Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ABDOMINAL

PAIN DI RUANG CENDANA 4

RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Anak

Disusun ole !

ANISA NURI

KURNIASARI

15$3&0()1$KU$1*34)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

+AKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH

MADA YOGYAKARTA

)015

ABDOMINAL PAIN

A. DE+INISI
Abdominal pain (nyeri abdomen) merupakan sensasi subjektif yang tidak menyenangkan
yang terasa di setiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk

menggambarkan nyeri dengan onset mendadak dan atau durasi pendek. Nyeri abdomen
kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut baik yang berjalan dalam
waktu lama atau berulang! hilang timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan dengan eksaserbasi

akut (Pierce A. $race % Neil &. Borley *).

B. KLASI+IKASI

 Nyeri perut dapat berupa nyeri +iseral maupun nyeri somatik dan dapat berasal dari
 berbagai proses pada berbagai organ di rongga perut atau di luar rongga perut misalnya
di rongga dada (Sjamsuhidajat dkk 1).
1. Nyeri Viseral
 Nyeri +iseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
 perut misalnya karena cedera atau radang. Peritoneum +iserale yang menyelimuti organ perut
dipersarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka terhadap perabaan atau pemotongan.
engan demikian sayatan atau penjahitan pada usus dapat dilakukan tanpa terasa oleh pasien.

Akan tetapi bila dilakukan tarikan regangan atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot

yang menyebabkan iskemia seperti pada kolik atau radang akan timbul nyeri. Pasien yang
mengalami nyeri +iseral biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat letak nyeri sehingga
 biasanya ia menggunakan seluruh telapak tangannya untuk menunjuk daerah yang nyeri
(Sjamsuhidajat dkk1).

 Nyeri +iseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ
 bersangkutan. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung
duodenum sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri di ulu hati atau epigastrium.
Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) yaitu usus halus dan usus besar
sampai pertengahan kolon trans+ersum menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian
saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon trans+ersum sampai dengan kolon sigmoid
yang berasal dari usus belakang (hindgut) menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.

emikian juga nyeri dari buli/buli dan rektosigmoid (lihat $ambar .1A). Karena tidak 
disertai rangsangan peritoneum nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita
 biasanya dapat aktif bergerak (Sjamsuhidajat dkk 1).

. Nyeri somatik 
 Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi saraf
tepi misalnya regangan pada peritoneum parietalis dan luka pada dinding perut. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk atau disayat dan pasien dapat menunjuk letak nyeri dengan
jarinya secara tepat. &angsang yang menimbulkan nyeri ini dapat berupa rabaan tekanan
rangsang kimiawi atau proses radang (lihat Tabel .1 dan .) (Sjamsuhidajat dkk 1).

Tabel .1. Persarafan sensorik organ perut


0rgan a tau s truktur Saraf Tingkat
 persarafan
Bagian tengah diafragma N. frenikus 12/3
Tepi diafragma Pleksus seliakus Th 4 5
lambung
 pankreas kandung empedu
usus halus
Apendiks kolon Pleksus Th 1/11
proksimal
mesenterikus
dan organ panggul  N. splanknikus Th 11/61
Kolon distal rektum ginjal
kaudal
ureter dan testis
Buli/buli rektosigmoid Pleksus S/S7
hipogastrikus
(Sjamsuhidajat dkk 1)
$esekan antara +isera yang meradang akan menimbulkan rangsang peritoneum dan
menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat
menyebabkan perubahan intensitas nyeri. $esekan inilah yang menimbulkan nyeri

kontralateral pada apendisitis akut. Setiap gerakan penderita baik berupa gerakan tubuh
maupun gerakan nafas yang dalam atau batuk akan menambah rasa nyeri sehingga penderita
gawat perut yang disertai rangsang peritoneum berusaha untuk tidak bergerak
bernafas dangkal dan menahan batuk (Sjamsuhidajat dkk 1).

