Anda di halaman 1dari 8

Distilasi : Cara Sederhana Mendapatkan

Air Bersih dari Air Laut / Air Asin


 

Air bersih yang dihasilkan dari proses distilasi didapatkan dengan jalan melakukan
penguapan terhadap air sumber / air baku. Cara ini efektif untuk menghilangkan garam yang
menyebabkan rasa asin pada air. Ada dua cara sederhana dalam membuat alat distilasi air ini,
yakni menggunakan kompor atau menggunakan sinar matahari.
Stove-top still merupakan model sederhana untuk alat distilasi dengan menggunakan kompor.
Pertama-tama kompor memanaskan air yang ada sebuah belanga. Pemanasan tersebut akan
menghasilkan uap panas yang akan dipakai untuk memanaskan belanga kedua yang berisi air
sumber yang nantinya akan berisi air bersih. Pemanasan pada belanga kedua juga akan
memicu munculnya uap air dari air sumber. Butiran-butiran uap air ini akan tertahan poleh
membran plastik dan akhirnya akan jatuh pada wadah air bersih yang terletak ditengah-
tengah belanga kedua. Untuk lebih lengkapnya lihat gambar dibawh ini.

Adapun cara yang kedua adalah menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan uap air.
Butiran uap-uap air tersebut kemudian akan tertahan pada kaca tembus pandang. Setelah
butiran semakin banyak, maka akan berubah menjadi tetesan air yang akan ditahan oleh
palung/talang air yang akan mengarahkan butiran air ke dalam wadah untuk penampungan air
bersih. Ada berbagai cara distilasi menggunakan sinar matahari ini yang selengkapnya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Proses destilasi adalah proses pemurnian alcohol. Alkohol memiliki titik didih 78C sementara
air 100C. Karena itu apabila dipanaskan alcohol akan lebih dulu menguap daripada air. Pada
hasil fermentasi yang mengandung alcohol 10 %, proses destilasi sederhana pada suhu 79-82
akan menghasilkan alcohol kadar 40-45 %. Alkohol 40% ini apabila di destilasi lagi akan
menghasilkan kadar  60-70%. Jadi untuk menaikkan kadar alcohol sampai 95% keatas
diperlukan destilasi berulang-ulang. Intinya adalah cairan yang mengandung alcohol apabila
dipanaskan akan menghasilkan uap yang mengandung alcohol lebih kaya dari pada saat
masih berbentuk cair yang diakibatkan perbedaan titik didih. Dengan prinsip ini, apabila
kita bisa membuat cairan yang mengandung alcohol menguap, lalu mencair, lalu
menguap lagi, dan lalu mencair lagi, demikian berulang-ulang dalam satu kali
rangkaian proses dalam satu alat, maka sama saja alcohol yang dihasilkan telah
mengalami rangkaian destilasi yang berulang. Ini artinya kita dapat merangkum beberapa
kali proses destilasi dalam satu proses yang jauh lebih efisien dan menghasilkan alcohol yang
lebih murni. Efek destilasi bertingkat itulah yang dihasilkan dari alat dibawah ini.

Spesifikasi Alat :
Evaporator/boiler          : Drum Stainless 200 l
Kolom destilasi             : Diameter 4 inch/10 cm dan tinggi 180-200 cm (termasuk reflux)
Kondensor                   : Diameter 5-6 inch dan tinggi 30-40 cm.
Reflux control               : Tinggi 20-30 cm
 
KONDENSOR
 

Alat ini berfungsi untuk mendinginkan uap panas dari kolom destilasi sehingga berubah
bentuk menjadi cair kembali. Dua pipa disamping kanan adalah jalan masuk dan keluar air.
Sementara dua pipa diatas dan bawah adalah tempat keluar dan masuk uap dari kolom
destilasi. Air harus selalu mengalir dengan debit tertentu tergantung kebutuhan. Di Indonesia
para pembuat alcohol tradisional biasanya mendinginkan uapnya dengan melewatkan pipa
uap ke dalam kolam pendingin, drum/tong, atau bahkan sungai. Dengan begitu tidak perlu
mengatur aliran air seperti dalam gambar diatas.
Ketika membuat koil untuk kondensor harap diperhatikan agar setiap lingkaran bersusunan
menurun secara sempurna dan tidak naik turun agar tidak terjadi efek ‘cegukan’ akibat aliran
cairan mengendap di koil yang tersusun tidak sempurna/naik turun.
 
