Anda di halaman 1dari 14

Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM


MEMECAHKAN MASALAH MODEL PISA PADA KONTEN
UNCERTAINTY AND DATA DITINJAU DARI SELF EFFICACY SISWA
Shifa Ainur Rohmah1, Dinda Febriana2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Jember
E-mail: 200210204004@mail.unej.ac.id, 200210204107@mail.unej.ac.id

ABSTRAK
Self efficacy adalah keyakinan seseorang pada kemampuan dalam mengatur dan melakukan
tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
memberikan informasi analisis kompetensi literasi matematika siswa kelas VI apabila dihadapkan
dengan materi ketidakpastian dan data atau peluang (Uncertainty and Data) dilihat dari self-efficacy
siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif jenis deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, angket, wawancara, dan tes. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah menentukan predikat dari 2 siswa terpilih, hasil angket self efficacy
menunjukkan bahwa tidak diperoleh siswa dengan self efficacy sedang dan rendah. Rata-rata
predikat self efficacy siswa adalah tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil skor angket yaitu
subjek 1 dengan predikat skor self efficacy sangat tinggi yaitu 83, dan subjek 2 dengan predikat
skor self efficacy tinggi yaitu 75. Selain itu dapat dilihat dari hasil pengerjaan tes literasi
matematika konten Uncertainty and Data yang sudah dilakukan oleh kedua subjek.

Kata kunci: Self Efficacy, Literasi Matematika, Uncertainty and Data, Subjek

PENDAHULUAN
Secara umum, literasi merujuk pada kemampuan dan kemampuan seseorang dalam
melaksanakan aktivitas seperti menulis, membaca, berhitung, berbicara dan pemecahan masalah
dengan mencari solusi dari permasalahan sehari-hari. Melalui menggabungkan kegiatan inti
dengan kegiatan seperti membaca, berpikir dan menulis, menggunakan berbagai sumber media
cetak atau online untuk memecahkan suatu permasalahn, literasi juga diketahui sebagai
keterampilan yang memiliki kaitan dengan bahasa dan proses berpikir (Suyono, 2018). Menurut
pernyataan Ojese (Kusumawardani, Wardono & Kartono, 2018), literasi matematika merupakan
kemampuan memahami dan menerapkan konsep dasar matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi matematika memungkinkan seseorang untuk mengetahui fungsi atau aplikasi matematika
dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkannya untuk mengambil keputusan yang tepat sebagai
warga negara dan berpartisipasi dalam pembangunan dengan empati dan kemampuan merenung.
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Mereka yang memiliki keterampilan kognitif untuk mahir secara matematis jauh lebih baik
daripada mereka yang hanya bisa menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi.
Literasi matematika sangat diperlukan untuk memenuhi tuntutan pendidikan yang semakin
meningkat. Hal tersebut dengan kajian utama PISA (Program for International Student
Assessment), adalah literasi membaca, menulis, sains, dan matematika. PISA merupakan studi
internasional yang mengevaluasi kemampuan matematika siswa di berbagai negara, termasuk
Indonesia. PISA melakukan study literasi setiap tiga tahun, sehingga beberapa siswa mungkin
tidak menjadi subjek penilaian. Menurut OECD (2019), literasi matematika adalah kemampuan
seseorang untuk merumuskan, menerapkan, dan menginterpretasikan matematika dalam konteks
yang berbeda, termasuk kemampuan bernalar secara matematis dan menggunakan prosedur,
konsep, dan fakta untuk mendeskripsikan atau memprediksi fenomena atau kejadian. berdasarkan
OECD (2019)Aspek literasi matematika dasar meliputi: 1) proses, 2) konten dan 3) konteks.
PISA memaparkan komponen konten sebagai mata pelajaran, materi atau topik di mana
matematika diajarkan. menurut studi PISA 2012 Draft Mathematics Framework, komponen
konten menilai materi dari segi ruang dan bentuk (space and shape), perubahan dan hubungan
(change and relationship), ketidakpastian dan data (uncertainty and data), dan kuantitas
(quantity). Literasi matematika adalah kemampuan untuk menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, proses penyelesaian masalah matematika dalam kehidupan
sehari-hari merupakan bagian penting dari pendidikan matematika dasar. Literasi membaca yang
baik membantu peserta didik meningkatkan keterampilan problem solving dan hubungan
matematis mereka. Perkembangan membaca matematika tentunya dipengaruhi oleh faktor
internal atau kepribadian siswa itu sendiri yang disebut self efficacy.
Self efficacy adalah keyakinan seseorang pada kemampuan mereka untuk mengatur dan
melakukan tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Pada pembelajaran matematika,
Self efficacy memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi yang memungkinkan seseorang
mencapai keberhasilan. Peserta didik dengan Self efficacy yang tinggi menunjukkan semangat
dan bekerja keras pada tugas yang diberikan dan menunjukkan bahwa mereka dapat
menyelesaikannya. Peserta didik dengan Self efficacy yang rendah dapat menghindari tugas yang
banyak, terutama tugas-tugas yang sulit. Sementara itu, Peserta didik dengan Self efficacy yang
tinggi memiliki keinginan yang besar untuk menyelesaikan tugas. Semakin tinggi Self efficacy,
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