Tabel ..6etak nyeri somatik


6etak 0rgan
Abdomen kanan atas Kandung empedu8 hati duodenum pankreas

kolon paru miokard


9pigastrium 6ambung  pa nkreas duodenum paru kolon
Abdomen kiri atas 6impa  kolon ginjal pankreas paru
Abdomen kanan Apendiks8 adneksa8 sekum ileum ureter
 bawah
Abdomen kiri bawah Kolon8 adneksa8 ureter
Suprapubik Buli/buli8 uterus usus
halus
Periumbilikal :sus halus
Pinggang! punggung Pankreas8 aorta
ginjal Bahu iafragma8
8 0rgan yang paling sering menimbulkan nyeri somatik
(Sjamsuhidajat dkk 1)

C. LETAK NYERI PERUT

 Nyeri +iseral dari suatu organ biasanya sesuai letaknya dengan asal organ tersebut pada
masa embrional sedangkan letak nyeri somatik biasanya dekat dengan organ sumber nyeri
sehingga relatif mudah menentukan penyebabnya (lihat Tabel . $ambar .1 dan $ambar 
.). Nyeri pada anak prasekolah sulit ditentukan letaknya karena mereka selalu menunjuk
daerah sekitar pusat bila ditanya tentang nyerinya. Anak yang lebih besar baru dapat

menentukan letak nyerinya (Sjamsuhidajat dkk 1).

$ambar .1 Nyeri perut

A. (1) nyeri +iseral dari lambung duodenum system hepatobilier dan


 pancreas (foregut) dirasakan di ulu hati () nyeri dari duodenum sampai
 pertengahan kolon trans+ersum (midgut) dirasakan di perut

tengah disekitar pusat (2) kelainan pada saluran cerna dari pertengahan
kolon trans+ersum sampai sigmoid (hindgut) menyebabkan nyeri
yang
dirasakan diperut bagian bawah.
B. Kolik empedu pada mulanya mungkin dirasakan di epigastrium atau hipokondrium kanan;
(7) umumnya terdapat nyeri alih ke daerah ujung skapula di punggung (titik Boas) (3) nyeri
dari pel+is renalis dan kolik  ureter biasanya dirasakan di genitalia eksterna dan daerah
inguinal.
1. Seperti pada gambar B (7) titik Boas (4) kelainan organ dan struktur  retroperitoneal
seperti pankreas dan ginjal la<im menyebabkan nyeri
 pinggang (*) kelainan uterus dan rektum dirasakan di region sakrum (=) nyeri alih dari
diafragma dirasakan di bahu.

Perut kanan atas > (1) abses amuba ()


kolesistitis akut (2) perforasi
tukak
 peptik.
Perut kiri atas > (7) cedera atau abses

limpa (3) pankreatitis akut.


Perut kanan bawah > (4) apendisitis
akut (*) adneksitis akut.
 Perut kiri bawah > (=) di+ertikulitis

sigmoid (5) adneksitis akut.

$ambar .. Nyeri lokal disertai nyeri tekan lokal dan defans muskuler lokal.

D. SI+AT NYERI

Berdasarkan letak atau penyebarannya nyeri dapat bersifat nyeri alih dan nyeri yang
diproyeksikan. :ntuk penyakit tertentu meluasnya rasa nyeri dapat membantu menegakkan
diagnosis. Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat (skapula)
nyeri
 pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu menunjukkan adanya
rangsangan pada diafragma (lihat $ambar .11) (Sjamsuhidajat dkk 1).
1. Nyeri alih
 Nyeri alih terjadi jika suatu segmen persarafan melayani lebih dari satu daerah.
Misalnya diafragma yang berasal dari regio leher 12/13 pindah ke bawah pada masa
embrional
sehingga rangsangan pada diafragma oleh perdarahan atau peradangan akan dirasakan di
 bahu (lihat $ambar .11 dan .2). emikian juga pada kolestitis akut nyeri dirasakan
didaerah ujung belikat (lihat $ambar .1B dan .11). Abses dibawah diafragma
atau
rangsangan karena radang atau trauma pada permukaan atas limpa atau hati juga dapat

menyebabkan nyeri di bahu. Kolik ureter atau kolik pielum ginjal biasanya dirasakan sampai

ke alat kelamin luar seperti labium mayor atau testis (lihat $ambar .1B). Kadang nyeri ini
sukar dibedakan dari nyeri alih (Sjamsuhidajat dkk. 1).

 $ambar .2 Persarafan diafragma dan bahu; rangsangan pada pleura atau peritoneum dapat
dirasakan sebagai nyeri bahu.

