Anda di halaman 1dari 19

BERKARYA SENI RUPA

NUSANTARA
A. PENGERTIAN SENI
Seni adalah pengalaman estetis yang diwujudkan melalui kegiatan kreatif dengan melalui berbagai
media, menghasilkan karya pesona (Artistik dan Estetis).

Kesenian bagian dari hasil kebudayaan dalam perkembangannya dari zaman prasejarah
sampai zaman modern. Pandangan terha dap perkembangan seni bersifat dinamis, dimulai dari
perkembangan konsep, penampilan, tehnik dan bahan selalu menga lami peru bahan disebabkan
perkembangan ilmu penge tahuan, teknologi dan seni.

Istilah seni secara etimologis merupakan paduan kata dari art (Inggris) dan ars (Latin) atau
techne (Yunani). Istilah techne kerap dipadankan dengan kemahiran atau ketrampilan yang tinggi
dalam mencip takan benda-benda kebutuhan sehari-hari ( Desain ).

Sebutan Seni dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Jepang hingga kini.

Secara etimologi berasal dari bahasa Belanda ”Genie” = lembut, rumit, pelik, dsb. Diambil dari
bahasa Latin “Genius”= Pemi kiran dan penemuan yang luar biasa atau

menak jubkan. Kemudian Seni dari istilah ba hasa Indonesia. Bahasa Inggris ”Art ”, seni mannya
disebut ”Artis” apapun seni yang dite kuninya.

Sedangkan istilah seni rupa merupakan pa danan kata dari Visual Art (seni rupa atau yang
dapat dili hat), Fine Art (seni indah), ada yang menyebutnya Pure Art (seni murni).

Istilah pure art kini disamakan dengan karya seni murni yang tidak memiliki kegunaan
praktis, tetapi hanya sebagai keindahan saja, seperti lukisan Abstrak, musik klasik, teater absurd,
sulit diapresiasi oleh awam.

Budaya rupa adalah; ungkapan melalui rupa yang indah di sekitar lingkungan manusia.
Wujudnya dapat berupa sebuah gambar, bangunan, interior rumah, mebeler, benda elektronik,
majalah yang sarat dengan gambar, hingga tayangan pariwara/ iklan televisi.

Dari sejumlah karya manusia itu terdapat benda-benda yang indah sehingga perasaan kita
dapat tergugah, itulah karya seni rupa.

Kalau kita melihat lahirnya, seni adalah hasil perpa duan nalar dan perasaan secara seimbang,
karya seni di samping Estetis (mempunyai nilai keindahan), tampilan Art istik (nilai- nilai seni) ,
dan Etis (nilai kesopanan). Karena manusia diberi kelebihan dengan
Logika (pikir ), Etika (nilai moral) dan Estetika (nilai perasaan indah). Maka terus mengalami
perkem bangan sejalan dengan kemajuan zaman dan peradaban nya.

Misalnya ; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Vokal, Seni Tari, Seni Sastra, Seni Teater/ drama

Cabang Seni Rupa Meliputi : Seni Lukis, Seni Pahat/ Patung, Seni Illustrasi, Seni Dekorasi,
Seni Reklame, Seni Grafis/ Printing/ cetak, Seni Arsitek tur, Seni Kerajinan/ Kriya dan Desain
Industri, serta Kaligrafi/ tulisan indah.

B. JENIS - JENIS KARYA SENI

1. SENI RUPA, karya seni yang mengguna kan media wujud. Artinya karya seni yang dapat
dinikmati oleh indra lihat (visual).

Senimannya ; perupa, pelukis, pemahat, pematung , dekorator, illustrator, desainer, Kaligrafer,


dsb.

2. SENI MUSIK (Instrumentalia), karya seni dengan media nada (bunyi) yang berirama secara
ritmis, dinamis dan harmonis. Karya seni ini dapat dinikmati oleh indra dengar (Audiotory/
Audio).

Senimannya ; musikus, musisi, pemusik, violis, aranger, komponis, komposer, gitaris, pianis,
drum mer, bassis, panjak, pemukul terbang/ penerbang dsb.

3. SENI SUARA (Vokalia), karya seni medianya nada (suara) yang berirama seca ra ritmis,
dinamis dan harmonis. Karya seni suara dinikmati oleh indra dengar.

Senimannya ; Vocalis, penyanyi, biduan, Sin den, Penembang, Waranggana, Qari’ Qori’ah, Nasid,
Hadi, Rapper, Jazzer, Rocker, Pedangdut dsb.

