Anda di halaman 1dari 73

Ekonomi Teknik

Ir. Refdilzon Yasra MT.IPM


Ekonomi Teknik
Tujuan:
• Menentukan apakah suatu alternatif rancangan teknis atau rencana
investasi yang memenuhi persyaratan teknis layak ekonomis
• Menentukan yang mana yang paling ekonomis bila ada beberapa
alternatif rancangan teknis atau rencana investasi yang secara teknis
dianggap sama-sama memenuhi persyaratan
• Apabila ada 1 alternatif maka akan ditentukan apakah alternatif
tersebut layak ekonomis.
Investasi
• Investasi atau penanaman modal adalah menyangkut penggunaan
sumber-sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan (pengembalian)
yang menguntungkan di masa yang akan datang.
Faktor yang terlibat dalam investasi :
• Waktu
• Resiko

Secara umum Investasi dibedakan menjadi dua jenis ;


• Investasi finansial
• Investasi nyata

3
Proses Pengambilan Keputusan Pada Ekonomi teknik

Pengambilan keputusan pada ekonomi teknik selalu berkaitan dengan penentuan


yang terbaik dari alternatif-alternatif yang tersedia.
Proses pengambilan keputusan terjadi karena :
• Investasi atau proyek bisa dikerjakan lebih dari satu cara sehingga harus ada
proses pemilihan
• Sumber daya terbatas, harus dipilih yang paling menguntungkan.
Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya pengambilan keputusan
pada ekonomi teknik, yaitu sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang
seorang ahli ekonomi teknik serta manajer teknik.

4
Sudut pandang ahli Ekonomi Teknik

Ahli Ekotek
Akuntan
Melihat ke masa lalu
NOW Melihat ke masa datang

Manajer Teknik
5
Prosedur Pengambilan Keputusan pada
Ekonomi teknik
Penentuan alternatif-alternatif yang layak

Penentuan horison perencanaan

Mengestimasikan aliran kas

Penentuan MARR

Membandingkan alternatif-alternatif

Melakukan analisa suplemen

Memilih alternatif terbaik


6
3. Konsep Ongkos dalam Ekonomi teknik

3.1. Ongkos Siklus Hidup


Ongkos siklus hidup (live cycle cost) adalah jumlah semua pengeluaran
yang berkaitan dengan item tersebut sejak dirancang sampai tidak
terpakai lagi. Yang dimaksud istilah item seperti, mesin, peralatan dll.
Ongkos tsb antara lain penelitian dan pengembangan, ongkos fabrikasi,
ongkos operasional dan perawatan, ongkos penghancuran dsb.
3.2. Ongkos Historis
Ongkos yang dimaksud terdiri dari :
1. Ongkos masa lalu (past cost)

7
3. Konsep Ongkos dalam Ekonomi teknik

Past cost adalah ongkos yang terjadi masa lalu dan belum terbayar
sampai saat ini sehingga masih tetap kelihatan untuk masa yang akan
datang.
2. Ongkos tak terbayar ( sunk cost)
Secara umum tidak relevan dengan bahasan ekonomi teknik,
berhubungan dengan depresiasi.
Sunk cost = nilai buku saat ini-nilai jual saat ini
3.3 Ongkos Mendatang dan Ongkos Kesempatan
Ongkos mendatang adalah ongkos yang mungkin terjadi di masa mendatang
(future cost). Ongkos mendatang / pendapatan mendatan mengandung unsur
ketidakpastian/ resiko dari proses peramalan/ forecasting.
Dalam ekonomi teknik ongkos mendatang, diasumsikan pasti.

8
3. Konsep Ongkos dalam Ekonomi teknik

Ongkos Kesempatan
Ongkos kesempatan timbul karena adanya pada umumnya
akan ada lebih dari satu kesempatan untuk investasi
keterbatasan SD maka hanya memilih satu alternatif. Jadi
Ongkos kesempatan adalah ongkos yang diperhitungkan
dari hilangnya kesempatan ut melakukan investasi pada
alternatif lain karena telah memutuskan untuk memilih suatu
alternatif.

3.4. Ongkos Langsung, Tak langsung dan Overhead


Ongkos langsung adalah yang dengan mudah bisa ditentukan
pada suatu operasi, produk atau proyek yang spesifik.
9
3. Konsep Ongkos dalam Ekonomi teknik

Ongkos tak langsung adalah ongkos-ongkos yang sulit, bahkan tidak


mungkin ditentukan secara langsung pada operasi, produk atau proyek
yang spesifik.

Ongkos Overhead adalah ongkos-ongkos manufacturing selain ongkos


langsung. Dengan demikian ongkos ongkos tak langsung termasuk
dalam ongkos overhead.

10
3. Konsep Ongkos dalam Ekonomi teknik

3.5. Ongkos Tetap dan Ongkos Variabel


Ongkos tetap (fixed cost) adalah ongkos-ongkos yang besarnya tidak
terpengaruhi oleh jumlah output atau volume produksi.
Contoh :

Ongkos variabel adalah ongkos-ongkos yang secara proporsional


dipengaruhi oleh jumlah output.
Contoh: ongkos bahan langsung dan tenaga kerja langsung
Ada juga ongkos yang mempunyai komponen tetap dan variabel yaitu
ongkos semi variabel.
Contoh : bagian perawatan

11
Struktur ongkos-ongkos manufacturing
Bahan langsung
Tenaga kerja Ongkos dasar
langsung
Harga
Bahan tak
Harga langsung
pokok
Ongkos produksi
jual overhead
Tenaga kerja tak
pabrik Harga pokok
langsung
penjualan
Lain-lain
Umum dan
adminitrasi
Penjualan
Keuntungan

12
Definisi Umur Teknis:
Adalah jangka waktu dimana suatu fasilitas masih
berfungsi secara teknis, artinya masih
bisa digunakan sesuai dengan tujuan dan kondisi
penggunaannya semula

Definisi Ekonomis :
Adalah jangka waktu dimana suatu fasilitas bisa berfungsi
secara ekonomis.
Artinya bisa berfungsi dengan biaya minimum
SAMPAI JUMPA
MINGGU DEPAN..
Ekonomi Teknik
• Pengertian-pengertian dasar yang harus dipahami :
- Aliran kas (cash flow)
- Pengaruh waktu terhadap nilai uang (time value of money)
- Suku bunga
- Ekivalensi
DIAGRAM CASH FLOW

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari


masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :

Bila digambarkan dalam bentuk grafik cash flow dari


masing-masing notasi diatas adalah sebagai berikut :

F
P

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n


F
A P A

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n


• Apabila di tabung Rp 10.000.000 pada tahun 2010 dengan suku bunga
15% pertahun . Berapa jumlah nilai tabungan setelah sepuluh tahun?
• Diket: P = 10.000.000
n = 10 thn
i = 15%
F=?
KONSEP NILAI UANG DARI WAKTU

• Nilai Uang mengalamin perubahan dari


waktu ke waktu
• Uang yang diterima sekarang nilainya lebih
besar daripada uang yang diterima di masa
mendatang.
• Rp 10.000.000 PADA WAKTU SEKARANG
TIDAK SAMA DENGAN Rp 10.000.000
PADA WAKTU 10 TAHUN YANG LALU,
DAN TIDAK SAMA PULA DENGAN Rp
10.000.000 PADA WAKTU YANG AKAN
DATANG
• NILAI NOMINALNYA SAMA, SEDANGKAN
NILAI EFEKTIFNYA ( KEMAMPUANNYA
UNTUK DITUKAR DENGAN BARANG DAN
JASA) TIDAK SAMA,TETAPI
BERUBAH-UBAH SESUAI DENGAN
PERJALANAN WAKTU.
Nilai Uang
Nilai Nominal:
•tercantum pada uang
•tidak berubah sepanjang masa

Nilai Effektif:
•Kemampuan uang tersebut untuk dengan barang atau jasa
Konsep Nilai Uang dari Waktu

