Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Batik Perbaik Purworejo


Kompetensi Keahlian : Pendidikan Seni Kerajinan
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas / Semester : X / I ( Ganjil )
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Pertemuan ke : IV (Empat)
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 1. 2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan
dan teknik dalam karya seni rupa terapan daerah setempat

Indikator :
1. Mendiskripsikan pengertian Pameran dan Pameran Naturalis.
2. Menjelaskan unsur-unsur penilaian apresiasi terhadap hasil karya.
3. Menilai hasil karya seni lukis “Naturalis” pada kegiatan pameran.
4. Memaparkan hasil penilaian terhadap hasil karya didepan kelas.
I. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:


 Mendiskripsikan pengertian Pameran dan Pameran Naturalis dengan jelas.
 Menjelaskan unsur-unsur penilaian apresiasi terhadap hasil karya secara rinci.
 Menilai hasil karya seni lukis “Naturalis” pada kegiatan pameran dengan
tanggung jawab.
 Memaparkan hasil penilaian terhadap hasil karya didepan kelas dengan percaya
diri.
II. Materi Pembelajaran
1. Pengertian pameran dan pameran Naturalis.
2. Unsur penilaian apresiasi terhadap hasil karya.
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
IV. Langkah-Langkah Pemebelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 Menit )
 Pendidik membuka pelajaran dengan memberi salam pembuka.
 Peserta didik dan Pendidik berdoa bersama-sama.
 Pendidik mengecek kesiapan Peserta didik.
 Apersepsi.
 Pendidik menginformasikan atau menjelaskan mengenai kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
B. Kegiatan Inti ( 70 Menit )
1. Eksplorasi ( 10 Menit )
 Pendidik menanyakan kepada Peserta didik sejauh mana pengetahuan
mereka pada materi yang akan dipelajari.
 Peserta didik menjelaskan pengetahuan awal tentang materi.
2. Elaborasi ( 40 Menit )
 Pendidik mendampingi Peserta Didik dalam mengamati pameran.
 Setiap Peserta Didik diberi tugas untuk menilai hasil karya pada pameran.
 Setiap Peserta Didik memaparkan hasil penilaian dengan bimbingan
pendidik.

Ringkasan Materi:
A. Pengertian Pameran

Pameran merupakan bentuk metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam


memanfaatkan momen yang terjadi di lingkungan masyarakat, misalnya hari 
kemerdekaan Republik Indonesia, hari pertanian, pesta panen raya, pesta laut dan
lain-lain.  Pada umumnya, masyarakat pedesaan telah mengetahui adanya pameran
pada hari-hari penting tersebut, dan turut merayakannya dengan mendatangi tempat
pameran berlangsung.  Dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat petani,
sebaiknya dalam pameran ini petani diikutsertakan sebagai penyelenggara dengan
mengisi stan-stan yang memperkenalkan hasil-hasil teknologi pertanian yang
selama ini telah mereka praktekkan.
Pameran diartikan sebagai penyajian visual dengan benda-benda dua dan tiga
dimensi, dengan maksud mengkomunikasikan ide atau informasi kepada orang
banyak (Sulaiman,1988).  Pameran merupakan suatu usaha untuk memperlihatkan
secara sistematis model, contoh, barang sesungguhnya, peta atau gambar pada
suatu tempat tertentu dalam suatu urutan tertentu untuk menumbuhkan perhatian
pengunjung. Dengan demikian, hampir segala jenis media dapat ditampilkan dalam
pameran.
Jenis-jenis Pameran antara lain:
1. Pameran Tetap (Permanent Exhibition)
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia
secara periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan
diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia. Waktu penyelenggraan
Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun
2. Pameran Temporer (Temporary Exhibition)
Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni
rupa dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri
Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu
penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari,
maksimal berlangsung selama 30 hari.
3. Pameran Keliling (Traveling Exhibition)
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia
maupun karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai
daerah di Indonesia dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh
Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu
penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.
B. Pameran Naturalis
Naturalisme yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman
berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan,
artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat
benar–benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan,
perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin,
setepat–tepatnya. 
Di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan
penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari
gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme
mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap alam.
C. Penilaian Apresiasi

