Anda di halaman 1dari 39

“Critical Point – Lingkungan”

Environment & Social Responsibility Division


PT Astra International Tbk
POHON PENILAIAN AGC 2009
Astra Green Company

MANAGEMENT CRITICAL POINT


LEGAL COMPLIANCE
SYSTEM

GREEN STRATEGY PROPER REQ * SAFETY

GREEN PROCESS LIMBAH CAIR SARANA DENGAN DAMPAK


K3
GREEN PRODUCT UDARA/ENERGI
SARANA KESIAPSIAGAAN
GREEN EMPLOYEE LIMBAH B3
TANGGAP DARURAT
LIMBAH padat non
B3
AGC CONFORMITY SIMULASI TANGGAP
PERCENTAGE AMDAL / DARURAT
UKL-UPL

COMDEV INCIDENT RATE

AGC FINAL STATUS **


CRITICAL POINT CONTENTS

1. Limbah Cair

2. Udara

3. Limbah B3

4. Limbah Padat non B3

5. AMDAL/UKL – UPL

6. COMDEV
LIMBAH CAIR

* Nilai CP Lingkungan based on kriteria manufaktur


LIMBAH CAIR
LIMBAH CAIR INDUSTRI
1. Terdapat Pengelolaan Limbah Cair Industri
 Termasuk di dalamnya:
– Pengumpulan
– Transportasi
– Pengolahan

 Misal, dalam Pasal 6 KepMen LH No. 51/1995


disebutkan bahwa penanggung jawab
industri wajib:
– Tidak melebihi baku mutu, saluran kedap,
pencatatan debit harian, tidak melakukan Sumber : www.google.co.id

pengenceran, melakukan pemeriksaan


paramater secara rutin, memisahkan saluran
limbah dengan limpahan air hujan, dll
Perusahaan melakukan pengelolaan

Perusahaan tidak melakukan


pengelolaan
LIMBAH CAIR
2. Frekuensi Pemantauan Limbah Cair Industri
• Perumusan penghitungan Frekuensi adalah

Fc = (frek pemantauan yg memenuhi BMLC / frek pemantauan yg diwajibkan) * 100%

• Didalam menentukan Frekuensi pemenuhan, AGC


mengatur adalah Frekuensi sesuai dengan peraturan
yang terketat (AMDAL/UKL-UPL, Perda, Pergub,
KepMen)

• Bagi perusahaan yang berada di kawasan dengan


limbah cair dikelola oleh kawasan maka pengelolaan
limbah cair mengacu pada peraturan kawasan (Kep–
03/MENLH/1/1998)
Sumber : www.google.co.id

100% memenuhi

• Limbah Cair diukur oleh LAB yang terakreditasi/lab 50% ≤ x ≤ 100% memenuhi
rujukan PEMDA < 50% memenuhi
LIMBAH CAIR
3. Pelaporan 3 Bulanan Hasil Pemantauan Limbah
Cair Industri
• Sesuai dengan KepMen LH No. 51/1995, yang
wajib dilaporkan adalah hasil pengukuran limbah
cair dari laboratorium

• Pelaporan kepada instansi yang ditunjuk oleh


PEMDA untuk mengurus masalah lingkungan
dimana perusahaan beroperasi (Dinas
LH/Bapedalda/BPLHD)

• Khusus untuk SO – LV/HE & Warehouse jika


terdapat keputusan PEMDA yang ditandatangani
oleh Kepala BPLHD/Kadis LH/Bupati/Gubernur)
tentang frekuensi lebih longgar dari 3 (tiga) Sumber : www.google.co.id
bulanan, maka frekuensi pelaporan akan
Melaporkan seluruh hasil
menyesuaikan dengan frekuensi pengukuran –
minimal 6 (enam) bulanan) Tidak melaporkan
LIMBAH CAIR
4. Kualitas Limbah Cair Industri
Di dalam AGC mengacu pada peraturan terketat, contoh baku mutu limbah cair yang diacu:
a. Sesuai Regulasi Nasional
- KepMen LH No. 51 /1995, Lamp A.II & B.II BMLC Industri Pelapisan Logam
b. Sesuai Regulasi Daerah
- KepGub DKI No. 582/1995, Lamp IV BMLC Industri
c. Sesuai Regulasi Kawasan
- KepMen LH No. 3/1998, Baku Mutu ditetapkan oleh Kawasan
d. Sesuai Persyaratan AMDAL/UKL – UPL Perusahaan

