Dokumen - Tips LP Abdominal Pain Anisa Nuri K
Dokumen - Tips LP Abdominal Pain Anisa Nuri K
Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Anak
Disusun ole !
ANISA NURI
KURNIASARI
15$3&0()1$KU$1*34)
+AKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH
MADA YOGYAKARTA
)015
ABDOMINAL PAIN
A. DE+INISI
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif yang tidak menyenangkan
yang terasa di setiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk
menggambarkan nyeri dengan onset mendadak dan atau durasi pendek. Nyeri abdomen
kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut baik yang berjalan dalam
waktu lama atau berulang! hilang timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan dengan eksaserbasi
B. KLASI+IKASI
Nyeri perut dapat berupa nyeri +iseral maupun nyeri somatik dan dapat berasal dari
berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau di luar rongga perut misalnya
di rongga dada (Sjamsuhidajat dkk 1).
1. Nyeri Viseral
Nyeri +iseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
perut misalnya karena cedera atau radang. Peritoneum +iserale yang menyelimuti organ perut
dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan atau pemotongan.
engan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa terasa oleh pasien.
Akan tetapi bila dilakukan tarikan regangan atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot
yang menyebabkan iskemia seperti pada kolik atau radang akan timbul nyeri. Pasien yang
mengalami nyeri +iseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga
biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri
(Sjamsuhidajat dkk1).
Nyeri +iseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ
bersangkutan. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung
duodenum sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri di ulu hati atau epigastrium.
Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) yaitu usus halus dan usus besar
sampai pertengahan kolon trans+ersum menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian
saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon trans+ersum sampai dengan kolon sigmoid
yang berasal dari usus belakang (hindgut) menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.
emikian juga nyeri dari buli/buli dan rektosigmoid (lihat $ambar .1A). Karena tidak
disertai rangsangan peritoneum nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita
biasanya dapat aktif bergerak (Sjamsuhidajat dkk 1).
. Nyeri somatik
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf
tepi misalnya regangan pada peritoneum parietalis dan luka pada dinding perut. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk atau disayat dan pasien dapat menunjuk letak nyeri dengan
jarinya secara tepat. &angsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan tekanan
rangsang kimiawi atau proses radang (lihat Tabel .1 dan .) (Sjamsuhidajat dkk 1).
kontralateral pada apendisitis akut. Setiap gerakan penderita baik berupa gerakan tubuh
maupun gerakan nafas yang dalam atau batuk akan menambah rasa nyeri sehingga penderita
gawat perut yang disertai rangsang peritoneum berusaha untuk tidak bergerak
bernafas dangkal dan menahan batuk (Sjamsuhidajat dkk 1).
Nyeri +iseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya dengan asal organ tersebut pada
masa embrional sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ sumber nyeri
sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya (lihat Tabel . $ambar .1 dan $ambar
.). Nyeri pada anak prasekolah sulit ditentukan letaknya karena mereka selalu menunjuk
daerah sekitar pusat bila ditanya tentang nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat
tengah disekitar pusat (2) kelainan pada saluran cerna dari pertengahan
kolon trans+ersum sampai sigmoid (hindgut) menyebabkan nyeri
yang
dirasakan diperut bagian bawah.
B. Kolik empedu pada mulanya mungkin dirasakan di epigastrium atau hipokondrium kanan;
(7) umumnya terdapat nyeri alih ke daerah ujung skapula di punggung (titik Boas) (3) nyeri
dari pel+is renalis dan kolik ureter biasanya dirasakan di genitalia eksterna dan daerah
inguinal.
1. Seperti pada gambar B (7) titik Boas (4) kelainan organ dan struktur retroperitoneal
seperti pankreas dan ginjal la<im menyebabkan nyeri
pinggang (*) kelainan uterus dan rektum dirasakan di region sakrum (=) nyeri alih dari
diafragma dirasakan di bahu.
$ambar .. Nyeri lokal disertai nyeri tekan lokal dan defans muskuler lokal.
D. SI+AT NYERI
Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih dan nyeri yang
diproyeksikan. :ntuk penyakit tertentu meluasnya rasa nyeri dapat membantu menegakkan
diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat (skapula)
nyeri
pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu menunjukkan adanya
rangsangan pada diafragma (lihat $ambar .11) (Sjamsuhidajat dkk 1).
