Pada dasarnya reformasi administrasi dipandang sebagai alat dan bukan tujuan. Oleh
karena ia sebuah alat, maka reformasi birokrasi merupakan proses yang tidak pernah
berhenti seiring dengan kondisi dan perubahan sosio kultural masyarakat dimana item
administrasi tersebut berlangsung.
SLIDE 2 Reformasi birokrasi juga merupakan sebuah proses yang bersifat artifisial
dari perubahan birokrasi yang disengaja untuk merespon berbagai macam resistensi
yang dihadapi, dan diarahkan pada pentransformasian aspek-aspek fundamental dari
sistem administrasi.
Selain itu reformasi birokrasi juga dipandang sebagai suatu proses yang
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efsiensi mesin birokrasi pemerintah
terhadap selurah tujuan nasional, daerah atau pada level institusi tertentu. Salah satu
faktor penting yang juga harus menjadi perhatian dalam menerapkan reformasi
bitokrasi yakni perlunya sikap kehati-hatian, karena kesuksesan reformasi
memerlukan dukungan penuh baik secara politis maupun strategi yang tepat, selain
pula memperhatikan aspek kultur dan tekanan yang berasal dari pihak eketernal.
Umumnya reformasi birokrasi yang terjadi diberbagai tempat selalu dibarengi dengan
reformasi di bidang sosial, ekonomi dan politik. Setiap reformasi birokrasi yang
dilaksanakan harus diprogramkan dan dijalankan dengan sungguh-sungguh. Oleh
karena itu, reformasi birokrasi memerlukan modal dasar dan penentuan tujuan yang
jelas terhadap apa yang akan menjadi kerangka referensi, institusi pelaksana serta
mekanisme pendukung yang akan menjamin kebutuhan pengetahuan, teknis
administrasi dan kapabilitas politik untuk mereview, mengevaluasi dan mengajukan
sistem, struktur, dan prosedur yang diperlukan untuk mencapai tujuan reformasi
birokrasi tersebut.
SLIDE 3 Efektivitas birokrasi kita masih menduduki urutan ke 80 dari 141 negara yang
disurvei (World Bank, World Governance Indicators, 2010), Birokrasi kita yang masih
saja menyandang sebagai birokrasi terkorup di dunia, dan terakhir menurut urutan ke
114 dari 177 negara yang disurvei (International Transparency International, 2013).
Bahkan daya saing negara diantara negara-negara ASEAN mash kalah dari
Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunai (World Economic Forum, 2013 2014)
dimana sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi jika birokrasi kita mampu memerankan
fungsinya sebagai institusi yang mendorong terciptanya daya saing bangsa. Kondisi
ini merupakan bukti nyata bahwa reformasi birokrasi yang telah dilakukan dan bahkan
masih tengah gat dilakukan memberikan kesan belum terjadi perubahan prilaku
korupsi di tubuh birokrasi.