Kesempatan untuk mendapatkan bunga

$1 $ 1 + bunga

0 1 2 N-1 n
Konsep Nilai Uang dari Waktu
• Tahun sekarang, harga suatu barang x Rp, lima thn yang akan datang menjadi y Rp (nilai uang
berubah turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”
• lima thn yang lalu, investasi uang, x Rp, saat ini akan datang menjadi [x + i(bunga)] Rp (uang x Rp
pada lima thn yang lalu secara finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
• Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”
Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :
• Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut
sebagai keuntungan (profit).
• Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam hal
ini disebut sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
• Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari penanaman modal dengan modal yang
ditanam dalam periode waktu tertentu
Konsep Nilai Uang dari Waktu
Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus dibayarkan untuk
penggunaan modal dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 %,
berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
• Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara, sesuai dengan
perjanjian antara yang berhutang dan yang berpiutang.
• Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat dipengaruhi oleh waktu, dengan
demikian jumlah bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga sangat
dipengaruhi oleh lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu
dipahami pengertian bunga sederhana (simple interest) dan bunga
majemuk (compound interest).
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah hutang yang besarnya
sebanding dengan jangka waktu peminjaman uang tersebut.
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah hutang yang besarnya sebanding
dengan jangka waktu peminjaman uang tersebut.
Atau di hitung hanya dari induk tanpa memperhitungkan bunga yang telah di akumulasi
pada periode sebelumnya

I = P . i. N

I = bunga
P = induk yang di pinjamkan /di investasikan
i = tingkat bunga per periode
N = Jumlah periode
Bunga Sederhana
Misalnya, uang sejumlah Rp 10.000 dipinjam dalam jangka waktu 4 thn. dengan tingkat bunga 18%
per tahun.
Besar bunga yang harus dibayar setelah 4 thn. adalah
I = (Rp 10.000)(4)(0,18) = Rp 7.200.
Dengan demikian sipeminjam harus mengembalikan pinjamannya ditambah bunga, seluruhnya
berjumlah Rp 17.200 pada akhir tahun ke 4.
Tahun Jumlah Hutang pada Bunga yang harus di Jumlah hutang pada Jumlah yang harus di
awal tahun bayarkan pada akhir akhir tahun bayar oleh peminjam pada
tahun akhir tahun

1 10.000 1800 11800 0


2 1800 13600 0
3 1800 15400 0
4 1800 17200 17200
Bunga Majemuk
Adalah bila pembayaran hutang dilakukan dalam beberapa kali periode bunga, dimana bunga dihiung
pada akhir tiap periode.

Jumlah yang harus di


Jumlah Hutang Bunga yang harus di bayarkan Jumlah yang harus di bayar pada bayar oleh
Tahun
pada awal tahun pada akhir tahun akhir tahun peminjam pada
akhir tahun
1 10000 10000 x 0.18 = 1800 10000 + 1800 = 11800 0
2 11800 11800 x 0.18 = 2124 11800 + 2124 = 13924 0
3 13924 13924 x 0.18 = 2506 13924 = 2506 = 16430 0
4 16430 16430 x 0.18 = 2957 16430 + 2957 = 19388 19388
Interest and Compound Interest

•Bunga (Interest) – adalah suatu hasil yang diterima


dari uang yang diinvestasikannya.
•Compound interest – adalah bunga yang diterima dari
investasi yang berasal bunga suatu investasi
sebelumnya.
PENGERTIAN EKIVALENSI

• SEJUMLAH UANG PADA WAKTU TERTENTU DIKATAKAN EKIVALEN


DENGAN SEJUMLAH UANG YANG LAIN PADA WAKTU YANG LAIN
PULA, JIKA NILAI NOMINALNYA BERBEDA, TETAPI NILAI
EFEKTIFNYA SAMA
• CONTOH:
UNTUK HARGA SEBUAH SEDAN BARU Rp 5.000.000 PADA TAHUN
1970 EKIVALEN DENGAN Rp.15.000.000 PADA TAHUN 1980, DAN
EKIVALEN PULA DENGAN Rp 50.000.000 PADA 1990.
RUMUS-RUMUS BUNGA
NOTASI YANG DIGUNAKAN:

i Suku bunga per periode

n Jangka waktu(jumlah periode) analisa

P Transaksi tunggal di awal jangka waktu analisa ( pada akhir periode ke 0)

F Transaksi tunggal di akhir jangka waktu analisa ( pada akhir periode ke n), yang ekivalen denga P

A Serangkaian transaksi samarata selama jangka waktu analisa(sejak akhir periode ke 1 sampai dengan
periode ke n) yang ekivalen dengan P dan F

