Anda di halaman 1dari 23

Agung Suprojo, S.Kom.

, MAP

Dalam

ilmu kedokteran patologi dipahami sebagai penyakit yang melekat pada organ seseorang yang membuat orang itu mengalami disfungsi. Meminjam metafor kedokteran, patologi birokrasi disini dipahami sebagai penyakit yang melekat dalam suatu birokrasi yang membuat birokrasi menjadi disfungsional.

Telah banyak diketahui, struktur birokrasi weberian memiliki berbagai masalah internal yang pada tingkat tertentu memiliki potensi untuk menjadikan birokrasi menjadi disfungsional. Setiap aspek dari struktur birokrasi, disamping memiliki manfaat dan kontribusi terhadap efisiensi dan kinerja birokrasi, memiliki potensi untuk menciptakan patologi birokrasi.

Struktur
Budaya & Nilai
Patologi Birokrasi Kinerja Birokrasi

Lingkungan

Birokrasi Paternalistik Pembengkakan Anggaran Prosedur Yang Berlebihan Fragmentasi Birokrasi

Efektivitas peraturan perundangundangan

Peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain Pola pikir (mind- Belum sepenuhnya mendukung birokrasi set) dan budaya yang profesional serta benar-benar kerja (culturememiliki pola pikir yang melayani masyarakat dan pencapaian kinerja yang set) lebih baik Penyelenggaraan Masih adanya praktek penyimpangan dan pemerintahan penyalahgunaan wewenang dalam proses yang bersih, penyelenggaraan pemerintahan, serta bebas KKN dan belum mantapnya akuntabilitas kinerja
6

Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih (overlapping) antar fungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit
Menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkahlangkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa Merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru
REFORMASI BIROKRASI HARUS DIRENCANAKAN DENGAN BAIK GRAND DESIGN ROAD MAP

Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif).
(Sumber: Roadmap RB Kemenkes)

AREA
1. Organisasi 2. Tatalaksana
3. Peraturan Perundang-undangan 4. Sumber Daya Manusia Aparatur

HASIL YANG DIHARAPKAN


Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsipprinsip good governance Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi 9

5. Pengawasan 6. Akuntabilitas 7. Pelayanan Publik


8. Mind set dan Culture set Aparatur

ORIENTASI OUTCOME

TERUKUR

EFISIEN

EFEKTIF

REALISTIK

KONSISTEN

SINERGIS

INOVATIF

PATUH

DIMONITOR

10

Customer

8
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
11

PELAYANAN PUBLIK

Internal Process

PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

4
TATA LAKSANA PENGAWASAN

People & Organization

3
ORGANISASI

SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR

AKUNTABILITAS KINERJA

POLA PIKIR & BUDAYA KERJA

Struktur Lingkungan internal Lingkungan eksternal Patologi birokrasi Kinerja Birokrasi

Kebijakan reformasi birokrasi di Indonesia hanya akan berhasil merubah kinerja birokrasi kalau mampu menyentuh semua dimensi masalah yang dihadapi oleh birokrasi publik.

Kegagalan reformasi birokrasi publik di Indonesia sebagian disebabkan oleh karena pemerintah Indonesia selama ini cenderung hanya memperbaiki struktur birokrasi.
Pemerintah melakukan pembenahan dengan menyederhanakan prosedur pelayanan, memperpendek jenjang hierarkhi, dan berbagai bentuk debirokratisasi lainnya, tetapi pemerintah cenderung mengabaikan dimensi-dimensi masalah lainnya, seperti merubah budaya birokrasi yang salah yang mendasari munculnya sikap dan perilaku birokrasi yang selalu berorientasi pada kekuasaan dan anggaran.

Struktur hirarkhik: kekuasaan terkonsentrasi pada pimpinan, ketergantungan bawahan pada atasan Lingkungan budaya: kewajiban melayani pemimpin, tradisi hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin Ciri:Bos menjadi pusat kehidupan birokrasi, promosi atas dasar loyalitas, dan orientasi pada jabatan struktural

Orientasi pada kekuasaan bukan pada pelayanan Praktik-praktik KKN yang meluas Hak-hak istimewa kepada mereka yang dekat dengan elit politik dan birokrasi

Mengapa?

Ciri: Terlalu banyak departemen dan LND Implikasi:

Politik Dagang sapi Tidak ada legislative review untuk jabatan publik Hak prerogratif terlalu besar

Prosedur pelayanan menjadi kompleks Pelayanan satu atap sulit dikembangkan Terlalu banyak stakeholders dari kegiatan bisnis; distorsi dalam program dan kelompok sasaran

Mengapa?
Tidak ada hubungan antara cost dan revenue Anggaran yang besar menguntungkan Sistim kontrol anggaran lemah

Ciri: budget mark up, budget oriented behavior Implikasi: Inefisiensi, incentives for spending, dan biaya birokrasi yang tinggi

Mengapa?
Orientasi pada kekuasaan dan anggaran Kontrol Politik dan legislatif yang lemah

Ciri: Perluasan misi dan fungsi Implikasi:


Pembengkakan birokrasi Konflik antar departemen Distorsi dalam program dan kelompok sasaran

Mengapa?

Ciri:

Regulasi yang rinci menguntungkan Security approach yang berlebihan Orientasi pada rente prosedur pelayanan yang rigid dan kompleks Praktik KKN Biaya pelayanan yang mahal

Implikasi

Holistik, menyentuh semua dimensi persoalan Gunakan semua leverage yang tersedia Sesuaikan dengan kapasitas manajemen Bisa bertahap asal konsisten

Pemahaman Konsep Publik Dalam pembicaraan sehari-hari kata Publik mempunyai dua arti yang berbeda, yaitu : Pertama : Publik diartikan sebagai negara atau Pemerintah Kedua : Kata Publik sebagai padanan dari kata Umum Ex: Public Phone (telepon umum), Pubilc Transportation (Transportasi umum)

Adanya pergeseran makna dari administrasi negara menjadi administrasi publik perlu dibakukan, sebab mengandung harapan agar kepentingan umum (orang banyak) akan lebih menjadi perhatian utama (main concern) dari administrasi publik, baik ditataran konsep maupun ditataran praktis, dan bukan kepentingan kekuasaan negara seperti yang selama ini terjadi.

Anda mungkin juga menyukai