Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DEMONSTRASI MODUL 1.

4
PRAKTIK SEGITIGA RESTITUSI
NADHIRIN
SMKN 4 KENDAL
CGP ANGKATAN 8

KASUS 1
Murid membolos dan tidak mengerjakan tugas saat guru rapat
Seorang murid yang Bernama Rizky kemarin membolos dan tidak
mengerjakan tugas Mata Pelajaran Teori Pemeliharaan Sasis Kendaraan
Ringan Materi: Sistem Rem ABS (Antilock Braking System) dikarenakan
membolos dan main Game Mobile Legend ketika Bapak/Ibu Guru sedang
Rapat Dinas.

Murid : Assalamualaikum Pak…


Guru : Waalaikumsalam …
Silakan duduk. Bapak sudah memeriksa tugas Sistem Rem ABS yang
kemarin Bapak berikan di kelasmu tetapi pekerjaanmu tidak ada, dan
Bapak juga mendapat laporan bahwa selain tidak mengerjakan tugas
kamu juga tidak berada didalam kelas alias membolos saat bapak ibu
guru sedang rapat. Apakah itu benar?
Murid : Iya Pak, benar.
Guru : Lalu kemana kamu kemarin dan apa yang kamu lakukan?
Murid : Saya pergi ke taman Garuda, Pak, kopdar dan main Mobile Legend
bersama teman-teman saja.
1) Menstabilkan identitas
Guru : Baik, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan
sebenarnya kamu bisa saja melakukan lebih dari sekedar pergi ke
taman Garuda dan main ML. Tetapi coba kamu pikirkan, pergi ke
taman Garuda dan main ML saat jam pelajaran itu manfaat nya apa?
Murid : Em, tidak ada Pak.
Guru : Lalu, tindakan yang kamu lakukan kemarin itu benar atau salah?
Murid : Salah Pak, saya sudah melanggar aturan dan membuat Bapak jadi
cemas. Dan juga bisa ditangkap oleh satpol PP kalau ketahuan
membolos.
2) Validasi tindakan yang salah
Guru : Kenapa kamu membolos?
Murid : Kemarin saya bosan di kelas, Pak, kemudian ada teman dari kelas
lain yang mengajak untuk membolos maka dari itu kami membolos.
Guru : Sekarang kamu sudah sadar belum? Apakah masih akan membolos
lagi?
Murid : Saya sudah sadar Pak, saya minta maaf, saya berjanji tidak akan
membolos lagi.
3) Menanyakan keyakinan
Guru : Untuk kedepannya, bila Bapak Ibu guru sedang rapat, apa yang akan
kamu lakukan? Dan apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki
kesalahan ini?
Murid : Saya akan tetap berada didalam kelas, Pak dan akan meminta tugas
ke guru mata pelajaran yang mengajar pada jam itu.
Guru : Baik, semoga kamu mendapatkan pelajaran bermakna dari kesalahan
yang sudah kamu lakukan ya. Dan tolong tugas yang kemarin Bapak
berikan segera dikerjakan. Sekarang kamu bisa kembali ke kelas.
Murid : Iya Pak, terima kasih. Wassalamualaikum Pak…
Guru : Waalaikumsalam …
KASUS 2
Murid mencontek saat sumatif akhir semester
Seorang siswi yang bernama Rizki Kelas XI TO 2 ketahuan melakukan
kecurangan dengan mencontek pada saat pelaksanaan tes sumatif akhir
semester

Murid : Assalamualaikum Pak…


Guru : Waalaikumsalam..
Apakah kamu tahu mengapa saya panggil kesini ?
Murid : Iya, Pak, saya tahu. Kemarin waktu ujian semester kami mencontek
Pak.
Guru : Coba kamu ceritakan kronologi kejadiannya !
Murid : Iya Pak, jadi waktu itu saya membawa catatan kecil ke dalam
ruangan penilaian akhir semester, dan diketahui oleh pengawas ruang
Pak.
1) Menstabilkan identitas
Guru : O begitu. Saya yakin, tidak ada gading yang tak retak, tidak ada
murid yang sempurna, kamu sudah baik mau mengakui kesalahan yang
sudah kamu lakukan.
Murid : Iya Pak, saya minta maaf.
2) Validasi tindakan yang salah
Guru : Kenapa kamu sampai mencontek ?
Murid : Karena pelajarannya begitu sulit, dan kebetulan kemarin saya tidak
belajar karena ada acara di rumah, jadi saya memutuskan untuk
membawa catatan kecil. Saya minta maaf, Pak.
Guru : Tindakan itu benar atau salah ?
Murid : Salah Pak, saya tidak jujur dalam mengerjakan penilaian akhir
semester.
3) Menanyakan keyakinan
Guru : Untuk kedepannya, apa yang akan kamu lakukan saat ujian
berlangsung ?
Murid : Saya akan belajar lebih tekun setiap hari, Pak, tidak hanya saat akan
menghadapi ulangan dan ujian, juga bertanya kepada guru mapel
apabila saya belum paham tentang materi pembelajaran
Guru : Bagus. Bapak Ibu guru pasti akan dengan senang hati membantu
kalian.
Murid : Terima kasih Pak.
Wassalamualaikum Pak …
KASUS 2
Murid bertengkar pada saat pelajaran praktek karena beda
pendapat.
Suatu hari, Zakkha dan Ridwan diberi tugas untuk praktek perbaikan sistem
pendingin pada mobil. Zakkha memiliki pendekatan yang lebih konservatif
dan ingin mengikuti langkah-langkah yang diajarkan oleh instruktur/ guru.
Di sisi lain, Ridwan memiliki pendekatan yang lebih eksperimen dan ingin
mencoba beberapa modifikasi yang tidak terlalu umum. Kedua murid ini
mulai berselisih pendapat, dengan saling mengkritik ide dan pendekatan satu
sama lain. Mereka menjadi semakin tegang dan emosi terhadap perbedaan
pendapat mereka, Zakkha mulai mengeluarkan kata-kata kasar dan konflik
mulai mempengaruhi kerjasama dalam mengerjakan tugas.