A. Iner+asi diafragma dan bahu oleh saraf ser+ikal > (1) saraf 12 17
dan 13 () n. frenikus.
B.(1) Iritasi n. frenikus dapat dirasakan di bahu > daerah bahu yang

disarafi () paru/paru dan pleura +i eralisnya (2)


diafragma dengan pleura parietalis disebelah kranial dan
peritoneum parietalis
disebelah kaudal (7) hepar dan peritoneum +iserale (3)
rongga abdomen.
. Nyeri proyeksi
 Nyeri proyeksi adalah nyeri yang disebabkan oleh rangsangan saraf sensoris akibat

cedera atau peradangan saraf. 1ontoh yang terkenal ialah nyeri fantom setelah amputasi atau
nyeri perifer setempat pada herpes <oster. &adang saraf ini pada herpes<oster dapat
menyebabkan nyeri hebat di dinding perut sebelum gejala atau tanda herpes menjadi jelas dan

rasa nyeri ini dapat menetap bahkan setelah penyakitnya sudah sembuh (Sjamsuhidajat dkk

1).
2.@iperestesia
@iperestesia atau hiperalgesia sering ditemukan dikulit jika ada peradangan pada rongga
dibawahnya.Pada gawat abdomen hiperestesia sering ditemukan pada peritonitis
local maupun peritonitis umum (Sjamsuhidajat dkk 1).
 Nyeri peritoneum parietalis dirasakan tepat pada tempat terangsangnya peritoneum
sehingga penderita dapat menunjuk dengan tepat dan pada tempat itu terdapat nyeri tekan
nyeri gerak nyeri batuk nyeri lepas serta tanda rangsang peritoneum lain dan
defans muskuler yang sering disertai hiperestesia kulit setempat (Sjamsuhidajat dkk 1).
7. Nyeri kontinu
 Nyeri akibat rangsangan pada peritoneum parietale akan dirasakan terus/menerus karena
 proses berlangsung terus misalnya pada reaksi radang. Pada saat pemeriksaan penderita
 peritonitis ditemukan nyeri tekan setempat. 0tot dinding perut menunjukkan defans

muskuler kontraksi dinding perut yang terjadi secara refleks untuk melindungi bagian yang
meradang dari tekanan setempat.
3. Nyeri kolik

Kolik merupakan nyeri +isceral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya

disebabkan oleh hambatan pasase organ tersebut (obstruksi usus batu ureter batu empedu

 peningkatan tekanan intralumen).Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan
dinding saluran. Karena kontraksi ini berjeda kolik dirasakan hilang timbul. ase
awal gangguan pendarahan dinding usus juga berupa nyeri kolik.
Serangan kolik biasanya disertai perasaan mual bahkan sampai muntah.Saat serangan
 pasien sangat gelisah kadang sampai berguling/guling ditempat tidur atau di jalan.Bang khas
adalah trias kolik yang terdiri atas serangan nyeri perut yang kumatan disertai mual atau

muntah dan gerak paksa (Sjamsuhidajat dkk 1).


4. Nyeri iskemik
 Nyeri perut juga dapat berupa nyeri iskemik yang sangat hebat menetap dan tidak 
menyurut.Nyeri ini merupakan tanda adanya jaringan yang terancam nekrosis. 6ebih lanjut
akan tampak tanda intoksikasi umum seperti takikardia merosotnya keadaan umum dan
syok karena resorbsi toksin dari jaringan nekrosis (Sjamsuhidajat dkk 1).
*. Nyeri pindah
 Nyeri dapat berubah sesuai dengan perkembangan patologi.Pada tahap awal
apendisitis sebelum radang mencapai permukaan peritoneum nyeri +iseral dirasakan
disekitar pusat
disertai rasa mual karena apendiks termasuk usus tengah.Setelah radang terjadi diseluruh

