Anda di halaman 1dari 46

ENGINEERING

ECONOMICS

(Ekonomi Teknik)
Program Sarjana Terapan (Diploma 4)
Politeknik Manufaktur Bandung

Disusun Oleh:

Mohammad Nurdin, ST, MBA


Engineering Economy

2
mdnd©2009
Engineering Economy

DAFTAR ISI
1 PENDAHULUAN 3
1.1 Konsep Ekuivalensi 4
1.2 Perumusan Tingkat Bunga 4
1.3 Metoda Perbandingan 5
2 KONSEP EKUIVALENSI NILAI UANG TERHADAP WAKTU 6
2.1 Bunga Sederhana (Simple Interest) atau Bunga Tunggal. 6
2.2 Bunga Berbunga (Compound Interest) atau Bunga Majemuk 6
2.3 Nilai Sekarang (Present Worth / Present Value) 8
2.4 Pembayaran Uniform (Uniform Serie Payment) 8
2.5 Penerimaan Teratur (Capital Recovery) 9
2.6 Nilai Sekarang Pembayaran Uniform (Present Value Uniform Series) 9
2.7 Uniform Gradient10
2.8 Tabel Bunga 11
2.9 Hubungan Berbagai Faktor Bunga 11
2.10 Contoh Persoalan 13
3 TEKNIK EVALUASI RENCANA INVESTASI 17
3.1 Analisis Nilai Sekarang (Present Value Analysis) 17
3.1.1 Perioda Penelaahan Yang Sama 17
3.1.2 Perioda Penelaahan Yang Berbeda 19
3.1.3 Perioda Analisis Tidak Terbatas (Ongkos Kapitalisasi) : 21
3.2 Analisis Nilai Tahunan (Annual Cost Analysis) 24
3.2.1 Periode Analisis yang Sama 24
3.2.2 Periode Analisis yang Berbeda 24
3.2.3 Perioda Analisis Tak Hingga 25
3.3 Analisis Laju Pengembalian (Rate of Return Analysis) 26
3.3.1 Situasi Pengembalian 28
3.4 Analisis Rasio Manfaat - Ongkos (Benefit - Cost Ratio) 31
3.5 Analisis Periode Pengembalian (Payback Period Analysis) 32
4 DEPRESIASI 35
4.1 Pengertian 35
4.2 Metoda Perhitungan 36
4.2.1 Metode Garis Lurus (Straight Line) 37
4.2.2 Metode Penurunan Saldo (Declining Balance) 37
4.2.3 Metode sisa umur / jumlah angka tahun (Sum of Year Digits) 37
4.2.4 Metoda Garis Lurus Berganda Tertentu (DB with Conversion to SL) 37
4.2.5 Metode Penyimpanan Dana (Accelerated Cost Recovery System) 37
4.2.6 Metoda Unit Produksi (Unit of Production) 38
5 ANALISIS PENGGANTIAN (Replacement) 39
5.1 Defender dan Challenger 39
5.2 Umur Ekonomis (Economic Life) 40
6 CAPITAL RATIONING 43

3
mdnd©2009
Engineering Economy

1 PENDAHULUAN
Kegiatan Rekayasa (Engineering) tidak hanya sebatas analisis dan perancangan (design) saja tapi
akan berakhir pada pemenuhan kebutuhan / kepuasan manusia agar bisa hidup lebih nyaman dan
aman sebagai tujuan akhir dari kegiatan rekayasa.
Kenyamanan dan keamanan tersebut harus dipilih melalui kajian-kajian baik yang sifatnya teknis
maupun non teknis (diantaranya adalah faktor ekonomisnya). Sehingga kegiatan engineering
harus memperhatikan hal ekonomonis tersebut, maka ada kegiatan pengkajian ekonomis untuk
kegiatan-kegiatan rekayasa (Engineering Economy).
Engineering Economy merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan atau pemilihan
alternatif teknologi dengan menggunakan kriteria ekonomi.
Persoalan pokok yang dibahas adalah bagaimana kita bisa menilai apakah setiap cara tindakan
yang diusulkan itu akan terbukti ekonomis untuk jangka panjang, jika dibandingkan dengan
alternatif-alternatif lain yang mungkin. Penilaian demikian memerlukan studi ekonomi yang
matang.
Studi ekonomi bisa didefinisikan sebagai sebuah perbandingan antara alternatif-alternatif dimana
perbedaan di antara alternatif tersebut dinyatakan dalam bentuk uang atau satuan moneter (dalam
Rupiah, Dollar, Yen, Foundsterling, Yuan, Euro, dsb.) karena dalam studi ini banyak pertimbangan
teknik, maka dinamakan studi ekonomi teknik.
Rekayasa bukan Ilmu Pengetahuan, tapi merupakan aplikasi dari Ilmu Pengetahuan (applied
science). Rekayasa adalah suatu cara/seni dalam menggabungkan ketrampilan dan
kecerdikan/kelihaian dalam mengadaptasi pengetahuan untuk digunakan dalam kemanusiaan.
Pemanfaatan hasil rekayasa menjadi sebuah alat/mesin atau metoda dinamakan teknologi
(applied engineering)
Dalam sebuah buku ditulis pengertian engineering sebagai berikut:
Engineering is the profession in which a knowledge of mathematical and natural science
gained by study, experience, and practice is applied with judgment to develop ways to
utilize, economically, the materials and forces of nature for the benefit of mankind
The Role of Scientist is to add to mankind’s accumulated body of systemic knowledge and
to discover universal laws of behavior
The Role of Engineer is to apply this knowledge to particular situations to produce products
and services
(The Accreditation Board for Engineering and Technology, “Engineering Economy”, 8th Edition by G J. Thuesen, and W J. Fabrycky,
Printice Hall, USA, 1993).

Untuk seorang engineer, pengetahuan bukanlah akhir dari kegiatannya tapi itu adalah merupakan
bahan dasar dari mana dia memakai (passions) struktur, sistem, produk dan pelayanan.
Engineer selalu terlibat dalam penggabungan-penggabungan dari determinasi bahan, kekuatan,
informasi dan SDM yang akan menghasilkan tujuan seperti yang diharapkan.
Ilmu pengetahuan adalah merupakan landasan tempat para engineer membangun kearah
pengembangan pemenuhan kebutuhan manusia, yang diteruskan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan aplikasinya melalui kegiatan rekayasa secara mengglobal sehingga standar
hidup secara umum akan sesuai dengan yang diharapkan dan bahkan meningkatkan kebutuhan /
permintaan pada barang dimana hal tersebut berkontribusi terhadap keinginan manusia untuk
4
mdnd©2009
Engineering Economy

hidup nyaman, aman dan menarik/indah. Untuk itu seorang Engineer akan dihadapkan pada dua
lingkungan yang saling berhubungan, yaitu fisik dan ekonomi.

1.1 Konsep Ekuivalensi


Pertumbuhan uang dalam waktu harus diperhitungkan di semua kombinasi dan perbandingan
pembayaran
(J.C.L. Fish, Engineering Economic, 2th Edition, New York, Mc Graw Hill Book Co., Inc., 1923)

Kebanyakan persoalan di dalam ekonomi melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam
jangka panjang. Di dalam persoalan semacam itu perlu untuk mengenal nilai waktu dari uang
(time value of money); karena terdapatnya “bunga”(~ hasil), satu rupiah sekarang berharga lebih
banyak dari pada satu rupiah tahun depan atau saat mendatang lainnya.
Nilai uang : Besar dan waktu
Nilai uang sebesar X pada tahun ke-n
Nilai uang sebesar Y pada tahun ke-(n+1)
Contoh : Si A pinjam uang sebesar Rp 5.000.000,- dengan tingkat “suku bunga” 6 % pertahun
dan masa pinjaman 5 tahun.
Persoalan : Berapa nilai pengembalian pinjaman tersebut (Rp 6.500.000,-)

1.2 Perumusan Tingkat Bunga


Tingkat suku bunga adalah rasio antar bunga yang dibebankan atau dibayarkan di akhir periode
waktu, biasanya satu tahun atau kurang, dari uang yang dipinjam pada awal periode itu. Jadi bila
bunga sebesar 6.000 IDR dibayarkan pertahunnya untuk pinjaman sebesar 100.000 IDR, tingkat
suku bunga adalah 6.000/100.000 sama dengan 0.06 pertahun. Ini biasanya dinyatakan sebagai
tingkat suku bunga 6%.
Meskipun bunga sering dibayar lebih dari sekali dari setahun, tingkat suku bunga pertahun
biasanya adalah apa yang dimaksud dengan tingkat suku bunga yang disebutkan.
Notasi dalam perhitungan ekonomi teknik secara umum adalah sebagai berikut :

P : Present Value = Nilai Sekarang


F : Future Value = Nilai yang akan datang
A : Annual Value = Nilai Tahunan (sama/flat)
i : interest rate = Tingkat suku bunga
n : perioda

Rumusan Standar:
a. Faktor Bunga :
● Compound Amount
● Present Worth
● Sinking Fund
● Series Compound Amount
● Capital Recovery
● Series Present Worth
● Gradient Present Worth
b. Diagram Cash Flow :

5
mdnd©2009
Engineering Economy

Cash Flow : Perkiraan semua pengeluaran (out flow) dan penerimaan (in flow) yang
terjadi selama umur analisis alternatif.

1.3 Metoda Perbandingan


a. Present Value ~ Cash Flow dari alternatif dinyatakan dengan nilai ekivalennya pada
tahun ke-0 (nilai sekarang)
b. Annual Value ~ Cash Flow alternatif dinyatakan dengan nilai ekivalen tahunannya.
c. Internal Rate of Return ~ Cashflow alternatif dinyatakan dengan tingkat pengembalian.
d. Benefit Cost Ratio ~ pembandingan antara benefit (manfaat ~ inflow) dengan ongkos
(cost ~ outflow) dari alternatif.
e. Payback Period ~ periode pengembalian, yaitu saat inflow = outflow

2 KONSEP EKUIVALENSI NILAI UANG TERHADAP WAKTU


Dalam mempelajari kegiatan investasi, pengertian bunga uang perlu diketahui. Bunga jika dilihat
dari sisi organisasi usaha ataupun individu dapat dipandang sebagai ongkos atas sewa uang.
Sebagai contoh apabila kita memiliki sejumlah uang tertentu dan uang tersebut digunakan sebagai
modal usaha, maka kita harus memikirkan bahwa usaha tersebut harus dapat memberikan
keuntungan. Dengan demikian penyewaan uang untuk digunakan pada usaha itu harus dapat
memberikan ongkos sewa tertentu.
Dalam pengertian lain bunga atau suku bunga dapat didefinisikan sebagai uang yang dibayarkan
untuk penggunaan uang yang dipinjam atau secara luas dapat juga dikatakan bahwa bunga
sebagai pengembalian yang bisa diperoleh dari investasi modal yang produktif.
Kebanyakan persoalan dalam ekonomi melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam
jangka panjang. Di dalam persoalan semacam itu perlu untuk mengetahui nilai waktu dari uang.
Karena adanya faktor bunga ini maka nilai seribu rupiah pada saat sekarang tidak akan sama
dengan seribu rupiah pada tahun yang akan datang.
Tingkat suku bunga adalah rasio antara uang yang dibebankan atau yang dibayarkan di akhir
periode waktu yang ditetapkan sebelumnya dengan uang yang dipinjamkan pada awal periode itu.
Setiap pembayaran di masa datang (seri pembayaran) yang tepat akan membayar kembali jumlah
sekarang dengan bunga yang ditetapkan adalah ekuivalen dengan jumlah yang sekarang. Jumlah
sekarang adalah nilai sekarang dari setiap pembayaran di masa datang (seri pembayaran) yang
tepat akan membayar kembali jumlah sekarang itu dengan bunga pada tingkat yang ditentukan.
Perhitungan-perhitungan ekuivalensi sangat penting untuk membandingkan seri pembayaran uang
dan waktu, oleh karena itu perhitungan ekuivalensi ini diperlukan dalam analisis ekonomi teknik.
Hal-hal yang perlu diketahui adalah:

