
2011
50. Pocong Mandi Goyang
Pinggul
51. Pelukan Janda Hantu
Gerondong
52. Ada Hantu Di Vietnam
53. Perempuan Di Rumah Angker
54. Rumah Bekas Kuburan
2012
55. Pacarku Kuntilanak Kembar
56. Mr. Bean Kesurupan Depe
57. Mama Minta Pulsa
58. Mengejar Setan
2013 59. Kemasukan Setan
60. Bangkit dari Lumpur
54

61. Pantai Selatan


62. Perawan Seberang
63. Kerasukan
64. Taman Lawang
65. Jeritan Danau Terlarang
66. Kamar 207
67. Oo Nina Bobo
68. 13
69. Kuntilanak Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie
71. 4 Tahun Tinggal di Rumah
2014
Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu
73. Solit4ire
74. Malam Suro di Rumah Darmo
75. Drakula Cinta
76. Hantu Anak Rumah Prapanca
77. Hantu Nancy
78. Wewe
2015
79. Nenek Siam
80. Hantu Kuburan Tua
81. Indera Keenam
2016 82. Rumah Pasung
83. Ular Tangga
84. Pengabdi Setan
85. Mereka Yang Tak Terlihat
86. Mata Batin
87. Keluarga Tak Kasat Mata
2017 88. Hantu Jeruk Purut Reborn
89. The Curse
90. Jailangkung
91. The Real Parakang: Warisan
Berdarah
92. 13: The Haunted
93. Arwah Tumbal Nyai
2018 94. Jaran Goyang
95. Jailangkung 2
96. Nini Thowok
55

97. The Origin of Santet (Santet:


Black Magic)
98. Titisan Setan
99. Dread Out
2019
100. Tembang Lingsir
(Sumber: Olahan Peneliti)

III.8. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik dokumen, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan menonton dan menganalisis objek film. Analisis dilakukan

dengan mengamati ada tidaknya adegan yang mengandung perilaku sensual dan

eksploitasi tubuh perempuan sesuai dengan indikator-indikator yang telah

ditentukan. Peneliti tidak memisahkan unsur visual dan audio dalam film,

melainkan menjadikan visual dan audio sebagai unsur yang saling

menyempurnakan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Data-data ini

dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa coding sheet.

Data primer yang telah didapatkan dan diklasifikasikan, selanjutnya

dimasukkan ke dalam lembar coding untuk memberikan penilaian berdasarkan

struktur kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Lembar coding bertujuan untuk

memuat semua kategori, aspek yang ingin diketahui dalam analisis isi (Eriyanto,

2011: 221).

Menurut (Eriyanto, 2011: 208) mengemukan bahwa macam-macam skala

pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala

rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan
56

rasio”. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala nominal. karena skala

yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal

hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya

berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk

mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.

Kategorisasi dalam analisis isi merupakan bagian terpenting yang digunakan

untuk mengklasifikasikan isi media. Ketepatan dalam melaksanakan kategorisasi

akan memperjelas tentang topik penelitian. Menyusun kategorisasi haruslah secara

baik dan hati-hati. Terdapat tiga prinsip penting dalam menyusun kategorisasi

(Nuendorf : 2002, dalam Eriyanto : 2011, hal : 203), yaitu:

1. Terpisah satu sama lain (Mutually Exclusive), yaitu: dapat dibedakan secara

jelas antar satu kategori dengan kategori lainnya.

2. Lengkap (Exhaustive), yaitu: dapat menampung semua kemungkinan yang

muncul. Penyertaan semua kategori yang ada berfungsi sehingga semua

kemungkinan tersedia.

3. Kehandalan atau dapat dipercaya (Reliabel), yaitu: kategori yang dibuat

harus dapat dipahami oleh semua orang, serta reliabel. Coding sheet yang

dibuat tidak boleh ada beda penafsiran antara satu orang dengan orang

lainnya.

Struktur kategorisasi yang dibuat oleh peniliti disini, berupa potongan adegan

maupun dialog dalam film-film horror Indonesia yang mengandung unsur

sensualitas perempuan baik itu secara verbal maupun nonverbal. Peneliti membuat
57

kategori ini berdasarkan pembatasan pengertian sensualitas, sebab sensualitas disini

mempunyai arti yang sangat luas. Adegan ranjang atau foto telanjang dan

semacamnya termasuk dalam pornografi.

III.9. Teknik Validitas dan Reliabilitas

Secara umum, validitas terbagi empat cara dalam mengukur atau menentukan

validitas dari dari suatu alat ukur yaitu persetujuan komunitas/ilmiah, pengujian

lewat evaluasi ahli, wawancara/pengamatan terhadap objek yang diteliti dan uji

perbandingan. Cara menentukan validitas tersebut tergantung kepada jenis dari

masing-masing validitas (Eriyanto, 2011: 275).

Ada berbagai macam jenis validitas dalam analisis isi. Antara lain adalah

validitas yang berorientasi pada data (data oriented), validitas yang berorientasi

pada hasil (product oriented), dan validitas yang berorientasi pada proses (process

oriented). Melihat tujuan dari penelitian ini, maka validitas yang digunakan adalah

validitas yang berorientasi pada data (data oriented). Validitas ini menilai seberapa

baik alat ukur merepresentasikan informasi yang melekat di dalam dan berasosiasi

dengan data yang tersedia. Jenis validitas yang termasuk dalam kategori ini adalah

validitas muka, yakni sejauh mana alat ukur benar–benar mengukur apa yang ingin

diukur (Eriyanto, 2011: 260).

Validitas muka ada dua cara yang digunakan. Namun peneliti menggunakan

salah satu cara yang ada yaitu menguji alat ukur yang dipakai kepada panel

ahli/expert. Peneliti meminta expert untuk mengobservasi film dan dinilai dalam
58

alat ukur, apakah ada indikator yang telah sesuai atau tidak. Peneliti memilih expert

dari sesama penelitian analisis isi. Alasannya karena tentunya penelitian ini

dikuasai oleh orang yang memiliki background dari penelitian tersebut.

Analisis isi kuantitatif, reliabilitas menunjukkan sejauh mana kekonsistenan

suatu hasil pengukuran apabila alat ukur digunakan berulang kali oleh peneliti yang

berbeda. Demi mendapatkan reliabilitas tersebut, perlu dilakukan uji reliabilitas

antar-coder (intercoder reliability) (Eriyanto, 2011: 285).

Hasil pengkondingan dari peneliti dan koder akan dihitung dengan rumus

Holsty (1969) sebagai berikut:

𝟐𝐌
𝑪𝑹 =
𝐍𝟏 + 𝐍𝟐

Keterangan:

C R: Coefisien Responsibility

M: Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkoding

N1,N2: Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh peneliti dan pengkoding

Angka reliabilitas bergerak dari angka 0 hingga 1, di mana angka 0

menunjukan reliabilitas yang rendah, dan 1 menunjukan realibilitas yang tinggi

(persetujuan total). Angka minimum yang ditoleransi pada formula Holsti ini adalah

0,7 atau 70%. Artinya, jika hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan 0,7 dan di

atas ≥0,7 berarti alat ukur ini reliabel. Sebaliknya, jika menunjukkan di bawah 0,7

berarti alat ukur ini tidak reliabel (Eriyanto, 2011:290).


59

III.10. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Sebagai metode yang sistematis analisis isi

mengikuti suatu proses-proses tertentu dalam pengaplikasiannya. Adapun langkah-

langkah analisis isi deskriptif dalam penelitian sebagaimana dikutip dalam

(Kriyantono, 2006: 167) ini adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan populasi penelitian dan menetukan jumlah sampel penelitian

dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana

2. Langkah selanjutnya yang penting dalam analisis isi ialah menentukan unit

analisis. Unit analisis adalah apa yang akan diobservasi, dicatat dan dianggap

sebagai data, memisahkan menurut batas-batasnya dan mengidentifikasi untuk

analisis berikutnya. Unit analisis penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu unit

sampling dan unit pencatatan dimana unit pencatatan penelitian ini termasuk

dalam jenis unit analisis sintaksis.

3. Menentukan dan menggunakan penilai tambahan (intercoder) selain dari peneliti

untuk mengurangi bias dan subjektifitas peneliti dalam analisis penelitian.

4. Mencatat frekuensi kemunculan unit analisis sintaksis yang sudah ditetapkan

dalam kategori berdasarkan unit analisis penelitian yang sudah ditetapkan dalam

definisi operasional. Pencatatan ini dilakukan oleh peneliti dan coder lainnya

dengan menggunakan lembar koding (coding sheet) yang dibuat berdasarkan

kategori dan indikator yang sudah ditetapkan dalam definisi operasional.


60

5. Setelah mengkode semua isi film ke dalam lembar coding yang telah disusun

peneliti lalu menghitung reliabilitas dari hasil coding.

6. Tahap selanjutnya adalah menggunakan tabel distribusi frekuensi. Salah satu cara

yang sering dipakai dalam analisis data adalah frekuensi distribusi relatif,

dimana data dibagi dalam beberapa kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam

presentase. Dari setiap tabel diberikan penjelasan dalam bentuk uraian yang

disusun sistematis. Kegunaan dari distribusi frekuensi adalah membantu peneliti

untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi dari data penelitian. Data hasil

penelitian ini akan diolah secara statistik deskriptif kuantitatif. Teknik analisis

untuk pengukuran digunakan berdasarkan pendekatan kuantitatif dilihat dari

frekuensi absolut akan jumlah persentase kejadian dari variabel yang akan

ditampilkan dalam angka

7. Interpretasi data hasil penelitian. Membandingkan hasil tabel frekuensi distribusi

dibandingkan dengan dasar teori yang dijadikan acuan dalam penelitian.

Kegiatan ini berusaha mencari makna lebih luas dari hasil data yang telah

dikumpulkan untuk nantinya akan diambil suatu kesimpulan akhir dari

penelitian.

8. Penarikan kesimpulan dari hasil analisis peneliti dengan intercoder.

Data-data yang berhasil diklasifikasikan dalam coding sheet kemudian

dipetakan menggunakan bantuan program statistik. Selanjutnya, data di analisis

menggunakan statistik deskriptif dengan melihat distribusi frekuensi dari setiap


61

kategori dan sub kategori. Distribusi frekuensi dapat digunakan untuk melihat

penyebaran sejumlah aspek yang diamati. Peneliti dapat memetakan elemen

perilaku sensual verbal dan nonverbal, bagian tubuh apa yang sering ditampilkan.

Analisis ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik data dan meringkas serta

mendeskripsikan data. Data yang telah diolah, peneliti dapat melakukan penarikan

kesimpulan dan generalisasi mengenai perilaku sensualitas verbal maupun

nonverbal dan eksploitasi tubuh dalam seluruh film-film horor Indonesia tahun

2001-2019.
62

Tabel III.4

Lembar Coding (Coding Sheet)

Film & Tahun: ___

Coder : ___

Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik) A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5

Jumlah

Total

Keterangan :

A : Indikator Suara Menggairahkan B : Indikator Rayuan Kata

C : Indikator Manja D : Indikator Penampilan Erotis

E : Indikator Tatapan Mata F : Indikator Rangsangan Seksual

(Sumber: Olahan Peneliti)


63

Kemudian data dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi untuk

mempermudah perhitungan guna mengetahui banyaknya frekuensi kemuculan

masing-masing kategori. Adapun tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Tabel III.5

Lembar Distribusi Frekuensi

(Kategori Indikator Sensualitas)

Judul Jumlah
No. Tahun Frek Presentase% Sampel Adegan
Film Frekuensi

Jumlah

(Sumber: Olahan Peneliti)

Selalnjutnya lewat tabel distribusi frekuensi tersebut dilakukan analisa

desrkiptif, peneliti melakukan perhitungan presentase dan populasi angka indeks

untuk memberikan penjelasan deskripitif mengenai presentase frekuensi

kemunculan unsur sensualitas perempuan pada film horor Indonesia tahun 2001

hingga tahun 2019.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Gambaran Subjek Penelitian

Berkembangnya trend di kalangan masyarakat Indonesia pada sekitar tahun

2000 adalah kepercayaan terhadap benda gaib yang biasa disebut dengan percaya

terhadap mitos atau tahayul. Kepercayaan ini bukan terbentuk pada sekitar tahun

2000an, namun mulai dibuat menjadi trend kembali melalui sebuah film Indonesia

yang terkenal pada masa tersebut dan mampu membuat masyarakat pecinta film

dibuat terbawa suasana dan mempercayai hal-hal gaib yang terjadi.

Berangkat dari kepopuleran film horor yang telah membuat masyarakat

terhipnotis dan terbawa suasana dengan alur ceritanya, mulai dari tahun 2000an,

mulai banyak bermunculan film dengan genre yang sama. Kemunculan film serupa

membuat film yang dihasilkan menjadi monoton dan akhirnya menyerempet ke hal-

hal yang kurang sopan bahkan sensual atau porno. Berbeda dengan zaman dahulu

sebelum era tahun 2000an, film horor Indonesia masih memiliki kekuatan yang

kental terhadap genrenya. Terdapat beberapa judul film horor Indonesia zaman

dahulu yang menjadi patokan atau contoh pembuatan film dengan genre serupa di

era tahun 2000an, film-film tersebut yaitu, Pengabdi setan, Malam Satu Suro, Bayi

Ajaib, Darah dan Doa, Tengkorak Hidoep, dan Cincin Berdarah (Pattisina, 2007).

Salah satu diantaranya adalah merupakan film horor terkenal pada masanya

yang disebut-sebut berhasil menjadi pusat inspirasi sineas muda Indonesia untuk

64
65

membuat suatu film bergenre serupa, yakni film Tengkorak Hidoep yang dirilis

tahun 1941.

Gambar IV.1
Tengkorak Hidoep (1941)

Sumber: https://indonesiafilmcenter.com (diakses: Maret, 2020)

Film-film horor Indonesia saat ini semakin menjamur namun semakin

kehilangan jati dirinya sebagai film yang menonjolkan sisi aura mistis dan tahayul.

Banyaknya film horor di bioskop membuat masyarakat semakin khawatir, karena

film horor tersebut di anggap tidak mendidik dan merusak moral. Banyaknya iklan

yang mengajak masyarakat untuk menonton film horor sudah banyak terpampang

di jalan-jalan protokol. Sebut saja seperti Tali Pocong Perawan, Kuntilanak Kamar

Sebelah, Keramat, Suster Ngesot, Lantai 13, Pocong, Malam Jumat Kliwon,

Rumah Pondok Indah, Hantu Jeruk Purut, Kuntilanak, Sebut Namaku Tiga Kali,

Terowongan Casablanca, Tusuk Jaelangkung, Lewat Tengah Malam, Bangsal 13,

dan sebagainya. Sangat disayangkan film-film tersebut karena tidak satupun film

horor yang bersifat mendidik , bahkan 21 film horor yang ada hanya bisa merusak

moral-moral remaja. Film horor bukan lagi meraimaikan budaya nasional, tetapi
66

lebih banyak menyimpang dan merusak moral. Film horor itu tidak memiliki unsur

yang mendidik (Rusdiarti, 2009).

Banyaknya film horor, seharusnya bukan masalah. Apalagi ternyata genre

film yang muncul di Indonesia sejak tahun 1941 melalui Film Tengkorak Hidoep

ini juga diminati banyak penikmat film tanah air. Sebut saja film Sundel Bolong

yang menjadi Film Terlaris ke tiga di Jakarta di tahun 1981 setelah ditonton 301.280

orang. Di tahun 1982, film Nyi Blorong bahkan menjadi Film Terlaris pertama di

Jakarta 1982, dengan jumlah penonton 354.790. Penonton sebanyak itu, mampu

membuat Nyi Blorong menggondol Piala Antemas FFI (Festival Film Indonesia)

untuk film terlaris 1982-1983 (www.cnnindonesia.com. diakses: Maret, 2020). Di

tahun-tahun lain, film-film horor juga terus mampu meraup jumlah penonton yang

besar. Kalaupun tidak menjadi yang terlaris, pendapatan dari pembeli tiket bioskop

dapat memberikan keuntungan yang tidak sedikit. Masalahnya adalah, bumbu

adegan sensual seks yang banyak ada di film-film horor Indonesia. Pada sebagian

film horor, adegan seks tidak lagi menjadi sekedar bumbu. Adegan seks seakan

menjadi bahan dasar dalam racikan film (Herawati, 2011: 1410).

Dapat dipahami, saat ini pergeseran makna film horor Indonesia semakin

menuju pada kesan vulgar dan tidak seram sama sekali. Hal seperti ini banyak

menimbulkan banyak kecaman dari berbagai pihak, terlebih kekhawatiran terhadap

moral bangsa. Namun tidak dapat dipungkiri, dengan peminat yang masih tetap ada,

film-film semacam ini akan terus diproduksi dan mungkin terus menjamur.

Subjek penelitian ini adalah film horor Indonesia yang diproduksi pada tahun

2001 hingga Januari tahun 2019 yaitu sebanyak 200 judul film. Dalam rangka
67

menganalisis isi konten sensualitas perempuan pada film horor Indonesia produksi

tahun 2001-Januari tahun 2019 maka diambil 100 judul dari 200 judul film tersebut

dengan melalui pengambilan sampel acak sederhana.

IV.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas melihat sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat

menghasilkan temuan sama berapa kalipun digunakan tanpa tergantung kepada

keadaan (Eriyanto, 2011: 282). Pada penelitian ini menggunakan jenis uji

reliabilitas reproductibility atau lebih dikenal dengan antar-coder (intercoder

reliabilty). Reliabilitas ini digunakan untuk melihat persamaan dan perbedaan hasil

dari alat ukur dari pengkode yang berbeda (Eriyanto, 2011:288). Perhitungan

reliabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah rumus dari Holsti (Eriyanto,

2011:290):

𝟐𝐌
𝑪𝑹 =
𝐍𝟏 + 𝐍𝟐

Keterangan:

CR : Cooficient Reliability

M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim dan peneliti)

N1 & N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh hakim dan peneliti

Angka reliabilitas bergerak dari angka 0 hingga 1, di mana angka 0

menunjukan reliabilitas yang rendah, dan 1 menunjukan realibilitas yang tinggi

(persetujuan total). Angka minimum yang ditoleransi pada formula Holsti ini adalah
68

0,7 atau 70%. Artinya, jika hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan 0,7 dan di

atas ≥0,7 berarti alat ukur ini reliabel. Sebaliknya, jika menunjukkan di bawah 0,7

berarti alat ukur ini tidak reliabel (Eriyanto, 2011:290).

Penelitian ini meggunakan dua intercoder, di mana coder A (N1) atau yang

disebut hakim adalah Tabita Magdalena Oematan, S.I.Kom. merupakan seorang

alumni lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala

Surabaya. Coder B (N2) adalah Theodorus merupakan mahasiswa aktif semester 7

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Peneliti dan pengkoder atau hakim telah melakukan uji reliabilitas untuk

setiap kategori. Berikut hasil pengkodingan antara peneliti dan pengkoder:

Tabel IV.1
Hasil Pengkodingan Peneliti, Coder 1 dan Coder 2
Perhitungan Koding
Kategorisasi
Peneliti Coder 1 Coder 2
Suara Menggairahkan 113 111 112
Rayuan Kata 83 81 82
Manja 51 50 51
Penampilan Erotis 3994 3940 3947
Tatapan Mata 64 60 63
Rangsangan Seksual 280 266 277
Jumlah 4585 4508 4532
(Sumber: Olahan Peneliti)

Temuan data oleh peneliti diatas tampak menunjukan dengan jelas bahwa

sensualitas perempuan pada film horor Indonesia tahun 2001-2019 yang paling

sering dimunculkan adalah penampilan erotis sebanyak 3994 kali. Secara berurutan

jenis rangsangan seksual yang ditayangkan sebanyak 280 kali kemudian disusul
69

dengan suara menggairahkan sebanyak 113 kali. Rayuan kata sebanyak 83 kali,

tatapan mata sebanyak 64 kali dan manja sebanyak 51 kali.

IV.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 1

Berdasarkan tes uji reliabilitas antara peneliti dengan coder 1 diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel IV.2
Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 1
Pernyataan Pernyataan
Kategori yang dikoding yang
disetujui CR Keterangan
(Variabel)
N1 N2 M
Suara
113 111 109 0,97 Reliabel
Menggairahkan
Rayuan Kata 83 81 81 0,98 Reliabel
Manja 51 50 50 0,99 Reliabel
Penampilan Erotis 3994 3940 3934 0,99 Reliabel
Tatapan Mata 64 60 60 0,98 Reliabel
Rangsangan
280 266 266 0,97 Reliabel
Seksual
Jumlah 4585 4508 4501
(Sumber: Lembar Coding Antar Coder)

Hasil coeficient reliability yang didapatkan antara peneliti dengan coder 1

berdasarkan rumus holsti, yaitu:

2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2

2.4501
𝐶𝑅 =
4585 + 4508
70

9002
=
9093

= 0,98

= 98 %

Coeficient Reliability yang didapat dari hasil perhitungan antara peneliti dan

coder 1 adalah 0,98 atau 98%. Apabila dilihat dari syarat minimal angka yang harus

dihasilkan berdasarkan formula Holsti, maka data tersebut telah reliabel atau handal

karena coeficient reliability yang dihasilkan dari data di atas telah lebih dari ≥0,7

atau 70%.

IV.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 2

Berdasarkan tes uji reliabilitas antara peneliti dengan coder 2 diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel IV.3
Uji Reliabilitas Peneliti dan Coder 2
Pernyataan yang Pernyataan
Kategori dikoding yang disetujui
CR Keterangan
(Variabel)
N1 N2 M
Suara Menggairahkan
113 112 107 0,95 Reliabel
Rayuan Kata
83 82 81 0,98 Reliabel
Manja
51 51 51 1 Reliabel
Penampilan Erotis
3994 3947 3936 0,99 Reliabel
Tatapan Mata
64 63 62 0,97 Reliabel
Rangsangan Seksual
280 277 275 0,98 Reliabel

Jumlah 4585 4532 4512


(Sumber: Lembar Coding Antar Coder)
71

Hasil Coeficient Reliability yang didapatkan antara peneliti dengan coder 2

berdasarkan rumus holsti, yaitu:

2M
𝐶𝑅 =
N1 + N2

2.4512
𝐶𝑅 =
4585 + 4532

9024
=
9117

= 0,98

= 98 %

Berdasarkan perhitungan Coeficient Reliability diatas dapat diketahui bahwa

nilai kesepakatan antara peneliti dengan coder 2 adalah 0,98. Sesuai dengan formula

rumus holsti nilai 0,98 sudah memenuhi syarat bahwa penghitungan tersebut

reliabel atau handal.

IV.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berikut adalah analisa data yang dilakukan peneliti dari hasil olah data.

Melalui analisa data ini, akan diketahui tingkat frekuensi dan presentase

kemunculan sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia pada tahun 2001-

Januari 2019. Hasil penelitian dan pembahasan ini merupakan hasil dari penelitian

yang dilakukan dan contoh sensualitas perempuan yang menggambarkan indikator.

Secara lebih detail akan dijelaskan pada setiap indikator.


72

IV.3.1 Indikator Verbal

Sensualitas verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata

atau lebih (bahasa). Bahasa didefenisikan sebagai seperangkat simbol, dengan

aturan atau mengkombinasikan simbol-simbol tersebut yang digunakan atau

dipahami oleh suatu komunitas (Mulyana, 2008: 260). Frekuensi indikator

sensualitas verbal yang ditampilkan dalam film horor Indonesia peneliti

menemukan tren sebagai berikut:

Tabel IV.4
Frekuensi Indikasi Verbal Pada Film Horor Indonesia
Kategorisasi Frekuensi
Suara Menggairahkan 113
Rayuan Kata 83
Total 196
(Sumber: Olahan Peneliti)

Data diatas merupakan total frekuensi dari sensualitas verbal yang muncul

dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019. Frekuensi tertinggi

yang sering muncul adalah indikator verbal jenis suara menggairahkan dengan

sebanyak 113 kali kemunculan. Kemunculan tertinggi kedua adalah indikator

verbal jenis rayuan kata sebanyak 83 kali kemunculan. Dengan total kemunculan

196 kali dari tahun 2001 hingga tahun 2019.


73

Bagan IV.1
Frekuensi Indikasi Verbal dari tahun 2001-2019

70 65
60 52
50

40
Frekuensi

30
20
14 15
20 12
8 6
10 3 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019

Tahun

(Sumber: Olahan Peneliti)


Tren diatas merupakan hasil dari olahan peneliti mengenai frekuensi

kemunculan indikator verbal yang muncul dalam film horor dari tahun 2001 sampai

2019. Kemunculan frekuensi tertinggi terdapat pada tahun 2011 dengan total

kemunculan 65 kali. Frekuensi terendah selanjutnya terdapat pada tahun 2001

hingga tahun 2007, 2015 dan tahun 2019.

Hal ini dikarenakan Perkembangan industri perfilman semakin memberikan

tekanan pada pihak perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil ‘indah’ di

layar kaca atau di industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi sasaran utama

untuk menampilkan sesuatu yang sensual baik dalam verbal, yang tujuannya tentu

saja menaikkan jumlah peminat atau penonton film tersebut Ini bukanlah sekadar

menggambarkan keadaan terangsang atau antisipasi (melayani rangsangan),

melainkan mencakup pula segala bentuk upaya atau bentuk representasi untuk

membangkitkan perasaan-perasaan tersebut dari mimik, sikap tubuh, suara,

sentuhan penampilan serta perkataan (Bungin, 2006: 29). Pembahasan selanjutnya

peneliti membagi setiap jenis indikator dibawah ini.


74

IV.3.1.1 Suara Menggairahkan

Adegan seorang wanita dalam ekspresi kepuasan diri dalam bentuk verbal

mengeluarkan kata atau suara yang menggoda nafsu seks, mendesah, erangan, dan

jeritan bergairah (Mulyana, 2008: 260). Dalam temuan data yang ada mengenai

suara menggairahkan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.5
Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0

2002 Peti Mati (The


3. 2 29 6,90%
Coffin)

(01:21:40-01:22:10)
(30')
4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0
5. Ada Hantu Disekolah 0 0 0
6. 2004 Disini Ada Setan 0 0 0
7. Bangsal 13 0 3 0
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
11. 2006 Kuntilanak 0 28 0
12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0

Terowongan 79
13. 2 2,53%
2007 Casablanca

(04:25-07:10 (165'))
14. Kuntilanak 2 0 2 0
75

15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong

21. Takut: Faces of Fare 2 37 5,41%

(40:20-44:25 (185'))

22. Tali Pocong Perawan 5 100 5%


2008
(03:20-04:10 (50'))
23. Hantu Ambulance 0 60 0
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
26. Tiren: Mati Kemaren 0 38 0
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
28. Setan Budeg 0 76 0

29. Air Terjun Pengantin 0 117 0

30. Suster Keramas 15 165 9,9%

2009
(54:05-54:40 (35'))

Hantu Binal 81
31. 3 3,70%
Jembatan Semanggi

(16:05-17:20 (75'))
76

32. Paku Kuntilanak 2 171 1,17%

(35:50-37:20 (90'))
33. Hantu Jamu Gendong 0 40 0
Terowongan Rumah 2
34. 0 0
Sakit

Darah Janda Kolong 91


35. 7 7,69%
Wewe

(59:45-01:02:15)
(150')
36. Dikejar Setan 0 5 0

37. Hantu Rumah Ampera 0 0 0

Dendam Pocong 125


38. 12 9,60%
Mupeng

(45:35-50:55 (320'))

39. Diperkosa Setan 11 127 8,66%

2010 (16:15-21:23 (308'))


40. Kain Kafan Perawan 0 127 0

Tiran Mati 117


41. 8 6,84%
Diranjang

(16:35-17:05 (30'))
Rintihan Kuntilanak 154
42. 0 0
Perawan
Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
77

44. Pocong Keliling 9 131 6,87%

(19:30-22:20 (50'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0

Arwah Goyang Jupe 271


46. 5 1,85%
Depe

(36:25-37:25 (60'))
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0

Kuntilanak 38
48. 4 10,5%
2011 Kesurupan

(06:55-07:55 (60'))
49. Pacar Hantu Perawan 0 324 0
Pocong Mandi Goyang 112
50. 0 0
Pinggul

Pelukan Janda 140


51. 3 2,41%
Hantu Gerondong

(54:35-56:00 (85'))
52. Ada Hantu Di Vietnam 0 28 0
Perempuan Di Rumah 70
53. 0 0
Angker
Rumah Bekas 206
54. 0 0
Kuburan

2012

Pacarku Kuntilanak 99
55. 9 9,09%
Kembar
(01:00:05-01:01:25)
(80')
78

Mr. Bean Kesurupan


56. Depe 0 76 0

57. Mama Minta Pulsa 0 138 0


58. Mengejar Setan 0 0 0
59. Kemasukan Setan 0 0 0
60. Bangkit Dari Lumpur 0 208 0
61. 2013 Pantai Selatan 0 55 0
62. Perawan Seberang 0 56 0
63. Kerasukan 0 21 0
64. Taman Lawang 0 44 0
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0

68. 13 14 80 17,50%

(48:16-50:50 (154'))
69. Kuntilanak Ciliwung 0 0 0
70. 2014 Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu 0 35 0
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0
81. Indera Keenam 0 35 0
82. 2016 0 33 0
Rumah Pasung
83. Ular Tangga 0 0 0
79

84. Pengabdi Setan 0 0 0


Mereka Yang Tak 0
85. 0 0
Terlihat
86. Mata Batin 0 0 0
Keluarga Tak Kasat 0
87. 0 0
2017 Mata
Hantu Jeruk Purut 6
88. 0 0
Reborn
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0
92. 13: The Haunted 0 22 0
93. Arwah Tumbal Nyai 0 0 0
2018
94. Jaran Goyang 0 0 0
95. Jailangkung 2 0 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
97. The Origin of Santet 0 5 0
98. Titisan Setan 0 35 0
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 113 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)

Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa pada kategori suara menggairahkan

dari film horor Indonesia tahun 2001-2019, paling banyak terdapat dalam film

Suster Keramas tahun 2009 yang menunjukan frekuensi sebanyak 15 kali dan

menunjukan presentase sebanyak 9,09% dengan durasi 35 detik. Dalam film Suster

Keramas ini jumlah frekuensi sebanyak 165 kali. Kemudian adegan dalam kategori

suara menggairahkan terbesar kedua terdapat pada film 13 tahun 2014 yaitu dengan

frekuensi 14 kali dan memiliki presentase sebesar 17,50% dengan durasi 154 detik.

Meskipun di film 13 jumlah frekuensi lebih kecil dibandingkan dengan film Suster

Keramas tetapi film 13 memiliki presentase yang lebih besar.


80

Hal ini dikarenakan jumlah frekuensi yang berbeda pada setiap film, sehingga

menghasilkan presentase yang berbeda-beda pula. Jumlah total frekuensi dalam 100

film horor Indonesia adalah 4584 frekuensi dan jumlah frekuensi dalam film 13

adalah sebanyak 80 kali.

Bagan IV.2
Frekuensi Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019

45
40
40
35
30 27
Suara Menggairahkan
25
FREKUENSI

20
14
15 12
9
10 7

5 2 2

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan grafik diatas, variabel suara menggairahkan mulai muncul pada

tahun 2002 sebanyak 2 kali, empat tahun berikutnya tidak ada adegan sensualitas

dan mulai muncul kembali pada tahun 2007. Variabel suara menggairahkan yang

ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2010 sebanyak 40 kali.

Setiap tahun jumlah variabel suara menggairahkan mengalami kelajuan naik turun

mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019. Pada tahun 2007 sampai tahun 2010

terjadi peningkatan variabel suara menggairahkan yang tidak signifikan. variabel

suara menggairahkan dari tahun ketahun yang mengalami peningkatan paling tinggi
81

adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 20 kali. Meskipun tahun sebelumnya variabel

suara menggairahkan tertinggi dari tahun 2008 sampai 2012, namun sejak tahun

2014 ke tahun 2019 variabel suara menggairahkan mencapai angka 0 dari tahun

sebelumnya.

Penggunaan suara menggairahkan kedalam film cerita horor yang seharusnya

memberikan kesan ketakutan kepada khalayak telah diubah menjadi film yang

sensual dengan menjual desahan perempuan dan kemolekan tubuh perempuan.

Perempuan dijadikan sebagai komoditi dalam pasar film horor. Mereka dijadikan

sebagai suatu objek yang memiliki daya jual tinggi dipasar (Ayun, 2005: 18).

Bagan IV.3
Presentase Indikator Suara Menggairahkan Tahun 2001-2019

18%
Mendesah

Mengeluarkan Suara yang


15% 51%
Menggoda Nafsu Seks
Erangan
16%
Jeritan Bergairah

(Sumber: Olahan Peneliti)


Tampak dari data diatas diketahui presentase dari masing-masing suara

menggairahkan. Indikator suara menggairahkan yang sering ditampilkan pada film

horor Indonesia adalah suara menggairahkan jenis mendesah baik dilakukan secara

verbal sadar ataupun tidak sengaja. Indikator jenis ini ditampilkan sebesar 51%, lalu

disusul dibawahnya jenis suara menggairahkan jeritan bergairah sebesar 18%.


82

Selanjutnya adalah mengeluarkan suara yang menggoda nafsu seks ditampilkan

sebesar 16%. Terakhir adalah erangan sebesar 15%.

IV.3.1.2 Rayuan Kata

Adegan seorang wanita dalam menuturkan kata yang menyenangkan atau

memikat hati orang lain dengan kata-kata manis, untuk mengajak seks, bergurau

tentang seks, mengucapkan kata-kata yang menggoda (Mulyana, 2008: 260).

Dalam temuan data yang ada mengenai rayuan kata diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.6
Frekuensi Indikator Rayuan Kata
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0

2002
3. Peti Mati (The Coffin) 1 29 3,45%

(55:50-56:05) (15')

4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0


5. Ada Hantu Disekolah 0 0 0
6. 2004 Disini Ada Setan 0 0 0
7. Bangsal 13 0 3 0
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
11. 2006 Kuntilanak 0 28 0
12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0
83

13. Terowongan Casablanca 0 79 0

14. Kuntilanak 2 0 2 0

15. Roh 3 4 75%

(01:06.32-01:07:10)
(38')

16. Suster N 0 0 0

17. Pocong 3 0 43 0

2007

18. The Wall 1 3 33,33%

(44:30-45:15 (45'))

19. Angkerbatu 0 0 0

Legenda Sundel 6
20. 2 33,33%
Bolong

(50:40-51:10 (30'))

21. Takut: Faces of Fare 6 37 16,22%

(40:20-44:25 (185'))
2008
22. Tali Pocong Perawan 0 100 0

23. Hantu Ambulance 0 60 0


Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
84

26. Tiren: Mati Kemaren 1 38 2,63%

(39:10-40:08 (58'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong

28. Setan Budeg 6 76 7,89%

(11:20-12:05 (45'))

29. Air Terjun Pengantin 1 117 0,85%

(32:35-35:35 (190'))

30 Suster Keramas 3 165 1,82%

2009 (48:40-50:00 (80'))

Hantu Binal Jembatan 81


31. 1 1,23%
Semanggi

(29:17-29:54 (37'))

32. Paku Kuntilanak 6 171 3,51%

(32:50-33:23 (33'))

33. Hantu Jamu Gendong 0 40 0


Terowongan Rumah 2
34. 0 0
Sakit
85

Darah Janda Kolong 91


35. 8 8,79%
Wewe

(49:00-50:10 (70'))

36. Dikejar Setan 0 5 0

37. Hantu Rumah Ampera 0 0 0

Dendam Pocong 125


38. 4 3,20%
Mupeng

(23:20-24:50 (80'))

39. Diperkosa Setan 4 127 3,15%

(07:15-07:45 (30'))

40. Kain Kafan Perawan 0 127 0


2010

41. Tiran Mati Diranjang 6 117 5,13%

(24:25-25:35 (10'))

Rintihan Kuntilanak 154


42. 6 3,90%
Perawan
(40:35-41:40 (65'))

Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
86

44. Pocong Keliling 5 131 3,82%

(14:35-15:00 (25'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0

Arwah Goyang Jupe 271


46. 3 1,11%
Depe

(29:10-29:40 (30'))
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0

48. Kuntilanak Kesurupan 3 38 7,89%


2011
(44:35-45:25 (50'))

49. Pacar Hantu Perawan 2 324 0,62%

(12:00-14:45 (165'))
Pocong Mandi Goyang 112
50. 0 0
Pinggul
Pelukan Janda Hantu 140
51. 0 0
Gerondong
52. Ada Hantu Di Vietnam 0 28 0
Perempuan Di Rumah 70
53. 0 0
Angker

Rumah Bekas 206


54. 2012 3 1,46%
Kuburan

(26:56-27:40 (44'))
87

Pacarku Kuntilanak 99
55. 0 0
Kembar
Mr. Bean Kesurupan 76
56. 0 0
Depe
57. Mama Minta Pulsa 0 138 0

58. Mengejar Setan 0 0 0


59. Kemasukan Setan 0 0 0

60. Bangkit Dari Lumpur 1 208 0,48%

(05:08-05:45 (37'))
61. Pantai Selatan 0 55 0
62. Perawan Seberang 0 56 0
63. Kerasukan 0 21 0
2013

64. Taman Lawang 3 44 6,82%

(50:40-52:40 (120'))

Jeritan Danau 25
65. 2 8%
Terlarang

(04:27-06:50 (143'))
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0

68. 13 0 80 0

69. Kuntilanak Ciliwung 0 0 0


2014 0
70. Hantu Juga Selfie 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu 0 35 0

73. Solit4ire 0 0 0
88

Malam Suro Di Rumah 21


74. 0 0
Darmo

75. Drakula Cinta 1 68 1,47%

(12:09-12:15 (6'))

Hantu Anak Rumah 20


76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0
81. Indera Keenam 0 35 0
82. 2016 Rumah Pasung 0 33 0
83. Ular Tangga 0 0 0
84. Pengabdi Setan 0 0 0
Mereka Yang Tak 0
85. 0 0
Terlihat
86. Mata Batin 0 0 0
Keluarga Tak Kasat 0
87. 0 0
Mata
2017
Hantu Jeruk Purut 6
88. 0 0
Reborn
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0

91. The Real Parakang 0 0 0

92. 13: The Haunted 0 22 0

93. Arwah Tumbal Nyai 0 0 0

94. Jaran Goyang 0 0 0


2018
95. Jailangkung 2 0 0 0

96. Nini Thowok 0 0 0

97. The Origin of Santet 0 5 0


89

98. Titisan Setan 1 35 2,86%

(40:55-42:10 (75'))
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 83 4584 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)

Hasil tabel diatas menunjukan bahwa pada kategori rayuan kata yaitu adegan

mengucapkan kata yang bersifat menggoda, ajakan seks secara verbal, dan bergurau

tentang seks dalam film horor Indonesia tahun 2001-2019, frekuensi kemunculan

terbanyak sebanyak 8 kali adegan dengan durasi 70 detik yang terdapat dalam film

Darah Janda Kolong Wewe tahun 2009 dengan presentase sebesar 8,79%. Hasil

tertinggi kedua terdapat dalam film Takut: Faces of Fare tahun 2008 yang

menunjukan frekuensi 6 kali dengan jumlah frekuensi sebanyak 37 kemunculan dan

diperoleh presentase sebesar 16,22% dengan durasi 185 detik. Disusul dengan film

yang sama memiliki frekuensi 6 kali kemunculan yaitu film Setan Budeg 2009,

Paku Kuntilanak 2009, Tiran: Mati Diranjang 2010, dan Rintihan Kuntilanak

Perawan 2010. Hal ini terjadi karena dalam setiap film memiliki jumlah frekuensi

yang berbeda sehingga diperoleh hasil presentase yang berbeda-beda pula.


