Anda di halaman 1dari 19

ETIKA

PEMERINTAHAN
Kelompok 5 | Kelas G5
01
Arti dan
02
Penyusunan
Pentingnya Standar Etika
Standar Etika Organisasi
Organisasi Pemerintah
Pemerintah

03
Pengawasan dan
04
Metode
Evaluasi Meningkatkan
Penerepan Etika Standar Etika
Organisasi Organisasi
Pemerintah Pemerintah
01.
Arti dan Pentingnya
Standar Etika Organisasi
Pemerintah
Arti dan Pentingnya Standar Etika Organisasi Pemerintah
Pemerintah merupakan objek kritik masyarakat dan hal ini adalah suatu
resiko dari organisasi sektor publik. Organisasi pemerintahan dirancang
sebagai sistem birokrasi yang besar dan berorientasi terhadap aturan-
aturan hukum dan perundang-undangan.

Alasan mengapa pemerintah perlu melakukan perubahan salah satunya


adalah sistem-sistem dalam pemerintahan tidak cukup efektif membentuk
kompetensi dan kualitas SDM handal. Hal yang tampak justru dalam
pemerintahan cenderung membentuk birokrat menjadi kurang responsif,
lamban, berorientasi pada status-quo, korup dan sebagainya.

Maka yang dimaksud dengan meningkatkan standar etika organisasi


pemerintah ialah meningkatkan kualitas perwujudan atau pemenuhan
batasan-batasan nilai atau norma sikap dan perilaku dalam kebijakan dan
tindakan pemerintah guna membangun kepercayaan dan kepuasan
pelayanan yang diterima masyarakat.
SIKAP DALAM PELAKSANAAN KODE ETIK
MENURUT MUSTOPADIDJAJA (1997)
1. Terbuka
2. Transparan
3. Akuntabel

Hal ini mengandung arti bahwa sebagai semangat


pengabdian mengutamakan efisiensi dan keberhasilan
bangsa dalam membangun, yang dimanifestasikan
dalam perilaku
“melayani” bukan “dilayani”, “mendorong” bukan
“menghambat”, “mempermudah” bukan “mempersulit”,
“sederhana” bukan “berbelit-belit”
02.
Penyusunan Standar
Etika Organisasi
Pemerintah
Penyusunan Standar Etika Organisasi Pemerintah
Etika organisasi pemerintah ialah batasan pola sikap dan perilaku
aparatur pemerintah dan setiap kebijakan serta tindakan yang
dapat diterima secara umum. Penilaian terhadap hal ini
memerlukan suatu indikator yang disebut standar.

Penyusunan standar tersebut melalui serangkai proses komunikasi


dengan berbagai lapisan masyarakat dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk mengidentifikasi apa saja harapan-harapan
dan tuntutan masyarakat terhadap institusi pemerintahan.

Penyusunan hal ini dimulai dari bawah, dari uunsuk-unsur


kelompok masyarakat paling bawah hingga atas.
PROSES PENYUSUNAN STANDAR ORGANISASI PEMERINTAH
Penyusunan bermula dari pertanyaan-pertanyaan seperti :

a. Bagaimana sebenarnya harapan masyarakat mengenai pola


sikap dan perilaku ASN
b. Bagaimana pola pelayanan publik yang diharapkan
masyarakat?
c. Bagaimana pola pengaturan dan intervensi pemerintahan
dalam permasalahan di masyarakat?

Dari pertanyaan-pertanyaan ini, pemerintah dapat


memperoleh berbagai informasi menyeluruh skala nasional
maupun internasional sehingga mampu menetapkan standar etika
yang akan mampu diterima masyarakat secara keseluruhan juga.
03.
Pengawasan dan Evaluasi
Penerepan Etika Organisasi
Pemerintah
Pengawasan dan Evaluasi Penerapan Etika
Organisasi Pemerintah
Dalam melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap
etika organisasi pemerintahan , terdapat 2 (dua) peran
yang sangat penting, yaitu :

1. Peranan Lembaga Pemerintahan


2. Peranan Masyarakat
PERANAN LEMBAGA PEMERINTAHAN
1. DPR, mengawasi jalannya pemerintahan oleh presiden dan
jajarannya. Dan memiliki kewenangan untuk menegur dan
memperingati pihak eksekutif, apabila terbukti melanggar
standar etika pemerintahan berdasakan UU.

2. Lembaga pengawas fungsional seperti BPKP dan Inspektorat


Jenderal, berfungsi mengawasi jalannya pemerintah secara
komprehensif bukan saja terkait keuangan namun termasuk
pelaksanaan tugas-tugas rutin pemerintah.
PERANAN MASYARAKAT
● Peran masyarakat dibentuk melalui lembaga-lembaga
Swadaya seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),
Indonesian Curruption Watch (ICW), Wahana Lingkungan Hidup
(Walhi), dsb.

● Tujuan dari lembaga swadaya, antara lain :


- untuk melaksanakan pengawasan jalannya pemerintah
- melaksanakan penilaian etika aparatur pemerintahan
- menyuarakan aspirasi masyarakat terhadap penilaian etika
aparatur pemerintahan
04.
Metode Meningkatkan
Standar Etika Organisasi
Pemerintah
Japan Association for Civil Service Training and
Development dalam modul " How To Win Public
Confidence As Government officials", sheet No. 80
mengemukakan ada empat pendekatan yang dapat
dilakukan dalam upaya meningkatkan standar
moralitas dan etika pegawai negeri, yaitu :

1. Pendekatan Larangan
2. Pendekatan Untung Rugi
3. Pendekatan Sistem
4. Pendekatan Kerjakan
_1. Pendekatan Larangan
Pendekatan ini, ditetapkan aturan hukum
dan perundang-undangan yang melarang
Pegawai Negeri untuk melakukan
berbagai tindakan tertentu dan
menerapkan sanksi hukum yang tegas.
_2. Pendekatan “Untung-Rugi”
Pendekatan ini dilandasi oleh prinsip atau
pandangan bahwa setiap orang dengan
berbagai alasan akan cenderung
mempertimbangkan berbagai
kemungkinan untung-rugi dalam setiap
tindakannya.
_3. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini dilakukan dengan membangun
sebuah sistem operasi atau lingkungan kerja
yang tidak memungkinkan para pegawai negeri
melakukan tindakan yang tidak sesuai.
Misalnya. Melakukan rotasi pejabat pemimpin
proyek.
_4. Pendekatan Kerjakan
Berbeda dengan ketiga pendekatan sebelumnya,
pendekatan ini lebih bersifat tidak langsung. Prinsip dalam
pendekatan ini adalah mendorong para pegawai untuk
memberi pelayanan secara cerdas, dengan memberikan
kepada masyarakat pelayanan terbaik yang dapat
diberikan oleh setiap pegawai negeri. Dengan cara inilah
para pegawai dapat meningkatkan kebanggaan dan
kepercayaan diri (moril) dan sekaligus meningkatkan iklim
kerja yang kondusif.
Thankyou!

Anda mungkin juga menyukai