2.1 Bunga Sederhana (Simple Interest) atau Bunga Tunggal.


Bunga yang harus dibayar pada setiap periode tidak dimasukkan kedalam pokok pinjaman.
Jika sejumlah uang dengan nilai Rp.1.000,- diusahakan selama 3 tahun dengan tingkat suku
bunga sebesar 5 % pertahun, maka setelah 3 tahun nilai uang tersebut menjadi Rp.1.150,-.
Nilai ini diperoleh dari :
Bunga pertahun = 5% x Rp.1.000,- = Rp. 50,-
Bunga selama 3 tahun = 3 x Rp.50,- = Rp. 150,-
6
mdnd©2009
Engineering Economy

Pengembalian Modal = Rp.1.000,-


Jumlah = Rp.1.150
Jika :
F = Nilai Uang saat n tahun
P = Nilai Uang saat ini
i = Tingkat Suku Bunga (%)
n = Periode Waktu (biasanya tahun)

Maka : ................................... (1)

2.2 Bunga Berbunga (Compound Interest) atau Bunga Majemuk


Persoalan bunga berbunga dikelompokan dalam:
• Bunga Diskrit
• Bunga Kontinyu
Bunga diskrit berarti bahwa nilai bunga diperhitungkan pada setiap akhir periode waktu selama
periode penelaahannya (biasanya selama satu tahun disebut juga bunga nominal).
Bunga kontinyu diasumsikan bahwa bunga dihitung dan ditambahkan ke pinjaman pokok setiap
saat selama satu tahun, jadi bunga bisa dihitung tiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan sekali
(bunga efektif).
Dalam pembahasan ekonomi teknik, bunga yang dipakai adalah bunga yang dihasilkan dari suatu
penyimpanan uang, akan diperhitungkan pada akhir periode analisisnya yang merupakan
akumulasi bunga pada setiap akhir periode waktu dan diperhitungkan sebagai pokok pinjaman
untuk periode berikutnya.

Contoh : Jika sejumlah uang sebesar Rp.1.000,- disimpan dengan tingkat bunga 5 %
pertahun, maka pada akhir tahun ketiga nilai uang tersebut menjadi Rp.1.157,60,-
dengan perhitungan sebagai berikut :

Tahun Juml. Uang yang disimpan Bunga 5 % pada tahun yang Jumlah Uang akhir pada
Ke- pada awal tahun bersangkutan tahun ybs.

1 Rp.1.000,- 5%xRp.1.000,- =Rp.50,- Rp.1.050,-


2 Rp.1.050,- 5%xRp.1.050,-=Rp52,50,- Rp.1.102,50,-
3 Rp.1.102,50,- 5%xRp.1.102,50,- Rp.1.157,60,-
= Rp.55,10,-

Untuk mendapatkan formula yang lebih umum, maka dari pola tabel tadi dapat diformulasikan
dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Tahun ke- Nilai Awal Bunga Nilai Akhir

1 P Pi P+Pi = P(1+i)
2 P(1+i) P(1+i)i P(1+i)+ P(1+i)i = P(1+i)2

7
mdnd©2009
Engineering Economy

3 P(1+i)2 P(1+i)n-1 i P(1+i)n-1 + P(1+i)n-1 i


= P(1+i)n-1 (1+I)
= P(1+i)n

F = P(1+i)n ..................................................... (2)

Contoh : Nilai uang yang disimpan pada awal tahun Rp.1.000, dengan Tingkat Suku Bunga 5%
pertahun. Berapa nilai uang setelah disimpan selama 3 tahun.

Solusi : P = Rp.1.000,- i = 5 % dan n = 3


F = P(1+i)n = Rp.1.000,- (1+0,05)3 = Rp.1.000,- x (1,05)3 = Rp.1.158,-

Model Diagram Aliran Kas (Cash Flow Diagram/CFD):

2.3 Nilai Sekarang (Present Worth / Present Value)


Seringkali kita menghadapi persoalan untuk menentukan berapa penyimpanan yang harus
dilakukan saat ini, apabila dengan tingkat bunga tertentu dan periode waktu tertentu kita
menginginkan sejumlah uang tertentu di masa datang.
Misalkan kita menginginkan sejumlah uang dimasa datang sebesar F, dengan suku bunga i dan
tenggang waktu n, maka nilai sekarang P diperoleh dengan cara memanipulasikan persamaan (2).

F = P(1+i)n P = F(1+i)-n ..................................... (3)

Contoh : F = Rp.1.158,- ; i = 5 %; n = 3
P = Rp.1.158 (1+0,05)-3 =Rp.1.158 (0,8638) = Rp. 1.000,-

2.4 Pembayaran Uniform (Uniform Serie Payment)


Apabila setiap periode dilakukan pembayaran dengan jumlah yang sama untuk setiap periodenya
(sejumlah A), maka nilai uang akhir pada periode penelaahan dengan tingkat bunga dan tenggang
waktu tertentu adalah :

F = A + A(1+i)1 + A(1+i)2 + A(1+i)3 + .......... A(1+i)n-1


F = A { 1 + (1+i)1 + (1+i)2 + (1+i)3 + .......... (1+i)n-1 } ......................... (a)
8
mdnd©2009
Engineering Economy

Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan (1+i), diperoleh :

(1+i) F = (1+i) A { 1 + (1+i)1 + (1+i)2 + (1+i)3 + .......... (1+i)n-1 } ......... (b)


= A { (1+i)1 + (1+i)2 + (1+i)3 + (1+i)4 + .......... (1+i)n }

Jika persamaan (b) dikurangi persamaan (a), akan diperoleh :

(1+i) F - F = A { (1+i)n - 1 }

iF = A { (1+i)n - 1 }

F = A {(1+i)n - 1} / i ................................... (4)

atau A = Fi /{(1+i)n - 1} ..................................... (5)

Contoh : 1) A = Rp1.000,- ; i = 4% ; n = 4 tahun

F = Rp.1.000,- {(1+0.04)4 - 1}/ 0.04 = Rp.4.246,46,-

2) F = Rp.4.246,46,- ; i = 4% ; n = 4 tahun

A = Rp.4.246,46,- (0.04) / {(1+0.04)4 - 1} = Rp.1.000,-

2.5 Penerimaan Teratur (Capital Recovery)


Apabila pada saat awal disimpan sejumlah uang sebesar P dengan tingkat bunga i % dan lama
tertentu n, maka penerimaan yang terdapat pada setiap periode A diperoleh dengan
mensubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (5).

(2) ...................... F = P (1+i)n

(5) ...................... A = Fi / { (1+i)n - 1 }


A = { P (1+i)n } * i / { (1+i)n - 1 }
A = P i(1+i)n /(1+i)n - 1 .......................... (6)

Contoh : P = Rp.10.000,- ; i = 4% ; n = 5 Tahun ; A = ?


9
mdnd©2009
Engineering Economy

A = 10.000 [(0.04 (1+0.04)5 ] / [(1+0.04)5 -1]


A = 10.000 (0.2246)
A = Rp.2.246,30,-

2.6 Nilai Sekarang Pembayaran Sama (Present Value Uniform Series)


Apabila pada setiap akhir periode dilakukan pembayaran sebesar A untuk selama n periode
dengan tingkat suku bunga sebesar i %, maka dengan memperhatikan persamaan (6), nilai
sekarang dapat diperoleh:

P = A {(1+i)n - 1} / i(1+i)n ............................. (7)

Contoh : A = Rp.1.000,- ; i = 6% ; n = 6 Tahun ; P = ?

P = 1000 { (1+0.06)6 - 1 } / {0.06 (1+0.06)6}


= 1000 (4.917)
= Rp.4.917,-

2.7 Gradien Teratur (Uniform Gradient)


Seringkali nilai Cash Flow tahunan tidak dalam nilai yang besarnya konstan A, tetapi menunjukan
nilai yang semakin naik atau turun dengan tingkat perubahan yang konstan yang disebut Gradient,
seperti terlihat pada tabel sebagai berikut:

Tahun Uraian Cashflow ke dalam A dan G


Ke- Cash Flow
Tahunan (A) Kenaikan (G)
0 -10.000,-
1 3.000,- 3.000,-
2 5.000,- 3.000,- 2.000,- (G)
3 7.000,- 3.000,- 4.000,- (2G)
4 9.000,- 3.000,- 6.000,- (3G)
5 11.000,- 3.000,- 8.000,- (4G)

10
mdnd©2009
Engineering Economy

Contoh lain dari bentuk Gradient ini adalah misalnya pengeluaran untuk biaya perawatan mesin-
mesin yang manunjukan kenaikan atau penurunan yang sama setiap tahunnya.
Penurunan atau kenaikan dengan jumlah yang sama ini disebut Gradient Uniform.

F = G {[(1+i)n-1 -1/i]+[(1+i)n-2 -1/I] .... +[(1+i)2 -1/I]+[(1+i)1 -1/i] }


F = {G /i} {[(1+i)n-1 ]+[(1+i)n-2 ] .... +[(1+i)2 ]+[(1+i)1 ]-(n-1) }
F = G /i [(1+i)n-1 +(1+i)n-2 .... +(1+i)2 +(1+i)1 +1] - nG/i

F = G/i {[(1+i)n-1 -1/i]n} ..................................... (8)


Bila persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (8), maka diperoleh hubungan P dan G :
P = {G/[i(1+i)n -1]} - {[(1+i) -1/i]n} ................... (9)
dan bila persamaan (5) disubstitusikan ke persamaan (8) diperoleh :
A = G {[1/i] - [n/(1+i)n -1]} ............................... (10)

2.8 Tabel Bunga


Untuk memudahkan perhitungan faktor bunga, dapat digunakan tabel bunga. Tabel bunga berisi
faktor bunga untuk suku bunga i dan periode n tertentu.

Faktor Formula Notasi

1. Pembayaran Tunggal Bunga Berbunga


( Single Payment Compound Factor ) (F/P, i %, n)

2. Pembayaran Tunggal Nilai Sekarang


( Single Payment Present Value Factor ) (P/F, i %, n)

11
mdnd©2009
Engineering Economy

3. Pembayaran Unuform
( Series Compound Amount Factor ) (F/A, i %, n)

4. Simpanan Teratur
( Singking Fund Factor ) (A/F, i %, n)

5. Penerimaan/ Pengembalian Modal Teratur


( Capital Recovery Factor ) (A/P, i %, n)

6. Nilai Sekarang Pembayaran Uniform


( Series Present Value ) (P/A, i %, n)

7. Gradient Uniform series


(A/G, i %, n)
8. Gradient Present Value
(P/G, i %, n)

2.9 Hubungan Berbagai Faktor Bunga

1). Faktor Bunga (F/P) dan (P/F) saling berkebalikan

(F/P, i %, n) = 1 / (P/F, i %, n)

2). Faktor Bunga (F/A) dan (A/F)

(F/A, i %, n) = 1 / (A/F, i %, n)

3). Faktor Bunga (A/P) dan (P/A) saling berkebalikan

(A/P, i %, n) = 1 / (P/A, i %, n)

4). Faktor Bunga (P/A) sama dengan penjumlahan faktor bunga (P/F) dari periode ke-1
sampai ke-n.

(P/A, i %, n) = (P/F, i %, n)

5). Faktor Bunga (F/A) sama dengan satu ditambah penjumlahan faktor bunga (F/P) dari
periode ke-1 sampai ke-n

6). Faktor Bunga (A/P) sama dengan faktor bunga (A/F) ditambah dengan i.