90

Bagan IV.4
Frekuensi Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019
30

25 25
25

20
FREKUENSI

15
Rayuan Kata
10 8
7
6 6
5 3
1 1 1
0

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan grafik diatas, setiap tahun jumlah variabel rayuan kata

mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.

Variabel rayuan kata mulai muncul pada tahun 2002 sebanyak 1 kali, empat tahun

berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2007. Variabel

rayuan kata yang ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2009

dan 2010 sebanyak 25 kali. Pada tahun 2007 sampai tahun 2009 terjadi peningkatan

variabel rayuan kata yang tidak signifikan dan pada tahun 2010 sampai tahun 2012

terjadi penurunan variabel rayuan kata yang tidak signifikan. Variabel rayuan kata

dari tahun ketahun yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008

ke 2009 sebanyak 18 kali. Meskipun tahun sebelumnya variabel rayuan kata

tertinggi dari tahun 2007 sampai 2013, namun sejak tahun 2014 ke tahun 2019

variabel rayuan kata mulai menurun dari tahun-tahun sebelumnya.


91

Bagan IV.5
Presentase Indikator Rayuan Kata Tahun 2001-2019

23%
Ajakan Seks

8% Bergurau Tentang Seks

69% Mengucapkan Kata Yang


Sifatnya Menggoda

(Sumber: Olahan Peneliti)

Tampak pada tabel diatas bahwa indikator rayuan kata yang sering

ditampilkan adalah rayuan kata jenis mengucapkan kata yang bersifat menggoda

memiliki persentase tertinggi dalam jenis indikator rayuan kata yakni sebesar 69%.

Rayuan kata yang sering ditayagkan lainnya adalah ajakan seks presentasenya

sebesar 23%. Dan yang terakhir adalah bergurau tentang seks yang ditampilkan

dengan presentase 8%.

Mengucapkan kata yang menggoda merupakan salah satu jenis sensualitas

yang tertinggi ditampilkan dalam film horor. Salah satu sineas film, Emil G Hampp

secara terang-terangan mengatakan ke media bahwa Emil lebih menjual eksploitasi

perempuan dibandingkan unsur ceritanya. "Banyak adegan menggoda dan adegan

mandi. Film ini enggak menjual cerita, hanya sensasi. Ada saat bikin film mau

pengakuan, ada saat cari duit dengan esek-esek. Makanya tidak filmis banget,

bergaya ftv" ungkapnya. (www.merdeka.com. diakses: April, 2020)


92

IV.3.2 Indikator Non-Verbal

Sensualitas Non Verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut

Larry A,Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua

rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu yang

mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2008:

343). Frekuensi indikasi nonverbal yang ditampilkan dalam film horor Indonesia

peneliti menemukan data sebagai berikut:

Tabel IV.7
Frekuensi Indikasi Nonverbal Pada Film Horor Indonesia
Kategorisasi Frekuensi
Manja 51
Penampilan Erotis 3994
Tatapan Mata 64
Rangsangan Seksual 280
Total 4389
(Sumber: Olahan Peneliti)

Data diatas merupakan total frekuensi dari sensualitas nonverbal yang muncul

dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga tahun 2019. Frekuensi tertinggi

yang sering muncul adalah indikator nonverbal jenis penampilan erotis dengan

sebanyak 3994 kali kemunculan. Kemunculan terendah terdapat pada indikator

nonverbal jenis manja sebanyak 51 kali kemunculan. Dengan total kemunculan

4389 kali dari tahun 2001 hingga tahun 2019, merupakan indikasi tertinggi dari

indikasi sensualitas verbal yang hanya total sebanyak 196 kemunculan.


93

Bagan IV.6
Frekuensi Indikasi Nonverbal dari tahun 2001-2019

1000
908 900
900
800 696
700 605
600
500 403
400
276
300 233

200 129
47 68 61
100 4 26 3 3 0 21 6 0
0
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017 2019

Tahun

(Sumber: Olahan Peneliti)

Tren diatas merupakan hasil dari olahan peneliti mengenai frekuensi

kemunculan indikator nonverbal yang muncul dalam film horor dari tahun 2001

sampai 2019. Kemunculan frekuensi tertinggi terdapat pada tahun 2010 dengan

total kemunculan 908 kali disusul pada tahun 2011 sebanyak 900 kemunculan.

Frekuensi terendah terdapat pada tahun 2005 dan tahun 2019.

Kemunculan frekuensi sensualitas nonverbal tertinggi pada tahun 2009

hingga tahun 2012 terjadi karena perkembangan industri perfilman semakin

memberikan tekanan pada pihak perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil

‘indah’ di layar kaca atau di industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi

sasaran utama untuk menampilkan sesuatu yang erotis, yang tujuannya tentu saja

menaikkan jumlah peminat atau penonton film tersebut. Erotika atau erotis

memiliki pengertian gairah seksual yang dibangkitkan dengan adanya stimulus


94

internal maupun eksternal (Bungin, 2006:29). Pembahasan selanjutnya peneliti

membagi setiap jenis indikator dibawah ini.

IV.3.2.1 Manja

Adegan seorang wanita dalam mencari perhatian menunjukkan perasaan

sayang atau cintanya ke lawan jenis atau pasangan kekasih yang dapat

membangkitkan gairah seks (Mulyana, 2008: 343). Dalam temuan data yang ada

mengenai indikator manja diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.8
Frekuensi Indikator Manja
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0
2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
3. Peti Mati (The Coffin) 0 29 0

4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0

5. Ada Hantu Disekolah 0 0 0

6. Disini Ada Setan 0 0 0

2004

7. Bangsal 13 1 3 33,33%

(19:00-19:10 (10'))
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
10. Pocong 2 0 5 0
11. 2006 Kuntilanak 0 28 0
12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0
95

Terowongan 79
13. 0 0
Casablanca
14. Kuntilanak 2 0 2 0
15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
2007
17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong
21. Takut: Faces of Fare 0 37 0

22. Tali Pocong Perawan 3 100 3%

(10:35-10:55 (20'))

23. Hantu Ambulance 1 60 1,67%

2008
(50:27-51:30 (53'))
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0

26. Tiren: Mati Kemaren 6 38 15,79%

(48:40-50:00 (80'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong

28. 2009 Setan Budeg 1 76 1,32%

(01:08:50-01:11:00)
(130')
96

29. Air Terjun Pengantin 3 117 2,56%

(32:35-35:35 (190'))

30. Suster Keramas 5 165 3,03%

(33:30-35:20 (110'))
Hantu Binal Jembatan 81
31. 0 0
Semanggi

32. Paku Kuntilanak 4 171 2,34%

(39:20-40:30 (70'))

33. Hantu Jamu Gendong 0 40 0


Terowongan Rumah 2
34. 0 0
Sakit
Darah Janda Kolong 91
35. 0 0
Wewe
36. Dikejar Setan 0 5 0

37. Hantu Rumah Ampera 0 0 0


Dendam Pocong 125
38. 0 0
Mupeng
39. Diperkosa Setan 0 127 0

40. Kain Kafan Perawan 0 127 0

41. Tiran Mati Diranjang 0 117 0

2010

Rintihan Kuntilanak 154


42. 1 0,56%
Perawan

(02:35-05:40 (185'))

Rayuan Arwah 62
43. 0 0
Penasaran
97

44. Pocong Keliling 3 131 2,29%

(44:20-45:50 (90'))
45. Selimut Berdarah 0 130 0
Arwah Goyang Jupe 271
46. 0 0
Depe
47. Pocong Kesetanan! 0 35 0
48. Kuntilanak Kesurupan 0 38 0

2011 Pacar Hantu 324


49. 12 3,70%
Perawan
(26:45-27:10 (25'))

Pocong Mandi Goyang 112


50. 0 0
Pinggul
Pelukan Janda Hantu 140
51. 0 0
Gerondong
52. Ada Hantu Di Vietnam 0 28 0
Perempuan Di Rumah 70
53. 0 0
Angker
Rumah Bekas 206
54. 0 0
Kuburan
2012
Pacarku Kuntilanak 99
55. 0 0
Kembar
Mr. Bean Kesurupan 76
56. 0 0
Depe
57. Mama Minta Pulsa 0 138 0

58. Mengejar Setan 0 0 0

59. Kemasukan Setan 0 0 0

2013
Bangkit Dari 208
60. 5 2,40%
Lumpur

(20:00-20:44 (44'))
61. Pantai Selatan 0 55 0
98

62. Perawan Seberang 0 56 0


63. Kerasukan 0 21 0

64. Taman Lawang 3 44 6,82%

(50:40-52:40 (120'))
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0

68. 13 3 80 3,75%

(50:56-51:20 (24'))
69. Kuntilanak Ciliwung 0 0 0
70. 2014 Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
72. Pocong Pasti Berlalu 0 35 0
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0
81. Indera Keenam 0 35 0
82. Rumah Pasung 0 33 0
2016
83. Ular Tangga 0 0 0

84. Pengabdi Setan 0 0 0


2017 Mereka Yang Tak
85. 0 0 0
Terlihat
99

86. Mata Batin 0 0 0


Keluarga Tak Kasat 0
87. 0 0
Mata
Hantu Jeruk Purut 6
88. 0 0
Reborn
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0
92. 13: The Haunted 0 22 0
93. Arwah Tumbal Nyai 0 0 0
94. Jaran Goyang 0 0 0
95. 2018 Jailangkung 2 0 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
97. The Origin of Santet 0 5 0
98. Titisan Setan 0 35 0
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 51 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adegan dalam kategori manja

frekuensi paling tinggi menunjukan pada angka 12 kali muncul pada film Pacar

Hantu Perawan tahun 2011. Kemudian frekuensi terbesar kedua terdapat pada film

Tiren: Mati Kemaren tahun 2008 yaitu dengan frekuensi 6 kali muncul dalam durasi

80 detik dan memiliki presentase sebesar 15,79% dengan jumlah frekuensi 38

kemunculan. Pada film Pacar Hantu Perawan terdapat presentase adegan sebesar

3,70% dengan jumlah 324 frekuensi dalam durasi 25 detik dan presentase terbesar

terdapat pada film Bangsal 13 tahun 2004 dengan frekuensi muncul 1 kali dalam

durasi 70 dan memiliki presentase 33,33% dengan jumlah 3 frekuensi. Hal ini
100

terjadi karena dalam setiap film memiliki jumlah frekuensi yang berbeda sehingga

diperoleh hasil presentase yang berbeda-beda pula.

Bagan IV.7
Frekuensi Indikator Manja Tahun 2001-2019
14 13
12
12
10
10
8
8
Manja
FREKUENSI

6
4
4 3

2 1

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun jumlah variabel manja

mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.

Variabel manja mulai muncul pada tahun 2004 sebanyak 1 kali, tiga tahun

berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2008. Variabel

manja yang ditampilkan mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2009

sebanyak 13 kali. Pada tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi peningkatan dan

penurunan variabel manja yang tidak signifikan. Variabel manja dari tahun ketahun

yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah tahun 2007 ke 2008 sebanyak 10

kali dan penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 12 kali.

Meskipun tahun sebelumnya variabel manja tertinggi dari tahun 2008 sampai 2011
101

dan tahun 2013 sampai 2014, namun sejak tahun 2015 ke tahun 2019 variabel manja

mulai menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

Bagan IV.8
Presentase Indikator Manja Tahun 2001-2019

12%

Childish

Memeluk dan Tidak


Mau Dilepas

88%

(Sumber: Olahan Peneliti)

Tampak pada grafik diatas, hanya ada dua jenis dari indikator manja. Untuk

indikator jenis childish, peneliti mendapatkan presentase sebanyak 12%. Jenis

memeluk dan tidak mau tidak lepas adalah yang mendominasi pada presentase

sebesar 88%. Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh adegan indikator manja

jenis childish dan memeluk tidak mau dilepas.

Gambar IV.2
Scene Adegan Manja Di Film Pacar Hantu Perawan (2011)

(Sumber: Olahan Peneliti)


102

Gambar diatas menceritakan ketika pemeran wanita “Joyce” (Natha Narita)

yang merasa gemas dan memiliki sifat childish dengan pasangannya “Alex” (Rafi

Cinoun), terlihat ketika Joyce bertemu Alex. Joyce selalu memeluk Alex dan

memiliki sifat seperti kekanak-anakan ketika memeluknya sampai tidak mau

dilepas.

IV.3.2.2 Penampilan Erotis

Adegan suatu bentuk estetika tubuh wanita yang menjadikan dorongan atau

sensai seksual sebagai yang menimbulkan rangsangan pada lawan jenis (Mulyana,

2008: 343). Dalam temuan data yang ada mengenai penampilan erotis diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel IV.9
Frekuensi Indikator Penampilan Erotis
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Scene %
1. 2001 Jelangkung 0 4 0

2. Kafir Satanic 0 0 0

2002
Peti Mati (The 29
3. 23 79,31%
Coffin)
(52:44-53:05 (27'))

4. 2003 Tusuk Jelangkung 3 3 100%

(04:50-05:00 (10'))
103

Ada Hantu 0
5. 0 0
Disekolah
6. Disini Ada Setan 0 0 0

2004

7. Bangsal 13 1 3 33,33%

(52:12-52:22 (10'))

8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0

10. Pocong 2 0 5 0

11. Kuntilanak 28 28 100%

2006 (43:20-43:40 (20'))

Hantu Jeruk 14
12. 14 100%
Purut
(02:30-02:43 (13'))

Terowongan 79
13. 57 72,15%
Casablanca

(12:10-12:20 (10'))

2007

14. Kuntilanak 2 2 2 100%

(34:35-34:40 (5'))
15. Roh 0 4 0
16. Suster N 0 0 0
104

17. Pocong 3 43 43 100%

(25:00-25:10 (10'))
18. The Wall 0 3 0

19. Angkerbatu 0 0 0

Legenda Sundel 6
20. 4 66,67%
Bolong

(50:40-51:10 (30'))

Takut: Faces of 37
21. 21 56,76%
Fare

(34:05-35:10 (65'))

Tali Pocong 100


22. 87 87%
Perawan

(06:04-07:10 (66'))

23. 2008 Hantu Ambulance 48 60 80%

(47:10-48:50 (100'))

Kereta Hantu 48
24. 48 100%
Manggarai

(54:15-54:55 (40'))

25. Kuntilanak 3 6 6 100%

(01:25-05:10 (225'))
105

Tiren: Mati 38
26. 14 36,84%
Kemaren
(01:11:26-01:13:00)
(94')
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong

28. Setan Budeg 57 76 75%

(01:04:30-01:04:40)
(10')

Air Terjun 117


29. 112 95,73%
Pengantin

(03:35-04:50 (75'))

30. Suster Keramas 137 165 83,3%

(16:50-17:20 (30'))
2009

Hantu Binal
31. Jembatan 54 81 66,67%
Semanggi

(29:17-29:54 (37'))

32. Paku Kuntilanak 131 171 76,61%

(21:10-21:42 (32'))

Hantu Jamu 40
33. 33 82,50%
Gendong

(37:45-38:20 (35'))
106

Terowongan 2
34. 0 0
Rumah Sakit

Darah Janda 91
35. 60 65,93%
Kolong Wewe

(01:06:05-01:07:00)
(55')
36. Dikejar Setan 0 5 0

Hantu Rumah 0
37. 0 0
Ampera

Dendam Pocong 125


38. 95 76%
Mupeng

(14:25-14:55 (30'))

39. Diperkosa Setan 103 127 81,10%

(38:35-43:50 (315'))

Kain Kafan 127


40. 2010 127 100%
Perawan

(04:10-04:18 (8'))

Tiran Mati 117


41. 83 70,94%
Diranjang

(46:30-46:45 (15'))

Rintihan
42. Kuntilanak 129 154 83,77%
Perawan
(27:15-18:25 (50'))
107

Rayuan Arwah 62
43. 54 87,10%
Penasaran

(26:40-26:55 (15'))

44. Pocong Keliling 111 131 84,73%

(23:10-23:33 (23'))

45. Selimut Berdarah 125 130 96,15%

(28:10-28:28 (18'))

Arwah Goyang 271


46. 246 90,77%
Jupe Depe
(01:09:00-01:12:50)
(230')

Pocong 35
47. 2011 35 100%
Kesetanan!

(15:00-15:15 (15'))

Kuntilanak 38
48. 28 73,68%
Kesurupan
(11:45-12:50 (65'))
108

Pacar Hantu 324


49. 290 89,51%
Perawan

(50:30-51:20 (50'))

Pocong Mandi 112


50. 111 99,11%
Goyang Pinggul

(39:39-41:03 (24'))

Pelukan Janda 140


51. 129 92,14%
Hantu Gerondong

(00:30-1:53 (83'))

Ada Hantu Di 28
52. 28 100%
Vietnam
(59:32-59:54 (22'))

Perempuan Di 70
53. 2012 69 98,57%
Rumah Angker
(1:13:5-1:13:10
(5'))

Rumah Bekas 206


54. 198 96,12%
Kuburan

(30:55-32:12 (77'))
109

Pacarku
55. Kuntilanak 90 99 90,91%
Kembar
(34:00-34:30 (30'))

Mr. Bean 76
56. 76 100%
Kesurupan Depe

(49:12-50:45 (93'))

Mama Minta 138


57. 137 99,28%
Pulsa
(14:52-16:10 (78'))

58. Mengejar Setan 0 0 0

59. Kemasukan Setan 0 0 0

Bangkit Dari 208


60. 194 93,27%
Lumpur

(37:30-39:55 (145'))

2013

61. Pantai Selatan 55 55 100%

(21:32-21:43 (11'))

62. Perawan Seberang 54 56 96,43%

(26:50-28:10 (80'))
110

63. Kerasukan 21 21 100%

(20:00-20:34 (34'))

64. Taman Lawang 28 44 63,64%

(05:07-08:05 (178'))

Jeritan Danau 25
65. 23 92%
Terlarang

(16:57-17:05 (8'))
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0

68. 13 63 80 78,75%

(40:02-40:45 (43'))
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0

2014
4 Tahun Tinggal 24
71. 24 100%
Di Rumah Hantu

(05:12-05:37 (25'))

Pocong Pasti 35
72. 35 100%
Berlalu

(01:06:07-01:06:30)
(27')
73. Solit4ire 0 0 0
111

Malam Suro Di 21
74. 21 100%
Rumah Darmo

(20:26-21:44 (78'))

75. Drakula Cinta 62 68 91,18%

(34:03-34:20 (17'))

Hantu Anak 20
76. 19 95%
Rumah Prapanca

(31:35-32:35 (60'))
77. Hantu Nancy 0 0 0
78. Wewe 0 0 0

79. Nenek Siam 7 7 100%

2015 (03:59-04:47 (48'))

Hantu Kuburan 14
80. 14 100%
Tua

(45:51-46:04 (13'))

81. Indera Keenam 34 35 97,14%

(20:50-21:28 (38'))
2016

82. Rumah Pasung 33 33 100%

(29:43-30:12 (29'))
83. Ular Tangga 0 0 0
112

84. Pengabdi Setan 0 0 0


Mereka Yang Tak 0
85. 0 0
Terlihat
86. Mata Batin 0 0 0
Keluarga Tak Kasat 0
87. 0 0
Mata

2017
Hantu Jeruk 6
88. 6 100%
Purut Reborn

(36:34-37:14 (40'))
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0

92. 13: The Haunted 22 22 100%

(29:40-31:53 (133'))
Arwah Tumbal 0
93. 0 0
Nyai
94. Jaran Goyang 0 0 0
95. Jailangkung 2 0 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
2018

The Origin of 5
97. 5 100%
Santet
(01:05:02-01:05:13)
(11')

98. Titisan Setan 27 35 77,14%

(51:10-54:02 (112'))
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 3994 4584 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)
113

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa adegan wanita dalam

indikator penampilan erotis baik secara terang-terangan atau terselubung yang

paling tinggi diantara 100 film horor Indonesia ini adalah 89,51% dengan total

kemunculan sebanyak 290 kali dari 324 jumlah frekuensi dalam durasi 255 detik

pada film Pacar Hantu Perawan tahun 2011. Kemudian presentase kemunculan

terbesar kedua terdapat pada film Arwah Goyang Jupe Depe tahun 2011 dengan

jumlah presentase sebesar 90,77% dari 246 kali kemunculan dan jumlah 271

frekuensi kemunculan dalam durasi 280 detik. Hasil terbesar ketiga ada pada film

Rumah Bekas Kuburan tahun 2012 dengan presentase 96,12% kemunculan

sebanyak 198 kali dari 206 jumlah frekuensi dalam durasi 258 detik. Hal ini terjadi

karena dalam setiap film memiliki jumlah scene yang berbeda sehingga diperoleh

hasil presentase yang berbeda-beda pula.

Bagan IV.9
Frekuensi Indikator Penampilan Erotis tahun 2001-2019
900
827 839
800

700
584 598
600

500
FREKUENSI

375 Penampilan Erotis


400

300
224 224
200
106
100 67 54
23 42
3 21 6
1
0

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)


114

Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun jumlah variabel penampilan

erotis mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2019.

Variabel penampilan erotis mulai muncul pada tahun 2002 sebanyak 23 kali, tiga

tahun berikutnya mulai menurun dan mulai muncul kembali pada tahun 2006

sebanyak 42 kali. Variabel penampilan erotis yang ditampilkan mencapai angka

tertinggi terdapat pada tahun 2011 sebanyak 839 kali. Pada tahun 2006 sampai

tahun 2015 terjadi peningkatan dan penurunan variabel penampilan erotis yang

tidak signifikan. Variabel penampilan erotis dari tahun ketahun yang mengalami

peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 360 kali dan

penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 241 kali. Meskipun

tahun sebelumnya variabel penampilan erotis tertinggi dari tahun 2006 sampai 2014

dan tahun 2016 sampai 2018, namun pada tahun 2019 variabel penampilan erotis

menurun hingga menyetuh anagka nol.

Sejak tahun 2009 tercatat setidaknya 57 film horor diproduksi. Artinya, rata-

rata setiap tahun diproduksi tujuh film horor. setelah suksesnya film Jelangkung

(2001) kemudian film-film horor yang di dalamnya justru banyak mengumbar

adegan sensual. beberapa film horor produksi dalam negeri, para pemain sering

berpenampilan dengan pakaian mini. Bukan hanya itu, mereka juga sering

beradegan penampilan erotis dibanding menceritakan seramnya jalan cerita dari

film yang mereka perankan (www.seleb.tempo.co. diakses: April, 2020)


115

Bagan IV.10
Presentase Indikator Penampilan Erotis Tahun 2001-2019

7% Menggunakan Pakaian
Minim/Bikini/Bra
19%
12% Menggunakan Hotpants/Rok
Mini
Belahan Dada
17%

Paha Atas/Bokong
45%
Ketiak

(Sumber: Olahan Peneliti)

Seperti yang tampak pada grafik diatas, untuk jenis indikator penampilan

erotis yang sering muncul adalah jenis indikator belahan dada yakni sebesar 45%

di film horor Indonesia tahun 2001-2019. Selanjutnya terbesar kedua adalah jenis

indikator menggunakan pakaian minim/bikini/bra yang dimunculkan presentase

sebesar 19%. Jenis indikator lainnya, yakni menggunakan hotpants atau rok mini

mendapat presentase sebesar 17%. Kemudian jenis indikator paha atas atau bokong

sebesar 12% sedangkan jenis indikator ketiak presentase yang dimunculkan sebesar

7% karena indikator ini tidak banyak ditemukan pada wanita dalam film horor

Indonesia.

Sedikit terasa janggal atau justru dianggap kekinian jika ditemui film horor

yang benar-benar seram tanpa ada sensualitas yang diproduksi dari kehadiran artis-

artis seksi yang pamer paha ataupun belahan dada. Menyimak fakta ini, seolah ada

semacam keyakinan dan harapan ketika tubuh perempuan dipertontonkan. Seolah


116

ada jaminan ketika kebutuhan hasrat terpenuhi maka nilai jual film akan tinggi

(Agustina, 2016: 201).

IV.3.2.3 Tatapan Mata

Adegan seorang wanita dalam komunikasi nonverbal dengan gerakan mata

menandakan isi hati seseorang dan gerakan mata mengandung arti (Mulyana, 2008:

343). Dalam temuan data yang ada mengenai tatapan mata diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel IV.10
Frekuensi Indikator Tatapan Mata
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %

1. 2001 Jelangkung 1 4 25%

(14:00 – 14:20 (20'))


2. Kafir Satanic 0 0 0
2002
Peti Mati (The 29
3. 0 0
Coffin)
4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0
Ada Hantu 0
5. 0 0
Disekolah
6. Disini Ada Setan 0 0 0

2004

7. Bangsal 13 1 3 33,33%

(19:00-19:10 (10'))
8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0
117

10. Pocong 2 0 5 0

11. 2006 Kuntilanak 0 28 0

12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0

Terowongan 79
13. 1 1,27%
Casablanca

(09:35-09:40 (5'))
14. Kuntilanak 2 0 2 0

15. Roh 1 4 25%

(01:06:32-01:07:10)
(38')
2007
16. Suster N 0 0 0

17. Pocong 3 0 43 0

18. The Wall 2 3 66,67%

(44:30-45:15 (45'))

19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong

Takut: Faces of 37
21. 4 10,81%
Fare
2008
(26:45-27:20 (35'))

Tali Pocong 100


22. 0 0
Perawan
118

23. Hantu Ambulance 6 60 10%

(58:20-01:00:05)
(105')
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0
Tiren: Mati 38
26. 0 0
Kemaren
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong
28. Setan Budeg 0 76 0
Air Terjun 117
29. 0 0
Pengantin

30. Suster Keramas 0 165 0

Hantu Binal
31. Jembatan 5 81 6,17%
Semanggi
(16:05-17:20 (75'))

2009

32. Paku Kuntilanak 1 171 0,58%

(01:25-03:20 (55'))

Hantu Jamu 40
33. 3 7,50%
Gendong

(28:00-28:30 (30'))
Terowongan 2
34. 0 0
Rumah Sakit
Darah Janda 91
35. 0 0
Kolong Wewe
119

36. Dikejar Setan 0 5 0


Hantu Rumah 0
37. 0 0
Ampera

Dendam Pocong 125


38. 1 0,80%
Mupeng

(00:35-05:00 (275'))

39. Diperkosa Setan 1 127 0,79%

(07:50-07:53 (3'))

Kain Kafan 127


40. 0 0
Perawan

Tiran Mati 117


41. 9 7,69%
Diranjang

(00:45-00:58 (18'))

Rintihan
42. Kuntilanak 10 154 6,49%
2010 Perawan
(02:35-05:40 (185'))

Rayuan Arwah 62
43. 1 1,61%
Penasaran

(26:40-26:55 (15'))

44. Pocong Keliling 0 131 0

45. Selimut Berdarah 0 130 0


120

Arwah Goyang 271


46. 4 1,48%
Jupe Depe

(36:25-37:25 (60'))

47. Pocong Kesetanan! 0 35 0

Kuntilanak 38
48. 3 7,89%
Kesurupan
(06:55-07:55 (60'))

2011 Pacar Hantu 324


49. 1 0,31%
Perawan

(25:55-26:35 (40'))

Pocong Mandi 112


50. 0 0
Goyang Pinggul
Pelukan Janda 140
51. 0 0
Hantu Gerondong
Ada Hantu Di 28
52. 0 0
Vietnam
Perempuan Di 70
53. 0 0
Rumah Angker

Rumah Bekas 206


54. 3 1,46%
Kuburan
(44:29-45:20 (51'))
2012 Pacarku Kuntilanak
55. 0 99 0
Kembar
Mr. Bean 76
56. 0 0
Kesurupan Depe
57. Mama Minta Pulsa 0 138 0
58. Mengejar Setan 0 0 0
59. Kemasukan Setan 0 0 0
121

Bangkit Dari 208


60. 6 2,88%
Lumpur

(01:06:58-01:07:07)
(7')
61. Pantai Selatan 0 55 0
2013
62. Perawan Seberang 0 56 0
63. Kerasukan 0 21 0
64. Taman Lawang 0 44 0
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
67. Oo Nina Bobo 0 0 0
68. 13 0 80 0
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
2014
Pocong Pasti 35
72. 0 0
Berlalu
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo
75. Drakula Cinta 0 68 0
Hantu Anak Rumah 20
76. 0 0
Prapanca
77. Hantu Nancy 0 0 0
2015 0
78. Wewe 0 0

79. Nenek Siam 0 7 0

80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0

81. Indera Keenam 0 35 0

82. 2016 Rumah Pasung 0 33 0

83. Ular Tangga 0 0 0


122

84. Pengabdi Setan 0 0 0


Mereka Yang Tak 0
85. 0 0
Terlihat
86. Mata Batin 0 0 0
Keluarga Tak Kasat 0
87. 2017 0 0
Mata
Hantu Jeruk Purut 6
88. 0 0
Reborn
89. The Curse 0 0 0
90. Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0
92. 13: The Haunted 0 22 0
Arwah Tumbal 0
93. 0 0
Nyai
94. Jaran Goyang 0 0 0
2018 0
95. Jailangkung 2 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
The Origin of 5
97. 0 0
Santet
98. Titisan Setan 0 35 0
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 64 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa adegan wanita pada kategori

indikator tatapan mata yang sensualitas dalam film horor Indonesia tahun 2001-

2019 terbanyak pertama ditemukan dalam film Rintihan Kuntilanak Perawan tahun

2010 dengan frekuensi sebanyak 10 kali muncul dalam jumlah frekuensi 154 kali.

Kemudian dalam film Hantu Ambulance tahun 2008 yang berdurasi 105 detik dan

menunjukan presentase sebesar 10% dengan jumlah frekuensi 60 kali.

Adegan dalam kategori indikator tatapan mata paling banyak ditemukan pada

film Rintihan Kuntilanak Perawan dengan presentase sebesar 6,49% dengan 154

jumlah frekuensi kemunculan. Kemudian pada film Hantu Binal Jembatan


123

Semanggi tahun 2009 diperoleh presentase sebesar 6,17% dengan frekuensi 5 kali

muncul dalam durasi 57 detik. Hal ini disebabkan dalam film Hantu Binal Jembatan

Semanggi terdapat 81 jumlah frekuensi.

Bagan IV.11
Frekuensi Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019
25
22

20

15
FREKUENSI

Tatapan Mata
10
10 9
8
6

5 4
3
1 1

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun jumlah variabel tatapan mata

mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2013.

Variabel tatapan mata mulai muncul pada tahun 2001 sebanyak 1 kali dan muncul

kembali pada tahun 2004 sebanyak 1 kali, berikutnya mulai menurun dan mulai

muncul kembali pada tahun 2007. Variabel tatapan mata yang ditampilkan

mencapai angka tertinggi terdapat pada tahun 2010 sebanyak 22 kali. Pada tahun

2007 sampai tahun 2013 terjadi peningkatan dan penurunan variabel tatapan mata

yang tidak signifikan. Variabel tatapan mata dari tahun ketahun yang mengalami

peningkatan paling tinggi adalah tahun 2009 ke 2010 sebanyak 13 kali dan
124

penurunan paling rendah pada tahun 2010 ke 2011 sebanyak 14 kali. Meskipun

tahun sebelumnya variabel tatapan mata tertinggi dari tahun 2007 sampai 2013,

namun sejak tahun 2014 ke tahun 2019 variabel tatapan mata mulai menurun dari

tahun-tahun sebelumnya bahkan menginjak angka nol.

Bagan IV.12
Presentase Indikator Tatapan Mata Tahun 2001-2019

14%

Pandangan Mata Yang


Terkesan Erotis

Pandangan Mata ke
Daerah Tubuh Yang
86% Bersifat Erotis

(Sumber: Olahan Peneliti)

Dari grafik diatas, menjelaskan bahwa indikator tatapan mata dalam film

horor Indonesia tahun 2001-2019 peneliti tidak banyak menemukan

ditampilkannya jenis indikator tatapan mata. Pada grafik diatas, hanya indikator

jenis pandangan mata yang terkesan erotis yang mendominasi pada presentase

sebesar 86%. Sementara itu indikator untuk tatapan mata jenis pandangan mata ke

daerah tubuh yang bersifat erotis, peneliti mendapatkan presentase sebanyak 14%.

Dasar stereotip gender mengenai seksualitas adalah pemikiran bahwa laki-

laki memiliki dorongan dan kebutuhan seksual yang lebih kuat daripada

perempuan. Kontruksi seksualitas, bahwa laki-laki lebih mudah terangsang

libidonya oleh stimuli visual lewat pancaindra, melahirkan pencitraan kecantikan


125

dan seksualitas di media massa melalui majalah dan film yang mengeksploitasi

keindahan tubuh perempuan. Tubuh demikian diasumsikan dapat membuat laki-

laki berfantasi erotis terhadapnya dan membangkitkan gairah seksual laki-laki

(Melliana, 2006: 139).

IV.3.2.4 Rangsangan Seksual

Adegan seorang wanita atau pria dalam melakukan sentuhan yang

menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan yang motifnya bersifat seksual

(Mulyana, 2008: 343). Dalam temuan data yang ada mengenai rangsangan seksual

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.11
Frekuensi Indikator Rangsang Seksual
Jumlah Presentase
No. Tahun Judul Film Frek Sampel Adegan
Frek %

1. 2001 Jelangkung 3 4 75%

(14:00–14:20 (20'))

2. Kafir Satanic 0 0 0

2002
Peti Mati (The 29
3. 3 10,34%
Coffin)

(09:00-09:25 (25'))

4. 2003 Tusuk Jelangkung 0 3 0


Ada Hantu 0
5. 0 0
2004 Disekolah
6. Disini Ada Setan 0 0 0
126

7. Bangsal 13 0 3 0

8. Mirror 0 0 0
2005
9. Missing 0 0 0

10. Pocong 2 5 5 100%

2006 (01:00:55-01:01:45)
(110')

11. Kuntilanak 0 28 0

12. Hantu Jeruk Purut 0 14 0

Terowongan 79
13. 19 24,5%
Casablanca

(04:25-07:10 (165'))

14. Kuntilanak 2 0 2 0
2007 4
15. Roh 0 0

16. Suster N 0 0 0

17. Pocong 3 0 43 0
18. The Wall 0 3 0
19. Angkerbatu 0 0 0
Legenda Sundel 6
20. 0 0
Bolong

Takut: Faces of 37
21. 2008 4 10,81%
Fare

(26:45-27:20 (35'))
127

Tali Pocong 100


22. 5 5%
Perawan

(40:15-40:50 (35'))

23. Hantu Ambulance 6 60 10%

(58:20-01:00:05)
(105')
Kereta Hantu 48
24. 0 0
Manggarai
25. Kuntilanak 3 0 6 0

Tiren: Mati 38
26. 17 44,74%
Kemaren

(28:00-28:25 (25'))
40 Hari Bangkitnya 0
27. 0 0
Pocong

28. Setan Budeg 12 76 15,79%

(41:10-42:55 (105'))

Air Terjun 117


29. 2009 1 0,85%
Pengantin

(04:45-05:45 (60'))

30. Suster Keramas 5 165 3,3%

(48:40-50:00 (80'))
128

Hantu Binal
31. Jembatan 18 81 22,22%
Semanggi
(02:30-04:30 (120'))

32. Paku Kuntilanak 27 171 15,79%

(23:13-23:42 (29'))

Hantu Jamu 40
33. 4 10%
Gendong

(28:00-28:30 (30'))

Terowongan 2
34. 2 100%
Rumah Sakit

(47:25-47:35 (10'))

Darah Janda 91
35. 16 17,58%
Kolong Wewe

(41:20-43:15 (115'))

36. Dikejar Setan 5 5 100%

(01:30:28-01:30:31)
(3')

Hantu Rumah 0
37. 0 0
Ampera
129

Dendam Pocong 125


38. 13 10,40%
Mupeng

(23:20-24:50 (80'))

39. Diperkosa Setan 8 127 6,30%

(03:05-03:20 (15'))

Kain Kafan 127


40. 0 0
Perawan

Tiran Mati 117


41. 11 9,40%
Diranjang

2010 (26:25-27:00 (35'))

Rintihan
42. Kuntilanak 8 154 5,19%
Perawan
(42:05-42:25 (20'))

Rayuan Arwah 62
43. 7 11,29%
Penasaran

(03:10-03:30 (20'))

44. Pocong Keliling 3 131 2,29%

(44:20-45:50 (90'))
130

45. Selimut Berdarah 5 130 3,85%

(30:10-30:15 (5'))

Arwah Goyang 271


46. 13 4,80%
Jupe Depe

(28:00-29:00 (60'))

47. Pocong Kesetanan! 0 35 0

Kuntilanak 38
48. 0 0
Kesurupan

Pacar Hantu 324


49. 19 5,86%
2011 Perawan
(55:05-56:45 (100'))

Pocong Mandi 112


50. 1 0,89%
Goyang Pinggul

(59:00-59:18 (18'))

Pelukan Janda 140


51. 8 5,71%
Hantu Gerondong

(00:30-1:53 (83'))
Ada Hantu Di 28
52. 0 0
Vietnam

2012
Perempuan Di 70
53. 1 1,43%
Rumah Angker

(15:28-16:38 (70'))
131

Rumah Bekas 206


54. 2 0,97%
Kuburan

(48:45-50:15 (90'))
Pacarku Kuntilanak 99
55. 0 0
Kembar
Mr. Bean 76
56. 0 0
Kesurupan Depe

Mama Minta 138


57. 1 0,72%
Pulsa

(29:52-32:33 (161'))
58. Mengejar Setan 0 0 0

59. Kemasukan Setan 0 0 0

Bangkit Dari 208


60. 2 0,96%
Lumpur

(20:00-20:44 (44'))
61. Pantai Selatan 0 55 0

2013 56
62. Perawan Seberang 2 3,57%

(39:05-40:45 (100'))
63. Kerasukan 0 21 0

64. Taman Lawang 10 44 22,73%

(05:07-08:05 (178'))
Jeritan Danau 25
65. 0 0
Terlarang
66. Kamar 207 0 0 0
2014
67 Oo Nina Bobo 0 0 0
132

68. 13 0 80 0
Kuntilanak 0
69. 0 0
Ciliwung
70. Hantu Juga Selfie 0 0 0
4 Tahun Tinggal Di 24
71. 0 0
Rumah Hantu
Pocong Pasti 35
72. 0 0
Berlalu
73. Solit4ire 0 0 0
Malam Suro Di 21
74. 0 0
Rumah Darmo

75. Drakula Cinta 5 68 7,35%

(30:59-31:25 (26'))

Hantu Anak 20
76. 1 5%
Rumah Prapanca
(54:05-54:09 (4'))

77. Hantu Nancy 0 0 0


78. Wewe 0 0 0
2015
79. Nenek Siam 0 7 0
80. Hantu Kuburan Tua 0 14 0

81. Indera Keenam 1 35 2,86%


2016
(11:50-12:27 (37'))
82. Rumah Pasung 0 33 0
83. Ular Tangga 0 0 0
84. Pengabdi Setan 0 0 0
Mereka Yang Tak 0
85. 2017 0 0
Terlihat
86. Mata Batin 0 0 0
133

Keluarga Tak Kasat 0


87. 0 0
Mata
Hantu Jeruk Purut 6
88. 0 0
Reborn
89. The Curse 0 0 0
90 Jailangkung 0 0 0
91. The Real Parakang 0 0 0
92. 13: The Haunted 0 22 0
Arwah Tumbal 0
93. 0 0
Nyai
94. Jaran Goyang 0 0 0
95. Jailangkung 2 0 0 0
96. Nini Thowok 0 0 0
The Origin of 5
97. 2018 0 0
Santet

98. Titisan Setan 7 35 20%

(1:00:00-1:0:30)
(30')
99. Dread Out 0 0 0
2019
100. Tembang Lingsir 0 0 0
Total 280 4584
(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa adegan yang merupakan

kategori indikator rangsangan seksual dalam film horor Indonesia tahun 2001-2019,

frekuensi terbanyak ditunjukkan dalam film Paku Kuntilanak tahun 2009 dengan

jumlah frekuensi sebanyak 27 kali muncul dalam durasi 90 detik dengan presentase

15,79%. Kemudian dalam film Terowongan Casablanca tahun 2007 dan Pacar

Hantu Perawan tahun 2011 menunjukan frekuensi 19 kali muncul adean sensualitas.

