Umar: Woy, kamu nggak liat? Matahari sudah terbit dari tadi, kamu ini malas sekali, nggak dengar kah
Emak teriak-teriak dari tadi
Damar : Bang… Iya sabar tunggu beberapa menit lagi, mataku masi berat ini
Damar: Sekolah. Bang, kenapa abang sampaek berhenti sekolah, ada apa disekolahmu?
Umar: Aku malas Mar, disekolahku itu banyak aturannya asal kamu tau kalua gak ngerjain tugas dimarah
mar, telat sedikit dimarah mar, lebih baik aku bantu ayah jual bambu dipasar, bisa dapat duit mar…
Umar: Asal kamu tau selain dapat uang banyak gadis-gadis cantik disana
Emak: Umar bicara apa kamu! mamak dengar ada gadis-gadis tadi kamu juga damar cepat mandi!
Umar: Hmm
Emak: Kamu ini bukannya nasehatin adek kamu itu malah bilang seperti itu supaya tidak sekolah,
sekarang cepat pergi jualan dipasar
Emak: Punya dua anak seperti ini susahnya minta ampun, kalua tau gedenya bakal kayak gini sudah ku
masukkan lagi ke dalam perut
Ayah: Duh kenapa marah-marah terus sudah kayak pasar burung apa gak malu dilihat tetangga. Sudah-
sudah, Damar cepat siap-siapnya setelah itu sarapan
Bapak: Sudah mau berangkat kamu Damar, bapak mau antar bambu dulu hati-hati dirumah
Emak: Iyaa. Jangan lupa belikan bayam (berteriak keayah). Heh cepat berangkat (berteriak ke damar)
Damar: Iyaa. Assalamualaikum..
Rina: Bekerja dipasar Mar, dipasar kamu bisa bantu-bantu buk Salma menuangkan minyak ke dalam
botol
Damar: Asal kalian tau jika mamak bapakku tau aku bekerja seperti itu bisa dimarahi aku
Vina: Heh, siapa yg menyuruh kamu bekerja kami ini hanya bantu-bantu saja dipasar tapi menghasilkan
uang
Rina: Bayangkan Mar dipasar itu banyak penjual makanan-makanan enak, bukan hanya itu ada juga yg
menjual pernak-pernik cantik apa nggk kepingin kamu
Vina: Betul Mar, habis bekerja kita bisa membeli barang-barang bagus disana juga mengisi perut dengan
makanan-makanan enak
Damar: Duh, Aku ini mau pergi kesekolah apa kepasar saja ya
Damar: Iya juga, yaudah kalian tunggu disini aku ganti baju dulu yaa
Emak: Terus kamu cari apa? Bukannya dari tadi kamu udah berangkat sekolah
Emak: Si Rina dan Vina?!! Mana anak-anak itu haa? Hey…sini kalian… sini!! Yaampun…sini (sambil
menggeret si Vira dan Rina). Kalian apakan si Damar, sampai dia gak jadi pergi ke sekolah
Emak: Kalian itu seharusnya pergi ke pasar saja, ga usah ajak-ajak Damar, Damar itu mau sekolah! Dia gak
jadi kuli seperti kalian ini, sudah pergi sana!
Bapak: Mar Mar gak usah kerja-kerja kayak gitu, ayah dan emakmu ini masi bisa biayain kamu sekolah
Damar: Aku itu pengen bantu-bantu Umar dan ayah cari uang sedikit-sedikit
Nenek: Assalamualaikum, ada apa ini ribut-ribut, nenek bisa dengar dari kejauhan saat berjalan kesini
Umar: Ini loh nek, Damar itu tidak mau sekolah malah milih bekerja dipasar
Nenek: Loh Damar bukannya kamu sudah kls 9 apa kamu nggak mau menyelesaikan sekolahmu dan
segera menjadi orang sukses. Kamu itu satu-satunya yang bersekolah dikeluarga ini, apa kamu mau putus
sekolah dan menjadi kuli seperti kakakmu
Ayah: Lalu apa alasanmu lebih memilih kerja dari pada sekolah?
Emak: Mar kit aini memang miskin, tidak punya harta, tapi janganlah miskin ilmu nak, apa kamu tidak
ingat pengajian ustadz Soleh yang tadi malam di Masjid? Menuntut ilmu itu tugas seorang muslim
Nenek: Dengarkan emak kamu itu, menuntut ilmu itu pahala nak kamu akan menjadi lebih baik jika
memiliki ilmu. Raihlah cita-citamu selagi masih hidup, bermimpilah yg tinggi nak jangan lupa berdoa
insyaAllah Tuhan akan mengabulkan semua mimpimu
Nenek: Bukan begitu cucuku sayang, kita itu harus bermimpi, bermimpi agar kita punya cita-cita
Emak: Apalah artinya manusia seperti kita ini jika tidak punya cita-cita, sudah miskin harta, miskin ilmu,
aduh tidak punya cita-cita juga, bisa mati tak ada guna kita ini nak
Nenek: Kalau sudah punya cita-cita sekarang kejarlah cita-citamu itu dengan tinggi bila perlu sampai ke
negeri Cina
Damar: Kenapa jauh sekali sampai ke Cina tidak ada tempat lain kah?
Nenek: Bukan begitu, itu hanya perumpamaan maksudnnya itu kamu kejar cita-citamu sampai terwujud
Damar: Lalu sekarang bagaimana? Apa aku disini saja menunggu cita-citaku datang
Emak: Aduuuh Damaaaar kalau kamu hanya tunggu begini sampai lebaran monyet pun tidak akan
datang
Ayah: Bukan begitu carannya Mar, Mak sekarang ambilkan tas dan seragam Damar
Emak: Iyaaa…
Damar: (mencium tangan kedua orng tua) aku pergi sekolah dulu Daa (melambaikan tangan sambil pergi
menjauh)