dinding termasuk peritoneum +iserale terjadi nyeri akibat rangsangan peritoneum


yang
merupakan nyeri somatik.Pada saat ini nyeri dirasakan tepat pada letak peritoneum yang
meradang yaitu diperut kanan bawah.Cika apendiks kemudian mengalami nekrosis
dan gangrene (apendisitis gangrenosa) nyeri berubah lagi menjadi nyeri iskemik yang
hebat menetap dan tidak menyurut kemudian penderita dapat jatuh dalam keadaan toksis
(lihat
$ambar .7A) (Sjamsuhidajat dkk 1).
Pada perforasi tukak peptik duodenum isi duodenum yang terdiri atas cairan asam
hidroklorida dan empedu masuk ke rongga abdomen yang sangat merangsang peritoneum
setempat.Si sakit merasa sangat nyeri ditempat rangsangan itu yaitu diperut bagian atas.
Setelah beberapa waktu cairan isi duodenum mengalir ke kanan bawah melalui jalan di

sebelah lateral kolon asendens sampai ke tempat kedua yaitu rongga perut kanan bawah
sekitar sekum. Nyeri itu kurang tajam dan kurang hebat dibandingkan nyeri pertama karena
terjadi pengenceran.Pasien sering mengeluh bahwa nyeri yang mulai di ulu hati pindah ke
kanan bawah. Proses ini berbeda sekali dengan proses nyeri pada apendisitis akut. Akan

tetapi kedua keadaan ini apendisitis akut maupun perforasi lambung atau duodenum akan
mengakibatkan peritonitis purulenta umum jika tidak segera di tanggulangi dengan tindak
 bedah (lihat $ambar .7B) (Sjamsuhidajat dkk 1).
$ambar .7 Nyeri yang pindah
Apendisitis akut> awalnya nyeri bersifat difus dan berangsur dirasakan di ulu hati atau sekitar pusat sebagai
terasa lebih hebat menetap dan dipengaruhi oleh setiap gerakan
 peritoneum terhadap organ dan struktur sekitarnya.
Pada perforasi tukak peptik duodenum awal nyeri sangat tajam dan hebat; nyeri ini berpindah ke fosa
 berkurang karena cairan isi duodenum mengalami pengenceran.

E. MULA NYERI DAN BERATNYA


Bagaimana bermulanya serangan nyeri dapat menggambarkan sumber nyeri. Nyeri dapat tiba/tiba hebat atau se
oleh proses radang misalnya pada kolesistitis akut atau pankreatitis akut (Sjamsuhidajat dkk
1).

+. POSISI PASIEN

Posisi pasien dalam usaha mengurangi nyeri tertentu dapat menjadi petunjuk. Pada
 pankreatitis akut pasien akan berbaring pada sisi sebelah kiri dengan fleksi pada tulang
 belakang panggul dan lutut. Kadang penderita akan duduk bungkuk dengan fleksi sendi
 panggul dan lutut. Penderita abses hati biasanya berjalan sedikit membungkuk dengan
menekan daerah perut bagian atas seakan/akan menggendong absesnya. Pasien apendisitis
akut yang letaknya retrosekum cenderung berbaring dengan fleksi pada sendi panggul
sebagai usaha melemaskan otot psoas yang teriritasi. $awat abdomen akibat iritasi pada
diafragma akan menyebabkan pasien lebih merasa nyaman dalam posisi setengah duduk yang

memudahkan bernapas. Pasien peritonitis local atau umum tidak dapat bergerak karena nyeri
sedangkan penderita kolik terpaksa bergerak/gerak karena nyerinya (Sjamsuhidajat dkk
1).

G. PEMERIKSAAN
1. Pengkajian
alam anamnesis penderita gawat abdomen perlu ditanyakan dahulu
permulaan timbulnya nyeri (kapan mulai mendadak atau berangsur) letaknya (menetap
pindah atau
 beralih) keparahannya dan sifatnya (seperti ditusuk tekanan terbakar irisan bersifat kolik)
 perubahannya (bandingkan dengan permulaan) lamanya apakah berkala dan faktor apakah
yang mempengaruhinya (adakah yang memperingan atau memberatkan seperti sikap
tubuh makanan minuman nafas dalam batuk bersin defekasi miksi). @arus ditanyakan
apakah
 pasien pernah mengalami nyeri seperti ini (Sjamsuhidajat dkk 1).
 Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk peritoneum +iseral

(nyeri +iseral) atau peritoneum parietal atau dari otot lapisan dari dinding perut

(nyeri somatik). Pada saat nyeri dirasakan pertama kali nyeri +iseral biasanya
nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas. Nyeri yang berasal dari organ
padat kurang
 jelas dibandingkan nyeri dari organ yang berongga. Nyeri yang berasal dari +iseral dan
 berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah
pucat dan berkeringat dan disertai fenomena +iseral motor seperti muntah dan diare. Biasanya
 pasien juga merasa cemas akibat nyeri yang ditimbulkan tersebut (Aru D. Sudoyo dkk
5).
Muntah sering ditemukan pada penderita gawat perut. Pada obstruksi usus
tinggi muntah tidak akan berhenti malahan biasanya bertambah hebat. Sembelit
(konstipasi) didapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum (Sjamsuhidajat
dkk 1).
 Nyeri tekan didapatkan pada letak iritasi peritonium. Cika ada peradangan peritonium
setempat ditemukan tanda rangsang peritonium yang sering disertai defans
muskuler. Pertanyaan mengenai defekasi miksi daur haid dan gejala lain seperti
keadaan sebelum diserang tanda gawat perut harus dimasukkan dalam anamnesis
(Sjamsuhidajat dkk 1).

. Pemeriksaan fisik 
Pada pemeriksaan fisik perlu diperhatikan keadaan umum wajah denyut nadi
 pernapasan suhu badan dan sikap baring. $ejala dan tanda dehidrasi perdarahan syok dan
infeksi atau sepsis juga perlu diperhatikan (lihat Tabel .2)(Sjamsuhidajat dkk 1).

Tabel .2. Tanda pemeriksaan fisik pada berbagai gambaran gawat abdomen
Keadaan Tanda k linis p enting
Awal perforasi saluran Perut tampak cekung (awal) tegang bunyi usus
cerna atau saluran lain kurang aktif (lanjut) pekak hati hilang
nyeri tekan defans muskuler
Peritonitis Penderita tidak bergerak bu nyi usus hilang
(lanjut) nyeri batuk nyeri gerak nyeri

lepas defans muskuler tanda infeksi umum


keadaan umum merosot
Massa infeksi Massa nyeri (abdomen pel+is rektal) nyeri
atau
tinju uji lokal (psoas) tanda umum radang
abses
0bstruksi usus istensi perut;peristalsis hebat (kolik usus) yang
tampak di dinding perut terdengar (borborigmi)
dan terasa (oleh penderita yang bergerak); tidak
ada rangsangan peritoneum
Ileus paralitik istensi bunyi peristalsis kurang atau hilang
tidak ada nyeri tekan lokal. Pada iskemia!

strangulasi distensi tidak jelas (lama) bunyi

usus mungkin ada nyeri hebat sekali nyeri tekan


kurang jelas jika kena usus mungkin keluar 
darah dari rectum tanda toksis
Perdarahan Pucat syo k mungkin dis tensi berdenyut jika
aneurisma aorta nyeri tekan lokal

pada kehamilan ektopik cairan bebas (pekak

geser) anemia
(Sjamsuhidajat dkk 1)
Pada pemeriksaan perut inspeksi merupakan bagian pemeriksaan yang
penting. Auskultasi diadakan sebelum dilakukan perkusi dan palpasi. 6ipat paha dan tempat
hernialain
diperiksa secara khusus. :mumnya dibutuhkan colok dubur untuk membantu penegakan

diagnosis (Sjamsuhidajat dkk 1).


Pasien dengan akut abdomen biasanya diperiksa posisi supine. Inspeksi abdomen
dilakukan dengan teliti. Posisi tidur pasien dan apakah pasien tetap merasakan nyeri pada
 posisi supine dan berusaha untuk berada pada posisi tertentu untuk menghindari nyeri
merupakan hal penting untuk menentukan penyebab dari akut abdomen tersebut. Pasien
dengan peritonitis cenderung untuk imobilitas dan terus merasa kesakitan perubahan posisi
akan merangsang peritoneumnya dan meningkatkan nyeri abdomennya (Aru D. Sudoyo dkk
5).
Palpasi dilakukan dengan hati/hati untuk menentukan lokasi nyeri jika nyeri tersebut

terlokalisir. Melalui palpasi dapat ditentukan adanya nyeri tekan nyeri lepas dan adanya
massa. Adanya nyeri lepas lebih mengarah kepada suatu peritonitis. 6okasi nyeri abdomen
 berhubungan dengan penyebab dari nyeri tersebut. Beberapa tanda sering digunakan sebagai
 patokan adanya etiologi dari nyeri abdomen tersebut. Tanda Murphy berupa nyeri tekan pada
 perut kanan atas pada saat inspirasi sensitif untuk kolesistitis akut tetapi pemeriksaan ini tidak
spesifik. Nyeri tekan dan nyeri lepas disertai rigiditas pada daerah Mc Burney yaitu pada

 perut kanan bawah sensiti+e untuk suatu apendisitis akut (Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pada pemeriksaan auskultasi bising usus yang didengar cukup ber+ariasi tergantung
 penyebab dari akut abdomen tersebut. Pada ileus paralitik atau peritonitis umum bising usus
tidak terdengar sedang pada obstruksi usus bising usus akan meningkat dan kadang kala kita
mendengar MetallicEs sound. Adanya suara bruit pada saat auskultasi menunjukkan kelainan
+askuler tetapi pada pasien yang kurus kita bias mendengar bruit pada daerah epigastrium

yang berasal dari aorta abdominalis (Aru D. Sudoyo dkk 5).

Pemeriksaan bagian perut yang sukar dicapai seperti daerah retroperitoneal region
subfernik dan panggul dapat dicapai secara tidak langsung dengan uji tertentu. engan uji
iliopsoas dapat diperoleh informasi mengenai region retroperitoneal; dengan uji obturator

didapat informasi mengenai kelainan di panggul dan dengan perkusi tinju dapat
dicapai
region subfrenik (lihat $ambar .3). engan menarik testis kearah kaudal dapat dicapai
daerahdasar panggul(Sjamsuhidajat dkk 1).
Pada pasien dengan keluhan nyeri perut umumnya harus dilakukan pemeriksaan colok

dubur dan pemeriksaan +agina (Sjamsuhidajat dkk 1).

 Nyeri yang difus pada lipatan peritoneum di ka+um douglas kurang memberikan
informasi pada peritonitis murni; nyeri pada satu sisi menunjukkan adanya kelainan didaerah
 panggul seperti apendisitis abses atau adneksitis. 1olok dubur dapat pula membedakan
antara obstruksi usus dengan paralisis usus karena pada paralisis dijumpai ampula rekti yang
melebar sedangkan pada obstruksi usus ampula biasanya kolaps. Pemeriksaan
+agina menambah informasi untuk kemungkinan kelainan pada alat kelamin
pada
 perempuan (Sjamsuhidajat dkk 1).

A. Tes iliopsoas > pasien


diminta mengangkat
tungkainya dengan lutut
ekstensi dan pemeriksa
memberi tekanan melawan
gerak tungkai sehingga m.
iliopsoas dipaksa

 berkontraksi kuat. Cika terasa


nyeri dibagian belakang

didalam perut
kemungkinan ada proses
radang akut atau
abses di perut yang tertekan
oleh otot iliopsoas yang
menebal karena berkontraksi.
B. Tes obturator > tungkai
 pasien diputar ke dalam
(endorotasi) dan eksorotasi
 pada posisi fleksi lutut dan
lipat paha 5o; jika timbul
nyeri kemungkinan
ada
 proses radang di daerah m.
obturatorius.
1. Tes perkusi tinju > pemeriksa

melakukan perkusi (bukan

 pukulan keras) pada sisi


dinding toraks kira/kira
dipertengahan antara aksila
dan spina iliaka anterior
superior dengan tinju melalui
tangan yang lain sehingga
terjadi getaran didalam
karena benturan ringan. Cika

terasa nyeri didalam


mungkin ada radang akut
abses di ruang subfrenik 
antara hati dan diafragma.
$ambar .3 Tiga macam pemeriksaan