G Serangkaian transaksi pertambahan/pengurangan yang sama rata selama jangka waktu analisa ( sejak
akhir periode ke 2 samapai dengan periode ke n), yang bisa diekivalenkan dengan P,F atau A
EKIVALENSI NILAI
PENGERTIAN :
• SUATU RANCANGAN TEKNIK ATAU RENCANA INVESTASI MENGANDUNG SEJUMLAH
TRANSAKSI,BAIK PENERIMAAN MAUPUN PENGELUARAN,DALAM BERBAGAI BENTUK, SELAMA
MASA PAKAI ATAU MASA OPERASINYA.

• SEMUA JENIS TRANSAKSI TSB BISA DIEKIVALENSIKAN KESALAH SATU BENTUK TRANSAKSI
DASAR, BIASANYA KE BENTUK TRANSAKSI A (SAMARATA TIAP TAHUN SELAMA JANGKA WAKTU
ANALISA) ATAU KEBENTUK TRANSAKSI P (TUNGGAL DI AWAL JANGKA WAKTU ANALISA)

• DALAM PROSES EKIVALENSI NILAI INI DIGUNAKAN SUATU MARR (MINIMUM ATTRACTIVE RATE OF
RETURN) SEBAGAI SUKUBUNGA ANALISANYA.

• BESARNYA MARR DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA HAL,ANTARA LAIN:


• 1.LAJU INFLASI
• 2.SUKUBUNGA BANK
• 3.PELUANG/RESIKO USAHA
SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA EFEKTIF

Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan apabila periode pembungaan


kurang dari satu tahun.
• Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap bulan menjadi 24% : 12 =
2% per bulan. Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut “suku bunga
nominal “.
“Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang diterima sebenarnya yang besarnya
lebih besar dari suku bunga per tahun.
• Misal uang Rp 100.ditabung di sebuah bank dengan tingkat suku bunga 5% per
tahun. Berapa uang yang diterima satu tahun, 2 tahun kemudian…dst?
SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA EFEKTIF
• Uang Rp 100 berbunga tunggal 5%. Pada tahun pertama, anda mendapat
bunga Rp 5, 5% dari 100.
• Pada tahun kedua, uang menjadi Rp 105, bunga rp 5, efektifnya hanya
4,7619%, yaitu 5 dari 105.
• Pada tahun ketiga, uang menjadi Rp 110, mendapat Rp 5, efektifnya hanya
4,5455%, yaitu 5 dari 110 rp,
• dan seterusnya.
• Ternyata bunga yang diterima tidak selalu 5% pertahunnya, akan tetapi makin
menurun, efektif terhadap akumulasi.
SUKU BUNGA NOMINAL DAN
SUKU BUNGA EFEKTIF

• Bunga majemuk akan memberikan


pertumbuhan geometrik terhadap aset kita.
• Sedangkan bunga tunggal memberikan
pertumbuhan linear terhadap aset kita.
Hubungan P dan F
n F
0 F= P
1 F=P+Pi= P(1+i)
2 F=P(1+i)+P(1+i)i=P(1+i)2
3 F=P(1+i)2+P(1+i)2i=P(1+i)3
... ...
n F=P(1+i)n
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,-
Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan,
maka nilai uang satu tahun (12 bulan) kemudian menjadi :

F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,-
Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan antara tingkat suku bunga nominal dan efektif sebagai berikut
:
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t – 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
t = jumlah periode pembungaan
Definisi
P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun ke-1 sampai tahun ke-n, dengan
besar yang sama.
F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau (titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga majemuk dapat dikelompokkan
menjadi :
A. Pembayaran Tunggal (Single Payment)
1. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui P)
2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Fund Factor (Mencari A bila diketahui F)
2. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A)
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari suatu periode.

