Anda di halaman 1dari 21

Etika dan Reformasi Birokrasi DJBC

Kelompok 5 :
Irpan Riswanto
Ferdi Herdiana
M. Faisal Ru’yat
Hari Gumilar F.
M. Wendy H
J. Basten C.
Reformasi dan birokrasi ?
 Reformasi adalah pengubahan, perombakan,
penataan, perbaikan atau penyempurnaan.

 Birokrasi adalah aparatur, lembaga/instansi,


organisasi pemerintah, pegawai pemerintah,
sistem kerja, dan perangkat kerja.
Apa itu reformasi birokrasi ?
Reformasi birokrasi pada hakikatnya
merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar
terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama menyangkut aspek-
aspek kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (business prosess) dan
sumber daya manusia aparatur.
Latar belakang
 Pada intinya latar belakang reformasi birokrasi ini
adalah sbb:
1. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
masih berlangsung hingga saat ini.
2. Tingkat kualitas pelayanan publik yang belum
mampu memenuhi harapan publik
3. Tingkat efisiensi, efektifitas dan produktivitas
yang belum optimal dari birokrasi pemerintahan
4. Tingkat transparansi dan akuntabilitas birokrasi
pemerintahan yang masih rendah.
5. Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai yang
masih rendah
Tujuan umun
Tujuan Umum, membangun/membentuk
profil dan perilaku aparatur negara dengan:
 Integritas Tinggi
 Produktivitas Tinggi dan Bertanggungjawab
 Kemampuan Memberikan Pelayanan yang

Prima
Tujuan khusus
Tujuan Khusus, membangun/membentuk:
 Birokrasi yang Bersih
 Birokrasi yang Efisien, Efektif dan Produktif
 Birokrasi yang Transparan
 Birokrasi yang Melayani Masyarakat
 Birokrasi yang Akuntabel
CONTOH REFORMASI BIROKRASI DJBC
 Disahkannya UU no 17 tahun 2006 tentang
Kepabeanan
UU ini menyempurnakan UU no 10 tahun
1995
contoh : dalam UU no 10 th 95 pengertian
penyelundupan tidak jelas dan memberikan
celah bagi para penyelundup untuk lepas dari
jerat hukum.
 Disahkannya UU no 39 tahun 2007 tentang
cukai
Menyempurnakan UU no 11 tahun 1995
contoh : pengusaha harus mempunyai
NPPBKC untuk lebih memudahkan dalam
administrasi maupun pengawasan.
 Membentuk KPU BC di lokasi strategis

Hingga saat ini, KPU Bea Cukai dianggap


sebagai tonggak penting dalam sejarah
reformasi birokrasi di lingkungan Ditjen Bea
Cukai. Pasalnya, kantor pelayanan satu atap ini
dibentuk untuk memberikan pelayanan yang
cepat, efisien, responsif dan transparan. Dan
dalam prakteknya, KPU mampu meningkatkan
hubungan kemitraan dan kepatuhan kerja
Ditjen BC dan meminimalkan compliance cost
 Digunakannya sistem PDE (pertukaran data
elektronik)
diterapkan untuk memberikan pelayanan yg
efektif dan efisien serta menghindari
“pungutan-pungutan liar”.
Contoh lain reformasi birokrasi DJBC :
 Adanya penjaluran dalam pemeriksaan
barang
 Dibentuknya Unit Kepatuhan Internal
 Fasilitas-fasilitas pelayanan
 Remunerasi
pertanyaanya bagaimana upaya yang
dilakukan agar birokrasi mampu
melaksanakan misi utama yakni memberikan
pelayanan secara efektif dan efisien kepada
masyarakat?
 Jawabannya harus dengan melakukan

perubahan atau reformasi, bukan saja


terbatas pada proses dan prosedur, tetapi
juga mengaitkan perubahan pada tingkat
struktur, sikap dan tingkah laku/etika (the
ethics being).
reformasi yang berkaitan dengan proses dan
prosedur relatif lebih mudah dilakukan,
karena sebagian besar berkait dengan proses
administrasi,
akan tetapi yang lebih fundamental adalah
bagaimana melakukan perubahan etika (the
ethics being).
Dalam konteks ini etika merupakan nilai-nilai
moral yang mengikat seseorang atau
sekelompok orang dalam mengatur sikap,
perilaku tindakan dan ucapannya dalam
melaksanakan tugas, kewenangan dan
fungsinya.
Suatu profesi (bea cukai) selalu memerlukan
landasan etika yang menjadi acuan untuk
bertindak anggotanya sehingga citra,
kehormatan dan eksisitensinya terjaga.
Strategi untuk melaksanakan konsep etika
dalam reformasi birokrasi
1. Membangun iklim etika dalam organisasi publik,
strategi ini mengisyaratkan pentingnya membangun perilaku
etis aparat publik melalui kekuatan kepemimpinan (strong
leadership) dalam menciptakan iklim beretika, sehingga
etika dijadikan sesuatu yang bernilai dan mendorong upaya
ke arah penciptaan komunikasi yang terbuka. Karena
bagaimanapun terlebih di Indonesia pemimpin adalah model
bawahannya. Mengelola etika bukan sekedar membuat
standar-standar berperilaku dan merekrut pegawai yang
berkarakter moral tetapi juga termasuk menganalisis budaya
organisasi, kerja sama untuk membangun budaya yang
menjadikan nilai yang tinggi akan integritas etika,
mengembangkan kebijakan, prosedur serta sistem yang
memungkinkan anggotanya mempunyai integritas etika.
2. Mengembangkan Ethics Audit, yakni suatu
metode untuk menilai standar moral yang
dijadikan pedoman perilaku dalam organisasi
dan termasuk penilaian untuk mereview
aktivitas orang-orang dalam organisasi.
3. Mengembangkan program pelatihan etika
pemerintahan, dengan harapan dapat
menjamin sosialisasi dan internalisasi etika
bagi pegawai. Termasuk didalamnya adalah
membangkitkan semangat moral para aparat
untuk menjadikan etika sebagai acuan
berperilaku melalui komunikasi.
4. Mengembangkan standar berperilaku yang
membatasi tindakan aparat publik, dengan
cara meregulasi standar-standar perilaku
yang telah menjadi prioritas dalam
mengelaborasi nilai-nilai dasar moral.
5. Menjamin integritas etika dalam pekerjaan
sehari-hari dengan cara menciptakan
lingkungan kerja yang menjamin transparansi
dan integritas etika, rekrutmen dan promosi
berdasarkan meryt system dan pertimbangan
etika, membuat regulasi, kontrol, dan rotasi
jabatan yang ketat, dan membuat kebijakan-
kebijakan yang transparan yang dapat
meminimalisir konflik.
6. Mengambil tindakan tegas terhadap bentuk-
bentuk penyelewengan. Dengan demikian maka
dimensi etika dalam pemerintahan harus dipahami
secara jelas dan benar bahwa etika adalah disiplin
ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip moral dan
bagaimana prinsip-prinsip moral tersebut dapat
diterapkan. Oleh karenanya dalam etika bukan
sekedar formulasi norma-norma yang akan
disepakati bersama akan tetapi juga berbicara
mengenai strategi aplikasi dan pentingnya aspek
manajerial yang akan menjadikan etika sesuatu
yang dinamis dan realistik.
Terima Kasih ….

Anda mungkin juga menyukai