1. Nyeri alih
Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah.
Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher 12/13 pindah ke bawah pada masa
embrional
sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di
bahu (lihat $ambar .11 dan .2). emikian juga pada kolestitis akut nyeri dirasakan
didaerah ujung belikat (lihat $ambar .1B dan .11). Abses dibawah diafragma
atau
rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atas limpa atau hati juga dapat
menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pielum ginjal biasanya dirasakan sampai
ke alat kelamin luar seperti labium mayor atau testis (lihat $ambar .1B). Kadang nyeri ini
sukar dibedakan dari nyeri alih (Sjamsuhidajat dkk. 1).
$ambar .2 Persarafan diafragma dan bahu; rangsangan pada pleura atau peritoneum dapat
dirasakan sebagai nyeri bahu.
A. Iner+asi diafragma dan bahu oleh saraf ser+ikal > (1) saraf 12 17
dan 13 () n. frenikus.
B.(1) Iritasi n. frenikus dapat dirasakan di bahu > daerah bahu yang
cedera atau peradangan saraf. 1ontoh yang terkenal ialah nyeri fantom setelah amputasi atau
nyeri perifer setempat pada herpes <oster. &adang saraf ini pada herpes<oster dapat
menyebabkan nyeri hebat di dinding perut sebelum gejala atau tanda herpes menjadi jelas dan
rasa nyeri ini dapat menetap bahkan setelah penyakitnya sudah sembuh (Sjamsuhidajat dkk
1).
2.@iperestesia
@iperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan dikulit jika ada peradangan pada rongga
dibawahnya.Pada gawat abdomen hiperestesia sering ditemukan pada peritonitis
local maupun peritonitis umum (Sjamsuhidajat dkk 1).
Nyeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya peritoneum
sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat dan pada tempat itu terdapat nyeri tekan
nyeri gerak nyeri batuk nyeri lepas serta tanda rangsang peritoneum lain dan
defans muskuler yang sering disertai hiperestesia kulit setempat (Sjamsuhidajat dkk 1).
7. Nyeri kontinu
Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietale akan dirasakan terus/menerus karena
proses berlangsung terus misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita
peritonitis ditemukan nyeri tekan setempat. 0tot dinding perut menunjukkan defans
muskuler kontraksi dinding perut yang terjadi secara refleks untuk melindungi bagian yang
meradang dari tekanan setempat.
3. Nyeri kolik
Kolik merupakan nyeri +isceral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya
disebabkan oleh hambatan pasase organ tersebut (obstruksi usus batu ureter batu empedu
peningkatan tekanan intralumen).Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan
dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda kolik dirasakan hilang timbul. ase
awal gangguan pendarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik.
Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual bahkan sampai muntah.Saat serangan
pasien sangat gelisah kadang sampai berguling/guling ditempat tidur atau di jalan.Bang khas
adalah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual atau
sebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua yaitu rongga perut kanan bawah
sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena
terjadi pengenceran.Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke
kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada apendisitis akut. Akan
tetapi kedua keadaan ini apendisitis akut maupun perforasi lambung atau duodenum akan
mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera di tanggulangi dengan tindak
bedah (lihat $ambar .7B) (Sjamsuhidajat dkk 1).
$ambar .7 Nyeri yang pindah
Apendisitis akut> awalnya nyeri bersifat difus dan berangsur dirasakan di ulu hati atau sekitar pusat sebagai
terasa lebih hebat menetap dan dipengaruhi oleh setiap gerakan
peritoneum terhadap organ dan struktur sekitarnya.
Pada perforasi tukak peptik duodenum awal nyeri sangat tajam dan hebat; nyeri ini berpindah ke fosa
berkurang karena cairan isi duodenum mengalami pengenceran.
+. POSISI PASIEN
Posisi pasien dalam usaha mengurangi nyeri tertentu dapat menjadi petunjuk. Pada
pankreatitis akut pasien akan berbaring pada sisi sebelah kiri dengan fleksi pada tulang
belakang panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi
panggul dan lutut. Penderita abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan
menekan daerah perut bagian atas seakan/akan menggendong absesnya. Pasien apendisitis
akut yang letaknya retrosekum cenderung berbaring dengan fleksi pada sendi panggul
sebagai usaha melemaskan otot psoas yang teriritasi. $awat abdomen akibat iritasi pada
diafragma akan menyebabkan pasien lebih merasa nyaman dalam posisi setengah duduk yang
memudahkan bernapas. Pasien peritonitis local atau umum tidak dapat bergerak karena nyeri
sedangkan penderita kolik terpaksa bergerak/gerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat dkk
1).
