Anda di halaman 1dari 56

BUKU PANDUAN

MERDEKA BELAJAR - KAMPUS MERDEKA

(M B - K M)

Diterbitkan Oleh

UNIVERSITAS KLABAT
September 2022
Tim Penyusun

Pengarah:
Denny Rantung, PhD (Rektor)
Ronny Walean, PhD (Wakil Rektor I bidang Akademis)
Benny Lule, PhD (Wakil Rektor II bagian Keuangan)
Edgar Tauran, DMis (Wakil Rektor III bagian Kemahasiswaan)

Penyusun:
Ir. Edson Yahuda Putra, M.Kom. (Ketua)
Ika Prayanthi, S.E., M.M. (Sekretaris)
Edwin Melky Lumingkewas, M.Min, D.Min
Ernest Matindas, S.E., M.B.A
Ferdy Lainsamputty, M.S., Ns.
Alfrits Roul Sinadia, S.Pd, M.Pd
Reagen Jimmy Mandias, S.Kep, M.M., M.S.N
Semmy Wellem Taju, S.Kom, M.S., PhD
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga buku panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) boleh
diselesaikan. Penyusunan buku ini mengacu kepada Panduan
Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020. Buku ini
diharapkan akan menjadi acuan setiap fakultas di Universitas Klabat untuk
dapat mengembangkan program secara optimal, efektif, efisien, dan
bermutu sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Buku panduan ini
diharapkan akan bermanfaat bagi dekan, kepala program studi, dosen,
mahasiswa, mitra Universitas Klabat, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Harapannya buku ini dapat digunakan untuk setiap tahapan implementasi
program MBKM dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian
dan evaluasi.

Penyusunan buku panduan ini melibatkan tim dosen yang berasal dari
berbagai fakultas yang berbeda dan bekerjasama dengan bagian lembaga
penjaminan mutu Universitas Klabat. Input dan saran dari berbagai pihak
internal di Universitas Klabat yang berkaitan dengan program ini juga
dilakukan pada tahapan proses evaluasi bersama antara tim penyusun dan
komite akademik Universitas Klabat yang terdiri dari para dekan dan kepala
program studi setiap fakultas di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang
Akademis.

Buku panduan ini sifatnya dinamis yang terus akan diperbaiki,


diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan yang terjadi. Masukkan dari berbagai pihak dalam bentuk saran
dan kritik diharapkan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas buku
panduan ini.

Airmadidi, 4 Oktober 2022

Tim Penyusun
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Landasan Hukum....................................................................................... 1
B. Latar Belakang ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 4
D. Daftar Istilah & Singkatan ..................................................................... 4
BAB II PENYELENGGARAAN MB-KM ................................................... 5
A. Persyaratan Umum ................................................................................... 7
B. Pihak Terkait ............................................................................................... 7
C. Pelaksanaan MB-KM ................................................................................ 9
1. Pertukaran Pelajar ......................................................................... 9
2. Magang/Praktik Kerja ................................................................ 15
3. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan ......................... 18
4. Proyek Kemanusiaan .................................................................. 21
5. Penelitian/Riset ............................................................................ 24
6. Kegiatan Wirausaha (Startup) ............................................... 29
7. Studi/Proyek Independen ......................................................... 33
8. Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik ............. 38
BAB III PENJAMINAN MUTU .................................................................. 46
A. Penyusunan Kebijakan Mutu dan Manual Mutu ........................ 46
B. Standar Mutu yang Terkait .................................................................. 47
C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ............................................ 48
D. Pengendalian dan Peningkatan Standar ........................................ 49
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 51

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Landasan Hukum

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu


kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka
adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Program tersebut
merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan
tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan
pendidikan tinggi. Landasan hukum pelaksanaan program kebijakan Hak
Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi diantaranya, sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.
3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014, tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi.
5) Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang KKNI.
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
7) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019, tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2020.
8) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019, tentang Musyawarah Desa.
9) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

1
10) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019, tentang Pedoman Umum
Pendampingan Masyarakat Desa.
11) Keputusan Rektor <...........................>.
12) Hasil komite akademis <...........................>.

B. Latar Belakang

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial,


budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi
mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman.
Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga
dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut
untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu
relevan.

Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat


menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan
wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel
sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa.

Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru,


perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan
tinggi negeri menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester
di luar program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di
luar program studi, tiga semester yang dimaksud berupa 1 semester
kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan 2 semester
melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di


antaranya melakukan magang/praktik kerja di Industri atau tempat kerja
lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa,

2
mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat
studi/proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua
kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen.
Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual
lapangan yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap
kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu


perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student
centered learning) yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus
Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan
inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa,
serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan
kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen
diri, tuntutan kinerja, target dan penerapannya. Melalui program merdeka
belajar yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard
dan soft skills mahasiswa akan terbentuk dengan kuat.

Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat


menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan
dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

Buku Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka


di Universitas Klabat ini mengacu pada Panduan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka yang dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka, Perguruan Tinggi diharapkan dapat menjawab tantangan yang
ada, yaitu untuk menghasilkan lulusan sesuai perkembangan IPTEKS,
pengembangan keilmuan tuntutan dunia usaha, dunia industri, dan dunia
kerja, serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kompetensi global.

3
C. Tujuan
Tujuan dari buku Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka: Memfasilitasi Hak Belajar di Luar Program Studi ini
adalah untuk memberikan panduan teknis penyelenggaraan bentuk
kegiatan pembelajaran MBKM kepada fakultas/sekolah, Program Studi,
dosen, tendik, mahasiswa, mitra perguruan tinggi, dan mitra strategis di
luar perguruan tinggi yang menjadi kolaborator dalam implementasi
MBKM di Universitas Klabat.

D. Daftar Istilah & Singkatan


Berikut ini telah disajikan dalam tabel kumpulan istilah dan juga
singkatan yang dipakai dalam penyusunan buku panduan ini. Setiap istilah
sudah disusun di dalam tabel dari atas ke bawah.

Dosen yang ditunjuk/ditugaskan oleh fakultas/prodi


Dosen pendamping : untuk melakukan pendampingan kepada mahasiswa
yang mengikuti program MBKM.

Dosen yang ditunjuk oleh fakultas/prodi dalam


Dosen Pembimbing
: membimbing mahasiswa selama mengikuti
Akademik (DPA)
perkuliahan di Unklab.

IBT UNIQ : Inkubator Bisnis Teknologi UNIQ

Mitra adalah semua pemangku kepentingan seperti


Mitra : perusahaan, lembaga, koperasi, pemerintah daerah,
Startup, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian.

Setara berarti sejajar, sama tingkatannya, sederajat.


Setara : Dalam hal ini, “setara 20 SKS” artinya minimal 20
SKS.

UBEC : Unklab Business Entrepreneur Center

Pendamping /
: Pembimbing dari mitra
Supervisor

SIU : Sistem Informasi UNKLAB

BKP Bentuk Kegiatan Pembelajaran

4
BAB II
PENYELENGGARAAN MB-KM

Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional


Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) Pasal 18, menyatakan bahwa Perguruan
Tinggi wajib memfasilitasi pelaksanaan pemenuhan masa dan beban
belajar dalam proses Pembelajaran dengan cara:

a. Mahasiswa program sarjana/sarjana terapan mengikuti seluruh proses


Pembelajaran dalam Program Studi pada Perguruan Tinggi sesuai masa
dan beban belajar; atau
b. Mengikuti proses Pembelajaran di dalam Program Studi untuk
memenuhi sebagian masa dan beban belajar, dan sisanya mengikuti
proses Pembelajaran di luar Program Studi.

Disebutkan juga dalam Pasal 18 bahwa fasilitasi oleh Perguruan Tinggi


untuk pemenuhan masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran
wajib dipenuhi dengan cara sebagai berikut:

a. paling sedikit 4 (empat) semester dan paling lama 11 (sebelas) semester


merupakan pembelajaran di dalam Program Studi;
b. 1 (satu) semester atau setara dengan 20 (dua puluh) sks merupakan
pembelajaran di luar Program Studi pada Perguruan Tinggi yang sama;
dan
c. paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) sks
merupakan:
i. Pembelajaran pada Program Studi yang sama di Perguruan Tinggi
yang berbeda;
ii. Pembelajaran pada Program Studi yang berbeda di Perguruan
Tinggi yang berbeda; dan/atau
iii. Pembelajaran di luar Perguruan Tinggi.

5
Gambar 1 menunjukan contoh bentuk kegiatan pembelajaran yang
dapat dilakukan oleh mahasiswa. Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) di
luar perguruan tinggi dapat berupa kegiatan:

a. Pertukaran Mahasiswa
b. Magang/Praktek Kerja
c. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan
d. Penelitian/Riset
e. Proyek Kemanusiaan
f. Kegiatan Wirausaha
g. Studi/Proyek Independen
h. Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik

Gambar 1. Bentuk Kegiatan Pembelajaran MBKM

6
A. Persyaratan Umum
Dalam pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka,
program “hak belajar tiga semester di luar program studi”, terdapat
beberapa persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh mahasiswa maupun
perguruan tinggi diantaranya, sebagai berikut:
1. Mahasiswa berasal dari Program Studi yang terakreditasi.
2. Mahasiswa Aktif yang terdaftar pada PDDikti.