2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang kadang perlu untuk mempermudah mengambil
keputusan misalnya pemeriksaan darah urin dan feses.Kadang perlu juga dilakukan
pemeriksaan &oentgen atau endoskopi (Sjamsuhidajat dkk 1).
Beberapa uji laboratorium tertentu dilakukan antara lain nilai hemoglobin
dan hematokrit untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. @itung
leukosit dapat menunjukkan adanya proses peradangan. @itung trombosit dan faktor
koagulasi selain diperlukan untuk persiapan bedah juga dapat membantu menegakkan
kemungkinan demam
 berdarah yang memberikan gejala mirip gawat perut (Sjamsuhidajat dkk 1).
Pemeriksaan laboratorium yang rutin perlu antara lain pemeriksaan darah perifer dan

urin lengkap. Pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan antara lain amilase

lipase

elektrolik gula darah dan ureum kreatinin (Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pencitraan diagnostik yang perlu dilakukan biasanya foto abdomen untuk memastikan

adanya tanda peritonitis udara bebas obstruksi atau paralisis usus (Sjamsuhidajat dkk

1).Pemeriksaan foto abdomen 2 posisi perlu dilakukan untuk menentukan adanya tanda
 perforasi ileus dan obstruksi usus.Selain itu pada foto polos abdomen juga dapat ditentukan
adanya kalsifikasi pada pankreas fraktur tulang belakang dan adanya batu radiolusen pada
kontur ginjal(Aru D. Sudoyo dkk 5).
Pemeriksaan ultrasonografi sangat membantu untuk menegakkan diagnosis kelainan hati saluran emped
ultrasonografi sehingga dapat dihindari pembedahan yang tidak perlu (Sjamsuhidajat dkk
1).
Pemeriksaan colon in loop, endoskopi saluran cerna dan 1T scanabdomen dilakukan sesuai dengan indikasi(A

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. iagnosa 1. $angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan obstruksi dan peradangan
apendiks.
@asil yang diharapkan > &asa nyeri akan teratasi dengan kriteria > pernapasan normal
sirkulasi normal.
Inter+ensi dan &asional
Kaji tingkat nyeri lokasi dan karakteristik nyeri ( skala  F 1 )
&!. :ntuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indicator secara dini
untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.
• Anjurkan Pernapasan alam
&!. Pernapasan yang dalam dapat menghirup 0  secara adekuat sehingga otot F otot
menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
• Pertahankan istirahat dengan posisi semi F fowler
&!. Mengurangi nyeri dan menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah
dengan posisi terlentang.
Berikan Akti+itas @iburan
&!. Meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
Beri Analgesik Sesuai Indikasi
&!. apat menghilangkan rasa nyeri.

. iagnosa . &esiko kekurangan +olume cairan berhubungan dengan mual F

muntah anoreksia dan diare.


@asil yang diharapkan > Mempertahankan keseimbangan +olume cairan dengan

Kriteria > klien tidak diare nafsu makan baik klien tidak mual dan muntah.
Inter+ensi dan rasional
• Monitor tanda F tanda +ital
&!. Merupakan indikator secara dini tentang hypo+olemia.
• Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine
&!. Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan !
endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan
cairan.
6ihat membrane mukosa > kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.
&!. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler.
• Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering
&!. :ntuk meminimalkan hilangnya cairan
• Kolaborasi pertahankan pengisapan gaster atau usus
&!. Selang N$ biasanya dimasukkan pada pra operasi dan dipertahankan pada fase

segera pasca operasi untuk dekompresi usus meningkatkan istirahat usus mencegah
muntah.

2. iagnosa 2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


@asil yang diharapkan > Menyatakan siap menerima tindakan operasi tidak gelisah
lagi cemas berkurang.
Inter+ensi dan &asional
Kaji tingkat kecemasan pasien
&!. Sebagai data dasar untuk memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan pasien.
Beri informasi tentang proses penyakit dan tindakan operasi.
&!. Pengetahuan yang ada dapat membantu mengurangi kecemasan dan
mengembangkan kerjasama terapeutik.
• Berikan kesempatan kepada pasien dan orang terdekat untuk mengekspresikan

 perasaan dan harapannya.


&!. Pasien yang merasa nyaman akan mudah memahami tindakan yang akan
dilakukan.
DA+TAR PUSTAKA

Brunner Suddarth. 4. Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Cakarta> 9$1


Sabiston. 1557. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Cakarta > 9$1.
Dilson lorraine. 4. Patofisiolofi volume 1, disi 6. Cakarta. Penerbit buku 9$1

Anda mungkin juga menyukai