Hasil analisa di bawah baku mutu

Hasil analisa, 100% < x < 500%

Hasil analisa, x > 500%

Sumber : AGC in Practice


LIMBAH CAIR

5. By Pass Pembuangan Limbah


dengan Sengaja
Yaitu proses pembuangan limbah cair
tanpa melalui pengolahan limbah cair,
dimana limbah cair langsung di buang
ke badan air/lingkungan

Sumber : gerrilya.wordpress.com

Tidak melakukan by pass

Ya, melakukan by pass


LIMBAH CAIR
6. Pemenuhan Ketentuan Teknis
Lainnya, mengacu pada:
a) KepMen LH 51/1995, contoh:
• Memiliki IPLC

b) Jumlah ketentuan teknis dapat


disesuaikan jumlahnya sesuai
ketentuan IPLC, contoh:
• Tidak melakukan pengenceran
• Pemisahan saluran limbah dengan air
hujan
• Saluran limbah kedap air dan tidak
rembes
• Pencatatan debit harian
Sumber : www.semarang.go.id/cms/spm/
• Ada alat ukur debit 100% memenuhi

50% < x < 100% memenuhi

x < 50% memenuhi


LIMBAH CAIR
7. Swapantau Limbah Cair Industri
• Pelaksanaan swapantau berdasarkan
keputusan/ketetapan yang telah disahkan oleh
Pimpinan Tertinggi Instalasi, yaitu
• Sesuai spesifikasi proses produksi/aktivitas rutin
• Sesuai jenis pengolahan yang ada
• Sesuai baku mutu limbah

• Frekuensi pengambilan swapantau disesuaikan


dengan jumlah hari kerja/operasional perusahaan

• Obyek pemantauan: Limbah cair dari setiap outlet


WWTP
Sumber : www.mghs.sa.edu.au

• Lokasi pemantauan: Titik outlet WWTP sebelum


Sesuai hari kerja
masuk ke saluran air Kurang dari hari kerja
LIMBAH CAIR
8. Neraca Penggunaan Air (untuk
seluruh proses)
• Dapat berupa tabel penggunaan air atau
flow process yang dilengkapi dengan
kuantitas penggunaan air untuk seluruh
proses

Sumber: Penjelasan Kriteria AGC 2009

Ada
Tidak ada
LIMBAH CAIR
9. Upaya Daur Ulang (Recycle)
Air Limbah
a) Perusahaan melakukan upaya
pengelolaan limbah cairnya untuk
digunakan kembali, contoh:
• Siram Tanaman
• Flushing Toilet

≥30 % dari total Limbah Cair Industri


20% ≤ x ≤ 30% dari total LC Industri
x < 20% dari total LC Industri

Sumber : www.cubeme.com/
LIMBAH CAIR
10. Efisiensi Penggunaan Air
Baku/Bersih secara Konsisten
• Baseline data adalah satu periode
sebelum periode penilaian atau
maksimal 5 (lima) tahun periode
penilaian

≥ 20% dari total Penggunaan Air Baku


< 20% dari total Penggunaan Air Baku
Sumber : www.socialmediaexpression.com/
LIMBAH GAS/UDARA

* Nilai CP Lingkungan based on kriteria manufaktur


UDARA
SUMBER:
Penyebab utama pencemaran udara adalah pembakaran/pemanasan
(combustion). (Ref. Work & Warner, 1981).

Bergerak (mobile)
Kendaraan bermotor: Forklift, Mobil, Motor, dll

Pencemaran
Udara

Tak Bergerak (stationary/fixed)


Industrial combustion, pembakaran sampah, emisi Ozon
Depleting Substances dari AC/alat pendingin, dll
UDARA
1. Terdapat Pengendalian Udara
Secara Konsisten
– Usaha pengendalian udara dapat
berupa:
• Pencegahan sumber pencemar, baik
dari sumber bergerak maupun
sumber tidak bergerak termasuk
sumber gangguan
• Sesuai PP No. 41/1999 tentang
Pengendalian Udara, pasal 16

Ada sesuai regulasi

Tidak ada

Sumber: www.kimia.upi.edu
UDARA
2. Frekuensi Pemantauan Emisi dari Sumber Tidak Bergerak
• Perumusan penghitungan Frekuensi adalah
Fc = (frek pemantauan yg memenuhi BME / frek pemantauan yg diwajibkan) * 100%