Perguruan tinggi diharapkan untuk mengembangkan dan


memfasilitasi pelaksanaan program Merdeka Belajar dengan membuat
panduan akademik. Program-program yang dilaksanakan hendaknya
disusun dan disepakati bersama antara perguruan tinggi dengan mitra.
Program Merdeka Belajar dapat berupa program nasional yang telah
disiapkan oleh Kementerian maupun program yang disiapkan oleh
perguruan tinggi yang didaftarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

B. Pihak Terkait
1. Perguruan Tinggi
a. Perguruan Tinggi wajib memfasilitasi hak bagi mahasiswa (dapat
diambil atau tidak).
b. Menyusun kebijakan/pedoman akademik untuk memfasilitasi
kegiatan pembelajaran di luar prodi.
c. Membuat dokumen kerja sama (MoU/PKS) dengan mitra.
d. Mengintegrasikan ke dalam SIU.

2. Fakultas
a. Menyiapkan fasilitasi daftar mata kuliah tingkat fakultas yang bisa
diambil mahasiswa lintas prodi.
b. Menyiapkan dokumen kerja sama (MoU/PKS) dengan mitra yang
relevan.

3. Program Studi
a. Menyusun atau menyesuaikan kurikulum dengan model
implementasi kampus merdeka.
b. Memfasilitasi mahasiswa yang akan mengambil pembelajaran lintas
prodi dalam Perguruan Tinggi.

7
c. Menawarkan mata kuliah yang bisa diambil oleh mahasiswa di luar
prodi dan luar Perguruan Tinggi beserta persyaratannya.
d. Menyusun persyaratan bagi mahasiswa yang akan mengambil
program MBKM.
e. Melakukan ekuivalensi mata kuliah dengan kegiatan pembelajaran
luar prodi dan luar Perguruan Tinggi.
f. Jika ada mata kuliah/SKS yang belum terpenuhi dari kegiatan
pembelajaran luar prodi dan luar Perguruan Tinggi, disiapkan
alternatif mata kuliah daring.
g. Kepala program studi bertugas memfasilitasi program MBKM.

4. Mahasiswa
a. Merencanakan bersama Dosen Pembimbing Akademik mengenai
program mata kuliah/program yang akan diambil di luar prodi.

b. Mendaftar di (SIU/Prodi) sebelum mengikuti program

c. Melengkapi persyaratan kegiatan luar prodi, termasuk mengikuti


seleksi bila ada.

d. Mengikuti program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan


pedoman akademik yang ada.

5. Mitra
a. Membuat dokumen kerja sama (MoU/PKS) bersama perguruan
tinggi/fakultas.
b. Melaksanakan program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam dokumen kerja sama (MoU/PKS).

8
C. Pelaksanaan MB-KM

1. Pertukaran Pelajar

Saat ini pertukaran mahasiswa dengan full credit transfer sudah banyak
dilakukan dengan mitra Perguruan Tinggi di luar negeri, tetapi sistem
transfer kredit yang dilakukan antar perguruan tinggi di dalam negeri
sendiri masih sangat sedikit jumlahnya. Pertukaran pelajar
diselenggarakan untuk membentuk beberapa sikap mahasiswa yang
termaktub di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020, yaitu menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan
orisinal orang lain; serta bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

Tujuan pertukaran pelajar antara lain:


1. Belajar lintas kampus (dalam dan luar negeri), tinggal bersama dengan
keluarga di kampus tujuan, wawasan mahasiswa tentang ke-Bhinneka
Tunggal Ika akan makin berkembang, persaudaraan lintas budaya dan
suku akan semakin kuat.
2. Membangun persahabatan mahasiswa antar daerah, suku, budaya, dan
agama, sehingga meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Menyelenggarakan transfer ilmu pengetahuan untuk menutupi
disparitas pendidikan baik antar perguruan tinggi dalam negeri,
maupun kondisi pendidikan tinggi dalam negeri dengan luar negeri.

Beberapa bentuk kegiatan belajar yang bisa dilakukan dalam kerangka


pertukaran belajar adalah sebagai berikut.

a. Pertukaran Pelajar antar Program Studi di dalam UNKLAB


Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa untuk
menunjang terpenuhinya capaian pembelajaran baik yang sudah tertuang
dalam struktur kurikulum program studi maupun pengembangan
kurikulum untuk memperkaya capaian pembelajaran lulusan yang dapat
berbentuk mata kuliah pilihan.

9
Mekanisme pertukaran pelajar antar program studi di dalam campus:

(i) Program Studi

1. Menyusun atau menyesuaikan kurikulum yang memfasilitasi


mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di program studi lain.
2. Menentukan dan menawarkan mata kuliah yang dapat diambil
mahasiswa dari luar prodi.
3. Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam Program Studi lain
pada Perguruan Tinggi yang sama.
4. Mengatur jumlah SKS yang dapat diambil dari prodi lain.

(ii) Mahasiswa

1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).


2) Mengikuti program kegiatan luar prodi sesuai dengan ketentuan
pedoman akademik yang ada.

b. Pertukaran Pelajar dalam Program Studi yang sama pada


Perguruan Tinggi yang berbeda (Universitas Klabat dengan
perguruan tinggi lain)
Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa untuk
memperkaya pengalaman dan konteks keilmuan yang didapat di perguruan
tinggi lain yang mempunyai kekhasan atau wahana penunjang
pembelajaran untuk mengoptimalkan CPL.

Berikut ini adalah mekanisme pertukaran pelajar dalam program studi yang
sama pada perguruan tinggi yang berbeda (Universitas Klabat dengan
perguruan tinggi lain)

(i) Program Studi


1) Menyusun atau menyesuaikan kurikulum yang memfasilitasi
mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di program studi yang
sama pada perguruan tinggi lain.

10
2) Membuat kesepakatan dengan perguruan tinggi mitra antara lain
proses pembelajaran, pengakuan kredit semester dan penilaian,
serta skema pembiayaan.
3) Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk bilateral, konsorsium
(asosiasi prodi), klaster (berdasarkan akreditasi), atau zonasi
(berdasar wilayah).
4) Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam program studi yang
sama pada perguruan tinggi lain.
5) Mengatur jumlah mata kuliah yang dapat diambil dari program studi
yang sama pada perguruan tinggi lain.
6) Menginput nilai ke Sistem Informasi di perguruan tinggi masing-
masing.
7) Melaporkan kegiatan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

(ii) Mahasiswa
1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
2) Mengikuti program kegiatan di program studi yang sama pada
perguruan tinggi lain sesuai dengan ketentuan pedoman akademik
yang dimiliki perguruan tinggi.
3) Terdaftar sebagai peserta mata kuliah di program studi yang sama
pada perguruan tinggi lain.

c. Pertukaran Pelajar antar Program Studi pada Perguruan


Tinggi yang berbeda
Bentuk pembelajaran yang dapat diambil mahasiswa pada perguruan
tinggi yang berbeda untuk menunjang terpenuhinya capaian pembelajaran
baik yang sudah tertuang dalam struktur kurikulum program studi,
maupun pengembangan kurikulum untuk memperkaya capaian
pembelajaran lulusan.

Berikut ini adalah mekanisme pertukaran pelajar antar program studi


pada perguruan tinggi yang berbeda:

11
(i) Program Studi
1) Menyusun kurikulum yang memfasilitasi mahasiswa untuk
mengambil mata kuliah di program studi lain pada perguruan
tinggi yang berbeda.
2) Menentukan mata kuliah yang dapat diambil mahasiswa dari luar
prodi.
3) Mengatur kuota peserta yang mengambil mata kuliah yang
ditawarkan dalam bentuk pembelajaran dalam Program Studi lain
pada Perguruan Tinggi yang berbeda.
4) Mengatur jumlah SKS dan jumlah mata kuliah yang dapat diambil
dari prodi lain pada perguruan tinggi yang berbeda.
5) Membuat kesepakatan dengan perguruan tinggi mitra antara lain
proses pembelajaran, pengakuan kredit semester dan penilaian,
serta skema pembiayaan.
6) Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk bilateral, konsorsium
(asosiasi prodi), klaster (berdasarkan akreditasi), atau zonasi
(berdasar wilayah).
7) Melaporkan kegiatan ke Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

(ii) Mahasiswa
1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
2) Mengikuti program kegiatan pembelajaran dalam program studi
lain pada perguruan tinggi yang berbeda sesuai dengan ketentuan
pedoman akademik yang dimiliki perguruan tinggi.
3) Terdaftar sebagai peserta mata kuliah di program studi yang
dituju pada perguruan tinggi lain.

Tugas Perguruan Tinggi Pengirim


1) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan luar
negeri atau dengan konsorsium keilmuan untuk penyelenggaraan
transfer kredit yang dapat diikuti mahasiswa.
2) PT dapat mengalokasikan kuota untuk mahasiswa inbound maupun
mahasiswa yang melakukan outbound (timbal-balik/resiprokal).