1. Mencari F bila diketahui P


Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang (t =
0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode selama n
periode, berapa jumlah uang yang akan diperoleh pada
peroide terakhir ?
Cash flow diagram
F

/ /
O 1 2 3 .... n-2 n-1 n
P

Rumus : F = P(1+i)n

atau F = P ( F/P, i, n )

Contoh 1:
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan selama 5
tahun ?.
Penyelesaian :

P = Rp 20.000.000,00 ; i = 6% ; n = 5
F = P (1 + i )n
= ( Rp 20.000.000,00) ( 1 + 0,06)5

atau :
F = P (F/P, i, n) => P(F/P; 6%, 5)
= (Rp 20.000.000,00)*(1,338)
= Rp 26.760.000,00
Kasus 2:
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Rumus : P = F /( 1 + i ) n
atau P = F ( P/F, i, n )
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ;
i = 5% ;
n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F; 5%, 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00
Kasus 3

Nilai tanah saat ini bernilai Rp 250.000.000,00 ,


kenaikan nilai tanah pertahun adalah 8 % .
Berapa tahun Nilai tanah itu menjadi Rp
630.000.000,00 ?
Jawaban Kasus No.3
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh uang sejumlah
F rupiah, maka berapa A rupiah yg harus dibayarkan pada
setiap akhir periode dengan tingkat bunga i% ?

F
•0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
/ /

A A A A A A A

Rumus : atau A = F ( A/F, i, n )


Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah
setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun.
Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga
12 % setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap
tahunnya ?

Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.
2. Compound Amount Factor (Mencari F bila diketahui A)
Bila uang sebesar A rupiah dibayarkan pada setiap akhir
periode selama n periode dengan tingkat bunga i%, maka
berapa besar F rupiah yang terkumpul pada akhir periode
tersebut ?.
Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i

atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp
12.000.000,00 selama 8 tahun dengan tingkat bunga
6%. Berapa besar uang yang akan terkumpul setelah
akhir periode tersebut ?.
Penyelesaian :
A = Rp 12.000.000,00 ; i = 6% ; n = 8
F = ( Rp 12.000.000,00 )( F/A, 6%, 8 )
= ( Rp 12.000.000,00 )( 9,897 )
= Rp 118.764.000,00
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)

Bila uang sebesar P rupiah di investasikan pada saat sekarang dengan


tingkat bunga i%, maka berapa A rupiah yang dapat diterima setiap
akhir periode selama n periode, sehinggga jumlah uang yang diterima
selama n periode tersebut sesuai dengan modal P rupiah yang
ditanam pada awal periode pertama.
Contoh :
Seorang ayah menabung uang sebesar Rp 17.500.000,00
disebuah bank. Bank tersebut akan membayar sejumlah uang
setiap tahun yang besarnya sama kepada udin anaknya, sebagai
biaya pendidikan. Pembayaran dimulai akhir tahun pertama
selama 7 tahun. Jika tingkat bunga 10% setahun, berapa jumlah
yang akan diterima oleh udin setiap tahunnya ?.

Penyelesaian :
P = Rp 17.500.000,00 ; i = 10% ; n = 7
A = ( Rp 17.500.000,00 )( A/P, 10% , 7 )
= ( Rp 17.500.000,00 )( 0,2054 )
= Rp 3.594.500,00
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
Untuk dapat menerima uang sebesar A rupiah setiap akhir
periode, selama n periode dengan tingkat bunga i, maka berapa
besar modal yang harus ditanam pada awal periode pertama ?.

▪ Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }

atau P = A ( P/A, i , n )
Contoh :
Perusahaan Go Public mempunyai kewajiban untuk membayar
‘royalti’ sebesar Rp 250.000,00 setiap akhir tahun selama 5 tahun
berturut-turut. Jika perusahaan tersebut menyetujui membayar
sekaligus pada awal tahun pertama dengan tingkat bunga sebesar
15%, maka berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh perusahaan
tersebut ?.

Penyelesaian :
A = Rp 250.000,00; i = 15%; n = 5
P = ( Rp 250.000,00 )( P/A , 15%, 5 )
= ( Rp 250.000,00 )( 3,3522 )
= Rp 838.050,00.
C. Uniform Gradient Series Factor

Pembayaran per periode kadang-kadang tidak dilakukan dalam


suatu seri pembayaran yang besarnya sama, tetapi dilakukan
dengan penambahan/pengurangan yang seragam pada setiap
akhir periode.