• Didalam menentukan Frekuensi pemenuhan, AGC mengatur adalah Frekuensi sesuai


dengan peraturan yang terketat (AMDAL/UKL-UPL, Perda, Pergub, KepMen)

• Udara emisi diukur oleh LAB yang terakreditasi/lab rujukan PEMDA

- 100% dari regulasi yang berlaku untuk jumlah cerobong ≤ 3


- minimal 50% jika jumlah cerobong > 3

• < 100% dari regulasi yang berlaku untuk jumlah cerobong ≤ 3


• minimal < 50% jika jumlah cerobong > 3
Perusahaan tidak pernah melakukan pemantauan terhadap emisi tidak bergerak
yang dihasilkan
2. Frekuensi Pemantauan Udara Ambient
UDARA
• Perumusan penghitungan Frekuensi adalah
Fc = (frek pemantauan udara ambient / frek pemantauan yg diwajibkan) * 100%

• Jumlah titik pantau disesuaikan dengan


persyaratan dalam AMDAL/UKL-UPL atau
ketentuan pemantauan dari PERDA
setempat

• Udara ambient diukur oleh LAB yang


terakreditasi/lab rujukan PEMDA

- 100% dari titik pantau yang dipersyaratkan

• < 100% dari titk pantau yang dipersyaratkan

Perusahaan tidak pernah melakukan pemantauan


terhadap udara ambient Sumber: www.mhhm.org/pictures.htm
UDARA
3. Emisi Memenuhi Baku Mutu Emisi
• Tidak ada parameter yang melebihi baku
mutu

• Pemilihan cerobong yang harus dipantau


didasarkan atas petunjuk BAPEDALDA
setempat yang dituangkan dalam UKL-
UPL/AMDAL dan tidak terdapat koreksi dari
instansi terkait

• Sesuai dengan AGC, baku mutu yang diacu


adalah baku mutu terketat

Semua hasil analisa di bawah ambang batas


Sumber: www.naturalnews.com
Terdapat parameter dari hasil analisa yang melebih ambang batas,
100% < x ≤ 500%
Terdapat parameter yang melebih ambang batas, < 500%
UDARA
4. Pemenuhan Ketentuan Teknis Lainnya, mengacu pada:
a) Antara lain refer to KepKaBapedal 205/1996:
b) Contoh:
• Memiliki cerobong emisi
• Memiliki lubang pengambilan contoh, dengan mengikuti ketentuan 8D/2D
• Memiliki tangga besi untuk pengambilan contoh
• Memiliki lantai kerja untuk pengambilan contoh
• Menyediakan APD untuk petugas pengambil contoh

100% memenuhi
80% ≤ x < 100% memenuhi
50% ≤ x < 80% memenuhi
x < 50% memenuhi
UDARA
5. Neraca Penggunaan Energi
• Yaitu bisa berupa neraca pemakaian
listrik, bahan bakar minyak, panas bumi,
dll

• Bisa dalam bentuk tabel data kuantitas


atau flow chart dilengkapi data
kuantitas pemakaian per bulan

Sumber: Penjelasan Kriteria AGC 2009

Semua hasil analisa di bawah ambang batas


Terdapat parameter dari hasil analisa yang
melebih ambang batas, 100% < x ≤ 500%
Terdapat parameter yang melebih ambang
batas, < 500%
UDARA
6. Kegiatan Pengurangan Bahan Perusak Ozon
– Daftar bahan perusak ozon dapat dilihat pada lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia NOMOR: 331M- IND/PER/ 4/2007, contoh:
• Karbon Tetraklorida (CCl4)
• Trikoloro Fluoro Metana (CFC – 11)
• Bromo Klorodifluoro Metana (Halon – 1211)
• Blended antara CFC-12/HFC-152a atau R500, dll

– Contoh yang mudah dilakukan adalah, mengganti refrigerant AC yang tidak ramah
lingkungan dengan refrigerant AC yang lebih ramah lingkungan, penggantian solvent
dengan bahan pelarut yang mengandung BPO menjadi bahan yang bersifat water base

Ada
Tidak ada
UDARA
7. Kegiatan Pengurangan Gas Rumah Kaca
– Untuk memperhitungkan persentase (%) pengurangan emisi CO2 harus
menggunakan tools yang tepat dan akurat

– Data yang digunakan adalah baseline data: satu periode sebelum periode
penilaian atau maksimal 5 (lima) tahun sebelum periode penilaian