Meskipun menunjukan frekuensi yang sama namun kedua film tersebut memiliki
134

presentase yang berbeda. Film film Terowongan Casablanca menunjukan

presentase sebesar 24,5% dan film Pacar Hantu Perawan sebesar 5,86%.

Bagan IV.13
Frekuensi Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019
100
90
90
80
70
60 55

50
FREKUENSI

41
40 Rangsangan Seksual
32
30
19
20 14
5 6 7
10 3 3 4
1
0

TAHUN

(Sumber: Olahan Peneliti)

Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun jumlah variabel rangsangan

seksual mengalami kelajuan naik turun mulai tahun 2002 sampai dengan tahun

2019. Variabel rangsangan seksual mulai muncul pada tahun 2001 sebanyak 3 kali

dan pada tahun 2003 sampai 2005 tidak muncul, muncul kembali pada tahun 2006

sebanyak 5 kali. Variabel rangsangan seksual yang ditampilkan mencapai angka

tertinggi terdapat pada tahun 2009 sebanyak 90 kali. Pada tahun 2006 sampai tahun

2012 terjadi peningkatan dan penurunan variabel tatapan mata yang tidak

signifikan. Variabel rangsangan seksual dari tahun ketahun yang mengalami

peningkatan paling tinggi adalah tahun 2008 ke 2009 sebanyak 58 kali dan

penurunan paling rendah pada tahun 2011 ke 2012 sebanyak 37 kali. Meskipun
135

tahun sebelumnya variabel rangsangan seksual tertinggi dari tahun 2006 sampai

2018, namun pada tahun 2019 variabel rangsangan seksual menginjak angka nol.

Bagan IV.14
Presentase Indikator Rangsangan Seksual Tahun 2001-2019

Berciuman

24% 26% Meraba


Dada/Pantat/Bibir/Paha
Memegang Alat Kelamin
5%
2%
Menggigit dan Meniup
Telinga
43% Mengkecup Leher

(Sumber: Olahan Peneliti)

Dari data grafik diatas, diketahui bahwa indikator rangsangan seksual paling

sering ditayangkan adalah rangsangan seksual jenis meraba dada/pantat/bibir/paha

mendominasi dengan presentase sebesar 43%. Berciuman dimunculkan dengan

presentase 26%. Selanjutnya adalah mengkecup leher dengan presentase sebanyak

24%. Berikutnya adalah menggigit dan meniup telinga sebesar 5% dan yang paling

rendah adalah rangsangan seksual jenis memegang alat kelamin sebesar 2%.

Tanpa disadari, kemolekan tubuh perempuan dijadikan daya tarik tersendiri

oleh para penikmat film horor demi mencari keuntungan semata. Terdapat standar

ganda dalam nilai-nilai dan sikap moral kehidupan pribadi dan masyarakat yakni

mengenai serbuan film-film yang mengandalkan daya tariknya pada rangsangan

seksual, tari-tarian vulgar, ketelanjangan dan pornografi tersama (Piliang, 2004:

97).
136

IV.3.3 Hasil Pengamatan

Film adalah bisnis yang penuh resiko. Para produser film membuat film

dengan tujuan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya melalui pembuatan film

yang sensasional (Lesmana, 2012). Film horor juga tidak terlepas dari dinamika

tersebut. Karl Heider dalam bukunya Indonesian Cinema: National Culture On

Screen (1991: 44), menyatakan bahwa film horor Indonesia pada masa Orde Baru

tidak bisa dilepaskan dari tiga hal, yaitu komedi, seks, dan religi. Ketiganya menjadi

formula ampuh yang membuat film-film horor Indonesia digemari penontonnya.

Sosok Kyai seperti ini masih bisa dijumpai dalam beberapa film horor Indonesia di

awal tahun 2000, yaitu Kafir dan Peti Mati. Hanya saja setelah itu, nuansa religi

tidak lagi dieksploitasi dalam film-film horor Indonesia baru.

Film Jelangkung (2001) karya Jose Poernomo dan Rizal Mantovani yang

kerap dianggap sebagai titik balik film horor Indonesia abad ke-21. Dengan waktu

pengambilan gambar hanya dua minggu dan biaya total produksi sekitar Rp1 miliar,

film ini bisa mendatangkan 1,5 juta penonton selama diputar di layar lebar.

Bandingkan dengan Petualangan Sherina (2000) karya Riri Rizayang

menghabiskan biaya dua miliar dengan jumlah penonton kurang lebih sama

(www.filmindonesia.or.id. diakses: Mei, 2020).

Tren uji nyali anak muda ini terus berlangsung dan memunculkan film-film

sejenis seperti Hantu (2007) karya Adrianto Sinaga, Kuntilanak (2007) karya Jose

Purnomo ataupun Air Terjun Pengantin (2009) karya Rizal Mantovani. Dalam

film-film tersebut selalu ditambahkan bumbu seks dan komedi. Wanita seksi dan

badut pencair suasana berseliweran di film-film tersebut. Aktris Melanie Ariyanto


137

dan Rony Dozer dalam Jelangkung (2001), Nia Ramadhani dan Mastur

dalam Suster Ngesot (2007), serta Dewi Persik dan Rizky Mocil dalam Setan

Budeg (2008).

Beberapa film horor sengaja menampilkan bintang film dewasa dari luar

negeri sebagai bintang tamu untuk daya tarik “penjual tiket”. Ada Rin Sakuragi

dalam Suster Keramas (2009), Maria Ozawa dalam Hantu Tanah Kusir (2010),

serta Sora Aoi dalam Suster Keramas 2 (2011) semuanya berasal dari Jepang. Tera

Patrick dan Sasha Grey, bintang porno asal Amerika Serikat, yang sempat bermain

di Rintihan Kuntilanak Perawan (2010) dan Pocong Mandi Goyang

Pinggul (2011).

Film-film horor tersebut sengaja dibuat untuk menyasar pasar anak muda. Ini

adalah bagian dari tren global yang bisa ditelusuri jejaknya sejak keberhasilan

film Scream (1996) karya Wes Craven dan Ringu (1998) karya Hideo Nakata.

Pengaruh film horor Jepang pun terasa dalam film-film horor lokal seperti Ada

Hantu di Sekolah (2004) karya Koya Pagayo dan Mirror (2005) karya Hanny R.

Saputra.

Biaya produksi murah dan jaminan membludaknya jumlah penonton jadi

alasan untuk terus bertahannya film horor anak muda dengan bumbu seks dan

komedi. Dalam daftar 70 film Indonesia terlaris 2007-2015 yang diolah produser

Ichwan Persada dari (www.filmindonesia.or.id. diakses: Mei, 2020), masuk 16 film

bergenre horor dari Terowongan Casablanca (2007) karya Nanang Istiabudi dengan

1,2 juta penonton hingga Taman Lawang (2013) karya Aditya Gumay dengan

526.761 penonton.
138

Bagan IV.15
Hasil Frekuensi Indikator Sensualitas Pada Film Horor

1200
973
1000 920
748
800
617
Frekuensi

600
409
400 290
248
200 137
47 68 62
4 29 3 3 0 21 6 0
0

Tahun

(Sumber: Olahan Peneliti)

Pada bagan diatas adalah total dari keseluruhan frekuensi sensualitas indikasi

verbal dan nonverbal, pada tahun 2001 hingga tahun 2004 sudah mulai muncul

indikator sensualitas pada film horor Indonesia yaitu film Jelangkung (2001) yang

berjumlah 4 kali kemunculan. Disusul tahun 2002 sebanyak 29 kali kemunculan,

tahun 2003 dan 2004 sebanyak 3 kali. Pada tahun 2005 indikator sensualitas tidak

ditemukan dalam dua film horor Indonesia Mirror (2005) dan Missing (2005).

Indikator sensualitas mulai muncul kembali ditahun 2006 ditemukan 47 kali

kemunculan pada 3 film horor Indonesia.

Mulai tahun 2007 sensualitas perempuan mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun sebelumnya sebanyak 137 kali kemunculan dan para hantu

mulai berurbanisasi atau berganti, bermula dari desa Angkerbatu, Jawa Barat.

Belakangan mereka mulai menemukan rumah di perkotaan, contohnya


139

Terowongan Casablanca dekat pusat bisnis dan perbelanjaan di Jakarta Selatan,

ataupun Taman Lawang yang identik sebagai tempat berkumpulnya waria di

Jakarta Pusat. Beberapa tempat wisata misteri lain sempat diangkat juga dalam film,

Hantu Jeruk Purut (2006) karya Koya Pagayo, Diperkosa Setan (2010) karya

Petruska Karangan, Drakula Cinta (2014) karya A Leung Wong, ataupun Solit4ire

(2014) karya Rico Michael.

Bagan IV.16
Analisis Kecenderungan Sensualitas Pada Film Horor
900

800

700

600

500

400 Suara Menggairahkan

Rayuan Kata
300
Manja

200 Penampilan Erotis

Tatapan Mata
100
Rangsangan Seksual
0
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Suara Menggairahkan 2 2 7 27 40 12 9 14 113
Rayuan Kata 1 6 7 25 25 8 3 6 1 1 83
Manja 1 10 13 4 12 8 3 51
Penampilan Erotis 23 3 1 42 106 224 584 827 839 598 375 224 21 67 6 54 3994
Tatapan Mata 1 1 4 10 9 22 8 3 6 64
Rangsangan Seksual 3 3 5 19 32 90 55 41 4 14 6 1 7 280
(Sumber: Olahan Peneliti)

Grafik diatas adalah kecenderungan penggunaan indikator (variabel)

sensualitas pada film horor Indonesia dari tahun 2001 sampai tahun 2019, yang

menunjukan indikator sensualitas jenis penampilan erotis mencapai angka

frekuensi tertinggi atau yang mendominasi sebanyak 3994 kali digunakan pada film

horor Indonesia tahun 2001 sampai tahun 2019. Penampilan erotis perempuan lebih

banyak menawarkan fisik menarik yang cenderung dicari laki-laki (Melliana, 2006:
140

24-25). Penampilan fisik perempuan yang terwakilkan melalui ukuran dan bentuk

tubuh, yang kerap kali dimanfaatkan dalam praktik industri. Sebenarnya dihadirkan

semata-mata untuk mempermainkan perhatian konsumen, terlebih penonton laki-

laki. Perkembangan industri perfilman semakin memberikan tekanan pada pihak

perempuan khususnya dituntut untuk selalu tampil ‘indah’ di layar kaca atau di

industri hiburan. Hal ini membuat wanita menjadi sasaran utama untuk

menampilkan sesuatu yang erotis, yang tujuannya tentu saja menaikkan jumlah

peminat atau penonton film tersebut. Erotika atau erotis memiliki pengertian gairah

seksual yang dibangkitkan dengan adanya stimulus internal maupun eksternal

(Bungin, 2006:29).

Indikator sensualitas perempuan yang ditampilkan mencapai angka tertinggi

dimulai pada tahun 2008 sebanyak 290 kali kemunculan hingga tahun 2011

sebanyak 920 kali. Sejak tahun 2009 sampai 2011 jumlah produksi film horor di

Indonesia terus mengalami peningkatan. Sayangnya jumlah tersebut tidak diikuti

dengan perbaikan kualitas tayangan (https://www.merdeka.com/ diakses: Mei,

2020) wakil ketua lembaga sensor film (LSF) Indonesia Nunus Supardi

mengatakan, lima tahun terakhir mulai tahun 2007 hingga tahun 2012 film horor

yang tayang di Indonesia sangat memprihatinkan. Pemeran lebih banyak

menampilkan adegan vulgar yang membuat penyampaian mistis dari sebuah film

horor menjadi bias. Pada tahun tersebut ada delapan film horor yang cukup

menyedot perhatian masyarakat yaitu, Darah Janda Kalong Wewe, Paku

Kuntilanak, Hantu Binal Jembatan Semanggi, Air Terjun Pengantin, Suster

Keramas, Hantu Puncak Datang Bulan, Diperkosa Setan dan Tali Pocong Perawan.
141

Dalam delapan film tersebut, Tali Pocong Perawan yang dibintangi oleh Dewi

Persik terbilang paling sukses karena mampu meraup sekitar 1,8 juta penonton.

Ketua Lembaga Sensor Film, Muchlis Paeni mengaku dibuat bingung oleh

film-film horor semacam itu. Seorang stafnya melaporkan ada sebuah film bergenre

horor yang hampir separuhnya karena dipenuhi adegan mesum. Muchlis tidak cuma

menyalahkan produser dan sutradara yang menghasilkan film-film semacam itu.

Menurutnya, penonton juga berperan membentuk tema film nasional. Penonton

film nasional, katanya, masih sangat menyukai film yang berbau seks dan horor.

Inilah perilaku yang tidak pernah berubah dari zaman dulu. "Rasa takut dan

sensualitas sudah menjadi insting manusia" katanya (https://seleb.tempo.co/

diakses: Mei. 2020).

Ody Mulya Hidayat, produser dari Maxima Pictures mengatakan ketika

banyak pihak mencibir film-film horor yang dibumbui adegan seks, dia justru

bangga. "Kami memang jawara di genre ini" katanya. Dari sekitar 20 film horor

produksi Maxima Pictures yang beredar pada tahun 2009, belasan di antaranya

adalah film horor dengan adegan-adegan tak senonoh. Ody Mulya Hidayat

mengklaim film yang dibuatnya rata-rata ditonton di atas 500 ribu orang. Karena

itu, tahun ini dia bertekad memproduksi setidaknya delapan judul film bergenre

horor-komedi dengan bumbu seks (https://seleb.tempo.co/ diakses: Mei, 2020).

Namun pada tahun 2012 indikator sensualitas mulai mengalami penurunan

drastis dari frekuensi 617 kali, turun hingga frekuensi 21 kali kemunculan kembali

pada tahun 2015. Produser Starvision Plus, Chand Parwez menyebutkan, perfilman

nasional sudah mulai memasuki titik jenuh. Akibatnya, dalam tahun 2011 penjualan
142

film jatuh. Chand Parwez menuding produser lain yang memproduksi film bergenre

horor dan seks murahan sebagai biang keladi (https://seleb.tempo.co/ diakses: Mei,

2020).

Bagan IV.17
Jumlah Penonton Film Horor Tahun 1976-2018

(Sumber: https://beritagar.id/ diakses: Mei, 2020)

Film horor dengan kualitas yang rendah ditambah dengan adegan seks

membuat masyarakat menjadi jenuh dan malas menonton horor. Akibatnya pada

periode tahun 2011 hingga tahun 2016 perfilman horor mulai jatuh. Berdasarkan

data diatas, tak satupun film horor periode itu masuk dalam lima besar film terlaris.

Filmindonesia.or.id mencatat ada 19 film horor dengan raihan 2,99 juta penonton

pada 2012. Peraihan penonton tersebut merupakan angka terburuk dalam lima
143

tahun. Sementara pada 2008, ada 19 film horor dengan 7,6 juta; 22 film horor

dengan 7,23 juta penonton pada 2009; 19 film horor dengan 4,53 juta penonton

pada 2010; dan 10 film horor dengan 2,42 juta penonton pada 2011

(https://beritagar.id/ diakses: Mei, 2020). Lanskap film horor di tangga film

terpopuler kembali berubah pada 2017 ketika film Pengabdi Setan menjadi film

nomor satu dengan pencapaian 4,2 juta penonton.

Hal ini didukung dengan pendapat Joko Anwar sebagai sutradara film

Pengabdi Setan (2017). Dalam sebuah wawancara dengan media online, Joko

Anwar melihat film horor Indonesia saat ini mengalami banyak perubahan. Tidak

lagi hanya menyajikan tontonan penuh kekagetan lantaran penampakan yang

muncul tiap menit atau tak hanya menjual perempuan-perempuan seksi sebagai

etalase di poster dan adegan-adegan horor (https://seleb.tempo.co/ diakses: Mei,

2020). Uniknya, Joko kembali menambahkan statement dalam wawancara tersebut

bahwa sebenarnya, memproduksi film hantu dengan bumbu perempuan seksi

menurut Joko tak sepenuhnya salah. Hanya saja ceritanya memang harusnya bisa

kuat memberi alasan mengapa harus ada perempuan seksi di dalamnya. Pernyataan

dari media online inilah yang ditemukan peneliti setelah interpretasi juga

memperkuat temuan peneliti, bahwa Joko Anwar sebagai film maker dan sutradara

ingin memecah stereotipe tidak harus ada keterlibatan perempuan seksi dalam film

terutama film horor.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang diperoleh oleh peneliti mengenai frekuensi tentang

sensualitas verbal dan nonverbal perempuan dalam film horor Indonesia di tahun

2001 hingga tahun 2019, peneliti mengelompokannya dalam empat tahun dan

frekuensi kemunculan angka sensualitas tubuh perempuan tertinggi terdapat pada

tahun 2009 hingga tahun 2012. Pada tahun tersebut juga memiliki skor tertinggi

pada indikator sensualitas verbal (suara menggairahkan dan rayuan kata) dan

indikator non verbal (penampilan erotis, rangsangan seksual, tatapan mata dan

manja). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam keempat tahun tersebut

tingginya angka sensualitas dikarenakan penonton film nasional masih sangat

menyukai film yang berbau sensualitas dan horor.

Sedangkan frekuensi kemunculan sensualitas yang terendah terdapat pada

tahun 2005 dan tahun 2019 sebanyak nol kali atau sudah tidak ditemukan adegan

sensualitas perempuan. Angka nol atau tidak ditemukan adegan sensualitas ini

dapat dilihat bahwa para sineas film horor Indonesia sudah mulai mengurangi

adegan kemunculan sensualitas, kualitas seadanya dengan resep horor dengan

bumbu mesum membuat masyarakat menjadi jenuh dan malas menonton horor.

Dalam penelitian ini, diantara dua indikasi sensualitas baik verbal maupun

nonverbal. Kecenderungan kategori indikator nonverbal jenis penampilan erotis,

memperoleh hasil tertinggi dan paling mendominasi dalam kemunculan di film

144
145

horor Indonesia. Dengan kemunculan ini artinya kecenderungan penggunaan

penampilan erotis kerap kali dimanfaatkan dalam praktik industri perfilman.

V.2. Saran

V.2.1 Saran Akademis

Melalui penelitian ini, kita mengetahui frekuensi presentase, dan bentuk

adegan sensualitas perempuan dalam film horor Indonesia dari tahun 2001 hingga

tahun 2019 yang dimana pada tahun 2019 sudah tidak ditemukan bentuk adegan

sensualitas. Peneliti mengharapkan agar kedepannya dapat dilakukan penelitian

yang sama tentang film horor di Indonesia. Sehingga kita dapat mengetahui

perkembangan seperti apa yang terjadi pada film horor Indonesia.

Peneliti juga menyadari adanya kekurangan dalam penelitian kuantatif ini,

seperti kurangnya pemaknaan terhadap hasil data sehingga analisis datanya kurang

mendalam, maka peneliti menyarankan kedepannya dapat diteliti kembali dengan

menggunakan penelitian kualitatif metode analisis deskriptif sehingga dapat

melengkapi penelitian ini serta mendapatkan gambaran dan pemaknaan yang lebih

mendalam pada kondisi perfilman Indonesia dari tahun ke tahun.

V.2.2 Saran Praktis

Peneliti berharap agar perfilman Indonesia terutama film horor lebih

mementingkan pesan yang bersifat positif dibandingkan memikirkan agar film

horor banyak ditonton. Tidak semua film harus memiliki banyak adegan sensualitas

akan mendapatkan penghasilan yang besar.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Barker, Chris. (2000). Cultural studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana.


Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Derry, Charles. (2009). Dark Dreams: A Psychological History of The Modern
Horror Film. United States of America: McFarland & Company, Inc.,
Publishers.

Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu


Komunikasi dan Ilmu-Ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Heider, Karl G. (1991). Indonesian Cinema. National Culture On Screen.


Honolulu: University of Hawaii Press.

Hilman, Jenifer. (2000). Clinical Perspectives on Elderly Sexuality. Springer


Science+ Business Media New York: LLC.

Junaidi, A. (2012). Porno: Feminisme, Seksualits, dan Pornografi di media.


Jakarta: PT Grasindo.
King, Angela. (2004). The Prisoner of Gender: Foucault and the Disciplining of
The Female Body in Journal of International Women‟s Studies. London:
Association Essay Contest.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Melliana, Anastasia. (2006). Menjelajah Tubuh: Perempuan dan Mitos Kecantikan.


Yogyakarta: Lkis.

Mosco, Vincent. (2009). The Political Economy of Communication. California:


Sage.

Mulyana, Deddy. (2008). Komunikasi Efektif “Suatu Pendekatan Lintas Budaya”.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

146
147

Mulyono, Widjajanti. (2016). Ilmu sosial di Indonesia: Perkembangan dan


tantangan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Piliang, Yasraf Amir. (2004). Dunia yang Dilipat. Yogyakarta : Jalasutra.

Roqib, Drs. Moh. (2007). Harmoni dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Silalahi, U. (2017). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sylver, Marshall. (1995). Passion Profit Power. New York: Simon & Schuster
paperbacks.
Thornham, S. (2006). Feminism and film, the Routledge Companion to feminism
and postfeminism editor Sarah Gamble. London: Routedge.
Tong, Rosemarie. (2009). Femenist Thought. United States: Westview Press.

Artikel Jurnal:

Agustina, Wiji Luluk. (2016). “Mitos Dan Sensualitas Dalam Perkembangan Film
Horor Indonesia”. Patrawidya, Vol. 17, No. 3, Desember 2016.

Ayun, Primada Qurrota. (2015). “Sensualitas dan Tubuh Perempuan Dalam Film-
Film Horor Indonesia (Kajian Ekonomi Politik Media)”. Jurnal Simbolika.
Volume 1 (1) 2015: 16-26. DOI:
http://dx.doi.org/10.31289/simbollika.v1il.46.g4.

Fitriana, L., & Mulyadi, U. (2018). “The Representation of Women Sensuality in


Fiesta Condoms Ads “Safety Airlines” Version on Television.” Atlantis
Press, Advances in Social Science, Education and Humanities Research:
volume 260.

Herawati, Erni. (2011). “Pornografi Dalam Balutan Film Bertema Horor Mistik Di
Indonesia.” HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011: 1408-1419.
Kurniawan, Ivan. (2018). “The Sensuality And Tendency Of Fetishism On Model-
themed Photography.” Atlantis Press, Advances in Social Science, Education
and Humanities Research: volume 225.

Madayanti, Ratna, K, D. (2015). “Penerimaan Penggemar K-pop terhadap


Sensualitas dalam Video Klip Girls Day “Something”.” Jurnal E-
Komunikasi, VOL 3. NO.2 TAHUN 2015.

Meliala, D.S.S, & Bezaleel, M. (2016) Analisis Film Horor Indonesia Produksi
Tahun 2014 (Studi Kasus: Mall Klender Dan Kamar 207), Andharupa,
Vol.02 No.01 Tahun 2016.

Noor, F., & Wahyuningratna, R.N. (2017). “Representasi Sensualitas Perempuan


Dalam Iklan New Era Boots Di Televisi (Kajian Semiotika Roland Barthes).”
IKRAITH-HUMANIORA vol 1 Nomor 2 Bulan November 2017: Vol 1 No 2
(2017).

Pratama, Dio. (2014). “Eksploitasi Tubuh Perempuan Dalam Film “Air Terjuan
Pengantin” Karya Rizal Mantovani (Analisis Semiotika Roland Barthes).”
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 297 – 311.

Prawiranauli, N., Irawan, A.A., & Wahjudianata, M. (2018). Stereotipe Perempuan


Indonesia dalam film horror “Pengabdi Setan” JURNAL E-KOMUNIKASI
VOL 6. NO.2 TAHUN 2018.

Sukmono, B.D. (2012). “Eksploitasi Tubuh Perempuan di Televisi Sebagai Ironi


Kepribadian Indonesia.” 2015 Jurnal Komunikator: Vol. 4 No.1 Mei 2012.

Wahyudi, A. Pratama. (2014). “Representasi Sensualitas Perempuan Dalam Foto


Cover Majalah Dewi Edisi Maret Hingga Desember 2013”. Universitas
Airlangga: Commonline Departemen Komunikasi Vol. 3/ No. 3.

148
Artikel Skripsi:

Eryawan, Fiki Aditya. (2011). “Pornografi Dalam Film Horor Indonesia (Analisis
Isi Adegan Pornografi dalam Film Horor Indonesia Periode Bulan Juli-
Desember 2009).” (Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Putra, Ilham Haliq. (2016). “Unsur Sensualitas Perempuan Dalam Film Indonesia
(Analisis Isi Pada Film “Negeri Tanpa Telinga” Karya Lola Amaria)”
(Universitas Muhammadiyah Malang).

Renggaditya K, Satria. (2013). “Penerimaan Khalayak Remaja Terhadap


Sensualitas Tubuh Perempuan dalam Anime Fairy Tail.” (Universitas
Airlangga Repository).

Rusdiati, SR. (2009). “Film Horor Indonesia: Dinamika Genre.” (Universitas Ilmu
Susastra FIB UI).

Setiyawan, Clemens Felix. (2017). “Erotisme Dalam Kengerian (Analisis Sajian


Erotisme dalam Film Horor Indonesia).” (Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta).

Tjiong, Jessica Santoso. (2014). “Analisis Isi Press Release Pt Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Ditinjau Dari Perspektif Jurnalistik.” (Universitas Widya
Mandala Surabaya).

Torong, Bernard Putranto. (2013). “Analisis Isi Film Horor Indonesia Terlaris 2011
Dalam Pesan Kekerasan, Penipuan, Seks, Dan Mistik.” (Universitas Telkom).

Widaryanto, M.Reiza Payoga. (2014). “Pornografi dalam Film Horor Indonesia


(Analisis Isi adegan pornografi dalam film horor Indonesia yang dibintangi
Dewi Persik sejak tahun 2008-2012).” (Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta).

Williams, J. E., Bennett, S. M., & Best, D. L. (1975). "Awareness and expression
of sex stereotypes in young children.” Developmental Psychology, 11(5),
635-642.

149
Media Online:

Choiriah, Muchlisa. (2016). Film horor Indonesia tidak seram, cuma jual paha dan

dada. Diakses pada tanggal 2 Mei 2020 dari

https://www.merdeka.com/artis/film-horor-indonesia-tidak-seram-cuma-

jual-paha-dan-dada.html

Choi, Charles Q. (2010). A Curvy Body’s Like A Drug To Men. NBC [online].

Diakses pada tanggal 15 Maret 2019 dari

http://www.nbcnews.com/id/35540957/ns/health-skin_and_beauty/t/curvy-

bodys-drug-men/#.Whb49dKWbDf

Joko Anwar: Sudah Seharusnya Film Horor Dibuat dengan Respek. (2017). Tempo

[online]. Diakses pada tanggal 2 Mei 2020 dari

https://seleb.tempo.co/read/911651/joko-anwar-sudah-seharusnya-film-

horor-dibuat-dengan-respek/full&view=ok

Khoiri, Agniya. (2016). Penemu Bakat Suzanna Sebagai Ratu Horor Indonesia.

Diakses pada tanggal 18 Februari 2019 dari

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161031100522-220-

169008/penemu-bakat-suzzanna-sebagai-ratu-horor-indonesia

Lesmana, M. (2012). Mira Lesmana: Produser Tidak Sama Dengan Cukong.

Diakses pada tanggal 20 April 2020 dari

150
http://filmindonesia.or.id/article/mira-lesmana-produser-tidak-sama-

dengancukong#.WyroECAxXIU

Pattisina, E. C. (2007). Selamat datang di republik hantu. KOMPAS, 25 Maret 2007.

[on-line]. Diakses pada tanggal 18 Februari 2019 dari

http://www.oocities.org/rumah3poka/kcm260307.htm

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Lembaga Sensor Film.

Diakses pada tanggal 18 Februari 2019 dari

http://itjen.kemenag.go.id/sirandang/peraturan/2168-7-peraturan-

pemerintah-nomor-7-tahun-1994-tentang-lembaga-sensor-film

Petualangan Sherina 1999. Diakses pada tanggal 30 April 2020 dari

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-p018-99-900995_petualangan-

sherina

Prasetya, Eko. (2012). Film horor Indonesia kini, tak seram tapi porno. Merdeka

[online]. Diakses pada tanggal 29 April 2020 dari

https://www.merdeka.com/peristiwa/film-horor-indonesia-kini-tak-seram-

tapi-porno.html

Rosalia, Indra. (2018). Film horor Indonesia gagal populer ketika berbumbu

mesum. Diakses pada tanggal 1 Mei 2020 dari

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/film-horor-indonesia-gagal-populer-

ketika-berbumbu-mesum

151
Tren Mesum Berbungkus Seram. (2010). Tempo [online]. Diakses pada tanggal 29

April 2020 dari https://seleb.tempo.co/read/236342/tren-mesum-berbungkus-

seram/full&view=ok

https://www.indonesianfilmcenter.com/filminfo/detail/2392/tengkorak-hidoep

http://filmindonesia.or.id/

152
LAMPIRAN
Sampel 100 Film Horor Indonesia:
Film Jelangkung (2001) bercerita tentang empat sekawan, Ferdi (Winky
Wiryawan), Gita (Melanie Ariyanto), Gombal (Rony Dozer), Sani (Harry Panca),
selalu penasaran mencari setan. Berbagai tempat yang didatangi tak dijumpai yang
dicarinya. Sampai mereka mendapat kabar di daerah yang bernama Angkerbatu. Di
sinilah berbagai pengalaman dirasakan mereka. Sementara Sani diam-diam
berusaha bermain jelangkung, sebuah permainan yang konon bisa mendatangkan
arwah.
Poster Film Jelangkung Produser: Jose Poernomo
Sutradara: Rizal Mantovani, Jose
Poernomo
Penulis: Adi Nugroho, Rizal
Mantovani, Jose Poernomo
Pemeran: Harry Panca, Rony
Dozer, Melanie Ariyanto, Winky
Wiryawan
Tanggal Edar: Rabu, 19 Desember 2001

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kafir Satanic (2002) Kuntet (Sudjiwo Tejo) berprofesi sebagai dukun
santet. Ia menjual jasa ke berbagai lapisan masyarakat. Hasil kerjanya membuat
kehidupannya mewah, tapi tidak memberi kebahagiaan istri dan anaknya yang
dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Kemudian terungkap bahwa untuk
mendapatkan "ilmu", Kuntet harus menyerahkan nyawa kepada gurunya. Apalagi
saat dia ingin mencapai keabadian. Kematian anak-anak di kampungnya
membangkitkan kecurigaan warga, meski sulit dibuktikan. Kuntet bisa meredam
kemarahan masyarakat dengan bersumpah bahwa kalau benar dia telah membunuh
orang dengan santetnya, maka kalau mati, jasadnya tidak diterima bumi. Ternyata
sumpah ini makan tuan. Waktu meninggal, jasadnya tidak bisa dikuburkan, dan
selalu kembali ke rumah. Akhirnya mayat Kuntet terbakar bersama rumah dan
hartanya. Jasadnya disambar kilat hingga hancur.
Poster Film Kafir (Satanic)

Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez


Servia
Sutradara: Mardali Syarief
Penulis: Yamin
Azhari, Naryono, Wirjaatmadja Ngadiman
Pemeran: Jane Catherine, Tompo S, Ning
Tyas, Sudjiwo Tejo, Meriam Bellina
Tanggal Edar: Rabu, 27 November 2002

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Peti Mati (The Coffin 2002) Rudi alias Kiat Jin (Sandy Nayoan)
mencoba menghindari ramalan A Boen (Joseph Ginting) yang menyebutkan dirinya
akan terbaring mati dalam peti mati hitam yang dibawa A Boen, walau peti itu untuk
Peng An (HIM Damsyik), ayah Rudi. Rudi berhasil bekerja di toko peti mati A
Boen. Ia berusaha menyingkirkan peti mati tersebut. Ketika Peng Liong (Eman
Sulaiman), kakak Peng An, meninggal, peti mati yang dikirim Rudi menolak jasad
Peng Liong. Rudi yang kesal terhadap A Boen minggat. Ketika dia mengayuh
sepeda di jalan raya, sebuah truk barang menabrak dirinya. Rudi mati dan peti mati
yang ditakutinya itu benar menjadi tempat jenazahnya.

Poster Film Film Peti Mati (The Coffin) Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez
Servia
Sutradara: Mardali Syarief
Penulis: Yamin
Azhari, Naryono, Wirjaatmadja Ngadiman
Pemeran: Eman Sulaiman, HIM
Damsyik, Joseph Ginting, Sandy
Nayoan, Maya Caroline
Tanggal Edar: Kamis, 06 Februari 2003

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Tusuk Jelangkung (2003) Rea (Marcella Zalianty) mengajak pacarnya,


Zacky (Iqbal Rizantha), main jelangkung di rumahnya. Sahabat-sahabat Rea
mengecam keisengan Rea. Rea tak mengindahkan peringatan mereka. Keisengan
Rea berbuah petaka. Sejak itu mereka diganggu mahluk halus dengan cara berbeda-
beda. Rea mencari jalan agar lepas dari gangguan hantu. Zul (Ian Bahtiar), kakak
Zacky, yang juga terkena gangguan, mengajak mereka menemui Pak Sakimin,
paranormal yang dulu memberi pertolongan saat Ferdi dkk diganggu anak kecil dan
Suster Ngesot (dalam film "Jelangkung"). Pak Sakimin menyuruh mereka pergi ke
Angker Batu untuk mencabut jelangkung yang ditancapkan setahun lalu oleh
teman-teman Zul.

Poster Film Tusuk Jelangkung

Sutradara: Dimas Djayadiningrat


Penulis: Upi Avianto, Dimas
Djayadiningrat, Erwin Arnada
Pemeran: Ian's Bahtiar, Iqbal
Rizantha, Samuel Rizal, Dinna
Olivia, Marcella Zalianty
Tanggal Edar: Sabtu, 29 Maret 2003

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Ada Hantu Disekolah (2004) enam sahabat sejak SMP, sepakat masuk SMU
yang sama. Peristiwa berawal dari Tasya (Stephanie Pascalia), yang ketiduran di
kelas dan mimpi menyeramkan. Ia merasa diteror hantu perempuan berseragam
SMU. Peristiwa itu malah membuat Tasya dihukum guru untuk membereskan
buku-buku di perpustakaan. Ia dibantu sahabat-sahabatnya. Di perpustakaan itu
mereka dibentak oleh seorang murid perempuan. Tasya mengenali murid itu
sebagai hantu dalam mimpinya. Sejak saat itu keenam sahabat itu sering diganggu
sang hantu. Tasya akhirnya bisa menemukan sumber masalah hantu itu di buku
tahunan sekolah. Hantu itu arwah penasaran seorang murid di sekolah itu. Ia
meninggal bunuh diri karena dihamili kekasihnya.
Poster Film Ada Hantu Disekolah

Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez


Servia
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: William Alvin, Arie K
Untung, Raffi Ahmad, Stephanie Pascalia
Tanggal Edar: Kamis, 23 September 2004

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Disini Ada Setan (2004) cerita berawal dari Sashi, gadis berusia 15
tahun yang sekolah di salah satu SMU favorit di Jakarta. Belakangan dia baru
mengetahui kalau ternyata dirinya memiliki indera keenam. Hidupnya pun berubah
menjadi penuh petualangan yang menegangkan, berburu dan mengungkap misteri
penampakan setan yang ditemuinya. Bersama dua sahabatnya, Anya dan Siska,
Sashi bertualang mendokumentasikan hal-hal gaib yang terjadi di sekitar mereka.
Petualangan menegangkan mereka ini dikemas dalam suspen dan teror horor yang
juga dibumbui dengan konflik-konflik remaja yang segar, lucu, dan juga
menegangkan. Terutama kisah percintaan yang romantis dan juga penuh persaingan
cinta segitiga.
Poster Film Disini Ada Setan Produser: Shanker RS BSc, Chand Parwez
Servia
Sutradara: Koya PagayoPemeran: Indri
Satiya, Thomas Nawilis, Nagita Slavina,
Lia Ananta, Diva Nadia, Intan Ayu
Purnama, Jennifer Arnelita, Ardyna Rasty,
Ajee Vubby, Dude Harlino, Tata Tangga,
Marsha Tengker

Tanggal Edar: 21 Maret 2004


(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Bangsal 13 (2004) karena menabrak orang, Nat (Endhita) dan Mina
(Luna Maya) terpaksa menginap di rumah sakit, sambil membawa korban yang
tertabrak. Berhubung rumah sakit penuh, dokter jaga, Azis (Andika), membuka
bangsal 13, yang tak pernah terpakai, karena konon menyimpan misteri. Tengah
malam Nat mendengar suara mengetok-ngetok lantai kamar mandi. Nat tak
memberi tahu semua kejadian itu kecuali pada Devon (Bayu Wahyudhi),
kekasihnya. Keesokannya Devon datang ke rumah sakit dan bercanda melakukan
larangan: mengetuk pintu dari dalam. Devon mati, dan Nat ditarik si hantu suster
ngesot masuk dalam lubang kamar mandi.

Poster Film Bangsal 13

Produser: Dimas Djayadiningrat


Sutradara: Ody C Harahap
Penulis: Gunnar Nimpuno, Ody C
Harahap
Pemeran: Endhita, Luna
Maya, Andika, Bayu Wahyudhi

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Mirror (2005) Kikan (Nirina Zubir) gadis yang lincah dan suka jahil.
Akibat kejahilannya ia menghadapi sejumlah keanehan. Ia seperti mempunyai
kekuatan yang tidak dimiliki orang lain dimana ia rasakan melalui cermin dan hal
ini sangat menyiksanya. Kejadian-kejadian tersebut mulai menimpa orang
terdekatnya namun ia hanya bisa menceritakannya kepada Doni (Jonathan Mulia),
lelaki yang menaruh hati pada Kikan namun selalu diabaikan. Saat Kikan mulai
merasakan hal yang sama, Kikan tetap tak bisa menerima Doni karena kejadian
buruk terus menghantuinya.
Poster Film Mirror

Produser: Elly Yanti Noor, Leo Sutanto


Sutradara: Hanny R Saputra
Penulis: Armantono, M Leo Lumanto
Pemeran: Ira Wibowo, Henidar
Amroe, Jonathan Mulia, Nirina Zubir
Tanggal Edar: Kamis, 27 Oktober 2005

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Missing (2005) Vega (Essa Puji Lestari), seorang anak kecil yang masuk
ke bagasi mobil Steven (Restu Sinaga), saat pemuda itu sedang memotret di hutan.
Vega lagi main umpet-umpetan. Berhari-hari tinggal di bagasi mobil Steven,
akhirnya anak itu tewas dan arwah penasarannya menghantui Steven dan istrinya
Maya (Endhita). Maya yang memiliki kekuatan supranatural merasakan kehadiran
Vega. Akhirnya, pasangan muda itu mengetahui kesalahan mereka dan mencoba
menyembunyikan mayat, lalu menguburkannya.