REFLUX COIL COLUMN
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                        
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                               Reflux Coil Column
 
Reflux coil terletak di bagian paling atas dari kolom destilasi. Dua ujung koil yang keluar dari
pipa adalah tempat keluar masuknya aliran air pendingin. Reflux coil berguna untuk
menciptakan efek destilasi bertingkat di dalam kolom. Cara kerjanya adalah, uap panas
alcohol dan air yang naik akan menyentuh reflux coil. Karena reflux coil lebih dingin (akibat
aliran air) daripada uap alcohol-air maka uap akan terkondensasi atau menjadi cair lagi dan
jatuh ke packing. Dalam perjalanan jatuhnya cairan tsb didalam kolom akan bertemu dengan
uap panas dari bawah yang naik sehingga cairan menjadi panas kembali dan alcohol menguap
dengan kandungan yang lebih kaya karena alcohol bertitik didih lebih rendah daripada air,
sementara itu air akan terus turun sampai mendapatkan panas yang cukup untuk menguap
lagi. Proses ini terjadi berulang ulang didalam kolom sampai akhirnya sebagian uap berhasil
lolos menuju kondensor. Uap yang lolos ini sudah berkadar alcohol tinggi karena sudah
beberapakali mengalami proses naik-turun atau destilasi berulang kali didalam kolom.
Didalam kolom yang tanpa reflux coil, uap tidak akan terkondensasi dan akan langsung
menuju kondensor tanpa mengalami proses destilasi berulang. Kebanyakan pembuat arak
tradisional langsung menyalurkan uap dari boiler ke kondensor (kolam atau sungai) tanpa
reflux dan packing sehingga hasilnya paling banter berkadar 50%. Tanpa reflux sangat sulit
untuk mendapatkan kadar alcohol diatas 90 %.
Pengaturan aliran air pada koil reflux bisa membantu menstabilkan suhu pada kolom. Ini
sangat berguna apabila anda menggunakan sumber pemanas/bahan bakar yang tidak stabil
seperti kayu bakar.
 
PACKING
Packing adalah material yang berguna untuk memperluas permukaan didalam kolom. Cairan
akan lebih mudah menguap apabila bersentuhan dengan suatu permukaan yang bersuhu
berbeda. Demikian juga uap akan lebih mudah terkondensasi apabila bersentuhan dengan
permukaan yang berbeda suhu. Karena itu sebagian besar ruang didalam kolom harus diisi
dengan material yang bisa menyediakan permukaan yang lebih banyak untuk bersentuhan
dengan uap. Material packing ini bisa berupa kerikil, pecahan keramik, kaca, besi, tembaga,
atau apapun asal tidak berkarat dan bereaksi dengan alcohol. Almunium dan bahan plastic
sebaiknya tidak digunakan. Perlu diingat agar packing jangan sampai terlalu padat sehingga
menyumbat aliran uap. Material terbaik untuk packing adalah scrub stainless steel/tembaga
dan rashcig/pall ring (biasanya digunakan industri). Sayangnya bahan tersebut sulit
didapatkan di Indonesia. Packing juga menciptakan efek destilasi berulang.
 
 
 
 

 
 
            
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                           
 
                                                           Raschig ring
 
Packing harus disangga dengan plat berlubang-lubang (perforated plate) untuk menjaga agar
tidak jatuh kedalam boiler.
 
TERMOMETER
Termometer ditempatkan tepat diatas reflux koil, tepat di dekat saluran uap keluar dari kolom
menuju kondensor. Peletakan disitu dimaksudkan untuk memastikan bahwa suhu uap
sebelum keluar menuju kondensor adalah 79-82 derajat C yang merupakan suhu paling ideal
untuk menghasilkan kadar tertinggi. Anda harus mencoba beberapa kali sebelum dapat
mengetahui dengan tepat pada suhu berapa (dikisaran 79-82) alat anda menghasilkan kadar
tertinggi. Apabila suhu terlalu tinggi alcohol yang dihasilkan akan berkadar rendah, tapi bila
suhu terlalu rendah alcohol tidak akan keluar.
Termometer yang digunakan sebaiknya thermometer digital dengan remote reading, agar
pembacaan lebih akurat karena dengan tinggi kolom 2 m + boiler dan tungku, anda tidak
perlu sering mendongak dan memicingkan mata seperti jika menggunakan thermometer
biasa. Percayalah, thermometer akan menjadi teman setia anda terutama untuk menghasilkan
ethanol murni.
 