12
3) Bila diperlukan, menyelenggarakan seleksi pertukaran pelajar yang
memenuhi asas keadilan bagi mahasiswa.
4) Melakukan pemantauan penyelenggaraan pertukaran mahasiswa.
5) Menilai dan mengevaluasi hasil pertukaran mahasiswa untuk
kemudian dilakukan rekognisi terhadap SKS mahasiswa.
6) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Tugas Perguruan Tinggi Tujuan


1) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri dan luar
negeri atau dengan konsorsium keilmuan untuk penyelenggaraan
transfer kredit yang dapat diikuti mahasiswa.
2) Menjamin terselenggaranya program pembelajaran mahasiswa dan
aktivitas luar kampus mahasiswa sesuai dengan kontrak perjanjian.
3) PT dapat mengalokasikan kuota untuk mahasiswa inbound maupun
mahasiswa yang melakukan outbound (timbal-balik/resiprokal).
4) Bila diperlukan, menyelenggarakan seleksi pertukaran pelajar yang
memenuhi asas keadilan bagi mahasiswa.
5) Menyelenggarakan pengawasan secara berkala terhadap proses
pertukaran mahasiswa.
6) Melakukan penjaminan mutu dan mengelola penyelenggaraan
pertukaran mahasiswa.
7) Memberikan nilai dan hasil evaluasi akhir terhadap mahasiswa untuk
direkognisi di perguruan tinggi asalnya.
8) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

13
Gambar 2. Mekanisme Pertukaran Pelajar

14
2. Magang/Praktik Kerja

Magang atau praktik kerja adalah kegiatan pembelajaran yang


dilaksanakan dengan kerja sama bersama mitra, seperti: perusahaan,
organisasi multilateral, yayasan nirlaba, institusi pemerintahan, ataupun
perusahaan rintisan (startup). Mekanisme pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang perlu disusun, mencakup persiapan pada berbagai
tingkat unit kerja sebagai berikut:

(i) Fakultas Bersama Program Studi


Langkah-langkah yang perlu dilakukan Fakultas bersama Departemen
antara lain:

1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama


(Memorandum of Understanding/MoU) atau Perjanjian Kerja
Sama/PKS) bersama mitra, antara lain proses pembelajaran,
pengakuan kredit semester, dan evaluasi.
2) Menyusun silabus dan beban Sistem Kredit Semester (SKS)
kegiatan pembelajaran di luar prodi bersama mitra strategis.
3) Menugaskan dosen pembimbing di setiap fakultas yang akan
membimbing mahasiswa atau kelompok mahasiswa selama
pelaksanaan magang.
4) Menentukan pendamping/supervisor/mentor/coach dari mitra
penyelenggara magang.
5) Dosen pembimbing bersama-sama supervisor menyusun jadwal
yang nantinya akan diikuti dan dilaksanakan oleh mahasiswa
magang.
6) Dosen pembimbing bersama supervisor menyusun form logbook
dan melakukan penilaian capaian mahasiswa selama magang.
7) Bila dimungkinkan pembimbing melakukan visitasi di tempat
magang untuk monitoring dan evaluasi (monev).
8) Penilaian selama mengikuti program pembelajaran di luar
perguruan tinggi dilakukan oleh supervisor, yang kemudian
dilakukan verifikasi dan penilaian akhir oleh dosen pembimbing ke
dalam SIU.

15
(ii) Mitra Magang
Mitra magang berperan di antaranya sebagai berikut:

1) Memberikan jaminan proses pelaksanaan magang yang berkualitas


sesuai yang tertulis dalam dokumen kerja sama (MoU/PKS).
2) Menyediakan supervisor/pendamping yang bertugas
mendampingi mahasiswa ataupun kelompok mahasiswa selama
magang.
3) Memberikan hak dan jaminan sesuai peraturan perundangan
(seperti: asuransi kesehatan, keselamatan kerja, honor magang,
hak karyawan magang) atau mengikuti dokumen perjanjian
kerja sama yang disepakati kedua belah pihak.
4) Mendukung agar mahasiswa mampu memperoleh kompetensi
khusus yang dapat ditunjukkan dalam bentuk sertifikat kompetensi
tertentu kepada mahasiswa yang lulus uji kompetensi.
5) Supervisor/pendamping wajib mendampingi dan menilai kinerja
mahasiswa selama magang, dan bersama dosen pembimbing
memberikan penilaian.

(iii) Mahasiswa
Mahasiswa perlu melakukan langkah-langkah di bawah ini:

1) Mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing akademik untuk


mengikuti proses magang.
2) Mendaftarkan kegiatan pembelajaran di SIU.
3) Melaksanakan kegiatan magang di institusi mitra.
4) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
5) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk presentasi di akhir proses magang.

Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) magang/praktek kerja dapat


dilaksanakan melalui tatap muka (luring), dalam jaringan (daring), atau
bauran/campuran keduanya. BKP magang/praktik kerja yang dilakukan
secara daring penuh, harus mendapat persetujuan dari Wakil Rektor I
melalui kajian terhadap perencanaan BKP. Mekanisme BKP
magang/praktik kerja mencakup seleksi, proses pembelajaran, penilaian

16
dan evaluasi, konversi nilai, dan pelaporan PDDikti diilustrasikan pada
Gambar 3.

Gambar 3. Mekanisme Magang/Praktek Kerja

17
3. Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan

Asistensi mengajar di satuan pendidikan merupakan kegiatan


pembelajaran dalam bentuk asistensi mengajar yang dilakukan oleh
mahasiswa di satuan pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun
atas. Sekolah tempat praktik mengajar dapat berada di lokasi kota maupun
di daerah terpencil.

Tujuan program asistensi ini ialah:


a) Memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam
bidang pendidikan untuk turut serta mengajarkan dan memperdalam
ilmunya dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan.
b) Membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, serta
relevansi pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi
dan perkembangan zaman.

Berikut ini adalah mekanisme pelaksanaan pembelajaran mahasiswan


dengan cara asistensi mengajar di satuan pendidikan:

(i) Fakultas
Fakultas melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menjalin kerjasama dalam bentuk MoU dan PKS dengan mitra
satuan pendidikan (sekolah) atas izin dari Dinas Pendidikan
setempat atau Dinas yang setara yang menaungi satuan pendidikan
mitra. Kesepakatan ini dapat mencakup proses pembelajaran,
pengakuan kredit semester, dan penilaian bagi mahasiswa.
Dokumen kerjasama ini dapat ditandatangani oleh Wakil Rektor
Bidang Akademik atau Dekan sesuai dengan banyaknya unit yang
terlibat.
2) Mendesain silabus dan menentukan beban SKS kegiatan asistensi
mengajar bersama mitra satuan pendidikan.
3) Menunjuk dan menugaskan dosen pembimbing dari fakultas yang
akan membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan asistensi
mengajar di sekolah.

18
4) Untuk memonitor dan melakukan evaluasi kinerja mahasiswa di
lapangan, dosen pembimbing dapat melakukan kunjungan ke
sekolah tempat mahasiswa melakukan kegiatan asistensi mengajar.
5) Dosen pembimbing bersama guru yang ditunjuk oleh kepala
sekolah/Dinas Pendidikan setempat menyusun buku harian
asistensi mengajar dan format penilaian mahasiswa.
6) Kinerja mahasiswa yang melakukan kegiatan asistensi mengajar
dinilai oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah/Dinas
Pendidikan setempat. Setelah itu, verifikasi dan penilaian akhir akan
dilakukan oleh dosen pembimbing.

(ii) Mitra Satuan Pendidikan


Dalam kegiatan asistensi mengajar oleh mahasiswa, peran mitra satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Mengawasi proses asistensi mengajar agar dilaksanakan sesuai


MOU/PKS.
2) Menunjuk guru setempat untuk menjadi guru pembimbing untuk
mendampingi mahasiswa/kelompok mahasiswa yang
melaksanakan asistensi mengajar.
3) Melakukan penilaian kinerja mahasiswa yang melakukan kegiatan
asistensi mengajar, yang dalam hal ini dilakukan oleh guru
pembimbing.

(iii) Mahasiswa
Mahasiswa yang melakukan asistensi mengajar melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

1) Mendapatkan persetujuan dari Dekan fakultas masing-masing dan


Komite Akademis Unklab untuk melakukan kegiatan asistensi
mengajar.
2) Mendapatkan persetujuan pihak mitra satuan pendidikan.
3) Melaksanakan kegiatan asistensi mengajar di sekolah mitra.
4) Mengisi buku harian asistensi mengajar.

19
5) Menyusun laporan kegiatan asistensi mengajar dalam bentuk
tertulis dan selanjutnya dipresentasikan kepada fakultas masing-
masing.

Kegiatan asistensi mengajar dapat dilakukan secara luar jaringan (luring)


atau dalam jaringan (daring) tergantung kepada kebijakan yang disetujui
bersama antara pihak fakultas dan sekolah mitra. Kebijakan dari pihak
fakultas wajib memperoleh persetujuan dari Komite Akademis Unklab.
Sedangkan kebijakan dari pihak sekolah mitra wajib memperoleh
persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat.