Poster Film Missing

Produser: Nayato Fio Nuala, Chand


Parwez Servia
Sutradara: Chiska Doppert
Penulis: Ery Sofid, Dini Radia
Pemeran: Endhita, Restu Sinaga, Essa Puji
Lestari
Tanggal Edar: Kamis, 20 Oktober 2005

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pocong 2 (2006) Maya (Revalina S Temat), yatim piatu, bekerja sebagai
asisten dosen, hanya tinggal berdua dengan adiknya, Andin (Risty Tagor), siswa
SMU. Maya akan segera menikah dengan tunangannya, Adam (Ringgo Agus
Rahman). Ingin mencari tempat tinggal yang layak, Maya mencari tempat kost. Di
koran ada apartemen yang disewakan dengan murah. Setelah mereka berdua pindah
ke apartemen baru tersebut, kehidupan mereka mulai tidak tenang. Andin merasa ia
selalu diganggu oleh Pocong. Awalnya, tak percaya, akhirnya Maya menemukan
Andin dalam keadaan depresi berat. Maya berusaha mencari tahu kenapa Andin
menjadi sasaran gangguan dari mahluk halus. Ternyata, dia tidak hanya berhadapan
dengan arwah penasaran berupa Pocong. Ada sesuatu yang mengancam nyawa
adiknya.
Poster Film Pocong 2

Produser: Leo Sutanto, Elly Yanti Noor


Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis: Monty Tiwa
Pemeran: Revalina S Temat, Ringgo Agus
Rahman, Risty Tagor, Dwi Sasono
Tanggal Edar: Selasa, 26 Desember 2006

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kuntilanak (2006) film ini mengangkat kisah urban tentang tradisi
keluarga kaya memelihara kekuatan jahat untuk menjaga kekayaan mereka. Sam
adalah orang pertama di luar keluarga itu yang merasakan kehadiran makhluk halus
peliharaan mereka. Cerita ini adalah paduan kisah hantu urban, sejarah keluarga
Jawa yang kaya dengan kehidupan seorang gadis kota. Sam berusaha
menghancurkan media pengantar Kuntilanak di rumah kostnya. Tanpa sepenuhnya
sadar, ia mulai pandai memanfaatkan kekuatan Kuntilanak untuk kepentingannya.

Poster Film Kuntilanak

Produser: Raam Punjabi


Sutradara: Rizal Mantovani
Penulis: Ve Handojo
Pemeran: Ibnu Jamil, Lita Soewardi, Ratu
Felisha, Alice Iskak, Evan Sanders, Julie
Estelle, Evan Sanders
Tanggal Edar: Jumat, 27 Oktober 2006

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film hantu Jeruk Purut (2006) film ini berupaya menggabungkan legenda
urban dengan kehidupan remaja kota besar. Film ini sejak awal mengenalkan
kondisi sosial dan ruang, dengan gambaran para remaja pulang dari klub dan
diskotek, lalu uji nyali ke kuburan. Airin (Angie) mendapati penulis novel misteri
yang tewas mengenaskan di rumahnya. Saat itu, sang novelis sedang mengerjakan
novel tentang hantu pastor tanpa kepala yang ada di kuburan Jeruk Purut. Anna
minta Airin melanjutkan novelnya. Walaupun dicegah dua sahabatnya, Nadine
(Sheila Marcia) dan Valen (Samuel Z Heckenbucker), Airin berkeras bahkan minta
bantuan mereka untuk survei malam ke kuburan. Seusai kunjungan itu, masing-
masing mendapat teror dari hantu tanpa kepala dan hantu perempuan pembantu
pastor. Si hantu melarang buku itu ditulis dengan versi Airin. Gadis itu tengah
bermasalah, ibunya depresi berat setelah ditinggal kawin ayah Airin, sedangkan
Valen diam-diam jatuh cinta kepadanya.
Poster Film Hantu Jeruk Purut

Produser: Kristuadji
Legopranowo, Anthony Ricardo, Shanker
RS BSc
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Angie, Sheila Marcia, Samuel Z
Heckenbucker

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Terowongan Casblanca (2007) tentang legenda arwah penasaran yang


gentayangan di Terowongan Casablanca. Hantu itu berasal dari Astari (Asha Shara)
yang dihamili pacarnya, Refa (Nino Fernandez). Bukannya bertanggung jawab,
enam bulan kemudian Refa malah berusaha mengaborsi dan menghabisi nyawa
Astari. Setelah Astari tewas, yang muncul kemudian adalah adegan beranak dalam
kubur. Jadilah anak dan ibu itu sebagai hantu dan kuntilanak. Cerita pun berputar
pada aksi-aksi balas dendam si kuntilanak pada Refa yang baru pulang dari kuliah
di luar negeri.
Poster Film Terowongan Casablanca

Produser: Kristuadji
Legopranowo, Shanker RS

Penulis Skenario: Faldin Martha


Sutradara: Nanang Istiabudi
Pemeran: Asha Shara, Nino Fernandez
Tanggal Edar: Kamis, 22 Februari 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kuntilanak 2 (2007) Samantha (Julie Estelle) sudah pindah ke sebuah


tempat kost baru, dan tinggal bersama sebuah keluarga sederhana. Pengikut Sekte
Mangkoedjiwo mencari-carinya, dan hendak menariknya menjadi anggota aliran
sesat itu, agar Kuntilanak dapat tetap berada di bawah kendali mereka. Samantha
sendiri mengalami dilema di dalam batinnya: tetap menjadi dirinya sendiri atau
mengikuti sisi gelap jiwanya yang selalu menggunakan kekuatan jahat untuk
memanggil Kuntilanak dan menyingkirkan orang-orang yang mengganggunya?
Hanya cinta Agung (Evan Sanders) yang sanggup menyadarkan Samantha untuk
mengambil pilihan hidup yang benar. Sayangnya, Agung masih terganggu trauma
berat akibat pernah diculik oleh Kuntilanak dulu. Agung harus segera memulihkan
dirinya sendiri dan menyadarkan Samantha sebelum Sekte Mangkoedjiwo
menemukan wanita itu dan mengubahnya menjadi pribadi yang jahat sepenuhnya.
Poster Film Kuntilanak 2

Produser: Raam Punjabi


Sutradara: Rizal Mantovani
PenulisVe Handojo
Pemeran: Julie Estelle, Evan Sanders, Lita
Soewardi, Piet Pagau, Ibnu Jamil
Tanggal Edar: Rabu, 10 Oktober 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Roh (2007) Ririn, mengalami kejadian aneh di hutan saat ia dan teman-
temannya berkemah. Pak Purbo, paranormal, mendengar perihal yang menimpa
Ririn dan ternyata bukanlah korban pertama. Menurut Pak Purbo, untuk
menyelamatkan Ririn hanya ada satu cara yaitu merekonstruksi kejadian untuk
menemukan dan memusnahkan penyebabnya. Ririn akhirnya meninggal dan Pak
Purbo khawatir akan ada korban lagi. Nadya, sahabat Ririn merasa sangat
kehilangan dan merasa semua kejadian yang menimpa Ririn adalah kesalahannya.
Satu saat ia mendengar sebuah panggilan di telinganya, ia panik dan mengalami
kecelakaan, namun ia selamat. Akhirnya Nadya dan tunangannya, Gilang,
memutuskan untuk beristirahat di bungalow milik orang tua Gilang. Setiba di sana,
Nadya dan Gilang justru mengalami hal-hal dan mimpi yang menyeramkan.
Poster Film Roh

Produser: Madhu S Mahtani, Sagar


Mahtani, Hasok Soebroto
Sutradara: Atok Suharto
Penulis: Kresna Armand
Pemeran: Putri Patricia, Zainal Abidin
Domba, Ryan Delon, Rini Yulianti
Tanggal Edar: Kamis, 11 Januari 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Suster N (Dendam Suster Ngesot, 2007) Rose (Dominique Sanda)


adalah pemilik panti jompo di sebuah puncak bukit di Tanah Pasundan, ketika
Belanda masih menguasai Republik Indonesia. Setelah berganti zaman, panti
tersebut telantar, dan oleh penduduk sekitar dikenal sebagai Villa Rose yang
diwariskan pada Sarah (Atiqah Hasiholan). Sarah tinggal di Belanda. Setelah
menikah dengan Jonathan (Bob Steven), Sarah ingin kembali sepenuhnya tinggal
di Indonesia dan menghidupkan kembali panti jompo peninggalan Nenek. Seorang
perawat cantik, Wulan (Wulan Guritno) yang tinggal tak jauh dari Villa Rose
melamar menjadi penanggung jawab panti yang hendak dibuka tersebut. Wulan
membawa serta para pembantu untuk mengurus villa dan seluruh penghuninya.
Masalah muncul ketika Maya (Ardina Rasti) juga mendadak muncul di Villa Rose.
Maya adalah adik Joe yang nyentrik dan misterius. Sarah merasakan keganjilan-
keganjilan namun tak ada orang lain yang merasakan hal serupa. Ia bertekad
mengungkap semuanya.
Poster Film Suster N

Produser: Ferry Angriawan


Sutradara: Viva Westi
Penulis: Viva Westi
Pemeran: Dominique Sanda, Atiqah
Hasiholan, Bob Steven, Wulan
Guritno, Ardina Rasti
Tanggal Edar: Kamis, 25 Oktober 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong 3 (2007) Putri (Francine Roosenda), DJ kelab malam Vendetta,
dikejutkan oleh berita kematian ayahnya yang sudah sepuluh tahun pergi
meninggalkannya. Sampai akhir hayatnya, sang ayah tidak pernah menjelaskan
kenapa ia tega meninggalkan keluarga. Hal itu membuat Putri yakin bahwa ayahnya
tidak mencintainya. Setelah mengunjungi makam ayahnya, Putri mulai mengalami
kejadian-kejadian aneh yang tidak bisa dijelaskan akal sehat. Hubungan dengan
rekan-rekan kerja terdekatnya, Thomas (Darius Sinathrya), Michelle (Elmayana
Sabrenia), dan Bayu (Gary Iskak) pun juga terganggu. Semakin tidak tahan akan
masalah yang mulai menghancurkan hidupnya, Putri tidak mau tinggal diam. Ia
mulai mencari Laksmi (Rina Hassim), adik kandung ayahnya. Putri yakin bahwa
Laksmi-lah satu-satunya kunci yang bisa membuka misteri yang dialaminya.
Laksmi pernah memperingatkannya beberapa hari setelah kematian ayahnya.

Poster Film Pocong 3 Produser: Cindy Christina, Mitzy


Christina, Novi Christina
Sutradara: Monty Tiwa
Penulis: Monty Tiwa
Pemeran: Francine Roosenda, Darius
Sinathrya, Gary M Iskak, Elmayana
Sabrenia, Rina Hassim, H Chairudin
Marzuki, Ajeng Sardi, Donny
Nugroho, Nadjya A Wijaya
(Sumber: http://filmindonesia.or.id) Tanggal Edar: Kamis, 11 Oktober 2007

Film The Wall (2007) produser film Pak Yudo (Ray Sahetapy), yang terus
merugi, meminta penulis skenario terkenal Sabrina (Nessa Sadin) untuk menulis
sebuah naskah horor. Sabrina mengajukan syarat: menulis di Villa Kubang yang
terkenal angker, karena sebelumnya ada lima remaja mati saat bermain jelangkung
di situ. Meski membawa segala benda mistis, Sabrina mengalami hal-hal aneh di
villa itu. Sepuluh hari kemudian ia menyerahkan hasil karyanya, sambil minta agar
lokasi pengambilan gambar di villa itu juga. Dengan berbagai pertimbangan mereka
sepakat. Sampai di villa, mereka disambut Sabrina. Kejadian mengerikan beruntun
terjadi. Awalnya adalah ditemukannya mayat Sabrina, hingga mereka bertanya-
tanya siapa yang menyerahkan skenario film itu. Satu persatu anggota kru pembuat
film terbunuh secara misterius. Pembuatan film jadi berantakan setelah
sutradaranya meninggal juga.

Poster Film The Wall Produser: Hilman Hariwijaya, Nessa Sadin


Sutradara: Kumar Pareek
Penulis: Hilman Hariwijaya, Kumar Pareek
Pemeran: Rifky Balweel, Ray
Sahetapy, Nessa Sadin, Deriell
Jaqueline, Savira Crith, Donny
Damara, Defri, Catherine Manggoh
Tanggal Edar: Kamis, 13 September 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Angkerbatu (2007) Kisah bermula dengan hilangnya Manda (Nuri
Maulida), reporter, dan Rino (Bayu S Virguna), kameramennya, dari perusahaan
televisi Voice of Korea. Mereka tengah meliput demo masyarakat yang menentang
pembangunan sebuah lapangan golf modern terbesar di Asia oleh sebuah
perusahaan Korea di Indonesia. Lapangan golf tersebut akan dibangun di areal
hutan yang memotong areal Angkerbatu. Ini ditentang masyarakat setempat yang
mengkhawatirkan akan mengganggu ketentraman para "penunggu" hutan
Angkerbatu dan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal
disekitarnya. Malam itu juga, tim Voice of Korea, Yudha (Yama Carlos), produser,
Kanaya (Mieke Amalia), reporte, dan Warno (Susilo Badar), sopir, segera menuju
Angkerbatu untuk mencari rekan mereka yang hilang. Ternyata, situasi yang
mereka dapati jauh lebih buruk dari yang mereka duga. Bukan saja mereka tidak
dapat menemukan Manda, namun juga tidak menemukan seorang pun di sana.
Sebagian besar penduduk kota itu lenyap bagai ditelan bumi, mereka hanya
menemukan sebuah kota kosong. Akibat mencuci muka dengan air dari daerah
tersebut, mereka dapat melihat mahluk-mahluk yang menguasai kota itu.
Poster Film Angkerbatu

Sutradara: Jose Poernomo


Penulis: Hilman Mutasi, Jose Poernomo
Pemeran: Nuri Maulida, Bayu S
Virguna, Yama Carlos, Mieke
Amalia, Susilo Badar
Tanggal Edar: Kamis, 26 April 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Legenda Sundel Bolong (2007) Imah (Jian Batari), penari ronggeng,
jatuh cinta kepada Sarpa (Baim). Setelah menikah mereka memutuskan untuk
pindah ke desa Sindangsari dan memulai kehidupan baru karena banyak kejadian
aneh di desa asalnya. Imah memutuskan berhenti menjadi penari ronggeng dan
Sarpa bekerja di perusahaan Danapati (Tio Pakusadewo) sebagai buruh pemetik teh.
Mereka tidak disukai oleh warga setempat, karena penari ronggeng dianggap wanita
penggoda lelaki. Danapati melihat Imah sebagai ronggeng cantik dengan tubuh
indah. Segala cara Danapati lakukan untuk mendapatkannya, termasuk mengirim
Sarpa untuk mengambil bibit teh di daerah Sumatera. Danapati berhasil
memperkosa Imah. Sarpa kembali dari perjalanannya dan menemukan Imah dengan
pandangan kosong di sudut rumah, Imah berusaha menutupi kejadian yang
menimpanya. Kemudian di desa itu banyak terjadi pembunuhan dengan luka bolong
di punggung mayat.
Poster Film Legenda Sundel Bolong

Produser: Gope T Samtani, Subagio


Samtani
Sutradara: Hanung Bramantyo
Penulis: Hanung Bramantyo, Erik Tiwa
Pemeran: Jian Batari Anwar, Ibrahim
Imran, Uli Auliani, Tio Pakusadewo
Tanggal Edar: Kamis, 18 Oktober 2007

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Takut: Face of Fare (2008) film Takut lahir dari asuhan Komodo Films,
dan merupakan sebuah kompilasi film horor pendek dari tujuh sutradara yang
menghasilkan enam segmen film dalam satu antologi. Film pendek tersebut
disutradarai secara berurutan oleh Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby
Ertanto, Raditya Sidharta, dan The Mo Brothers (Kimo Stamboel & Timothy
Tjahjanto).

Produser: Wahyu Indra, Riri Riza, Mira


Lesmana, Toto Prasetyanto, Syarika
Poster Film Takut: Faces of Fare Bralini, Nanung Nugroho, Raditya
Sidharta,
Sutradara: Rako Prijanto, Riri Riza, Ray
Nayoan, Robby Ertanto
Soediskam, Raditya Sidharta, Mo
Brothers
Penulis: Rako Prijanto, Riri Riza, Brian
Yuzna, Raditya Sidharta, Mo Brothers
Pemeran: Marcella Zalianty, Lukman
Sardi, Donny Alamsyah, Dinna
(Sumber: http://filmindonesia.or.id) Olivia, Junior Liem,

Tanggal Edar: Senin, 01 Desember 2008

Film Tali Pocong Perawan (2008) Nino (Ramon Y Tungka) adalah cowok
introvert yang tidak bergaul. Kesehariannya hanya berkutat di kamar sambil surfing
internet. Nino sangat mencintai Virnie (Dewi Perssik), pacar Aldo (Ibnu Jamil),
adiknya sendiri. Nino memasukkan air perasan tali pocong ke minuman Virnie.
Ternyata Virnie tidak berubah mencintai Nino, karena Virnie tidak meminum air
pemberian Nino. Merasa tidak berhasil, Nino membakar tali pocong tersebut.
Akibatnya, Nino diteror pocong, hingga ditemukan tewas gantung diri. Pocong itu
kemudian meneror Virnie dan Aldo. Kemudian Aldo mendapatkan petunjuk, bahwa
hantu pocong tersebut adalah sahabat Aldo sejak kecil yang bunuh diri dengan
menggantung diri di kampus, karena kecewa Aldo pacaran dengan Virnie. Padahal
ia menganggap Aldo adalah pacarnya. Aldo memutuskan untuk bunuh diri agar
tidak ada teror lagi. Melihat Aldo hendak bunuh diri, sang hantu menghilang. Virnie
menyelamatkan Aldo dari rencana bunuh diri.
Poster Film Tali Pocong Perawan

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Arie Azis
Penulis: Aviv Elham
Pemeran: Ramon Y Tungka, Ibnu
Jamil, Dewi Perssik
Tanggal Edar: Kamis, 10 April 2008

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Ambulance (2008) Gina (Elvita Sambuaga) melakukan


pesugihan demi memperbaiki ekonomi keluarga. Namun Gina mesti membayarnya
dengan tumbal nyawa. Sang makhluk gaib menghabisi seluruh keluarga kecuali
anaknya, Rano (Dimaz Andrean). Sekian tahun berlalu, Rano bersama teman-
temannya, Dicky (William Alvin), Ocha (Ratna Galih), dan Popi (Fitri Ayu), kuliah
di Bandung. Mereka tinggal bersama di satu rumah kontrakan yang ternyata adalah
kediaman Rano masa lalu. Di rumah itu terparkir sebuah ambulans yang menurut
desas-desus mengandung mistik. Kejadian-kejadian aneh dan mengerikan mereka
alami. Terutama dengan ambulans yang terus memakan korban serta menyimpan
kutukan makhluk gaib. Selidik punya selidik, terkuaklah masa lalu keluarga Rano
yang selama ini dirahasiakan oleh Widya (Suzanna), neneknya. Rano bertekad
mematahkan kutukan itu dengan caranya sendiri.
Poster Film Hantu Ambulance

Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Elvita Sambuaga, Dimaz
Andrean, William Alvin, Ratna Galih, Fitri
Ayu, Suzanna
Tanggal Edar: Kamis, 21 Februari 2008

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kereta Hantu Manggarai (2008) hubungan Rossa (Sheila Marcia


Joseph) dengan adiknya, Emily (Stefanie Hariadi), tidak berjalan baik, karena
Rossa merasa ibunya Diah (Rina Hassim) lebih memperhatikan adiknya. Suatu hari
Rossa dan Emily bertengkar hebat, hingga Rossa mengusir adiknya dari rumah.
Rossa menyesal dan curhat kepada Tari (Nadila Ernesta), teman kuliah. Emily
konon pergi ke rumah tantenya di Bogor, tapi ternyata tak pernah sampai. Tari
mengira Emily naik kereta hantu, karena itu ia mengenalkan Rossa pada Bobby
(Melvin Lim), yang terobsesi dengan kereta hantu. Bobby mengajak Doddy (Fendi
Trihartanto) dan Peggy (Gianina Emanuela) untuk naik kereta hantu itu. Mereka
dibantu seorang paranormal. Mereka mendapat penampakan dari korban
kecelakaan kereta hantu itu. Doddy dan Peggy tewas. Rossa juga kerap mengalami
penampakan hantu korban itu. Rossa akhirnya minta bantuan Bobby untuk mencari
Emily yang hilang di kereta hantu itu.
Poster Film Kereta Hantu Manggarai
Produser: Gope T Samtani, Subagio
Samtono
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Sheila Marcia Joseph, Stefanie
Hariadi, Melvin Lim, Rina Hassim, Nadila
Ernesta, Fendi Trihartanto, Gianina
Emanuela
Tanggal Edar: Rabu, 30 April 2008
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kuntilanak 3 (2008) Darwin (Mandala Abadi Shoji), Asti (Imelda


Therine), Herman (Reza Pahlevi) dan Petra (Laura Antoinette) pergi ke Desa Ujung
Sedo untuk mencari dua orang teman mereka yang hilang: Stella (Laudya Cynthya
Bella) dan tunangannya. Di perjalanan, mereka bertemu dengan Samantha (Julie
Estelle) yang memiliki sebuah misi pribadi yang misterius di Ujung Sedo: mencari
Mbah Putri, pencipta Durmo pemanggil kuntilanak. Ibu Samantha, Mega (Ida
Iasha), menyuruh Samantha mencari seorang dukun tua di Ujung Sedo yang bisa
mencabut wangsit tersebut. Namun, dukun tua itu punya rencana jahat lain yang
mengancam nyawa semua orang. Dibantu gadis cilik bernama Yenny (Cyndi
Valerie) serta teman-temannya, Samantha berjuang menuntaskan misinya,
walaupun kekuatan dukun tua dan Kuntilanak jauh melampauinya.
Poster Film Kuntilanak 3
Produser: Raam Punjabi
Sutradara: Rizal Mantovani
Penulis: Ve Handojo, Rizal Mantovani
Pemeran: Julie Estelle, Laudya Cynthia
Bella, Mandala Abadi Shoji, Imelda
Therinne, Reza Pahlevi, Laura
Antoinette, Ida Iasha, Cindy Valerie, Irene
Racik Salamun
Tanggal Edar: Kamis, 28 Februari 2008
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Tiren: Mati Kemaren (2008) Ranti (Dewi Perssik) ditemukan meninggal
secara mendadak dan misterius. Hendra (Baron Hermanto), ayahnya, sangat marah
dan dendam. Ketika mengubur, Hendra sengaja tidak melepas tali pocong Ranti,
dengan maksud agar arwah Ranti mengejar orang yang membunuhnya. Ranti benar-
benar jadi arwah penasaran, dan membuat geger. Korban pertama yang didatangi
arwah Ranti adalah Leo (Renee The). Semasa hidupnya, Ranti pernah memergoki
Leo berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maya (Dariell Jacqueline).
Selanjutnya, Ranti berubah menjadi wanita cantik dan menggoda Reno (Aldiansyah
Taher), suami Maya, hingga terjadilah hubungan selingkuh.

Poster Film Tiren: Mati Kemaren

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Emil G Hampp
Penulis: Nestor Katanya, Valilo, Yoen K
Pemeran: Dewi Perssik, Baron
Hermanto, Renee The, Dariell
Jacqueline, Aldiansyah Taher
Tanggal Edar: Kamis, 26 Juni 2008

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

40 Hari Bangkitnya Pocong (2008) Jessi (Sabai Morscheck), seorang teknisi


komputer, ditugaskan ke rumah Kevin (Irwansyah). Di sana ada tante Kevin, Alice
(Connie Sutedja) yang berkelakuan aneh. Sepulangnya ke rumah, Jessi mulai
dihantui. Sementara cinta mulai tumbuh antara Kevin dan Jessi, Nino (Raffi
Ahmad), bekas pacar Jessi, juga mulai dihantui pocong dan kuntilanak. Jessi
melarikan diri tapi bertemu dengan pocong orangtua Kevin. Saat Kevin kembali
bersama sepupu Jessi, Rike (Monique Henry) dan pacarnya, Eno (Herichan), ia
kaget demi menemui mayat-mayat itu. Tante Alice kemudian dikirim ke rumah
sakit jiwa. Untuk meringankan rasa kehilangannya, Tante Alice menggali kuburan
orangtua Kevin dan David.
Poster Film 40 Hari Bangkitnya Pocong

Produser: Gope T Samtani, Subagio S


Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis: Cassandra Massardi
Pemeran: Sabai Morscheck, Raffi
Ahmad, Irwansyah, Connie
Sutedja, Monique
Henry, Herichan, Farida Pasha, Ully Artha
Tanggal Edar: Kamis, 06 Maret 2008
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Setan Budeg (2009) tiga pemburu mayat, (Eddi Brokoli, Hardi Fadillah,
Rizky Mocil) bertugas mengurusi mayat tanpa identitas yang bertebaran di jakarta.
Suatu kali, mereka terkejut ketika mayat seorang perempuan yang tewas ditabrak
kereta hilang dari ambulans. Pak joko (Kiwil) sang. atasan, memberi ultimatum
agar mereka menemukan jenazah tersebut dan mengembalikannya ke rumah mayat.
Jenazah gadis yang bernama Lala tersebut adalah seorang gadis bisu tuli, saudara
kembar Anita (Dewi Perssik). Ketika mereka sibuk memburu jenazah Lala, tanpa
disadari mereka pun sedang diburu oleh arwah yang dipenuhi dendam tersebut.

Poster Film Setan Budeg

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Findo Purwono HW
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Dewi Perssik, Saipul Jamil, Uli
Auliani, Cynthiara Alona, Rizky
Mocil, Hardi Fadhillah, Kiwil
Tanggal Edar: Kamis, 08 Januari 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Air Terjun Pengantin (2009) Tiara (Tamara Bleszynski) adalah mantan
seorang atlit wushu yang mengalami trauma akibat kecelakaan. Suatu saat, Tiara
dan kekasihnya Lilo (Kieran Sidhu) mengajak keponakannya Mandy (Navy Rizky
Tavania) dan teman-temannya berlibur di sebuah pulau yang sunyi. Tidak seorang
pun mengira bahwa pulau tersebut didiami oleh seorang pembunuh yang
mengancam nyawa mereka.
Poster Film Air Terjun Pengantin

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Rizal Mantovani
Penulis: Alim Sudio
Pemeran: Tamara Bleszynski, Marcel
Chandrawinata, Tyas Mirasih, Kieran
Sidhu, Navy Rizky Tavania, Andrew Ralph
Roxburgh, Nanie Darham, Jenny
Cortez, Lucky L Moniaga, Majid Piranha
Tanggal Edar: Kamis, 03 Desember 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Suster Keramas (2009) Mengisahkan seorang wisatawan Jepang (Rin
Sakuragi) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia.
Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah meninggal.

Poster Film Suster Keramas

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Helfi Kardit
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Rin Sakuragi, Herfiza
Novianti, Rizky Mocil, Zidni Adam, Shinta
Bachir, Alex Abbad, Yadi Sembako
Tanggal Edar: Kamis, 31 Desember 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Binal Jembatan Semanggi (2009) Rico memiliki indra keenam
yang membuatnya dapat berhubungan dengan alam gaib. Kemampuannya itu telah
membuatnya mengalami stres, jiwa terguncang, kecelakaan, hingga kehilangan
penglihatannya. Rico akhirnya mendapat donor mata dari Cherice yang baru saja
meninggal. Namun, mata barunya ternyata menambah masalah bagi Rico karena
ternyata arwah Cherice hendak melampiaskan dendamnya. Rico mulai dihantui
oleh penunggu Jembatan Semanggi yang menuntut jatuhnya korban. Saudara
kembar identik Rico, Ricky berusaha menolongnya.
Poster Film Hantu Binal Jembatan Semanggi
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Gunung Nusa Pelita
Penulis: Melonys
Pemeran: Five Vi, Okie Agustina, Idea
Fasha, Wicky Husein, Sandra Romero, Nia
Hermasari, Yan Prasetyo, Putra
Dinata, Cynthiara Alona, Lucky
Banci, Stevani Nepa
Tanggal Edar: Kamis, 19 November 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Paku Kuntilanak (2009) trio pemburu mayat (Sukun, Obeng, dan Odjie)
beraksi. Mereka mencari Kuntilanak yang menjelma menjadi manusia kembali
setelah paku di kepalanya lepas secara tidak sengaja oleh atasan mereka, Pak Joko.
Pada saat yang bersamaan, Pak Joko yang berusia tua dirongrong oleh ibunya
karena belum juga menikah. Pak Joko mendekati Mona namun ditolak mentah-
mentah. Akhirnya muncul seorang perempuan cantik bernama Kunti yang tak lain
adalah sosok Kuntilanak yang dicari-cari oleh Trio Pemburu mayat. Mereka pun
mencari berbagai cara untuk meyakinkan pak Joko bahwa perempuan yang akan
dinikahinya adalah kuntilanak. Sosok yang sedang menuntut balas pada orang-
orang yang telah menyakiti dirinya.
Poster Film Paku Kuntilanak

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Findo Purwono HW
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Dewi Perssik, Heather
Storm, Keith Foo, Eddi Brokoli, Rizky
Mocil, Kiwil, Nani Widjaja, Cynthiara
Alona, Baron Hermanto
Tanggal Edar: Kamis, 23 Juli 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Jamu Gendong (2009) Kafka (Dimas Aditya) tengah menyusun
skripsi tentang fenomena kaum urban yang tertarik mengadu nasib di kota besar.
Suatu ketika, Kafka mendengar kabar bahwa Rio dan Nadya mendatangi tempat
angker yang diyakini dihuni oleh arwah gentayangan penjual jamu gendong. Kafka
terpancing untuk mengetahui lebih dalam tentang hantu itu dan memasukkan hantu
jamu gendong sebagai kolom khusus di skripsinya. Karena semasa hidupnya,
penjual jamu gendong yang aslinya bernama Sri (Julia Perez), adalah kaum urban
yang yakin bahwa kota adalah kota solusi tepat untuk memperbaiki
kesejahteraan.Kafka, Meisya, dan Andin pun ke tempat yang diyakini sering jadi
tempat penampakan hantu jamu gendong. Pada malam itu juga, Kafka mencoba
mempraktikkan cara menghadirkan hantu itu. Apa yang terjadi kemudian di luar
dugaan. Hantu jamu gendong betul-betul mewujudkan dirinya. Teror makhluk
halus mengacaukan ketenangan hidup Kafka. Kafka, Meisya, dan Andin pun
bertahan dan memikirkan jalan keluar untuk lepas dari lingkaran gaib hantu jamu
gendong tersebut.

Poster Film Hantu Jamu Gendong

Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Dimas Aditya, Julia Perez, Rina
Hassim, Diah Cempaka Sari
Tanggal Edar: Kamis, 22 Januari 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Terowongan Rumah Sakit (2009) Dua minggu sudah Dinar dirawat di
rumah sakit atas saran orangtuanya karena asma, dan selama itu pula dia dihantui
kejadian-kejadian janggal dan menyeramkan. Dinar semakin sedih karena kedua
orangtuanya tidak pernah muncul menjenguk. Ayahnya sibuk di luar negeri dan
ibunya malas menjenguk. Hanya Akila dan Bimo yang setia menemani hari-hari
sepi Dinar. Tapi itu pun tidak berlangsung lama. Mereka kerap melihat sosok
wanita berambut panjang dengan sorot mata tajam sedang memeluk dan menindih
tubuh Dinar. Kejadian itu membuat Akila dan Bimo terguncang dan enggan
menemani Dinar lagi. Arwah perempuan seram itu sangat mirip dengan gambaran
wanita misterius yang sering Dinar ceritakan kepada Bimo dan Akila. Peristiwa
penampakan itu ternyata ada kaitannya dengan masa lalu ayah Dinar, ketika istrinya
melahirkan dan bayinya meninggal. Ayah Dinar berusaha mencari bayi pengganti,
yang diperoleh dengan paksa dari seorang ibu yang baru melahirkan.

Poster Film Terowongan Rumah Sakit

Produser: Shanker RS BSc


Sutradara: Helfi Kardit
Penulis: Timur Merah Team, Helfi Kardit
Pemeran: Rifky Balweel, Sarah
Shafitri, Kaditha Ayu, Ray
Sahetapy, Henidar Amroe, Riri Rinta
Tanggal Edar: Kamis, 12 Maret 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Darah Janda Kolong Wewe (2009) Seorang pemuda bertampang jelek,
Gono (Mario Pratama), tergila-gila pada penyanyi Trio Macan yang sedang menjadi
idola penggemar musik dangdut. Gono berusaha dengan segala cara untuk
mendekati mereka hingga dihajar oleh para tukang pukul anak buah Oma Susi
(Yurike Prastica), bos Trio Macan. Gono tidak kenal menyerah. Bersama temannya,
Coki (Shiddiq Kamidi), Gono minta bantuan dukun sakti Ki Riman Banyu yang
memberinya Tali Kolor Kolongwewe, jimat penakluk perempuan. Namun akibat
kecerobohannya, bukan wanita yang didapat, Gono justru menjadi bulan-bulanan
teror Kolongwewe.
Poster Film Darah Janda Kolong Wewe

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Mamahit Luigi Donie
Penulis: Sad Purnadi, M Romalis Radea
Pemeran: Trio Macan, Mario
Pratama, Shiddiq Kamidi, Yurike Prastica
Tanggal Edar: Kamis, 30 April 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Dikejar Setan (2009) Tiga pasang remaja berkelompok untuk membuat
film horor amatir berjudul “Dikejar Setan”. Rencananya film tersebut hendak
diikutsertakan pada sebuah festival film indie. Untuk mencuri perhatian penonton,
mereka sepakat memunculkan hantu sungguhan. Maka mereka pun melibatkan
seorang ahli pemanggil setan dalam proses shooting. Dalam proses pembuatan film,
berbagai kejadian aneh menimpa mereka.

Poster Film Dikejar Setan


Produser: Harry Dagoe Suharyadi
Sutradara: Harry Dagoe Suharyadi
Penulis: Harry Dagoe
Suharyadi, Armantono
Pemeran: Nadya Vella, Frans
Nicholas, Dida Airlangga, Ruly
Rizal, Winda Amanta, Djenar Maesa Ayu
Tanggal Edar: Kamis, 25 Juni 2009
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Rumah Ampera (2009) Ditemani dengan sebuah Musik Box
hadiah dari Adit, Annisa tersenyum sendiri mengingat janji yang diucapkan Adit
kepada dirinya sebelum Adit melanjutkan studi di London. Adit kemudian
berhubungan dengan wanita lain bernama Lulu dan Annisa mengetahuinya. Karena
penasaran Annisa selalu membuntuti kemana pun Adit pergi. Adit dan Ibunya baru
saja membeli sebuah rumah yang ternyata sering menampakkan hantu wanita.
Seorang nenek paranormal yang juga tetangga mereka, memberitahu bahwa Adit
telah melakukan kesalahan pada masa lalunya. Adit pun teringat pada Annisa dan
akhirnya meninggalkan Lulu. Lulu yang tidak terima kenyataan bahwa Adit
mengingkari janjinya untuk sehidup semati bersamanya, berusaha melakukan
bunuh diri.

Poster Film Hantu Rumah Ampera

Produser: Gope T Samtani, Subagio S


Sutradara: Rudy Soedjarwo
Penulis: Rere Soedjarwo, Ayu
Sulistiowati, Tian Pranyoto Gafar
Pemeran: Ben Joshua, Nadila
Ernesta, Rahma Landy, Meity
Josefina, Nani Tandjung, Tantry Namirah
Tanggal Edar: Kamis, 09 July 2009

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Dendam Pocong Mupeng (2010) Sepasang kekasih yang sedang pacaran
terkena celaka. Entah kenapa sang pria mengintip pacarnya. Yang diintip
memergoki, tapi malah jatuh dari tingkat dua karena pagarnya tiba-tiba roboh, dan
sang pria tiba-tiba terlilit kabel lalu tersetrum listrik. Keduanya tewas. Setelah
meninggal, mereka tetap bisa berhubungan, Si pria jadi pocong dan si perempuan
entah jadi setan apa. Rumah mewah tempat pacaran tadi kemudian menjadi tempat
kost, setelah dibeli dari pemilik lama. Anak-anak kost mulai diganggu oleh arwah
penasaran. Pocong pria mengintip penghuni kost perempuan. Setan perempuan
mengganggu penghuni kost laki-laki, dan kebetulan dipergoki oleh pocong pria.
Maka tejadilah percintaan alam gaib. Film ini memang dimaksudkan untuk
menonjolkan adegan ranjang dan pameran tubuh pemain perempuan dengan
bungkus horor.
Poster Film Dendam Pocong Mupeng

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Steady Rimba
Penulis: Nestor Katanya
Pemeran: Rizky Mocil, Andi Soraya, Ferly
Putra, Tessa Mariska, Lia Trio
Macan, Sherly Rushworth, Binyo
Sungkar, Andreano Philip, Hendrick Beta
Tanggal Edar: Kamis, 11 Maret 2010

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Diperkosa Setan (2010) di sebuah kota kecil di Bogor, Marsya, gadis
yang terkenal karena kecantikan dan keseksiannya membuat banyak orang ingin
memilikinya. Tetapi di ulang tahunnya yang ke-22, ia harus kehilangan
orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan. Ia memutuskan untuk bekerja di
Jakarta meskipun Marsya tidak mempunyai sanak saudara di sana. Ia pun menetap
di sebuah kos-kosan yang lumayan bagus dan harganya tidak terlalu mahal. Tetapi
suasana dalam kos tersebut masih sepi karena dari 15 kamar hanya 5 kamar yang
terisi. Setelah tiga hari Marsya menempati kamar kos-nya, ia selalu merasa ada yang
mengganggunya. Marsya mendapat pekerjaan sebagai sekretaris pribadi Raymond,
general manager perusahaan tersebut yang tertarik padanya. Andre, asisten manager
di perusahaan itu juga tertarik pada Marsya. Dua bulan sudah Marsya bekerja di
sana dan selama 2 bulan itu juga ia makin dekat dengan Andre. Mereka menutupi
hubungan mereka di depan Raymond. Marsya memberanikan diri menceritakan
kepada Andre kalau ia telah diperkosa oleh setan, tetapi Andre tidak
mempercayainya. Sementara kejadian-kejadian aneh terus menghantui Marsya.
Poster Film Diperkosa Setan

Produser: Sagar Mm
Sutradara: Petruska Karangan
Penulis: Cherryl Samantha
Pemeran: Cynthiara Alona, Teguh
Julianto, Mastur, Nia, Elfrida Manik,
Winda Amanta, Daffy, Faizal

Tanggal Edar: 18 Februari 2010

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Tiran: Mati Diranjang (2010) Diana (Dewi Persik) dan Gugun (Indra L
Bruggman) baru menempati rumah baru mereka yang nyaman. Diana sedang hamil
muda. Mereka pun sibuk mencari berbagai perabotan untuk mengisi rumah mereka
Salah satunya adalah ranjang. Tetangga baru mereka, Lisye (Ayu Dewi) dan
keponakannya Ling Ling (Zuzana Chang) menawarkan ranjang di toko mereka.
Kebetulan Lisye baru mendapatkan lelang kasur dari sebuah rumah kost. Ketika
Diana berkunjung, entah kenapa, salah satu ranjang di dalam toko tersebut seakan
bernafas dan hidup, merayu Diana untuk memilih dirinya. Ketika ranjang tersebut
dibawa pulang, terjadi berbagai peristiwa aneh, yang tidak saja membahayakan
kelanggengan perkawinan Diana dan Gugun, tapi juga membahayakan nyawa
mereka.
Poster Film Tiran Mati Diranjang
Produser: Ody Mulya Hidayat
Sutradara: Arie Azis
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Dewi Perssik, Ayu Dewi, Indra L
Bruggman, Zuzana Chang, Eva
Asmarani, Baron Hermanto, Debby
Ayu, Tities Sapoetra, Boy Hamzah, Jenny
Cortez, Salsabila Septiani
Tanggal Edar: Kamis, 01 April 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kain Kafan Perawan (2010) Rasti bermaksud untuk menjualnya ke


stasiun TV. Bayangan keuntungan yang bakal didapat Rasti harus dibayar dengan
teror-teror yang menghantuinya, bahkan akhirnya merenggut korban teman-
temannya. Sementara itu, Felisha (Ratu Felisha), kakak Rasti, kebingungan mencari
adiknya. Tiba-tiba ia ditelepon pihak kepolisian yang mengabarkan telah
menemukan Rasti namun dengan kondisi pingsan dan badannya penuh luka. Dan
saat ini sang adik tengah meregang nyawa di rumah sakit. Hanya ada satu jalan
untuk mengakhiri teror mengerikan ini. Felisha dan Sarah harus menemukan
sobekan kain kafan dari seorang perempuan perawan dan membakarnya. Dengan
dibantu polisi, Fikri, Felisha dan Sarah berhasil menemukan sobekan kainnya.
Poster Film Kain Kafan Perawan
Produser: Gope T Samtani, Subagio
Samtani
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Penulis: Riady Adef
Pemeran: Ratu Felisha, Ardina
Rasti, Sarah Jane, Smitha Anjani, Fikri
Baladraf, Debbie Ravinandya, Marcell
Domits, Dana Cole, Harry Pratama
Tanggal Edar: Kamis, 25 Februari 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Rintihan Kuntilanak Perawan (2010) Seorang pembunuh seksi yang


melakukan aksi pembunuhan berantai terhadap orang-orang di sekitarnya.