2.10 Contoh Persoalan

NO CONTOH PERSOALAN SOLUSI

1 Jika Rp.1.000,- diinvestasikan dengan bunga 6 % pada 1 F = P(F/P, 6%, 10)


12
mdnd©2009
Engineering Economy

Januari 2012, berapa akan diperoleh pada 1 Januari 2022. = 1.000 (1,791)
=1.791
2 Berapa yang harus anda investasikan dengan bunga 6 % P = F (P/F, 6%, 6)
pada 1 Januari 2016, untuk memperoleh Rp.1.791 pada 1 = 1.263
Januari 2022.
3 Berapa nilai sekarang pada 1 Januari 2009, dari Rp.1.263,- P = F (P/F, 6%, 7)
pada 1 Januari 2016, jika bunga 6 % = 840
4 Jika Rp.840,- diinvestasikan dengan bunga 6 % pada 1 A = P(A/P, 6%, 10)
Januari 2009, berapa besar pengambilan yang sama dapat = 114,1
dilakukan selama sepuluh tahun, sehingga dana tidak
tersisa lagi setelah pengambilan ke sepuluh
5 Berapa dana yang akan terkumpul pada akhir tahun ke-10 F = A(F/A, 6%, 10)
jika Rp.114,1,- ditabungkan pada tiap akhir tahun selama 10 = 1.504
tahun dimulai pada tahun 2009 dengan bunga 6%.
6 Berapa yang harus ditabungkan dengan bunga 6 % tiap A = F(A/F, 6%, 7)
tahun selama 7 tahun dimulai 1 Januari 2012 untuk = 179,2
memperoleh dana sebesar Rp.1.504,- pada saat pemasukan
terakhir 1 Januari 2019.
7 Berapa yang harus anda tabungkan dengan bunga 6 % P = A (P/A, 6%, 7)
pada 1 Januari 2012 agar dapat mengambil setiap akhir =1.000
tahun sebesar Rp.179,2,- selama 7 tahun, sehingga dana itu
habis tak tersisa.

Jadi semua hal dari contoh soal tersebut adalah equivalent dengan Rp.1.000 sekarang (1 Januari
2012) :
Rp.1.791,- 10 tahun dari sekarang
Rp 1.263,- 4 tahun dari sekarang
Rp. 840,- 3 tahun sebelumnya
Rp. 114,1 setahun (pembayaran-pembayaran akhir tahun ) untuk 10 tahun mulai 3
tahun yang lalu
Rp. 1.504,- 7 tahun dari sekarang
Rp. 179,2 pengambilan tahunan untuk 7 tahun berikutnya

Soal Latihan

NO SOAL LATIHAN SOLUSI

1 Jika Rp.2.000,- diinvestasikan sekarang, F0 = P0(F/p,4,10)


Rp.1.500,- 2 tahun kemudian, dan F2 = P2(F/p,4,8)
Rp.1.000,- 4 tahun kemudian, semua F4 = P4(F/P,4,6)
dengan bunga 4 %, berapa jumlah total Ftot = F0+F2+F4 = Rp 6.278,5
akan diterima 10 tahun kemudian

13
mdnd©2009
Engineering Economy

2 Berapa jumlah dari Rp 3.500,- untuk 18 F = P (F/P,4.25%,18)


tahun dengan bunga 4.25% F = 3.500 (2,115) = 7.402,5

3 Berapa jumlah majemuk dari Rp.1.000,- F = P (F/P,4%,64)


untuk 64 tahun dengan bunga 4% F = P (F/P,4%,60)(F/P,4%,4)=12.308,4

4 Berapa harus diinvestasikan sekarang pada P5=F5(P/F,5%,5)


bunga 5 %, untuk dapat memperoleh P10=F10(P/F,5%,10)
Rp.1.200,- 5 tahun berikutnya, Rp.1.200,- P15=F15(P/F,5%,15)
10 tahun berikutnya, Rp.1.200,- 15 tahun P20=F20(P/F,5%,20)
berikutnya, dan Rp.1.200,- 20 tahun Ptot = P5+P10+P15+P20 = 2.706,36
berikutnya dan habis.

5 Dalam berapa tahun sebuah investasi P = F (P/F,3%,n)


sekarang sebesar Rp 1.000 akan menjadi (P/F,3%,n) = P/F = 1.000 / 2.000
Rp 2.000 dengan bunga 3 %. n24 = 0,4919 , n23 = 0,5067

6 Sebuah sertifikat tabungan berharga Rp 80 P = F (P/F,i,5)


sekarang akan menjadi Rp 100 dalam waktu (P/F,i,5) = P/F = 80/100 = 0,8
5 tahun. Berapa tingkat suku bunganya. i~4 = 0.8219, i~5=0.7835, i~4.5=0.8025
i~4.563 = 0.8
7 Berapa harus diinvestasikan pada tiap akhir
A=F(a/f,4%,30)
tahun selama 30 tahun dalam sinking fund
A=200.000(0,0178)
(penyimpanan dana) yang berjumlah
A=3.560
sampai Rp 200.000 pada akhir tahun ke-30,
jika bunga 4%.
A=F (a/f,4,18)
8 Berapa harus dikumpulkan di sinking fund
A=200.000 (0,039)
(penyimpanan dana) dari contoh 7 pada
A=7.800
akhir tahun ke-18.

14
mdnd©2009
Engineering Economy

NO SOAL LATIHAN SOLUSI

9 Investasi sekarang sebesar Rp 50.000


P=A(p/a,i,15)
diharapkan untuk menghasilkan penerimaan
(p/a,I,15)=p/a=50.000/7.000= 7,142
sebesar Rp 7.000 setahun selama 15 tahun.
Berapa bunga (rate of return) yang bisa
Tabel p/a ~ 11,125%
diperoleh dari investasi ini.

10 Pada suatu hari seorang bayi laki-laki


dilahirkan, ayahnya memutuskan untuk
membuka dana bagi pendidikannya dengan
memasukkan jumlah tertentu dana pada tiap
hari ulang tahunnya dari yang pertama
sampai yang ke-18, sehingga anak itu bisa
memperoleh Rp 2.000 pada ulang tahun ke-
18, 19, 20, dan 21nya. Jika dana itu
menghasilkan 4% pertahun, berapakah
yang harus dimasukkan pertahun?

11 Berapa yang harus dikeluarkan tiap tahun A= Ptot (a/p, 8,15)


selama 15 tahun untuk menghindari = (P0 + F5(p/f,8,5)+F10(p/f,8.10))(a/p,8,15)
pengeluaran sebesar Rp 1.000 pada tahun = 346,19
ke-0, Rp 1.500 setelah 5 tahun, dan Rp Ptot = Po+P5+P10
2.000 setelah 10 tahun, jika uang bernilai P5 = F5 (p/f,8,5)
8%. P10 = F10 (p/f,8,10)

12 Sebuah peralatan konstruksi baru berharga


Rp 6.000 diperkirakan umurnya 6 tahun,
tanpa nilai sisa (Salvage Value) pada akhir
umurnya. Pengeluaran untuk pajak,
asuransi, perawatan, bahan bakar, dan
pelumas diperkirakan Rp 1.500 untuk tahun
pertama, Rp 1.700 untuk tahun ke-2, Rp
1.900 untuk tahun ke-3, dan terus naik
dengan Rp 200 tiap tahunnya.
Berapa ongkos tahunan uniform ekuivalen
peralatan ini jika tingkat suku bunga adalah
12 %.

NO SOAL LATIHAN SOLUSI

13 Sebuah pabrik peralatan mesin


menawarkan pada anda untuk menyewakan
mesin dengan syarat bayar pertama Rp
2.000 dan uang sewa pada setiap akhir
tahun. Uang sewa tahun pertama ialah Rp
300 dari tahun sebelumnya. Pada akhir
15
mdnd©2009
Engineering Economy

tahun ke-6 mesin dikembalikan ke


perusahaan. Berapa ongkos tahunan
ekuivalen sewa itu, jika bunga 8%.

14 Berapa nilai sekarang pada 12% dari


pengeluaran-pengeluaran yang disebutkan
pada contoh 12

15 Sebuah bank menawarkan cara pinjaman


pribadi yang disebut “cara tujuh persen”.
Bank itu menambahkan 7 % pada uang
pinjaman, si peminjam membayar kembali
seperduabelas dari jumlah ini pada setiap
akhir bulan selama setahun. Untuk pinjaman
sebesar Rp 1.000, pembayaran bulanan
adalah Rp 1.070 /12 = Rp 89.17. Berapa
tingkat suku bunga perbulan, berapa bunga
nominal dan efektif pertahun.

16 Berapa yang harus anda bayarkan setiap


tahun selama 6 tahun mendatang untuk
menghindari pengeluaran sebesar Rp 500
pertahun selam 10 tahun, mulai 5 tahun dari
saat itu, jika uang bernilai 8%.

17 Berapa yang harus ditabungkan pada setiap


awal tahun selama 20 tahun mendatang,
agar menghasilkan Rp 20.000 pada akhir
tahun ke-20 dengan bunga 6%.

3 TEKNIK EVALUASI RENCANA INVESTASI


Konsep ekuivalensi nilai uang terhadap waktu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada
dasarnya menunjukkan suatu logika yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa untuk suatu
tingkat suku bunga yang dipilih, keadaan cash flow suatu rencana investasi akan mempunyai nilai
ekuivalensi pada suatu saat tertentu (future) atau suatu nilai serial (uniform/Annual) tertentu.
Berangkat dari konsep ini, diturunkan beberapa metoda pembandingan yang digunakan untuk
mengevaluasi beberapa rencana investasi yang kemudian membandingkan daya tarik
(attractiveness) relatif dari masing-masing rencana investasi tersebut, sehingga dapat dipilih
rencana investasi terbaik di antara alternatif yang tersedia.
Metoda-metoda perbandingan tersebut adalah:
1. Analisis Nilai Sekarang (Present Value Analysis)
2. Analisis Nilai Tahunan (Annual Cost Analysis)
3. Analisis Laju Pengembalian (Rate of Return Analysis)
4. Analisis Rasio Manfaat-Ongkos (Benefit-Cost Ratio Analysis)
5. Analisis Periode Pengembalian (Payback Period Analysis)

16
mdnd©2009
Engineering Economy

Perlu diketahui bahwa meskipun metoda periode pengembalian (Payback Period) tidak didasarkan
kepada konsep ekuivalensi, tetapi sering digunakan karena mudah dihitung dan dimengerti,
terutama oleh pihak yang tidak akrab dengan konsep ekuivalensi.