4. SENI TARI, ialah karya seni yang menggunakan media gerak yang ritmis dan dinamis,
penikmatan nya menggunakan pengli hatan, dengar pada irama musik yang mengiringinya
(Wiraga, Wirama, Wirasa).

Senimannya; koreografer, penata tari, penari, dancer, rodad, tandak, joged dsb..

5. SENI SASTRA, ialah karya seni menggu nakan media bahasa yang bernilai sastra, penik
matannya menggunakan indra lihat- dengar (Audio – visual).

Senimannya ; sastrawan, pujangga, penya ir, penulis, cerpenis, novelis, dsb..

6. SENI TEATER / DRAMA, ialah karya seni melalui media bahasa yang bernilai sastra, gerak
laku (acting), mimik ( penji waan pada wajah ). baik di arena, pentas maupun film.
Penikmatannya mengguna kan indra penglihatan dan pendengaran. Ditunjang oleh seni sastra,
seni rupa, seni musik, seni tari,seni vocal (Audio – visual)
Senimannya ; teaterwan, pelaku, aktor, dramawan, pemain, figuran , Pemain Utama/ Prota
gonis, Penengah/ Tritagonis dan Lawan/ Antagonis dsb. Ceritanya : Kome di, Tragedi,
Tragikomedi.

C. PENCIPTA/ PELAKU SENI :

Seniman ; “ Orang yang aktif, kreatif men cipta dan melakukan kesenian “. Ada yang profesional
ada pula yang Amatir.

Ada 2 macam seniman, yaitu :

1. Seniman Akademis ; berasal dari sekolah seni secara formal, sangat teoritis.
2. Seniman Autodidak ; berasal dari bakat seni secara alami dan mengembangkan secara tidak
formal melalului sekolah ke senian. Seniman ini sering lebih berkem bang dan melejit ke papan
atas atau go Internasional. Jika karyanya terkenal men jadi seniman legendaris yang di kenang
terus sepanjang zaman.

D. PROSES PENCIPTAAN SENI

Penciptaan oleh seniman dengan cara ;

a. Modifikasi: Memadukan bentuk satu dengan yang lain, sehingga menciptakan bentuk baru yang
unik (lain dari pada yang lain).

b. Aplikatif/ duplikasi : Mencontoh dan meni ru yang ada pada alam diungkapkan pada suatu jenis
karya seni ( duplikat ).

c. Expressif : Mengungkapkan perasaan dan pikiran yang mengalami perubahan bentuk (distorsi),
menjadi karya baru.

d. Kolaborasi : Memadukan antara jenis satu dengan jenis seni lain dalam satu tampilan yang baru.

C. CABANG SENI RUPA

Cabang seni rupa dapat dibedakan me nurut terapan dan pembuatannya, wujud/ ukuran karya dan
ciri khas tersendiri, yaitu :

1. SENI LUKIS, karya seni rupa 2 dimensi dengan media garis, warna, bidang, tekstur yang lebih
mementingkan segi ekspressi atau ungkapan perasaan seseorang, dikom posisikan secara sera
si. Coraknya: Naturalistis, Realistis, Ekspressif, Ro mantis, Surrealistis, Impressionis, Abstrak,
dsb..

2. SENI PAHAT/ PATUNG, karya seni rupa tiga dimensi dengan media garis, bidang, warna,
tekstur, ruang yang di komposisikan secara serasi, merupakan ungkapan perasaan seniman.
Corak nya: Naturalistis, Realistis, Ekspressif, Romantis, Surrealistis, Impressionis, Abstrak,
dsb..
3. SENI DEKORASI, karya seni rupa 2 dan 3 dimen si dengan media garis, bidang, war na,
gambar dan tulisan yang digunakan untuk menghias bidang, ruang dan benda. Macamnya :
Interior (dalam ru angan) dan Eksterior ( luar ruangan ).

4. SENI ILLUSTRASI, karya seni rupa 2 di mensi berupa gambar untuk menunjang tulisan dan
memperjelas maksud atau infor masi berdiri sendiri. Umumnya gambar ber corak realis, ada
berupa simbolis, karton, fotografi, semi realis bahkan abstrak.

Macamnya: Illustrasi Sampul (cover) Majalah/ kitab, Cerita bergambar (cergam) , Simbol/
logo, peragaan mode, vignette (hiasan pada bidang kosong, pada undangan, di sebelah puisi/
artikel), Karikatur ; (gambar kritikan kehidupan Ipoleksos budhankamrata dsb. ), rambu-rambu
lalu lintas, logo, lambang.

5. SENI REKLAME, karya seni rupa dua dan tiga dimensi berupa gambar dan tulisan untuk
seruan, ajakan, himbauan dari;

1). Pemerintah kepada masyarakat (Reklame Peme rintah), untuk meningkatkan taraf hidup,
kesehat an, kebersihan tatib lalin, kesejahteraan, dsb.

2).Dari Produsen kepada konsumen (Reklame Swasta), semata-mata mencari keuntungan


ekonomis atau laba.

Media : Visual, Audio, Audio-Visual.

Macamnya : Iklan (segala reklame pada media masa) , sponsor, poster, spanduk, billboard,
etiket, baliho, cut out display, brosur, label, sample/ mons ter ( ujicoba ) , trade mark,
selebaran, katalogus, slide, film, etalage, show room, neon box dsb.

6. SENI GRAFIS, karya seni rupa 2 dimensi beru pa gambar dan tulisan sebagai pe nunjang atau
berdiri sendiri sebagai kar ya grafis/ cetakan.

Tekniknya, dengan acuan/ alat cetak untuk direproduksi dengan jumlah banyak, hasil sama.

Dilihat dari acuan yang digunakan :

1) Cetak datar, acuan yang digunakan datar ; contoh fotografi, cetak offset, fotokopi, printing
set, lithografi dsb..

2) Cetak tinggi, acuan yang digunakan tim bul; contoh stempel, grafis printing;

3) Cetak dalam, acuan yang digunakan ce kung; contoh drypoint, grafis printing.

4) Cetak tembus, acuan yang digunakan ber lobang; sablon sederhana cara air brush.

5) Cetak saring, acuannya screen/ kain sutra ; untuk : kain, kertas, plastik.
7. SENI ARSITEKTUR, karya seni rupa 3 dimensi berupa penunjang kehidupan dan biasanya
memen tingkan guna dari pada bentuk. Berfungsi sebagai Rumah tinggal, Pertokoan,
perkantoran, fasilitas umum. Penunjangnya adalah seni dekorasi. Setiap suku dan bangsa serta
zaman mempunyai ciri khas bentuk artistik.

8. SENI KERAJINAN/ KRIYA, karya seni rupa dua dan tiga dimensi penunjang kehi dupan
sehari-hari, ada yang menjadi ben da praktis ada yang souvenir atau cendera mata. Pada setiap
daerah mempunyai ciri khas, karena bahan yang diambil dari daerah setempat, atau yang
disesuaikan dengan keadaan, letak geografis, adat buda yanya. Indonesia yang terdiri dari berba
gai suku dan pulau, maka sangat bermacam ragam hasil seni kriya yang dapat dihasilkannya.

Macam Seni Kerajinan/ Kriya, yaitu :

1. Seni Kerjinan Batik

2. Seni Kerjinan Keramik

3. Seni Kerjinan Logam

4. Seni Kerjinan Anyam

5. Seni Kerjinan Ukir

6. Seni Kerjinan Songket/ bordil

7. Seni Kerjinan Tenunan

8. Seni Kerjinan pernak-pernik-cindera mata

9. Seni Kerjinan Home Industri

Daerah-daerah penghasil seni rupa terapan :