Poster Film Rintihan Kuntilanak Perawan

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Pemeran: Tera Patrick, Angel
Lelga, Andreano Philip, Catherine
Wilson, Christian Nino
Tanggal Edar: Kamis, 14 Oktober 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Rayuan Arwah Penasaran (2010) Bobby hanya mengenal dua wanita
dalam hidupnya. Pertama: Ira, wanita yang dicintainya, kedua: Diana, adik tirinya.
Sejak Ira menghilang secara misterius, Bobby kerap melihat penampakan makhluk
halus di rumahnya. Hal ini meresahkan Diana yang akhirnya mengajak kekasihnya
Remy dan dua temannya untuk bersama-sama menyelidiki apa yang sesungguhnya
terjadi pada Ira.
Poster Film Rayuan Arwah Penasaran

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Assad MA, Ferry Ipey
Penulis: KK Dheeraj
Pemeran: Leah Yuzuki, Putri
Patricia, Dimaz Andrean, Rahma
Azhari, Andreano Phillip
Tanggal Edar: Kamis, 20 Mei 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pocong Keliling (2010) Jamal dan istrinya Astrid panik saat satu-persatu
penghuni rumah di kompleks mereka mulai pindah. Dan jadwal affair Jamal dan
tetangganya, Barbara, juga kacau Semua karena adanya pocong keliling yang
mengetuk pintu rumah warga setiap malam. Rumah-rumah yang ditinggalkan pun
kosong dan sulit sekali mendapat pembeli karena beritanya sudah santer kemana-
mana. Hal itu menarik minat kameraman dan pembawa acara Akbar dan Monique
yang sepakat meliput kejadian itu. Ada lagi Bombay dan Asbun, si maling kuburan
yang mengambil kesempatan dari kericuhan tersebut. Ditambah kepala keamanan
setempat, Dadang dan Barbara yang juga heboh sendiri.

Poster Film Pocong Keliling

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Viva Westi
Penulis: Abbe Ac
Pemeran: Catherine Wilson, Indah
Kalalo, Donita, Indra Birowo, Erick Scada
Tanggal Edar: Kamis, 08 Juli 2010

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Selimut Berdarah (2010) Ria ( Enno Lerian), yang tinggal di pulau,
berubah hidupnya berubah sejak bertemu dengan Dicky {Dimaz andrean}. Pinkan
(Pinkan Mambo), kakak Ria, kurang setuju dengan niat Ria untuk menikah, begitu
juga Mawar (Han Song Ho) sahabat Ria. Suatu malam Ria jumpa dengan
gerombolan anak-anak di bawah umur yang ususnya akan dijual oleh sindikat
Rehman (Ananda George). Ria berhasil membebaskan mereka semua. Namun
untuk membuktikan bahwa Rehman adalah dalang dari semua itu tidaklah mudah.
Dicky menderita hilang ingatan. Dia hanya bisa mengingat dalam waktu sekitar 10
menit saja. Yang selalu ada dalam catatannya adalah tugasnya untuk membunuh
Rehman. Hal ini diketahui tetangganya, Lena (Malina Zafar) dan Angga (Adhi
Pawitra) yang bertekad menyelidiki semuanya.

Poster Film Selimut Berdarah

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Ferry Ipey, Assad MA
Penulis: Melonys
Pemeran: Enno Lerian, Dimaz
Andrean, Pinkan Mambo, Han Song
Ho, Roy Marten, Melina Zafar, Adhi
Pawitra, Ananda George
Tanggal Edar: Kamis, 22 Juli 2010
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Arwah Goyang Jupe Depe (2011) Lilis terpaksa kembali menjadi penari
di sebuah grup tari jaipong Goyang Karawang, setelah sekian lama dunia yang dulu
pernah membesarkan namanya itu dia tinggalkan demi sebuah perkawinan. Aji
sebagai suami Lilis, tidak lagi bisa mencegah karena Aji tidak berdaya karena
kondisi ekonomi rumah tangganya berantakan sejak dirinya kena PHK dan
menganggur. Kembalinya Lilis membuat perubahan yang luar biasa. Lilis selalu
saja menjadi pusat perhatian pengunjung pub Bintang Kejora. Sebagai primadona
group Goyang Karawang saat ini, Neneng merasa terancam dengan kembalinya
Lilis. Dengan segala cara Neneng berusaha mempertahankan posisinya, apa lagi
untuk meraih predikat itu memerlukan perjuangan dan pengorbanan luar biasa bagi
Neneng. Kehebatan Lilis menggoyang panggung dan menguras kocek pengunjung
membuat Pak Awal sebagai pemilik pub menempatkan Lilis sebagai bintang utama
menggantikan Neneng dan persaingan keduanya semakin seru.

Poster Film Arwah Goyang Jupe Depe

Produser: Gobind Punjabi


Sutradara: Helfi Kardit
Penulis: Team Bintang Timur
Pemeran: Julia Perez, Dewi
Perssik, Erlando, Ajeng Kraton, Bembi
Zaenal
Tanggal Edar: Kamis, 10 Februari 2011

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pocong Kesetanan (2011) Bujang, James, serta Mentil pergi ke kota
guna menjemput Santo, teman seperguruan bela diri yang diasuh oleh ayah Santo.
Santo sudah setahun minggat lantaran menolak jadi pendekar sebagaimana yang
diharapkan ayahnya. Bujang, jago berpantun jenaka, mengingatkan teman-
temannya untuk segera pulang jika tidak ada urusan lain yang mendesak. Karena
orang udik, sesampainya di kota mereka kebingungan mencari-cari alamat Santo,
meski akhirnya berhasil. Santo tinggal serumah kontrakan dengan Chika dan
Wendy. Kedatangan Bujang-Mentil-James awalnya menyenangkan hati Santo, tapi
setelah tahu tujuan mereka, Santo kehilangan semangat. Santo menjelaskan bahwa
dia hanya akan kembali kalau sudah kaya raya, tinggal di rumah sendiri, bukan
kontrakan. Santo juga sedang dikutuk. Tiap malam selepas maghrib, Santo berubah
jadi banci. Ini lantaran Santo salah mengamalkan mantra ilmu gaib buat
mendapatkan kekayaan. Setiap malam, Santo berubah jadi banci dengan nama
Santi. Bujang, James, dan Mentil prihatin. Persoalan bertambah rumit: Chika
diculik oleh komplotan penjahat yang juga menginginkan harta dari makam
keramat Cina tersebut. Bujang dkk mengerahkan keahlian bela diri mereka. Santo
juga berniat mengembalikan harta itu ke tempatnya semula. Mereka pun menuju
sarang penjahat. Vampir Cina dan Pocong Ajun turut membantu.
Poster Film Pocong Kesetanan!
Produser: Alip Sak
Sutradara: Pinkan Utari
Penulis: Ery Sofid, Ian Jampanay
Pemeran: Aziz Gagap, Raffi
Ahmad, Guntur Triyoga, Ajun
Perwira, Reymon Knuliqh, Rina
Diana, Diah Cempaka Sari, Febriyanie
Ferdzilla
Tanggal Edar: Kamis, 29 Desember 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kuntilanak Kesurupan (2011) Wesley mendapat tugas membuat novel


horror. Ia mengalami kesulitan. Teman karibnya, Momon Nganga, menawarkan
menulis biografi artis tenar bernama Indra Devian dengan bayaran cukup tinggi.
Karena tergiur ia pun mau dan novel horror ia tunda. Sejak mengerjakan biografi
Indra Devian, peristiwa-peristiwa aneh dan gaib datang silih berganti. Ada sosok
kuntilanak yang senantiasa mengganggu Wesley. Pertanyaan Wesley makin
menumpuk lantaran teman-teman lainnya, Dylla dan Gizka, mendapat gangguan
juga. Adiknya Alice dan pembantunya, Maya Olong pun kena.
Poster Film Kuntilanak Kesurupan
Produser: Gope T Samtani, Subagio S
Sutradara: Nayato
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Aziz Gagap, Guntur
Triyoga, Fero Walandouw, Irish
Bella, Reymond Knuliq, Yessa Iona
Gaffar, Sazha Clarissa, Violenzia
Jeanette, Evhi Yuliani
Tanggal Edar: Kamis, 14 April 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pacar Hantu Perawan (2011) Vicky (Vicky Vette), Mandy (Dewi
Perssik), dan Misa (Misa Campo), adalah kakak beradik sekandung. Suatu hari
Mandy yang sedang jenuh pergi berwisata dengan sahabat sekaligus managernya
Joyce (Natha Narita) dan pacarnya Alex (Rafi Cinoun), ke sebuah hutan yang asri.
Tempat itu dijuluki Hutan Jodoh, karena memiliki pancuran yang bisa memperekat
jodoh. Joyce merasa menemukan Alex setelah melakukan ritual mandi di tempat
itu. Mandy tidak percaya hal-hal takhyul seperti itu dan mandi di pancuran. Ketika
mengitari hutan sekitar, Mandy ketemu dan berkenalan dengan Romy (Jonathan
Frizzy). Mereka saling terpikat dan jatuh cinta. Opa Mandy tiba-tiba meninggal.
Mandy merasa sangat kehilangan, tapi merasa terhibur karena Romy setia
menemani. Bersamaan dengan itu Mandy mengalami keanehan demi keanehan.
Mandy tidak menyadari hal itu. Yang tahu hal tersebut justru pasangan Joyce dan
Alex. Yoga (Olga Syahputra) menceritakan misteri keanehan itu.

Poster Film Pacar Hantu Perawan

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Melonys
Pemeran: Dewi Perssik, Vicky Vette, Misa
Campo, Olga Syahputra, Jonathan
Frizzy, Natha Narita, Rafi Cinoun
Tanggal Edar: Kamis, 06 Oktober 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011) Ferdi pulang dari klub malam
dalam keadaaan mabuk dan menabrak sebuah mobil. Sebulan setelah kejadian itu
Ferdi kerap kali melihat hantu. Di saat yang sama Ferdi juga menjalin hubungan
dengan Sasha lewat dunia maya. Keluarga Ferdi yang merasa curiga, mencoba
menyelidiki latar belakang Sasha. Mereka menemukan hubungan antara hadirnya
Sasha dengan kecelakaan Ferdi.
Poster Film Pocong Mandi Goyang Pinggul
Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyo Dumpring
Penulis: Melonys
Pemeran: Sasha Grey, Sheza Idris, Anisa
Bahar, Baby Margaretha, Tatang
Gepeng, Chand Kelvin, Tata Dado, Mpok
Nori, Ucok Baba, Andreano Philip
Tanggal Edar: Kamis, 28 April 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pelukan Janda Hantu Gerondong (2011) Kylie (Indah Kalalo), sutradara
terkenal, tinggal bersama tunangannya, Robby (Andreano Phillip), di sebuah
apartemen di Jakarta. Untuk film terbarunya ia khusus mengundang artis yang juga
temanya dari Kuala Lumpur, Jenna (Aida Saskia). Film itu diilhami sebuah serial
tv kegemarannya yang setiap hari ditontonnya. Serial itu menceritakan seorang artis
ternama Patty (Angel Lelga), kekasihnya, dan sahabat mereka, Joena (Lia Ladysta).
Malangnya pada malam pertama pernikahan Patty terjadi tragedi berdarah. Patty
dan seisi rumah dibantai, dihabisi secara sangat keji. Satu-satunya yang hidup hanya
adik Patty. Akibatnya ia dituduh sebagai pelaku pembunuhan. Tante Rose,
penghuni lama apartemen, sudah memperingati Robby bahwa ia mesti berhati-hati.
Misteri perlahan-lahan terungkap. Robby dan Rio (Shidiq Hamidi) menemui Dr.
Lucas (Adam Jordan), dokter yang tertarik dengan alam gaib dan misterinya.
Karena ia tertekan sejak kehilangan adiknya.

Poster Film Pelukan Janda Hantu Gerondong

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Melonys
Pemeran: Indah Kalalo, Aida Saskia, Lia
Ladysta, Wulan Guritno, Angel
Lelga, Adam Jordan, Andreano Philip
Tanggal Edar: Kamis, 20 Januari 2011
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Ada Hantu di Vietnam (2012) Jordan (Guntur Triyoga), Bianca (Cinta
Dewi), dan Nayya (Uli Auliani) berkunjung ke Vietnam untuk menjenguk kakak
Bianca yang baru melahirkan. Bianca juga menawari teman lainnya, Ramon
(Reymon Knuligh) dan Aziz (Aziz Gagap), tetapi mereka tak bisa ikut. Karena
sudah malam, mereka berenam menginap di rumah penginapan di pinggiran kota.
Pemilik penginapan sepasang istri yang konyol, menyambut gembira. Ternyata
penginapan itu dihuni sosok kuntilanak. Satu per satu mereka pun mengalami teror
yang menyeramkan, sekaligus kocak. Jordan malah nyaris selingkuh dengan
kuntilanak atau arwah gentayangan yang selalu tampil cantik, seksi, menggoda, dan
haus belaian lelaki. Kuntilanak tersebut bernama Jasmine. Ia hidup di masa
pergolakan revolusi Vietnam. Jasmine tewas diperkosa para tentara Vietkong.
Suasana penginapan jadi kacau balau. Mereka juga minta bantuan dukun Vietnam,
tapi malah lari ketakutan.
Poster Film Ada Hantu di Vietnam

Produser: Triandy Suyatman, Alip Sak


Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Aurellia Amani Salsabila
Pemeran: Guntur Triyoga, Cinta Dewi, Uli
Auliani, Roger Danuarta, Aziz
Gagap, Reymon Knuliqh
Tanggal Edar: Kamis, 29 November 2012
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Perempuan di Rumah Angker (2012) Erwin tiba-tiba diteror telpon dan
SMS oleh sosok misterius yang mengaku teman dekatnya di masa SMU. Sosok
misterius itu pernah mencintai Erwin. Ia memaksa Erwin menyatakan cintanya
ketika Erwin diundang ke rumah angker. Dia akan membunuh Karina, pacarnya,
jika Erwin tidak menerima ungkapan cinta sosok misterius itu. Erwin terpaksa
menerima cinta sosok misterius demi keselamatan nyawa Karina. Akibatnya, Erwin
tidak boleh mendekati Karina sedetik pun. Erwin menemui mantan gurunya di
SMU. Pak Darman, dan menceritakan kesaksian Mang Kemis penjaga sekolah.
Murni bukan mati bunuh diri, tapi ia sengaja dibunuh oleh seseorang atas dasar
cemburu karena berebut laki-laki yang sama-sama mereka cintai.
Poster Film Perempuan di Rumah Angker

Produser: Rafdy Farizan Bintang


Sutradara: Findo Purwono HW
Penulis: TB Ule Sulaeman
Pemeran: Kartika Putri, Joe
Richard, Hardi Fadhillah, Tya
Restyana, Keith Foo
Tanggal Edar: Rabu, 12 Desember 2012

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Rumah Bekas Kuburan (2012) Karina tidak pernah tahu, bahwa Larasati
adalah istri sah Danu. Karena himpitan ekonomi, Karina mau saja diajak menikah
oleh Danu. Setelah beberapa hari menikah, Larasati datang melabrak Danu dan
Karina di sebuah rumah yang baru saja mereka beli. Larasati mengamuk, namun
tenaga Danu lebih kuat. Larasati terlempar dan menimpa anaknya. Ibu dan anak itu
tewas mengenaskan. Danu mengubur Larasati dan anaknya di halaman rumah di
tengah malam buta. Akibat penguburan yang tidak layak itulah, Larasati dan
anaknya bangkit dengan sejuta dendam terhadap Karinia. Joe, Erik, Susan dan Feby
kos di rumah Karina. Larasati kembali menemui Karina dan memaksa agar Joe dan
Erik menjadi korban berikutnya. Karina juga mengandalkan dukun pribadinya, Teh
Lilis, untuk memikat kedua korbannya.
Poster Film Rumah Bekas Kuburan

Produser: Shanx RS, Gobind Punjabi


Sutradara: Irwan Siregar
Pemeran: Julia Perez, Fifie
Buntaran, Toddyzilla, Adhi Wahyu, Diah
Cempaka, Martina Tesela
Tanggal Edar: Kamis, 02 Februari 2012

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Pacarku Kuntilanak Kembar (2012) Kisah dua mahasiswa yang tinggal
satu kos: Budi dan Bodo. Mereka sering jadi bulan-bulanan teman-teman mereka
karena belum punya pacar. Mereka diundang Celia datang ke acara Kampus Nite.
Mereka berusaha untuk mendapatkan pasangan, tapi tidak berhasil. Mendadak
sebuah mobil mewah muncul dan berhenti di dekat mereka, yang sudah putus asa.
Pengemudinya, Rosa dan Rosi, cantik dan seksi. Kedua gadis itu juga mau ke acara
yang sama. Budi dan Bodo menganggap hari itu adalah hari keberuntungan mereka.
Mereka tidak sadar, selain mujur itu adalah hari sial mereka. Kedua gadis itu
sebenarnya Kuntilanak Kembar yang dalam misi balas dendam. Maka mulailah
petualangan lucu sekaligus menakutkan.
Poster Film Pacarku Kuntilanak Kembar

Produser: Gobind Pridhnani, Ravi


Pridhnani
Sutradara: Nuri Dahlia
Pemeran: Nikita Mirzani, Niki Tirta, Rizky
Mocil
Tanggal Edar: Kamis, 18 Oktober 2012

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Mr Bean Kesurupan Depe (2012) Romeo (Marwan XL) yang terobsesi
jadi rocker, takut setengah mati pada Juliet, kekasihnya. Setelah mengantar Juliet
belanja pakaian, pasangan ini tertabrak mobil hingga tewas. Mereka bergabung ke
Asrama Pocong, sebuah tempat penampungan pocong. Salah satu penghuninya: Mr
Bean. Lalu ada pasangan suami istri Parmin (Doyok) dan Marni (Dewi Perssik).
Marni yang sedang hamil tua, ngidam ingin bertemu Cat Woman, seorang penyanyi
Indonesia terkenal. Tiap tampil, Cat Woman selalu memakai topeng.Takut anaknya
bisulan karena ngidam istri tidak dipenuhi, Parmin bertekad membawa Marni ke
Jakarta untuk menonton konser Cat Woman. Sayangnya mereka nyasar ke sebuah
hutan. Di sana ada seorang psikopat (Rizky Putra) yang menghadang mereka.
Parmin-Marni tewas setelah tubuhnya digergaji si psikopat. Pasangan suami istri
ini lantas bergabung di Asrama Pocong. Raja Asrama Pocong menggelar olimpiade
pocong: lomba makan kerupuk, dan balap bajaj. Pemenangnya, boleh pergi ke luar
Asrama Pocong. Pemenangnya: Marni, Parmin, Mr. Bean, Romeo, dan
Juliet.Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menonton konser Cat Woman.
Kemudian terkuak rahasia sedih antara Cat Woman dan Parmin. Penampilan "Mr
Bean" hampir tidak ada hubungannya dengan cerita film.
Poster Film Mr Bean Kesurupan Depe

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Yoyok Dumprink
Penulis: Inu Ibeng Rock
Pemeran: Dewi Perssik, Doyok, Marwan
XL
Tanggal Edar: Kamis, 07 Juni 2012

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Mama Minta Pulsa (2012) Sejumlah calon satpam yang sedang
mengikuti pelatihan mendapatkan sms yang berbau tipuan “mama minta pulsa”.
Pada awalnya, Iko (Rizky Mocil), Tino (Kikky Rizky), Tessa (Shinta Bachir), dan
Jelly (Kartika Putri) yang mengikuti pelatihan tersebut, tidak mempedulikan sms
itu. Ketika dua asisten pelatih, Umar (Daus Sparo) dan Said (Opie Kumiz) bertemu
dengan setan berwujud Mak lampir (Farida Pasha) yang sibuk menagih pulsa pada
mereka, teror di tempat pelatihan pun terjadi. Tidak ada yang percaya akan hal ini,
termasuk Komandan Carolina (Nikita Mirzani) yang senantiasa bersikap tegas dan
tidak percaya akan hal-hal yang tahyul.
Poster Film Mama Minta Pulsa

Produser: Gope T Samtani, Subagio S


Sutradara: Nuri Dahlia
Penulis: Nuri Dahlia, Bono Sutisno
Pemeran: Farida Pasha, Daus Sparo, Opie
Kumiz, Rizky Mocil, Shinta Bachir, Kartika
Putri, Kikky Rizky
Tanggal Edar: Kamis, 21 Juni 2012

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Mengejar Setan (2013) Andika dan Tarina memutuskan untuk menetap
di Bandung setelah sebuah kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa mereka
berdua. Andika membeli rumah tua yang cukup besar dari seseorang bernama
Lukman karena harganya yang cukup murah. Pemilik rumah tua tersebut adalah
hantu Jamilah yang masih gentayangan dan meneror siapa saja yang menempati
rumah tua tersebut untuk menuntut balas atas ketidakadilan yang diterima selama
masa hidupnya. Sosok hantu tersebut merasuki Tarina. Karena ulah hantu Jamilah
yang semakin beringas, Tarina meminta pertolongan pak Broto, seorang
paranormal. Pak Broto berhasil mengungkap suatu misteri terselubung: jasad
Jamilah dikubur secara tak wajar di halaman belakang rumah itu. Diakhir cerita
diketahui bahwa Alia, gadis kecil anak Tarina dan Andika yang sejak awal selalu
ada bersama mereka ternyata hanyalah khayalan Tarina. Dia belum bisa menerima
kenyataan bahwa Alia tewas dalam kecelakaan lalu lintas sebelum pindah ke
Bandung.

Poster Film Mengejar Setan

Produser: Firman Bintang


Sutradara: Nayato
Penulis: Alexander Harry
Pemeran: Evan Sanders, Masayu
Anastasia, Cinta Dewi
Tanggal Edar: Kamis, 19 Desember 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kemasukan Setan (2013) Eddy mempunyai hobi cukup aneh: mencari
setan dan ingin bertemu dengan setan. Eddy selalu berfikir secara logis dan tidak
percaya sekadar omongan. Semua harus dengan bukti nyata. Hampir dua tahun
usahanya mencari bukti tentang keberadaan setan selalu menuai hasil nihil. Suatu
hari Eddy merasa jenuh. Akhirnya dia memilih jalan ekstrem untuk bisa
berkomunikasi dengan mahluk “gaib”.

Poster Film Kemasukan Setan

Produser: M Zainudin
Sutradara: Muhammad Yusuf
Penulis: Muhammad Yusuf
Pemeran: Aldi Taher, Vivi Sofia
Yofani, Farah Diba Yofani
Tanggal Edar: Kamis, 19 September 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Bangkit Dari Lumpur (2013) Shakira (Dewi Persik), penari striptis,
bertemu dengan James (Robby Shine) yang kemudian menjadi kekasihnya. Suatu
hari secara tak sengaja Shakira menyaksikan pembunuhan di ruang bawah tanah
rumah pacarnya. Ternyata, sang kekasih bersama kawan-kawannya menjalankan
bisnis penjualan organ tubuh secara ilegal. Karena menjadi saksi pembunuhan
tersebut, Shakira dibunuh dan dibuang di lumpur Lapindo agar tak terdeteksi.
Jantungnya diambil untuk seorang pasien wanita. Saat jantung Shakira mulai
berdetak kembali di tubuh gadis lain, ia pun bangkit dari lumpur dan membalas
dendam. Teror mengerikan mulai terjadi. Shakira memburu pembunuhnya satu
persatu untuk menuntut balas kematiannya. Setelah kematian seluruh pelaku
pembunuhan, roh Shakira gentayangan mencari James. Apa yang dilakukan James
terhadap Shakira, menjadi tanda tanya yang harus diketahuinya.
Poster Film Bangkit Dari Lumpur

Produser: Gobind Punjabi


Sutradara: Sridhar Jetty, Irwan Ibon
Penulis: Irwan Ibon, Dion Adimulti
Pemeran: Dewi Perssik, Robby
Shine, Herichan, Febriyanie
Ferdzilla, Awang Sogi, Ojie, Joe Rizky
Tanggal Edar: Kamis, 31 Oktober 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pantai Selatan (2013) Dalam keadaan hamil Lastri melarikan diri dari
rumahnya karena dipaksa menikah oleh orangtuanya. Agus, calon suami, tak peduli
dengan kondisi Lastri. Ia tetap ingin Lastri jadi istri keduanya. Lastri bersembunyi
di goa Blorong, sebelum Agus dan teman-temannya menemukannya. Lastri yang
menolak pulang dan memilih bunuh diri dengan cara terjun dari tebing jurang. Di
lautan itu, seekor ular besar muncul dan mengeluarkan janin dari perut Lastri. Sang
ular besar adalah penguasa goa Blorong. Ia asuh anak Lastri hingga besar. Larasati
namanya. Larasati meninggalkan goa ketika dewasa. Kecantikannya menggoda
anak-anak muda. Namun mereka justru menjadi korban Larasati. Larasati telah
menjelma menjadi titisan dewi ular. Saat membunuh salah satu penggodanya, Aryo
menyaksikan kejadian tersebut. Wajah Larasati yang mirip Lastri membuat Aryo
berani mendekati gadis ini. Ia juga ceritakan misteri kematian ibunya. Dendam
Lastri membuncah. Ia menuntut balas dan keadilan atas kematian ibunya. Agus dan
kawan-kawan sasarannya.

Poster Film Pantai Selatan

Produser: Gobind Punjabi


Sutradara: Chiska Doppert
Penulis: Alexander Harry
Pemeran: Dewi Perssik, Monique
Henry, Nikita Mirzani, Fifie
Buntaran, Ricky Perdana
Tanggal Edar: Kamis, 26 September 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Perawan Seberang (2013) Yulia Sumbukurung, anak Pangkalima


Kumbang Jaya, salah satu ketua suku Dayak terkenal, ingin melanjutkan kuliah ke
Jakarta. Ritual melepaskan kepergian Yulia: Pangkalima Kumbang Jaya
memberikan sebuah kalung Penyang untuk melindungi Yulia dari segala kejahatan.
Di kampus, Aryo yang ganteng dan kaya tertarik padaYulia. Sebelum mendekati
Yulia, Reymon, kawannya, berpesan agar berhati-hati kepada Yulia karena
memiliki kekuatan magis. Selama enam bulan Yulia dalam kondisi koma, pada saat
Yulia pulih dari kondisi koma , Yulia menjadi shock karena mengetahui dirinya
hamil. Karena merasa malu tidak bisa menjaga nama baik keluarga dan leluhur,
Yulia bunuh diri. Karena sakit hati, Pangkalima Kumbang Jaya memberikan
kutukan kepada para pemerkosa Yulia. Sejak kejadian bunuh diri dan kutukan
terucap dari Ayah Yulia, mulailah teror terjadi. Satu per satu dari kawanan Aryo
mengalami teror sangat menakutkan.

Poster Film Perawan Seberang

Produser: Raj Indra Singh


Sutradara: Chiska Doppert
Penulis: Rois Dur
Pemeran: Julia Perez, Guntur
Triyoga, Jerry Likumahwa, Chand
Kelvin, Pangkalima Kumbang Jaya, Cinta
Ratu Nansya, Ganindra Bimo
Tanggal Edar: Kamis, 29 Agustus 2013
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kerasukan (2013) Sehari setelah Andien, Didi, Vanilla dan Binar
merayakan ulang tahun mereka, tiba-tiba Didi diputusin cowoknya, Calvin. Untuk
menghibur, Andien, Vanilla dan Binar mengajak Didi liburan ke Pangandaran. Di
tengah perjalanan mereka terperangkap di sebuah perkampungan yang kelihatannya
sudah tidak berpenghuni. Ketika malam menjelang para penghuni kampung yang
tidak kasat mata mulai keluar dan mencari mangsanya. Andien dan kawan-kawan
berusaha keras untuk lari dari kejaran mereka dan mencari jalan keluar dari
kampung tersebut walaupun dua di antara mereka berhasil dirasuki oleh arwah-
arwah penghuni kampung tersebut dan diakhiri dengan kematian.

Poster Film Kerasukan

Produser: Firman Bintang


Sutradara: Chiska Doppert
Penulis: Ratih Kumala
Pemeran: Kimmy Geovanni, Angelica
Simperler, Arumi Bachsin, Jessica
Marlene, Yati Surachman, Leroy
Osmani, Eugenio Cimolin, Jamsa
Pradjasasmitha
Tanggal Edar: Kamis, 25 April 2013
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Taman Lawang (2013) Jurnalis muda Angie (Angie Virgin) tertantang
untuk menyelidiki kejadian misterius di Taman Lawang: kematian seorang waria
bernama Ningrum. Setelah kematian Ningrum, Chyntia (Olga Syahputra), sahabat
Ningrum mengalami kejadian-kejadian aneh dan menjadi korban teror.
Poster Film Taman Lawang

Produser: Olga Syahputra


Sutradara: Aditya Gumay
Pemeran: Olga Syahputra, Angie
Virgin, Nikita Mirzani, Bobby Tience
Tanggal Edar: Kamis, 07 November 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Jeritan Danau Terlarang (2013) Kisah diangkat dari sosok Nyi Mas
Melati dan fenomena buaya putih di Situ Gintung yang berkembang di masyarakat
setelah jebolnya tanggul Situ Gintung. Tanggul danau ini jebol pada Jumat dini hari
27 Maret 2012 dan banjir merendam puluhan rumah di sekitarnya.

Poster Film Jeritan Danau Terlarang

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Wishnu Kuncoro
Pemeran: Cinta Penelope, Natalie
Sarah, Opie Kumis, Mpok Nori
Tanggal Edar: Kamis, 07 Maret 2013

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu Jaka beserta istri dan anaknya
membeli sebuah rumah berhantu dan mendapat teror dari arwah penghuni rumah
tersebut tanpa henti. Setelah sekian lama, mereka mengetahui bahwa rumah
tersebut dibangun di atas kuburan tua. Mereka terpaksa harus melewatkan hari demi
hari dalam ketakutan karena tidak ada pilihan. Usaha Jaka yang mulai berkembang
pun kini mulai mengalami hambatan. Keadaan itu membawa Jaka ke dalam sebuah
permasalahan yang sangat sensitif dan pelik. Bahkan tak jarang, orang-orang yang
datang ke rumah Jaka secara tiba-tiba pergi dengan wajah pucat pasi dan terlihat
ketakutan. Istri dan anaknya terpaksa meninggalkan sang suami sendirian di rumah
tersebut karena tidak tahan dengan teror-teror yang mengganggu mereka.
Poster Film 4 Tahun Tinggal di Rumah Hantu

Produser: Ravi Pridhnani


Sutradara: Jessica Angelica
Penulis: Nicho AP, Pijar88
Pemeran: Arie Dwi Andhika, Nabila
Putri, Torro Margens
Tanggal Edar: Kamis, 13 Maret 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pocong Pasti Berlalu (2014) Remon, Dede, Dion, Radit, Tata, dan Dila
tinggal di rumah kos Pak Bolot. Selain kuliah Remon bekerja sebagai perias mayat,
sementara Dion dan Tata bekerja sambilan sebagai figuran film. Suatu hari selesai
shooting, di tengah perjalanan Dion dan Tata melihat seorang pengendara motor
terkapar di tepi jalan. Mereka hendak menolong tapi begitu mendengar suara
penduduk yang datang mereka memutuskan untuk pergi. Tanpa sepengetahuan
Tata, Dion mengambil kotak kalung yang tergeletak di dekat korban. Keesokannya
Remon mengajak Dion dan Radit menemaninya untuk merias mayat yang baru saja
meninggal, Alangkah terkejutnya Dion begitu mengetahui bahwa mayat yang dirias
Reymon adalah mayat yang ditemukannya tadi malam bersama Tata. Semenjak itu
teror hantu mulai beraksi ke tempat mereka tinggal. Semua bingung sampai Dede
bertemu dengan Leon yang mengaku tahu cara mengusir hantu. Atas saran Leon
mereka membentuk pasukan anti dedemit. Perburuan hantu pun dimulai tapi
mereka gagal mengusir hantu itu.

Poster Film Pocong Pasti Berlalu

Produser: Rafdy Farizan Bintang


Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Tatiana Sivek, Bella
Shofie, Raymond Knuliqh, Dilladil, Dion
Chow, Munajat Raditya, HM Bolot
Tanggal Edar: Kamis, 27 Maret 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Solit4ire (2014) Terinspirasi dari permainan kartu Solitaire dengan 4


jenis kartu (Spade, Heart, Diamond, Club). Empat orang yang berbeda, walau saling
terkait mengalami pengalaman yang mengerikan pada satu malam. Nova (Pamela
Halatu), bekerja lembur di kantornya yang berhantu. Risa (Karina Ranau), yang
menemukan bahwa tenyata tempat kostnya dihuni oleh sesuatu mahluk yang penuh
amarah. Cumi (Nico Hermawan), pada saat ospek berhadapan muka dengan sosok
misterius di kampusnya. Pak Jaja (Mastur) sedang mengantar jasad wanita muda
kembali ke rumahnya di luar kota.
Poster Film Solit4ire

Produser: Dodo Brasco, Eddy Nugroho


Sutradara: Rico Michael
Penulis: Rico Michael, Syarif Sabar
Pemeran: Karina Ranau, Mastur, Pamella
Hallatu, Ikhsan Samiaji, Nico Hermawan
Tanggal Edar: Kamis, 23 Oktober 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Malam Suro di Rumah Darmo (2014) Rumah mewah di Jalan Darmo,
Surabaya, itu merupakan hasil pesugihan sebuah keluarga dengan memberikan
tumbal dan sesajen. Setelah memperoleh harta berlimpah, keluarga tersebut tidak
ingin memberikan tumbal dan sesajen lagi serta berniat untuk melarikan diri lewat
laut. Para hantu pun langsung menenggelamkan kapal yang ditumpangi hingga
seluruh keluarga meninggal. Rumah beserta harta yang dimiliki pun secara tidak
langsung diambil kembali oleh para hantu. Beberapa orang yang masih di rumah
itu dibunuh. Mereka dibunuh pada malam Satu Suro. Alhasil, tak ada yang membeli
rumah mewah tersebut.
Poster Film Malam Suro di Rumah Darmo

Produser: KK Dheeraj
Sutradara: Eka Katili
Pemeran: Oppie Kumis, Diah
Permatasari, Mpok Nori, Zahra
Jasmine, Fauzi Imam
Tanggal Edar: Kamis, 16 Januari 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Drakula Cinta (2014) Kisah cinta abadi dua insan dari dunia berbeda
ratusan tahun silam. Cinta mereka dipisahkan oleh mereka yang tak menginginkan
drakula dari alam lain hidup dan memiliki kekasih seorang manusia. Dalam sebuah
pertarungan sengit, Sang Drakula binasa. Taringnya dicabut. Taring itu disimpan di
sebuah museum di Rumania. Beratus tahun kemudian, seorang kolektor
memerintahkan beberapa orang untuk mencuri peti kuno di Rumania.
Poster Film Drakula Cinta
Produser: Axel Putra Kusuma
Sutradara: Ki Kusumo
Penulis: Wudha ANH, Ki Kusumo
Pemeran: Axel Putra Kusuma, Nikita
Mirzani, Five Vi, Ki Kusumo, Torro
Margens, Rony Dozer, Rina Maya
Tanggal Edar: Kamis, 23 Januari 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Anak Rumah Prapanca (2014) Diego dan Suzana diminta
sahabatnya menempati rumah di kawasan Prapanca, yang terkenal angker karena
konon pernah ada anak kecil yang meninggal jatuh ke dalam kuali yang sedang
merebus kentang. Hal-hal aneh terjadi. Mereka mendapat terror dari yang dikenal
sebagai hantu anak kentang. Selain teror, rumah itu sering di kelilingi bau kentang
direbus. Mereka lalu menggunakan jasa paranormal untuk membersihkan roh-roh
yang ada di dalam rumah itu. Usaha itu gagal dan hantu anak masih tetap meneror
penghuni rumah.
Poster Film Hantu Anak Rumah Prapanca

Produser: AB Iwan Azis


Sutradara: Mamahit Donie
Pemeran: Kemas Rusdy, Rimma
Bahmid, Bunga Elisabeth, Teddy
Yudhistira, Annissa
Tanggal Edar: Kamis, 27 Februari 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Kamar 207 (2014) Echa, Cacha, Revan, dan Rangga, penyuka segala hal
yang kuno dan mistis, membantu proses penyembuhan seorang anak kecil yang
kerasukan. Sukses mereka ini lalu diterbitkan dalam blog mereka: Jampi-jampi. Di
tempat lain, Pak Rebo, manajer hotel Mary's Inn, bertekad ingin berhenti. Shasi,
pemilik hotel warisan dari ayahnya, terpaksa mengurus hotel tersebut sendirian.
Masalahnya, sejak ayah Shasi meninggal dunia, penunggu hotel yang bernama
Mary sering menunjukan penampakan dan menakut-nakuti seisi hotel, hingga hotel
tersebut tidak laku. Ruangan yang cukup besar itu memunculkan teror sedikit demi
sedikit. Ketika Echa dkk berniat pergi, mereka selalu kembali ke ruang itu. Mereka
juga tidak bisa saling melihat, dan ada kalanya temannya tampak ganda.
Puncaknya, Shasi dirasuki oleh Mary dan ingin bunuh diri seperti yang Mary
lakukan dulu. Akhirnya arwah Mary berhasil dikeluarkan dari tubuh Shasi oleh
Chaca, Revan, and Rangga.