semakin baik aktivitas yang dilakukan. Dengan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
mengkaji kemampuan literasi matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal model PISA
mengenai konten Uncertainty and Data berdasarkan Self Efficacy.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu untuk
menjelaskan secara luas mengenai kemampuan literasi matematika siswa terhadap subjek terpilih
yang dilihat dari self-efficacy pada kelas VI. Penelitian ini dilakukan dengan observasi atau
mengamati keadaan secara langsung, wawancara dengan informan yang dijadikan
sebagai patokan data untuk menganalisi, dan memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui
prestasi akademik materi yang diberikan sesuai dengan self efficacy mereka.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi untuk menganalisis kompetensi literasi matematika siswa kelas VI apabila
dihadapkan dengan materi ketidakpastian dan data atau peluang (Uncertainty and Data). Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan angket self efficacy, soal tes dan
wawancara yang berhubungan langsung dengan hasil tes soal literasi matematika siswa secara
langsung bersama subjek terpilih.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian akan dijelaskan secara deskriptif dengan menggunakan siswa sebagai
subjek yang memiliki self efficacy tinggi, karena tidak ditemukan siswa dengan self efficacy
sedang ataupun rendah. Penelitian ini dilakukan dengan subjek sebanyak 2 siswa kelas VI,
dengan menyebarkan angket, soal tes dan wawancara. Setelah memperoleh data angket kemudian
peneliti menganalisis menggunakan kriteria penskoran, sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Penskroran Angket Self Efficacy
Kriteria Skor

Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Skor yang sudah didapatkan kemudian dihitung dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Skor = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100

Jika skor sudah diketahui, selanjutnya peneliti dapat menggolongkan predikat self efficacy
subjek terpilih berdasarkan rentang skor angket yang diperoleh. Predikat skor angket dijelaskan
dalam tabel berikut.
Tabel 2. Predikat Skor Angket
Skor Tes Predikat

83 – 100 Sangat Tinggi


65 – 82 Tinggi
48 – 64 Sedang
30 – 47 Rendah
13 – 29 Sangat

Setelah menentukan predikat dari 2 siswa terpilih, hasil angket self efficacy menunjukkan
bahwa tidak diperoleh siswa dengan self efficacy sedang dan rendah. Rata-rata predikat self
efficacy siswa adalah tinggi. Sedangkan dalam menentukan subjek terpilih peneliti mempunyai
kriteria khusus yaitu (1) siswa yang mempunyai kepercayaan diri, (2) siswa dengan kemampuan
literasi yang berbeda dengan temannya, (3) siswa mau menjawab pertanyaan dan informasi yang
dibutuhkan peneliti.
Setelah menganalisis dan menentukan hasil angket self efficacy siswa, subjek yang terpilih
adalah subjek 1 dengan predikat skor self efficacy sangat tinggi yaitu 83, dan subjek 2 dengan
predikat skor self efficacy tinggi yaitu 75. Setelah memperoleh hasil predikat skor self efficacy
siswa, peneliti kemudian menyebarkan soal tes literasi tentang data atau peluang (Uncertainty
and Data) kepada siswa. Dalam penelitian ini akan membahas tentang hasil jawaban literasi
matematika siswa terpilih, fokus penelitian merujuk pada kemampuan literasi matematika serta
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan peneliti. Lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai
berikut.
A. Hasil Jawaban Soal Tes Literasi Matematika subjek 1
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 1. Jawaban subjek pada Soal No 1