1. Ukir kayu : Jepara, Bali;

2. Logam kuningan : Juanan Kab. Pati;

3. Perak bakar : Kota Gede Yogyakarta;

4. Keramik Gerabah, porselin : Kasongan- Yogya karta, Dinoyo-Malang;

5. Batik : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura:

6. Kerajian kulit: Cibaduyut-, Solo,Yogya karta;

7. Songket,ulos ; Berbagai kota Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera Barat;


8. Cenderamata : Bali, Yogyakarta, Ban dung, Solo, Tangguangin-Sidoarjo;

9. Wayang Golek: Sukabumi, Cirebon, Tasikmalay

10. Bordiran : Tasikmalaya, Kudus, Bangil-Pasuruan, Tulungagung

11. Anyaman Tasikmalaya, Silungkang-SumatraBarat,


SENI BATIK
I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA
Membatik merupakan kegiatan berkarya seni meng gunakan bahan lilin yang dipanaskan dan mengguna kan alat
canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selem bar kain. Teknik
pewarnaannya menggunakan tek nik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara
yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.
Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkem bang. Membatik tidak saja menggunakan alat can ting tetapi
sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan
menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis
Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b. Karya seni Batik Cap (printing)
Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih bebas dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Praktis
Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya.
b. Fungsi Estetis
Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan.
II. POLA BATIK
Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik bia sanya menggunakan ragam hias. Untuk karya seni ba tik
tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman
dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam
hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.
Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergu nakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan. Cara
membentuk pola :
Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu se hingga
menghasilkan bentuk yang indah
Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
III. BAHAN DAN PERALATAN MEMBATIK
a. Bahan yang diperlukan :
Bahan utamanya adalah kain mori/ sutera, lilin (malam), soda api dan pewarna.
Jenis kain katun merupakan jenis kain yang disaran kan dan sangat baik menyerap warnanya. Sedangkan kain sutera
lebih halus dan harganya tentu saja lebih mahal. Gunakan ukuran kain yang akan dibatik se suai kebutuhan.
Lilin yang digunakan untuk membatik bermacam-macam, seperti :
- Lilin putih
- Lilin kuning
- Lilin hitam
ketiganya dibuat dari minyak latung buatan pabrik
- Lilin tawon yang dibuat dari sarang lebah
dan sebagainya
Pewarnya yang digunakan untuk membatik dapat menggunakan pewarna modern buatan pabrik seperti Napthol,
Indigosol dan Remasol atau berasal dari alam seperti :
- Warna hijau dari daun-daunan (daun kepyar)
- Warna merah dari daun jati muda
- Warna kuning dari kunyit (kunir) yang dicampur dengan kapur sirih
b. Alat yang digunakan
Peralatan tradisional yang masih sering digunakan adalah canting, kuas, wajan, kompor, gawangan, dandang besar,
sarung tangan dan setrika.
Canting merupakan alat pokok yang digunakan untuk menuliskan lilin cair di atas kain. Alat ini terbuat dari
tembaga dengan tangkai kayu. Badan canting digunakan untuk mengambil dan menampung lilin cair dan carat (pipa
kecil diujung badan canting) digunakan sebagai jalan keluarnya lilin cair.
Berdasarkan fungsinya dibedakan :
- Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal)
- Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah dibuat polanya)
Berdasarkan ukurannya dibedakan :
- Canting kecil
- Canting sedang
- Canting besar
Berdasarkan jumlah caratnya dibedakan :
- Canting cecekan (bercarat tunggal)
- Canting loron (bercarat dua)
- Canting telon (bercarat tiga)
Wajan digunakan sebagai wadah lilin yang dipanaskan diatas kompor
Kompor digunakan untuk memanaskan lilin
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu digunakan untuk membentangkan kain sehingga mempermudah
menuliskan lilin menggunakan canting
Sarung tangan digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses pewarnaan
Dandang besar digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik dalam proses pewarnaan dan pelarutan
lilin
Sterika digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih menempel dengan cara menyetrika kain batik dengan
kertas koran diatasnya sehingga lilin akan menempel ke kertas
IV. PROSES MEMBATIK
Langkah-langkah dalam proses membatik yaitu :
a. Membuat desain pada kertas terlebih dulu atau langsung pada kain.
b. Persiapan alat dan mencairkan lilin dalam wajan
c. Lilin cair diambil menggunakan canting dan dioleskan ke atas kain sesuai dengan gambar yang sudah dibuat
d. Setelah selesai kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas
e. Jika ingin menggunakan warna kedua, maka :
f. Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna pertama
g. Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna kedua dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu
bilas
h. Jika ingin menggunakan warna ketiga, maka :
i. Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna kedua
j. Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna ketiga dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas
k. Setelah selesai, masukkan kain ke dalam dandang berisi larutan soda api untuk melarutkan lilin yang menempel di
kain.

A. Klasifikasi Karya

Seni Rupa Nusantara

Seni Rupa ; jenis kesenian yang pengungkapan nya dalam bentuk rupa meliputi unsur-unsur seni,
yaitu ; titik, garis, warna, bidang, bentuk, ru ang, tekstur, cahaya, gelap-terang.

Seni Rupa disebut juga seni Visual, kare na ekspresinya dengan wujud dan penikmat annya
melalui penglihatan ( visual ).

Seni Rupa; ungkapan Estetika (nurani keindahan ) manusia untuk mengenal, mewujud kan, dan
menya tukan dengan lingkungannya. Setiap suku dan bangsa dari sejak prasejarah hingga kini
selalu membutuhkan kesenian yang bisa menjadi simbol peradaban manusi a untuk selamanya.

1) Jenis-jenis Karya Seni Rupa

a. Seni Rupa berdasarkan jenis matra dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Seni Rupa dua dimensi atau 2 matra

2) Seni Rupa tiga dimensi atau 3 matra


1) Senirupa dwimatra (dua dimensi); karya seni rupa berbentuk datar atau 2 ukur an (panjang dan
lebar) yang dapat dilihat dari depan saja, misal nya; lukisan, gambar, dekorasi tulisan, papan
reklame/ bill board.

