Anda di halaman 1dari 3

KEMANAKAH TOLERANSI PANCASILA KITA?

Lebaran sebentar lagi (tak deng deng) ~~~ Eitsss… eitss, tunggu dulu sepertinya ada
yang tertinggal nih apa ya??? Ahh iya, selain lebaran ternyata ada moment bersejarah juga nih
dibulan penuh tanggal merah ini. Peristiwa apaan tuh yang menyambut awal bulan Juni ini lurr??
Yapss…. peristiwa lahirnya dasar negara sekaligus ideologi negara ini kawan setanah airku,
yaitu Pancasila. Hmm, memang apa spesialnya Pancasila itu?? Yukk simak penjelasan dibawah
ini:

Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Ir. Soekarno pada pidatonya disidang BPUPKI
pertama tanggal 1 Juni 1945 dalam menentukan dasar negara Indonesia. Ir. Soekarno memilih
kata Pancasila bukan Panca Dharma atas petunjuk seorang teman beliau yang ahli dalam bahasa
yaitu M.Yamin. Menurut Bung Karno kata Panca-dharma dirasa kurang tepat digunakan karena
sidang BPUPKI saat itu tengah membahas dasar negara sedangkan Panca Dharma berasal dari
kata Panca berarti lima dan kata Dharma berarti kewajiban.

Pancasila itu sendiri terlahir untuk memberikan nama perihal lima dasar negara yang
diusulkan bung Karno. Kelima dasar negara ini juga merupakan hasil dari pemikiran sekaligus
pengamatan Ir. Soekarno sewaktu pengasingannya di Ende, NTT tepatnya ketika duduk dibawah
pohon suku. Dimana beliau sedang berpikir dan mengamati semua aktivitas sosial yang terjadi di
masyarakat sekitar, baik ketika masyarakat sedang melakukan tradisi/adat istiadat yang berjalan
didaerah tersebut hingga mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia untuk selalu bergotong
royong dan bermusyawarah mufakat. Sehingga menurut beliau kelima dasar Negara yang
diusulkannya merupakan salah satu bentuk dari hasil nyata perilaku dan gejala sosial yang terjadi
pada bangsa Indonesia, bukanlah pemikiran semata Ir. Soekarno.

Secara historis proses perumusan Pancasila diawali pada sidang BPUPKI yangmana hasil
dari siding BPUPKI adalah pada tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin berpidato tentang dasar
negara kemudian tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan agar dasar negar diberi nama
“Pancasila” dan usulan tersebut diterima secara bulat oleh siding BPUPKI dan tanggal 22 Juni
1945 sembilan tokoh nasional mengadakan pertemuan dan menghasilkan “Piagam Jakarta”.
Namun secara terminologis, sehari setelah Indonesia merdeka PPKI mengadakan sidang pada
tanggal 18 Agustus 1945 untuk mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang terdiri
dari pembukaan, pasal-pasal UUD, aturan peralihan dan aturan tambahan serta penjelasan.
Dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat terdapat rumusan Pancasila.

Mengapa harus ada rumusan Pancasila dalam konstitusi Negara kita?? karena Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sehingga menurut para pendiri negara (founding father) yakni PPKI, nilai dan sila
pada Pancasila wajib dimasukkan dalam pembentukan dan perumusan suatu dasar peraturan
perundang-undang (konstitusi negara) sebuah negara.

Dewasa ini, banyak sekali kasus/masalah yang menimpa bangsa ini terutama terhadap
nilai/makna Pancasila mulai dari disintegrasi bangsa, intoleransi terhadap umat beragama hingga
masalah radikalisme serta terorisme. Sebelum, kita berpikir mengenai permasalahan yang ada
sebenarnya apa sih dimaksud bung Karno dan pendiri bangsa mengenai Pancasila berasal dari
pribadi bangsa itu sendiri??

Yang dimaksud Pancasila berasal dari bangsa itu adalah bahwa setiap sila-sila dalam
Pancasila memiliki nilai dan makna nya tersendiri yang diambil dari inti sari
kehidupan/kebiasaan masyarakat Indonesia. Karena telah kita ketahui bersama bahwa bangsa ini
merupakan bangsa yang beranekaragam baik dari segi agama, ras, etnik, suku, bahasa, budaya
dan sebagainya. Selain sebagai bangsa yang beranekaragam juga sebagai bangsa yang
multikultural. Dimana suatu bangsa yang multikultural tidak hanya tau akan perbedaan dan
kemajemukan yang ada tetapi juga ada sikap, perilaku dan tindakan dalam upaya menjaga
perbedaan itu sendiri. Hal ini lah menjadi latar belakang atau cikal bakal terbentuknya sila ketiga
yaitu Persatuan Indonesia.

Dalam hal ini masih banyak nilai dan makna daripada sila ketiga ini yang belum
terlaksana sesuai harapan. Misalnya baru saja ini banyak sekali pemberitaan penistaan agama A
oleh seseorang atau sekelompok agama tertentu bahkan hingga melanggeng berbagai cara yang
mengatasnamakan agama untuk memecah belah bangsa ini. Justru hal ini sangat disesali karena
kita tahu bahwa para pendiri bangsa hingga bangsa Indonesia terdahulu telah berupaya sangat
keras untuk mempersatukan bangsa ini tanpa pandang bulu.

Sesuai dengan paribasa Jawa berikut, “Rukun agawe santoso, crah agawe bubrah” yang
artinya kerukunan akan menghasilkan kesejahteraan, sedangkan perpecahan akan menimbulkan
kesengsaraan. Karena semua orang juga pasti sudah tahu, bahwa kerukunan yang dimaksud
dalam sila ketiga dalam Pancasila itu hal yang penting. Apalagi di tengah situasi yang krisis
kedamaian seperti sekarang ini. Banyak muncul provokator yang berusaha memecah belah
bangsa kita. Nah, kita bisa mulai menciptakan kerukunan itu dari lingkungan terdekatmu, ya.
Misalnya di rumah, sekolah, kampus atau kantor.

Mungkin hal ini juga sejalan dengan perkataan Bung Karno berikut, “Perjuanganku lebih
mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan
saudara sendiri”. Dulu kita mungkin tidak akan membayangkan kemungkinan perkataan
tersebut. Mana mungkin ada yang lebih sulit dari berjuang melawan penjajah? Namun jika kita
kembali menelaah apa yang terjadi sekarang ini, kata-kata Soekarno kemungkinan besar memang
benar adanya. Mungkin juga beliau sudah melihat tanda-tanda bagaimana kita kini memiliki
tabiat yang tidak biasa.
Oleh karenanya kita sebagai pemuda sekaligus penerus bangsa ini selanjutnya, janganlah
putus asa dan menyerah menghadapi permasalahan bangsa yang saat ini sedang kita hadapi.
Justru dengan semakin banyak permasalahan yang ada seharusnya semakin membuat kita kuat
akan apapun rintangan dan hambatan yang akan dihadapi oleh bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai