A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalaah 100 siswa. Karakteristik
usia 15 tahun berjumlah 28 orang (28%), siswa dengan usia 17 tahun berjumlah
43 orang (43%) dan siswa usia 18 tahun berjumlah 17 orang (17%). Sehingga
berdasarkan jenis kelamin yaitu, laki-laki 39orang (39%) dan perempuan 61 orang
53 orang (53%) dan kelas XII berjumlah 11 orang (11%). Sehingga dapat diambil
siswa SMAN 10 Samarinda. Mean empiris dan mean hipotesis diperoleh dari
respon sampel penelitian melalui dus skala penelitian yaitu skala kemandirian
(2016) pada dasarnya interpretasi terhadap skor skala psikologi bersifat normatif,
artinya makna skor terhadap suatu norma (mean) skor populasi teoritik sebagai
hasil pengukuran.
Setiap skor mean empirik yang lebih tinggi secara signifikan dari mean
pada variabel yang diteliti, demikian juga sebaliknya. Berikut mean empirik dan
belajar yang telah terisi diperoleh mean empirik 90.09 lebih kecil dari mean
hipotetik 100 dengan status kategori rendah. Hal ini membuktikan bahwa subjek
berada pada kategori tingkat kemandirian belajar yang sedang. Adapun sebaran
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 15, diketahui bahwa dari 100 subjek
terdiri dari kategori tinggi dengan rentang nilai 110 hingga 130 sebanyak 48 orang
dengan persentase (48%), kategori sedang dengan rentang nilai 90 hingga 109
(3%).
Berdasarkan hasil pengukuran melalui skala efikasi diri yang telah terisi
diperoleh mean empirik 41.91 lebih kecil dari mean hipotetik 45 dengan status
kategori sedang.
Hal ini membuktikan bahwa subjek berada pada kategori tingkat efikasi diri
yang rendah. Adapun sebaran frekuensi data untuk skala tersebut sebagai berikut:
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 16, diketahui bahwa dari subjek terdiri
dari kategori sangat tinggi dengan nilai lebih dari sama dengan 59 sebanyak 1
orang dengan persentase (1%), kategori tinggi dengan rentang nilai 50 hingga 59
sebanyak 15 orang dengan persentase (15%), kategori sedang dengan rentang nilai
dan subjek pada kategori sangat rendah dengan rentang nilai kurang dari sama
Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
dan uji linieritas, uji sebagai syarat dalam penggunaan analisis regresi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
sebaran data yang akan dianalisis memiliki distribusi normal atau tidak, jika
normal, maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi normalitas Santoso (2015).
Adapun kaidah yang digunakan dalam uji normalitas adalah jika p > 0.05 maka
sebaran datanya normal, sebaliknya jika p < 0.05 maka sebaran datanya tidak
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
2) QQ Plot
a) Kemandirian belajar
normal.
kemandirian belajar dan efikasi diri dengan memiliki sebaran data yang normal.
b. Uji linieritas
linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linieritas dapat juga untuk
Adapun kaidah yang digunakan dalam uji linieritas hubungan adalah bila nilai
deviant from linierity yaitu jika p > 0.05 maka pengaruh dinyatakan linier
(Sugiyono,2015). Hasil uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hasil uji asumsi linieritas antara variabel kemandirian belajar dengan efikasi
diri menunjukan nilai F hitung < F tabel yang artinya tidak terdapat pengaruh
antara kemandirian belajar dengan efikasi diri yang mempunyai nilai deviant
from linierity yaitu F= 1.626 dan P= 0.245 > 0.05 yang berarti pengaruhnya
regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier sederhana atas
berikut:
Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Variabel F Hitung F Tabel R2 P Keteranga
n
Efikasi Diri 0.382 0.394 0.004 0.000 Signifikan
(X)
Kemandirian belajar
(Y)
Sumber Sumber data: Hasil Olah SPSS
Berdasarkan tabel 19, dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel dan P < 0.05
yang artinya bahwa efikasi diri terhadap kemandirian belajar memiliki pengaruh
ini. Nilai R2
Tabel 20. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial terhadap Pengalaman Belajar
(YA)
Aspek Βeta tHitung ttabel P keterangan
Magnitude ( tingkat ) 0.264 1.163 1.984 0.313
(XA)
Strength ( kekuatan ) 0.213 1.252 1.984 0.214
(XB)
Generality ( 0.241 1.874 1.984 0.243
generalisasi )(XC)
Sumber data : Lampiran hal.
Hasil pada tabel 20, dapat diketahui aspek magnitude (tingkat)(XA), strength
(kekuatan)(XB) dan aspek generality (generalisasi )(XC) tidak memiliki pengaruh
Lebih lanjut pada pengujian analisis regresi parsial terhadap aspek variabel terikat
Hasil pada tabel 21, dapat diketahui aspek generality (generalisasi) (XC)
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek variabel terikat
dan strength (kekuatan) (XB) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap aspek
variabel terikat yaitu pengembangan keahlian (YB). Lebih lanjut pada pengujian
analisis regresi parsial pada aspek variabel terikat yaitu performansi kinerja (YC),
Tabel 22. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial terhadap Performansi Kinerja
(YC)
Aspek Βeta tHitung ttabel P Keterangan
Magnitude ( tingkat ) (XA) 0.027 2.398 1.984 0.005 Pengaruh
Strength ( kekuatan ) (XB) 0.147 0.862 1.984 0.391 Tidak Pengaruh
Generality ( generalisasi ) 0.324 1.889 1.984 0.187 Tidak Pengaruh
(XC)
Sumber data : Lampiran hal.