2) Seni rupa trimatra (tiga dimensi) yaitu ; karya seni rupa berbentuk bongkah, mem punyai
ukuran ( pan jang, lebar, tinggi dan volume ), yang dapat dilihat dari segala arah sisi pandang.
Contoh ; seni kera mik, patung, bangunan/ arsitektur, dekorasi ,dsb.

b. Seni Rupa berdasarkan pembuatannya ;

1) teknik handmade ( buatan tangan )

2) teknik masinal ( buatan mesin )

3) teknik komputer ( printing/ cetakan )

4) teknik photografi ( printing/ cetakan )

5) teknik campuran (paduan segala teknik)

c. Karya Seni rupa berdasarkan corak atau alirannya terdiri :

1) Naturalisme

2) Realisme

3) Romantisme

4) Ekspressionisme

5) Impressionisme

6) Fauvisme

7) Dadaisme

8) Surrealisme

9) Kubisme

10) Futurisme

11) Abstrak

12) Abstrak Kaligrafi


13) Pop-Art

14) Cinetisme/ Optik dan Kinetik

a. Karya Seni rupa ditinjau dari tujuannya dibedakan menjadi dua, yaitu karya seni murni ( fine
art ) dan karya seni terapan ( applaet art ).

1) Karya seni murni (fine/ pure art), dicipta kan untuk keindahan ( untuk memenuhi batin/ emosi/
psikologis).

2) Karya seni terapan (applaet art), dicipta kan tujuan fungsional sebagai media edu kasi/
pendidikan, berekspressi/ ungkapan perasaan , rekreasi/ hiburan, terapi / peme riksaan
kesehatan , religi/ keagamaan dan komunikasi/ perhubungan.

b. Karya Seni rupa ditinjau dari tujuan nya dibedakan menjadi ;

Secara umum tujuan penciptaan karya seni sebagaimana ilmu pengetahuan yang mem punyai
berbagai tujuan, sedangkan tujuan seni adalah sebagai berikut :

1) Ekpresi pribadi. Ungkapan emosi nal terda lam (dari renungan, perasaan, angan-angan / cita-
cita) diwujudkan dalam berbagai ben tuk kesenian, simbolisasi rupa, kata-kata, nada, dan segala
jenis seni;

2) Aktualisasi diri. Upaya untuk membangun eksis tensi diri melalui ungkapan estetis de ngan
bentuk yang artistik dan unik (lain da ri pada yang lain);

3) Eksperimentasi. Upaya pencarian dan perco baan mengolah berbagai unsur rupa dengan ber
bagai macam media untuk memperoleh origi nalitas karya estetis;

4) Pembaharuan nilai keindahan. Upaya krea tif untuk menciptakan hal-hal baru baik teknik
maupun dalam berungkap seni;

5) Objek ekonomi. Penciptaan seni sejalan de ngan selera masyarakat atau pemesan un tuk alasan
perdagangan, galeri lelang, aset keka yaan, koleksi karya untuk dijual lagi, maupun
peningkatan nilai ekonomi dengan berkeseni an; lagu, musik, puisi dsb.;

6) Rekaman peristiwa. Proses penciptaan karya seni dengan alasan merekam suatu peristiwa
tertentu yang menyentuh nurani dan bermak na;

7) Alat Komunikasi. Upaya membangun ga gasan atau imajinasi dan fantasi seniman agar karya
nya dapat diterima masyarakat apreasiator;

8) Terapi kejiwaan. Sebagai pengayaan jiwa bagi seniman dan masyarakat apresiator untuk hibur
an, kenikmatan, maupun penyehatan rohani. Bahkan untuk pengobatan/ medis gangguan jiwa/
stres;
9) Pementasan/ pagelaran/ pameran untuk me ningkatkan apresiasi masyarakat sehingga
memperoleh pengalaman baru dalam menik mati karya seni;

10) Keagamaan/ Religius. Seni dijadikan salah satu media penyampaian ajaran agama;

11) Politik. Seni sebagai alat pendukung kam panye, dan propaganda idiologi politik tertentu, calon
presiden/ wakil presiden tertentu dsb.;

12) Dan lain-lain, berbagai tujuan secara positif atau negatif, tergantung yang menggunakan dengan
media seni tersebut.

c. Fungsi Seni secara Umum

Fungsi karya seni sangat juga sangat be ragam, bahkan satu karya seni bisa memi liki
beberapa fungsi sekaligus. Seni da lam kehidupan manusia memiliki peran dan fungsi
psikologis, sosial, ekonomi, budaya, bahkan lebih luas dari itu.