Gambar 4. Mekanisme Asistensi Mengajar Mahasiswa di Satuan


Pendidikan

20
4. Proyek Kemanusiaan

Indonesia banyak mengalami bencana alam, baik berupa gempa bumi,


erupsi gunung berapi, tsunami, bencana hidrologi, dsb. Perguruan tinggi
selama ini banyak membantu mengatasi bencana melalui program-
program kemanusiaan. Pelibatan mahasiswa selama ini bersifat voluntary
dan hanya berjangka pendek. Selain itu, banyak lembaga Internasional
(UNESCO, UNICEF, WHO, dsb) yang telah melakukan kajian mendalam
dan membuat pilot project pembangunan di Indonesia maupun negara
berkembang lainnya. Mahasiswa dengan jiwa muda, kompetensi ilmu, dan
minatnya dapat menjadi “foot soldiers” dalam proyek-proyek kemanusiaan
dan pembangunan lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tujuan program proyek kemanusiaan antara lain:


a) Menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan
etika.
b) Melatih mahasiswa memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan
mendalami permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi
sesuai dengan minat dan keahliannya masing-masing.

Adapun mekanisme pelaksanaan proyek kemanusiaan adalah sebagai


berikut.

(i) Perguruan Tinggi

1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama


(MoU/PKS) dengan mitra baik dalam negeri (Pemda, PMI, BPBD,
BNPB, dll) maupun dari lembaga luar negeri (UNESCO, UNICEF,
WHO, UNOCHA, UNHCR, dll).
2) Menunjuk dosen pembimbing untuk melakukan pendampingan,
pengawasan, penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan proyek
kemanusiaan yang dilakukan mahasiswa.
3) Dosen bersama lembaga mitra menyusun form logbook.

21
4) Melakukan evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan proyek
kemanusiaan mahasiswa menjadi mata kuliah yang relevan (SKS),
serta program berkesinambungan.
5) Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui proyek
kemanusiaan.
6) Melaporkan hasil kegiatan belajar ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

(ii) Lembaga Mitra


1) Menjamin kegiatan kemanusiaan yang diikuti mahasiswa sesuai
dengan kesepakatan dalam dokumen kerja sama (MoU/PKS).
2) Menjamin pemenuhan hak dan keselamatan mahasiswa selama
mengikuti proyek kemanusiaan.
3) Menunjuk supervisor/mentor dalam proyek kemanusiaan yang
diikuti oleh mahasiswa.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi bersama dosen pembimbing
atas kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa.
5) Memberikan nilai untuk di rekognisi menjadi SKS mahasiswa.

(iii) Mahasiswa
1) Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA),
mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti program
kemanusiaan.
2) Melaksanakan kegiatan proyek (relawan) kemanusiaan di bawah
bimbingan dosen pembimbing dan supervisor/mentor lapangan.
3) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
4) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk publikasi atau presentasi.

Proses Program Proyek Kemanusiaan


Keterangan:
1) Program Proyek Kemanusiaan dirancang bersama organisasi resmi
untuk dapat diberikan penilaian SKS oleh Universitas Klabat.
2) Proyek atau Program Kemanusiaan terstruktur dan terukur.

22
Gambar 5. Mekanisme Proyek Kemanusiaan yang dilakukan oleh
Mahasiswa

23
5. Penelitian/Riset

Agar dapat mendorong mahasiswa Universitas Klabat supaya


menguasai berbagai keilmuan dan keterampilan, mahasiswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran dengan terlibat langsung dalam
penelitian/riset. Dengan terlibatnya mahasiswa dalam riset atau penelitian
diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan karakter, keaktifan,
ketekunan, perencanaan yang sistematis dan keterampilan yang baik dalam
proses investigasi (penyelidikan intelektual) terhadap suatu masalah
penelitian. Kegiatan pembelajaran mahasiswa berupa kegiatan penelitian
akademik dan industri, termasuk ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi,
perawatan kesehatan, pertanian dan ilmu sosial ekonomi dan humaniora
(memahami aspek kehidupan manusia) dapat dilaksanakan di bawah
pengawasan dosen atau peneliti yang memiliki pengalaman (experience),
kinerja (performance), dan kompetensi (competence). Kegiatan ini dapat
diimplementasikan dalam bentuk pabrik ide (idea factory) kreatif sebagai
bentuk pembelajaran penelitian yang sudah terstruktur rapi dari awal
pelaksanaan kegiatan hingga akhir pelaksanaan kegiatan penelitian.

Kegiatan pembelajaran mahasiswa melalui kegiatan penelitian dapat


berlangsung di lembaga penelitian antara lain lembaga kementerian,
lembaga non-kementerian, lembaga swasta, pusat studi universitas dan
jaringan mitranya, pusat keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pendidikan tinggi, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
serta pembelajaran sosial, budaya, agama dan kearifan lokal.

Mekanisme pelaksanaan bentuk kegiatan pembelajaran


Penelitian/Riset termasuk persiapan di semua jenjang unit kerja adalah
sebagai berikut.

(i) Fakultas Bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian


Masyarakat (LPPM) Unklab

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh fakultas bersama


dengan LPPM Unklab untuk menjamin berlangsungnya kegiatan riset
mahasiswa, antara lain yaitu:

24
1) Fakultas terkait harus bersama-sama dengan LPPM Unklab untuk
membuat dokumen kesepakatan yang akan digunakan untuk
perjanjian pelaksanaan penandatanganan MoU (memorandum of
understanding) atau PKS (perjanjian kerja sama) dengan mitra dari
lembaga riset/laboratorium riset. (Hal penting dalam MoU tentang
waktu, prasarana dan Intellectual Property (IP)).
2) Fakultas terkait dapat menyusun pedoman teknis kegiatan
pembelajaran melalui penelitian/riset.
3) Fakultas memberikan kesempatan yang sama kepada mahasiswa
untuk dapat mengikuti seleksi.
4) Fakultas menunjuk dosen pendamping untuk melakukan
pendampingan, pengawasan dan penilaian akhir.
5) Dosen pendamping yang sudah ditunjuk dapat bersama-sama
dengan peneliti mitra menyusun panduan pelaksanaan kegiatan
(form logbook) berupa perencanaan secara sistematis dan logis demi
terciptanya pedoman kelangsungan penelitian yang terarah.
6) Dosen pendamping dapat bersama-sama dengan fakultas terkait
untuk melakukan evaluasi akhir dan penyetaraan kegiatan riset di
lembaga/laboratorium menjadi mata kuliah yang relevan (sks) serta
program berkesinambungan.

(ii) Lembaga Mitra Penelitian


Dalam pelaksanaannya, Lembaga Mitra Penelitian mempunyai peran di
antaranya sebagai berikut:
1) Lembaga mitra penelitian dapat menjamin terselenggaranya
kegiatan riset mahasiswa sesuai dengan pedoman panduan
pelaksanaan kegiatan (form logbook) di lembaga mitra dan
kesepakatan perjanjian penelitian bersama.
2) Lembaga mitra penelitian dapat menunjuk atau memberi
pendamping/supervisor untuk mahasiswa dalam menjalankan riset
di lembaga mitra.
3) Lembaga mitra penelitian bersama-sama dengan dosen pendamping
melakukan evaluasi dan penilaian terhadap proyek riset yang
dilakukan oleh mahasiswa.

25
(iii) Mahasiswa
Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh mahasiswa di
lembaga mitra penelitian agar dapat semaksimal mungkin melakukan
kegiatan riset, antra lain:
1) Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran
penelitian/riset sudah membuat perencanaan yang matang (satu
semester sebelum) dengan fakultas terkait untuk menentukan/apply
target lembaga mitra penelitian.
2) Mahasiswa Universitas Klabat dapat membuat permohonan dengan
menunjukan bukti LoA (Letter of Acceptance) dan mendapatkan
persetujuan dari fakultas dan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
3) Mahasiswa harus mendaftar kegiatan pembelajaran penelitian/riset
di Sistem Informasi Unklab (SIU) sebagai langkah awal dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran mahasiswa melalui kegiatan
penelitian.
4) Mahasiswa melaksanakan kegiatan riset sesuai dengan pedoman
panduan pelaksanaan kegiatan (form logbook) yang sudah disusun
oleh dosen pendamping dan lembaga mitra penelitian.
5) Mahasiswa harus secara rutin mengisi form logbook dan juga secara
terbuka menyampaikan/mendiskusikan progress kepada dosen
pendamping sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di lembaga
mitra penelitian.
6) Mahasiswa yang melakukan kegiatan pembelajaran melalui
penelitian wajib menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan
laporan dalam bentuk document dan presentasi.

Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Penelitian/Riset oleh


mahasiswa dapat dilakukan secara tatap muka (luring atau offline),
kegiatan pertemuan bauran (campuran), atau dalam jaringan (daring atau
online). Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu (1) Jika mahasiswa
tidak dapat menunjukan bukti LoA dari lembaga mitra penelitian, maka
mahasiswa dianjurkan untuk dapat mengikuti program perkuliahan reguler
(kelas dan waktu perkuliahan normal) di UNKLAB. (2) Jika bentuk
kegiatan pembelajar penelitian yang dilakukan bersama-sama oleh mitra

26
penelitian dan mahasiswa diselenggarakan secara online/daring, maka
harus mendapat persetujuan dari Wakil Rektor bidang Pendidikan,
Pengajaran dan Kemahasiswaan (WR3 UNKLAB) untuk dapat
menganalisis, mengamati dan mempertimbangkan dampak positif
penelitian dari perencanaan kegiatan pembelajaran penelitian mahasiswa.
(3) Jika mahasiswa tidak dapat menyelesaikan project penelitian dalam
durasi waktu tertentu yang sudah disetujui oleh fakultas dan lembaga mitra
penelitian, maka dosen pendamping beserta advisor mitra peneliti dapat
memberi penilaian berdasarkan performa mahasiswa selama meneliti.

Perhatikan Gambar 6 yang akan menunjukkan ilustrasi dari setiap


langkah-langkah di dalam BKP Penelitian/Riset yang mencakup proses
awal pendaftaran mahasiswa di SIU, proses seleksi dari lembaga mitra
penelitian, proses investigasi (penyelidikan intelektual) terhadap suatu
masalah penelitian, proses penilaian dan evaluasi, pelaporan dan
dokumentasi, konversi nilai untuk pengakuan SKS mahasiswa, dan sampai
pada proses terakhir yaitu pelaporan ke PDDikti.

27
Gambar 6. Mekanisme Kegiatan Pembelajaran Penelitian/Riset
Mahasiswa

28
6. Kegiatan Wirausaha (Startup)

Kegiatan wirausaha ini adalah kegiatan pembelajaran dalam bentuk


wirausaha baik yang belum maupun sudah ditetapkan dalam kurikulum
Program Studi. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan sendiri oleh
mahasiswa atau dalam satu tim bersama mahasiswa lain, baik dalam
Program Studi yang sama, atau lintas Program Studi dalam lingkungan
Universitas Klabat.

Mekanisme pelaksanaan BKP wirausaha ditentukan di berbagai tingkat unit


kerja sebagai berikut:

(i) Universitas/UBEC-IBT UNIQ/Fakultas/Program Studi


Universitas bersama Fakultas, Departemen, Program Studi harus
mempersiapkan hal-hal berikut ini:
1) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ),
Fakultas atau Departemen menyusun kegiatan Wirausaha,
menentukan jenis kegiatan dan target yang dapat dilaksanakan selama
Kegiatan Wirausaha dan ditawarkan kepada mahasiswa.
2) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ),
Fakultas atau Departemen menentukan target kompetensi dan
keterampilan yang perlu diperoleh mahasiswa melalui pembelajaran
dari luar Prodi atau luar Universitas (luring maupun daring) untuk
mendukung Kegiatan Wirausaha yang dapat diekuivalenkan dalam
SKS.
3) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ),
Fakultas atau Departemen bekerja sama dengan institusi mitra dalam
menyediakan sistem pembelajaran Wirausaha yang terpadu dengan
praktik langsung. Sistem pembelajaran ini dapat berupa fasilitasi
pelatihan, pendampingan dan bimbingan dari dosen/pelaku usaha.
4) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ),
Fakultas atau Departemen bersama mitra dapat melakukan
penyusunan silabus kegiatan Wirausaha agar dapat memenuhi target
Capaian Pembelajaran.

29
5) Mitra dapat menyiapkan Pendamping/Supervisor untuk kegiatan
Wirausaha.
6) Memfasilitasi informasi pusat inkubasi (IBT-UNIQ) bisnis bagi
mahasiswa.
7) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) melakukan pendampingan
penyusunan rencana program dan aktivitas yang akan dijalankan oleh
mahasiswa.
8) Program Studi bersama Tim Kurikulum melakukan penghitungan
bobot SKS yang dapat diekuivalenkan pada Kegiatan Wirausaha.
9) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ)
/Fakultas/Departemen bersama Prodi menugaskan dosen
pembimbing yang akan membimbing mahasiswa selama pelaksanaan
Kegiatan Wirausaha.
10) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ)
/Fakultas/Departemen bersama Prodi atau bersama Mitra
menyelenggarakan tahapan persiapan (antara lain pendaftaran
mahasiswa dan pembekalan), monitoring pelaksanaan, hingga
pelaporan dan penilaian.
11) Bagian kemahasiswaan Universitas Klabat (UBEC-IBT UNIQ)
/Fakultas/ Departemen bersama Prodi atau bersama mitra menyusun
logbook form.

(ii) Dosen Pembimbing dan Supervisor


Dosen pembimbing dan Supervisor memiliki peran dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1) Dosen pembimbing dan Supervisor bertanggung jawab terhadap
kegiatan mahasiswa dari awal sampai dengan akhir.
2) Dosen pembimbing bertugas mendampingi penyusunan program
kerja tim Wirausaha (review, koreksi hingga persetujuan).
3) Dosen pembimbing dan Supervisor bertugas melakukan monitoring
kegiatan tim dalam masa pembimbingan.
4) Supervisor melakukan penilaian terhadap kinerja, dan hasil
pelaksanaan Wirausaha.

30
5) Dosen pembimbing memberikan nilai akhir pelaksanaan Wirausaha
untuk setiap mahasiswa melalui Sistem Informasi UNKLAB (SIU).

(iii) Mahasiswa
1) Mendapatkan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik (DPA).
2) Mendaftarkan kegiatan pembelajaran di SIU.
3) Melaksanakan kegiatan Wirausaha.
4) Mengisi logbook sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
5) Menyusun laporan kegiatan dan menyampaikan laporan dalam
bentuk presentasi.
6) Mahasiswa mengikuti Kegiatan Wirausaha (Bentuk Bebas): proses
Kegiatan Wirausaha mahasiswa yang belum disediakan dalam
struktur kurikulum Program Studi. Kompetensi yang didapatkan
mahasiswa tersebut merupakan kompetensi tambahan yang sudah
ditetapkan dalam kurikulum Program Studi.
7) Mahasiswa mengikuti Kegiatan Wirausaha (terstruktur): proses
Kegiatan Wirausaha mahasiswa yang sudah disediakan dalam
struktur kurikulum Program Studi. Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha
tersebut mengacu pada CPL yang sudah ditetapkan dalam kurikulum
Program Studi.
8) Mahasiswa mengikuti Kegiatan Wirausaha (Gabungan bentuk Bebas
dan Terstruktur/Hybrid Form): proses Kegiatan Wirausaha
mahasiswa yang merupakan gabungan (sudah disediakan dalam
struktur kurikulum Program Studi maupun yang belum tersedia).
Pelaksanaan Kegiatan Wirausaha tersebut mengacu pada CPL yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum Program Studi dan identifikasi
kompetensi tambahan yang akan diperoleh mahasiswa.

BKP Wirausaha dapat dilakukan secara tatap muka (luring), bauran,


atau dalam jaringan (daring). BKP Wirausaha yang dilakukan secara daring
penuh harus mendapat persetujuan dari Wakil Rektor bidang Akademis
(WR1) dan Wakil Rektor bidang kemahasiswaan (WR3) melalui kajian
terhadap Perencanaan BKP nya. Gambar 7 menunjukkan ilustrasi
mekanisme BKP Wirausaha mencakup pendaftaran, penyusunan proposal,

31
proses pembelajaran, penilaian dan evaluasi, konversi nilai, dan pelaporan
PDDikti.

Gambar 7. Mekanisme Kegiatan Pembelajaran Wirausaha

32
7. Studi/Proyek Independen

Kegiatan pembelajaran mahasiswa Universitas Klabat melalui


kegiatan Studi/Proyek Independen merupakan kegiatan belajar mahasiswa
dengan menggunakan pendekatan interdisipliner (interdisciplinary
approach) atau yang biasa disebut sebagai pendekatan lintas disiplin ilmu.
Mahasiswa bersama dengan mahasiswa di program studi lain (universitas
yang sama atau yang lain) akan mencoba memecahkan suatu masalah
(project) dengan menggunakan tinjauan terpadu dari berbagai sudut
pandang ilmiah/ilmu pengetahuan yang relevan. Kegiatan pembelajaran ini
bisa digunakan sebagai tambahan atau pengganti mata kuliah wajib/utama
(major course). Kegiatan pembelajaran ini dapat mendorong mahasiswa
Universitas Klabat memperoleh berbagai ilmu dari lintas disiplin dan juga
keterampilan untuk mewujudkan karya besar dari ide yang kreatif ataupun
karya besar dari ide yang inovatif, dimana gagasan baru tersebut dapat
digunakan dalam penyelesaian masalah baru. Dengan adanya keterlibatan
langsung oleh mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran ini, diharapkan
dapat menciptakan kualitas yang unik dari setiap individu mahasiswa yang
memiliki ide kreatif dan inovatif. Hasil dari kegiatan pembelajaran
mahasiswa melalui study/proyek independen dapat dilombakan dalam
tingkat nasional/internasional, ataupun tidak dilombakan. Kegiatan belajar
independen mahasiswa dapat disetarakan dengan mata kuliah dengan
melihat kontribusi dan peran mahasiswa dalam kegiatan yang dikoordinir
oleh dosen pembimbing.

Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran mahasiswa


melalui kegiatan Studi/Proyek Independen mencakup hal-hal di berbagai
tingkat unit kerja sebagai berikut.

(i) Fakultas/Departemen/Program Studi


Pada tingkat unit kerja ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
Fakultas/Departemen/Prodi untuk menjamin berlangsungnya kegiatan
Studi/Proyek independen oleh mahasiswa yaitu sebagai berikut:
1) Setiap Fakultas/Departemen/Prodi di Universitas Klabat bersama-
sama menyusun kegiatan Studi/Proyek Independen, yang terdiri dari

33
mahasiswa lintas disiplin, menentukan jenis kegiatan dan target yang
dapat dilaksanakan selama kegiatan dan ditawarkan kepada
mahasiswa.
2) Mahasiswa di Universitas Klabat dapat mengusulkan rencana
kegiatan Studi/Proyek Independen yang relevan dalam bentuk
proposal kemudian dilakukan penilaian kelayakan oleh
Fakultas/Departemen/Prodi.
3) Fakultas/Departemen/Prodi dapat memutuskan target kompetensi
dan keterampilan dasar yang perlu diperoleh mahasiswa melalui
pembelajaran dari luar Prodi atau luar Universitas secara online
maupun offline untuk mendukung kegiatan Studi/Proyek Independen
yang dapat disetarakan dalam SKS.
4) Fakultas/Departemen/Prodi dapat bekerja sama dengan Institusi
Mitra dalam menyelenggarakan pembelajaran Studi/Proyek
Independen.
5) Fakultas/Departemen/Prodi bersama dengan Institusi Mitra dapat
melakukan penyusunan silabus Kegiatan Studi/Proyek Independen
agar dapat memenuhi target capaian pembelajaran.
6) Institusi Mitra dapat menyiapkan Pendamping/Supervisor untuk
Kegiatan Studi/Proyek Independen.
7) Fakultas/Departemen/Prodi dapat membentuk tim dosen
pendamping untuk Studi/Proyek Independen yang diajukan oleh tim
mahasiswa sesuai dengan bidang keahlian dari topik proyek
independen yang diajukan.
8) Fakultas/Departemen/Prodi bersama dengan Institusi Mitra
menyelenggarakan tahapan persiapan (antara lain pendaftaran
mahasiswa, dan pembekalan), monitoring pelaksanaan, hingga
pelaporan dan penilaian.
9) Fakultas/Departemen/Prodi bersama dengan Institusi Mitra
menyusun panduan pelaksanaan kegiatan (form logbook) berupa
perencanaan secara sistematis dan logis demi terciptanya pedoman
kelangsungan kegiatan studi/proyek independen yang terarah.
10) Dosen Pembimbing Akademik (DPA) di Universitas Klabat yang
dalam hal ini adalah dosen yang mempunyai kemampuan sebagai

34
penasehat akademik terhadap mahasiswa dalam program studi serta
mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan pendampingan
penyusunan rencana program dan aktivitas yang akan dijalankan oleh
mahasiswa.
11) Program Studi bersama Tim Kurikulum melakukan penghitungan
bobot SKS yang dapat disetarakan pada kegiatan Studi/Proyek
Independen.
12) Fakultas/Departemen/Prodi bersama Institusi Mitra
menyelenggarakan bimbingan, pendampingan, serta pelatihan dalam
proses kegiatan Studi/Proyek Independen yang dijalankan oleh tim
mahasiswa.
13) Program Studi menugaskan dosen pembimbing yang akan
mengemban tugas dan kewajiban sebagai penasehat dan membimbing
mahasiswa selama pelaksanaan Studi/Proyek Independen.

(ii) Dosen Pembimbing dan Supervisor/Pendamping


Dosen pembimbing dari Universitas Klabat dan Supervisor/Pendamping
dari Institusi Mitra dapat memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-
masing yaitu, sebagai berikut:
1) Dosen pembimbing dari Universitas Klabat dan
Supervisor/Pendamping dari Institusi Mitra bertanggung jawab
terhadap kegiatan pembelajaran studi/proyek independen oleh
mahasiswa dari awal kegiatan pembelajaran sampai dengan akhir
kegiatan pembelajaran.
2) Dosen pembimbing dari Universitas Klabat bertugas mendampingi
penyusunan program kerja tim Studi/Proyek Independen (review,
koreksi hingga persetujuan).
3) Dosen pembimbing dari Universitas Klabat dan
Supervisor/Pendamping dari Institusi Mitra bertugas melakukan
memantau (monitoring) pelaksanaan kegiatan tim mahasiswa
dalam masa pembimbingan.
4) Supervisor/Pendamping dari Institusi Mitra melakukan penilaian
terhadap kinerja, dan hasil pelaksanaan Studi/Proyek Independen.

35
5) Dosen pembimbing dari Universitas Klabat memberikan nilai akhir
pelaksanaan Studi/Proyek Independen untuk setiap mahasiswa
melalui Sistem Informasi UNKLAB (SIU).

(iii) Mahasiswa
Dalam pelaksanaan kegiatan studi/proyek independen ini, mahasiswa perlu
melakukan sejumlah persiapan agar proses pembelajaran ini dapat berjalan
dengan lancar, berikut adalah beberapa persiapan yang dimaksudkan yaitu
sebagai berikut:

1) Mahasiswa harus mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbing


Akademik (DPA).
2) Mahasiswa mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran studi/proyek independen di Sistem Informasi
UNKLAB (SIU).
3) Mahasiswa melaksanakan kegiatan Studi/Proyek Independen.
4) Mahasiswa harus mengisi form logbook sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan.
5) Mahasiswa harus menyusun laporan kegiatan untuk tujuan
dokumentasi dan menyampaikan laporan dalam bentuk presentasi.

Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Studi/Proyek Independen


dapat dilakukan secara tatap muka (luring atau offline), kegiatan
pertemuan bauran (campuran), atau dalam jaringan (daring atau online).
Jika kegiatan pembelajaran Studi/Proyek Independen yang dilakukan
mahasiswa diselenggarakan secara online/daring, maka harus mendapat
persetujuan dari Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan
Kemahasiswaan (WR #3 UNKLAB) untuk dapat menganalisis, mengamati
dan mempertimbangkan dampak positif hasil studi/proyek independen
dari perencanaan kegiatan pembelajaran mahasiswa. Berikut ini adalah
prosedur umum Studi/Proyek Independen Mahasiswa yang diilustrasikan
melalui Gambar 8.

36
Gambar 8. Mekanisme Kegiatan Pembelajaran Studi/Proyek Independen
Mahasiswa

37
8. Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik

Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) merupakan suatu bentuk


pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa Universitas Klabat untuk hidup di tengah masyarakat di luar
kampus, yang secara langsung bersama-sama masyarakat untuk
mengidentifikasi potensi dan menangani masalah sehingga diharapkan
mampu mengembangkan potensi desa/daerah dan meramu solusi untuk
masalah yang ada di desa.

Kegiatan KKNT Universitas Klabat diharapkan dapat mengasah


softskill kemitraan, kerjasama tim lintas disiplin/keilmuan (lintas
kompetensi), dan leadership mahasiswa dalam mengelola program
pembangunan di wilayah perdesaan. Sejauh ini Universitas Klabat telah
menjalankan program KKNT, hanya saja Satuan Kredit Semesternya (SKS)
belum bisa atau dapat diakui sesuai dengan program kampus merdeka yang
pengakuan kreditnya setara 6–12 bulan atau 20–40 SKS, dengan
pelaksanaannya berdasarkan beberapa model. Diharapkan juga setelah
pelaksanaan KKNT, mahasiswa dapat menuliskan hal-hal yang dilakukan
beserta hasilnya dalam bentuk tugas akhir.

Pelaksanaan KKNT di Universitas Klabat dilakukan untuk


mendukung kerja sama bersama Kementerian Desa PDTT serta
Kementerian/stakeholder lainnya. Pemerintah melalui Kementerian Desa
PDTT menyalurkan dana desa 1 milyar per desa kepada sejumlah 74.957
desa di Indonesia, yang berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM)
tahun 2019, terdapat desa sangat tertinggal sebanyak 6.549 dan desa
tertinggal 20.128. Pelaksanaan KKNT dapat dilakukan pada desa sangat
tertinggal, tertinggal dan berkembang, yang sumber daya manusianya
belum memiliki kemampuan perencanaan pembangunan dengan fasilitas
dana yang besar tersebut. Sehingga efektivitas penggunaan dana desa untuk
menggerakkan pertumbuhan ekonomi masih perlu ditingkatkan, salah
satunya melalui mahasiswa Universitas Klabat yang dapat menjadi sumber
daya manusia yang lebih memberdayakan dana desa.

38
Tujuan program KKNT Universitas Klabat antara lain:
a) Kehadiran mahasiswa selama 6–12 bulan dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang dimiliki untuk
bekerjasama dengan banyak pemangku kepentingan di lapangan.
b) Membantu percepatan pembangunan di wilayah pedesaan bersama
dengan Kementerian Desa PDTT.