G. PEMERIKSAAN
1. Pengkajian
alam anamnesis penderita gawat abdomen perlu ditanyakan dahulu
permulaan timbulnya nyeri (kapan mulai mendadak atau berangsur) letaknya (menetap
pindah atau
beralih) keparahannya dan sifatnya (seperti ditusuk tekanan terbakar irisan bersifat kolik)
perubahannya (bandingkan dengan permulaan) lamanya apakah berkala dan faktor apakah
yang mempengaruhinya (adakah yang memperingan atau memberatkan seperti sikap
tubuh makanan minuman nafas dalam batuk bersin defekasi miksi). @arus ditanyakan
apakah
pasien pernah mengalami nyeri seperti ini (Sjamsuhidajat dkk 1).
Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk peritoneum +iseral
(nyeri +iseral) atau peritoneum parietal atau dari otot lapisan dari dinding perut
(nyeri somatik). Pada saat nyeri dirasakan pertama kali nyeri +iseral biasanya
nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas. Nyeri yang berasal dari organ
padat kurang
jelas dibandingkan nyeri dari organ yang berongga. Nyeri yang berasal dari +iseral dan
berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah
pucat dan berkeringat dan disertai fenomena +iseral motor seperti muntah dan diare. Biasanya
pasien juga merasa cemas akibat nyeri yang ditimbulkan tersebut (Aru D. Sudoyo dkk
5).
Muntah sering ditemukan pada penderita gawat perut. Pada obstruksi usus
tinggi muntah tidak akan berhenti malahan biasanya bertambah hebat. Sembelit
(konstipasi) didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum (Sjamsuhidajat
dkk 1).
Nyeri tekan didapatkan pada letak iritasi peritonium. Cika ada peradangan peritonium
setempat ditemukan tanda rangsang peritonium yang sering disertai defans
muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi miksi daur haid dan gejala lain seperti
keadaan sebelum diserang tanda gawat perut harus dimasukkan dalam anamnesis
(Sjamsuhidajat dkk 1).
. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum wajah denyut nadi
pernapasan suhu badan dan sikap baring. $ejala dan tanda dehidrasi perdarahan syok dan
infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan (lihat Tabel .2)(Sjamsuhidajat dkk 1).
Tabel .2. Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat abdomen
Keadaan Tanda k linis p enting
Awal perforasi saluran Perut tampak cekung (awal) tegang bunyi usus
cerna atau saluran lain kurang aktif (lanjut) pekak hati hilang
nyeri tekan defans muskuler
Peritonitis Penderita tidak bergerak bu nyi usus hilang
(lanjut) nyeri batuk nyeri gerak nyeri
geser) anemia
(Sjamsuhidajat dkk 1)
Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan bagian pemeriksaan yang
penting. Auskultasi diadakan sebelum dilakukan perkusi dan palpasi. 6ipat paha dan tempat
hernialain
diperiksa secara khusus. :mumnya dibutuhkan colok dubur untuk membantu penegakan
terlokalisir. Melalui palpasi dapat ditentukan adanya nyeri tekan nyeri lepas dan adanya
massa. Adanya nyeri lepas lebih mengarah kepada suatu peritonitis. 6okasi nyeri abdomen
berhubungan dengan penyebab dari nyeri tersebut. Beberapa tanda sering digunakan sebagai
patokan adanya etiologi dari nyeri abdomen tersebut. Tanda Murphy berupa nyeri tekan pada
perut kanan atas pada saat inspirasi sensitif untuk kolesistitis akut tetapi pemeriksaan ini tidak
spesifik. Nyeri tekan dan nyeri lepas disertai rigiditas pada daerah Mc Burney yaitu pada
perut kanan bawah sensiti+e untuk suatu apendisitis akut (Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pada pemeriksaan auskultasi bising usus yang didengar cukup ber+ariasi tergantung
penyebab dari akut abdomen tersebut. Pada ileus paralitik atau peritonitis umum bising usus
tidak terdengar sedang pada obstruksi usus bising usus akan meningkat dan kadang kala kita
mendengar MetallicEs sound. Adanya suara bruit pada saat auskultasi menunjukkan kelainan
+askuler tetapi pada pasien yang kurus kita bias mendengar bruit pada daerah epigastrium
Pemeriksaan bagian perut yang sukar dicapai seperti daerah retroperitoneal region
subfernik dan panggul dapat dicapai secara tidak langsung dengan uji tertentu. engan uji
iliopsoas dapat diperoleh informasi mengenai region retroperitoneal; dengan uji obturator
didapat informasi mengenai kelainan di panggul dan dengan perkusi tinju dapat
dicapai
region subfrenik (lihat $ambar .3). engan menarik testis kearah kaudal dapat dicapai
daerahdasar panggul(Sjamsuhidajat dkk 1).