Poster Film Kamar 207

Produser: Rafdy Farizan Bintang


Sutradara: Chiska Doppert
Penulis: Hotnida Harahap
Pemeran: Maxime Bouttier, Armando
Jordy, Adzana Bing Slamet, Valerie
Thomas, Echa Oemry, Agatha Valerie, Epy
Kusnandar
Tanggal Edar: Kamis, 24 Juli 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Oo Nina Bobo (2014) Seorang ibu, bapak, dan anak perempuannya yang
berumur enam tahun ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah. Hanya anak laki-
laki bernama Ryan, yang saat itu berumur tujuh tahun, selamat. Sejak saat itu Ryan
mengalami Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan dirawat di panti. Kondisi
emosinya labil dan seringkali mengalami mimpi buruk. Perlahan, Ryan menutup
dirinya dan bersikap seakan-akan lupa terhadap semua peristiwa tersebut. Di dalam
rumah tersebut, pada awalnya Ryan menunjukkan perilaku yang normal, namun
hari ke hari sikap Ryan berubah. Ia menjadi berjarak, misterius dan aneh.
Hubungannya menjadi jauh dengan Karina. Ketika suatu malam, Ryan mengalami
mimpi buruk dan mengigau, Karina meniru apa yang dulu sering dilakukan ibu
Ryan dengan menyanyikan lagu Nina Bobo. Lagu Nina Bobo tersebut
‘menghidupkan’ segala sesuatu yang ada di dalam rumah tersebut. Sesuatu yang
membuat keluarganya terbunuh, enam tahun lalu. Dan kali ini, dia mengancam
hidup Karina guna menuntaskan apa yang belum sempat diselesaikannya lima
tahun sebelumnya.
Poster Film Oo Nina Bobo

Produser: Gope T Samtani


Sutradara: Jose Poernomo
Penulis: Jose Poernomo
Pemeran: Revalina S Temat, Firman
Ferdiansyah, Daniel Topan, Mega
Carefansa
Tanggal Edar: Kamis, 20 Maret 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film 13 (2014) Kevin, dan Nayla baru saja menikah dan menempati rumah
baru yang serba otomatis. Di kompleks perumahan ini juga tinggal keluarga Julian
dan Ditta, rekan sekantor Kevin. Linda, ibu Kevin, ikut tinggal di rumah baru itu,
karena tetap ingin mengatur hidup anak tunggalnya. Nayla juga merasa ada yang
sedang mengawasinya atau mendekatinya bahkan menyentuhnya. Julian dan Ditta
panik karena anaknya, Lila, sering bicara dan bermain dengan sosok yang
dipanggilnya kakek. Julian membawanya ke psikater. Hasil pemeriksaan: Lila
punya ciri-ciri indigo alias bisa berkomunikasi dengan dunia roh.
Poster Film 13 (Tigabelas)
Produser: Gobind Punjabi
Sutradara: Sridhar Jetty
Penulis: Deden Tristanto
Pemeran: Marissa Christina, Reza
Pahlevi, T Dewi Silvia Putri, Harry
Pantja, Dedeh Sritatu
Tanggal Edar: Kamis, 18 September 2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Kuntilanak Ciliwung (2014) Flora membuat kehebohan dengan
menuliskan “aku ingin mati” pada status facebook-nya. Status itu membuat
pacarnya, Danu cemas. Danu merasa Flora tertekan, karena memiliki ibu yang
sangat protektif padanya. Danu lalu mengajak Flora dan dua sahabat mereka, Bella
dan Marcell untuk menginap di rumahnya yang sedang sepi, karena orangtua Danu
pulang kampung. Malam itu, di tepi Sungai Ciliwung, Danu, Flora, Bella, dan
Marcell membuat api unggun. Tiba-tiba Danu cerita kalau Sungai Ciliwung itu
dihuni sosok Kuntilanak. Saat kembali ke rumah, tiba-tiba Flora kejang-kejang dan
mengeluarkan buih dari mulutnya. Tak hanya itu, darah pun juga keluar. Kematian
Flora membuat teman-temannya terguncang, Danu tidak mau terlibat kasus hukum
karena ada orang mati di rumahnya. Danu meminta Marcell dan Bella untuk
membantunya membuang mayat Flora.
Poster Film Kuntilanak Ciliwung

Produser: Dede Ferdinand


Sutradara: Jessica Angelica
Penulis: Andhika Ramadian
Pemeran: Cleopatra Djapri, Ferly
Putra, Chant Felicia
Tanggal Edar: Kamis, 09 Oktober 2014

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Juga Selfie (2014) Gara gara selfie, Helsi (Beby Regita) tewas.
Kematian Helsi menggegerkan sahabat-sahabatnya. Helsi selalu muncul saat
sahabat-sahabatnya berfoto selfie. Setelah euforia lulusan sekolah, Loly (Agatha
Vallerie), Vega (Angelina Novie Tanjung), Gea (Marcella Daryaani) dan Jean
(Aisya Fadilla) pergi liburan ke pulau. Sampai di pulau, Loly ketemu Bara,
musuhnya dan juga pacar Helsi. Bara (Lionil Hendrik) menganggap Loly
mengikutinya. Loly beranggapan sama. Kemudian keduanya saling ngerjain. Di
penginapan hantu Helsi meneror lewat foto selfie, begitu juga hantu kocak lainnya,
hingga membuat mereka panik.

Poster Film Hantu Juga Selfie


Produser: Gobind Punjabi
Sutradara: Sridhar Jetty
Penulis: Herry B Arissa DM, Sridhar Jetty
Pemeran: Agatha Valerie, Lionil
Hendrik, Marcella
Daryanani, Mario, Beby Regita, Dono
Ijah, Aisya Fadilla, Angelina Novie
Tanjung
Tanggal Edar” Thursday, 13 November
2014
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Hantu Nancy (2015) Hantu Nancy adalah seorang noni Belanda yang
konon bunuh diri akibat diperkosa. Ada juga yang bilang kalau Nancy adalah
korban pembantaian. Hantu Nancy hanya bisa "diamankan" oleh Mang Ucha,
pengurus sekolah sekaligus juru kunci bangunan itu. Satu malam Ray, Kevin,
Fandy, Meta melakukan uji nyali dan pencarian Hantu Nancy. Kegiatan itu
membuat Hantu Nancy mengamuk. Teror semakin mencekam ketika Cindy, yang
blasteran Belanda masuk ke sekolah tersebut. Satu per satu mahasiswa-mahasiswi
itu didatangi dan diterror. Mereka meminta bantuan kepada Mang Uca untuk
mengusir Hantu Nancy.

Poster Film Hantu Nancy

Produser: Ravi Pridhnani, Gobind


Pridhnani
Sutradara: Deni Pusung
Penulis: Fairuz Dewi
Pemeran: Randy Martin, Tamara
Rebecca, Tamara Tyasmara, Aditya
Suryo, Yoga Hoebner
Tanggal Edar: Kamis, 13 Augustus 2015

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Kuburan Tua (2015) Sejak kecil Laura harus bertahan
menghadapi mamanya, Riska, orang tuanya satu-satunya. Kalau marah, Riska bisa
lupa diri. Sering Laura mendapat perlakuan kasar dari mamanya. Jengkel dengan
situasi rumah, Laura pergi untuk tugas peliputan situs bersejarah bersama
kekasihnya, Edwin, dan kedua temannya, Rizal, dan Maya. Di tengah perjalanan
mobil mereka terhantam tanah longsor saat cuaca hujan deras. Mereka selamat.
Mereka memutuskan berteduh di sebuah rumah bekas yatim piatu. Kedatangan
mereka disambut dingin dan misterius Sarinten, penghuni rumah.

Poster Film Hantu Kuburan Tua

Produser: Mohammar Rafdy


Sutradara:Nayato Fio Nuala
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Maxime Bouttier, Whulandary
Herman, VickyMonica, Trisa
Triandesa, Jajang C Noer
Tanggal edar Thursday, 17 September
2015
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Wewe (2015) Jarot (Agus Kuncoro), istrinya Irma (Inong Nidya Ayu),
dan dua anaknya, Luna (Nabilah JKT48) dan Aruna (Khadijah Banderas), masuk
rumah baru karena sang ayah pindah tugas. Rumah itu sangat luas dan berada di
sebuah jalanan yang terpencil jauh dari kebisingan ibu kota. Bersama mereka juga
Bu Surti, pembantu yang sudah belasan tahun bersama keluarga itu. Rumah tersebut
tampak nyaman, namun ada satu perabotan yang cukup menggangu: sebuah ranjang
tua terbuat dari kayu jati dan memiliki bentuk dan ukiran aneh, seorang wanita yang
sedang berteriak. Ranjang tua ini ada di sebuah ruangan yang terletak di lantai atas.
Tiba-tiba suatu hari, Aruna menghilang dari rumah tanpa jejak, tanpa pesan, semua
barang-barang miliknya masih ada di kamarnya. Luna dan orangtuanya berusaha
mengambil Aruna kembali dari mahluk yang bernama ‘Wewe’.

Poster Film Wewe

Produser: Gope T Samtani


Sutradara:Rizal Mantovani
PenulisAnto Nugroho, Bayu
Abdinegoro, Rizal Mantovani
Pemeran: Agus Kuncoro, Nabilah
JKT48, Inong Nidya Ayu, Khadijah
Banderas
Tanggal Ëdar: Kamis, 16 April 2015

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Nenek Siam (2015) Tika (Kirana Larasati), Kikan (Tiara Westlake), dan
Poppy (Selena Alessandra) sedang dalam perjalanan berlibur ke luar kota saat
mereka tersesat dan mobilnya mogok. Terjebak di daerah yang tidak mereka kenal,
ditambah lagi dengan signal HP yang hilang membuat mereka putus asa. Mereka
memutuskan mencari pertolongan ke sebuah rumah tua tak jauh dari tempat mereka
mogok. Di sana mereka disambut oleh Bu Mira (Erlin Sarintan). Bu Mira
menginjinkan mereka menginap di rumah itu sambil berusaha mencari bantuan di
kota terdekat esok pagi. Pada saat makan malam barulah diketahui oleh Tika dan
kawan-kawan, bahwa Bu Mira sedang merawat Eyang Putri (Bella Esperance),
nenek tua renta yang lumpuh. Kikan berusaha memperingatkan teman-temannya
tetapi tidak ada yang percaya. Kejadian-kejadian aneh mulai mereka alami, ternyata
ada sebuah rahasia besar tersembunyi di dalam rumah itu.
Poster Film Nenek Siam

Produser: Oswin Bonifanz


Sutradara: Andreas Sullivan
Penulis: Daniel Tito
Pemeran: Kirana Larasati, Tiara
Westlake, Selena Alesandra, Erlin
Sarintan, Bella Esperance
Tanggal Edar: Kamis, 22 Januari 2015

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Indera Keeman (2016) Merry membeli rumah kecil dan tinggal bersama
dengan anak perempuannya. Merry mengalami kembali keadaan yang dulu pernah
terjadi: melihat alam lain. Dia merasa sendiri karena tiada orang yang percaya
padanya. Dina sudah tahu keanehan ibunya yang selalu bicara dengan Dina lain
yang tidak bisa dilihat olehnya. Keanehan Merry makin hari makin menjadi-jadi.
Merry sedih karena anak perempuannya sendiri pun berusaha menghindar. Alex,
lelaki yang dekat dengan Dina, merasakan keganjilan pada Merry. Dia berusaha
mencari tahu apa yang terjadi di rumah itu.
Poster Film Indera Keenam

Produser: Prem Mulani, Michael


Manwani
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Stefan William, Natasha
Wilona, Yudittia Mayang, Wafda
Saifan, Kenny MS
Tanggal Edar: Kamis, 29 April 2016
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Rumah Pasung (2016) Ryan (Stefan William), Sultan (Wafda Saifan)
dan Mayang (Yudittia Mayang) adalah crew ekspedisi alam gaib untuk program
tv, Horror Calling. Ryan bertindak sebagai host acara. Mayang, seorang indigo,
bertugas menunjukkan munculnya penampakkan gaib. Sedangkan Sultan juru
kamera. Suatu hari Ryan harus menghadiri pemakaman papa kandungnya. Harsono
dan Ratna, orangtua Ryan, membuka tabir masa lalu Ryan sebenarnya. Ryan adalah
anak adopsi. Lewat Harsono, ayah kandung Ryan, Gunawan, menitipkan wasiat
berupa rumah tinggal yang letaknya sangat jauh di luar kota. Ryan penasaran. Maka
dipanggillah rekan-rekannya di Horor Calling. Setelah Mayang melakukan
terawang bathin, diketahuilah bahwa ada arwah perempuan “bangkit” akibat
seseorang membaca mantra. Arwah itu bernama Yasmin.
Poster Film Rumah Pasung
Produser: Prem Mulani, Michael
Manwani
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Penulis: Ery Sofid
Pemeran: Stefan William, Natasha
Wilona, Yudittia Mayang, Wafda
Saifan, Kenny MS
Tanggal Edar: Kamis, 28 April 2016
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Ular Tangga (2016) Fina, mahasiswi berpotensi indigo, memiliki firasat
buruk. Hal itu terkait dengan rencana mendaki gunung tim pecinta alam
kampusnya. Tim yang akan berangkat dalam pendakian itu dipimpin Bagas,
kekasihnya. Bagas tidak percaya pada kekhawatiran Fina. Ia membujuk Fina untuk
tetap berangkat bersama Martha, William, Dodoy, dan Lani. Perjalanan mereka
dibantu Gina, pendaki dan penunjuk jalan yang berpengalaman. Peringatan Gina
agar mereka memilih jalan aman, tidak diindahkan. Jalan yang mereka pilih
mengantarkan mereka menuju pohon tua angker dan rumah misterius yang
memiliki cerita kelam di masa lalu. Kejadian buruk menimpa mereka. Semua itu
diawali dengan penemuan permainan kuno ular tangga yang terbuat dari kayu, di
bawah pohon angker itu. Penemuan itu memunculkan kembali hantu yang sangat
berbahaya. Ketakutan Fina berubah menjadi keberanian saat Bagas ikut diculik
hantu tersebut. Fina mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan teman-temannya,
terutama kekasihnya.
Poster Film Ular Tangga

Produser: Tommy Soemarni


Sutradara: Arie Azis
Penulis: Mia Amalia
Pemeran: Shareefa Daanish, Vicky
Monica, Alessia Cestaro, Ahmad
Affandy, Randa Septian, Yova
Gracia, Fauzan Nasrul
Tanggal Edar: Kamis, 09 Maret 2016
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Pengabdi Setan (2017) Rini beserta bapak, ibu, dan ketiga adik laki-
lakinya terpaksa tinggal di rumah neneknya di luar kota setelah rumah mereka
dijual untuk pengobatan ibunya. Ibunya sakit selama tiga setengah tahun tanpa
diketahui penyebabnya sehingga keluarganya mengalami krisis finansial. Setelah
ibunya meninggal, ayah Rini pergi untuk sebuah pekerjaan. Teror mulai muncul.
Sosok hantu perempuan menyerupai ibu mereka menghantui Rini dan adik-
adiknya. Rini menemukan fakta bahwa di masa lalu keluarganya terlibat dalam
suatu perjanjian hitam yang mengancam keselamatan keluarga mereka.
Poster Film Pengabdi Setan

Produser: Gope T Samtani


Sutradara: Joko Anwar
Penulis: Joko Anwar, Subagio
Samtani, Sisworo Gautama, Imam
Tantowi, Naryono Prayitno
PemeranTara Basro, Endy Arfian, Nasar
Anuz, Adhiyat Abdul khadir
Tanggal Edar: Kamis, 28 September 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film Mereka Yang Tak Terlihat (2017) Lidya (Sophia Latjuba), single parent,
punya dua putrid: Saras (Estelle Linden) dan Laras (Bianca Hello). Saras adalah
anak indigo, Saras bisa melihat mahluk-mahluk tak kasat mata seperti hantu
ataupun jin dan sejenisnya. Ini dianggap tidak masuk akal oleh Lidya, sehingga
membuat hubungan Lidya dengan Saras memiliki jarak. Lidya semakin lama
semakin tidak mengerti dengan tingkah Saras. Pada saat Saras berusia 17 tahun,
Saras dua kali kesurupan dan hal ini membuat Lidya sangat khawatir dan meminta
kakaknya yang bernama Tante Rima (Rowiena Umboh), seorang psikolog, untuk
menangani Saras. Namun, Tante Rima bersikeras ke Lidya bahwa hanya Lidya lah
yang harus menangani Saras sebagai ibu kandungnya. Suatu hari Saras didatangi
oleh arwah bernama Dinda (Frisly Balqis), siswi SMA yang meninggal karena
dibully di sekolah oleh Citra (Aliyah Faizah). Arwah Dinda meminta Saras untuk
menemui ibunya yang bernama Dayu (Dayu Wijanto).

Poster Film Mereka Yang Mata Tak Terlihat

Produser: Devi Monica, Aswin MC


Siregar, Helfi Kardit
Sutradara: Billy Christian
Penulis: Estelle Linden, Billy
Christian, Sarjono Sutrisno
PemeranSophia Latjuba, Estelle Linden
Tanggal Edar: Kamis, 12 Oktober 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Mata Batin (2017) Alia (Jessica Mila) memutuskan untuk meninggalkan
Bangkok dan kembali ke Jakarta begitu kedua orang tuanya meninggal. Ia dan Abel
(Bianca Hello), adiknya yang masih remaja, pindah ke rumah masa kecil mereka
yang jauh dari tengah kota. Abel tidak menyukai rumah itu. Katanya, di sana ada
‘yang lain’. Alia dan Davin (Denny Sumargo), pacar Alia, tidak pernah
menghiraukan Abel. Tapi sikap Abel semakin mengkhawatirkan. Merasa harus
menolong Abel, Alia berniat untuk membawa Abel ke psikiater. Tapi Abel menolak
dan ia bilang kalau ia bisa melihat ‘mereka yang sudah mati’ karena mata batinnya
sudah terbuka sejak kecil. Abel mengajak Alia menemui Bu Windu (Citra Prima),
paranormal yang selama ini membantu Abel. Ingin membuktikan semua hal yang
baginya tidak masuk akal ini, Alia meminta Bu Windu untuk membuka mata
batinnya. Perlahan-lahan, Alia mulai mengalami kejadian-kejadian yang tidak
biasa. Ia mulai melihat sosok yang tidak bisa dilihat orang lain. ‘Mereka’
mengganggunya dan membahayakan Alia dan Abel. Bu Windu dimintai bantuan.
Poster Film Mata Batin

Produser: Rocky Soraya


Sutradara: Rocky Soraya
Penulis: Riheam Junianti, Fajar Umbara
Pemeran: Jessica Mila, Denny
Sumargo, Citra Prima
Tanggal Edar: Kamis, 30 November 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Keluarga Tak Kasat Mata (2017) Genta bercerita tentang kantornya di
Yogyakarta. Cerita dimulai saat kantornya pindah ke sebuah bangunan baru. Genta
bersama rekan-rekannya mulai mengalami kejadian di luar nalar. Malam-malam
mereka menjadi momen penuh ketegangan. Satu persatu karyawan dihadapkan
dengan sosok-sosok yang ingin berpesan. Dugaan terus muncul, dan menimbulkan
banyak pertanyaan. Akhirnya Genta dkk terpaksa meminta bantuan seorang kawan.
Mereka percaya bahwa ada satu misteri yang harus segera diselesaikan. Melalui
Rere satu pe rsatu misteri mulai terpecahkan. Genta yang penasaran, harus mencari
tahu sendiri jawaban atas pertanyaannya.

Poster Film Keluarga Tak Kasat Mata

Produser: Ody Mulya Hidayat


Sutradara: Hedy Suryawan
Penulis: Lele Laila, Evelyn
Afnila, Bonaventura D Genta
Pemeran Deva Mahenra, Miller
Khan, Ganindra Bimo, Gary Iskak, Kemal
Palevi, Aura Kasih, Tio Pakusadewo
Tanggal Edar: Kamis, 23 November 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Hantu Jeruk Purut Reborn (2017) papa Jenny meninggal dan
dimakamkan di TPU Jeruk Purut. Masalah mulai ketika pulang ke rumah masing-
masing. Farah, teman Jenny, diteror hantu. Farah mencaritakan hal ini pada Reno.
Awalnya Reno tidak percaya. Rupanya hantu juga mendatangi Reno. Hantu juga
merasuki Jenny. Jenny dan Farah kebingungan bagaimana cara menenangkan hantu
yang marah. Reno yakin Airin bisa menolong mereka, karena 10 tahun lalu, Airin
juga pernah berurusan dengan hantu Jeruk purut. Tapi Airin masih trauma dan tidak
mau menolong mereka. Reno mengajak Farah dan Jenny untuk mendatangi
langsung TPU Jeruk Purut. Di tengah jalan, Farah yang ketakutan tewas di tabrak
mobil. Airin yang mendengar berita kematian Farah, menemui Reno dan Jenny dan
memberikan informasi mengenai hantu pastur. Hantu pastur marah karena sepasang
cincin yang disimpan oleh keturunannya terpisahkan. Tugas Reno dan Jenny
sekarang adalah menyatukan sepasang cincin itu kembali.
Poster Film Hantu Jeruk Purut Reborn

Produser: Shanker RS
Sutradara: Koya Pagayo
Penulis: Luvie Melati
Pemeran: Angie Yulia, Sheila
Marcia, Brayn McKenzie, Aji
Alfarent, Aulia Savira
Tanggal Edar: Kamis, 14 September 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film The Curse (2017) Shelina, pengacara Indonesia, bekerja di salah satu
law firm ternama di Melbourne, sedang menangani kasus pembunuhan seorang
pengusaha expat kaya di Australia: Sarawut meninggal di rumahnya bersama
anaknya, David, karena keracunan. Istri Sarawut, Leann W. tersangkanya. Suatu
ketika Shelina didatangi roh halus di rumahnya. Roh halus itu semakin hari,
semakin jelas penampakannya dan sangat menganggu. Shelina menjadi paranoid
dan depresi. Apalagi ia harus memutuskan bercerai dengan suaminya, karena
suaminya ternyata mempunyai simpanan di Jakarta. Shelina yang tidak percaya
dengan setan atau masalah spiritual akhirnya memutuskan mamanggil paranormal
untuk pengusiran /roh halus yang menghantui dirinya. Paranormal menemukan
bahwa roh halus itu mendatangi Shelina untuk menyampaikan pesan. Roh halus itu
mempunyai hubungan erat dengan Shelina. Teka teki dibalik roh halus tersebut
membuat Shelina harus menghadapi sesuatu yang sangat menakutkan.
Poster Film The Curse

Produser: Resika Tikoalu


Sutradara: Muhammad Yusuf
Penulis: Muhammad Yusuf
Pemeran: Prisia Nasution, Shareefa
Daanish, Lia Waode
Tanggal Edar: Kamis, 27 April 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Jailangkung (2017) Tiga gadis ingin menguak misteri yang terjadi pada
ayah mereka yang ditemukan koma secara misterius. Bella (Amanda Rawless)
bersama kakaknya Angel (Hanna Al Rasyid), dan adiknya Tasya berusaha
menemukan jawabannya dengan bantuan Rama (Jefri Nichol), teman kampus Bella
yang tertarik pada hal metafisik. Seorang pilot bernama Capt Wardana (Augie
Fantinus) membantu mereka. Mereka menemukan jailangkung yang membuka
rahasia gelap di masa lalu dan kini membahayakan nyawa mereka.

Poster Film Jailangkung


Produser: Sukhdev Singh, Wicky V Olindo
Sutradara: Jose Poernomo, Rizal
Mantovani
Penulis: Baskoro Adi Wuryanto
Pemeran: Amanda Rawles, Jefri
Nichol, Hannah Al Rashid, Gabriella
Quinlyn
Tanggal Edar: Minggu, 25 Juni 2017
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film The Real Parakang: Warisan Berdarah (2017) Aksi Bagas yang memiliki
ilmu hitam parakang, meresahkan warga. Rusman, mertuanya, yang tidak ingin
melihat ada korban jiwa lagi, dengan sangat terpaksa menghabisinya dengan cara
menembak kepalanya. Di saat sama, Elena, wartawati yang memiliki indra keenam,
melihat seorang anak kecil mewarisi ilmu parakang. Elena yang tidak ingin ada
korban jiwa dari aksi parakang, mengajak Rino untuk mencari anak pewaris ilmu
parakang. Denis dan Karina, anak Bagas, sedih dengan kabar kematian ayah dan
adiknya, Diva. Saat Denis mau membawa pulang jenazah Diva, dokter mengatakan
bahwa Diva masih hidup. Tubuh Diva telah mewarisi ilmu hitam parakang dan
tubuhnya kini dikendalikan oleh kekuatan jahat. Korban berjatuhan. Setelah melihat
langsung Diva berubah menjadi parakang dan mau menghabisi Denis, Karina
membantu Elena dan Rino untuk menyelamatkan Denis sekaligus menghabisi
parakang. Diva. Karina, Elena dan Rino selamat dari amukan Parakang. Namun,
mereka tidak tahu bahwa ilmu itu ternyata merasuk ke dalam tubuh Denis.
Poster Film Jailangkung

Produser: Abu Hamzah, Evry Joe


Sutradara: Ibnu Agha
Penulis: Team Creative Qia Film, Abu
Hamzah
Pemeran: Al Alaika, Donny
Kesuma, Helmalia Putri
Tanggal Edar: Kamis, 24 Agustus 2017

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Film 13: The Haunted (2018) Tujuh sahabat yang bosan kaya berupaya untuk
meraih popularitas dengan mengalahkan dua vlogger terkenal, The Jackal, yang
selalu meliput keberadaan hantu. Upaya tersebut membawa ketujuh sahabat tadi ke
sebuah resor terbengkalai di Pulau Ayunan yang dikabarkan menyeramkan. Mereka
mengabadikan pengalaman mereka di sana dalam bentuk reality show yang tanpa
disangka-sangka berubah menjadi petaka dan mengancam keselamatan mereka.
Poster Film 13: The Haunted
Produser: Raffi Ahmad
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis: Demas Garin, Talitha Tan
Pemeran: Al Ghazali, Mikha
Tambayong, Valerie Thomas, Achmad
Megantara, Endy Arfian, Atta
Halilintar, Marsha Aruan, Steffi
Zamora, Mumuk Gomez
Tanggal Edar: Kamis, 26 Juli 2018
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Arwah Tumbal Nyai (2018) Setelah kematian neneknya, Rosmalina (Ayu
Tingting) merasakan ada mahluk gaib yang tinggal di rumahnya. Reno (Raffi
Ahmad), pacar Rosmalina, menyarankan untuk pindah rumah. Setelah pindah
rumah, ternyata mahluk gaib itu datang di bioskop tempat Rosmalina kerja bahkan
selalu menterornya. Akhirnya Rosmalina tahu bahwa mahluk gaib yang selalu
menterornya itu ternyata berhubungan dekat dengan Nayla (Aqilla Herby),
anaknya. Rosmalina miminta Nayla untuk mengusir mahluk gaib itu tapi Nayla
justru marah dan menolak dipisahkan.
Poster Film Arwah Tumbal Nyai

Produser: Raffi Ahmad


Sutradara: Arie Azis
Penulis: Aviv Elham
Pemeran: Zaskia Gotix, Dewi
Perssik, Aqilla Herby, Ayu Ting Ting, Raffi
Ahmad
Tanggal Edar: Kamis, 29 November 2018

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Jaran Goyang (2018) Dirga (Ajun Perwira), tukang kebun, jatuh cinta
kepada Elena (Cut Meyriska), pedangdut populer. Cinta Dirga ditolak oleh Elena
yang sudah memiliki pacar, Robert (Cris de Lima). Kecewa dengan keputusan
Elena, Dirga membunuh Robert dan meminta ilmu hitam Jaran Goyang kepada
bibinya, bu Srintil (Nova Eliza). Sukses dengan Elena, Dirga juga berusaha
mendapatkan cinta adik Elena yakni Tania. Terjadi pertengkaran antara Elena dan
Tania dan Elena tewas di tangan Dirga. Kematian Elena membuat mamanya
terguncang apalagi melihat Tania yang selalu menangis. Ternyata Elena adalah
adalah anak kandung bu Srinthil.
Poster Film Jaran Goyang

Produser: Rajesh Punjabi


Sutradara: Findo Purwono HW
Penulis: Wahyu S Nugroho
Pemeran: Cut Meyriska, Ajun
Perwira, Cris de Lima
Tanggal Edar: Kamis, 05 Juli 2018

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Jailangkung 2 (2018) sebagai anak paling kecil yang tidak pernah
mengenal ibunya, Tasya (Gabriella Quinlynn) merasa kesepian. Tanpa sengaja ia
menonton rekaman video lama milik ayahnya, Ferdi (Lukman Sardi), yang pernah
berkomunikasi dengan arwah almarhumah istrinya menggunakan Jailangkung.
Tasya pun merakit jailangkung sendiri dan memainkannya dengan harapan bisa
berkomunikasi dengan almarhumah ibunya. Kejadian ini rupanya membangkitkan
berbagai masalah, termasuk arwah pembawa petaka. Bella (Amanda Rawles) dan
Rama (Jefri Nichol) bergabung dengan rekan baru mereka, Bram (Naufal
Samudra), dalam petualangan sampai ke dasar laut untuk mengalahkan titisan setan
yang menguasai Angel (Hannah Al Rasyid).
Poster Film Jailangkung 2
Produser: Sukdev Singh, Wicky V Olindo
Sutradara: Rizal Mantovani, Jose
Poernomo
Penulis: Ve Handoyo, Baskoro Adi
Wuryanto
Pemeran: Amanda Rawles, Jefri
Nichol, Hannah Al Rashid, Lukman
Sardi, Naufal Samudra
Tanggal Edar: Jumat, 15 Juni 2018
(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Nini Thowok (2018) sepeninggal neneknya, Nadine (Natasha Wilona)


mendapat warisan losmen Mekar Jiwo di Solo. Nadine dan adiknya, Naya (Nicole
Rossi), terpaksa pindah ke Solo untuk mengelola losmen tersebut karena Eyang
Marni (Jajang C Noer) berpesan agar losmen itu tidak ditutup atau dijual. Orangtua
Nadine sudah meninggal beberapa tahun lalu akibat kecelakaan mobil. Losmen
yang sudah lama sepi itu memiliki satu kamar kosong yang tidak boleh dibuka.
Bahkan tidak ada yang tahu dimana kuncinya disimpan. Di losmen itu Nadine
mengalami berbagai kejadian aneh. Nadine yakin bahwa kejadian itu pasti ada
hubungannya dengan kamar terlarang. Nadine nekad membuka kamar terlarang
meskipun sudah dilarang oleh Mbok Girah (Ingrid Widjanarko) dan Pak Rahmat
(Slamet Ambari), para pegawai kepercayaan Eyang Marni. Di dalam kamar
ditemukan lukisan perempuan keturunan Cina dan boneka nini thowok (jelangkung
perempuan).

Poster Film Nini Thowok

Produser: Ronny Irawan, Hendro


Djasmoro, Andreas Setiaputra
Sutradara: Erwin Arnada
Penulis: Alim Sudio, Erwin Arnada
Pemeran: Natasha Wilona
Tanggal Edar: Kamis, 01 Maret 2018

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film The Origin of Santet (2018) Rendy (Marcelino Lefrandt ) pulang ke


Indonesia dengan istrinya Laura (Kelly Brook) dan kedua anaknya, Aliyah (Jazz
Ocampo) dan Kelly (Bali Curtain), karena papanya, Dharma (Ray Sahetapy),
meninggal karena bunuh diri. Rendy terguncang oleh tingkah ibunya yang tidak
bisa bicara dan bertingkah seperti orang gila seolah ibunya tidak ingin ada Rendy
dan keluarganya di rumah mereka. Rendy membawa ibunya ke rumah sakit walau
Rendy tahu penyakit yang di alami ibunya akibat santet. Teror demi teror
mengerikan terjadi terhadap keluarga Rendi.
Poster Film Santet

Produser: Helfi Kardit, Aswin MC


Siregar, Ilhamka Nizam
Sutradara: Helfi Kardit
Penulis: Helfi Kardit, Maruska Bath
Pemeran: Marcelino Lefrandt, Kelly Brook
Tanggal Edar: Kamis, 04 Oktober 2018

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Titisan Setan (2018) Melissa (Wendy Wilson) terpaksa berbohong


kepada neneknya (Muthia Datau) supaya bisa pergi bersama kekasihnya Bara
(Baim Wong) untuk menghabiskan akhir pekan romantis bersama. Ia tidak
mengetahui bahwa Bara berniat jahat dengan memasang cctv di seluruh sudut
ruangan untuk merekam semua kegiatan romantis mereka. Rencana Bara hampir
berjalan mulus, sampai muncul kejadian aneh di villa sewaan tersebut. Keadaan
semakin mencekam ketika satu per satu menjadi sasaran kemarahan hantu
penunggu villa.
Poster Film Titisan Setan

Produser: Rajesh Punjabi, Simran Punjabi


Sutradara: Agusti Tanjung
Penulis: Misaini Indra
Pemeran: Wendy Wilson, Baim Wong
Tanggal Edar: Kamis, 08 Maret 2018

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Dreadout (2019) Jessica (Marsha Aruan), Beni (Irsyadillah), Dian


(Susan Sameh), Alex (Ciccio Manassero), Erik (Jefri Nichol), dan Linda (Caitlin
Halderman) ingin meningkatkan kepopuleran mereka lewat rekaman petualangan
mereka untuk diunggah ke akun social media mereka. Mereka memilih pergi ke
sebuah apartemen terbengkalai yang terkenal karena keangkerannya. Linda berhasil
membujuk Kang Heri (Mike Lucock), satpam, untuk masuk apartemen. Linda dan
kawan-kawan menemukan satu unit apartemen yang diberi tanda batas garis polisi.
Terdorong oleh rasa penasaran, mereka mendobrak pintu apartemen tersebut. Saat
mereka sedang meneliti kamar tersebut, mereka menemukan sebuah perkamen
kuno,yang hanya bias dibaca oleh Linda. Setelah Linda berhasil membaca tulisan
dalam perkamen tersebut, mendadak sebuah portal terbuka. Tanpa sengaja Linda
dan kawan-kawan telah membuka pintu ke alam gaib dan membuat murka para
makhluk supranatural penjaga portal.
Poster Film Dreadout

Produser: Edwin Nazir, Wida


Handoyo, Kimo Stamboel, Kwonsik
Kim, Yeonu Choi, Justin Kim, Hyerim Oh
Sutradara: Kimo Stamboel
Pemeran: Caitlin Halderman, Jefri Nichol
Tanggal Edar: Kamis, 03 Januari 2019

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)

Film Tembang Lingsir (2019) Hidup Mala (Marsha Aruan) senantiasa


berurusan dengan Tembang Lingsir, lagu yang diajarkan ibunya sejak kecil. Setelah
insiden kebakaran misterius yang menewaskan ibunya, Mala kehilangan suaranya.
Kemudian, Mala tinggal di rumah pamannya, Om Gatot (Teuku Rifnu Wikana),
dan istrinya Tante Gladys (Meisya Siregar) bersama dua anak mereka, Daisy
(Aisyah Aqilah) dan adiknya, Ronald. Di rumah tersebut, juga ada Mbok Rahma
yang mengurus keperluan mereka. Daisy, merasa terganggu dengan kehadiran
Mala, sementara Ronald malah senang. Sejak kedatangan Mala, suasana rumah
tidak lagi sama. Banyak kejadian aneh muncul. Mbok Rahma menuduh Mala
penyebab semua kekacauan ini. Mala merasa ada rahasia besar di dalam rumah ini
yang membuat semua teror tersebut muncul.Apalagi ketika dia mengetahui bahwa
ternyata dia memiliki saudara kembar, yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.
Poster Film Dreadout

Produser: Dheeraj Kalwani


Sutradara: Rizal Mantovani
Penulis: Andhika Lazuardi
Pemeran: Marsha Aruan, Aisyah Aqilah
Tanggal Edar: Kamis, 31 Januari 2019

(Sumber: http://filmindonesia.or.id)
Coding Sheet Peneliti , Hakim 1 dan Hakim 2

Film: Jelangkung 2001


Coder: Peneliti

Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 - 14.20
5 1 3
(20')

1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Jelangkung 2001
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 -
14.20
5 (20') 1 3

1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Jelangkung 2001
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.00 -
14.20
5 (20') 1 3

1 3
Jumlah
1 3
Total 4
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.30-06.43
6 (10') 2
09.00-09.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.05
25 (27') 7
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.05
28 (15') 1 1 1
01.20.00-
41 01.20.40 (40') 1 1 1
01.21.40-
42 01.22.10 (30') 2
2 1 12 2 9 1 2
Jumlah
2 1 23 3
Total 3 26
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.30-6.43
6 (10') 2
9.00-9.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.5
25 (27') 7
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.5
28 (15') 1 1 1
1.20.00-
1.20.40
41 (40') 1 1 1
1.21.40-
1.22.10
42 (30') 2
2 1 11 2 9 2
Jumlah
2 1 22 2
Total 3 24
Film & Tahun: Peti Mati 2002
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.30-6.43
6 (10') 2
9.00-9.25
9 (25') 1 1
25.30-25.40
15 (10') 2
41.05-41.10
20 (10') 1
48.40-48.50
22 (10') 2
51.30-52.10
24 (40') 4
52.44-53.5
25 (27') 5
53.10-53.35
26 (25') 1
55.50-56.5
28 (15') 1 1
1.20.00-
1.20.40
41 (40') 1 1 1
1.21.40-
1.22.10
42 (30') 1
1 1 10 2 8 1 2
Jumlah
1 1 20 3
Total 2 23
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.50-
2 05.00 (10') 3

3
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.50-5.00
2 (10') 3

3
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Tusuk Jelangkung 2003
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.50-5.00
2 (10') 1 2

1 2
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: Peneliti

Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1

52.12-
26 52.22 (10') 1

1 1 1
Jumlah

1 1 1
Total
3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1
52.12-
26 52.22 (10') 1

1 1 1
Jumlah
1 1 1
Total 3
Film & Tahun: Bangsal 13 2004
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
19.00-
10 19.10 (10') 1 1
52.12-
26 52.22 (10') 1

1 1 1
Jumlah
1 1 1
Total 3
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.30-
2 02.43 (13') 4 2
41.15-
23 41.22 (7') 1 1
41.26-
24 41.30 (4') 1 1
41.31-
25 41.40 (11') 1 1
45.14-
31 45.21 (7') 2

7 2 3 2
Jumlah
14
Total 14
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.30-2.43
2 (13') 4 2
41.15-
23 41.22 (7') 1 1
41.26-
24 41.30 (4') 1 1
41.31-
25 41.40 (11') 1 1
45.14-
31 45.21 (7') 1

7 1 3 2
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.30-2.43
2 (13') 3 2
41.15-
23 41.22 (7') 1 1
41.26-
24 41.30 (4') 1 1
41.31-
25 41.40 (11') 1 1
45.14-
31 45.21 (7') 1

6 1 3 2
Jumlah
12
Total 12
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.35-04.25
2 (50') 2
35.23-35.29
35 (6') 1
35.50-36.15
36 (25') 2
36.44-36.50
39 (6') 2
37.00-37.10
40 (10') 2
39.00-39.45
42 (45') 3
40.55-41.00
44 (5') 1
42.30-42.35
47 (5') 1
43.20-43.40
48 (20') 3 1
01.08.05-
01.09.15
72 (70') 4 2 4