Berdasarkan gambar di atas, tentang hasil jawaban subjek 1 pembuatan rancangan dalam
menyelesaikan masalah soal terlihat bahwa ia dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa
yang ditanya serta dapat merumuskan jawabannya. Hal ini berarti bahwa ia memiliki self
efficacy yaitu memiliki kemauan untuk memecahkan masalah dan yakin dapat melakukannya.
Pada tahap pemecahahan masalah ia dapat menuliskan solusi yang tepat, hal ini menunjukkan
bahwa ia mempu memahami permasalahan pada soal tersebut. Berikut adalah kutipan hasil
wawancara yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek 1:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 1, mana yang diketahui?”
S1 : “Bahan yang diperlukan dan bahan yang tersedia”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa kue ulang tahun besar yang mungkin dibuat”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “Bahan yang tersedia dibagi bahan yang diperlukan”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 2. Jawaban Subjek 1 pada Soal No 2

Berdasarkan gambar di atas, pembuatan rancangan dalam menyelesaikan masalah soal


terlihat bahwa ia dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanya. Namun, pada
tahap pemecahan masalah ia kurang tepat untuk menjawab hasil soal. Akan tetapi ia sudah
menunjukkan self efficacy nya yaitu memiliki keyakinan pada diri dalam menyelesaikan
masalah matematika, gigih dan pantang menyerah. Berikut adalah kutipan hasil wawancara
yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek 1:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 2, mana yang diketahui?”
S1 : “Toko kue ingin membuat 75 kue berukuran besar dan harga terigu berkualitas
bagus Rp. 12.000/kg”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa biaya yang dikeluarkan took untuk membeli tepung terigu”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “75 dikalikan 500gram dan hasilnya 37. 500gram dijadikan ke kg dibagi 1.000
dan hasilnya Rp. 4.500.000”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 3. Jawaban subjek 1 pada Soal No 3

Berdasarkan gambar di atas, ia mampu menjawab pernyataan soal benar dan salah dengan
tepat. Hal ini menunjukkan bahwa ia mampu memahami isi informasi pada soal. Namun ia
kurang tepat dalam menjelaskan alasan penyelesaian dari pernyataan yang ada pada soal. Self
efficacy yang ditunjukkan oleh subjek 1 pada soal ini adalah ia memiliki keyakinan mampu
menyelesaikan soal masalah matematika dengan optimis dan gigih. Berikut adalah kutipan
hasil wawancara yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek 1:
Peneliti : “Pada soal no 3 kan diminta untuk menjawab benar/salah, jadi pernyataan no 1 itu
benar atau salah?”
S1 : “Salah, karena 11 ditambahkan 5 ditambah 7 hasilnya 23”
Peneliti : “Lalu pernyataan no 2 itu benar atau salah?”
S1 : “Benar, karena 54 dibagi 2 hasilnya 27”
Peneliti : “Lalu terakhir pernyataan no 3 itu benar atau salah?”
S1 : “Benar, karena 54 di dibagi 2 adalah 27, 18 dibagi 2 adalah 9, 27 dibagi 3 adalah
9, 9 dibagi 3 adalah 3. Lalu 9 dan 3 sama-sama dibagi 3 hasilnya 3 banding 1”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 4. Jawaban subjek 1 pada Soal No 4

Berdasarkan gambar diatas, ia belum sepenuhnya benar menjawab pertanyaan diketahui dan
ditanya. Namun, ia sudah tepat dalam menjawab isi jawaban. Self efficacy yang ditunjukkan
oleh subjek 1 pada soal ini adalah ia memiliki sifat optimis mampu menyelesaikan jawaban
soal. Berikut adalah kutipan hasil wawancara yang telah dilakukan antara peneliti dengan
subjek 1:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 4, mana yang diketahui?”
S1 : “Andre melakukan tendangan pinalti sebanyak 120 kali dan salsa 90 kali”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa peluang tendangan pinalti yang sukses”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “Tendangan pinalti dibagi 20 dikalikan tendangan pinalti masing-masing dan
hasilnya 72.”