– Contoh kegiatan:
• Penanaman pohon/go green
• Penggantian material BPO
• Efisiensi pemakaian bahan bakar / listrik

8. Efisiensi Energi
• Data yang digunakan adalah baseline data: satu periode sebelum periode
penilaian atau maksimal 5 (lima) tahun sebelum periode penilaian
≥ 5% dari Base Line Data
2% ≤ x ≤ 5% dari Base Line Data
x < 2% dari Base Line Data
LIMBAH BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
LIMBAH B3
1. Memiliki Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
– Sesuai dengan PERMEN LH No. 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan
Pengelolaan Limbah B3, jenis kegiatan pengelolaan limbah B3 yang wajib
dilengkapi dengan izin diantaranya:
• Pengangkutan
• Penyimpanan sementara
• Pengumpulan
• Pemanfaatan
• Pengolahan
• Penimbunan

– Tata cara pengurusan dapat dilihat di PERMEN LH No. 30/2009


Sumber: lawakindonesia.blogspot.com
Ada
Tidak Ada
2. Izin Pengelolaan Limbah B3 (Pemanfaatan, Pengolahan,
LIMBAH B3
Pengangkutan)
– Dikhususkan, apabila terdapat proses pemanfaatan, pengolahan, dan
pengangkutan limbah B3 dalam perusahaan.

– Khusus Untuk pemanfaatan limbah B3 dari internal perusahaan maka


tidak perlu izin (refer to PerMenLH no 18/2009)

– Contoh: Ada
• Limbah B3 yang dikumpulkan dari pelanggan untuk dimanfaatkan kembali Tidak Ada

3. Pemenuhan Ketentuan Pengelolaan Limbah Sesuai Peraturan


– Yaitu diantaranya,
• Pengemasan • Pemanfaatan ≥ 90% memenuhi
• Penyimpanan • Pengolahan 40% ≤ x < 90% memenuhi
• Pengumpulan • Penimbunan x < 40% memenuhi
• Pengangkutan
LIMBAH B3
4. Kinerja Pengelolaan Limbah B3
• Kinerja dihitung berdasarkan persentase (%) jumlah limbah B3 yang dikelola
(sesuai regulasi) dari total jumlah limbah B3 yang diidentifikasi.

• Pencatatan dilihat dari identifikasi limbah (minimisasi Limbah B3)

≥ 90% memenuhi

40% ≤ x < 90% memenuhi


x < 40% memenuhi

Sumber: kartunmedan.wordpress.com
LIMBAH B3
5. Pihak Ketiga yang Ditunjuk untuk Mengelola Limbah B3 memiliki ijin dari KLH yang
sesuai dengan jenis limbahnya
– Memiliki izin dari instansi terkait (referensi PermenLH 18/2009):
• Pengumpulan, pemanfaatan & pengolahan izin dari instansi terkait sesuai skalanya
• Pengangkutan izin dari dinas perhubungan atas rekomendasi dari KLH
• Izin harus sesuai dengan jenis limbah yang dikelola

Memiliki
Tidak Memiliki

6. Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk Limbah B3 yang berpotensi dilakukan 3R


≥ 30% dari Total Limbah B3 yang berpotensi dilakukan 3R
20% ≤ x < 30% dari Total Limbah B3 yang berpotensi dilakukan 3R
x < 20% dari Total Limbah B3 yang berpotensi dilakukan 3R
Tidak Ada
LIMBAH PADAT NON B3
LIMBAH PADAT non B3
1. Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk Limbah padat non B3 yang
berpotensi dilakukan 3R
– Contoh,
• Pemakaian kembali kertas bekas (bolak-balik)
• Pemakaian kembali cartridge printer (bila cartridge menggunakan
yang jenis ramah lingkungan)

≥ 30% dari Total Limbah non B3 yang berpotensi dilakukan 3R


20% ≤ x < 30% dari Total Limbah non B3 yang berpotensi
dilakukan 3R
Tidak Ada

Sumber: google.co.id
AMDAL / UKL-UPL
AMDAL / UKL-UPL
1. Kepemilikan Dokumen AMDAL / UKL-UPL
• Perusahaan wajib memiliki dokumen AMDAL / UKL-UPL asli yang disahkan oleh pihak berwenang dan
sesuai dengan proses bisnisnya
(reg terkait: Kep MenLH 17/2001 jenis usaha wajib AMDAL dampak penting terhadap lingkungan, tidak ada teknologi
penanggulangan dampak negatif)

Memiliki Tidak Memiliki (menunjukkan dokumen Asli dengan approval instansi terkait.)