15 4 4 5
Jumlah
28
Total 28
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.25
2 (50') 2
35.23-
35 35.29 (6') 1
35.50-
36 36.15 (25') 2
36.44-
39 36.50 (6') 2
37.00-
40 37.10 (10') 2
39.00-
42 39.45 (45') 2
40.55-
44 41.00 (5') 1
42.30-
47 42.35 (5') 1
43.20-
48 43.40 (20') 3 1
1.8.05-
72 1.9.15 (70') 3 1 4
14 3 3 5
Jumlah
25
Total 25
Film & Tahun: Kuntilanak 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.25
2 (50') 2
35.23-35.29
35 (6') 1
35.50-36.15
36 (25') 2
36.44-36.50
39 (6') 2
37.00-37.10
40 (10') 2
39.00-39.45
42 (45') 3
40.55-41.00
44 (5') 1
42.30-42.35
47 (5') 1
43.20-43.40
48 (20') 3 1
1.8.5-1.9.15
72 (70') 4 1 4
15 4 3 5
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.00.55-
01.01.45
28 (110') 3 2

3 2
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.00.55-
1.1.45
28 (110') 3 2

3 2
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Pocong 2, 2006
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.00.55-
1.1.45
28 (110') 2 3

2 3
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Kuntilanak 2 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
34.35-
16 34.40 (5') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
50.40-
28 51.10 (30') 1 4
01.04.50-
01.05.00
36 (10') 1

2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
50.40-
28 51.10 (30') 1 4
1.4.50-
36 1.5.00 (10') 1

2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Legenda Sundel Bolong 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
50.40-
28 51.10 (30') 1 4
1.4.50-
36 1.5.00 (10') 1

2 4
Jumlah
2 4
Total 2 4
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.00-
1 02.10 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 1 1 2
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 9 5 3 5
29.50-
20 30.15 (25') 1 2 1 1
48.20-
50.05
31 (105') 2 2

13 12 8 10
Jumlah
43
Total 43
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.00-2.10
1 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 2 1
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 7 6 2 5
29.50-
20 30.15 (25') 2 1 1
48.20-50.5
31 (105') 2 2

10 12 6 10
Jumlah
38
Total 38
Film & Tahun: Pocong 3 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.00-2.10
1 (10') 1
25.00-
16 25.10 (10') 1 1 1
25.15-
17 25.24 (9') 1 1
27.45-
18 28.25 (40') 1 1 1 1
28.50-
19 29.45 (55') 9 4 3 5
29.50-
20 30.15 (25') 2 2 1
48.20-50.5
31 (105') 2 2

11 11 8 10
Jumlah
40
Total 40
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.06.32-
01.07.10
33 (38') 1 1 1
01.17.15-
01.18.20
40 (65') 1

1 2 1
Jumlah
3 1
Total 3 1
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.6.32-
33 1.7.10 (38') 1 1
1.17.15-
1.18.20
40 (65') 1

1 2
Jumlah
3
Total 3
Film & Tahun: Roh 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.6.32-
33 1.7.10 (38') 1 1
1.17.15-
1.18.20
40 (65') 1

2 1
Jumlah
2 1
Total 2 1
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.25-
07.10
4 (165') 2 12 8 6 5 11 1 6 5 7
09.35-
6 09.40 (5') 4 4 1
12.10-
7 12.20 (10') 1 1
28.42-
31.15
13 (157') 5

2 13 13 11 9 11 1 1 6 5 7
Jumlah
2 57 1 19
Total 2 77
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.25-7.10
4 (165') 2 11 8 6 5 11 1 5 5 6
9.35-9.40
6 (5') 4 4 1
12.10-
7 12.20 (10') 1 1
28.42-
31.15
13 (157') 5

2 12 13 11 9 11 1 1 5 5 6
Jumlah
2 56 1 17
Total 2 74
Film & Tahun: Terowongan Casablanca 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.25-7.10
4 (165') 2 12 8 6 5 11 1 6 5 7
9.35-9.40
6 (5') 4 4 1
28.42-
31.15
13 (157') 5

12 12 11 9 11 1 6 5 7
Jumlah
55 1 19
Total 75
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-
28 45.15 (45') 1 2

1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-
28 45.15 (45') 1 2

1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: The Wall 2007
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
44.30-45.15
28 (45') 1 2

1 2
Jumlah
1 2
Total 1 2
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
22.40-
18 23.15 (35') 1 5
36.15-
29 36.45 (30') 4
47.10-
48.50
35 (100') 5 3 4 2
50.27-
38 51.30 (53') 1 7 2 1
54.10-
40 54.15 (5') 2
58.20-
01.00.05
42 (105') 6 2 3 1 4 1 4 1 1

1 11 9 14 10 3 5 1 4 1 1
Jumlah
1 48 6 6
Total 60
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
22.40-23.15
18 (35') 1 5
36.15-36.45
29 (30') 4
47.10-48.50
35 (100') 2 2 4 2
50.27-51.30
38 (53') 1 7 2 1
54.10-54.15
40 (5') 2
58.20-
1.00.5
42 (105') 5 2 3 1 4 1 2 1 1

1 7 8 14 10 3 5 1 2 1 1
Jumlah
1 42 6 4
Total 53
Film & Tahun: Hantu Ambulance 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
22.40-
18 23.15 (35') 2 5
36.15-
29 36.45 (30') 4
47.10-
35 48.50 (100') 5 3 4 2
50.27-
38 51.30 (53') 1 7 2 1
58.20-
1.00.5
42 (105') 7 2 2 1 3 1 3 1 1

1 12 7 15 9 3 4 1 3 1 1
Jumlah
1 47 5 5
Total 57
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.18-
2 06.10 (32') 2 2
10.05-
6 10.55 (50') 4 1 3 1
23.00-
11 25.28 (148') 6 1 1 1
36.25-
14 38.40 (135') 5 4 2 1 3
54.15-
23 54.55 (40') 5 3 2
01.00.18-
01.00.25
26 (7') 1

20 11 6 7 4
Jumlah
48
Total 48
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.18-6.10
2 (32') 2 2
10.5-10.55
6 (50') 3 1 3 1
23.00-25.28
11 (148') 5 1 1 1
36.25-38.40
14 (135') 5 4 2 1 3
54.15-54.55
23 (40') 5 3 2
1.00.18-
26 1.00.25 (7') 1

18 11 6 7 4
Jumlah
46
Total
Film & Tahun: Kereta Hantu Manggarai 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.18-6.10
2 (32') 2 2
10.5-10.55
6 (50') 3 1 3 1
23.00-
11 25.28 (148') 6 1 1 1
36.25-
14 38.40 (135') 5 3 2 1 2
54.15-
23 54.55 (40') 5 3 2
1.00.18-
26 1.00.25 (7') 1

19 10 6 7 3
Jumlah
45
Total 45
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-
05.10
1 (225') 6

6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-5.10
1 (225') 4

4
Jumlah
4
Total 4
Film & Tahun: Kuntilanak 3 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-5.10
1 (225') 4

4
Jumlah
4
Total 4
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 3
34.05-
12 35.10 (65') 5 4 1
40.20-
15 44.25 (185') 1 1 2 2 1 10 1 1

1 1 2 4 1 5 14 1 4 4
Jumlah
2 6 21 4 4
Total 8 29
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 1
34.05-
12 35.10 (65') 5 4 1
40.20-
44.25
15 (185') 1 1 2 2 1 10 1 1

1 1 2 4 1 5 14 1 4 2
Jumlah
2 6 21 4 2
Total 8 27
Film & Tahun: Takut Face of Fare 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
26.45-
10 27.20 (35') 2 3 2
34.5-35.10
12 (65') 5 4 2
40.20-
15 44.25 (185') 1 1 2 1 1 9 1 1

1 1 2 3 1 5 13 2 4 3
Jumlah
2 5 21 4 3
Total 7 28
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.20-04.10
2 (50') 3 2 3 2
06.04-07.10
4 (66') 2 6 6 1 1
07.40-10.05
5 (145') 1 1 11 2 3
10.35-10.55
6 (20') 2 1 1
39.00-40.10
16 (70') 9 7 4 4
40.15-40.50
17 (35') 1 1 2
54.07-54.17
22 (10') 1
57.00-58.10
24 (70') 3
01.10.39-
01.12.45
33 (126') 1 1 5 3
01.16.57-
01.17.20
36 (83') 1 1 2
01.19.30-
01.20.00
38 (30') 6

3 2 2 1 8 20 39 9 11 5
Jumlah
5 3 87 5
Total 5 95
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.20-4.10
2 (50') 2 2 3 2
6.4-7.10
4 (66') 2 6 6 1 1
7.40-10.5
5 (145') 1 1 9 2 3
10.35-
6 10.55 (20') 2 1 1
39.00-
16 40.10 (70') 9 7 4 4
40.15-
17 40.50 (35') 1 1 2
54.7-54.17
22 (10') 1
57.00-
24 58.10 (70') 3
1.10.39-
1.12.45
33 (126') 1 1 5 3
1.16.57-
1.17.20
36 (83') 1 1 2
1.19.30-
1.20.00
38 (30') 5

2 2 2 1 8 20 36 9 11 5
Jumlah
4 3 84 5
Total 4 92
Film & Tahun: Tali Pocong Perawan 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.20-4.10
2 (50') 3 2 3 2
6.4-7.10
4 (66') 2 6 6 1 1
7.40-10.5
5 (145') 1 1 10 2 3
10.35-10.55
6 (20') 2 1 1
39.00-40.10
16 (70') 9 7 4 4
40.15-40.50
17 (35') 1 1 2
54.7-54.17
22 (10') 1
57.00-58.10
24 (70') 3
1.10.39-
1.12.45
33 (126') 1 1 5 3
1.16.57-
1.17.20
36 (83') 1 1 1
1.19.30-
1.20.00
38 (30') 5

3 2 2 1 8 20 37 8 11 5
Jumlah
5 3 84 5
Total 5 92
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-03.25
1 (143') 2 1 2
28.00-28.25
10 (25') 5
39.10-40.08
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
01.00.30-
01.01.00
28 (30') 4 4
01.11.26-
01.13.00
32 (94') 9

1 5 1 11 1 2 3 1 13
Jumlah
1 6 14 17
Total 1 37
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-3.25
1 (143') 1 1 2
28.00-28.25
10 (25') 4
39.10-40.8
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
1.00.30-
28 1.1.00 (30') 4 4
1.11.26-
1.13.00
32 (94') 8

1 5 1 9 1 2 3 1 12
Jumlah
1 6 12 16
Total 1 34
Film & Tahun: Tiren Mati Kemaren 2008
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.48-3.25
1 (143') 1 1 2
28.00-28.25
10 (25') 5
39.10-40.8
15 (58') 1 1 1 1 1
48.40-50.00
23 (80') 1 2 3
1.00.30-
28 1.1.00 (30') 4 4
1.11.26-
1.13.00
32 (94') 8

1 5 1 9 1 2 3 1 13
Jumlah
1 6 12 17
Total 1 35
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.35-04.50
3 (75') 2 3 2
04.45-05.45
4 (60') 1 1 1
07.10-09.55
6 (165') 5 11 12 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 9
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 8
58.30-58.50
22 (20') 3 5 3
01.01.10-
01.03.00
24 (110') 3 2 5
01.03.35-
25 01.03.50 (15') 1 2
01.04.40-
01.10.25
26 (315') 4 5 3 4 1
1 2 1 24 24 41 15 8 1
Jumlah
1 3 112 1
Total 1 116
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.50
3 (75') 2 1 2
4.45-5.45
4 (60') 1 1 1
7.10-9.55
6 (165') 5 10 12 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 8
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 7
58.30-58.50
22 (20') 3 5 3
1.1.10-
1.3.00
24 (110') 3 2 5
1.3.35-
25 1.3.50 (15') 1 2
1.4.40-
1.10.25
26 (315') 4 5 3 5 1

1 2 1 24 21 39 16 8 1
Jumlah
1 3 108 1
Total 1 112
Film & Tahun: Air Terjun Pengantin 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.35-4.50
3 (75') 2 2 2
4.45-5.45
4 (60') 1 1 1
7.10-9.55
6 (165') 5 9 11 7
32.35-35.35
15 (190') 1 1 3 1
39.00-41.00
16 (120') 4 8
42.00-42.10
17 (10') 1 1
42.20-45.50
18 (210') 2 8
58.30-58.50
22 (20') 3 4 3
1.1.10-
1.3.00
24 (110') 3 2 5
1.3.35-
25 1.3.50 (15') 1 2
1.4.40-
1.10.25
26 (315') 4 5 3 4 1

1 2 1 24 21 38 15 8 1
Jumlah
1 3 106 1
Total 1 110
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas

Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene Durasi (Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 4 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 2 1 2 2 1
59.45-
01.02.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
01.06.05-
27 01.07.00 (55') 5 1

3 4 1 2 5 4 13 19 18 6 5 10 1
Jumlah
7 8 60 16
Total 15 76
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 4 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 2 1 2 2 1
59.45-1.2.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
1.6.05-1.7.00
27 (55') 5 1

3 4 1 2 5 4 13 19 18 6 5 10 1
Jumlah
7 8 60 16
Total 15 76
Film & Tahun: Darah Janda Kolong Wewe 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
13.35-15.00
5 (80') 4
38.50-41.10
15 (140') 4 6 4 6 1
41.20-43.15
16 (115') 2 5 2 5 5
49.00-50.10
19 (70') 3 3 3 3 2
50.50-53.55
20 (185') 1 2 3 2 2 3 1
59.45-1.2.15
25 (150') 3 4 1 4 2 3
1.6.05-1.7.00
27 (55') 5 1

3 4 1 2 6 4 14 20 19 6 63 5 10 1
Jumlah
7 9 63 16
Total 16 79
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.19.15-
01.19.35
34 (20') 4
01.30.28-
01.30.31
42 (3') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.19.15-
1.19.35
34 (20') 4
1.30.28-
42 1.30.31 (3') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Dikejar Setan 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.19.15-
1.19.35
34 (20') 4
1.30.28-
42 1.30.31 (3') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: Peneliti

Sensualitas

Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene Durasi (Detik)

A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5

02.30-04.30
2 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2

7 16.05-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.05
9 (135') 1 1 6 1

11 29.17-29.54 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 8

15 39.30-40.15 (45') 5

21 55.43-57.15 (92') 10
01.09.35-
25 01.10.10 (35') 2 3
3 1 1 6 35 11 1 5 2 7 9
Jumlah

3 1 54 5 18

Total
4 77
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 2.30-4.30 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2

7 16.5-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.5
9 (135') 1 6 1
29.17-29.54
11 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 7
39.30-40.15
15 (45') 5
55.43-57.15
21 (92') 10
1.9.35-1.10.10
25 (35') 2 2

3 1 6 34 11 1 5 2 6 9
Jumlah
3 53 5 17
Total 3 75
Film & Tahun: Hantu Binal Jembatan Semanggi 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 2.30-4.30 (120') 1 6 1 6 1 2 2 4 2
7 16.5-17.20 (75') 1 1 3 2 3 7
21.50-24.5
9 (135') 1 1 6 1
29.17-29.54
11 (37') 2
34.44-36.40
14 (116') 8
39.30-40.15
15 (45') 5
55.43-57.15
21 (92') 10
1.9.35-1.10.10
25 (35') 2 3

3 1 1 6 35 11 1 5 2 7 9
Jumlah
3 1 54 5 18
Total 4 77
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-28.30
11 (30') 3 4
37.45-38.20
17 (35') 4 6 2
41.18-41.27
18 (9') 1 2 2
51.30-52.40
22 (70') 7 2 7

5 9 10 7 2 3 4
Jumlah
33 3 4
Total 40
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-
11 28.30 (30') 2 4
37.45-
17 38.20 (35') 4 6 2
41.18-
18 41.27 (9') 1 2 2
51.30-
22 52.40 (70') 6 2 6

5 8 10 6 2 2 4
Jumlah
31 2 4
Total 37
Film & Tahun: Hantu Jamu Gendong 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
28.00-
11 28.30 (30') 3 5
37.45-
17 38.20 (35') 4 6 2
41.18-
18 41.27 (9') 1 2 2
51.30-
22 52.40 (70') 7 2 7

5 9 10 7 2 3 5
Jumlah
33 3 5
Total 41
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: Peneliti

Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-
2 03.20 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5

07.00-
4 09.15 (135') 3 7 4
18.30-
11 18.42 (12') 1 1
21.10-
14 21.42 (32') 1 4 1
23.13-
16 23.42 (29') 5 2
27.10-
18 27.15 (5') 1
32.50-
21 33.23 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-
22 37.20 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-
25 40.30 (70') 1 2 2 2
42.05-
27 42.15 (10') 1 1 1
43.50-
29 45.00 (70') 2 3 4 7
48.30-
30 49.20 (50') 4 4
51.00-
32 51.10 (10') 3 1 3
55.00-
35 56.05 (65') 2 6 5 2 2 1

2 1 1 4 3 1 27 32 44 25 3 1 4 12 11
Jumlah

2 6 4 131 1 27
Total
8 163
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-3.20
2 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5
7.00-9.15
4 (135') 3 7 4
18.30-18.42
11 (12') 1 1
21.10-21.42
14 (32') 1 4 1
23.13-23.42
16 (29') 5 2
27.10-27.15
18 (5') 1
32.50-33.23
21 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-37.20
22 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-40.30
25 (70') 1 2 2 2
42.05-42.15
27 (10') 1 1 1
43.50-45.00
29 (70') 2 3 4 7
48.30-49.20
30 (50') 4 4
51.00-51.10
32 (10') 3 1 3
55.00-56.5
35 (65') 2 6 5 2 2 1

2 1 1 4 3 1 27 32 44 25 3 1 4 12 11
Jumlah
2 6 4 131 1 27
Total 8 163
Film & Tahun: Paku Kuntilanak 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-3.20
2 (55') 1 8 9 3 8 1 4 9 5
7.00-9.15
4 (135') 3 6 4
18.30-
11 18.42 (12') 1 1
21.10-
14 21.42 (32') 1 4 1
23.13-
16 23.42 (29') 5 2
32.50-
21 33.23 (33') 1 2 1 2 3 1
35.50-
22 37.20 (90') 2 1 7 7 2 2 3
39.20-
25 40.30 (70') 1 2 1 2
42.05-
27 42.15 (10') 1 1 1
43.50-
29 45.00 (70') 2 3 4 7
48.30-
30 49.20 (50') 4 4
51.00-
32 51.10 (10') 3 1 3
55.00-56.5
35 (65') 2 6 5 2 2 1

2 1 1 4 3 1 27 31 43 25 3 1 4 11 11
Jumlah
2 6 4 129 1 26
Total 8 160
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
09.50-
4 10.00 (10') 2
11.20-
5 12.05 (45') 1 2 7 1 2
22.15-
12 23.45 (90') 1 2 1
24.44-
13 25.25 (39') 3 2
26.05-
14 27.45 (100') 2 2 3
36.50-
19 37.00 (10') 3
41.10-
21 42.55 (105') 4 2
55.50-
28 58.05 (135') 4 5 2
01.04.30-
01.04.40
33 (10') 3
01.04.50-
01.05.00
34 (10') 1 1
01.08.50-
01.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
01.11.20-
01.11.40
39 (20') 1 1 1 1
01.15.00-
01.15.35
41 (20') 2 2 2 3

3 3 1 8 10 28 5 6 4 8
Jumlah
6 1 57 12
Total 6 70
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
9.50-10.00
4 (10') 2
11.20-12.5
5 (45') 1 2 7 1 2
22.15-23.45
12 (90') 1 2 1
24.44-25.25
13 (39') 3 2
26.05-27.45
14 (100') 2 2 3
36.50-37.00
19 (10') 2
41.10-42.55
21 (105') 4 2
55.50-58.5
28 (135') 4 5 2
1.4.30-
33 1.4.40 (10') 3
1.4.50-
34 1.5.00 (10') 1 1
1.8.50-
1.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
1.11.20-
1.11.40
39 (20') 1 1 1 1
1.15.00-
1.15.35
41 (20') 2 2 2 2

3 3 1 8 10 27 5 6 4 7
Jumlah
6 1 56 11
Total 6 68
Film & Tahun: Setan Budeg 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
9.50-10.00
4 (10') 2
11.20-12.5
5 (45') 1 2 7 1 2
22.15-23.45
12 (90') 1 2 1
24.44-25.25
13 (39') 3 2
26.05-27.45
14 (100') 2 2 3
36.50-37.00
19 (10') 3
41.10-42.55
21 (105') 4 2
55.50-58.5
28 (135') 4 5 2
1.4.30-
33 1.4.40 (10') 3
1.4.50-
34 1.5.00 (10') 1 1
1.8.50-
1.11.00
38 (130') 1 2 1 1 1 1
1.11.20-
1.11.40
39 (20') 1 1 1 1
1.15.00-
1.15.35
41 (20') 2 2 2 3

3 3 1 8 10 28 5 6 4 8
Jumlah
6 1 57 12
Total 6 70
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 1 2 5 1
22.03-25.40
13 (217') 5 5 11
26.05-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 7 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 2 4 5 2 1
54.05-54.40
26 (35') 3 4 1 2 3 1
55.45-
01.00.30
27 (285') 5 8 6 3 1 3
01.02.30-
01.08.00
29 (330') 4
01.15.15-
01.18.00
33 (165') 2 1 3 1 1

5 6 4 3 5 28 23 54 18 14 1 3 1
Jumlah
15 3 5 137 5
Total 18 147
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 1 2 5 1
22.3-25.40
13 (217') 5 5 10
26.5-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 7 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 1 4 5 2 1
54.5-54.40
26 (35') 3 3 1 2 3 1
55.45-1.00.30
27 (285') 4 7 6 3 1 3
1.2.30-1.8.00
29 (330') 4
1.15.15-
33 1.18.00 (165') 2 1 3 1 1

5 5 3 2 5 28 22 54 17 14 1 3 1
Jumlah
13 2 5 135 5
Total 15 145
Film & Tahun: Suster Keramas 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
16.50-17.20
10 (30') 4 1 3 2
18.30-19.40
11 (70') 4 4 2
20.48-21.50
12 (112') 2 2 5 1
22.3-25.40
13 (217') 5 5 11
26.5-27.15
14 (70') 2 2 2 1
29.30-32.10
17 (160') 2 2 2
32.22-33.20
18 (58') 3 5
33.30-35.20
19 (110') 1 7 3 8 6
39.00-41.30
21 (150') 2 1 1
48.40-50.00
24 (80') 2 4 5 2 1
54.5-54.40
26 (35') 3 4 1 2 3 1
55.45-
27 1.00.30 (285') 5 8 6 3 1 3
1.2.30-1.8.00
29 (330') 4
1.15.15-
33 1.18.00 (165') 3 1 3 1 1

5 6 4 3 5 30 23 55 18 14 1 3 1
Jumlah
15 3 5 140 5
Total 18 150
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-
25 47.35 (10') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-47.35
25 (10') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Terowongan Rumah Sakit 2009
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
47.25-
25 47.35 (10') 2

2
Jumlah
2
Total 2
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-
1 05.00 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-
3 12.35 (135') 2 1
13.20-
4 13.50 (30') 3 1
14.25-
5 14.55 (30') 2 2 1 1
19.20-
8 20.55 (95') 1 1 1 2 6
21.05-
9 21.20 (15') 2 2 1 1
23.20-
10 24.50 (80') 2 2 1
32.35-
14 32.50 (15') 1 2 1 1
36.45-
16 37.20 (35') 1 1 2 2
44.40-
20 45.35 (55') 1 1 2
45.35-
21 50.55 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-
23 59.05 (400') 2 5 6 2 6 4 1 2 1 4
01.03.20-
01.03.35
26 (15') 2

4 8 4 14 16 36 20 9 1 4 2 2 5
Jumlah
12 4 95 1 13
Total 16 109
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-5.00
1 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-12.35
3 (135') 2 1
13.20-13.50
4 (30') 3 1
14.25-14.55
5 (30') 2 2 1 1
19.20-20.55
8 (95') 1 1 1 2 6
21.5-21.20
9 (15') 2 2 1 1
23.20-24.50
10 (80') 2 2 1
32.35-32.50
14 (15') 2 2 1 1
36.45-37.20
16 (35') 1 1 2 2
44.40-45.35
20 (55') 1 1 2
45.35-50.55
21 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-59.5
23 (400') 2 4 6 2 6 4 1 2 1 4
1.3.20-
26 1.3.35 (15') 2

4 7 4 14 16 37 20 9 1 4 2 2 5
Jumlah
11 4 96 1 13
Total 15 110
Film & Tahun: Dendam Pocong Mupeng 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.35-5.00
1 (275') 2 4 5 6 1 1 1
10.20-12.35
3 (135') 2 1
13.20-13.50
4 (30') 3 1
14.25-14.55
5 (30') 2 2 1 1
19.20-20.55
8 (95') 1 1 1 2 6
21.5-21.20
9 (15') 2 2 1 2
23.20-24.50
10 (80') 2 2 1
32.35-32.50
14 (15') 1 2 2 1
36.45-37.20
16 (35') 1 1 2 2
44.40-45.35
20 (55') 1 1 2
45.35-50.55
21 (320') 2 2 1 8 2 4 1
53.15-59.5
23 (400') 2 5 6 2 6 4 1 2 1 4
1.3.20-
26 1.3.35 (15') 2

4 8 4 14 16 36 20 10 1 4 3 2 5
Jumlah
12 4 96 1 14
Total 16 111
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.05-
1 00.15 (10') 3
03.05-
3 03.20 (15') 1 1
05.33-
7 07.05 (92') 3 4 3 3 2
07.15-
8 07.45 (30') 1 4
07.50-
9 07.53 (3') 1
16.15-
21.23
18 (308') 3 2 3 3 8 3 4
29.25-
28 30.05 (40') 5 1
38.35-
43.50
32 (315') 5 7 10 5 1
43.30-
33 44.15 (45') 1 1 1
51.40-
41 52.30 (50') 5 2
56.10-
45 57.35 (85') 1 3 1
01.09.00-
01.10.15
54 (75') 3 3 4 1 1
01.13.35-
01.13.50
57 (15') 2 1 2
01.15.10-
01.16.40
58 (90') 9

6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.5-00.15
1 (10') 3
3.5-3.20
3 (15') 1 1
5.33-7.5
7 (92') 3 4 3 3 2
7.15-7.45
8 (30') 1 4
7.50-7.53
9 (3') 1
16.15-21.23
18 (308') 3 2 3 3 8 3 4
29.25-30.5
28 (40') 5 1
38.35-43.50
32 (315') 5 7 10 5 1
43.30-44.15
33 (45') 1 1 1
51.40-52.30
41 (50') 5 2
56.10-57.35
45 (85') 1 3 1
1.9.00-
1.10.15
54 (75') 3 3 4 1 1
1.13.35-
1.13.50
57 (15') 2 1 2
1.15.10-
1.16.40
58 (90') 9

6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Diperkosa Setan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.5-00.15
1 (10') 3
3.5-3.20
3 (15') 1 1
5.33-7.5
7 (92') 3 4 3 3 2
7.15-7.45
8 (30') 1 4
7.50-7.53
9 (3') 1
16.15-
18 21.23 (308') 3 2 3 3 8 3 4
29.25-30.5
28 (40') 5 1
38.35-
32 43.50 (315') 5 7 10 5 1
43.30-
33 44.15 (45') 1 1 1
51.40-
41 52.30 (50') 5 2
56.10-
45 57.35 (85') 1 3 1
1.9.00-
1.10.15
54 (75') 3 3 4 1 1
1.13.35-
1.13.50
57 (15') 2 1 2
1.15.10-
1.16.40
58 (90') 9

6 2 3 1 3 12 14 55 14 8 1 1 1 1 5
Jumlah
11 4 103 1 8
Total 15 112
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-
1 01.20 (45') 4 3
01.43-
2 03.15 (152') 3 11 2
04.10-
3 04.18 (8') 2
25.43-
18 26.45 (62') 6
27.10-
19 28.10 (60') 1 2 1
28.40-
20 29.55 (75') 10 29 29 1
38.25-
26 41.30 (185') 6 1 4 1 1
55.55-
34 56.45 (55') 5 2 2 1

25 36 59 3 4
Jumlah
127
Total 127
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-1.20
1 (45') 4 3
1.43-3.15
2 (152') 3 11 2
4.10-4.18
3 (8') 2
25.43-26.45
18 (62') 6
27.10-28.10
19 (60') 2 2 1
28.40-29.55
20 (75') 10 29 29 1
38.25-41.30
26 (185') 6 2 4 1 2
55.55-56.45
34 (55') 5 2 2 1

26 37 59 3 5
Jumlah
130
Total 130
Film & Tahun: Kain Kafan Perawan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.25-1.20
1 (45') 4 3
1.43-3.15
2 (152') 3 11 2
4.10-4.18
3 (8') 2
25.43-26.45
18 (62') 6
27.10-28.10
19 (60') 1 2 1
28.40-29.55
20 (75') 10 28 29 1
38.25-41.30
26 (185') 6 1 4 1
55.55-56.45
34 (55') 5 2 2 1

25 35 59 2 4
Jumlah
125
Total 125
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.05-05.50
2 (105') 4
14.35-15.00
9 (25') 1 1 1
17.20-18.20
10 (60') 2 2 2 1
19.30-22.20
12 (50') 3 1 1 6 5 6 8 1
23.10-23.33
15 (23') 4
25.00-25.30
17 (30') 1 1
26.40-28.55
19 (135') 1 1 2 3 3 3 3 3
31.10-31.45
21 (35') 1 2 2
32.50-34.10
24 (80') 1 2 3 1
36.20-38.35
26 (135') 4 4
40.25-42.00
28 (35') 1 1 1
42.10-42.50
29 (40') 1 1
42.50-44.15
30 (85') 1 1 2 1
44.20-45.50
31 (90') 1 3 4 1
47.20-50.10
32 (70') 4 1
51.25-52.55
35 (80') 5 1
53.20-54.45
36 (85') 1 3 1 1
54.50-55.00
37 (10') 3
01.10.03-
01.11.10
51 (67') 2

6 2 1 1 1 3 3 22 15 49 19 6 1 1 1
Jumlah
9 5 3 111 3
Total 14 117
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.5-5.50
2 (105') 4
14.35-15.00
9 (25') 1 1 1
17.20-18.20
10 (60') 2 2 2 1
19.30-22.20
12 (50') 3 1 2 6 5 6 8 1
23.10-23.33
15 (23') 4
25.00-25.30
17 (30') 1 1
26.40-28.55
19 (135') 1 1 2 3 3 3 3 3
31.10-31.45
21 (35') 1 2 2
32.50-34.10
24 (80') 1 2 3 1
36.20-38.35
26 (135') 4 4
40.25-42.00
28 (35') 1 1 1
42.10-42.50
29 (40') 1 1
42.50-44.15
30 (85') 1 1 2 1
44.20-45.50
31 (90') 1 3 4 1
47.20-50.10
32 (70') 4 1
51.25-52.55
35 (80') 5 1
53.20-54.45
36 (85') 1 3 1 1
54.50-55.00
37 (10') 3
1.10.3-
1.11.10
51 (67') 2

6 2 2 1 1 3 3 22 15 49 19 6 1 1 1
Jumlah
10 5 3 111 3
Total 15 117
Film & Tahun: Pocong Keliling 2010
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.5-5.50
2 (105') 4
14.35-15.00
9 (25') 1 1 1
17.20-18.20
10 (60') 2 2 2 1
19.30-22.20
12 (50') 3 1 2 6 5 5 8 1
23.10-23.33
15 (23') 4
25.00-25.30
17 (30') 1 1
26.40-28.55
19 (135') 1 1 2 3 3 3 3 3
31.10-31.45
21 (35') 1 2 2
32.50-34.10
24 (80') 1 2 3 1
36.20-38.35
26 (135') 4 4
40.25-42.00
28 (35') 1 1 1
42.10-42.50
29 (40') 1 1
42.50-44.15
30 (85') 1 1 2 1
44.20-45.50
31 (90') 1 3 4 1
47.20-50.10
32 (70') 4 1
51.25-52.55
35 (80') 4 1
53.20-54.45
36 (85') 1 3 1 1
54.50-55.00
37 (10') 3
1.10.3-
1.11.10
51 (67') 2

6 2 2 1 1 3 3 22 15 47 19 6 1 1 1
Jumlah
10 5 3 109 3
Total 15 117
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.10-03.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.05
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 1 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
01.05.40-
30 01.06.35 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 23 12 4 1 6 1
Jumlah
54 1 7
Total 62
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.10-3.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.5
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 2 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
1.5.40-1.6.35
30 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 25 12 4 1 6 1
Jumlah
55 1 7
Total 63
Film & Tahun: Rayuan Arwah Penasaran 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.10-3.30
1 (20') 1 1 1
10.40-12.15
5 (95') 4 3
16.30-16.35
8 (5') 1
23.58-24.5
15 (7') 2 2
26.40-26.55
16 (15') 2 1 1
32.30-32.40
19 (10') 1 1 1 1
33.20-34.10
20 (50') 6
46.35-49.20
22 (165') 2 3 3 4 2
49.45-50.25
24 (40') 3
50.30-51.40
25 (70') 2 4
1.5.40-1.6.35
30 (55') 2 3 2 3 1 1
2 13 27 12 4 1 6 1
Jumlah
56 1 7
Total 64
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.35-05.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
07.50-12.05
4 (295') 5 1 10 4 1
16.15-16.45
5 (30') 3
17.05-19.10
6 (125') 2 2 2 2
19.40-20.50
7 (70') 1 1 4 4
23.30-25.15
10 (105') 4 2 5 4
27.15-18.25
12 (50') 5
29.10-33.05
13 (235') 1 1 6 2
35.55-37.55
15 (120') 6 6
40.35-41.40
16 (65') 3 1 3 2
42.05-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-53.50
20 (130') 4 3
54.20-56.15
21 (115') 3 4 1
56.25-58.45
22 (140') 3 5
01.02.00-
01.08.50
24 (410') 3 11 1
01.10.20-
01.10.40
25 (20') 3

1 5 1 20 18 58 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 129 10 8
Total 6 148
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.35-5.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
7.50-12.5
4 (295') 5 1 9 4 1
16.15-16.45
5 (30') 3
17.05-19.10
6 (125') 2 2 2 2
19.40-20.50
7 (70') 1 1 4 4
23.30-25.15
10 (105') 4 2 5 4
27.15-18.25
12 (50') 5
29.10-33.5
13 (235') 1 1 6 2
35.55-37.55
15 (120') 6 6
40.35-41.40
16 (65') 3 1 3 2
42.5-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-53.50
20 (130') 4 3
54.20-56.15
21 (115') 3 4 1
56.25-58.45
22 (140') 3 5
1.2.00-
24 1.8.50 (410') 3 10 1
1.10.20-
25 1.10.40 (20') 3

1 5 1 20 18 56 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 126 10 8
Total 6 146
Film & Tahun: Rintihan Kuntilanak Perawan 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.35-5.40
2 (185') 1 1 6 1 1 3 3
7.50-12.5
4 (295') 5 1 10 4 1
16.15-
5 16.45 (30') 3
17.05-
6 19.10 (125') 2 2 2 2
19.40-
7 20.50 (70') 1 2 4 4
23.30-
10 25.15 (105') 4 2 5 4
27.15-
12 18.25 (50') 5
29.10-33.5
13 (235') 1 1 6 2
35.55-
15 37.55 (120') 6 6
40.35-
16 41.40 (65') 3 1 3 2
42.5-42.25
17 (20') 2 1 1
48.40-
20 53.50 (130') 4 3
54.20-
21 56.15 (115') 3 4 1
56.25-
22 58.45 (140') 3 5
1.2.00-
1.8.50
24 (410') 3 11 1
1.10.20-
1.10.40
25 (20') 3

1 5 1 21 18 58 20 13 10 4 4
Jumlah
6 1 130 10 8
Total 6 149
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-
1 02.50 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-
8 16.20 (30') 7 1 4
28.10-
12 28.28 (18') 3
30.10-
14 30.15 (5') 1 2
34.15-
15 36.25 (190') 10 3 4 1
01.01.50-
01.02.20
23 (30') 3

44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-2.50
1 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-
8 16.20 (30') 7 1 4
28.10-
12 28.28 (18') 3
30.10-
14 30.15 (5') 1 2
34.15-
36.25
15 (190') 10 3 4 1
1.1.50-
23 1.2.20 (30') 3

44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Selimut Berdarah 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.30-2.50
1 (140') 27 15 35 6 5 3
15.50-16.20
8 (30') 7 1 4
28.10-28.28
12 (18') 3
30.10-30.15
14 (5') 1 2
34.15-36.25
15 (190') 10 3 4 1
1.1.50-
23 1.2.20 (30') 3

44 18 46 8 9 5
Jumlah
125 5
Total 130
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-00.58
1 (18') 1 1 1
10.35-11.10
9 (35') 2 1
12.50-12.51
10 (1') 1
14.25-15.30
12 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.05
13 (30') 7 1
24.25-25.35
18 (10') 1 3 2 1 1
26.25-27.00
19 (35') 1 1
27.55-28.40
20 (45') 3 7
34.25-35.10
22 (45') 3
46.30-46.45
30 (15') 4
50.10-53.30
35 (200') 7 9 1 1
01.06.35-
01.08.20
41 (105') 5 6 1
01.09.40-
01.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1

7 1 1 5 24 9 35 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
8 6 83 9 11
Total 14 103
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-
1 00.58 (18') 1 1 1
10.35-
9 11.10 (35') 2 1
12.50-
10 12.51 (1') 1
14.25-
12 15.30 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.5
13 (30') 7 1
24.25-
18 25.35 (10') 1 3 2 1 1
26.25-
19 27.00 (35') 1 1
27.55-
20 28.40 (45') 3 7
34.25-
22 35.10 (45') 3
46.30-
30 46.45 (15') 4
50.10-
35 53.30 (200') 7 9 1 1
1.6.35-
1.8.20
41 (105') 5 6 1
1.9.40-
1.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1

7 1 1 5 24 9 35 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
8 6 83 9 11
Total 14 103
Film & Tahun: Tiran Mati Diranjang 2010
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.45-
1 00.58 (18') 1 1 1
10.35-
9 11.10 (35') 2 1
12.50-
10 12.51 (1') 1
14.25-
12 15.30 (65') 2 1 8 2 3
16.35-17.5
13 (30') 7 2
24.25-
18 25.35 (10') 1 3 2 1 1
26.25-
19 27.00 (35') 1 1
27.55-
20 28.40 (45') 3 7
34.25-
22 35.10 (45') 3
46.30-
30 46.45 (15') 4
50.10-
53.30
35 (200') 7 8 1 1
1.6.35-
1.8.20
41 (105') 5 6 1
1.9.40-
1.11.35
43 (115') 7 7 7 5 1 1 1

7 2 1 5 24 9 34 14 1 8 1 4 5 1 1
Jumlah
9 6 82 9 11
Total 15 102
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.15-04.05
3 (110') 4 10
04.20-05.30
4 (70') 3
05.55-07.00
5 (55') 2
07.15-11.55
6 (280') 22 7
12.00-14.00
7 (120') 2 5 2
14.30-15.30
8 (60') 2 2 3
16.15-16.35
9 (20') 1 1 3
17.00-18.05
10 (65') 4
18.10-19.20
11 (70') 6
19.35-21.10
12 (95') 16 1 5 1
21.15-24.35
13 (200') 11 1
25.25-26.15
14 (50') 4
26.20-27.20
15 (60') 2
27.25-27.30
16 (5') 1
28.00-29.00
17 (60') 1 7 1 1 1
29.10-29.40
18 (30') 1 1 2
30.20-31.30
19 (70') 4 7 7 4 1
33.50-35.55
22 (125') 2 13 2
36.25-37.25
23 (60') 4 1 5 3 1 1 2 2
38.05-38.45
25 (40') 6
39.10-40.45
26 (95') 5 9
40.46-41.40
27 (54') 7 2
43.15-43.50
29 (35') 1 10 1
49.45-52.15
33 (150') 1 3 2 1 1
57.00-57.50
37 (50') 14 2
01.09.00-
01.12.50
44 (230') 11