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subjek subjek 1 di dapat bahwa ia merasa
kesulitan pada soal nomor 4. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil jawabannya pada soal
nomor 4, dimana ia belum sepenuhnya mengerti isi informasi dari soal tersebut. Hasil
wawancara juga menunjukkan bahwa ia sudah mampu menjawab pertanyaan mana yang di
ketahui, ditanya dan cara menjawab soal literasi matematika.
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

B. Hasil Jawaban Soal Tes Literasi Matematika subjek 2

Gambar 5. Jawaban subjek 2 pada Soal No 1

Berdasarkan gambar diatas, dalam merancang permasalahan soal subjek 2 sudah mampu
menjawab diketahui dan ditanya. Hal ini menunjukkan bahwa ia mampu memahami isi
informasi soal serta dapat menuliskan jawabannya. Self efficacy yang ditunjukan pada soal
ini adalah ia mampu mengidentifikasi masalah dengan baik dan memiliki sikap optimis.
Berikut adalah kutipan hasil wawancara yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek
2:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 1, mana yang diketahui?”
S1 : “Bahan yang diperlukan serta bahan yang tersedia”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa kue ulang tahun besar yang mungkin dibuat”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “Bahan yang diperlukan dibagi bahan yang tersedia”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 6. Jawaban Alifatur Lintang pada Soal No 2


Berdasarkan gambar diatas, ia mampu menjawab diketahui dan yang ditanya dengan
merancang soal dengan cukup baik. Ia juga dapat menjawab pertanyaan soal dengan
perhitungan yang tepat. Self efficacy yang ditunjukkan subjek 2 pada soal ini adalah ia
memiliki sikap optimis, memiliki kemauan untuk memcahkan masalah matematika, dan
mampu memahami isi informasi dari soal. Berikut adalah kutipan hasil wawancara yang telah
dilakukan antara peneliti dengan subjek 2:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 2, mana yang diketahui?”
S1 : “Toko kue ingin membuat 75 buah kue berukuran besar dan harga terigu
berkualitas bagus adalah Rp. 12.000/kg”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa biaya yang harus dikeluarkan took kue untuk membeli tepung terigu”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “75 dikalikan 500gram dan hasilnya 37. 500gram dijadikan ke kg dibagi 1.000
dan hasilnya 37,5 kg dikali 12.000 hasilnya Rp. 450.000”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 7. Jawaban subjek 2 pada Soal No 3

Berdasarkan gambar di atas, ia mampu menjawab pernyataan soal benar dan salah dengan
tepat. Namun ia belum bisa menjawab secara tepat alasan dari pernyataan tersebut dan bahkan
ada yang tidak diberi alasan. Hal ini menunjukkan bahwa ia belum mampu memahami isi
informasi pada soal. Self efficacy yang ditunjukan pada soal ini adalah ia kurang memiliki rasa
percaya atau optimis untuk menjawab perintah soal. Berikut adalah kutipan hasil wawancara
yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek 1:
Peneliti : “Pada soal no 3 kan diminta untuk menjawab benar/salah, jadi pernyataan no 1 itu
benar atau salah?”
S1 : “Salah, karena bermain dirumah teman, olahraga, dan berlibur Bersama keluarga
menghabiskan 23 jam”
Peneliti : “Lalu pernyataan no 2 itu benar atau salah?”
S1 : “Benar, karena 54 dibagi 2 hasilnya 27”
Peneliti : “Lalu terakhir pernyataan no 3 itu benar atau salah?”
S1 : “Benar, karena 54 di dibagi 2 adalah 27, lalu 27 dibagi 3 adalah 9. 18 dibagi 2
adalah 9, 9 dibagi 3 adalah 3. Lalu 9 dan 3 sama-sama dibagi 3 hasilnya 3 banding 1”
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Gambar 8. Jawaban subjek 2 pada Soal No 4