3.1 Analisis Nilai Sekarang (Present Value Analysis)


Analisis Nilai Sekarang atau analisis Present Value (PV), digunakan untuk menentukan nilai
ekuivalen pada saat ini dari cashflow penerimaan dan pengeluaran di masa datang untuk suatu
rencana investasi atau asset tertentu. Apabila cashflow di masa datang dapat diperkirakan dengan
pasti, maka dengan tingkat suku bunga yang dipilih dapat dihitung Nilai Sekarang (Present Value =
PV) dari rencana investasi tersebut. Atau suatu aktiva (asset) tertentu apabila cashflow-nya
diketahui dan dengan tingkat suku bunga tertentu pula, maka dapat dihitung harga aktiva tersebut
apabila ingin dijual pada saat ini.
Untuk PV ini horizon perencanaan atau periode penelaahan sangat penting diperhatikan karena
sangat berpengaruh bagi ketepatan penggunaan metoda ini.
Ada tiga kemungkinan situasi yang berbeda bila menggunakan metoda PV, yaitu:
▪ Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki perioda penelaahan
yang sama.
▪ Masing-masing rencana investasi yang akan diperbandingkan memiliki perioda penelaahan
yang berbeda.
▪ Rencana invesatsi memiliki perioda penelaahan yang tak terbatas (n=~)

3.1.1 Perioda Penelaahan Yang Sama


Secara umum dapat dikatakan bahwa permasalahan analisis ekonomi dari suatu rencana
investasi dapat dipecahkan baik oleh metoda PV maupun dengan metoda lainnya.
Permasalahannya adalah pada penentuan kriteria pemilihan alternatif, yaitu harus menggunakan
kriteria yang konsisten.
Dengan metoda PV, sebuah rencana investasi dapat diterima apabila rencana investasi tersebut
mempunyai nilai sekarang bersih (Net Present Value/NPV) yang positif, atau NPV > 0.
Apabila evaluasi rencana investasi dilakukan terhadap beberapa alternatif yang bersifat saling
terpisah (mutualy exclusive), maka kriteria pemilihannya adalah memaksimumkan NPV dari
rencana investasi yang diperbandingkan.
NPV merupakan selisih antara nilai sekarang penerimaan dengan nilai sekarang dari ongkos-
ongkos atau

NPV = PVpenerimaan - PVongkos

Contoh 3-1:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memilih di antara dua mesin
yang ditawarkan. Kedua mesin tersebut A dan B masing-masing mempunyai harga Rp
1.000.000 dan mempunyai umur pakai yang sama, yaitu 5 tahun dan tanpa nilai sisa.
Mesin A diperkirakan dapat menghemat ongkos operasi sebesar Rp.300.000 pertahun.
Mesin B akan menghemat ongkos operasi sebesar Rp.400.000 pada tahun pertama dan

17
mdnd©2009
Engineering Economy

turun sebesar Rp 50.000 pertahun yang menyebabkan penghematan pada tahun ke-2
adalah Rp 350.000 pada tahun ke-3 Rp 300.000 dan seterusnya.
Apabila tingkat suku bunga 7 % pertahun, mesin yang mana yang sebaiknya dipilih?

Solusi 3-1:

Mesin A :
NPV = Rp.300.000,- (P/A,7%,5) - Rp.1.000.000,-
= Rp.300.000,- (4,100) - Rp.1.000.000,-
= Rp. 230.000,-

Mesin B :
NPV = Rp.400.000,- (P/F,7%,1) + Rp.350.000,- (P/F, 7%, 2) + Rp.300.000,- (P/F, 7%,
3) + Rp.250.000,- (P/F, 7%, 4) + Rp.200.000,- (P/F, 7%, 5) - Rp.1.000.000,-
= Rp.257.000,-

Terlihat bahwa NPV Mesin B lebih besar dibandingkan dengan NPV Mesin A, dengan
demikian yang harus dipilih adalah Mesin B.

Contoh 3-2 :
Sebuah perusahaan harus memutuskan untuk memilih satu di antara dua alternatif
mesin, Mesin X atau Mesin Y. Kedua alternatif mesin tersebut mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
Alternatif Harga Penghematan Umur Pakai Nilai Sisa
Pertahun (tahun)
Mesin X 2.000.000 450.000 6 100.000
Mesin Y 3.000.000 600.000 6 700.000
Apabila tingkat suku bunga 8 % pertahun, alternatif mana yang dipilih?

Solusi 3-2 :
Alternatif Mesin X :
NPV = Rp.450.000,- (P/A, 8%, 6) + Rp.100.000,-(P/F, 8%, 6) - Rp.2.000.000,-
= Rp.450.000,- (4,623) + Rp.100.000,- (0,6302) - Rp.2.000.000,-
= Rp.143,37,-

18
mdnd©2009
Engineering Economy

Alternatif Mesin Y :
NPV = Rp.600.000,- (P/A, 8%, 6) + Rp.700.000,- (P/F, 8%, 6) - Rp.3.000.000,-
= Rp.600.000,- (4.623) + Rp.700.000,- (0.6302) - Rp.3.000.000,-
= Rp.214,94,-

NPV Mesin Y > NPV Mesin X, maka yang dipilih adalah Mesin Y.

3.1.2 Perioda Penelaahan Yang Berbeda


Dalam contoh 3-1 dan 3-2, umur pakai dari masing-masing alternatif sama. Dalam praktek
mungkin umur pakai dari alternatif yang dianalisa berbeda. Apabila terjadi perbedaan umur pakai,
maka PV analisis harus dilaksanakan pada kondisi perioda analisis yang sama. Oleh karena itu
PV analisis perlu didahului dengan langkah penyamaan perioda analisisnya.

Contoh 3-3 :
Seandainya umur pakai dari alternatif Mesin X pada contoh 3-2 adalah 8 tahun, bukan 6
tahun, maka alternatif mana yang harus dipilih.
Untuk memecahkan persoalan ini, maka langkah awal adalah menyamakan perioda
penelaahannya. Pada kondisi seperti ini, maka analisis dilakukan pada perioda 24 tahun,
yaitu sebagai kelipatan terkecil dari kedua penelaahannya, dengan asumsi bahwa setiap
akhir umur pakai mesin yang bersangkutan dibeli lagi dan karakteristiknya sama dengan
semula.
Dengan demikian kondisi penelaahan ini menjadi :
Solusi 3-3 :

Mesin X :

Mesin Y :

Mesin X :

19
mdnd©2009
Engineering Economy

NPV = Rp 450.000(P/A,8%,24) + Rp 100.000(P/F,8%,8) + Rp 100.000(P/F,8%,16) + Rp


100.000(P/F,8%,24) – Rp 2.000.000 – Rp 2.000.000(P/F,8%,8) – Rp 2.000.000
(P/F,8%,16)
= Rp 1.172.640

Mesin Y :

NPV = Rp 600.000(P/A,8%,24) + Rp 700.000(P/F,8%,6) + Rp 700.000(P/F,8%,12) +


Rp 700.000(P/F,8%,18) + Rp 700.000(P/F,8%,24) – Rp 3.000.000 - Rp 3.000.000
(P/F,8%,6) – Rp 3.000.000(P/F,8%,12) – Rp 3.000.000(P/F,8%,18)
= Rp 489.540

Dengan demikian, apabila umur pakai Mesin X adalah 8 tahun sedangkan Mesin Y tetap
seperti semula, yaitu 6 tahun, dan karakteristik lainnya tidak berubah, maka mesin X lebih
menguntungkan dibandingkan Mesin Y. Karena itu dipilih Mesin X.

Dalam menyamakan perioda analisis pada contoh 3-3 diatas masih dapat dikatakan cukup
beralasan. Tetapi bagaimana apabila alternatif yang satu mempunyai umur pakai 7 tahun sedang
yang lainnya 13 tahun? Apakah kemudian disamakan menjadi 91 tahun? Barangkali hal ini sukar
diterima dalam kenyataannya.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu diperkirakan nilai suatu tahun tertentu, yang disebut sebagai
Terminal Value sebelum akhir umur pakainya. Gambar berikut menunjukkan dengan contoh
penggunaan konsep Terminal Value tersebut.

20
mdnd©2009
Engineering Economy

Pada gambar diatas terlihat bahwa alternatif yang satu diasumsikan dibeli kembali setelah habis
masa 7 tahun pertama, dan kemudian diperkirakan Terminal Value -nya pada tahun ke-10.
Untuk alternatif yang lainnya tidak perlu dibeli lagi, tetapi tetap diperkirakan Terminal Value-nya
pada tahun yang sama yaitu tahun ke-10. Penentuan Terminal Value ini sangat tergantung pada
kondisi yang terjadi pada kasus yang dihadapi, tidak ada suatu ketentuan yang baku.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Terminal Value merupakan penjumlahan (nilai ekuivalensi)
dari nilai sisa dan oportunity dari sisa umur pakainya. Oleh karena itu Terminal Value akan lebih
besar dibandingkan dengan nilai sisa, melalui penilaian oleh orang ahli (expert judgment)

3.1.3 Perioda Analisis Tidak Terbatas (Ongkos Kapitalisasi)


Masalah lain yang dihadapi pada kegiatan analisis PV adalah apabila alternatif rencana investasi
memiliki umur pakai tak hingga (n = ~). Kasus ini sering terjadi pada analisis proyek-proyek
pemerintah, karena keberadaannya akan terus dipertahankan. Artinya apabila proyek pemerintah
sudah habis umur pakainya, maka proyek sejenis akan dibangun kembali, dan hal ini akan terus
dilakukan pemerintah sampai waktu yang tak terbatas. Misalnya jalan raya, irigasi, pipa air minum
dsb. akan dibuat relatif permanen. Pada situasi umur analisi tak hingga, nilai sekarang dari ongkos
disebut sebagai Capitalized Cost.

Contoh 3-4 :
Misalkan seorang hartawan menyimpan uangnya di sebuah bank sebesar Rp 200 Juta
dengan tingkat bunga 10% pertahun. Berapa jumlah uang boleh diambil tiap tahunnya bila
ia menginginkan uangnya tetap sebesar Rp 200 Juta.
Tiap tahun ia mengambil 10% dari Rp 200 Juta = Rp 20 Juta.

Situasi seperti ini dapat diperlihatkan sebagai berikut :

P TAHUN PERTAMA
200 200 + 20 = 220
diambil iP = 20 TAHUN KEDUA
200 200 + 20 = 220
Diambil iP = 20
200 dst.

Dapat dilihat bahwa nilai awal P dapat diambil setiap tahunnya (annual) sebesar iP atau :

Untuk n = tak hingga, A = iP

Dari rumusan ini dapat dinyatakan suatu ongkos kapitalisasi dengan rumusan :

Ongkos pertahun A
Ongkos Kapitalisasi = =
suku bunga i

21
mdnd©2009
Engineering Economy

Contoh 3-5 :
Sebuah rencana pemasangan pipa untuk menyalurkan air dari tempat penampungan ke
seluruh konsumen air bersih di sebuah kota memerlukan ongkos pemasangan sebesar Rp 8
Milyar dan harus diperbaharui setiap 70 Tahun. Bila tingkat suku bunga 7 %, berapa
besarnya ongkos kapitalisasi dari proyek tersebut ?

Solusi 3-5 :

Ongkos pemasangan sebesar Rp. 8 Milyar pada tahun ke 70 mempunyai nilai ekuivalensi
tahunan pada 70 tahun yang pertama
A = Rp 8 Milyar (A/F, 7%, 70)
= Rp 8.000.000.000 (0.0006)
= Rp 4.800.000

Nilai ekuivalensi tahunan pada 70 tahun yang kedua dari ongkos pemasangan Rp 8 Milyar
pada tahun ke 140 dan nilai ekuivalensi tahunan pada 70 tahun yang ketiga dari Rp 8 Milyar
pada tahun ke 210 dan seterusnya adalah sama sebesar Rp 4.800.000.
Dengan demikian ongkos kapitalisasi dapat dicari, yaitu :

A 4’800’000
P = Rp 8 Milyar + -------- = Rp 8 Milyar + --------------
i 0.07
P = Rp 8,069 Milyar

Cara lain untuk memecahkan persoalan tersebut adalah dengan menentukan nilai
ekuivalensi tahunan dari ogkos pemasangan yang Rp. 8 Milyar pada tahun ke-0 dari 70
tahun pertama, yaitu :

A = Rp 8 Milyar (A/P, 7%, 70)


= Rp 8 Milyar (0,0706)
= Rp 564.800.000

Karena nilai A ini akan sama untuk 70 tahun yang kedua dan seterusnya, maka ongkos
kapitalisasi dapat diketahui (dihitung).

Sunk-Cost
………………………………………………………..