4 1 1 2 21 11 179 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
5 3 246 4 13
Total 8 263
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.15-4.5
3 (110') 4 10
4.20-5.30
4 (70') 3
5.55-7.00
5 (55') 2
7.15-11.55
6 (280') 20 7
12.00-14.00
7 (120') 2 5 2
14.30-15.30
8 (60') 2 2 3
16.15-16.35
9 (20') 1 1 3
17.00-18.5
10 (65') 4
18.10-19.20
11 (70') 6
19.35-21.10
12 (95') 16 1 5 1
21.15-24.35
13 (200') 11 1
25.25-26.15
14 (50') 4
26.20-27.20
15 (60') 2
27.25-27.30
16 (5') 1
28.00-29.00
17 (60') 1 7 1 1 1
29.10-29.40
18 (30') 1 2 2
30.20-31.30
19 (70') 4 7 7 4 1
33.50-35.55
22 (125') 2 13 2
36.25-37.25
23 (60') 5 1 5 3 1 1 2 2
38.5-38.45
25 (40') 6
39.10-40.45
26 (95') 5 9
40.46-41.40
27 (54') 7 2
43.15-43.50
29 (35') 1 10 1
49.45-52.15
33 (150') 1 3 2 1 1
57.00-57.50
37 (50') 14 2
1.9.00-
1.12.50
44 (230') 11

5 1 1 3 21 11 177 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
6 4 244 4 13
Total 10 261
Film & Tahun: Arwah Goyang Jupe Depe 2011
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.15-4.5
3 (110') 4 10
4.20-5.30
4 (70') 3
5.55-7.00
5 (55') 2
7.15-11.55
6 (280') 20 7
12.00-14.00
7 (120') 2 5 2
14.30-15.30
8 (60') 2 2 3
16.15-16.35
9 (20') 1 1 3
17.00-18.5
10 (65') 4
18.10-19.20
11 (70') 6
19.35-21.10
12 (95') 16 1 5 1
21.15-24.35
13 (200') 11 1
25.25-26.15
14 (50') 4
26.20-27.20
15 (60') 2
27.25-27.30
16 (5') 1
28.00-29.00
17 (60') 1 7 1 1 1
29.10-29.40
18 (30') 1 2 2
30.20-31.30
19 (70') 4 7 7 4 1
33.50-35.55
22 (125') 2 13 2
36.25-37.25
23 (60') 5 1 5 3 1 1 2 2
38.5-38.45
25 (40') 6
39.10-40.45
26 (95') 5 9
40.46-41.40
27 (54') 7 2
43.15-43.50
29 (35') 1 10 1
49.45-52.15
33 (150') 1 3 2 1 1
57.00-57.50
37 (50') 14 2
1.9.00-
1.12.50
44 (230') 11

5 1 1 3 21 11 177 17 18 2 2 2 9 2
Jumlah
6 4 244 4 13
Total 10 261
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.55-
4 07.55 (60') 2 2 1 2
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 1 2
16.45-
10 17.05 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
01.02.37-
01.04.30
45 (113') 2 1 8

4 3 2 5 16 2 3 1 2
Jumlah
4 3 28 3
Total 7 31
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.55-7.55
4 (60') 2 2 1 1
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 2 2
16.45-17.5
10 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
1.2.37-
1.4.30
45 (113') 2 1 8

4 3 2 5 16 3 3 1 1
Jumlah
4 3 29 2
Total 7 33
Film & Tahun: Kuntilanak Kesurupan 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
6.55-7.55
4 (60') 2 2 1 2
11.45-
7 12.50 (65') 2 3 3 1 2
16.45-17.5
10 (20') 1 1 1
44.35-
31 45.25 (50') 1 3 1
58.35-
41 58.45 (50') 1
1.2.37-
1.4.30
45 (113') 2 1 8

4 3 2 5 16 2 3 1 2
Jumlah
4 3 28 3
Total 7 31
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.25-04.40
1 (255') 11 12 18 3 13 2
04.41-05.53
2 (72') 1 4 1
11.07-11.08
4 (1') 1
12.00-14.45
5 (165') 2 9 1 1 7 2
14.46-18.50
6 (244') 2 17 15 9 5
18.51-19.20
7 (29') 1 1
19.25-22.25
8 (180') 7 5 2
24.25-25.10
9 (45') 2 1
25.55-26.35
11 (40') 1 1
26.45-27.10
13 (25') 2 1
27.12-29.53
14 (161') 5 11 4 1 2
31.05-32.00
17 (55') 2 2 2 3 1
32.05-32.40
19 (35') 2 1 1 1
32.45-34.45
20 (120') 6 6 15 5
46.38-49.45
26 (187') 4 4 1 3
50.30-51.20
27 (50') 2 2 2 1
51.33-55.00
28 (207') 2 3 6
55.05-56.45
29 (100') 3 1 3 2 4 2
56.46-58.05
30 (79') 1 3
59.10-
1.02.25
32 (195') 5 5 15 1
01.02.55-
01.05.20
34 (145') 1 1 4
01.05.25-
01.06.15
35 (50') 4 4 4 1

2 11 1 84 48 101 20 37 1 3 14 2
Jumlah
2 12 290 1 19
Total
2 322
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-4.40
1 (255') 11 12 18 3 13 2
4.41-5.53
2 (72') 1 4 1
12.00-
5 14.45 (165') 2 9 1 1 7 2
14.46-
6 18.50 (244') 2 17 15 9 4
18.51-
7 19.20 (29') 1 1
19.25-
8 22.25 (180') 7 5 2
24.25-
9 25.10 (45') 2 1
25.55-
11 26.35 (40') 1 1
26.45-
13 27.10 (25') 2 1
27.12-
14 29.53 (161') 5 11 4 1 2
31.5-32.00
17 (55') 2 2 2 3 1
32.5-32.40
19 (35') 2 1 1 1
32.45-
20 34.45 (120') 6 6 15 5
46.38-
26 49.45 (187') 4 4 1 3
50.30-
27 51.20 (50') 2 2 2 1
51.33-
28 55.00 (207') 2 3 6
55.5-56.45
29 (100') 3 1 3 2 4 2
56.46-58.5
30 (79') 1 3
59.10-
1.2.25
32 (195') 5 5 15 1
1.2.55-
1.5.20
34 (145') 1 1 4
1.5.25-
35 1.6.15 (50') 4 4 4 1

2 11 1 84 48 101 20 37 1 2 13 2
Jumlah
2 12 290 1 17
Total 2 320
Film & Tahun: Pacar Hantu Perawan 2011
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.25-4.40
1 (255') 11 12 18 3 13 2
4.41-5.53
2 (72') 1 4 1
12.00-14.45
5 (165') 2 9 1 1 7 2
14.46-18.50
6 (244') 2 17 15 9 5
18.51-19.20
7 (29') 1 1
19.25-22.25
8 (180') 7 5 2
24.25-25.10
9 (45') 2 1
25.55-26.35
11 (40') 1 1
26.45-27.10
13 (25') 2 1
27.12-29.53
14 (161') 5 11 4 1 2
31.5-32.00
17 (55') 2 2 2 3 1
32.5-32.40
19 (35') 2 1 1 1
32.45-34.45
20 (120') 6 6 15 5
46.38-49.45
26 (187') 4 4 1 3
50.30-51.20
27 (50') 2 2 2 1
51.33-55.00
28 (207') 2 3 5
55.5-56.45
29 (100') 3 1 3 2 4 2
56.46-58.5
30 (79') 1 3
59.10-
1.2.25
32 (195') 5 5 15 1
1.2.55-
1.5.20
34 (145') 1 1 4
1.5.25-
35 1.6.15 (50') 4 4 4 1

2 11 1 84 48 100 20 37 1 2 14 2
Jumlah
2 12 289 1 18
Total 2 320
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 1 2
02.07-05.35
2 (208') 1 2 6 4 4 1
06.50-07.13
4 (23') 1 2
5 09.23-09.26 (3') 1
12.45-14.07
6 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 9 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2

3 30 26 44 19 10 5 3
Jumlah
3 129 8
Total 3 137
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 1 2
2 2.7-5.35 (208') 1 2 6 4 4 1
4 6.50-7.13 (23') 1 2
5 9.23-9.26 (3') 1
6 12.45-14.7 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 9 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2

3 30 26 44 19 10 5 3
Jumlah
3 129 8
Total 3 137
Film & Tahun: Pelukan Janda Hantu Gerondong 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 00.30-1.53 (83') 13 3 16 1 2
2 2.7-5.35 (208') 1 2 6 4 4 1
4 6.50-7.13 (23') 1 2
5 9.23-9.26 (3') 1
6 12.45-14.7 (82') 3 1
18.25-22.45
8 (260') 10 8 9 7 2
22.52-24.40
9 (108') 3 9 8 1 3
26.55-29.55
11 (180') 2 2 3
54.35-56.00
22 (85') 3 1 2 2 2

3 30 25 44 18 10 5 3
Jumlah
3 127 8
Total 3 135
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-
5 08.35 (97') 1 6
15.00-
9 15.15 (15') 1 3
38.20-
29 39.05 (45') 2 2
41.07-
31 41.15 (8') 2
41.25-
32 44.30 (185') 5 2
47.25-
35 48.10 (45') 3
50.37-
39 51.32 (55') 3 5

10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-08.35
5 (97') 1 6
15.00-15.15
9 (15') 1 3
38.20-39.05
29 (45') 2 2
41.07-41.15
31 (8') 2
41.25-44.30
32 (185') 5 2
47.25-48.10
35 (45') 3
50.37-51.32
39 (55') 3 5

10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Kesetanan 2011
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
06.58-
5 08.35 (97') 1 6
15.00-
9 15.15 (15') 1 3
38.20-
29 39.05 (45') 2 2
41.07-
31 41.15 (8') 2
41.25-
32 44.30 (185') 5 2
47.25-
35 48.10 (45') 3
50.37-
39 51.32 (55') 3 5

10 14 2 9
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: Peneliti
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.00-04.25
1 (145') 3 5 15 3 5
4 05.55-06.10 (15') 3 3
5 07.46-9.13 (87') 2 1
6 09.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.05 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.07 (42') 6 2
21 39.39-41.03 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 9 7 1
36 59.00-59.18 (18') 1 1

30 19 40 15 7 1
Jumlah
111 1
Total 112
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: N1
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 2.00-4.25 (145') 3 5 15 3 3
4 5.55-6.10 (15') 3 3
5 7.46-9.13 (87') 2 1
6 9.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.5 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.7 (42') 6 2
21 39.39-41.3 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 8 7
36 59.00-59.18 (18') 1 1

29 19 40 14 5 1
Jumlah
107 1
Total 108
Film & Tahun: Pocong Mandi Goyang Pinggul 2011
Coder: N2
Sensualitas
Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene Durasi (Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1 2.00-4.25 (145') 3 5 14 3 4
4 5.55-6.10 (15') 3 3
5 7.46-9.13 (87') 2 1
6 9.25-10.15 (50') 4 2
7 11.19-11.41 (22') 2
8 13.33-14.10 (37') 6 2
17 36.23-36.40 (17') 1 1
18 37.33-38.5 (32') 1 2 1 1
19 38.25-39.7 (42') 6 2
21 39.39-41.3 (24') 3 3 3
23 42.17-42.50 (33') 4 6 3
29 48.32-49.57 (85') 9 7 1
36 59.00-59.18 (18') 1 1

30 19 39 15 6 1
Jumlah
109 1
Total 110
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-
16 19.11 (71') 3 3
19.39-
17 19.44 (5') 1
29.04-
31.12
25 (128') 6 4
33.17-
35.10
28 (113') 6 2
59.32-
40 59.54 (22') 3

18 10
Jumlah
28
Total 28
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-
16 19.11 (71') 3 3
29.04-
31.12
25 (128') 6 4
33.17-
35.10
28 (113') 6 2
59.32-
40 59.54 (22') 3

18 9
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Ada Hantu Di Vietnam 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
18.00-19.11
16 (71') 3 3
29.04-31.12
25 (128') 6 4
33.17-35.10
28 (113') 6 2
59.32-59.54
40 (22') 3

18 9
Jumlah
27
Total 27
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-
11 27.04 (251') 8 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.02-
16 36.15 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 3
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
01.01.40
31 (190') 8 9
01.03.10-
01.03.35
33 (25') 1 1
01.03.45-
01.04.40
34 (55') 8
01.08.03-
01.10.04
38 (121') 5 2
01.10.20-
01.13.47
39 (207') 9 6

65 65 3 4 1
Jumlah
137 1
Total 138
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-27.4
11 (251') 7 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.2-36.15
16 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 2
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
1.1.40
31 (190') 8 9
1.3.10-
33 1.3.35 (25') 1 1
1.3.45-
34 1.4.40 (55') 8
1.8.3-
1.10.4
38 (121') 5 2
1.10.20-
1.13.47
39 (207') 9 6

64 65 3 3 1
Jumlah
135 1
Total 136
Film & Tahun: Mama Minta Pulsa 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.52-
6 16.10 (78') 7 12
22.53-27.4
11 (251') 8 3
28.30-
13 29.20 (50') 3 2
29.52-
14 32.33 (161') 6 10 1 1
34.00-
15 35.50 (110') 7 3
36.2-36.15
16 (13') 1
38.18-
19 38.41 (23') 1 2
45.42-
24 46.45 (63') 2 5 1
46.59-
25 48.22 (83') 3 1 2
55.43-
30 57.25 (102') 6 1
57.30-
1.1.40
31 (190') 8 9
1.3.10-
33 1.3.35 (25') 1 1
1.3.45-
34 1.4.40 (55') 8
1.8.3-
1.10.4
38 (121') 5 2
1.10.20-
1.13.47
39 (207') 9 6

65 65 3 3 1
Jumlah
136 1
Total 137
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.07
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 16 5
1.10.55-
35 1.11.09 (14') 1 1

25 18 27 6
Jumlah
76
Total 76
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.7
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 15 5
1.10.55-
35 1.11.9 (14') 1 1

25 18 26 6
Jumlah
75
Total 75
Film & Tahun: Mr Bean Kesurupan Depe 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
49.12-50.45
22 (93') 3 5
51.50-53.7
24 (77') 2 5 1
59-49-1.3.7
30 (198') 19 18 15 5
1.10.55-
35 1.11.9 (14') 1 1

25 18 26 6
Jumlah
75
Total 75
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.12-02.14
1 (62') 7 1
06.45-08.42
3 (117') 3
15.57-18.08
6 (131') 5
19.22-20.05
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
01.00.05-
26 01.01.25 (80') 2 1 6
01.03.12-
01.05.03
27 (111') 5 15
01.12.28-
30 01.12.40 (12') 1
01.15.53-
33 01.16.17 (24') 2

2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.12-2.14
1 (62') 7 1
6.45-8.42
3 (117') 3
15.57-18.8
6 (131') 5
19.22-20.5
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
1.00.5-1.1.25
26 (80') 2 1 6
1.3.12-1.5.3
27 (111') 5 15
1.12.28-
30 1.12.40 (12') 1
1.15.53-
33 1.16.17 (24') 2

2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Pacarku Kuntilanak Kembar 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.12-2.14
1 (62') 7 1
6.45-8.42
3 (117') 3
15.57-18.8
6 (131') 5
19.22-20.5
7 (43') 4
34.00-34.30
14 (30') 3
35.23-37.55
15 (152') 6 4
41.13-46.15
17 (302') 8 15
49.00-50.42
20 (102') 4
50.42-51.20
21 (38') 1 2
55.39-56.30
23 (51') 1 3
1.00.5-1.1.25
26 (80') 2 1 6
1.3.12-1.5.3
27 (111') 5 15
1.12.28-
30 1.12.40 (12') 1
1.15.53-
33 1.16.17 (24') 2

2 1 6 14 1 70 5
Jumlah
9 90
Total 9 90
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
8.02-8.05
2 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 15 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.05-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2

15 53 1 1
Jumlah
69 1
Total 70
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 8.2-8.5 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 14 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.5-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2

15 52 1 1
Jumlah
68 1
Total 69
Film & Tahun: Perempuan Dirumah Angker 2012
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2 8.2-8.5 (3') 1 1
15.28-16.38
7 (70') 15 1
21.55-22.44
12 (49') 4 15
24.43-25.30
14 (47') 6 11
26.5-27.17
15 (72') 3 8
29.55-29.58
17 (3') 2
1.13.5-
41 1.13.10 (5') 1 2

15 53 1 1
Jumlah
69 1
Total 70
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: Peneliti
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.34-
2 03.35 (61') 2 6
03.55-
3 08.13 (258') 18
08.15-
4 10.48 (153') 4 12 4
14.50-
7 15.17 (27') 6 6
16.30-
10 16.40 (10') 1 1
17.07-
11 17.20 (13') 2
18.29-
13 18.49 (20') 4
21.16-
16 22.45 (89') 13
23.22-
17 26.00 (158') 1 8 2
26.56-
19 27.40 (44') 2 1
30.55-
22 32.12 (77') 1 9
33.37-
25 35.20 (103') 6 2
38.05-
28 39.10 (65') 8 9 3 2
41.49-
32 43.00 (71') 5 5
44.29-
34 45.20 (51') 2 1 3
47.55-
37 48.30 (35') 4 4
48.45-
38 50.15 (90') 5 1 1
56.54-
43 57.10 (16') 3
01.01.44-
01.04.24
50 (160') 1 13 2 1
01.08.42-
01.09.38
55 (56') 5 1
01.13.15-
01.14.55
60 (100') 15 1

3 19 13 147 17 2 3 2
Jumlah
3 198 3 2
Total 3 203
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.34-3.35
2 (61') 2 6
3.55-8.13
3 (258') 18
8.15-10.48
4 (153') 4 12 4
14.50-
7 15.17 (27') 6 6
16.30-
10 16.40 (10') 1 1
17.7-17.20
11 (13') 2
18.29-
13 18.49 (20') 4
21.16-
16 22.45 (89') 13
23.22-
17 26.00 (158') 1 8 2
26.56-
19 27.40 (44') 2 1
30.55-
22 32.12 (77') 1 9
33.37-
25 35.20 (103') 6 2
38.5-39.10
28 (65') 8 9 3 2
41.49-
32 43.00 (71') 5 5
44.29-
34 45.20 (51') 2 1 3
47.55-
37 48.30 (35') 4 4
48.45-
38 50.15 (90') 5 1 1
56.54-
43 57.10 (16') 3
1.1.44-
1.4.24
50 (160') 1 13 2 1
1.8.42-
55 1.9.38 (56') 5 1
1.13.15-
1.14.55
60 (100') 15 1

3 19 13 147 17 2 3 2
Jumlah
3 198 3 2
Total 3 203
Film & Tahun: Rumah Bekas Kuburan 2012
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.34-3.35
2 (61') 2 6
3.55-8.13
3 (258') 18
8.15-10.48
4 (153') 4 12 4
14.50-
7 15.17 (27') 6 6
16.30-
10 16.40 (10') 1 1
17.7-17.20
11 (13') 2
18.29-
13 18.49 (20') 4
21.16-
16 22.45 (89') 12
23.22-
17 26.00 (158') 1 8 2
26.56-
19 27.40 (44') 2 1
30.55-
22 32.12 (77') 1 9
33.37-
25 35.20 (103') 6 2
38.5-39.10
28 (65') 8 9 3 2
41.49-
32 43.00 (71') 5 5
44.29-
34 45.20 (51') 2 1 3
47.55-
37 48.30 (35') 4 4
48.45-
38 50.15 (90') 5 1 1
56.54-
43 57.10 (16') 3
1.1.44-
1.4.24
50 (160') 1 12 2 1
1.8.42-
55 1.9.38 (56') 5 1
1.13.15-
1.14.55
60 (100') 15 1

3 19 13 145 17 2 3 2
Jumlah
3 196 3 2
Total 3 201
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
02.25-
04.40
3 (135') 15 4 8 4
05.08-
5 05.45 (37') 1 4 6 3 2
08.07-
7 08.36 (29') 3 2 2
09.50-
9 10.30 (40') 1
11.03-
10 12.40 (97') 2 5 1 1 1
13.12-
17.33
11 (261') 15
20.00-
17 20.44 (44') 5 1 1 1
21.45-
19 22.10 (25') 3
22.45-
22 22.56 (11') 2
31.49-
28 32.15 (26') 3
34.07-
31 34.20 (13') 2
37.30-
39.55
33 (145') 12 12 2
42.10-
46.50
35 (180') 9
49.35-
37 50.11 (36') 5
52.00-
39 52.25 (25') 3
57.12-
59.20
42 (128') 19 18 26 1
01.06.58-
01.07.07
47 (7') 1
01.10.10-
01.10.45
49 (35') 2

1 5 53 20 95 18 8 4 2 1 1
Jumlah
1 5 194 6 2
Total 1 207
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.25-4.40
3 (135') 15 4 8 4
5.8-5.45
5 (37') 1 4 6 3 1
8.7-8.36
7 (29') 3 2 2
9.50-10.30
9 (40') 1
11.3-12.40
10 (97') 2 5 1 1 1
13.12-17.33
11 (261') 15
20.00-20.44
17 (44') 5 1 1 1
21.45-22.10
19 (25') 3
22.45-22.56
22 (11') 2
31.49-32.15
28 (26') 3
34.7-34.20
31 (13') 2
37.30-39.55
33 (145') 12 12 2
42.10-46.50
35 (180') 9
49.35-50.11
37 (36') 5
52.00-52.25
39 (25') 3
57.12-59.20
42 (128') 19 18 26 1
1.6.58-1.7.7
47 (7') 1
1.10.10-
1.10.45
49 (35') 2

1 5 53 20 95 18 8 3 2 1 1
Jumlah
1 5 194 5 2
Total 1 206
Film & Tahun: Bangkit Dari Lumpur 2013
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
2.25-4.40
3 (135') 14 4 8 4
5.8-5.45
5 (37') 1 4 6 3 1
8.7-8.36
7 (29') 3 2 2
9.50-10.30
9 (40') 1
11.3-12.40
10 (97') 2 5 1 1 1
13.12-
11 17.33 (261') 15
20.00-
17 20.44 (44') 5 1 1 1
21.45-
19 22.10 (25') 3
22.45-
22 22.56 (11') 2
31.49-
28 32.15 (26') 3
34.7-34.20
31 (13') 2
37.30-
33 39.55 (145') 12 12 2
42.10-
35 46.50 (180') 9
49.35-
37 50.11 (36') 5
52.00-
39 52.25 (25') 3
57.12-
42 59.20 (128') 19 18 26 1
1.6.58-
47 1.7.7 (7') 1
1.10.10-
1.10.45
49 (35') 2

1 5 52 20 95 18 8 3 2 1 1
Jumlah
1 5 193 5 2
Total 1 205
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.27-
4 06.50 (143') 2 5 5 1 2
16.57-
11 17.05 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
01.04.57-
01.05.00
28 (3') 1

2 6 13 2 2
Jumlah
2 23
Total 2 23
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.27-6.50
4 (143') 2 4 5 1 1
16.57-17.5
11 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
1.4.57-
28 1.5.00 (3') 1

2 5 13 2 1
Jumlah
2 21
Total 2 21
Film & Tahun: Jeritan Danau Terlarang 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.27-6.50
4 (143') 2 4 5 1 1
16.57-17.5
11 (8') 1 1 1
32.10-
18 33.26 (76') 6
1.4.57-
28 1.5.00 (3') 1

2 5 13 2 1
Jumlah
2 21
Total 2 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-20.34
6 (34') 3 1
22.42-23.58
8 (76') 8 8 1

8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-
6 20.34 (34') 3 1
22.42-
8 23.58 (76') 8 8 1

8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Kerasukan 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.00-
6 20.34 (34') 3 1
22.42-
8 23.58 (76') 8 8 1

8 11 2
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
07.16-09.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
34.00-34.03
26 (3') 1
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.03
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
01.10.43-
01.11.38
50 (55') 10 1
28 1 16 7 3
Jumlah
55
Total 55
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: N1
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
7.16-9.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.3
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
1.10.43-
50 1.11.38 (55') 10 1

28 16 7 3
Jumlah
54
Total 54
Film & Tahun: Pantai Selatan 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
7.16-9.25
6 (129') 3
12.15-13.13
9 (58') 9 2
13.25-14.30
10 (65') 8 2
21.32-21.43
15 (11') 2
39.25-39.35
29 (10') 2
46.21-47.37
36 (76') 6
47.38-48.3
37 (25') 1 1
48.43-50.10
39 (87') 3 4
1.10.43-
50 1.11.38 (55') 10 1

28 16 7 3
Jumlah
54
Total 54
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.20-20.39
19 (19') 1 1 3
26.50-28.10
24 (80') 4
29.15-30.45
26 (90') 6
32.55-36.05
28 (190') 10 2
39.05-40.45
31 (100') 7 1
41.34-42.25
32 (51') 1 2
43.48-44.10
33 (22') 1 1
45.43-46.00
36 (17') 1 3
54.20-57.14
45 (174') 9 2
01.07.12-
55 01.07.15 (3') 1

10 30 5 9 1 1
Jumlah
54 2
Total 56
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.20-20.39
19 (19') 1 1 3
26.50-28.10
24 (80') 4
29.15-30.45
26 (90') 6
32.55-36.5
28 (190') 10 2
39.5-40.45
31 (100') 7 1
41.34-42.25
32 (51') 1 2
43.48-44.10
33 (22') 1 1
45.43-46.00
36 (17') 1 3
54.20-57.14
45 (174') 9 2
1.7.12-
55 1.7.15 (3') 1
10 30 5 9 1 1
Jumlah
54 2
Total 56
Film & Tahun: Perawan Seberang 2013
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.20-20.39
19 (19') 1 1 3
26.50-28.10
24 (80') 4
29.15-30.45
26 (90') 6
32.55-36.5
28 (190') 10 2
39.5-40.45
31 (100') 7 1
41.34-42.25
32 (51') 1 2
43.48-44.10
33 (22') 1 1
45.43-46.00
36 (17') 1 2
54.20-57.14
45 (174') 9 2
1.7.12-
55 1.7.15 (3') 1
10 30 4 9 1 1
Jumlah
53 2
Total 55
Film & Tahun: Taman Lawang 2013
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.07-08.05
4 (178') 1 18 2 5
50.40-52.40
23 (120') 3 3 7 3
01.01.28-
01.01.48
27 (20') 2

3 3 1 25 2 2 8
Jumlah
3 3 28 10
Total 3 41
Film & Tahun: Taman Lawang 2013
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.7-8.5
4 (178') 1 18 2 5
50.40-
23 52.40 (120') 2 3 7 3
1.1.28-
27 1.1.48 (20') 2

2 3 1 25 2 2 8
Jumlah
2 3 28 10
Total 2 41
Film & Tahun: Taman Lawang 2013
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.7-8.5
4 (178') 1 17 2 5
50.40-52.40
23 (120') 3 3 7 3
1.1.28-
27 1.1.48 (20') 2

3 3 1 24 2 2 8
Jumlah
3 3 27 10
Total 3 40
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.12-05.37
3 (25') 4
06.10-06.35
4 (25') 3
07.07-07.25
6 (18') 2
07.56-08.05
7 (9') 2
08.25-09.29
8 (64') 8
20.07-20.35
20 (28') 5

24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.12-5.37
3 (25') 4
6.10-6.35
4 (25') 3
6 7.7-7.25 (18') 2
7 7.56-8.5 (9') 2
8.25-9.29
8 (64') 8
20.7-20.35
20 (28') 5

24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 4 Tahun Tinggal Dirumah Setan 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.12-5.37
3 (25') 4
6.10-6.35
4 (25') 3
6 7.7-7.25 (18') 2
7 7.56-8.5 (9') 2
8.25-9.29
8 (64') 8
20.7-20.35
20 (28') 5

24
Jumlah
24
Total 24
Film & Tahun: 13 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
05.59-07.05
4 (66') 7
08.08-08.15
5 (7') 1
29.08-29.25
20 (17') 3 2
32.35-34.27
25 (112') 6 6 1
40.02-40.45
30 (43') 4 2
45.27-45.54
34 (18') 3
46.25-47.38
35 (73') 7
48.16-50.50
36 (154') 2 5 1 6 4
50.56-51.20
37 (24') 3
01.06.26-
01.12.06
50 (340') 3 4 6 4
5 9 3 10 9 33 6 5
Jumlah
14 3 63
Total 14 66
Film & Tahun: 13 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
5.59-7.5
4 (66') 7

5 8.8-8.15 (7') 1
29.8-29.25
20 (17') 3 2
32.35-34.27
25 (112') 6 6 1
40.2-40.45
30 (43') 4 2
45.27-45.54
34 (18') 3
46.25-47.38
35 (73') 7
48.16-50.50
36 (154') 2 5 1 6 4
50.56-51.20
37 (24') 2
1.6.26-
50 1.12.6 (340') 3 4 5 4
5 9 2 9 9 33 6 5
Jumlah
14 2 62
Total 14 64
Film & Tahun: 13 2014
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4 5.59-7.5 (66') 7
5 8.8-8.15 (7') 1
29.8-29.25
20 (17') 3 2
32.35-34.27
25 (112') 6 6 1
40.2-40.45
30 (43') 4 2
45.27-45.54
34 (18') 3
46.25-47.38
35 (73') 7
48.16-50.50
36 (154') 2 4 1 6 4
50.56-51.20
37 (24') 3
1.6.26-1.12.6
50 (340') 3 4 6 4

5 8 3 10 9 33 6 5
Jumlah
13 3 63
Total 13 66
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.09-12.15
5 (6') 1
13.18-13.45
6 (27') 6 1
23.22-24.06
15 (44') 1 2 1
26.36-27.14
19 (38') 4
29.19-29.25
22 (10') 2
30.59-31.25
25 (26') 1 3
32.09-32.23
26 (14') 2
34.03-34.20
27 (17') 2 1
49.27-51.50
36 (143') 8 1
52.25-52.53
37 (28') 3
54.33-54.48
38 (15') 2
01.00.45-
01.01.51
43 (66') 6 3 4 3
01.02.34-
01.05.06
45 (152') 3 1 7

1 18 4 34 5 1 5
Jumlah
1 62 5
Total 1 67
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.9-12.15
5 (6') 1
13.18-13.45
6 (27') 6 1
23.22-24.6
15 (44') 1 2 1
26.36-27.14
19 (38') 4
29.19-29.25
22 (10') 2
30.59-31.25
25 (26') 1 2
32.9-32.23
26 (14') 2
34.3-34.20
27 (17') 2 1
49.27-51.50
36 (143') 8
52.25-52.53
37 (28') 3
54.33-54.48
38 (15') 2
1.00.45-
43 1.1.51 (66') 6 3 4 3
1.2.34-1.5.6
45 (152') 3 1 7

1 18 4 34 5 4
Jumlah
1 61 4
Total 1 65
Film & Tahun: Drakula Cinta 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
12.9-12.15
5 (6') 1
13.18-
6 13.45 (27') 6 1
23.22-24.6
15 (44') 1 2 1
26.36-
19 27.14 (38') 4
29.19-
22 29.25 (10') 2
30.59-
25 31.25 (26') 1 2
32.9-32.23
26 (14') 2
34.3-34.20
27 (17') 2 1
49.27-
36 51.50 (143') 8
52.25-
37 52.53 (28') 3
54.33-
38 54.48 (15') 2
1.00.45-
43 1.1.51 (66') 6 3 4 3
1.2.34-
45 1.5.6 (152') 3 1 7

1 18 4 34 5 4
Jumlah
1 61 4
Total 1 65
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
01.43-03.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
54.05-54.09
33 (4') 1

8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.43-3.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
33 54.5-54.9 (4') 1

8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Hantu Anak Rumah Prapanca 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
1.43-3.50
2 (187') 4 2
31.35-32.35
22 (60') 4 4 4 1
33 54.5-54.9 (4') 1

8 4 6 1 1
Jumlah
19 1
Total 20
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 7
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.08
20 (41') 1 4 2

4 13 4
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 7
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.8
20 (41') 1 4 2

4 13 4
Jumlah
21
Total 21
Film & Tahun: Malam Suro Dirumah Darmo 2014
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
20.26-21.44
8 (78') 1 6
31.10-33.22
16 (132') 2 2 2
41.27-42.8
20 (41') 1 4 2

4 12 4
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene A B C D E F
(Detik)
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.10-04.32
3 (22') 3 2
17.44-17.46
14 (2') 1
41.48-42.35
29 (47') 5
45.56-46.00
35 (4') 1
52.25-53.45
39 (80') 2 3
54.07-55.16
40 (69') 1 1 1
58.52-59.37
43 (45') 2 5 1
01.06.07-
01.06.30
47 (27') 1
01.09.13-
01.10.10
49 (57') 5
01.11.39-
51 01.11.44 (5') 1
7 22 6
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.10-4.32
3 (22') 3 2
17.44-17.46
14 (2') 1
41.48-42.35
29 (47') 5
45.56-46.00
35 (4') 1
52.25-53.45
39 (80') 2 3
54.7-55.16
40 (69') 1 1 1
58.52-59.37
43 (45') 2 5 1
1.6.7-1.6.30
47 (27') 1
1.9.13-
49 1.10.10 (57') 5
1.11.39-
51 1.11.44 (5') 1
7 22 6
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Pocong Pasti Berlalu 2014
Coder: N2
Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.10-4.32
3 (22') 3 2
17.44-17.46
14 (2') 1
41.48-42.35
29 (47') 5
45.56-46.00
35 (4') 1
52.25-53.45
39 (80') 2 3
54.7-55.16
40 (69') 1 1 1
58.52-59.37
43 (45') 2 5 1
1.6.7-1.6.30
47 (27') 1
1.9.13-
49 1.10.10 (57') 5
1.11.39-
51 1.11.44 (5') 1
7 22 6
Jumlah
35
Total 35
Film & Tahun: Hantu Kuburan Tua 2015
Coder: Peneliti

Sensualitas

Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal


Scene
(Detik)
A B C D E F

1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5

00.03-00.12
1 (9') 4

23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.05-26.24
16 (19') 2
28.07-28.09
18 (2') 1
45.51-46.04
26 (13') 2 1

8 6
Jumlah
14
Total 14
Film & Tahun: Hantu Kuburan Tua 2015
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.3-00.12
1 (9') 4
23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.5-26.24
16 (19') 2
45.51-46.4
26 (13') 2 1

7 6
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Hantu Kuburan Tua 2015
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
00.3-00.12
1 (9') 4
23.20-24.50
14 (90') 3 1
26.5-26.24
16 (19') 2
45.51-46.4
26 (13') 2 1

7 6
Jumlah
13
Total 13
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
03.59-
1 04.47 (48') 3
06.52-
2 07.27 (35') 4

4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.59-4.47
1 (48') 3
6.52-7.27
2 (35') 4

4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Nenek Siam 2015
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
3.59-4.47
1 (48') 3
6.52-7.27
2 (35') 4

4 3
Jumlah
7
Total 7
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-
7 12.27 (37') 2 1 1 1
20.50-
14 21.28 (38') 3
47.06-
32 48.38 (92') 4 4 5
49.53-
34 51.55 (122') 7 1 1
55.36-
39 56.27 (51') 1 1
57.26-
41 57.38 (12') 3

13 5 8 6 2 1
Jumlah
34 1
Total 35
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-
7 12.27 (37') 1 1 1 1
20.50-
14 21.28 (38') 3
47.6-48.38
32 (92') 4 4 4
49.53-
34 51.55 (122') 7 1 1
55.36-
39 56.27 (51') 1 1
57.26-
41 57.38 (12') 3

12 5 8 5 2 1
Jumlah
32 1
Total 33
Film & Tahun: Indera Keenam 2016
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
11.50-12.27
7 (37') 2 1 1 1
20.50-21.28
14 (38') 3
47.6-48.38
32 (92') 4 4 4
49.53-51.55
34 (122') 7 1 1
55.36-56.27
39 (51') 1 1
57.26-57.38
41 (12') 3

13 5 8 5 2 1
Jumlah
33 1
Total 34
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-
15 14.33 (5') 2
15.19-
17 16.07 (48') 4
17.22-
19.12
18 (110') 5
21.19-
20 22.09 (50') 4
22.41-
24.35
22 (114') 5 3
29.43-
27 30.12 (29') 5 2
01.10.52-
01.11.25
56 (33') 3

28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-
15 14.33 (5') 2
15.19-16.7
17 (48') 4
17.22-
18 19.12 (110') 5
21.19-22.9
20 (50') 4
22.41-
22 24.35 (114') 5 3
29.43-
27 30.12 (29') 5 2
1.10.52-
1.11.25
56 (33') 3

28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Rumah Pasung 2016
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
14.28-14.33
15 (5') 2
15.19-16.7
17 (48') 4
17.22-19.12
18 (110') 5
21.19-22.9
20 (50') 4
22.41-24.35
22 (114') 5 3
29.43-30.12
27 (29') 5 2
1.10.52-
1.11.25
56 (33') 3

28 5
Jumlah
33
Total 33
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3

6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3

6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: Hantu Jeruk Purut Reborn 2017
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
36.34-37.14
17 (40') 3
45.59-46.56
24 (57') 3

6
Jumlah
6
Total 6
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
04.28-05.16
2 (48') 2 4
08.34-09.12
5 (38') 6
29.40-31.53
13 (133') 6 4

8 4 10
Jumlah
22
Total 22
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.28-5.16
2 (48') 2 3
8.34-9.12
5 (38') 6
29.40-
13 31.53 (133') 5 4

7 3 10
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: 13 The Haunted 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
4.28-5.16
2 (48') 2 3
8.34-9.12
5 (38') 6
29.40-31.53
13 (133') 5 4

7 3 10
Jumlah
20
Total 20
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-
24 42.23 (35') 3
01.05.02-
01.05.13
35 (11') 1
01.11.47-
01.11.59
41 (12') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-42.23
24 (35') 3
1.5.2-1.5.13
35 (11') 1
1.11.47-
1.11.59
41 (12') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Santet 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
41.48-42.23
24 (35') 3
1.5.2-1.5.13
35 (11') 1
1.11.47-
1.11.59
41 (12') 1

5
Jumlah
5
Total 5
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: Peneliti
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-
27.48
16 (175') 3 1
28.33-
17 29.24 (51') 4 1
30.52-
18 31.36 (44') 3 1
34.09-
20 34.13 (4') 2
37.07-
23 38.34 (87') 4
40.55-
26 42.10 (75') 1 2
51.10-
54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
37 1.0.30 (30') 2 3
1 20 1 5 1 2 2 3
Jumlah
1 27 7
Total 1 34
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: N1
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-27.48
16 (175') 3 1
28.33-29.24
17 (51') 4 1
30.52-31.36
18 (44') 3 1
34.9-34.13
20 (4') 2
37.7-38.34
23 (87') 4
40.55-42.10
26 (75') 1 2
51.10-54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
1.00.30
37 (30') 2 2

1 20 1 5 1 2 2 2
Jumlah
1 27 6
Total 1 33
Film & Tahun: Titisan Setan 2018
Coder: N2
Sensualitas
Durasi Indikasi Verbal Indikasi Non Verbal
Scene
(Detik) A B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4 5
24.53-27.48
16 (175') 3
28.33-29.24
17 (51') 4 1
30.52-31.36
18 (44') 3 1
34.9-34.13
20 (4') 2
37.7-38.34
23 (87') 4
40.55-42.10
26 (75') 1 2
51.10-54.02
33 (112') 4 4
1.00.00-
1.00.30
37 (30') 2 3

1 20 5 1 2 2 3
Jumlah
1 26 7
Total 1 33

Anda mungkin juga menyukai