Manfaat Program KKNT Universitas Klabat antara lain:


(i) Bagi Mahasiswa
1) Membuat mahasiswa mampu melihat potensi desa, mengidentifikasi
masalah dan mencari solusi untuk meningkatkan potensi dan
menjadi desa mandiri.
2) Membuat mahasiswa mampu berkolaborasi menyusun dan
membuat
3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes),
Rencana Kegiatan
4) Pembangunan Desa (RKPDes), dan program strategis lainnya di desa
bersama
5) Dosen Pendamping, Pemerintah Desa, Penggerak Swadaya
Masyarakat (PSM),
6) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), pendamping lokal
desa, dan unsur masyarakat.

7) Membuat mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki


secara kolaboratif bersama dengan Pemerintah Desa dan unsur
masyarakat untuk membangun desa.
8) Mahasiswa mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan keterampilan yang dimilikinya di lapangan yang disukainya.

(ii) Bagi Perguruan Tinggi


1) Memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan secara nyata oleh
masyarakat.

39
2) Menjadi sarana bagi perguruan tinggi dalam membentuk jejaring
atau mitra strategis dalam membantu pembangunan desa.
3) Menjadi sarana pengembangan tri dharma perguruan tinggi.
4) Menjadi sarana aktualisasi dosen dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.

(iii) Bagi Desa


1) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga dari tenaga terdidik
untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDes) dan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes).
2) Membantu perubahan/perbaikan tata kelola desa.
3) Memacu terbentuknya tenaga muda yang diperlukan dalam
pemberdayaan masyarakat desa
4) Membantu pengayaan wawasan masyarakat terhadap
pembangunan desa.
5) Percepatan pembangunan di wilayah pedesaan.

Selain persyaratan umum yang terdapat pada pelaksanaan kebijakan


Merdeka Belajar Kampus Merdeka di atas, untuk kegiatan KKNT
Universitas Klabat terdapat persyaratan tambahan yang harus dipenuhi
oleh mahasiswa, yaitu:

1) Mahasiswa telah menyelesaikan proses pembelajaran setelah


semester 6.
2) Dilakukan secara berkelompok, anggota berjumlah ± 10 orang per
kelompok dan atau sesuai kebutuhan desa, dan bersifat multidisiplin
(asal prodi/fakultas/kluster yang berbeda).
3) Peserta wajib tinggal di komunitas atau wajib “live in” di lokasi yang
telah ditentukan.
4) Sehat jasmani dan rohani serta tidak sedang hamil bagi wanita.
5) Mendapatkan persetujuan tertulis dari orang tua wali untuk
mengikuti kegiatan KKNT.

Adapun untuk mekanisme pelaksanaan kegiatan KKNT Universitas Klabat


adalah sebagai berikut.

40
(i) Perguruan Tinggi
1) Menjalin kerja sama dengan pihak Kementerian Desa PDTT, serta
Kemdikbud dalam penyelenggaraan program proyek di desa atau
menjalin kerja sama langsung dengan pemerintah daerah untuk
penyelenggaraan program proyek di desa.
2) Mengelola pendaftaran dan penempatan mahasiswa ke desa tujuan.
3) Menugaskan dosen pembimbing yang akan membimbing mahasiswa
selama KKNT.
4) Dosen Pembimbing melakukan kunjungan atau tinggal di lokasi
KKNT untuk monitoring dan evaluasi.
5) Memberangkatkan dan memulangkan mahasiswa dari kampus ke
lokasi penempatan program.
6) Memberikan pembekalan, pemeriksaan kesehatan, dan
menyediakan jaminan kesehatan dan keselamatan (bekerjasama
dengan pihak keamanan terkait) kepada mahasiswa calon peserta
KKNT.
7) Perguruan tinggi menyusun SOP pelaksanaan KKNT dengan
mempertimbangkan jaminan Keamanan dan Keselamatan
Mahasiswa selama di lapangan.
8) Perguruan tinggi memberikan pembekalan tentang kearifan lokal
masyarakat dan perilaku etika selama melaksanakan kegiatan
KKNT.
9) Melaporkan hasil kegiatan KKNT ke Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.

(ii) Mahasiswa
1) Mahasiswa wajib tinggal (live in) pada lokasi yang telah ditentukan.
2) Mahasiswa wajib membuat laporan kegiatan kepada fakultas.

(iii) Pembimbing dan Pendamping


1) Dosen Pembimbing dan supervisor bertanggung jawab terhadap
kegiatan mahasiswa dari awal sampai dengan akhir.
2) Melibatkan unsur-unsur mitra, misalnya Penggerak Swadaya
Masyarakat (PSM) maupun unsur lain sesuai lingkup kegiatan.

41
3) Dosen pembimbing bersama pendamping di desa melakukan
pembimbingan dan penilaian terhadap program yang dilakukan
mahasiswa.

(iv) Lokasi Pelaksanaan mempunyai kriteria:


1) Desa dengan kriteria 3T (tertinggal, terluar, terdepan)
2) Usulan dari mitra atau pemangku kepentingan
3) Desa-desa Binaan Universitas Klabat.

(v) Mitra
1) Pemerintah (Kemendes, Desa binaan PT, Kemkes, PUPR, Kementan,
Kemensos, Kemdagri, Kemlu, TNI, Polri, dan lembaga lainnya).
2) Pemerintah Daerah.
3) BUMN dan Industri.
4) Puskesmas
5) Social Investment.
6) Kelompok Masyarakat (perantau dan diaspora).

(vi) Keamanan dan Keselamatan Mahasiswa (Kondisi Khusus)


1) Terkait mahasiswa yang menderita penyakit dan/atau
berkepentingan khusus sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan,
wajib melaporkan keadaan ini ke pembimbing dari kampus yang
dibuktikan oleh surat keterangan dari pihak yang berwenang,
sehingga penempatan di lokasi dapat diatur dengan pertimbangan
jarak dan kemudahan akses.
2) Universitas Klabat menyusun SOP pelaksanaan KKNT dengan
mempertimbangkan jaminan Keamanan dan Keselamatan
Mahasiswa selama di lapangan.
3) Universitas Klabat memberikan pembekalan tentang kearifan lokal
masyarakat dan perilaku etika selama melaksanakan kegiatan KKNT.

Pendanaan
a) Sumber Pendanaan
i. Perguruan Tinggi.
ii. Mitra.

42
iii. Sumber lain yang tidak mengikat.
iv. Mahasiswa.
b) Komponen Penggunaan Dana
i. Transportasi.
ii. Biaya Hidup (akomodasi dan konsumsi).
iii. Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan.
iv. Biaya Program.
v. Pembiayaan lain “insidentil” yang timbul berkaitan dengan
pelaksanaan program di lapangan.

Model Pelaksanaan KNKT Universitas Klabat

1. Model KKNT yang Diperpanjang

Dalam model ini Universitas Klabat membuat paket kompetensi yang


akan diperoleh mahasiswa dalam pelaksanaan KKNT regular, dan
mahasiswa diberi kesempatan untuk mengajukan perpanjangan KKNT
selama maksimal 1 semester atau setara dengan 20 SKS. Bentuk kegiatan
KKNT yang Diperpanjang dapat berupa proyek pemberdayaan masyarakat
di desa dan penelitian untuk tugas akhir mahasiswa.

2. Model KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan Desa


Pada model ini Universitas Klabat bekerja sama dengan Mitra dalam
melakukan KKNT Pembangunan dan Pemberdayaan Desa berdasarkan
peluang/kondisi desa dalam bentuk paket kompetensi/pengembangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang akan diperoleh
mahasiswa dalam pelaksanaan KKNT. Jumlah dan bidang Mahasiswa yang
mengikuti program ini menyesuaikan dengan kebutuhan program di desa.
Penilaian terhadap capaian pembelajaran dapat diidentifikasi dari laporan
dan ujian portofolio/rubrik kegiatan KKNT. Untuk kesesuaian dengan
ketercapaian kompetensi lulusan maka perlu dipersiapkan
proposal/rancangan kegiatan yang dapat mewakili bidang keahlian. Dosen
pembimbing lapangan harus mewakili program studi pengampu mata
kuliah semester akhir dari setiap program studi. Mahasiswa juga dapat

43
memanfaatkan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa
(PHP2D) dengan mengikuti prosedur dari Direktorat Belmawa.

3. Model KKNT Mengajar di Desa


Pelaksanaan kegiatan ini diutamakan pada mahasiswa program studi
Pendidikan. Bagi mahasiswa di luar program studi Pendidikan dapat
melakukan kegiatan mengajar sesuai dengan bidang keahlian dalam rangka
pemberdayaan masyarakat misalnya penerapan teknologi tepat guna.
Semua kegiatan KKNT mengajar ini bersifat membantu pengajaran formal
dan non-formal. Bila di akhir kegiatan ini akan dijadikan sebagai tugas
akhir, maka harus direncanakan sejak awal dalam bentuk proposal yang
mengacu pada aturan prodi.

4. Model KKNT Free Form (model bebas)


Mahasiswa diberikan kebebasan untuk menentukan dan melakukan
bentuk program KKNT yang akan dilaksanakan bersama Mitra. Dalam
menyusun program KKNT model ini, mahasiswa harus memperhatikan
kurikulum terkait dengan kegiatan dan dikonsultasikan dengan Dosen
Pembimbing Akademik.

