Anda di halaman 1dari 6

Arif Wijaya, Suparno, S.T.

,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

ARSITEKTUR KONTEKSTUAL SEBAGAI PENDEKATAN


PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA DI SLEMAN
YOGYAKARTA
Abstrak: Peningkatan jumlah Mahasiswa di Yogyakarta menimbulkan peningkatan
kebutuhan jumlah hunian mahasiswa. Hunian Mahasiswa yang ideal memiliki fasilitas-
fasilitas pendukung yang menunjang kegiatan belajar dan kebutuhan hidup mahasiwa
sesuai dengan konteks zaman. Mahasiswa yang sedang menjalani proses belajar pada
saat ini adalah mahasiswa Generasi Millennial dan Generasi Z, yang memiliki perbedaan
karakter dengan generasi sebelumnya sehingga memiliki gaya hidup dan kebutuhan yang
Arif berbeda akan sebuah hunian.
[1]
Wijaya
[2]
Suparno Melihat dari perkembangan tersebut maka dari itu pembuatan asrama mahasiswa sangat
di butuhkan untuk menunjang berkembangnya jumlah mahasiswa di yogyakarta, dalam
Universitas perancangan ini akan di ambil konsep perancangan pada pendekaan arsitektur
Teknologi Yogyakarta kontekstual.
[1]arifwijaya.arwi@gmail.com, [2]
Suparno.sastra@gmail.com Dalam perancangan ini akan menerapkan konsep pendekatan Arsitektur Kontekstual
dimana bangunan nantinya akan mengikuti perkembangan sekitar site dan
pertimbangnan dari kultur budaya yogyakarta yang tak telepas sebagai kota pendidikan.
Sehingga dapat terciptanya asrama Mahasiswa di Yogyakarta.

Kata kunci: Asrama, Mahasiswa, Kontekstual

Abstract: In Yogyakarta, the increase in residence needs for students also aligns with
their increasing number. Ideally, a residence for students should have facilities to support
their learning and life activities. Following the context of generation, the students
studying in colleges or universities in this era are the millennials and Generation Z,
whose characters and lifestyles differ from previous generations, especially in residence
demands.
For this reason, a student dormitory becomes a need to support the growth of their
numbers, particularly in Yogyakarta. In this case, the design concept will use a
contextual architectural approach, where the dormitory building will follow developments
around the site and considerations from Yogyakarta's culture as a student city.

Keywords: dormitory, students, contextual.

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 1


Arif Wijaya, Suparno, S.T.,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Semakin pesatnya penambahan peserta didik di kota Yogyakarta sehingga meningkannya kebutuhan
hunian sementara bapi para pelajar, Mahasiswa/i ini lah yang menjadi issue utama dari perancangan hunian
asrama mahasiswa ini terlebih dari itu faktor kurangnya ketersediaan hunian sementara bagi mahasiswa di kota
jogjakarta, ada pun hunian sementara seperti kost dan rumah yang di sewakan itu kurang mewadahi untuk
kegiatan untuk berkegiatan seperti kreativitas dan kegiatan lainnya.
Hunian dalam bentuk asrama ini sangat berpengaruh pada kelangsungan perkembangan jumlah peserta
didik yang ada di Yogyakarta hal tersebut mencakup yaitu hunian sementara, kegiatan mahasiswa dan
kenyamanan dalam menjalankan kegiatan berpendidikan seperti mengerjakan tugas dan melakukan kegiatan
akademik lainnya.
Dalam hal ini hunian mahasiswa/I berupa asrama menjadi tempat untuk memenuhi segala aspek
kebutuhan para mahasiswa/I karena ketersediaan hunian sementara di kota Yogyakarta masih sangat minim
fasilitas penunjang untuk kegiatan mahasiswa/I terutama bagi para pendatang.
Asrama mahasiswa/I ini nantinya akan mengurangi kebutuhan hunian bagi para pelajar yang datang ke
kota Yogyakarta melihat melonjantnnya jumlah peserta didik dari luar daerah Yogyakarta.

1.2 Arsitektur Kontekstual Sebagai Pendekatan

Untuk menerapkan Arsitektur Kontekstual terhadap Asrama Mahasiswa, terdapat beberapa kriteria
mendasar yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengaitkan antara bangunan baru dengan
lingkungan di sekitarnya. Kriteria tersebut diterapkan melalui teori oleh Ian Bentley (1985) dalam bukunya
Responsive Environment, yang berisi tujuh kriteria mendasar, yaitu:
1. Permeability; kemudahan akses dan sirkulasi,
2. Variety; keberagaman fungsi,
3. Legibility; kemudahan identifikasi bangunan dan orientasi,
4. Robustness; ruang-ruang temporal,
5. Richness; kekayaan rasa (material),
6. Visual Appropriateness;fisik yang mudah diidentifkasi sesuai fungsinya, dan
7. Personalization; melibatkan partisipasi antara komunitas dan masyarakat.

Selain dari konsep diatas ada juga penerapan konsep arsitektural yang di gunakan dalam pendekatan
perancangan seperti keadaan iklim, orentasi arah mata angin dan keadaan geografis lokasi perancangan.

1.3 Latar Belakang Lokasi

Lokasi perancangan akan di buat di Kab Sleman, D.I Yogyakarta, INDONESIA. Yang tepatnya akan
berada di Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.Pemilihan lokasi site di pertimbangkan
dari pertimbangan lokasi berada di kawasan perkotaan di mana syarat berdirinya asrama dan kecamatan ini
pun dekat dengan beberapa kampus yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Umum: Bagaimana merancang Asrama Mahasiswa di Kabupaten Sleman Yogyakarta ?

1.4.2 Khusus: Bagaimana merancang Asrama Mahasiswa dengan pendekatan Arsitektur Kontekstual ?

1.5 Tujuan dan Sasaran

1.5.1 Tujuan:

a) Menemukan lokasi yang tepat untuk pembangunan asrama mahasiswa.

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 2


Arif Wijaya, Suparno, S.T.,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

b) Menemukan ruang yang sesuai dengan pengembangan asrama mahasiswa.


c) Menemukan sistem, struktur, utilitas, dan lain sebagainya yang sesuai untuk kawasan wilayah.
d) Menemukan konsep tampilan bangunan dan lansekap yang sesuai dengan judul yang di atas.
e) Menemukan tata bangunan dan tata massa yang sesuai dengan lokasi.

1.5.2 Sasaran: Mengembangkan sarana dan prasarana Di Kabupaten Sleman dalam bentuk hunian
mahasiswa dengan menggunakan konsep Arsitektur Kontekstual, dan menambahkan fasilitas
penunjang asrama mahasiswa yang diperuntukan untuk mahasiswa di Sleman..

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Pelabuhan


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang-orang
yang bersifat homogen. Misalnya, asrama mahasiswa, asrama polisi, asrama haji, asrama putra, dan lain-
lain.
Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang – orang yang bersifat homogen, (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, 53)
Menurut The Random House Dictionary of English Language (1967,p.427), asrama adalah "suatu
bangunan seperti yang ada di perguruan tinggi, yang didalamnya terdapat sejumlah ruang privat atau semi
privat untuk penghuninya, biasanya terdapat juga fasilitas kamar mandi bersama dan tempat untuk rekreasi.
Dalam bahasa inggris asrama disebut dengan istilah dormitory yang berasal dari bahasa latin
dormitorium yang berarti ruangan besar yang berisi sejumlah tempat tidur atau bangunan tempat tinggal
dengan kamar-kamar berisi banyak tempat tidur. Pengertian tentang dormitory menurut Echolsdan Shadily
(1975) dormitory adalah asrama mahasiswa. Barnhart and Barnhart (1983) menguraikan pengertian
dormitory secara lebih terinci termasuk karakteristik bangunannya.
2.2 Karakteristik Asrama
Ruangan asrama di universitas bervariasi dalam ukuran, bentuk, fasilitas,dan jumlah kapasitasnya.
Umumnya, kamar asrama menampung satu atau duamahasiswa tanpa kamar mandi dalam, memiliki fasilitas
kamar mandibersama. Selain itu, juga dibedakan berdasarkan jenis kelamin, dimana pria dan wanita tinggal
dalam kelompok yang berbeda. Biasanya, setiap kamar asrama memiliki perabot, yaitu: tempat tidur, meja
belajar, rak buku, dan lemari pakaian. Selain itu, fasilitas yang dimilikiasrama adalah: ruang komunal,
kamar mandi bersama, ruang makan/kantin, ruang cuci/laundry, dan jaringan internet.

2.3 Arsitektur Kontekstual


Konsep kontekstualisme dalam arsitektur mempunyai arti merancang sesuai dengan konteks yaitu
merancang bangunan dengan menyediakan visualisasi yang cukup antara bangunan yang sudah ada dengan
bangunan baru untuk menciptakan suatu efek yang menyatu. Rancangan bangunan baru harus mampu
memperkuat dan mengembangkan karakteristik dari penataan lingkungan, atau setidaknya mempertahankan
pola yang sudah ada. Suatu bangunan harus mengikuti lambang dari lingkungannya agar dapat
menyesuaikan diri dengan banguna lama dan memiliki kesatuandesain dengan bangunan lama tersebut dan
memiliki karakteristik yang sama. Desain yang kontekstual merupakan alat pengembangan yang bermanfaat
karena memungkinkan bangunan yang dimaksud untuk dapat dipertahankan dalam konteks yang baik.
3. Metode Perancangan
Proses perancangan yang di lakukan pada perancangan Asrama Mahasiswa/I menggunakan konsep
Pendekatan Arsitektur Kontekstual. Di mana dimulai dari pencarian latar belakang dan sebuah issue yang
kemudian di dapatkan permasalahan umum dan di jawab di tujuan serta permasalahan khusus yang di jawab
di sasaran. Setelah di dapat data tersebut dapat di lanjutkan mengenai klasifikasi asrama, jenis asrama dan
pengertian asrama mahasiswa yang di dukung dengan data lainnya yang akan di tingkatkan.

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 3


Arif Wijaya, Suparno, S.T.,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

3.1 Lingkup Pembahasan

3.1.1 Lingkup Pembahasan Arsitektural


Lingkup pembahasan arsitektural ini diarahkan pada permasalahan arsitektural yang dalam
kaitannya mengarah pada:
a. Perancangan tapak
b. Data eksisting tapak
c. Analisis dan respon terhadap tapak
d. Standart ukuran dan ketentuan ruang
e. Pemakaian jenis struktur untuk bangunan

3.1.2 Lingkup Pembahasan Non-Arsitektural


Lingkup pembahasan non arsitektural adalah mengenai pembelajaran tentang perancangan
asrama, terutama perancangan asrama mahasiswa/I. pembahasan merupakan data-data pelengkap
untuk membantu penulisan dalam merumuskan permasalahan yang ada serta bagaimana dengan
adanya asrama mahasiswa di Sleman ini mampu memenuhi kebutuhan unit hunian
sementara/hunian sewa di Sleman Yogyakarta

3.2 Proses Perancangan


Proses perancangan di lakukan untuk mendukung proses perancangan Asrama Mahasiswa
dengan Konsep Arsitektur Kontekstual agar lebih teratur dan terarah untuk apa saja yang bias di
dapatkan untuk perancangannya kedepan, proses yang di lakukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Analisis Bangunan Eksisting
Analisis ini di lakukan dengan cara mengamati keadaan sekitar yang dapat menunjang
Asrama Mahasiswa atau yang berkaitan dengan kegiatan mahasiswa seperti pusat perbelanjaan,
printshop, warung makan, perpustakaan dan sarana olah raga dimana nantinya jika ada maka akan
dapat di respon dalam perancangan jika tidak maka akan jadi bahan pertimbangan untuk di
masukan ke dalam fasilitas karena persyaratan dari karakter asrama nantinya.
3.3.2 Analisis Tapak
Pada analisis tapak, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data mengenai keadaan tapak,
terutama dalam aspek klimatologi dan peraturan daerah setempat. Selain itu penunjang asrama
seperti view dan keadaan sekitar site juga menjadi pertimbangan dalam perancangan seperti
orentasi bangunan dan system penghawaan yang akan di rancang pada asrama mahasiswa.
3.3.3 Analisis Pendekatan
Analisis mengenai penerapan Arsitektur Kontekstual ke dalam desain Perancangan Asrama
Mahasiswa di SLEMAN DI Yogyakarta, dengan menerapkan prinsip-prinsip serta strategi
desainArsitektur Kontekstual.
3.3.4 Analisis Sirkulasi
Pada analisis sirkulasi yang akan di lakukan adalah mencari data mengenai pencapaian ke
site dimana akan di cari potensi dan permasalahan yang ada pada sirkulasi seperti akses utama,
akses privat dan pencapain bias di capai dengan mudah atau sulit sehingga nantinya akan
memunculkan beberapa alternative desain untuk di jadikan pertimbangan dalam perancangan
asrama mahasiswa..
3.3.5 Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas ini di lakukan beberapa aktivitas yaitu aktivitas penghuni, pengunjung,
pengelola, service dan kegiatan di area privasi (kamar unit) lalu area public (fasilitas penunjang).
Yang nantinya akan memunculkan alternative desain yang akan di respon untuk proses
perancangan.
3.3.6 Analisis Ruang Dalam
Analisis ruang dalam ini muncul ketika sudah melakukan analisis kegiatan, sehingga
nantinya dari alur kegiatan pada bangunan asrama akan muncul runang-ruang apa saja yang akan
di butuhkan dalam memenhi kebutuhan tersebut, lalu besaran ruang, alur sirkulasi dan area parkir.
Dari hasil analisis tersebut akan di dapat kebutuhan ruang yang nantinya sangat berpengaruh
pada peoses mendesain perancangan asrama mahasiswa dan memunculkan alternative desain

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 4


Arif Wijaya, Suparno, S.T.,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

yang paling berpotensi.


3.3.7 Analisis Struktur
Analisis ini adalah dimana nantinya pemilihan struktur yang di gunakan untuk merespone
dari perancangan yang akan di kerjakan dimana penyesuaian kekuatan, ketahanan dan tidak lupa
yang menunjang desain yang akan di buat pada perancangan sehingga nantinya akan
memunculkan beberapa alternative yang bias di gunakan.
3.3.8 Analisis Utilitas
Pada analisis ini factor yang di amati adalah mengena utilitas penunjang bangunan
seperti jaringan listrik, sanitasi air kotor, jaringan internet, PDAM, dan jika ada hydran maka akan
di respon untuk bangunan dan akan berpengaruh pada proses perancangan sehingga akan
memunculkan beberapa alternative desain yang bias di gunakan.

Gambar 1. Kerangka pola piker (Sumber: Analisis Penulis, 2022)

4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Konsep Gubahan
Respon angin yang di pakai dalah arah mata angina dari selatan karena angin dari sisi ini sangat
bagus dan rotasi kedatangannya paling sering daerah Slemat khususnya lokasi site.
4.2 Orientasi bangunan

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 5


Arif Wijaya, Suparno, S.T.,M,c,, Perancangan Asrama Mahasiswa Di Sleman Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

Arah bangunan nantinya akan di buat memanjang mengikuti site dan mengenai bukaan dan vasad
akan di pengaruhi oleh site sekitar dan keadaan geologi site.
4.3 Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi yang di gunakan adalah untuk akses keluar masuk pengguna, pengunjung dan service
adapun nantinya akan di dapatkan pola sirkulasi terpusat dimana bangunan utama Asrama menjadi titik
pusat pola sirkulasi.
4.4 Pemilihan Struktur
Penggunaan struktur pada bangunan yaitu menggunakan rigid frame dimana dengan di perkuat
dengan adanya core bangunan. Untuk penerapan kolom pada bangunan juga menggunakan 2 jenis yaitu
kolom praktis dan kolom struktur, kolom struktur guna mendapatkan bentang luas untuk kebutuhan
ruang fasilitas sedang kolom praktis untuk memenuhi kebutuhan ruang Kamar Asrama.

5. Simpulan
Perancangan Asrama Mahaiswa di Sleman Yogykarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual
ini dapat memenuhi kebutuhan hunian semestara bagi mahasiswa khususnya mahasiswa dengan lokasi
yang dekat perancangan bangunan.

Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008Googlemap.com
Pada Konsep Perancangan Asrama Mahasiswa Di Purwokerto. Senthong Jurnal Mahasiswa Arsitektur,
Vol 3 No 2, Juli 2020; halaman 405- 414
Ernest, N. (1996). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga Ernest, N. (2002). Data
Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sumber Dokumen Pemerintah


Badan Pusat Statistik Kabupaten SlemanBappeda Sleman
PERDA Kabupaten Sleman

Sumber Website
https://www.arcgis.com/
https://slemankab.bps.go.id/
https://bappeda.slemankab.go.id/

SEMINAR NASIONAL ARSITEKTUR VOL.01NO.08JUNI | 6

Anda mungkin juga menyukai