2. Pelaksanaan Program AMDAL / UKL-UPL


• Perusahaan wajib melaksanakan seluruh “janji” yang telah disepakati dalam
dokumen AMDAL / UKL - UPL
100% melaksanakan 50% ≤ x < 100% < 50%
melaksanakan
3. Pelaporan AMDAL / UKL – UPL
• Perusahaan wajib melaporkan semua bentuk pelaksanaan “janji” dalam dokumen AMDAL /
UKL – UPL kepada pihak terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku
100% melaporkan

50% ≤ x < 100% melaporkan

< 50%
COMMUNITY DEVELOPMENT
COMDEV
1. Terdapat Program Community Development
– Program IGA (income generating activities), yaitu program pendampingan
peningkatan ekonomi kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan kepada
masyarakat yang tinggal di area sekitar perusahaan

IGA Donasi Tidak ada

2. Pernah Mendapatkan Penghargaan Bidang Comdev


• Penghargaan dari lembaga yang kredibel, yaitu lembaga yang dapat
dipertanggungjawabkan legalitasnya, contoh
• Depsos, Pemda (Kabupaten, Provinsi, Kotamadya, Nasional), MDGs Award,
dll

Ada Tidak Ada


ADDITIONAL

APA YANG DI ATUR PEMERINTAH?


KRITERIA PENILAIAN
PROPER
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
APA YANG DIATUR PEMERINTAH?

PRINSIP DASAR PENILAIAN PROPER

X BOBOT = N Emas

S
I
C
Penerapan L Passing Grade
Sistem Pemanfaatan Community
O A
Manajemen Sumber Daya Development
R Lingkungan I Hijau
E Best Practice; Best Available Technology; Best CSR
Passing Grade
BEYOND COMPLIANCE AREA

 Potensi kerusakan lingkungan


Taat Biru
 Pengendalian pencemaran laut
 Pengelolaan limbah B3
 Pengendalian pencemaran Belum taat Merah
udara
 Pengendalian pencemaran air
 Penerapan AMDAL Tidak ada upaya Hitam
Group Activity
Analisa apakah perusahaan PT XYZ (industri bengkel – terdapat painting) mematuhi peraturan terkait
pengelolaan lingkungan:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
• Memiliki pengolahan limbah cair, berupa oil trap – 3 bak (diberikan atap), dengan pengambilan sampling dilakukan di bak terakhir oil trap
(limbah dari outlet oil trap – 100% ke badan air)
• Pemantauan limbah cair (baik hasil pengujian maupun regulasi) sesuai dengan regulasi
• Swapantau harian dilakukan setiap hari kerja (parameter sesuai keputusan Top Management)
• Pelaporan 3 bulanan dilakukan bersamaan dengan pelaporan UKL/UPL (tanpa ada surat rekomendasi dari BPLHD setempat)
• Efisiensi penggunaan air baku 2,5% - jumlah karyawan dan rata-rata unit servis sama, terdapat program penggantian sistem flushing
toilet, penampungan air hujan untuk siram taman

PENGELOLAAN UDARA & ENERGI


• Memiliki 3 cerobong terkait proses produksi, dengan pemantauan sesuai regulasi (baik hasil pengujian maupun frekuensi)
• Masing-masing cerobong dilengkapi dengan lubang sampling, lantai kerja (atap gedung), akses untuk sampling (mobile unit) & APD untuk
petugas sampling
• Tinggi masing-masing cerobong 5 m (tegak lurus dari sumber), posisi masing-masing titik sampling berada di ketinggian 2 m dari bagian
atas cerobong.
• Terdapat program penghematan energi (dari penghematan listrik – grouping listrik area & auto timer) – 3%

PENGELOLAAN LIMBAH B3
• Limbah B3 : Oli bekas, majun terkontaminasi & dempul (ke PT ABC); toner bekas (ke pihak supplier asal)
• Pihak transporter limbah B3 memiliki ijin dan masih berlaku
• Pihak pengolah limbah B3 (PT ABC) – hanya memiliki ijin untuk mengelola oli bekas
• Neraca limbah B3 lengkap dan manifest lengkap (hingga tahap pihak pengolah akhir)

*Gunakan form Critical Point Lingkungan kategori SO LV

Anda mungkin juga menyukai