Beberapa fungsi yang lazim antara lain se bagai berikut :

a. Penggalian nilai keindahan, sehingga mampu memotivasi masyarakat untuk meningkatkan


kualitas hidupnya;

b. Sebagai proses pembelajaran pada masya rakat terhadap sesuatu, baik nilai-nilai maupun
fenomena alam;

c. Penyadaran sosial budaya, proses penya daran terhadap sesuatu peristiwa, baik se jarah, sosial,
budaya maupun lainnya;

d. Pemaknaan. Seni dapat mengangkat kehi dupan masyarakat ke arah yang lebih ber makna;

e. Pemberdayaan sosial, sehingga seni mam pu mempengaruhi zamannya;

f. Pembudayaan dan dokumen sejarah. Peris tiwa atau objek tertentu dibudayakan se hingga
memiliki makna;

g. Pemanfaatan teknologi untuk menunjang seni, dan sebagai penunjang kehidupan;

h. Penyampaian ajaran agama dengan sangat bijaksana;

i. Sebagai penjaga nilai norma dan etika da lam kehidupan masyarakat.

j. Sebagai monumen sejarah budaya dalam kurun waktu/ zaman tertentu

k. Sebagai prestasi generasi tertentu yang hidup pada zaman tertentu.

C. Klasifikasi Karya Seni Rupa Murni & Terapan


1) Pengertian karya seni murni (fine/pure art)

Karya seni murni (fine/ pure art), dicipta kan untuk tujuan fungsional ( untuk meme nuhi
batin/ emosi/ psikologis). Perwujudannya bisa 2 di mensi (dwimatra) atau 3 dimensi
(trimatra).

Contoh karya seni rupa Murni anatara lain sebagai berikut :

1) Seni lukis corak abstrak

2) Seni keramik murni (non fungsional).

3) Kerajinan lanka/ kuna sebagai hiasan.

4) Seni grafis abstrak

5) Seni patung abstrak

6) Seni puisi kongkrit

Yang keduanya di atas berdasarkan prin sip-prinsip seni rupa

2) Pengertian Karya seni terapan (applaet art)

Karya seni terapan (applaet art), dicipta kan se bagai tujuan fungsional, yaitu un tuk me mehuni
kebutuhan fisik dan psiko logis. Biasanya diterapkan sebagai media edukasi/ pendidikan,
berekspresi/ ungkapan perasaan , rekreasi/ hiburan, terapi/ pemeriksaan kese hatan, religi/
keagamaan dan komunikasi/ perhubungan.

Sebagai contoh : Kerajinan tangan, perleng kapan interior, perabot rumah, mebeler/ fur niture,
dan sebagainya. Seni rupa terapan ini ada dua :

1)Seni kriya (Craft) seni Kerajinan.

2) Desain (design) atau rancang bangun

a. Seni kriya (Craft) seni Kerajinan ta ngan ini dibuat dengan tujuan meles ta rikan seni rupa
tradisional yang mempunyai ciri khas daerah atau bangsa yang biasanya terikat oleh aturan
nilai tertentu atau nilai filoso fi. Contoh : Kerajian perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta,
Ukiran kayu Jepara, Keramik gerabah Kasongan Yogyakarta, anyaman bambu Tasik malaya,
batik Pekalongan, seni ke rajinan pernik-pernik dari Bali.

b. Desain (design) atau rancang bangun. Dalam membuat seni terapan terlebih dahulu dibuat
desain (design) atau rancang bangun dengan tujuan agar produk seni dimi nati oleh
konsumen. Proses pembuat an desain meliputi em pat tahapan, yaitu :
a) studi kelayakan;

b) studi awal;

c) studi detail;

d) pembuatan karya jadi

Tugas ( Praktik )

Buatlah sebuah Gambar Desain seni kriya sa lah satu dari bentuk Alat-alat Dapur atau alat
perabot rumah tangga dengan bentuk artistik tapi tetap fungsional, harga terjangkau. Buatlah
seolah-olah tiga dimensi, dengan ge lap terang dan bayangan serta begron atau latar belakang.

g. Seni Indonesia - Islam

Menurut sejarah Cina, orang Islam di Indonesia sudah ada sejak zaman Majapahit. Pemerintahan
kerajaan Kediri juga sudah men jalin hubungan dagang dengan bangsa Gujarat yang beragama
Islam. Di Tuban ditemukan ba tu nisan bertahun 1082 M. yang menunjukkan makam orang
Islam. Namun Islam benar-benar menunjukkan keberadaannya sejak berdiri nya kerajaan Perlak,
Samudra Pasai, dan Aceh Kebudayaan Islam yang datang ke Indonesia dibawa oleh orang
Gujarat (India) , sedangkan Islam yang datang ke Gujarat berasal dari Persia, maka kebudaya an
Islam yang datang ke In donesia bukan kebudayaan yang asli dari ta nah kelahirannya yakni
Arabia, namun kebuda yaan Islam yang sudah mengalami perjalanan panjang.

