, MAP
Dalam
ilmu kedokteran patologi dipahami sebagai penyakit yang melekat pada organ seseorang yang membuat orang itu mengalami disfungsi. Meminjam metafor kedokteran, patologi birokrasi disini dipahami sebagai penyakit yang melekat dalam suatu birokrasi yang membuat birokrasi menjadi disfungsional.
Telah banyak diketahui, struktur birokrasi weberian memiliki berbagai masalah internal yang pada tingkat tertentu memiliki potensi untuk menjadikan birokrasi menjadi disfungsional. Setiap aspek dari struktur birokrasi, disamping memiliki manfaat dan kontribusi terhadap efisiensi dan kinerja birokrasi, memiliki potensi untuk menciptakan patologi birokrasi.
Struktur
Budaya & Nilai
Patologi Birokrasi Kinerja Birokrasi
Lingkungan
Peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara yang masih tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, multi tafsir, pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lain Pola pikir (mind- Belum sepenuhnya mendukung birokrasi set) dan budaya yang profesional serta benar-benar kerja (culturememiliki pola pikir yang melayani masyarakat dan pencapaian kinerja yang set) lebih baik Penyelenggaraan Masih adanya praktek penyimpangan dan pemerintahan penyalahgunaan wewenang dalam proses yang bersih, penyelenggaraan pemerintahan, serta bebas KKN dan belum mantapnya akuntabilitas kinerja
6
Berkaitan dengan ribuan proses tumpang tindih (overlapping) antar fungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit
Menata ulang proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkahlangkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa Merevisi dan membangun berbagai regulasi, memodernkan berbagai kebijakan dan praktek manajemen pemerintah pusat dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi instansi pemerintah dengan paradigma dan peran baru
REFORMASI BIROKRASI HARUS DIRENCANAKAN DENGAN BAIK GRAND DESIGN ROAD MAP
Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif).
(Sumber: Roadmap RB Kemenkes)
AREA
1. Organisasi 2. Tatalaksana
3. Peraturan Perundang-undangan 4. Sumber Daya Manusia Aparatur
ORIENTASI OUTCOME
TERUKUR
EFISIEN
EFEKTIF
REALISTIK
KONSISTEN
SINERGIS
INOVATIF
PATUH
DIMONITOR
10
Customer
8
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
11
PELAYANAN PUBLIK
Internal Process
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
4
TATA LAKSANA PENGAWASAN
3
ORGANISASI
AKUNTABILITAS KINERJA
Kebijakan reformasi birokrasi di Indonesia hanya akan berhasil merubah kinerja birokrasi kalau mampu menyentuh semua dimensi masalah yang dihadapi oleh birokrasi publik.
Kegagalan reformasi birokrasi publik di Indonesia sebagian disebabkan oleh karena pemerintah Indonesia selama ini cenderung hanya memperbaiki struktur birokrasi.
Pemerintah melakukan pembenahan dengan menyederhanakan prosedur pelayanan, memperpendek jenjang hierarkhi, dan berbagai bentuk debirokratisasi lainnya, tetapi pemerintah cenderung mengabaikan dimensi-dimensi masalah lainnya, seperti merubah budaya birokrasi yang salah yang mendasari munculnya sikap dan perilaku birokrasi yang selalu berorientasi pada kekuasaan dan anggaran.
Struktur hirarkhik: kekuasaan terkonsentrasi pada pimpinan, ketergantungan bawahan pada atasan Lingkungan budaya: kewajiban melayani pemimpin, tradisi hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin Ciri:Bos menjadi pusat kehidupan birokrasi, promosi atas dasar loyalitas, dan orientasi pada jabatan struktural
Orientasi pada kekuasaan bukan pada pelayanan Praktik-praktik KKN yang meluas Hak-hak istimewa kepada mereka yang dekat dengan elit politik dan birokrasi
Mengapa?
Politik Dagang sapi Tidak ada legislative review untuk jabatan publik Hak prerogratif terlalu besar
Prosedur pelayanan menjadi kompleks Pelayanan satu atap sulit dikembangkan Terlalu banyak stakeholders dari kegiatan bisnis; distorsi dalam program dan kelompok sasaran
Mengapa?
Tidak ada hubungan antara cost dan revenue Anggaran yang besar menguntungkan Sistim kontrol anggaran lemah
Ciri: budget mark up, budget oriented behavior Implikasi: Inefisiensi, incentives for spending, dan biaya birokrasi yang tinggi
Mengapa?
Orientasi pada kekuasaan dan anggaran Kontrol Politik dan legislatif yang lemah
Mengapa?
Ciri:
Regulasi yang rinci menguntungkan Security approach yang berlebihan Orientasi pada rente prosedur pelayanan yang rigid dan kompleks Praktik KKN Biaya pelayanan yang mahal
Implikasi
Holistik, menyentuh semua dimensi persoalan Gunakan semua leverage yang tersedia Sesuaikan dengan kapasitas manajemen Bisa bertahap asal konsisten
Pemahaman Konsep Publik Dalam pembicaraan sehari-hari kata Publik mempunyai dua arti yang berbeda, yaitu : Pertama : Publik diartikan sebagai negara atau Pemerintah Kedua : Kata Publik sebagai padanan dari kata Umum Ex: Public Phone (telepon umum), Pubilc Transportation (Transportasi umum)
Adanya pergeseran makna dari administrasi negara menjadi administrasi publik perlu dibakukan, sebab mengandung harapan agar kepentingan umum (orang banyak) akan lebih menjadi perhatian utama (main concern) dari administrasi publik, baik ditataran konsep maupun ditataran praktis, dan bukan kepentingan kekuasaan negara seperti yang selama ini terjadi.