Secara leksikografis, kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris apreciation,


yang berasal dari kata kerja to Apreciate, yang menurut kamus Oxford  berarti to
judge value of; understand or enjoy fully in the right way; dan menurut kamus
webstern adalah to estimate the  quality of to estimate rightly tobe sensitevely
aware of. Jadi secara umum me-apresiasi adalah mengerti serta menyadari
sepenuhnya, sehingga mampu menilai secara semestinya.
Dalam kaitannya dengan kesenian, apresiasi berarti kegiatan meng-artikan dan
menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala
estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara
semestinya. Dalam apresiasi, seorang penghayat sebenarnya sedang mencari
pengalaman estetis. Sehingga motivasi utama yang muncul dari diri penghayat seni
adalah motivasi untuk mencari pengalaman estetis.
Pengalaman estetis menurut  Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif
atau kepuasan intuitif. Sedangkan Yakob Sumardjo menjelaskan  pengalaman seni
adalah keterlibatan aktif dengan kesadaran yang melibatkan kecendekiaan, emosi,
indera dan intuisi manusia dengan lingkungan (benda seni) (2000, 161). Dalam
proses pengalaman estetis unsur perasaan dan intuisi lebih menonjol dibandingkan 
nalar; itulah sebabnya maka dalam proses tersebut penghayat seni seolah
kehilangan jati dirinya karena seluruh kehidupan perasaannya larut ke dalam obyek
seni, dan inilah yang disebut dengan empati.. Proyeksi perasaan tersebut bersifat
subyektif dan sekaligus obyektif. Artinya subyektif karena penghayat menemukan
kepuasan atau kesenangan dari obyek seninya dan obyektif  karena proyeksi
perasaan itu berdasarkan nilai-nilai yang melekat pada benda seni tersebut.
Kualitas seni yang ada dalam karya tersebut mengalirkan pengalaman secara
dinamis dan akhirnya mendatangkan kepuasan. Kualitas suatu karya biasanya
muncul karena adanya pola yang jelas yang  terjalin pada unsur/elemen seni
sehingga membentuk sebuah struktur. Dalam seni rupa struktur tersebut ada pada
rasa unity, balance, harmony, rythm, proportion, point of interest, contrast dan
discord.
Seorang apresian dalam melakukan penghayatan dan penilaian terhadap sebuah
karya tidak bisa dilepaskan dari persoalan persepsi yang muncul ketika berhadapan
dengan karya tersebut.
Dalam kaitannya dengan apresiasi terhadap karya seni, ada sejumlah faktor
yang mempengaruhi apresiasi seseorang ,yaitu:
 Kemauan dan minat
Kemauan dan minat diperlukan untuk menikmati karya; sebab tanpa
kemauan dan minat apresiasi tidak akan berhasil.
 Sikap terbuka
Sikap terbuka  diperlukan untuk menghindari sikap apriori terhadap
suatu karya. Hanya karya yang disenangi yang dianggap baik, yang lain
tidak.
 Kebiasaan
Seorang penghayat benda seni perlu membiasakan diri menghadapi
karya secara intensif agar memiliki perbendaharaan rupa, gerak dan
bunyi yang memadai dan selalu bertambah dan meningkat, yang
muaranya adalah muncul kepekaan terhadap segala gejala rupa, gerak
dan suara/ bunyi.  yang ada di sekitarnya baik secara partial maupun
secara kolaboratif.
 Peka atau sensitif
Kepekaan menangkap gejala unsur seni dengan segala perubahannya
merupakan suatu tuntutan, karena kepekaan seseorang akan membantu
menelusuri sumber kreasi dan sumber estetik suatu karya.sehingga
dengan demikian akan memperlancar menangkap makna yang tersirat
dari yang tersurat sebuah karya.
 Kondisi mental.
Kondisi mental dalam rangka apresiasi adalah, intensitas seseorang
dalam melakukan penghayatan. Kurangnya intensitas karena adanya
gangguan psikhis akan menyebabkan apresiasi tidak maksimal. Ada
beberapa mekanisme psikologis yang menyebabkan timbulnya
perubahan penilaian atau evaluation mutation, yaitu:
o Conditioning
o Habituation
o Fatique