Zaman Indonesia Islam ini disebut zaman Madya. Di zaman ini bukan berarti punahnya kebu
dayaan terdahulu (Hindu-Budha), tetapi terjadi perpaduan yang disebut Sinkretisme : perpaduan
kebudayaan pra Hindu, Hindu-Bu dha, disesuaikan dengan kebudayaan Islam. Atau terjadi
Akulturasi; perpaduan kebuda yaan yang lama dengan yang baru. Hal ini dilakukan oleh para
Waliyullah yang terke nal dengan Wali Songo, karena berjumlah sembi lan orang, setiap
periodenya. Waliyullah pada periode ke-4 yang tersebar di daerah pesisir Pulau Jawa, yaitu :

WALI SANGA :

1. Sunan Maulana Malik Ibrahim (............... …………………..) di Gresik

2. Sunan Ampel (........................................) di..................................................................

3. Sunan Giri (.............................................) di...............................................................

4. Sunan Drajat (…............................................)

di.................................................................

5. Sunan Muria (........................................) di................................................................


6. Sunan Bonang (…......................................) di...............................................................

7. Sunan Kalijaga ( ......................................) di...............................................................

8. Sunan Kudus (….........................................) di...............................................................

9. Sunan Gunungjati (…....................................) di...............................................................

1. Kelebihan Islam

Islam dapat berkembang pesat di Indonesia karena mempunyai beberapa faktor kelebihan :

a) Syarat-syarat memeluk Islam tidak sulit dan tidak berbelit-belit, cukup mengucapkan dua
kalimah Syadadat, yaitu ucapan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan Nabi
Muhammad SAW. adalah utusan Alloh.

b) Islam disebarkan dengan secara kompromis tanpa kekerasan, bahkan para Waliyyulloh me
madukan kebudayaan yang ada (akulturasi), yang berifat kontradiktif. Sebagai bukti
dibiarkannya bangunan candi Hindu-Budha tetap berdiri, bahkan dibangun menara Masjid
yang modifikasi bentuk candi Jawa Timur, yakni Menara Kudus. Dengan mema sukkan
ajaran Islam pada cerita wayang.

Sesajian dialihkan untuk acara kenduri dan sha daqoh memberi makan sanak saudara, fakir miskin
dengan berdoa dan berdzikir terlebih dahulu kepada Alloh SWT.

c) Islam tidak mengenal kasta. Semua ma nusia memepunyai kedudukan dan ting katan yang
sama. Yang memebedakan tinggi rendahnya martabat manusia ada lah ketaqwaan, amal
ibadah dan tingkah lakunya. Oleh karena itu, orang-orang Hindu dari golongan Waisa dan
Sudra se nang menerimanya, karena dengan demiki an mereka tidak lagi merasa hina dan ren
dah. Golongan Waisa, Sudra inilah yang pertama kali masuk agama Islam. Padahal, orang
dari kasta ini jumlahnya paling banyak. Lebih-lebih setelah raja-raja mere ka menganut ajaran
Islam, sebagi an besar rakyatnya mengikutinya.

d) Cara peribadatan Islam sangat mudah, fleksibel, kompromi. Selain tidak menun tut biaya yang
tinggi, peribadatannya juga gampang diikuti. Bagi yang belum menguasainya diberikan
kelong garan dan tuntunan bertahap.

e) Ajaran Islam mudah difahami, logis, luas dan luwes, sehingga cepat dimengerti dan dikerjakan
baik kaum laki-laki maupun perempuan, sendiri atau bersama-sama.

f) Penyebarannya tidak menyolok. Islam di Indonesia disebarkan melalui berbagai proses kegiatan
seperti; perdagangan, upacara adat, per kawinan, kesenian, persaudaraan, pergaulan
kemasyarakatan dsb..

g) Tokoh-tokoh penyebarnya orang-orang terperca ya. Mereka adalah para Wali yulloh yang
segala tindak bicaranya menjadi panutan dan teladan orang banyak.
h) Islam yang datang ke Indonesia sudah melalui India yang juga berkebudayaan Hindu-Budha,
sehingga ketika datang di Indonesia yang juga Hindu-Budha, Islam telah mempunyai banyak
kesamaan dan terjadi akulturasi.