44
Gambar 9. Mekanisme Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik

45
BAB III
PENJAMINAN MUTU

Untuk menjamin penyelenggaraan program Merdeka Belajar-Kampus


Merdeka di UNKLAB memiliki mutu yang sama dengan perkuliahan di
kampus, maka diperlukan penjaminan mutu sehingga mahasiswa yang
mengikuti program ini mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas.
Oleh karena itu, penjaminan mutu pembelajaran program Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka mengikuti siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) UNKLAB yang terdiri dari pola PPEPP yaitu: (1) Penetapan Standar,
(2) Pelaksanaan Standar, (3) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Standar, (4) Pengendalian Hasil Evaluasi, dan (5) Peningkatan Standar.

Adapun fokus dari penjaminan mutu untuk program Merdeka Belajar-


Kampus Merdeka adalah monitoring dan evaluasi. Panduan ini dibuat
untuk mendokumentasikan dokumen mutu yang terdiri atas Kebijakan dan
Manual Mutu, Standar Mutu, dan SOP atau instruksi kerja yang terkait
dengan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Panduan ini untuk memastikan
bahwa mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka memperoleh proses pembelajaran yang setara dengan yang
diperoleh di kampus UNKLAB dan capaian pembelajaran yang sudah
ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai.

A. Penyusunan Kebijakan Mutu dan Manual Mutu


Dalam menyusun kebijakan mutu, manual mutu, dan standar mutu, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Universitas dan Fakultas/Unit Pengelola Program Studi (UPPS) wajib
memiliki kebijakan mutu dan manual mutu untuk Program Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka yang terintegrasi dengan kebijakan mutu dan
manual mutu Universitas dan Fakultas yang sudah ada.
2. Universitas dan Fakultas/UPPS wajib memiliki Standar Operasional
Prosedur (SOP) sehingga Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

46
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tata kelola yang telah
ditetapkan.
3. Dalam menyusun Manual Mutu dan SOP Program Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka wajib bersinergi dengan Manual Mutu dan Prosedur
Mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang telah
berlaku di UNKLAB.
4. Pelaksanaan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka wajib
mengacu pada Standar Mutu UNKLAB yang terkait dengan Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka.
5. Kebijakan dan Manual Mutu Program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka yang telah ditetapkan wajib disosialisasikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan khususnya kepada dosen pembimbing,
pembimbing industri (supervisor), dan mahasiswa.

B. Standar Mutu yang Terkait


Agar pelaksanaan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka: “hak
belajar tiga semester di luar Program Studi” dapat berjalan dengan mutu
yang terjamin, maka perlu ditetapkan beberapa standar mutu sesuai
prosedur penetapan standar mutu dan memenuhi standar akademik
UNKLAB. Beberapa terkait yang diperlukan, antara lain:
1. Standar mutu kompetensi peserta.
2. Standar mutu pelaksanaan.
3. Standar mutu proses pembimbingan internal dan eksternal.
4. Standar mutu pelaporan dan presentasi hasil.
5. Standar mutu penilaian.
6. Standar perjanjian kerja sama dengan perguruan tinggi atau lembaga
lain.
7. Standar pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program
sarjana atau sarjana terapan (termasuk kesetaraan pemenuhan CPL).
8. Standar dosen pembimbing di luar prodi.
9. Standar pembiayaan pembelajaran di luar prodi.
10. Standar sarana dan prasarana pembelajaran di luar prodi.

47
Semua standar yang ditetapkan wajib diikuti dengan menggunakan
formulir yang diperlukan untuk merekam pelaksanaan standar akademik
UNKLAB yang terkait Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

C. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UNKLAB dan Unit Penjaminan
Mutu Fakultas (UPMF) diberikan amanah untuk melaksanakan
penjaminan mutu untuk mengendalikan penyelenggaraan Program
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka perlu memiliki mekanisme formal
untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan Program Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka. Kegiatan Evaluasi merupakan salah satu tahapan dalam
siklus PPEPP dalam SPMI perguruan tinggi, termasuk di UNKLAB.
UNKLAB memiliki mekanisme monitoring dan evaluasi rutin setiap
semester dan pelaksanaan audit mutu internal yang disertai pengisian
evaluasi diri program studi setiap setahun sekali. Secara rinci, tahapan
siklus SPMI UNKLAB tertuang dalam tabel berikut ini.

No Bentuk Monev Pelaksana Waktu Pelaksanaan

1 Monitoring UPMF 1x Per Semester

Evaluasi Diri
2 LPM 1x Per Tahun
Program Studi

3 Audit Mutu Internal LPM 1x Per Tahun

Evaluasi Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar perlu


diintegrasikan dengan proses monitoring dan evaluasi yang ada di UNKLAB
selama ini. Selain itu monitoring perlu dilakukan secara periodik, paling
kurang satu kali dalam satu semester dan dapat dilakukan bersama dengan
evaluasi proses pembelajaran (seperti Teachers Evaluation, survei
kepuasan layanan akademik, dan lain-lain) yang berjalan di UNKLAB.
Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh UPMF dengan menggunakan
instrumen yang sahih dan dilakukan secara sistematis dan terekam, serta
dibuat laporan hasil monitoringnya. UPMF merupakan unit yang dibentuk
di level Fakultas/UPPS yang bertugas untuk melaksanakan penjaminan

48
mutu di level Fakultas/UPPS. Sedangkan pelaksanaan evaluasi diri
program studi dilakukan setiap akhir tahun akademik (sesuai siklus SPMI
yaitu setiap akhir semester genap) dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
audit mutu internal yang dilakukan oleh auditor internal UNKLAB. Baik
evaluasi diri maupun audit mutu internal perlu dilakukan secara konsisten
dan tersistem.

Dalam melakukan monitoring dan khususnya evaluasi, yang menjadi


fokus evaluasi adalah mahasiswa yaitu prestasi yang dicapai dalam
pelaksanaan hak belajar di luar program studi dalam program Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi
tentang apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai oleh mahasiswa
selama mengikuti kegiatan. Evaluasi dapat memberikan informasi terkait
kemampuan apa yang telah dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti
program. Selain itu evaluasi juga perlu dilakukan pada aspek dosen, sarana
prasarana, dan keuangan.

D. Pengendalian dan Peningkatan Standar


Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan standar akademik terkait
program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka harus segera ditindaklanjuti
dalam bentuk pengendalian dan rencana tindak lanjut dari hasil temuan.
UNKLAB memiliki mekanisme pengendalian dalam format Rapat Komite
atau biasa disebut Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) di perguruan tinggi
lain, dan ini dilakukan secara berjenjang baik di level Fakultas / UPPS dan
Universitas. Ada beberapa Rapat Komite yang ada di UNKLAB, antara lain
Rapat Komite Fakultas yang dipimpin oleh Dekan dan beranggotakan dosen
dan tenaga kependidikan di Fakultas/UPPS. Rapat Komite Akademik yang
dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dengan anggotanya adalah
dekan, kaprodi, registrar/tata usaha, kepala LPM, kepala Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan rotating member dari
perwakilan dosen. Rapat Komite Keuangan dipimpin oleh Wakil Rektor
Bidang Keuangan dengan anggota bendahara, chief accountant, dekan, dan
rotating member dari perwakilan dosen. Rapat Komite Kemahasiswaan
dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dengan anggota kepala

49
asrama, dekan, dan rotating member dari dosen. Rapat Komite
Administratif yang merupakan rapat komite paling tinggi yang dipimpin
oleh Rektor dan beranggotakan semua kepala departemen, dekan, dan
beberapa rotating member dari dosen. Setiap Rapat Komite dilakukan
secara terstruktur dan memiliki jadwal yang rutin dilakukan setiap bulan,
dengan sekurang-kurangnya satu kali dalam dua minggu dengan agenda
untuk membahas setiap program yang ada, pengendalian terhadap temuan
dari hasil monitoring, evaluasi, dan audit mutu internal. Hasil rapat dalam
berbagai komite dapat digunakan untuk mengetahui standar mana yang
sudah tercapai, yang telah terlampaui, atau yang belum tercapai bahkan
yang menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Untuk standar yang
belum tercapai atau menyimpang, UNKLAB melakukan tindakan koreksi
agar dapat sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, sedangkan untuk
standar yang sudah dicapai atau dilampaui akan disusun rumusan standar
baru yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan standar
sebelumnya.

50
BAB IV
PENUTUP

Demikian buku Panduan Penyelenggaraan Merdeka Belajar-Kampus


Merdeka (MBKM) ini disusun, dengan harapan bisa memberi pedoman dan acuan
dalam penyelenggaraan MBKM di kampus Universitas Klabat. Harapan yang lebih
besar tentunya Universitas Klabat akan membantu pemerintah dalam mencerdaskan
bangsa, meningkatkan mutu pembelajaran, menciptakan alumni yang lebih
kompetitif melalui program MBKM.
Banyak kekurangan yang ada dalam buku ini tim penyusun memerlukan koreksi
dan saran untuk perbaikan berikutnya.

51

Anda mungkin juga menyukai