Pertama, santaikan pikiran Anda. Kebanyakan dari kita sangat tidak sabar
untuk menjadi seorang Buddha, dan itulah mengapa kita mendapat masalah.
Kita masih bergulat antara jiwa dengan pikiran. Jiwa kita ingin bermeditasi,
tetapi pikiran kita ingin bermain-main. Jadi kita bisa memberinya hadiah.
Setelah Anda bermeditasi dengan baik, berikanlah beberapa makanan favorit
Anda. Ajaklah diri Anda berjalan-jalan atau mengunjungi pacar Anda; lakukan
sesuatu yang menyenangkan setelah itu. Setelah itu otak Anda akan tahu,
“Oke, itu baik.” Latihlah otak Anda persis seperti Anda melatih anjing. [Tertawa]
Anda tahu bagaimana melatih anjing? Ketika anjing itu melakukan sesuatu
yang bagus, maka Anda memberinya hadiah. Itulah bagaimana dia menjadi
semakin baik dan baik.
Pikiran kita kadang menyusahkan! Kadang kala Anda sungguh merasa tidak
ingin bermeditasi, maka tinggalkan saja. Jangan paksakan diri Anda terlalu
keras. Lakukan saja hal yang lain: berlari atau gerak badan sedikit. Dan ketika
Anda lelah, maka Anda akan suka duduk. Dengan begitu pikiran Anda tidak
akan membuat masalah lagi. Sebenarnya, itulah masalahnya ketika kita
sendirian: Kadang pikiran sering memperdaya kita. Dan jika kita tidak memiliki
seseorang untuk membesarkan hati kita atau berpegangan tangan, maka kita
tidak dapat melakukannya dengan begitu cepat.
Itulah mengapa kita membutuhkan seorang guru dan teman sepelatihan. Kita
dapat menyampaikan masalah kita kepada mereka, dan mereka mungkin
dapat membantu Anda. Maka usahakanlah datang ke meditasi kelompok
sesering mungkin. Anda dapat membicarakan persoalan itu dengan rekan
praktisi. Bersahabatlah dengan mereka, undanglah mereka untuk minum kopi
atau teh di rumah Anda, dan sebaliknya. Jadikan itu menyenangkan. Dan Anda
juga dapat pergi bersama-sama atau bersenang-senang. Pergi menonton
bioskop atau melakukan sesuatu bersama-sama sehingga meditasi Anda
menjadi bagian dari persahabatan dan hobby. Pada mulanya, bagi beberapa
orang, hal itu masih diperlukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai.
Lalu berikan sedikit kepadanya; jangan terlalu keras padanya. Sebagian orang
tidak memerlukannya.
Mereka senang bermeditasi, maka itu mudah. Tetapi meskipun begitu, ketika
kita memasuki sebagian tahap meditasi, kita kadang-kadang terhenti di sana.
Kita tiba-tiba merasa tidak ingin bermeditasi lagi. Kita tidak menginginkan
apapun yang seperti itu. Kita merasa sudah cukup berhubungan dengan para
Buddha (Makhluk-makhluk Tercerahkan) dan hal-hal seperti itu. Tetapi itu
hanyalah sementara. Nantinya, ketika Anda mempunyai teman, atau saat Anda
membaca beberapa buku rohani , mendengarkan beberapa kaset rohani ,
ataupun membaca beberapa Kitab Suci ajaran Buddha, “mungkin itu terlalu
jauh“ tapi beberapa buku kontemporer tentang kehidupan dan kematian,
tentang meditasi, dan tentang pengalaman Surgawi orang lain; lalu Anda akan
sedikit terdorong dan ingin mendapatkan pengalaman yang sama. Setelah itu
Anda akan berusaha lagi.
Kita harus menemukan satu cara untuk melakukan berbagai hal, yang sesuai
dengan langkah kehidupan kita, gaya hidup kita, pemikiran kita, dan juga
semua kebiasaan kita. Kebiasaan sulit diubah, akan tetapi kita tetap harus
melakukannya pelan-pelan jika kita tidak dapat melakukannya dengan cepat.