Contoh 3-6 :

22
mdnd©2009
Engineering Economy

Seorang investor membayar Rp. 8 juta kepada sebuah perusahaan konsultan untuk
menganalisis pemanfaatan sebidang tanah yang akan dibelinya. Konsultan mengajukan
beberapa alternatif sebagai berikut (dalam satuan ribuan rupiah dan perioda analisis 20
tahun) :

Alternatif Total Investasi Penerimaan/tahun Nilai Sisa


A 0 0 0
B 50.000 5.100 30.000
C 95.000 10.500 30.000
D 150.000 15.000 40.000

Apabila diasumsikan bahwa tingkat suku bunga 10%, maka alternatif mana sebaiknya dipilih
?
Alternatif A menunjukan alternatif yang tidak berbuat apa-apa. Artinya memilih alternatif atau tidak
jadi beli tanah atau dengan perkataan lain tidak memilih semua alternatif yang ditawarkan.
Ongkos investasi pada tabel diatas, sudah termasuk nilai tanah tetapi tidak termasuk ongkos yang
dibayarkan kepada konsultan yang besarnya Rp. 8 Juta. Ongkos konsultan (untuk suatu laporan
usulan yang mempunyai nilai profesional ini) tidak relevan lagi dengan pemilihan alternatif salah
satu dari 4 alternatif A, B, C dan D tersebut, atau dikenal sebagai ongkos kadaluarsa (Sunk-Cost).
Dengan demikian contoh 3-6 ini dapat diselesaikan sebagai berikut :
Solusi 3-6 :

Alternatif A : Tidak berbuat apa-apa


NPV =0

Alternatif B : NPV = - 50.000 + 5.100 (P/A, 10%, 20) + 30.000 (P/F, 10%, 20)
= - 50.000 + 5.100 (8,514) + 30.000 (0,1486)
= - 2.120

Alternatif C : NPV = - 95.000 + 10.500 (P/A, 10%, 20) + 30.000 (P/F, 10%, 20)
= - 1.140

Alternatif D : NPV = - 150.000 + 15.000 (P/A, 10%, 20) + 40.000 (P/F, 10%, 20)
= - 16.350

Dapat dilihat bahwa alternatif A mempunyai NPV terbesar, dengan demikian sebaiknya
investor tersebut tidak melakukan kegiatan apa-apa.

3.2 Analisis Nilai Tahunan (Annual Cost Analysis)


Analisa Nilai Tahunan (ANT) digunakan untuk menentukan nilai ekuivalen tahunan uniform (serial)
yang berasal dari cashflow yang dimiliki oleh suatu rencana investasi atau aktiva (asset). ANT ini
sering digunakan karena adanya kecenderungan yang luas di kalangan praktisi untuk menyatakan
prestasi dari suatu kegiatan dengan ukuran tahunan, misalnya pernyataan Laba-Rugi (Income

23
mdnd©2009
Engineering Economy

Statement) dari sebuah perusahaan atau orang kebanyakan lebih mudah mengerti apabila
dinyatakan proyek tersebut memberi keuntungan sebesar sekian juta setiap tahunnya selama
sekian tahun.

3.2.1 Periode Analisis yang Sama


Pada Analisa Nilai Tahunan, apabila sebuah rencana investasi mempunyai Nilai Tahunan Bersih
positip, atau NTB > 0, maka rencana investasi tersebut dapat diterima. Sedangkan kriteria
pemilihan rencana investasi pada ANT dari beberapa alternatif yang saling terpisah (Mutually
Exclusive) adalah memaksimumkan NTB dari investasi yang diperbandingkan tersebut. NTB ini
merupakan selisih antara nilai tahunan penerimaan dengan nilai tahunan ongkos atau:

NTB = NT dari penerimaan - NT dari ongkos

NTB ini dapat dihitung langsung dari NSB yang telah diketahui dengan cara :

NTB = NSB (A/P, i, n)


= NS penerimaan (A/P, i, n) - NS ongkos (A/P, i, n)

Pada contoh 3-1, masalah diselesaikan dengan Analisa Nilai Sekarang, maka apabila masalah
tersebut diselesaikan dengan ANT, hasilnya adalah sebagai berikut.

Mesin A :
NTB = Rp.300.000 - Rp.1.000.000 (A/P, 7%, 5)
= Rp. 56.110,-

Mesin B :
NTB = Rp.400.000,- - Rp.50.000,- (A/G, 7%, 5) - Rp.1.000.000,- (A/P,
7%, 5)
= Rp. 63.110,-

Dapat dilihat bahwa NTB dari mesin B lebih besar dibandingkan NTB mesin A, sehingga dengan
demikian yang harus dipilih adalah mesin B. Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan sebelumnya
pada contoh 3-1.

3.2.2 Periode Analisis yang Berbeda


Telah dikemukakan di depan, bahwa pada ANT perbedaan perioda penelaahan tidak berpengaruh
terhadap hasil ANT, oleh karena itu tidak perlu dipersamakan. Atau dengan perkataan lain ANT
dari suatu rencana investasi dengan umur pakai semula akan sama dengan ANT setelah umur
pakai disesuaikan (apabila ingin disamakan dulu). Untuk mempelajari pernyataan tersebut, berikut
ini akan diperlihatkan perhitungan NTB untuk mesin Y pada contoh 3-2, pada umur pakai 6 tahun
dan NTB mesin Y setelah disesuaikan sebagai alternatif dengan umur pakai 24 tahun.

Untuk n = 6 tahun: (dalam ribuan)

NTB Mesin Y = 600 + 700 (A/F, 8%, 6) - 3.000 (A/P, 8%, 6)

24
mdnd©2009
Engineering Economy

= Rp. 46,51

Untuk n = 24 tahun: (dalam ribuan)

NTB Mesin Y = 600 + {700 (P/F, 8%,6 ) + 700 (P/F, 8%,12 ) +700 (P/F, 8%,18 ) +700
(P/F, 8%,24 ) } (A/P, 8%, 24) - {3000 + 3000 (P/F, 8%, 6) + 3000
(P/F, 8%, 12) + 3000 (P/F, 8%, 18) + 3000 (P/F, 8%, 24)}
(A/P, 8%, 24)
= Rp. 46,51,-

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa alternatif rencana investasi
yang akan dibandingkan yang memiliki umur pakai yang berbeda tidak perlu disamakan dulu,
tetapi langsung saja dihitung NTBnya masing-masing pada umur pakai semula (yang berbeda
tersebut) karena akan menghasilkan nilai ekuivalen tahunan yang sama.

3.2.3 Perioda Analisis Tak Hingga


Memperhatikan bahwa NTB suatu alternatif tertentu itu tidak berbeda, baik untuk umur pakai
tertentu maupun pada umur pakai yang lain (dengan asumsi adanya penggantian atau
replacement yang identik), maka dapat disimpulkan bahwa NT untuk perioda penelaahan yang
hingga, sama dengan NT untuk perioda penelaahan tak hingga.

Contoh 3-7 :
Sebuah perusahaan air minum di suatu kabupaten merencanakan membangun pipa
saluran air minum ke para langganannya. Ada dua alternatif teknologi yang dipilih, yaitu
dengan teknologi A atau B. Kedua alternatif teknologi tersebut adalah sebagai berikut
(masing-masing mempunyai nilai sisa nol) :

Uraian Teknologi A Teknologi B


Ongkos Awal Rp. 5.5 Milyar Rp. 5 Milyar
Ongkos Pemeliharaan/tahun Rp. 0 Rp. 0
Umur Pakai Permanen 50 Tahun

Bila tingkat suku bunga adalah 6% pertahun, teknologi mana yang sebaiknya dipilih oleh
PDAM ?

Teknologi A Teknologi B
A = iP A = Rp. 5 Milyar (A/P, 6%,50)
= 0.06 x Rp. 5.5 Milyar = Rp. 317 Juta
= Rp. 330 Juta

Dengan demikian maka PDAM sebaiknya memilih alternatif teknologi B, yaitu


teknologi yang setiap 50 tahun dilakukan penggantian (replacement) bukan
teknologi A yang mempunyai umur pakai tak hingga (permanent)

25
mdnd©2009
Engineering Economy

3.3 Analisis Laju Pengembalian (Rate of Return Analysis)


Tingkat pengembalian atau internal rate of return (IRR), dari suatu investasi atau suatu
penggunaan dana dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai
ekuivalen ongkos (investasi) sama dengan nilai penerimaan.
Dengan demikian maka perumusan nilai sekarang (Present Value) dan nilai tahunan (Annual Cost)
merupakan dasar bagi perhitungan IRR.
Menghitung IRR pada dasarnya adalah menentukan “i” sedemikian rupa sehingga persamaan
berikut berlaku :

NSB (NPV) = 0
NS penerimaan - NS ongkos = 0
NS penerimaan / NS ongkos = 1

NTB (AC) = 0
NT penerimaan - NT ongkos = 0
NT penerimaan / NT ongkos = 1

Contoh 3-8 :
Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp. 8,2 Juta akan memberikan penerimaan
sebesar Rp. 2 Juta pertahun selama 5 tahun. Berapa IRR dari proyek investasi tersebut.

Solusi 3-8 :

NS penerimaan / NS ongkos = 1
2 juta (P/A, i, 5)/8.2 Juta = 1
(P/A,i,5) = 8,2/2 = 4,1

dari tabel bunga dapat dilihat :

i (P/A, i, 5)
6% 4,212
7% 4,100
8% 3,993

Sehingga dapat dinyatakan bahwa investasi tersebut mempunyai


IRR = 7 %

Contoh 3-9 :

Sebuah proyek mempunyai aliran dana (cashflow) sebagai berikut :

26
mdnd©2009
Engineering Economy

Tahun Aliran Dana


0 - 700
1 100
2 175
3 250
4 325

Hitung IRR dari proyek tersebut.

Solusi 3-9 :

NSB = 0
NS penerimaan - NS biaya = 0
NSB = 100 (P/F, i, 1) + 175 (P/F, i, 2) + 250 (P/F, i, 3) + 325 (P/F, i, 4) - 700 = 0

Nilai “i” ditentukan dengan cara coba-coba (trial and error) sebagai berikut:

coba i = 5%

NSB = 100 (P/F, 5, 1) + 175 (P/F, 5, 2) + 250 (P/F, 5, 3) + 325 (P/F, 5, 4) - 700
= 37
ternyata dengan i = 5%, diperoleh NSB >0, yang berarti nilai i = 5% ini terlalu kecil untuk
mendapatkan NSB = 0. Oleh karena itu perlu dinaikkan.

coba i = 8%

NSB = 100 (P/F, 8, 1) + 175 (P/F, 8, 2) + 250 (P/F, 8, 3) + 325 (P/F, 8, 4) - 700
= - 20

dengan i = 8%, diperoleh NSB < 0, yang berarti nilai i = 8% ini terlalu besar dan perlu
diturunkan.
Dari kedua nilai NSB ini dapat disimpulkan bahwa 5 % < NSB < 8%.
Bila dicoba dengan i = 6,9%, maka akan diperoleh NSB = 0, yang berarti bahwa proyek
tersebut mempunyai IRR = 6,9%

Contoh 3-10 :

Hitung IRR dari proyek yang mempunyai aliran dana sebagai berikut:

Tahun 0 1 2 3 4 5
Aliran Dana -100 20 30 20 40 40
27
mdnd©2009
Engineering Economy

Solusi 3-10 :

Untuk i = 10% NSB = 10,16


Untuk i = 15% NSB = -4,02

Dari kedua nilai NSB (NPV) tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk proyek tersebut 10% < IRR <
15%, dan dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

10.16

IRR

15%
10%

-4.02

Sehingga :
10.16
IRR = 10% + (15% - 10%) (---------------------) = 13.59%
10.16 + 4.02

3.3.1 Situasi Pengembalian


Bila rencana investasi yang dievaluasi hanya satu buah, maka alternatif rencana investasi tersebut
dapat diterima apabila mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari tingkat pengembalian minimum
yang dinginkan (Minimum Attractive Rate of Return = MARR) oleh investor, bila sebaliknya maka
alternatif tersebut ditolak.
Bila alternatif rencana investasi yang dievaluasi lebih dari satu buah, maka digunakan metoda
inkremental.
Misalkan terdapat dua alternatif yang harus dievaluasi. Kedua alternatif tersebut dapat dinyatakan
dalam hubungan sebagai berikut :

Alternatif dengan alternatif dengan ongkos selisih


ongkos investasi lebih = investasi lebih rendah + (perbedaan)
tinggi diantaranya

Selisih atau perbedaan ini dapat dilihat sebagai proyek semu (dummy) yang bisa juga memiliki
(dapat dihitung) IRR-nya. IRR dari proyek semu ini disebut sebagai IRR inkremen.
Kriteria pemilihan pada kondisi ini ada 2 alternatif, yaitu :
28
mdnd©2009
Engineering Economy

Situasi Keputusan
IRRincr. > MARR Pilih alternatif dengan ongkos investasi
yang lebih tinggi

IRRincr. < MARR Pilih alternatif dengan ongkos investasi


yang lebih rendah

Bila alternatif yang diperbandingkan lebih dari dua buah, maka :


⮚ tentukan urutan proyek berdasarkan ongkos investasi.
⮚ susun dari proyek dengan ongkos investasi terendah ke tertinggi.
⮚ melakukan analisis inkremental proyek urutan 1 dan 2.
⮚ kemudian alternatif terpilih dibandingkan dengan proyek urutan ke 3 dan seterusnya.