Misalnya : Rp 100.000,00 ; Rp 90.000,00 ; Rp 80.000,00 ; dst,


untuk seri pembayaran dengan penurunan yang seragam atau Rp
100.000,00 ; Rp 150.000,00 ; Rp 200.000,00 ; dst, untuk seri
pembayaran dengan kenaikan yang seragam.

Cara pembayaran tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai


berikut :
A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G

A1+G

A1

/ /
•0 1 2 3 n-1 n

Rumus : A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n – 1]
= G (A/G, i , n)

Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan jumlah
yang sama
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = “gradient”, perubahan per periode
n = jumlah periode

Contoh :
Si Doel pada thn pertama merencanakan menginvestasikan
uangnya sebesar Rp 10.000.000,00 dari sebagian hasil usahanya.
Ia merasa bahwa kemampuannya menginvestasikan uangnya
bertambah Rp 200.000,00 tiap tahun, dimana hal ini berlangsung
selama 9 tahun berikutnya. Bila tingkat bunga adalah 8%, berapa
rata-rata tabungan Si Doel setiap tahunnya?
Penyelesaian :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 jt
10.2

10.4
10.6
10.8
11
11.2

11.4
11.6
11.8
A = A1 + A2
= A1 + G (A/G, 8, 10)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 200.000,00 (3,8713)
= Rp 10.000.000,00 + Rp 774.260,00
= Rp 10.744.260,00

D. Aliran Kas Yang Tidak Teratur


Pada pembahasan sebelumnya aliran kas yang teratur dimana
aliran kas terjadi sekali (tunggal) atau terjadi beberapa kali atau
terjadi perubahan tetapi secara seragam. Pada aliran kas yang
tidak teratur besarnya aliran kas pada tiap periode tidak memiliki
pola yang teratur.
Untuk itu menangani permasalahan aliran kas yang tidak
teratur harus melakukan konversi satu persatu ke awal atau ke
akhir periode sehingga didapat nilai total dari P, F atau A dari aliran
kas tersebut.
Contoh :
Dari diagram alir gambar dibawah, dengan tingkat bunga 12%
tentukan nilai P, F dan A dari keseluruhan aliran kas tersebut.

Gambar Cash Flow :


0 1 2 3 4 5

Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000

Rp 10.000
Rp 12.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka


dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :
P0 = Rp 6.000
P1 = Rp 10.000 (P/F, 12%, 1) = Rp 10.000 (0.8929)
= Rp 8.929
P2 = Rp 3.000 (P/F, 12%, 2) = Rp 3.000 (0.7972)
= Rp 2.391,6
P3 = 0
P4 = Rp 12.000 (P/F, 12%, 4) = Rp 12.000 (0.6355)
= Rp 7.626
P5 = Rp 8.000 (P/F, 12%, 5) = Rp 8.000 (0.5674)
= Rp 4.359,2

Nilai P dari keseluruhan aliran kas tersebut adalah :


P = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= Rp 6.000 + Rp 8.929 + Rp 2.391,6 + 0 + Rp 7.626 + Rp
4.359,2
= Rp 29.485,8

Dengan didapatkannya nilai P maka Nilai F (pada tahun ke 5) dan


Nilai A (selama 5 tahun) dapat dihitung sebagai berikut :
F = P (F/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (F/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (1.762) = Rp 51.95398 dan

A = P (A/P, i%, N)
= Rp 29.485,8 (A/P, 12%, 5)
= Rp 29.485,8 (0.27741)
= Rp 8.179,66
Suku Bunga :
1. Bunga sederhana (simple interest)/bunga nominal
contoh : Pinjam Rp 100 juta
Bunga Rp 1,5 juta/bulan

2. Bunga majemuk (compound interest)/bunga efektif

Dalam ekonomi teknik “bunga mejemuk” yang dipakai


Time Value of Money
Konsep nilai uang terhadap waktu
Sejumlah uang yang nilainya dipengaruhi oleh perjalanan waktu, Dimana nilai gunanya/efektifnya sama, padahal nilai
nominalnya tidak sama

EKIVALENSI
Ilustrasi Pinjaman yang berbunga
Contoh : Pokok pinjaman : Rp 10.000.000,-
Jangka waktu : 5 tahun
Suku bunga : 10 % / tahun

Ada 4 cara pengembalian :