Berdasarkan gambar diatas, pembuatan rancangan dalam menyelesaikan masalah soal


terlihat bahwa ia dapat menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang ditanya namun sedikit
kurang tepat, dan masih terdapat kesalahan dalam menjawab soal. Self efficacy yang
ditunjukan pada soal ini adalah ia memiliki kemauan untuk memecahkan masalah
matematika meskipun terdapat sedikit kesalahan. Berikut adalah kutipan hasil wawancara
yang telah dilakukan antara peneliti dengan subjek 1:
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan soal no 4, mana yang diketahui?”
S1 : “Suatu kelompok sepakbola yang terdiri dari pemain bernama andre dan
sarsa”
Peneliti : “Lalu apa yang ditanyakan?”
S1 : “Berapa peluang tendangan pinalti yang sukses”
Peneliti : “Bagaimana cara untuk menjawab soal tersebut?”
S1 : “Tendangan pinalti yang sukses dibagi banyak tendangan pinalti dikali
masing masing tendangan”

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subjek 2 di dapat bahwa ia merasa
kesulitan pada soal nomor 3. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil jawabannya pada soal
nomor 3, dimana ia belum sepenuhnya mengerti isi informasi dari soal tersebut dan tidak
percaya diri dalam menjawab soal dibuktikan dengan tidak diberikannya alasan pada
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

pernyataan soal. Disamping itu, ia sudah mampu menjawab pertanyaan mana yang di
ketahui, ditanya dan cara menjawab soal literasi matematika.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang diamati dalam penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan self
efficacy yang tinggi tidak dapat menjamin bahwa kemampuan literasi matematikanya juga
tinggi. Di lingkungan sekolah atau masyarakat, diperlukan lebih banyak upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah tertentu secara kritis dan logis.
Secara sederhana, matematisasi dapat diartikan sebagai penerjemahan dan pemecahan masalah
sehari-hari. Tugas harian disajikan sebagai soal matematika yang harus diselesaikan nanti.
Proses pemecahan masalah ini melibatkan semua objek matematika. Self efficacy
berpengaruh besar terhadap kemampuan matematika siswa. Semakin tinggi self efficacy siswa,
semakin baik kemampuan literai matematika mereka. Keterampilan matematika siswa dapat
ditingkatkan dengan berbagai cara, yaitu dengan membiasakan siswa menyelesaikan soal-soal
matematika, membiasakan siswa berdiskusi, dan dengan guru menggunakan strategi dan
metode pembelajaran yang mengajak siswa menerapkan keterampilan matematika. Guru dapat
melakukan pendekatan pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan agar siswa
tetap tertarik untuk belajar dan berani mengemukakan pendapatnya.
Saran peneliti untuk peneliti selanjutnya adalah perlu dilakukan penelitian yang sama dan
penelitian yang mendalam untuk mempelajari fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah dan
masyarakat untuk membangkitkan generasi bangsa yang kritis dan logis. Peneliti pemula harus
mempelajari kembali bagaimana menyampaikan informasi secara efektif ketika mengajar siswa
materi yang berkaitan dengan literasi matematika. Ketika siswa memahami pentingnya belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka dapat membantu memecahkan masalah siswa
baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk menyelidiki fenomena terkini dalam dunia pendidikan dan
mengembangkan teori-teori baru bagi pendidikan di Indonesia.

KEPUSTAKAAN
Shifa Ainur Rohmah, Dinda Febriana

Ananda, E. R., & Wandini, R. R. 2022. Analisis kemampuan literasi matematika siswa ditinjau
dari self efficacy siswa. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5).

Indrawati, F. A., & Wardono, W. 2019. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kemampuan Literasi
Matematika dan Pembentukan Kemampuan 4C. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika (Vol. 2, pp. 247-267).

Kusumawardani, D. R., Wardono, & Kartono. 2018. Pentingnya Penalaran Matematika dalam
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 1, 588-595.

OECD. 2019. PISA 2018 Results. Combined Executive Summaries. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Pradinar, A. P., & Sulistyawati, I. 2021. Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar Dengan Self-
Efficacy Tinggi: Studi Kasus. SNHRP, 156-168.

Suyono, S. 2018. Pembelajaran efektif dan produktif berbasis literasi.

Anda mungkin juga menyukai