Contoh 3-11 :
Misal dua alternatif dengan aliran dana sebagai berikut :

Tahun Alternatif 1 Alternatif 2


0 -10 -20
1 15 28

Tentukan alternatif terpilih jika MARR = 6%

Solusi 3-11 :

Alternatif 1 : NSB (NPV) = -10 + 15(P/F, 6%,1) = 4,15

Besarnya IRR, dapat ditentukan sebagai berikut :

NSB (NPV) = - 10 + 15 (P/F, i, 1) = 0


(P/F, i, 1 ) = 0,667

29
mdnd©2009
Engineering Economy

IRR = 50%

Alternatif 2 : NSB (NPV) = -20 + 28 (P/F, 6%, 1) = 6,40

Besarnya IRR, dapat ditentukan sebagai berikut :

NSB (NPV) = - 20 + 28 (P/F, i, 1) = 0


(P/F, i, 1) = 0,7143

IRR = 40 %

Dengan demikian proyek tersebut menunjukan kemampuan berikut :

Alternatif NSB (NPV) IRR


1 4,15 50 %
2 6,40 40 %

Bila analisis Nilai Sekarang (PV) yang digunakan, maka alternatif-2 yang harus dipilih, tetapi bila
kriteria yang digunakan adalah memaksimumkan IRR, maka alternatif-1 yang harus dipilih.
Pertentangan kesimpulan ini menunjukan pentingnya penggunaan analisis inkremen IRR, yaitu
sebagai berikut:

Alternatif 1 Alternatif 2 Inkremen/


Selisih
-10 - 20 - 10
15 28 13

IRR inkremen:
-10 + 13 (P/F, i, 1) = 0
13(P/F, i, 1) = 10
(P/F, i, 1) = 0,7692
IRR inkremen = 30 %

Memperhatikan bahwa IRR inkremen > MARR = 6 %, maka berarti alternatif yang dipilih adalah
alternatif dengan investasi yang lebih besar, yaitu alternatif-2. Dengan demikian kesimpulannya
menjadi konsisten dengan kesimpulan pada waktu menggunakan analisis nilai sekarang.

Contoh 3-12:

Bila MARR = 6 % dan n = 20, alternatif mana yang harus dipilih diantara alternatif berikut
ini:

30
mdnd©2009
Engineering Economy

Alternatif A B C D E
Ongkos Investasi 4.000 2.000 6.000 1.000 9.000
Penerimaan/tahun 639 410 761 117 785
IRR 15 % 20 % 11 % 10 % 6%

Solusi 3-12:
Langkah pertama adalah menyusun alternatif menurut investasinya, dari yang terkecil
sampai terbesar:

Alternatif D B A C E
Ongkos Investasi 1.000 2.000 4.000 6.000 9.000
Penerimaan/tahun 117 410 639 761 785
IRR 10 % 20 % 15 % 11 % 6%

Analisis Inkremen IRR adalah sebagai berikut:

Alternatif B-D A-B C-A E-A


Ongkos Investasi 1.000 2.000 2.000 5.000
Penerimaan/tahun 293 229 122 146
IRR Inkremen 29 % 10% 2% <0%
Keputusan Pilih B Pilih A Pilih A Pilih A
IRR>MARR IRR>MARR IRR<MARR IRR<MARR

Dengan demikian alternatif A merupakan alternatif yang terbaik yang harus dipilih.

3.4 Analisis Rasio Manfaat - Ongkos (Benefit - Cost Ratio)

RMO (BCR) merupakan perbandingan antara nilai ekuivalen manfaat dengan nilai ekuivalen
ongkos atau dirumuskan sebagai berikut:

Untuk menerima atau menolak sebuah alternatif suatu proyek dengan analisis RMO
kriterianya adalah:

Bila RMO > 1, proyek diterima


Bila RMO < 1, proyek ditolak

31
mdnd©2009
Engineering Economy

Tetapi bila alternatif yang dievaluasi lebih dari satu maka dilakukan analisis inkremen pada RMO,
dengan kriteria:

Situasi Keputusan
RMO > 1 Pilih alternatif dengan ongkos investasi yang lebih besar

RMO < 1 Pilih alternatif dengan ongkos investasi yang lebih kecil

Contoh 4 -1:
Bila terhadap masalah pada contoh 3-12 digunakan analisis RMO, maka
penyelesaiannya adalah sebagai berikut:

Inkremen Inkremen Inkremen Inkremen


B-D A–B C-A E–A
Ongkos 1.000 2.000 2.000 5.000
NS Manfaat 3.360 2.630 1.400 1.670
RMO (BCR) 3,36 1,32 0,70 0,33
Keputusan Pilih B Pilih A Pilih A Pilih A

Dengan demikian yang dipilih adalah alternatif A

3.5 Analisis Periode Pengembalian (Payback Period Analysis)


Perioda pengembalian atau Payback Period (PP) dari suatu proyek dapat didefinisikan sebagai
waktu yang dibutuhkan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah investasi atau ongkos.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, APP (PP) sering digunakan karena mudah
menggunakannya dan mudah dimengerti, terutama oleh pihak yang tidak akrab dengan konsep
ekuivalensi. tetapi perlu hati-hati bila menggunakan metoda ini karena terdapat beberapa
kelemahan yang nyata, yaitu:
• Tidak didasarkan konsep nilai waktu dari uang
• Semua konsekuensi ekonomi setelah periode pengembalian tidak diperhitungkan atau
diabaikan
Oleh karena itu APP hanya merupakan pendekatan saja, bukan suatu perhitungan yang pasti,
akibatnya kesimpulan dari APP ini bisa saja salah.
Dalam APP, kriteria yang digunakan untuk menilai alternatif terbaik adalah perioda pengembalian
yang terpendek. makin pendek perioda pengembalian suatu proyek makin disukai.

Contoh 5-1:

Hitung perioda pengembalian dari suatu alternatif yang memiliki karakteristik berikut:

32
mdnd©2009
Engineering Economy

Tahun Aliran Dana


0 - 100
1 - 550
2 450
3 500
4 500

Untuk menentukan perioda pengembalian dari alternatif tersebut dapat dihitung dengan
menentukan nilai kumulatif dari proyek, yaitu:

Tahun Aliran Dana Kumulatif


0 - 100 - 100
1 - 550 - 650
2 450 - 200
3 500 300
4 500 800

Terlihat bahwa perioda pengembalian adalah antara 2 dan 3 tahun yang tepatnya dapat
dihitung dengan gambar berikut:

300

-200
200
Perioda Pengembalian = 2 + (3 - 2) (----------------)
200 + 300
= 2.4 tahun

Diterima atau ditolaknya suatu proyek dengan perioda pengembalian tertentu tergantung pada
perioda pengembalian terpendek yang dinginkan oleh investor. Bila perioda pengembalian
proyek lebih kecil dari perioda pengembalian terpendek yang dinginkan investor, maka proyek
diterima dan bila sebaliknya ditolak.

Contoh 5-2:

Dua alternatif (contoh 3-3) mempunyai karakteristik sebagai berikut:

33
mdnd©2009
Engineering Economy

Alternatif Ongkos Penerimaan/thn Nilai Sisa Umur Pakai


X 2.000 450 100 6 tahun
Y 3.000 600 700 8 tahun

Bila yang digunakan adalah APP, alternatif mana yang sebaiknya diambil?

Solusi 5-2:

Alternatif X :
2.000
Perioda Pengembalian = ------------ = 4,4 Tahun
450

Alternatif Y :
3.000
Perioda Pengembalian = ------------ = 5 Tahun
600

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka alternatif X merupakan alternatif terpilih karena
mempunyai perioda pengembalian terkecil.
Bandingkan kesimpulan tersebut dengan kesimpulan bila menggunakan Analisa Nilai
Tahunan/ANT (AC) pada masalah ini, bagaimana hasilnya?

Solusi 5-2:

Dengan menggunakan Analisis Nilai Tahunan:

Alternatif X: ANT = -2.000 (a/p, 5%, 6) + 450 + 100 (a/f, 5%, 6)


= -394,00 + 450 + 14,7
= - 70,66

Alternatif Y: ANT = -3000 (a/p, 5%, 8) + 600 + 700 (a/f, 5%, 8)


= - 299,144

Pilih Alternatif X, karena memiliki nilai ANT paling besar (memiliki kerugian lebih kecil)

Hasil perhitungan APP dan ANT menunjukan pemilihan alternatif yang sama, yaitu alternatif X

4 DEPRESIASI
4.1 Pengertian
Depresiasi adalah sebuah sistem akuntansi yang bertujuan membagi ongkos atau nilai dasar
lainnya dari harta modal yang berwujud dikurangi nilai sisa (jika ada), selama perkiraan umur
34
mdnd©2009
Engineering Economy

satuan itu yang berguna (yang bisa saja merupakan kumpulan harta) di dalam sebuah cara yang
sistematis dan rasional. ini adalah merupakan proses alokasi bukan penilaian.
Depresiasi untuk tahun tersebut adalah bagian dari beban total di bawah sistem yang dialokasikan
pada tahun itu. Meskipun alokasi tersebut bisa dengan tepat memperhitungkan yang terjadi
selama tahun itu, ia tidak dimaksudkan sebagai ukuran pengaruh dari semua yang terjadi tersebut.
Sehingga dengan demikian depresiasi adalah penurunan nilai asset atau alokasi sistematis dari
ongkos asset (nilai investasi) tersebut selama umur depresiasinya. Investasi itu sendiri adalah
uang yang dibayarkan di muka untuk ditarik lagi dalam periode waktu tertentu.
Mengapa perlu memahami secara umum tentang akuntansi depresiasi, ada berbagai alasan yang
diantaranya adalah sebagai beikut:
 Merujuk analisa ekonomi dengan perkiraan-perkiraan sebuah perusahaan, menjadi sebuah
data (perkiraan menjadi aliran dana)
 Menghitung ongkos tahunan dari pengembalian modal
 Menghitung analisa rate of return yang tergantung perkiraan depresiasi.
 Taksiran jumlah untuk pengeluaran pajak, sehingga perlu metoda depresiasi

Definisi akuntansi depresiasi yang dikutip menunjukan bahwa ia adalah sebuah proses alokasi dan
bukan penilaian.