1. Tiap tahun dibayar bunganya saja, kemudian pada tahun terakhir
dibayarkan
pokok pinjaman
2. Tiap tahun dibayarkan bunganya dan angsuran sama rata dari pokok
pinjaman

3. Tiap tahun tidak dibayarkan apa-apa, baru pada tahun terakhir dibayarkan
seluruh pokok pinjaman beserta seluruh bunga-bunganya
4. Tiap tahun dibayarkan suatu angsuran yang sama besar

Catatan : A/P ; 10 % ; 5 = 0,26380


Soal-soal Latihan

1. Seorang investor meminjam uang dari sebuah bank sebesar $


100.000 dengan suku bunga pertahun sebesar 12%. Investor
bermaksud mengembalikan pinjamannya tersebut pada akhir
tahun ke 10. Berapakah uang yang harus dibayarkan kelak?

2. Seorang investor berkeinginan mengivestasikan uangnya pada


tahun ini pada sebuah bank yang memberikan suku bunga 15%
pertahun. Dia berharap setelah 10 tahun jumlah uang yang
diinvestasikan akan mencapai jumlah sebesar $200.000.
Berapakah uang yang harus diinvestasikan sekarang?

3.Tentukan besarnya nilai sekarang (Present Value) dari cash flow


berikut ini dengan suku bunga 10 % per tahun :
3.
$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000 $ 2.000
(+)

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(-)
$ 3.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?

5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan


uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir
tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama
masing-masing Rp 10 juta /tahun.
6. Pada awal tahun 2003 karena keperluan mendadak dia
mengambil pinjaman tambahan 20 juta rupiah. Berapakah
kekayaan investor tersebut pada tahun 2007? Bunga Bank yang
berlaku 10%/tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40 juta pada awal
tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank
yang sama yang besarnya adalah sebagai berikut :

Akhir tahun Pinjaman


2002 10 juta
2002 10 juta
2003 30 juta
2004 20 juta
2006 20 juta

Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau bahkan
berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang
atau hutang tersebut pada akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
%/tahun.
Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga
F = P (F/P ; 15 % ;
10)
1. Bila Rp 1.000.000,-
ditabung pada 1-1-1994 = 1.000.000 x
dengan suku bunga 15 4,0456
% per tahun, berapa = Rp 4.045.600,-
nilai tabungan itu pada
1-1-2004.
2. Berapa harus ditabung
pada 1-1-1995, dengan P = F (P/F ; 20 % ; 5)
suku bunga 20 % per = 10.000.000 x
tahun agar nilai 0,4019
tabungan itu menjadi = Rp 4.019.000,-
Rp 10.000.000,- pada
1-1-2000.
3. Bila Rp 10.000.000,-
ditabung pada 1-1-1999
dengan suku bunga 25 %
A = P (A/P ; 25 % ; 6)
per tahun, berapa bisa = 10.000.000 x
diambil tiap tahun sejumlah 0,33882
yang sama besar dari = Rp 3.388.200,-
1-1-2000 sampai dengan
1-1-2005 sehingga sisa
tabungan itu persis habis.
Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga
F = A (F/A ; 12 % ;
4. Bila Rp 1.000.000,-
7)
ditabung tiap tahun
dari 1-1-1999 sampai = 1.000.000 x
1-1-2005 dengan suku 10,089
bunga 12 %/tahun, = Rp 10.089.600,-
berapa nilai tabungan
itu pada 2005

5. Berapa harus ditabung A = F (A/F ; 15 % ; 9)


sejumlah yang sama
= 10.000.000 x
besar tiap tahun dari
1-1-1992 sampai 1-1-2000
0,059957
dengan suku bunga 15 = Rp 599.570,-
%/tahun, agar nilai
tabungan itu menjadi Rp
10.000.000,- pada tahun
2000 P = A (P/A ; 20 % ;
6. Berapa harus ditabung 8)
pada 1-1-1997 dengan = 1.000.000 x
suku bunga 20 %/tahun, 3,837
agar bisa diambil Rp = Rp 3.837.000,-
1.000.000,- tiap tahun dari
1-1-1998 sampai dengan
1-1-2005
Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga
7. Berapa harus ditabung pada 1-1-1996 dengan suku bunga 15 % per tahun agar
bisa diambil setiap tahun berturut-turut sbb :