Pada pasien dengan keluhan nyeri perut umumnya harus dilakukan pemeriksaan colok
Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di ka+um douglas kurang memberikan
informasi pada peritonitis murni; nyeri pada satu sisi menunjukkan adanya kelainan didaerah
panggul seperti apendisitis abses atau adneksitis. 1olok dubur dapat pula membedakan
antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang
melebar sedangkan pada obstruksi usus ampula biasanya kolaps. Pemeriksaan
+agina menambah informasi untuk kemungkinan kelainan pada alat kelamin
pada
perempuan (Sjamsuhidajat dkk 1).
didalam perut
kemungkinan ada proses
radang akut atau
abses di perut yang tertekan
oleh otot iliopsoas yang
menebal karena berkontraksi.
B. Tes obturator > tungkai
pasien diputar ke dalam
(endorotasi) dan eksorotasi
pada posisi fleksi lutut dan
lipat paha 5o; jika timbul
nyeri kemungkinan
ada
proses radang di daerah m.
obturatorius.
1. Tes perkusi tinju > pemeriksa
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah mengambil
keputusan misalnya pemeriksaan darah urin dan feses.Kadang perlu juga dilakukan
pemeriksaan &oentgen atau endoskopi (Sjamsuhidajat dkk 1).
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai hemoglobin
dan hematokrit untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. @itung
leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. @itung trombosit dan faktor
koagulasi selain diperlukan untuk persiapan bedah juga dapat membantu menegakkan
kemungkinan demam
berdarah yang memberikan gejala mirip gawat perut (Sjamsuhidajat dkk 1).
Pemeriksaan laboratorium yang rutin perlu antara lain pemeriksaan darah perifer dan
urin lengkap. Pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan antara lain amilase
lipase
elektrolik gula darah dan ureum kreatinin (Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pencitraan diagnostik yang perlu dilakukan biasanya foto abdomen untuk memastikan
adanya tanda peritonitis udara bebas obstruksi atau paralisis usus (Sjamsuhidajat dkk
1).Pemeriksaan foto abdomen 2 posisi perlu dilakukan untuk menentukan adanya tanda
perforasi ileus dan obstruksi usus.Selain itu pada foto polos abdomen juga dapat ditentukan
adanya kalsifikasi pada pankreas fraktur tulang belakang dan adanya batu radiolusen pada
kontur ginjal(Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pemeriksaan ultrasonografi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis kelainan hati saluran emped
ultrasonografi sehingga dapat dihindari pembedahan yang tidak perlu (Sjamsuhidajat dkk
1).
Pemeriksaan colon in loop, endoskopi saluran cerna dan 1T scanabdomen dilakukan sesuai dengan indikasi(A
Kriteria > klien tidak diare nafsu makan baik klien tidak mual dan muntah.
Inter+ensi dan rasional
• Monitor tanda F tanda +ital
&!. Merupakan indikator secara dini tentang hypo+olemia.
• Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine
&!. Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan !
endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan
cairan.
6ihat membrane mukosa > kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.
&!. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
• Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering
&!. :ntuk meminimalkan hilangnya cairan
• Kolaborasi pertahankan pengisapan gaster atau usus
&!. Selang N$ biasanya dimasukkan pada pra operasi dan dipertahankan pada fase
segera pasca operasi untuk dekompresi usus meningkatkan istirahat usus mencegah
muntah.