KOLOM DESTILASI (distillation column)

 
Gambar diatas adalah bentuk kolom destilasi yang lengkap. Anda tidak perlu meniru bentuk
diatas seutuhnya. Gunakan kreatifitas anda. Yang penting adalah cara kerja utamanya anda
sudah paham sehingga anda bisa mendesign sendiri sesuai dengan kebutuhan dan layout
tempat anda. Stripping reflux control tidak harus dibuat (optional). Penambahan alat ini akan
meningkatkan konsumsi bahan bakar/pemanas secara signifikan. Anda bisa
menambahkannya apabila alat anda tidak bisa menghasilkan kadar yang anda inginkan.
Stripping section dan rectifier section harus diisi penuh dengan material packing dan
dibawahnya disangga dengan plat yang berlubang-lubang. Jika anda tidak menggunakan
bagian stripping reflux, maka kolom stripping dan rectifier bisa anda gabungkan tanpa sekat.
Tidak usah bingung dengan istilah stripping dan rectifier, karena itu hanya istilah untuk
menggambarkan proses yang terjadi pada setiap level ketinggian kolom. Kedua istilah itu
lebih bermakna apabila kolom anda menggunakan teknik continuos/fractionating column
dimana membutuhkan pemahaman yang lebih jauh tentang proses destilasi. Tinggi total
kolom destilasi ini adalah 2 meter dengan diameter 4 inch atau 10 cm. Kolom reflux dan
kondensor berukuran sekitar 30 cm. Untuk kondensor sebaiknya menggunakan diameter yang
lebih besar daripada kolom destilasi, karena lumayan sulit untuk memasukkan koil ½ inch
kedalam kondensor (kecuali anda punya teknik sendiri). Tidak perlu terlalu pusing
memikirkan ukuran tinggi kolom destilasi yang pas. Pada dasarnya semakin tinggi semakin
baik, tapi perlu diingat bahwa semakin tinggi kolom maka kebutuhan energi untuk
‘mengantarkan’ uap menuju kondensor juga semakin besar.
Koil untuk reflux sebaiknya dari pipa/tube tembaga (biasanya untuk AC) dengan diameter ¼
inch, sedangkan untuk pipa aliran uap menuju kondensor beserta koilnya minimal
berdiameter ½ untuk mengantisipasi penyumbatan yang mungkin terjadi sehingga
membahayakan.. Hydrometer sump pada gambar diatas hanyalah alat tambahan yang
fungsinya adalah untuk mengetahui kadar alcohol lebih dulu sebelum masuk ke storage. Jika
kadar tidak sesuai dengan yang diinginkan maka valve pada hydrometer sump dibuka untuk
menyalurkan output kembali kedalam boiler untuk di destilasi ulang.
 
BOILER
Untuk boiler/cooker bisa digunakan drum yang berbahan stainless steel dengan kapasitas 200
liter. Untuk boiler/cooker dengan ukuran lebih besar membutuhkan kolom destilasi dengan
ukuran yang lebih besar pula. Boiler/cooker sebaiknya diisi tidak lebih dari 4/5 bagian untuk
memberikan ruang bagi terbentuknya uap. Posisi drum sebaiknya tidur (bukan berdiri) pada
tungku untuk memberikan permukaan yang lebih luas bagi terbentuknya uap. Pada saat
perakitan sebaiknya didesign pula saluran untuk memasukkan mash (hasil fermentasi) dan
saluran keluarannya. Ada baiknya menempatkan safety relief valve dan pressure gauge pada
bagian atas boiler untuk keadaan darurat seperti kenaikan tekanan karena terjadi sumbatan
(ada juga alat seperti ini yang otomatis membuang uap pada tekanan tertentu). Pemanas untuk
boiler; gas, kayu bakar, batu bara, electrical heater element, harus menghasilkan panas yang
stabil.
 
AZEOTROPE
Alkohol berkadar 96% dimana sekitar 4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran
yang disebut azeotrope. Pada tahap ini molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan
tidak bisa dipisahkan dengan destilasi biasa. Karena itu untuk meningkatkan dari kadar 96%
menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit/molecular sieve/karbon aktif. Bahan-bahan tersebut
mempunyai molekul dengan rongga yang sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat
menyerap molekul air yang lebih kecil daripada molekul alcohol. Cara kerjanya seperti
saringan.
Apabila anda sudah memahami prinsip destilasi diatas, maka saya merekomendasikan agar
anda mempelajari teknik continuos/fractionating column. Teknik ini mampu memproduksi
alcohol murni dengan jauh lebih cepat, tapi memerlukan pemahaman yang lebih jauh
mengenai proses destilasi.
Demikian rangkuman dari saya yang tentunya masih belum sempurna. Untuk itu apabila
masih ada pertanyaan, saya akan berusaha menjawabnya semampu saya. Saya juga masih
dalam taraf belajar, karena itu saya akan sangat senang apabila mendapat saran atau masukan
dari anda. Terima Kasih.
Semoga berguna.

Anda mungkin juga menyukai