Murid: Assalamualaikum Pak…


Guru: Waalaikumsalam…
Apakah kamu tahu mengapa saya panggil kesini?
Zakkha: Iya, Pak, saya tahu. Kemarin waktu saat praktek saya bertengkar
dengan Ridwan.
Ridwan: Iya, Pak, benar yang dikatakan Zakkha.
Guru: Coba kamu ceritakan kronologi kejadiannya!
Ridwan: Kemarin saat praktek perbaikan system pendingin saya bermaksud
menggunakan cara-cara yang saya pelajari dari youtube dan google, Pak,
tapi kata Zakkha tidak boleh karena harus menggunakan cara-cara yang
diajarkan Pak Guru, lalu kami berdebat dan bertengkar, sampai-sampai
Zakkha mengeluarkan kata-kata yang kasar.
Guru: Zakkha, benar yang dikatakan Ridwan?
Zakkha: Iya, Pak, benar. Karena Ridwan ngeyel maka saya jadi emosi, Pak.

3) Menstabilkan identitas
Guru : Jadi begitu ya kejadiannya. Saya yakin pendapat kalian itu benar
semua karena masing-masing punya dasar dan alasan yang kuat. Dan
bisa saja kalian melakukan perbuatan yang lebih dari sekedar bertengkar
adu mulut saja karena sama-sama emosi. Tetapi kalian sudah baik dan
luar biasa karena mau berkata jujur tentang kejadian yang sebenarnya.
Murid : Iya Pak, saya minta maaf.
4) Validasi tindakan yang salah
Guru: Kenapa kamu sampai emosi dan mengeluarkan kata-kata yang tidak
pantas dan kasar Zakkha?
Zakkha: Karena Ridwan ngeyel terus, Pak, saya pengginnya menggunakan
cara yang dijarkan oleh Pak Lukman dulu karena itu sesuai SOP. Tapi
malah Ridwan bilang katanya saya cemen nggak berani mencoba cara
yang cepat dan akurat versinya dia. Terang saja saya marah dan emosi,
Pak.
Guru: Betul itu, Ridwan?
Ridwan: Iya, Pak. Saya minta maaf, Pak.
Guru : Tindakan kalian itu benar atau salah?
Zakkha: Salah Pak, saya terlalu gampang emosi dan marah hanya karena
hal kecil dan sepele. Saya minta maaf kepada Bapak dan Ridwan.
Ridwan: Iya, Pak, saya salah karena sudah mengejek Zakkha dengan
mengatakan cemen padahal saya tau Zakkha itu pemberani. Saya juga
mohon maaf kepada Bapak dan Zakkha.

3) Menanyakan keyakinan
Guru : Untuk kedepannya, apa yang akan kamu lakukan bila menghadapi
situasi yang sama sepeti kemarin, situasi beda pendapat dan bisa juga
beda keyakinan?
Zakkha: Saya akan berusaha berdiskusi dengan kepala dingin, Pak. Berusaha
menerima pendapat orang lain dan mengkolaborasikan pendapat
tersebut dengan pendapat saya.
Ridwan: Iya, Pak, saya tidak akan menyalahkan pendapat orang lain apalagi
pendapat tersebut ada dasar dan alasannya. Saya juga tidak akan
mengeluarkan kata-kata yang merendahkan dan menyinggung orang
lain.
Guru : Bagus. Kalian sudah menyadari kesalahan dan mau meminta maaf
juga mau belajar dari kesalahan yang sudah kalian lakukan untuk
menemukan solusi terbaik dengan berkolaborasi. Tenggang rasa dan
menghargai orang lain itu sangat penting, kalua pendpat-pendapat
yang ada didak bisa dipadukan maka bisa dicoba untuk kerjakan atau
diwujudkan satu-satu bergantian karena kita sedang dalam taraf
belajar. Silakan sekarang kalian berjabat tangan dan setelah itu kalian
bisa kembali ke kelas.
Murid : Terima kasih Pak.
Wassalamualaikum Pak …

Anda mungkin juga menyukai