Menurut Stepen C Pepper (1976) conditoning dapat terwujud dalam 4 variasi, yaitu
1. The means-to-end mutations, perubahan nilai yang terjadi pada suatu
bendatanpa mengkaitkan dengan benda lain yang semula berhubungan.
Misalnya pipa rokok disenangi karena bentuknya, tidak ada hubungan lagi
dengan rokok atau tembakau.
2. The mechanized habit mutation,perubahan penilaian karena adanya mekanisme
kebiasaan.Misalnya, anak diajak menonton pergelaran tari secara kontinyu
maka lama kelamaan anak akan menyenagi tarian terebut. Kunci dari
perubahan penilaian ini adalah kontinyuitas dan mekanisme yang jelas.
3. Symbolic meaning, penilaian yang terjadi karena pemberian makna terhadap
tanda atau simbol yang dilakukan secara terus menerus. Misalnya, warna-putih
akan di maknai Indonesia, bentuk bintang dan strip akan di maknai Amerika.
4. Type. Penilaian yang didasarkan pada pengolonggan ciri-ciri tertentu yang
melekat pada objek. Misalnya, dinilai perempuan karena berambut panjang,
memakai rok, bergaya gemulai, dan sebagainya.

Perubahan penilaian yang terjadi pada conditioning dengan segala variantnya


ini bersifat sementara, sedangkan berubahan yang terjadi pada Habituation/
kebiasaan bersifat long term.

Sementara  itu ada dua jenis Fatique yang  terjadi pada manusia yaitu:

1. Sensory fatique, adalah kelelahan yang disebabkan oleh kelelahan inderawi.


2. Attentive fatique. adalah kelelahan perhatian/ kejenuhan terhadap sesuatu
yang berlangsung sangat lama, sehingga konsentrasi sudah tidak stabil lagi.
3. Konfirmasi ( 10 Menit )
 Pendidik menjelaskn hasil pengamatan pada pameran.
 Pendidik mengevaluasi hasil penilaian Peserta Didik terhadap hasil karya
pameran.
4. Penutup (10 Menit )
 Pendidik menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
 Pendidik menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
 Pendidik menutup mata pelajarn dengan berdoa.
V. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1. White board
2. Penghapus
3. Spidol
b. Sumber belajar:
1. Aminuddin. 2002.  Pengantar Apresiasi Karya. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
2. Hermawati Dwi Arini Sri, DKK. 2009. Seni Budaya Jilid II Untuk SMK.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
VI. Penilaian
 Tes : tes tertulis, tes lisan.
 Non tes : partisipasi di kelas.

VII. Pedoman Penilaian


1. Afektif
Aspek yang dinilai Skor Poin yang dinilai

Sikap saat menerima 100 a. Mendengarkan dan merespon materi yang


materi disampaikan.

60 b. Mendengarkan dan tidak merespon materi


yang disampaikan.
0 c. Tidak mendengarkan dan tidak merespon
materi yang disampaikan.

2. Kognitif
Aspek yang dinilai Skor Poin yang dinilai

Pengerjaan Tugas 40 a. Dapat menjawab pertanyaan nomor 1.

30 b. Dapat menjawab pertanyaan nomor 2.

30 c. Dapat menjawab pertanyaan nomor 3.


*Catatan : Penghitungan penilaian aspek kognitif (pengerjaan tugas) adalah jumlah
nilai Peserta Didik dalam kemampuan menjawab seluruh soal.

Afektif + Kognitif
Penilaian=
2

Purworejo, Agustus 2013


Mengetahui,
Guru Pembimbing Mahasiswa KKN-PPL

Suprapto Efendi, S.Pd. Pawit Resmiyati


NUPTK: 0938736640200082 NIM: 10207244010
LAMPIRAN SOAL

1. Sebut dan Jelaskan jenis-jenis pameran!


2. Apa yang dimksud dengan apresiasi?
3. Apa yang dimaksud dengan aliran seni rupa Naturalis?

JAWABAN:
1. a. Pameran Tetap (Permanent Exhibition)
Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia secara
periodik yang ditata berdasarkan konsep kuratorial dan diselenggarakan oleh
Galeri Nasional Indonesia. Waktu penyelenggraan Pameran Tetap berlangsung
minimal 1 kali dalam satu tahun.

b. Pameran Temporer (Temporary Exhibition)


Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa
dalam jangka waktu tertentu yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia
atau kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer
berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.

c. Pameran Keliling (Traveling Exhibition)


Pameran yang menyajikan karya-karya koleksi Galeri Nasional Indonesia maupun
karya di luar koleksi Galeri Nasional Indonesia ke berbagai daerah di Indonesia
dan atau di luar negeri yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau
kerjasama dengan pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal
berlangsung selama 10 hari.
2. Apresiasi berarti kegiatan meng-artikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya
seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu
menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya.
3. Naturalis yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha
melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan, artinya disesuaikan
dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar–benar mirip atau
persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan
serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat–tepatnya. 

Anda mungkin juga menyukai