Macam-macam arti depresiasi:


1. Turunnya Nilai
Konsep ini menyatakan bahwa nilai sebuah harta (asset) adalah dihitung pada dua saat yang
berlainan. Nilai pada waktu sebelumnya dikurangi dengan nilai pada saat kemudian adalah
depresiasi dengan tanpa memandang apa penyebab-penyebab yang menjadikan perubahan
nilai itu.
Deperesiasi dalam pengertian turunnya nilai bisa berlaku untuk kedua konsep mengenai nilai,
yaitu nilai pasar dan nilai untuk pemilik. Nilai bisa ditentukan dari harga pasar sebenarnya, dari
penilaian atau dari cara lain yang tepat.

2. Ongkos yang Dilunasi


Dari pandangan akuntansi, ongkos dari sebuah harta adalah pengeluaran untuk operasi yang
dibayar di muka dan dibagi-bagi diantara tahun operasinya dengan menggunakan prosedur
tertentu yang sistematis. Perlu ditekankan disini bahwa depresiasi adalah ongkos bukan nilai
yang dibagi-bagi di dalam akuntansi.

Konsep Konsep Nilai


 Nilai pasar umumnya menyatakan harga dimana sebuah benda dapat dijual.
 Nilai bagi pemilik bisa didefinisikan sebagai jumlah uang yang cukup mengganti si pemilik jika
ia harus dipisahkan dari harta itu, nilai ini tidak akan lebih besar dari pada jumlah uang dimana
si pemilik dapat dengan segera mengganti harta itu dengan penggantinya yang tersedia,
dengan memperhitungkan keuntungan atau kerugian. Nilai bagi pemilik tidak lebih rendah dari
pada harga pasar dimana harta itu bisa dijual.

35
mdnd©2009
Engineering Economy

Perkataan nilai kadang juga digunakan dalam apa yang disebut pengertian netral sebagai jumlah
uang yang berhubungan dengan hal-hal tertentu dari harta untuk tujuan tertentu, seperti
penggunaan kata nilai buku untuk menjelaskan angkos harta yang belum dilunasi seperti
ditunjukan oleh buku akuntansi.
Gambar dibawah ini menunjukan deskripsi umum dari depresiasi atau masalah alokasi depresiasi
keseluruhan yang dibebankan pada umur aset.

Cost

Salva
ge
Value
1 2 3 4 5

4.2 Metoda Perhitungan


Seperti yang diberikan oleh definisi akuntansi depresiasi, ongkos /biaya dari harta yang berwujud,
dikurangi nilai sisa, yang dituliskan di dalam buku-buku perkiraan. Pada hakikatnya, ongkos harta-
harta modal dipandang sebagai sebuah pengeluaran yang dibayar di muka yang dibagi-bagi
diantara tahun-tahun operasi harta itu dengan cara yang sistematis dan rasional.
Ada banyak metode yang berlainan untuk menuliskan ongkos yang jelas sistematis. Apalagi,
metode yang berbeda besar dan satu dengan lainnya itu telah disebut sebagai rasional.
Metode-metode depresiasi akuntansi depresiasi diantaranya adalah sebagai berikut:

 Metode yang bertujuan untuk memberikan penulisan yang uniform di seluruh umur operasi
Metode Staright Line (garis lurus)

 Metode yang bertujuan memberikan penulisan yang lebih besar di tahun-tahun pertama
operasi dari pada di tahun-tahun terakhir operasi.
Metode Declining Balance (penurunan saldo)
Metode Sum of Years Digits (jumlah angka tahun /sisa umur)
Metoda Declining Balance with Conversion to Straight Line

 Metode yang bertujuan untuk memberikan penulisan yang lebih kecil di tahun-tahun pertama
operasi dari pada di tahun-tahun terakhir operasi

36
mdnd©2009
Engineering Economy

Metode Accelerated Cost Recovery System (penyimpanan dana/sinking fund)


 Metoda Lain
Metoda Unit of Production (unit produksi)

4.2.1 Metode Garis Lurus (Straight Line)


Metoda yang paling mudah, sederhana dan banyak dikenal dari beberapa metoda depresiasi yang
ada adalah depresiasi metoda garis lurus, melalui pembebanan depresiasi yang merata atau
tetap. Prinsip depresiasi metoda garis lurus yaitu nilai yang akan didepresiasikan dibagi dengan
umur pakai dari alat tersebut (biasanya dalam tahun), secara rumus:
Nilai Depresiasi Tahunan (dt) = (B – S)/N B = Nilai Asset pada saat itu
S = Nilai Sisa Asset pada akhir masa pakai
N = Umur pakai Asset
Contoh:
Hitung nilai depresiasi dari nilai investasi sebesar 900 juta dengan nilai sisa 70 juta setelah 5 tahun

4.2.2 Metode Penurunan Saldo (Declining Balance)

4.2.3 Metode sisa umur / jumlah angka tahun (Sum of Year Digits)

4.2.4 Metoda Garis Lurus Berganda Tertentu (DB with Conversion to SL)

4.2.5 Metode Penyimpanan Dana (Accelerated Cost Recovery System)

37
mdnd©2009
Engineering Economy

4.2.6 Metoda Unit Produksi (Unit of Production)

SOAL LATIHAN
1. Some special handling devices can be optained for $12.000. At the end of fourth year, they
can be sold for $600. Compute the depreciation for the devices based on these values. By the
following four methods (a) Straight Line/SL (b) Sum-of-years digits (c) Double Decline
Balance/DDB (d) DDB with conversion to SL.

5 ANALISIS PENGGANTIAN (Replacement)


5.1 Defender dan Challenger
Defender adalah mesin/peralatan atau assets yang saat ini dimiliki. Challenger adalah alternatif
terbaik yang bisa menggantikan mesin/peralatan yang dimiliki tersebut.
Untuk menentukan mana yang akan dipilih diantara Defender dan Challenger, maka perlu dikaji
seberapa besar nilai ekonomis dari keduanya dalam satuan waktu tahunan, yaitu dengan melihat
Equivalent Uniform Annual Cost (EUAC) yang minimal.

Contoh 5-1:
Sebuah komputer merk SK-30 telah dibeli dua tahun yang lalu dengan harga Rp1.600.000 dan
didepresiasikan dengan menggunakan metoda garis lurus dengan umur depresiasi 4 tahun
tanpa nilai sisa. Karena adanya kemajuan teknologi, harga SK-30 yang baru di toko saat ini
adalah Rp 995.000.
Sebuah komputer hasil temuan baru yang lebih baik telah beredar di pasar, yaitu komputer
merk EL-40.
Sebuah toko penyalur menawarkan tukar tambah antara SK-30 dan EL-40 dengan nilai
masing-masing Rp 350.000 dan Rp 1.200.000 untuk EL-40.
Apabila tanpa tukar tambah, harga EL-40 adalah Rp1.050.000
Nilai sisa EL-40 adalah Rp 250.000 setelah 5 tahun

38
mdnd©2009
Engineering Economy

Diketahui ongkos operasi dan pemeliharaan SK-30 adalah Rp 80.000 pertahun, sedangkan EL-
40 tidak perlu (ongkos) pemeliharaan dan penggunaannya sangat mudah sehingga dapat
menghemat operasi sebesar Rp120.000 pertahun.
Bila kedua komputer tersebut masih dapat dipakai selama 5 tahun, dan tingkat suku bunga
sebelum pajak adalah 10%, apakah sebaiknya SK-30 tersebut diganti dengan EL-40 atau
tidak?
Bila tingkat pajak adalah 50%, dan tingkat suku bunga setelah pajak adalah 8% apakah
sebaiknya SK-30 tersebut diganti dengan EL-40 atau tidak?

Dari contoh diatas dapat dibedakan nilai-nilai sebagai berikut:

Solusi 5-1:

Nilai SK-30:
Nilai awal pembelian Rp1.600.000
Nilai buku setelah 2 tahun depresiasi: Rp1.600.000 - 2/4 (Rp1.600.000 – Rp 0) = Rp800.000
Nilai saat ini (baru) Rp 995.000
Nilai tukar tambah Rp 350.000
Nilai pasar: Rp 200.000 yaitu dari perhitungan sebagai berikut:
Nilai pasar EL-40 = Nilai Pasar SK-30 + uang tambahan
Rp1.050.000 = Nilai Pasar SK-30 + (Rp1.200.000 – Rp350.000)
Rp1.050.000 = Nilai Pasar SK-30 + Rp 850.000
Nilai pasar SK-30 = Rp1.050.000 – Rp850.000 = Rp 200.000

Analisis Sebelum Pajak


SK-30:
Harga pasar = Rp 200.000
Nilai sisa = Rp 0
Ongkos pemeliharaan pertahun = Rp 80.000
EUAC = - Rp 200.000 (A/P,10%, 5) – Rp 80.000
= - Rp 132.760

EL-40:
Harga pasar (kontan) = Rp1.050.000
Nilai Sisa = Rp 250.000
Penghematan pertahun = Rp 120.000
EUAC = - Rp 1.050.000 (A/P, 10%, 5) + Rp 250.000 (A/F, 10%, 5) + Rp 120.000
= - Rp116.040

Kesimpulan: Pilih EL-40 atau ganti SK-30

5.2 Umur Ekonomis (Economic Life)


Umur ekonomis (Economic Service Life/ESL) adalah umur pada saat EUAC (Equivalent Uniform
Annual Cost) minimum.

Contoh 5-2:

39
mdnd©2009
Engineering Economy

Sebuah mesin harganya Rp 10.000.000 dan tidak memiliki nilai sisa setelah mesin tersebut
dipasang. Pabrik pembuat mesin tersebut akan menjamin ongkos pemeliharaan/perbaikan
pada tahun pertama. Pada tahun kedua ongkos pemeliharaan/perbaikan adalah Rp 600.000
dan akan naik secara gradient sebesar Rp 600.000 pertahun pada tahun berikutnya.
Bila suku bunga adalah 8 %, hitung umur ekonomis dari mesin tersebut.

Solusi 5 -2: (dalam ribuan)

EUAC dari Capital EUAC dari Ongkos


n Recovery Pemeliharaan Total EUAC
10.000 (A/P, 8%, n) 600 (A/G, 8%, n)
1 10.800 0 10.800
2 5.608 289 5.897
3 3.880 569 4.449
4 3.019 842 3.861
5 2.505 1.108 3.613
6 2.163 1.366 3.529
7 1.921 1.616 3.537
8 1.740 1.859 3.599
9 1.601 2.095 3.696

Jadi umur ekonomis dari mesin tersebut adalah 6 tahun

SOAL LATIHAN
5.1. Some special handling devices can be optained for $12.000. At the end of fourth year, they
can be sold for $600. Compute the depreciation for the devices based on these values. By the
following four methods (a) Straight Line/SL (b) Sum-of-years digits (c) Double Decline
Balance/DDB (d) DDB with conversion to SL.
5.2. Perusahaan anda memiliki sebuah mesin CNC yang dibeli dengan harga Rp 550 Juta. Mesin
ini termasuk mesin serba guna dan banyak diminati oleh banyak perusahaan, serta dapat
dijual kapan saja dengan harga jual diperkirakan akan sama dengan nilai buku pada tahun
yang bersangkutan.
Metoda depresiasi yang digunakan adalah metoda SOYD (Sum of Year Digits) dengan umur
depresiasi selama 10 tahun dan nilai sisa Rp 150 Juta.
Ongkos pemeliharaan pada tahun ke-1 ditanggung penjual, tahun ke-2 Rp 17.000.000 dan
tahun ke-3 naik menjadi Rp 34.000.000 dan seterusnya naik tiap tahun sebesar Rp
17.000.000. Bila diasumsikan tingkat bunga adalah 12% pertahun, coba saudara sarankan
kepada pimpinan saudara, kapan mesin tersebut harus dijual? Berapa harga mesin saat itu?
5.3. Anda adalah pengusaha fotocopy yang saat ini memiliki banyak mesin fotocopy, satu
diantaranya adalah merk CANON yang dibeli 2 tahun yang lalu dengan harga Rp 2.000.000,

40
mdnd©2009
Engineering Economy

diperkirakan mesin ini mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 300.000.
Biaya operasi pertahun rata-rata Rp 9.000.000.
Mesin fotocopy CANON model terbaru telah beredar di pasaran dengan harga Rp 3.000.000
dengan beban pekerjaan yang sama biaya operasionalnya lebih murah yaitu Rp 7.000.000
pertahun. Nilai sisa mesin ini adalah Rp 600.000 pada akhir umur ekonomisnya 10 tahun.
Apabila membeli mesin model terbaru ini maka mesin lama akan dihargai Rp 1.000.000.
Mesin merk lain yaitu merk XEROX ditawarkan dengan sistem sewa. Biaya sewanya adalah
Rp 2.000.000 pertahun, tetapi dengan mesin ini biaya operasi dapat lebih rendah lagi yaitu Rp
5.500.000 pertahun.
Apabila dipilih mesin merk XEROX maka mesin lama harus dijual di pasar bekas dan
diperkirakan akan laku/dihargai Rp 650.000.
Jika MARR adalah 10%, apakah saudara merekomendasikan agar mesin fotocopy lama
diganti dengan salah satu mesin baru yang ditawarkan?

