Anda di halaman 1dari 3

Suatu hari di pagi yang cerah, murid-murid kelas 8A sedang berbincang-bincang di kelas tentang

persiapan ulangan yang akan mereka lakukan nanti. Beberapa murid terlihat cemas dan tertekan
untuk menghadapi ulangan tersebut, mereka pun tetap melanjutkan untuk belajar di sekolah
sebelum waktu ulangan akan dimulai. Di sisi lain, ada sekelompok murid yang terlihat sangat
santai dan tidak memedulikan kalau yang lain sedang belajar.

Nama 1 : “nama2, nama3, nama4, kalian tidak belajar untuk nanti? Murid kelas lain
bilang kalau ulangan kali ini sangat sulit loh.”

Nama 2 : “Kamu pikir kita sebodoh itu sampai perlu khawatir tentang ulangan? Mending kamu
liat dirimu sendiri deh.”

Nama 3 : “Kamu lupa ya kalo kita itu murid yang mendapat peringkat tertinggi di kelas ini? Kita
sih tidak perlu belajar karena memang sudah pintar, ga kayak kamu!”
(menatap dengan sinis).

Nama 4 : “Iya benar kata dia. Kamu mending pergi dari sini deh!”

Nama 1 : “Kalian kenapa kasar banget sih?? Kan aku cuma nanya!”

Nama 2 : “Lagian kamu cerewet banget sih, mending kamu diam dan pergi dari sini.”

Melihat keramaian yang ada di kelas, nama5 dan nama6 pun mendatangi sekelompok teman
yang ribut itu dan mencoba mendamaikan keadaan.

Nama 5 : “Hey kalian! Sudahlah, jangan ribut di dalam kelas. Teman-teman yang lain sedang
belajar, tolong jangan mengganggu yang lain.”

Nama 6 : “Iya benar kata dia, mending kalian juga belajar, kalau tidak mau ya terserah, tapi
tolonglah jangan berisik.”

Nama 1 : “Eh iya, maaf ya teman-teman.”

Nama 5 : “Tidak apa-apa, yang memulai masalah bukan kamu kok.”

Nama 6 : “Iya, ayo kita lanjut belajar dan biarkan saja mereka bertiga.”

Nama1, nama5, dan nama6 pun berjalan balik ke bangku masing-masing dan melanjutkan belajar
dengan tekun. Murid-murid yang lain pun juga sedang belajar sembari menunggu guru masuk
untuk memulai ulangan. Tak lama kemudian Bu guru pun masuk ke dalam kelas sambil
membawa kertas ulangan.
Bu guru : “Selamat pagi anak-anak, apakah kalian sudah siap untuk ulangan?”

Semua murid : “Iya Bu guru.”

Bu guru : “Baiklah silahkan duduk yang rapi, saya akan membagikan kertas ulangannya,
kerjakan dengan jujur ya anak-anak.” (Membagikan kertas ulangan ke seluruh murid).

Setelah guru membagikan kertas ke semua murid, ulangan pun dimulai. Saat ulangan sedang
berlangsung, nama2, nama3, dan nama 4 ternyata bekerja sama untuk ulangan. Nama2 melempar
kertas kecil ke nama3. Tanpa disadari Bu guru daritadi melihat gerak-gerik mereka bertiga, Bu
guru pun berdiri dari kursi dan menuju meja nama2 yang tadi ketahuan melempar kertas ke
temannya. Melihat Bu guru berjalan kearah mejanya, nama2 pun langsung pura-pura
mengerjakan soal ulangannya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Bu guru : “nama2, kertas apa tadi yang kamu lempar ke temanmu?”

Nama 2 : “kertas apaan bu? saya dari tadi kan mengerjakan ulangan.”

Bu guru : “Jangan pura-pura tidak tahu kamu, kalau kamu tidak akan menjelaskan, Ibu
akan mengecek isi laci meja mu. Silahkan berdiri dari kursi.”

Nama2 pun berdiri dari kursinya dan Bu guru mulai mengecek isi laci, dan ternyata Bu guru
menemukan kertas yang berisi contekan untuk ulangan.

Bu guru : “Haduhh… sudah saya duga, kamu, nama3, dan nama4 bekerja sama untuk menyontek
saat ulangan ya?!”

Nama 2 : “Maaf bu, saya cape belajar dan menghafal materi untuk ulangan kali ini.”

Bu guru : “Alasan macam apa itu?? Nama2, ini perbuatan yang jelek dan tidak adil. Kamu kira
teman-teman mu yang lain tidak cape untuk belajar? Mereka tetap berusaha untuk
belajar dan mengerjakan ulangan dengan jujur, sedangkan kamu?? Enak banget ya
tinggal nyontek dan tidak perlu susah payah untuk belajar. Kalian juga! Nama3,
nama4, kalian bertiga tadi bekerja sama untuk menyontek kan?”

Nama 3 : “Maaf bu, saya menyesal sudah menyontek.”

Nama 4 : “Saya minta maaf juga Bu guru, ulangan selanjutnya saya tidak akan menyontek.”

Bu guru : “Saya harap kalian benar-benar ingin menjadi lebih baik. Lebih baik jujur dan
mendapatkan nilai jelek daripada mendapatkan nilai sempurna tetapi hasil contekan,
kalian harus belajar untuk bersikap jujur dan percaya diri. Contohlah teman-teman
kalian yang berusaha untuk belajar dan memahami materi, kan tidak adil kalau mereka
bersusah payah belajar walau akhirnya kalian yang mendapatkan nilai sempurna
padahal kalian tidak jujur dan seenaknya menyontek tanpa berusaha.”

Nama 2,3,4 : “Baik Bu guru, kami minta maaf.”

Nama 4 : “Kami berjanji akan menjadi lebih baik.”

Nama 3 : “Saya juga menyesal karena berbuat curang, maafkan kami ya Bu.”

Bu guru : “Baiklah kalau kalian sudah mengerti, tolong jangan diulangi lagi ya!”

Anda mungkin juga menyukai