Sehingga sisa tabungan itu persis habis


P = G (P/G ; 15 % ; 5)
= 500.000 x 5,7751
= Rp 2.887.550,-
8. Berapa harus ditabung sejumlah yang sama besar tiap tahun dari 1-1-1996
sampai dengan 1-1-2001 dengan suku bunga 20 % per tahun, agar bisa diambil
tiap tahun berturut-turut sbb :
A = G (A/G ; 20 % ;
6)
= 1.000.000 x 1,98
= Rp 1.980.550,-

Sehingga sisa tabungan itu persis habis


Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga
9. Berapa modal yang harus diinvestasikan sekarang dengan suku bunga 5 % per
tahun, agar dapat disediakan Rp 12.000.000,- pada tahun ke 5; Rp 12.000.000,-
pada tahun ke 10; Rp. 12.000.000,- pada tahun ke 15, dan Rp 12.000.000,- pada
tahun ke 20

Jawab :
n1 = 5 ; n2 = 10; n3 = 15 ; n4 = 20
F1 = 12 juta F2 = 12 juta F3 = 12 juta F4 = 12 juta

P1 = F1 (P/F ; 5 %; 5) = 12.000.000 (0,7835) = 9.402.000,-


P2 = F2 (P/F ; 5 %; 10) = 12.000.000 (0,6139) = 6.367.000,-
P3 = F3 (P/F ; 5 %; 15) = 12.000.000 (0,4810) = 5.720.000,-
P4 = F4 (P/F ; 5 %; 20) = 12.000.000 (0,3769) = 4.523.000,-

Jadi modal yang harus diinvestasikan :


P1 + P2 + P3 + P4 = Rp 27.064.000

Atau F1 = F2 = F3 = F4

P = F (P/F ; 5 %; 5) (P/A ; 5 %; 20)


= 12.000.000 (0,18097) (12,462)
= Rp 27.063.000
Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga
10. Seseorang mendepositokan uang sekarang Rp 20.000.000,-; 2 tahun kemudian
RP 15.000.000,-; 4 tahun kemudian RP 10.000.000,-. Suku bunga 8 % per tahun.
Berapa jumlah total pada tahun ke 10 ?
Jawab :
n1 = 10 ; n2 = 8; n3 = 6 ;
F = F1 + F2 + F3
= P1 (F/P; 8 %; 10) + P2 (F/P; 8 %; 8) + P3 (F/P; 8 %; 6)
= 20 juta (2,1589) + 15 juta (1,8509) + 10 juta (1,5869)
= Rp 86.810.000,-
11. Seorang bapak memberi hadiah ultah sebesar RP 1.000.000,- per tahun dalam
bentuk tabungan, yaitu dari ultah ke 1 - 18; suku bunga 20 % per tahun. Sejak
ultah ke 19 – 25 si anak mengambil sejumlah Rp 3.000.000,- per tahun. Berapa
kelebihan/kekurangan tabungan tersebut ?
Jawab :
F1 = A1 (F/A ; 20 % ; 18)
= 1.000.000 (128,117)
= Rp 128.117.000,-
Contoh-Contoh Penggunaan Rumus Bunga

Seandainya tidak diambil sampai dengan ultah ke 25 menjadi :

F2’ = P2’ (F/P ; 20 % ; 7)


= 128.117.000 (3,5832)

F2
= Rp 459.068.830,-

= A2 (F/A ; 20 % ; 7)
= 3.000.000 (129,16)
= Rp 387.480.000,-
} F = F 2’ - F 2
= 459.068.830 – 387.480.000
= Rp 71.588.830,-

12. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan suatu mesin pada akhir tahun pertama
Rp 155.000.000,-, dan naik tiap tahun Rp 35.000.000,- selama 7 tahun. Berapa
uang yang harus disediakan sekarang untuk pengoperasian dan pemeliharaan
selama 8 tahun dengan suku bunga 6 % per tahun

Jawab :
P = 155 juta (P/A; 6 %; 8) + 35 juta (P/G; 6 %; 8)
= 155 juta (6,210) + 35 juta (19,842)
= Rp 1.657.200.000,-

Anda mungkin juga menyukai