Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nisa Salsabila

NPM : 150610190041
Pembiayaan Syariah – Kelas A

Tugas Resume
Pembiayaan Syariah dalam Agribisnis Pedesaan Berbasis Pesantren

Pesantren merupakan instrument pendidikan paling ramah yang tersedia di masyarakat.

Pesantren berperan sebagai lembaga pendidikan, lembaga sosial yang juga berfungsi sebagai

pusat penyiaran agama islam. Pesantren menampung anak anak dari segala lapisan masyarakat

muslim umumnya anak dari orang tua yang bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri dengan

sistem pendidikan dan pelayanan yang sama bagi setiap orangnya. Kehidupan dengan model

pondok atau asrama ini dapat mendukung pembentukan kepribadian anak baik dalam tata cara

bergaul dan bermasyarakat dengan anak yang lain.

Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadiin berada dibawah naungan Brisma Group.

Pesantren ini mendapatkan kucuran dana untuk pengelolaannya dari para tenaga kerja asing

(TKA) yang memiliki keluarga di desa. Dikarenakan sulitnya akses perbankan di desa maka para

TKA mengirimkan dana pada pesantren dengan tujuan untuk memberdayakan keluarga mereka.

Sementara itu, pesantren melakukan pemberdayaan dalam bentuk pelaksanaan aktivitas untuk

menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri dan memiliki keterampilan agar dapat berperan

aktif dalam pembangunan pertanian. Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pesantren

berupa sekolah vokasi, pelatihan bagi pemuda putus sekolah, TPQ, Paud dan lainnya . Selain itu

pesantren juga memiliki akses wakaf yang luas sehingga dapat menjadi aset lahan untuk dikelola

buruh tani di tengah maraknya alih fungsi lahan pertanian.


Disamping kucuran dana dari para TKA, Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadiin juga

mendapatkan pendanaan dari kelomok usaha Brima Tani (pertanian), Brisma Farm (peternakan),

Brisma Bahari (kelautan) dan Brisma IKRA (industry kreatif). Dengan ekosistem seperti ini

maka pesantren mendapatkan sumber pembiayaandan masyarakat dapat meningkatkan

kesejahteraannya.

Contoh kasus pemberdayaan pedesaan yang dilakukan Brisma Group dapat dilihat pada

kasus tahun 2020 dimana hampir seluruh petani padi kesulitan mendapatkan pupuk subsidi jenis

NPK dimana kalaupun ada harganya sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh tata kelola distribusi

pupuk di awal tahun 2020 yang distributor dan pengecer resmi lakukan tidak berdasarkan

kebutuhan rencana definitive kebutuhan kelompok (RDKK) di masing masing kelompok tani.

Bisnis beras di pedesaan Brisma Tani dari mulai penyajian faktor input sampai konsumsi

di pilah pilah untuk menjadi sebuah kesatuan. Semua proses terlaksana dan berjalan hanya saja

tantangan terjadi pada proses budidaya karena para petani tidak mandiri pada faktor input dan

tidak mandiri pada faktor pasca produksi. Hal itulah yang menyebabkan para petani tidak

memiliki nilai tambah yang signifikan meskipun memproduksi dalam jumlah 20 ribu ton gabah

per tahun. Keuntungan yang didapatkan lebih banyak diberikan pada pihak lain seperti penyedia

faktor input dan pihak pasca produksi. Minimnya teknologi juga menjadi faktor penghambat

dalam proses produksi beras seperti pada panen raya yang bertepatan pada musim hujan, para

petani tidak memiliki mesin pengering dan penggiling yang memadai untuk total hasil produksi

mereka sehingga para petani lebih memilih menjual gabah ketimbang menjual beras. Karena

masalah itu lah Brisma tani berperan untuk memberikan investasi dari dana simpan angkutan dan

dana transfer TKA melalui pesantren. Daripada itu Brisma Tani juga berkolaborasi dengan

sektor lain seperti sektor peternakan dimana kelompok usaha tani tersebut mengolah limbah
hewan ternak menjadi sumber pupuk organic ditambah dengan limbah pertanian lain seperti

jerami dan sekam.

Untuk meningkatkan kompetensi para petani baik yang muda maupun yang tua

perusahaan membuat Brisma Vokasi dengan bentuk pesantren untuk belajar tentang teknik

budidaya yang baik disamping pelajaran agama. Pelajarannya meliputi konsep pemupukan,

konsep produktivitas, pengetahuan benih dan lainnya. Perusahaan juga membuat toko sarana

produksi pertanian dengan nama Brismart untuk memudahkan para petani berbelanja agroinput.

Disana terdapat pula penyewaan alat mesin budidaya seperti traktor, mesin prontok, mesin

penyemprot dan lainnya.

Secara singkat Brisma Tani membuat semua prosesnya terintegrasi :

1. Input (rumah pupuk organic, Brisma Danis/Lembaga keuangan masyarakat, Brisma

Vokasi/Pusat pengembangan kompetensi dan SDM)

2. Budidaya (Brismart/Toko sarana dan produksi pertanian, Lahan Sawah, Alat mesin

budidaya)

3. Panen dan pasca panen (Gudang, RMU dan rumah pengolahan dan nilai tambah)

4. Distribusi (Brisma Transport, Brismart/Toko Hasil Panen)

5. Konsumsi (Brisma kitchen, brisma café, penjualan ke pasar desa, penjualan ke

pengepul,dll)

Dampak sosial yang diberikan oleh Brisma Group adalah manjangkau penerima manfaat

secara lebih luas. Total peserta program telah mencapai 1200 rumah tangga petani dimana

penerima manfaat program dari setiap panen bisa mensubsidi pangan bagi 12 pesantren.

Prusahaan juga mampu membiayai 3000 santri dan guru mengaji serta membiayai 2400 jiwa
manula dan dhuafa dalam bentuk beras. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Brisma Group

dalam usaha Brisma Tani memberikan dampak yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat

terutama para petani. Program program yang dijalankan dapat memberikan manfaat berupa

peningkatan usaha petani guna meningkatkan taraf hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai