Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi 2
Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi 2
IDENTIFIKASI MASALAH
Dewasa ini, penyakit hipertensi merupakan penyakit yang sering kita jumpai di Indonesia. Diperkirakan
sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi teruatama di negara berekmbang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta
kasus di tahun 200, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada
angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.
Selain itu, survai penyakit jantung yang dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi
tanpa atau dengan tanda penyakit jantung hipertensi sebesar 33,3% ( 81 orang dari 243 orang tua 50 tahun
ke atas ). Dari hasil studi kasus, didapatkan 68,4% termasuk hipertensi ringan ( diastolik 95 – 104
mmHg ), 28,1% hipertensi sedang ( diastolik 105 – 129 mmHg ) dan hanya 3,5% dengan hipertensi berat
( diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg ).
Hipertensi merupakan penyakit berbahaya yang membunuh secara diam – diam karena tanda dan
gejalanya adanya parameter yang pasti tentang penyakit ini. Umumnya gejala dan tanda nya sering
dialami oleh orang yang tidak beresiko tau tidak menderita penyakit ini.
“ Orang menganggap ada banyak keluhan dan tanda peringatan hipertensi, paadahal tidak demikian.
Hipertensi tidak memiliki keluhan dan tanda khas, makanya disebut silent killer” kata Kardiologis dan
pengamat perilaku pada Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta Santoso Karo Karo Surbakti ,
Jum’at.
Hasil studi menunujukkan, satu dari empat penderita hipertensi tidak tahu dirinya memiliki tekanan darah
tinggi ( lebih dari atau sama dengan 140 / 90 mmHg ) dan kondisi ini dapat mengancam jiwa.
PENGANTAR
Sasaran : Masyarakat
Jam : 08.00
Waktu : 20 menit
Tempat :Puskemas lumut
III. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memahami tentang hipertensi.
IV. TUJUAN KHUSUH
V. MATERI
Terlampir
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1 3 menit Pembukaan :
2 10 menit Pelaksanaan :
Materi :
1. Pengertian hipertensi
3. Faktor resiko
4. Komplikasi
5. Pencegahan
6. Penatalaksanaan
3 5 menit Evaluasi :
1. Pengertian hipertensi
3. Faktor resiko
4. Komplikasi
5. Pencegahan
6. Penatalaksanaan
4 2 menit Penutup :
HIPERTENSI
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah lebih dari normal ( lebih dari 140/90 mmHg ). Keadaan
ini akibat dari penyempitan pembuluh darah atau arteriosklerosis, karena meningkatnya volume darah dan
karena meningkatnya kerja jantung.
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk
suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan
untuk otot jantung.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara seperti :
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan.
Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin,
yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan
hormon aldosteron.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga
tekanan darah juga meningkat.
2. Tanda dan Gejala Hipertensi
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
Koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini yang disebut ensefalopati hipertensif
yang memerlukan penanganan segera.
3. Faktor Resiko Hipertensi
Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat diubah,antara lain :
Umur
Jenis Kelamin
Genetik
Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
Merokok
Diet rendah serat
Dislipidemia
Konsumsi garam berlebih
Kurang aktivitas fisik
Stres
Berat badan berlebih/ kegemukan
Konsumsi alkohol
4. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi berat yang tidak terkontrol dapat membuat struktur dan fungsi jantung serta pembuluh darah
mengalami kerusakan. Akibatnya, akan muncul komplikasi hipertensi pada jantung dan pembuluh darah,
seperti:
1. Serangan jantung
Hipertensi lama kelamaan dapat membuat pembuluh darah arteri pada jantung menjadi keras dan
mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah jantung sudah cukup parah, maka aliran darah
menuju otot-otot jantung akan terhambat. Hal ini kemudian dapat menyebabkan serangan jantung.
Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Hal ini
dapat membuat dinding dan otot jantung menebal, sehingga jantung kesulitan untuk memompa
cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat memompa darah dengan baik, maka
kondisi ini disebut gagal jantung.
Aneurisma
Hipertensi dapat menyebabkan dinding arteri melemah dan memicu terbentuknya kantong yang
rapuh di pembuluh darah arteri. Aneurisma umumnya terbentuk di aorta, namun bisa juga
terbentuk pada pembuluh darah arteri di bagian tubuh lain.
Semakin tinggi tekanan darah, maka semakin besar risiko terbentuknya aneurisma. Jika tekanan
darah tetap tinggi, lama kelamaan kondisi ini dapat menyebabkan aneurisma pecah. Hal ini dapat
menimbulkan kerusakan organ permanen atau bahkan kematian.
Salah satu organ yang berisiko tinggi terkena kerusakan akibat komplikasi hipertensi adalah otak.
Komplikasi hipertensi pada otak ada banyak, di antaranya:
3. Kerusakan mata
Tingginya tekanan darah dapat mengganggu fungsi retina dan saraf mata, sehingga penglihatan
menjadi terganggu.
Salah satu komplikasi hipertensi pada mata yang sering terjadi adalah retinopati hipertensi.
Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan rusaknya pembuluh darah di retina, sehingga
mengakibatkan penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf mata akibat pecahnya pembuluh
darah di dalam bola mata. Komplikasi hipertensi yang satu ini bisa menyebabkan gangguan
penglihatan atau bahkan kebutaan permanen.
4. Gangguan ginjal
Jika dibiarkan tanpa penanganan, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal
dan mengganggu kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan baik. Lama-kelamaan,
hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal.
5. Pencegahan Hipertensi
6. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi meliputi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non
farmakologi berupa modifikasi gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok
dan pembatasan konsumsi alkohol. Terapi farmakologis dapat diberikan antihipertensi tunggal
maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat didasari ada tidaknya kondisi khusus
(komorbid maupun komplikasi).
Non Farmakologi
Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup. Pola
hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi. Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada
pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular rendah. Jika dalam
4-6 bulan tekanan darah belum mencapai target atau terdapat faktor risiko penyakit
kardiovaskular lainnya maka pemberian medikamentosa sebaiknya dimulai.
http://matanews.com/2009/09/12/mitos-salah-tentang-hipertensi/
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/174-mengatasi-tekanan-darah-tinggi-
atau-hipertensi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi
http://www.kedaiobat.co.cc/2010/04/prevalensi-hipertensi.html
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/03_50_ReviewHipertensidiIndonesia.pdf/
03_50_ReviewHipertensidiIndonesia.html
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit
kardiovaskular. 2015
The seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation and treatment of
the prevention, detection, evaluation, and management of high blood pressure in adults. Hypertension.
2017: 21-22.
De Boer IH, Bangalore S, Benetos A, Davis AM, Michos ED, Muntner P, et al. Diabetes and
hypertension: a position statement by the American Diabetes Association. Diabetes care. 2017;40:1273-
84.
nokowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Coats AJS, et al. 2016 ESC guidelines for the
diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J. 2016;37:2166,2179
Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE, Colvin MM, et al. 2017 ACC/AHA/HFSA
focused update of the 2013 ACCF/AHA guideline for the management of heart failure. 2017:25