Jawab 5.2:

Jadi mesin tersebut harus diganti/dijual pada tahun ke-8


Bagimana dengan soal No 5.3? Silahkan dicoba

41
mdnd©2009
Engineering Economy

SOAL LATIHAN - Replacement


1. Two production machines are under consideration. Machine A, the defender, bought 1 year
ago, exhibits the following characteristics:
First Cost $15.000
Physical Life 5 years
Maintenance Cost $2.400 per year
Salvage Value at any time 0
Similar information on machine B, the challenger, is given:
First Cost $20.000
Physical Life 4 years
Maintenance Cost $2.400 per year
Salvage Value at any time $2.000
The opportunity cost of capital for company considering the machines is 12 percent. No taxes
or inflation will be considered for this preliminary analysis. Use EUAC to make your decision.
(a) What is the economic life of challenger?
(b) Should the challenger be purchased at this time? Say why, indicating which costs and
lives should be compared

2. Metro, the subway and bus system in the Washington DC area is concidering replacement of
several of its escalators in certain subway stations. The following table presents the situation
for each station.
Replacement Original
First Cost ($) 1.350.000 420.000
Physical Life (years) 25 25
Remaining Life (years) 25 5
Maintenance and Operation Cost per year ($) 50.000 100.000
Salvage Value ($) 0 0
The existing escalators will last 5 more years. The replacement will be performed by the
manufacturer and installer of the original escalators.
Metro, as a public entity, pays no income taxes. Do not consider inflation. The opportunity cost
of capital is 10 percent.
Should Metro replace the original escalators?

3. The Georgetown office copying was purchased 3 years ago by your electrical engineering firm.
It may be sold at present for $225 on the open market. Its resale value at any time in the future
is estimated as $125. Operating costs for material, labor, and maintenance will remain at
$4.100 per year for the next 4 years, the study period.
Office Leasing, a reliable company, will furnish a similar machine for $1.000 per year with a
guaranteed operating expense of $3.200 annually over the next 4 years.
Should you replace the present machine with the leased one if your MARR is 15 percent and
tax and inflation effects are disregarded?

4. An electrical contractor has in his service a fleet of 10 vans of varying ages. With a view to
standardizing his fleet with a single make, he wishes to know what the annual cost, at the
economic life, will be for a van with the following characteristic:
42
mdnd©2009
Engineering Economy

Life First Cost Operational Cost Maintenance Cost Salvage Value


0 13.200
1 2.160 880 9.080
2 2.160 1.980 7.340
3 2.160 3.080 5.600
4 2.160 4.180 3.860
5 2.160 5.280 2.120
6 2.160 6.380 380
All cost is in constant dollars. His opportunity cost of capital before taxes is 20 percent. A
before-tax analysis is required

5. The Bureau of Reclamation is studying a stretch of the leaky Coachella Canal in California with
a view to lining the presently unlined canal.
The new plastic lining will cost $170 million. Yaerly maintenance will cost $1 million for the first
year of operation and will increase by $1,2 million per year for each succeeding year. Thus, the
cost for year 2 will be $2,2 million, for year 3, $3,4 million, and so on. The life of lining is 25
years, with no salvage value.
The original canal cost $800 million 30 years ago. It will last in its present unlined condition for
another 20 years at minimum, but with an increasing water loss each year. Water loss is
estimated at $20 million for next year. For each succeeding year, the water loss will increase
by $5 million per year. The cost of water loss for year 2 will thus be $25 million, for year 3, $30
million, and so on.
The opportunity cost of capital in constant dollars is 8 percent; all estimates are made in
constant dollars. Assume that, for the purpose of a preliminary calculation, the new lining can
be installed at time 0, that is, immediately. For the public enterprise, no income taxes need be
considered.
(a) What is the economic life of challenger?
(b) At what year from now, time 0, should the new lining be installed, or should it not be
installed at all?

6. Your financial advisers have assured you that they can always get at least a 5 percent return
on your funds. But you find yourself with a transportation problem. Your present car seems to
be costing a great deal. You would like a newer and better one.
Your present car is worth $6.000. Its useful remaining life and cost are as shown:

Years Retained Operational and Maintenance Resale Value


1 2.500 5.000
2 2.750 4.000
3 3.000 3.000
4 3.250 2.000
5 3.500 1.000
A better car will cost you $20.000. Its useful life and cost are these:

Years Retained Operational and Maintenance Resale Value


1 500 14.000
43
mdnd©2009
Engineering Economy

2 1.100 12.000
3 1.700 10.000
4 2.300 8.000
5 2.900 6.000
Should you buy the better car now? Because the car is not used in business, no income tax
effect will appear. All sums are in current dollars.

7. AAA Company, a contractor, specializes in handling emergency service calls. The company
currently own five Ford panel trucks to cover the Annapolis area. The Ford truck has the
following characteristics:

Life First Cost Operational Cost Maintenance Cost Salvage Value


0 $15.000
1 2.000 800 11.000
2 2.000 1.850 9.000
3 2.000 2.900 7.000
4 2.000 3.950 5.500
5 2.000 5.000 3.800
6 2.000 6.050 2.500
All cost is in constant dollars. The contractor wishes to know when the trucks should be
replaced with an identical model. The company opportunity cost of capital before taxes is 20
percent. No taxes are to be considered.

8. The metropolitan police department of a major U.S. city believes that significant saving in
operator time and computer maintenance would be achieved by acquisition of new computers.
The new Fayram computers will cost $1,5 million and will last 5 years. Their operations and
maintenance costs, with salvage value, appear in the following table along with data on the
existing Reynolds computers. All sum is in constant dollars of 1994. The Reynolds computer
may be sold at present (December 31, 1994) for $300.000. It will last 4 more years.

Year Operation Cost Maintenance Cost Salvage Value


($000.000)
Reynolds
(Defender) 836 54 300
1995 836 59 300
1996 836 64 300
1997 836 69 300
1998
Fayram
(challenger)
1995 402 23 400
1996 402 25 400
1997 402 27 400
1998 402 29 400
1999 402 31 400

44
mdnd©2009
Engineering Economy

The discount rate used by all city services is 10 percent on constant dollars. No taxes are paid
because the police department is a public agency. Inflation will not be considered at a moment.
Should the existing computers be replaced at this time?

9. A public, nonprofit hospital is considering the replacement of an artificial kidney machine that 4
years ago cost $35.000. It will last, physically, 4 more years. If the machine kept 1 more year,
its operating and maintenance costs are expected to be $25.000. Operating and maintenance
costs in the second, third, and fourth years are expected to be $27.000, $29.000, and $31.000,
respectively.
A new machine is calculated to have an economic life of 5 years. The EUAC at its economic
life is computed at $30.450. The company selling the new machine will allow $9.000 on the old
machine for trade-in. If the hospital delays its purchase for 1, 2, or 3 years, the trade-in value
on the existing machine is expected to decrease to $7.000, $5.000, and $3.000, respectively,
with no value thereafter.
At a discount rate of 15 percent, should the existing machine be replaced now? If your answer
is negative, when would you replace it, if at all? If your answer is affirmative, how long should
you retain the new machine, assuming that nothing changes?
No income tax need considered because the hospital is a nonprofit enterprise.

10. You have accepted a consulting contract with Iraqi Airlines. They are considering replacing
Boeing 707 passenger aircraft, now 30 years old, with Russian Ilyushins.
The challenger-theIlyushin-will cost $55 million each. The airplane will require a major
overhaul, which will cost $2 million every 10 years, excluding year 30. Maintenance costs each
year will be $300.000 for each Ilyushin. At the end of its 30-years life, it will be sold for $1
million. During its life, its resale value will diminish by $1,8 million annually.
Because Iraqi Airlines is government-owned, it will pay no taxes.
The costs given above are in constant, year-0 dollars. The constant-dollar discount rate to be
used is 5 percent.
What is the economic life of the challenger, and what is its annual cost at that life?

11. A steel bridge on Louisiana state highway near the Gulf of Mexico is costing $450.000 yearly
in maintenance large chipping, priming, and painting. It originaly cost $1.600.000 when it was
built 15 years ago. The Louisiana bridge engineers estimate that its remaining life is 10 years,
then it will need to be replaced because of increased traffic. Its salvage value at any point in
time is zero, because the cost of demolition will most like equal its value as scrap steel.
A concrete bridge is considered to be the best challenger. It will cost $3.000.000 to build and
$100.000 annually in maintenance costs. Its estimated life is 50 years. Its resale value may be
counted as zero at any time during its life.
No taxes of any kind will be considered for this government project. All costs are in constant
dollars of year 0. Inflation may be ignored. Assume that annual benefits for either structure are
exactly the same. A discount rate of 10 percent is to be used in analysis.
(a) What is the economic life of the challenger?
(b) Should the steel bridge be replaced now?

6 CAPITAL RATIONING

45
mdnd©2009
Engineering Economy

Contoh 6-1:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan 9 proyek yang sedang dipilih, yaitu:

Proyek Ongkos Awal Benefit/Thn Umur Pakai Nilai Sisa IRR


1 100 23,85 10 0 20%
2 200 39,85 10 0 15%
3 50 34,72 2 0 25%
4 100 20,00 6 100 20%
5 100 20,00 10 100 20%
6 100 18,00 10 100 18%
7 300 94,64 4 0 10%
8 300 47,40 10 100 12%
9 50 7,00 10 50 14%

Bila dana yang tersedia hanya 650, proyek mana saja yang harus dipilih?

Metoda untuk memecahkan persoalan tersebut adalah:


1. Internal Rate of Return (IRR)
2. Present Value (PV), dengan menghitung Net Present Value (NPV)

1. IRR
▪ Hitung IRR masing-masing alternatif (dalam contoh diatas sudah dihitung)
▪ Urutkan IRR dari besar ke kecil
▪ Tentukan Cut Off Rate of Return

2. PV
▪ Hitung NPV dengan i tertentu (12%)
▪ Urutkan NPV dari besar ke kecil
▪ Tentukan Cut Off NPV

Hasil perhitungan IRR dan NPV ditunjukan dalam tabel di bawah ini:

Kriteria Urutan Proyek yang diambil


IRR 3-1-4-5-6-2
NPV 5-1-6-4-2-3

46
mdnd©2009

Anda mungkin juga menyukai