Hasil pada tabel 22, dapat diketahui bahwa aspek magnitude (tingkat) (XA)
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek variabel terikat
yaitu performansi kinerja (YC). Sedangkan strength (kekuatan) (XB) dan aspek
Lebih lanjut pada pengujian analisis regresi parsial terhadap aspek variabel
Tabel 23. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial terhadap Manajemen Diri (YD)
Aspek Βeta tHitung ttabel P Keterangan
Magnitude (tingkat) (XA) 0.006 2.033 1.984 0.003 Pengaruh
Strength (kekuatan) (XB) 0.165 0.095 1.984 0.248 Tidak Pengaruh
Generality (generalisasi) 0.085 0.487 1.984 0.627 Tidak Pengaruh
(XC)
Sumber data : Lampiran hal.
Hasil pada tabel 23, dapat diketahui aspek magnitude (tingkat) (XA)
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek variabel terikat
yaitu manajemen diri (YD). Sedangkan aspek strength (kekuatan) (XB) dan
variabel terikat yaitu manajemen diri (YD). Lebih lanjut pada pengujian analisis
regresi parsial terhadap aspek variabel terikat yaitu motivasi diri (YE),
Tabel 24. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial terhadap Motivasi Diri (YE)
Aspek Βeta tHitung ttabel P keterangan
Magnitude ( tingkat ) (XA) 0.074 0.447 1.984 0.283 Tidak Pengaruh
Strength ( kekuatan ) (XB) 0.127 2.007 1.984 0.004 Pengaruh
Generality ( generalisasi ) 0.890 0.051 1.984 0.960 Tidak Pengaruh
(XC)
Sumber data : Lampiran hal.
Hasil pada tabel 24, dapat diketahui aspek strength (kekuatan)(XB) memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek variabel terikat yaitu
motivasi diri (YE). Sedangkan aspek magnitude (tingkat) (XA) dan generality
B. Pembahasan
regresi secara sederhana didapat hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif
secara signifikan antara efikasi diri terhadap kemandirian belajar depan siswa
Kontribusi (R2) efikasi diri terhadap kemandirian belajar sebesar 0.48,8, hal
ini menunjukkan bahwa 48,8 persen dari faktor terjadinya kemnadirian belajar
dapat dijelaskan olehefikasi diri. Sisanya 51,2 persen dijelaskan oleh variabel lain
nyata dengan tidak bergantung pada orang. Kemandirian belajar sebagai aktivitas
yang utama bagi. Kemandirian belajar sebagai aktivitas yang utama bagi diri
sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain dan memiliki rasa tanggung jawab,
kehendaknya dan tidak bergantung pada orang lain,tapi atas dasar kemauan pada
dirinya sendiri, untuk mencapai tujuan belajar yang baik dan hasil belajar yang
terbentuk dalam efikasi diri terbangun melalui empat proses utama, yaitu proses
kognitif, proses motivasi, proses afektif dan proses seleksi (Patras, Horiah, Zen
Pada hasil hipotesis, hasil analisis regresi secara sederhana didapatkan hasil
terdapat pengaruh yang signifikan antara efikasi diri terhadap kemandirian belajar
penelitian ini H1 diterima yang artinya ada pengaruh efikasi diri terhadap
Efikasi diri merupakan variabel bebas dalam penelitian ini yang terbukti
memiliki pengaruh terhadap kemandirin belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Yulyani (2021) efikasi diri dari siswa memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kemandirian belajar karena dasar atas self-efficacy adalah percaya
pada kompetensi diri untuk secara mandiri terlibat aktif dalam kegiatan
efikasi diri dan regulasi diri terhadap kemandirian belajar siswa pada mata
sumbangan 28,09% dan 3 efikasi diri dan regulasi diri secara simultan
belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri,
dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Keyakinan pada diri sendiri bisa
disebut sebagai efikasi diri, yang merupakan suatu evaluasi terhadap kemampuan
yang dimiliki individu, sudah menampilkan yang terbaik atau belum. Hal ini
sejalan dengan penelitian lain Sari (2017) menjelaskan terdapat faktor efikasi diri
sebanyak 49 siswa (49%) siswa berada pada ketegori kemandirian belajar yang
sedang. Hal ini membuktikan bahwa siswa siswa SMAN 10 Samarinda memiliki
Samarinda memiliki kemandiri belajar saat setelah pulang sekolah atau saat libur
sekolah. Siswa sudah mamanpu untuk belajar secara mandiri dan tidak tergantung
pada orang lain dan memiliki rasa tanggung jawab, percaya diri, dan inisiatif
Pada skala efikasi diri yang telah terisi diperoleh hasil yang paling
sedang. Hal ini berarti efikasi diri yang dimiliki siswa SMAN 10 Samarinda
kemampuan diri sendiri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan
berperilaku.
generalisasi ) (XC) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek
dimana individu merasa dan mampu menyelesaikan masalah diluar dari jam
belajar untuk menambah skill. Dari hasil penelitian Yulyani (2021) terlihat bahwa
kepercayaan diri siswa untuk mengikuti kegitan diluar jam pembelajaran oleh
variabel terikat yaitu performansi kinerja (YC). Siswa yang selalu berusaha
untuk dapat menguasai situasi yang tidak menyenangkan dan penuh dengan
tekanan kemudian berusaha untuk meyakinkan diri sesuai dengan penilaian diri
(tingkat) (XA) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap aspek
variabel terikat yaitu manajemen diri (YD). Siswa berupaya untuk mengatur diri
dan waktu agar lebih efiensi dalam mengerjakan tugas. Menyusun sesuai dengan
tingkat kesulitannya.
Sesuai dengan yang dikatakan Bandura (2006) individu dengan efikasi diri
yang kuat akan mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan
variabel terikat yaitu motivasi diri (YE). Siswa selalu berupaya megevaluasi diri
keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan yang dirasakan atau pendapatnya sendiri. Kemudian penulis juga