Akulturasi ; adalah perubahan besar yang terjadi dalam kebudayaan sebagai akibat ada nya
kontak antar kebudayaan yang belang sung lama. Kelompok yang memiliki kebudaya an
berbeda saling berhubungan secara lang sung dan intensif.

Perubahan dari proses akulturasi ini total , teta pi masih ada yang bertahan, menerima sebagi an,
mengadakan penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang baru.

Proses Akulturasi analisa para ahli antar:

1. Substitusi; Unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan yang baru yang
lebih memberikan kegu naan bagi keperluan hidup masyarakat.

2. Sinkretisme ; Unsur–unsur lama masih berfungsi dan bercampur dengan unsur ba ru


sehingga membentuk sistem yang baru. Contoh, Sinkretisme banyak terjadi dalam unsur
keagamaan(Hindu, Budha dan Islam) di Indonesia. Tradisi-tradisi lama masih bertahan,
bercampur dengan hal yang baru.

3. Adisi ; Ditambahkannya Unsur –un sur baru kepada unsur yang lama yang masih berlaku.
Contoh, Yang moderen dipakai yang tradi sional juga masih digunakan. Masjid diba ngun
dipadukan de ngan bangunan Candi.

4. Dekulturasi ; Adanya suatu unsur yang hilang diganti dengan unsur yang baru.

Contoh, dengan adanya Selamatan atau kenduri, maka memasang sesa jian mulai punah sedikit
demi sedikit akhirla punah tergilas perubahan za man.

5. Originasi ; Masuknya unsur budaya yang sama sekali baru sehingga menimbulkan per
ubahan besar. Contoh : Kemajuan teleko munikasi dan informasi, komuninikasi sangat
mempengaruhi kemajuan secara pesat.

6. Rejection/ Penolakan ; proses akulturasi yang terlalu cepat dan dipaksakan, sehingga
banyak anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Akibatnya mereka
meonlak, baik secara terang-terangan atau secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.

6. Penetrasi atau Penerobosan Kebudayaan ; Unsur kebudayaan asing mempengaruhi ke


budayaan setempat, secara intensif sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan besar
pada kebudayaan setempat. Ada yang secara damai ada yang paksaan. Penetrasi secara
damai disebut penetration pacifique,

dilakukan oleh para pedagang dan penyebar agama Islam. Contohnya, masuknya pengaruh
Hindu dan Islam di Indonesia.
Penetrasi secara paksa bahkan dengan ke kerasan, disebut penetration violente, dila kukan
melakukan penaklukan lalu penja jahan. Contoh, penjajahan orang-orang Eropa di Afrika,
Asia ter masuk Indonesia.

2. Peninggalan Kebudayaan Islam di Indonesia, dapat dibedakan seni arsitek tur yang berupa
Masjid, makam, dan Istana, serta seni hias yang berupa seni ukir, kaligrafi, wayang, dan keris.

a. Seni Arsitektur

Adanya larangan bagi umat Islam untuk memuja roh nenek moyang dan menyem bah patung-
berhala serta Dewa-dewa, maka masa itu tidak ada lagi pembangunan candi. Sebagai gantinya
muncul bangunan lain yang bercirikan Islam.

1. Masjid, sebagai tempat sujud atau tempat ibadah sholat distilahkan Baitullah, karena
merupakan tempat menyembah kepada Allah SWT., Tempat berkumpulnya umat Islam, pada
setiap hari, setiap seminggu se kali, peringatan hari-hari besar Islam dan juga tempat mendidik
ge nerasi penerus pe lanjut pemeluk dan perjuangan Islam. Dengan bentuk bangunan megah
dan artis tik. Seperti masjid Demak, Masjid Banten, Masjid Kudus, dll. Masjid mempunyai Ku
bah, Menara, Mihrab, Mimbar untuk khuth bah dengan hiasan Kaligrafi Arab yang artis tik,
bangunan mas jid mempunyai ciri khas, antara lain :

a. Atap Masjid/ Kubah berbentuk tumpa ng bersusun, hal ini mengambil dari bentuk pura agama
Hindu. Jumlahnya selalu gasal : 1, 3, 5, 7. Yang bersusun 3 mempunyai makna: Iman Islam
dan Ihsan.

Seni bangunan masjid di Indonesia menda pat pengaruh dari kebudayaan sebelumnya, yaitu
kesenian Hindu, seni tradisional dae rah dan lain -lain. Contoh :

1) Masjid Demak mendapat pengaruh dari seni bangun Jawa, yaitu rumah tumpang.

2) Menara Kudus yang menyerupai candi Jawa Timur

3) Menara Masjid Banten, mendapat penga ruh seni bangunan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai