Anda di halaman 1dari 65

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

1
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Malam Anugerah Sayembara Manuskrip Pertanggungjawaban Juri /


Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2023 / Accountability of the Jury 
Awarding Night The Jakarta Arts Council Inggit Putri Marga
Poetry Manuscripts Contest 2023 Kiki Sulistyo
Royyan Julian
Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki
Pengantar Ketua DKJ /
22 Juli 2023 / July 22th, 2023
Foreword of The Jakarta Arts Council
Chairman
Danton Sihombing

Pengantar Komite Sastra /


Foreword of The Jakarta Arts Council
Literature Committee
Hasan Aspahani

Penyunting / Editor
Ahmad Bari’ Mubarak
Ni Putu Maharani

Penerjemah / Translator
Gema Mawardi
Nanda Vima Tasha

Penyelaras / Proofreader
Rosdianahangka

Desainer Grafis / Graphic Designer


Dilidita
Faris Herdiansyah
Heru Firdaus
Reinhart Rollando

Foto / Photos
Eva Tobing

2
Tentang Dewan Kesenian Jakarta

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


About The Jakarta Arts Council

D T
ewan Kesenian Jakarta he Jakarta Arts Council (DKJ) is
(DKJ) adalah lembaga one of the institutions formed
otonom yang dibentuk by the artist community and
oleh masyarakat seniman yang inaugurated by the Governor of DKI
pertama kali dikukuhkan oleh Jakarta, Ali Sadikin, on June 7, 1968.
Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, The responsibility and function of
pada 7 Juni 1968. DKJ bertugas DKJ is as a working partner for the
sebagai mitra kerja gubernur Governor of the DKI Jakarta Province
untuk merumuskan kebijakan serta to formulate policies to support
merencanakan berbagai program arts activities and development
guna mendukung kegiatan dan in the DKI Jakarta Province. The
pengembangan kehidupan kesenian members of Jakarta Arts Council had
di wilayah Jakarta. Anggota DKJ been appointed by the Academy of
diangkat oleh Akademi Jakarta Jakarta, consisting of intellectuals
(AJ) dan dikukuhkan oleh Gubernur and people of the cultural and arts
DKI Jakarta. Pemilihan anggota of Indonesia. As time progresses,
DKJ dilakukan secara terbuka, the selection process is conducted
melalui tim pemilihan yang terdiri transparently through a team of
dari beberapa ahli dan pengamat art scholars and experts, both from
seni yang dibentuk oleh AJ. Nama- within and outside the Academy of
nama calon diajukan dari berbagai Jakarta. They receive the candidates
kalangan masyarakat maupun from the public and respected arts
kelompok seni. Masa kepengurusan groups, and their administration
DKJ dalam satu periode adalah tiga term, in one period, will run for 3
tahun years.

Kebijakan pengembangan kesenian The arts development policies


tercermin dalam bentuk program will be carried out through annual
tahunan yang diajukan dengan programs from each committee, all

3
menitikberatkan pada skala prioritas prudently curate it internally. DKJ
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

masing-masing komite. Anggota consists of 25 members and divided


DKJ berjumlah 25 orang, terdiri into 6 committees: Film, Music,
dari para seniman, budayawan dan Literature, Fine Arts, Dance and
pemikir seni, yang terbagi dalam 6 Theater.
komite: Komite Film, Komite Musik,
Komite Sastra, Komite Seni Rupa,
Komite Tari dan Komite Teater.

4
Daftar Isi

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Table of Contents

Pengantar Ketua Sayembara Manuskrip Puisi


Dewan Kesenian Jakarta Dewan Kesenian Jakarta
Foreword of The Jakarta Arts dari Masa ke Masa
Council Chairman ........................ 7 The Jakarta Arts Council
Poetry Manuscripts Contest
Pengantar Komite Sastra From Time to Time ..................... 35
Dewan Kesenian Jakarta
Foreword of The Jakarta Arts Indeks
Council Literature Committee .... 9 Index ............................................. 38

Pertanggungjawaban Dewan Juri Profil Komite Sastra


Sayembara Manuskrip Puisi DKJ Dewan Kesenian Jakarta
2023 Profile of The Jakarta Arts
Accountability of Jury Council Literature Committee .. 50
The Jakarta Arts Council
Poetry Manuscripts Contest Pengisi Acara
2023 .............................................. 13 Performer .................................... 56

Dewan Juri Sayembara Kerabat Kerja


Manuskrip Puisi The Committees ......................... 59
Dewan Kesenian Jakarta 2023
Ucapan Terima Kasih
Board of Jury The Jakarta Arts
Acknowledgements ................... 59
Council Poetry Manuscripts
Contest 2023 ............................... 30

5
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

6
Pengantar Ketua Dewan Kesenian Jakarta

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Foreword of The Jakarta Arts Council
Chairman

Sayembara Manuskrip Puisi dan Poetry Manuscript Contest and


Sayembara Novel Novel Contest

S T
ayembara Novel dan he Jakarta Arts Council’s
Sayembara Manuskrip Puisi Novel Contest and Poetry
Dewan Kesenian Jakarta selalu Manuscript Contest have
memberi bukti bahwa mata air literasi always provided evidence that our
kita jauh dari kerontang. Ia masih literary wellspring is far from dry.
senantiasa mengalirkan inspirasi yang It is still constantly flowing with
menghidupi karya dan bakat baru inspiration that feeds new works
dalam kesusasteraan Indonesia. and talents in Indonesian literature.

Dalam tiga penyelenggaraan In the last three organizations, the


terakhirnya, Sayembara Manuskrip Poetry Manuscript Contest has
Puisi selalu diikuti oleh lebih dari 400 always been attended by more than
peserta. Tercatat ada 574 naskah 400 participants. There were 574
yang masuk di penyelenggaraan manuscripts submitted in its first
pertamanya di tahun 2015, jumlah organization in 2015, the number
tersebut menurun jadi 457 naskah decreased to 457 manuscripts in
di tahun 2021, dan terakhir 431 di 2021, and finally 431 this year.
tahun ini. Sementara, jumlah peserta While, the number of participants
Sayembara Novel selalu meningkat. in the Novel Contest has always
Dari 216 naskah di tahun 2019, increased. From 216 scripts in 2019,
naik menjadi 325 naskah di tahun it rose to 325 scripts in 2021, and
2021, dan 366 naskah di tahun ini. 366 scripts this year. Although the
Kualitas kedua sayembara tersebut number has decreased, the quality
juga sudah mendapatkan legitimasi of the two competitions has also
dengan baiknya resepsi masyarakat been legitimized by the good public
pada karya-karya pemenang reception of the winning works.
sayembara.

7
Jika literasi adalah landasan dari If literacy is the cornerstone of the
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

bertumbuhkembangnya budaya nation’s cultural development, then


bangsa, maka sudah selayaknya kita it is only right that we maintain
menjaga tradisi yang melahirkannya. the traditions that gave birth to it.
Semangat dan antusiasme yang The passion and enthusiasm of our
besar dari para penulis kita writers must be accommodated
tentu harus diakomodasi dengan with competitive and quality writing
sayembara penulisan yang contests. I hope that, like in the
kompetitif dan bermutu. Saya past, this year’s Poetry Manuscript
berharap, seperti tahun-tahun lalu, Contest and Novel Contest will
Sayembara Manuskrip Puisi dan produce good works for Indonesian
Sayembara Novel tahun ini akan literature.
melahirkan karya-karya yang baik
bagi khasanah sastra Indonesia. To the Literature Committee, I
thank you for your consistency
Kepada Komite Sastra, saya and work in maintaining our
mengucapkan terima kasih atas literacy tradition. To the jury, I
konsistensi dan kerja-kerja dalam express my highest respect and
menjaga tradisi literasi kita. Kepada appreciation for their hard work in
dewan juri, saya sampaikan hormat selecting hundreds of manuscripts.
dan apresiasi setinggi-tingginya To the winners of the contest, I
untuk kerja keras menyeleksi ratusan congratulate you on your victory
naskah. Kepada para pemenang and success in producing quality
sayembara, saya ucapkan selamat novels and poems.
atas kemenangan dan keberhasilan
Anda melahirkan novel dan puisi-
puisi yang berkualitas. Greetings,

Salam,
Danton Sihombing.
Danton Sihombing. Chairman of Jakarta Arts Council
Ketua DKJ 2020–2023 Chairman 2020–2023
Plt. Ketua DKJ 2019–2020 Acting Chairman 2019–2020
Anggota Komite Seni Rupa Member of Fine Art Committee
2016–2019 2016–2019

8
Pengantar Komite Sastra

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Dewan Kesenian Jakarta

Foreword of The Jakarta Arts Council


Literature Committee

K W
etika berkarya penyair hen creating poetry,
masing-masing memilih dan each poet chooses and
menyusun tradisinya sendiri. composes his or her own
Tapi, seberapa sadar para penyair tradition. But how aware are our
kita hari ini, bahwa mereka berada poets today of the literary tradition
dalam satu tradisi sastra yang that preceded them? Literary
mendahuluinya? Tradisi sastra bukan traditions, not traditional literature,
sastra tradisi meskipun sastra jenis although they are also part of
itu juga bagian dari tradisi sastra juga. literary traditions.

Penyair Sapardi Djoko Damono The poet Sapardi Djoko Damono has
telah lama mengingatkan long reminded us of the importance
pentingnya kesadaran itu. Tradisi of this awareness. Tradition
itu jelas ada, tapi tak selalu diinsafi. clearly exists, but it is not always
Padahal pemahaman akan hal itu, recognized. Yet understanding it,
sekali lagi, menjadi penting, apabila once again, is important if we, says
kita, kata Sapardi, tak ingin melihat Sapardi, do not want to see our
perkembangan sastra kita tampak literary development appear to be
terpatah-patah. stagnating.

Kesadaran akan tradisi sastra dalam Awareness of literary tradition in


berkarya adalah kesadaran akan creating works is an awareness
adanya hasil-hasil yang telah dicapai of the results that have been
oleh karya terdahulu sebagai achieved by previous works as the
landasan tradisi. Bagi penulis itu basis of tradition. For writers, this
berguna untuk menjadi titik tolak awareness is useful as a starting
karyanya, bagi pembaca itu penting point for their work, for readers
untuk mengapresiasi karya yang it is important so that they can
dibaca. appreciate the work they read.

9
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023 The DKJ 2023 Poetry Manuscript
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

adalah juga ajang untuk mengukuhkan Contest is also an event to


tradisi itu menjadikannya tolok strengthen this tradition, making
ukur penilaian. Apakah penyair kita it a benchmark for assessment.
hari ini tak berdaya terkungkung Are our poets today helplessly
tradisi? Atau dia mampu menyusun confined by tradition? Or is he able
siasat baru dengan lihai berkelit dari to devise new tactics by skillfully
tradisi dan melahirkan tradisi yang circumventing tradition and giving
baru, memperluas kemungkinan- birth to new traditions, expanding
kemungkinan yang baru lagi? for the emergence of new
possibilities?
Pilihan dewan juri, setelah melewati
perdebatan dan pertimbangan, adalah The jury’s choice, after much
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan debate and deliberation, is the
tersebut. Juri punya bahan yang answer to these questions. The
berlimpah untuk memilih karena jury had an abundance of material
jumlah naskah yang masuk pada to choose from as the number of
ajang sayembara kali ini meningkat manuscripts submitted for this
jauh lebih banyak dibanding year’s competition was much higher
penyelenggaraan sebelumnya. than in previous years.

Kami tentu saja bergembira serta We are, of course, delighted and


punya alasan kuat dan berbesar have good reason to be heartened
hati untuk terus mempertahankan to continue to maintain the contest
sayembara ini dan meningkatkan and improve the quality of its
kualitas penyelenggaraannya. Inilah organization. This is our way of
cara kami ikut ambil bagian menjadi taking part in building a literary
bagian dari membangun tradisi tradition, by maintaining an arena
sastra, dengan merawat ajang to enrich, strengthen, and open up
untuk memperkaya, memperkuat, new possibilities for our poetry.
membuka ruang kemungkinan baru
bagi puisi kita. The Literature Committee of
the Jakarta Arts Council, for the
Komite Sastra Dewan Kesenian excitement of this competition,
Jakarta atas kegairahan sayembara would like to thank all those
kali ini mengucapkan terima involved and supporting. Salute
kasih kepada yang terlibat dan and respect to the jury who
membantu. Salut dan hormat pada has worked hard and carefully
dewan juri yang sudah bekerja examined all the works,
keras dan dengan cermat menelisik congratulations to the writers of

10
semua karya, selamat untuk para the winning works and those who

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


penulis karya pemenang dan yang received the attention of the jury,
mendapat perhatian dewan juri, dan and all parties involved, colleagues
seluruh pihak yang terlihat, teman- at the DKJ Secretariat, UP PKJ TIM,
teman di Sekretariat DKJ, UP PKJ DKI Jakarta Cultural Office, as well
TIM, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, as all sponsors.
juga para pihak sponsor.

Komite Sastra Literature Committee


Dewan Kesenian Jakarta The Jakarta Arts Council

11
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

12
Pertanggungjawaban Dewan Juri

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Accountability of Jury
The Jakarta Arts Council
Poetry Manuscript Contest 2023

Di mana berakhirnya mata seorang Where do a poet’s eyes end?


penyair?

L T
arik pembuka puisi “Keterangan”, he opening line of the
karya Toto Sudarto Bachtiar, poem “Keterangan”, by
tersebut boleh ditafsirkan Toto Sudarto Bachtiar, can
sebagai pertanyaan atas ikhtiar be interpreted as a questioning
seorang penyair dalam mencari of a poet’s attempt to find
perspektif dan bentuk puisi, ketika di perspective and poetic form,
larik-larik selanjutnya kita dibenturkan when in the following lines we are
pada indeks kias: “nisan kata-katanya”, confronted with a figurative index:
“nasib jari yang lemah”, “kata tak “the tombstone of his words”,
cukup buat berkata”, “tertelungkup di “the fate of weak fingers”, “not
bawah bakaran lampu”, “jemu terus enough words to say”, “slumped
melihat matahari”, dan seterusnya. under the burning lamp”, “bored
Kita bisa menangkap indeks tersebut to see the sun”, and so on. We can
sebagai ungkapan-ungkapan majasi perceive these indexes as majestic
tentang stile yang klise, metafora mati, expressions of clichéd stile, dead
dekadensi daya kreatif, sajak yang tak metaphors, decadence of creative
artikulatif, puitika yang membosankan. power, inarticulate rhymes, boring
Singkatnya: puisi usang. poetics. In short: obsolete poetry.

Itulah mengapa penyair butuh That is why poets need an


bara alternatif, sumber energi alternative ember, a source of
yang memungkinkan puisi-puisinya energy that allows their poems to
senantiasa menyala dengan terang, always burn brightly, even if they
kendatipun ia memindai keindahan scan beauty with blind eyes, as
dengan mata buta sebagaimana Subagio Sastrowardoyo’s poetry
yang disuarakan puisi Subagio suggests. So, when Lebanese poet

13
Sastrowardoyo. Maka, ketika penyair Joumana Haddad claims, “I write
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Lebanon, Joumana Haddad, mengaku, with my body, with my nails,” and


“Aku menulis dengan tubuhku, Chilean author Isabel Allende
dengan kukuku,” dan pengarang says that she writes “with the
Chile, Isabel Allende, bilang bahwa first sentence that comes from
ia menulis “dengan kalimat pertama my womb, not my mind,” we read
yang datang dari rahimku, bukan them as an alternative mode of a
benakku,” kita membacanya sebagai writer when exploring ideas into
modus alternatif seorang sastrawan works. A body that incarnates
saat mengeksplorasi gagasan menjadi words.
karya. Tubuh yang menjelma kata-
kata. However, before moving on to
exploration, a poet must first
Akan tetapi, sebelum berangkat ke have the basic skills of technical
persoalan eksplorasi, pertama-tama language ability. A poet will move
seorang penyair harus memiliki to the next level, to the level of
keterampilan-keterampilan dasar experimentation, when he or she
menyangkut kemampuan teknis has escaped these technical issues.
berbahasa. Seorang penyair akan
beranjak ke aras selanjutnya, ke In this competition, we set three
derajat eksperimentasi, ketika ia benchmarks to select the winning
telah lolos dari persoalan-persoalan manuscripts. The three benchmarks
teknis itu. are composition, curation, and
thematic perspective.
Pada sayembara ini, kami menentukan
tiga tolok ukur penilaian untuk The compositional aspect is our
memilih manuskrip-manuskrip yang main concern. A ‘safe’ poem does
akan diangkat sebagai pemenang. Tiga require grammatical correctness.
tolok ukur tersebut adalah komposisi, However, grammatical discipline
kurasi, dan perspektif tematik. alone is inadequate to declare a
poem as excellent. A brilliant poem
Aspek komposisi menjadi perhatian is good at articulating ideas through
utama kami. Puisi yang ‘aman’ poetic devices—metaphors, sound
memang mensyaratkan keberesan tactics, imagery, diction accuracy,
gramatikal. Namun, tertib nahu poetic license awareness, etc.—in
saja tidak cukup memadai untuk an observant, precise, and creative
menyatakan bahwa sebuah puisi way to optimize the overall effect
memiliki keunggulan. Puisi yang of the work. It is in this area that
bernas pandai mengartikulasikan the artistic quality of poetry is most
dominantly at stake.

14
gagasan melalui perangkat-perangkat Because this competition is called

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


puitika—metafora, siasat bunyi, a ‘manuscript competition’, the
citraan, kecermatan diksi, kesadaran poet’s sorting of his poems is
lisensi puitik, dst—secara jeli, jitu, also a barometer of judgment. A
serta kreatif untuk mengoptimumkan good curation allows the poems
efek keseluruhan bangunan karya. in the manuscript to support each
Di wilayah inilah mutu artistik puisi other, forming an artistic cluster
paling dominan dipertaruhkan. and discourse that is strongly
interwoven so that one manuscript
Karena kompetisi ini bernama is composed into a coherent work.
‘sayembara manuskrip’, perkara However, mere thematic unity
tapis-sortir sang penyair atas puisi- is not sufficient to measure the
puisinya juga tak lepas menjadi quality of a manuscript. Thus,
barometer penilaian. Kurasi yang the choice of perspective on the
baik memungkinkan puisi-puisi dalam theme is important. This is where
manuskrip dapat saling menopang, the new lens of the poet’s eye is
membentuk gugusan artistik dan needed so that he does not repeat
wacana yang terjalin dengan kuat the vision of the previous writers
sehingga satu manuskrip tersusun on the world he is creating. A fit
menjadi karya koheren. Namun, poem demands compositional
sekadar kesatuan tema belum cukup sophistication as well as an actual
adekuat untuk mengukur kualitas and unique perspective on the
sebuah manuskrip. Maka, pilihan theme.
sudut pandang atas tema yang
diangkat menjadi penting. Di sinilah On the theme aspect, we added
lensa baru mata penyair dibutuhkan its relevance to the Indonesian
agar ia tak merepetisi penglihatan situation. Of course, what we mean
para sastrawan terdahulu atas dunia by ‘Indonesian situation’ is not a
yang tengah dicandrakannya. Puisi rigid content, let alone identity
yang bugar menuntut kecanggihan politics. ‘Indonesian situation’
komposisi sekaligus perspektif aktual refers more to the sociological
dan unik atas tema. issues of poetry that can be present
explicitly or implicitly and can
Pada aspek tema, kami serve as a reflection, evaluation,
menambahkan relevansinya or invention for our national
dengan situasi keindonesiaan. spectrum.
Tentu saja, yang dimaksud ‘situasi
keindonesiaan’ bukanlah muatan Various attempts were made by
kaku, apalagi bertendensi politik poets to compose their poems as

15
identitas. ‘Situasi keindonesiaan’ seen in the hundreds of participant
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

lebih merujuk persoalan sosiologis manuscripts. These efforts took


puisi yang bisa hadir secara eksplisit the form of experimenting with
atau implisit serta dapat berfungsi form or exploring themes. In their
sebagai refleksi, evaluasi, atau invensi efforts to experiment with form,
bagi spektrum keindonesiaan kita. many poets neglect the aspect
of communication. They are so
Bermacam upaya dilakukan para engrossed in turning the language
penyair dalam menggubah puisi- upside down that we can barely
puisinya sebagaimana tampak establish a relationship with the
pada ratusan manuskrip peserta. text, to even imagine a motif, let
Upaya-upaya itu berupa eksperimen alone enter the semantic space.
bentuk atau penjelajahan tema. There are also many manuscripts
Dalam ikhtiar bereksperimen dengan that display poems with excessive,
bentuk, banyak penyair mengabaikan frivolous thesaurus diction and
aspek komunikasi. Terlalu asyik insert them in the wrong context.
menjungkirbalikkan bahasa sehingga By using a choice of ‘mesmerizing’
kita nyaris tak dapat membangun words that only cause tongue
hubungan dengan teks, untuk sekadar twisters, perhaps the poet hopes to
membayangkan motif, apalagi create an aesthetic breakthrough.
untuk memasuki ruang semantik. However, instead of creating a
Tidak sedikit pula manuskrip yang breakthrough, the poems have
memajangkan puisi-puisi berdiksi become kitschy. On the theme
tesaurus berlebihan, sembrono, dan aspect, poems about ‘longing’,
menyelipkannya pada konteks yang ‘drizzle’, and ‘mother’ are still the
salah. Dengan menggunakan pilihan favorite choices of many of our
kata-kata ‘memukau’ yang cuma bikin poets. Unfortunately, the poems
keseleo lidah, barangkali si penyair are still expressed with excessive
berharap akan melahirkan terobosan protracted melancholia. As such,
estetik. Namun, alih-alih melahirkan these poems are merely a facelift of
terobosan, puisi-puisi tersebut malah the ‘Pujangga Baru’ poems dressed
kelihatan menor. Pada aspek tema, up in contemporary Indonesian.
puisi-puisi ‘rindu’, ‘gerimis’, dan ‘ibu’ Poems that are easily found on
masih menjadi pilihan favorit banyak Twitter, often become the caption
penyair kita. Sayang, puisi-puisi under the photos of those ‘anak
tersebut tetap diekspresikan dengan senja’: cliché sunset-chasing indie
melankolia berlarat-larat. Akhirnya kids on Instagram, and produce
puisi cuma menjadi hasil permak more nauseating effect rather than
pathos.

16
wajah syair-syair Pujangga Baru yang On the other hand, we also found

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


didandani dengan bahasa Indonesia temperamental manuscripts,
kekinian. Puisi-puisi semacam itu containing poems of social criticism
mudah kita jumpai di Twitter, acap with a hot-blooded disposition.
menjadi takarir foto-foto anak ‘senja’ The dullness of the poems’ style
di Instagram, dan lebih menghasilkan of speech gives the impression
efek enek ketimbang patos. that criticism of social problems
must be conveyed only through
Di kutub berseberangan, kami juga anger or sermons. There is no
menjumpai manuskrip-manuskrip diplomacy. As a result, the poems,
temperamental, berisi puisi-puisi which are spoken in harsh literal
kritik sosial dengan watak darah language, fall into neurotic works.
panas. Kejumudan gaya ucap Meanwhile, manuscripts on the
puisi-puisi tersebut memberi kesan theme of ethnic cosmology are
seolah-olah kritik atas problem sosial still reluctant to move from their
mesti disampaikan melalui nafsu position as spokespersons for
amarah atau khotbah. Tak ada jalan tradition; another form of tourism
diplomasi. Akibatnya, puisi-puisi yang advertisement in brochures,
dituturkan dengan bahasa literal yang television, or ambassadorial
tajam tersebut jatuh menjadi karya- events. In addition, still in an effort
karya neurotik. Adapun manuskrip- to explore themes, a number
manuskrip bertema kosmologi of popular issues (meaning,
etnik masih enggan beranjak dari those that receive a lot of public
posisinya sebagai juru bicara tradisi; attention at this time) are often
semacam bentuk lain iklan pariwisata chosen by poets. Themes of
di brosur, televisi, atau ajang duta- history, religion, gender, ecology,
dutaan. Selain itu, masih dalam upaya cities, and gastronomy colour a
pengembaraan tema, sejumlah number of manuscripts, but they
persoalan populer (artinya, yang are often written from too narrow
banyak mendapat perhatian umum a perspective, simply reproducing
pada saat-saat ini) kerap menjadi populist discourse. Even if these
pilihan para penyair. Tema-tema themes are approached from
sejarah, agama, gender, ekologi, kota, a potential point of view, their
dan gastronomi mewarnai sejumlah compositional aspects often do
manuskrip, tapi masih acap ditulis not receive enough attention.
melalui kacamata kuda, sekadar They are not carefully weighed
mereproduksi wacana populis. to achieve a balance of form
Kalaupun tema-tema tersebut dibidik and content. The poem loses its
dengan sudut pandang potensial, power of expression. The potential
aspek komposisinya kerap tak perspective stops as mere

17
cukup mendapat perhatian. Enggan potential. It does not undergo
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

ditimbang dengan cermat untuk expansion and deepening.


mencapai keseimbangan bentuk dan
isi. Puisi jadi kehilangan daya ungkap. The 431 manuscripts that passed
Perspektif potensial berhenti sebagai the administrative requirements
potensi belaka. Tak mengalami were read without the identity
perluasan dan pendalaman. of the poet. In the first stage of
reading, it was not difficult to find
431 manuskrip yang lolos syarat the wheat among the weeds, it
administratif kami baca tanpa identitas was not difficult to separate the
penyair. Pada pembacaan tahap light from the dark. The majority of
pertama, tidak sulit menemukan the ‘weeds’ and ‘dark’ manuscripts
gandum di antara ilalang, tak sukar showed symptoms of weakness
memisahkan terang dari gelap. and mediocrity from the very first
Manuskrip-manuskrip ‘ilalang’ dan pages. As a result, only a handful
‘gelap’ yang berjumlah mayoritas telah of manuscripts reveal the poet’s
menunjukkan gejala kelemahan dan intense struggle with language in
kesemenjanaannya sejak halaman- composing his poems while offering
halaman awal. Alhasil, cuma segelintir a fresh perspective.
manuskrip yang menampakkan
pergumulan intens penyair dengan However, we also came across
bahasa dalam menyusun komposisi a number of manuscripts that
puisi-puisinya sekaligus menawarkan caught our attention. They do show
sudut pandang segar. some flaws that will need to be
corrected if they are ever published
Meski begitu kami juga menjumpai as books. But at the very least, the
sejumlah manuskrip yang menarik manuscripts have shown quality
perhatian. Manuskrip-manuskrip angles.
tersebut memang menunjukkan
beberapa kekurangan yang mesti We found the poems in manuscript
diperbaiki jika suatu saat nanti 7, Ke Mana Perginya Benda-benda
diterbitkan sebagai buku. Namun, yang Sudah Tiada? meticulously
setidaknya, manuskrip-manuskrip use nouns as an opening to
itu telah memperlihatkan sudut- peer into the inner world of the
sudut berkualitas. subject and how he understands
the world outside himself.
Kami menemukan manuskrip 7, Ke Alternating between speech
Mana Perginya Benda-Benda yang and statement, this manuscript
sudah Tiada? Puisi-puisi pada naskah avoids the pretense of objects as
ini cermat menjadikan (kata) benda identity-builders, but rather as

18
sebagai lubang untuk mengintip representations of time passing;

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


dunia-dalam sang subjek dan storing personal history while
bagaimana ia memahami dunia di emitting its collective spectrum.
luar dirinya. Bersilih antara tuturan The subject’s attachment to
dan pernyataan, manuskrip ini the past, symbolised by the
mengelitkan benda-benda agar tak poet through simple objects, is
berpretensi sebagai pembentuk voiced in poetry in various forms
identitas, melainkan sebagai and attitudes. In a number of
representasi waktu yang berlalu; poems, the poet is quite agile in
menyimpan sejarah pribadi sekaligus concretise abstract ideas by using
memancarkan spektrum kolektifnya. comparative figures of speech,
Kemelekatan subjek pada masa especially metaphors and similes,
silam yang disimbolkan penyair which are composed with detailed,
melalui objek-benda sederhana clear and precise descriptions. It’s
disuarakan dalam puisi dengan just that the author didn’t manage
beragam bentuk dan sikap. Pada to resist the temptation to be
sejumlah puisi, penyair cukup lincah melodramatic, resulting in some
mengongkretkan ide abstrak dengan clichéd phrases.
menggunakan majas perbandingan,
terutama metafora dan simile, yang While the Ke Mana Perginya
disusun dengan deskripsi detail, Benda-Benda yang sudah Tiada?
jernih, dan tepat. Hanya saja godaan manuscript is preoccupied with
untuk menjadi melodramatis tak inanimate objects, manuscript 46,
berhasil dihindari sehingga beberapa Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi
kali menghasilkan ungkapan klise. dalam Kobaran Api dwells on human
problems. In line with its title, this
Jika manuskrip Ke Mana Perginya manuscript presents the figure
Benda-Benda yang sudah Tiada? asyik of Sheikh Siti Jenar as a poetic
masyuk bersama barang-barang object and metaphor for ‘the
mati, manuskrip 46, Syekh Siti Jenar other’. Sheikh Siti Jenar remains
dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran in opposition to the Walisanga
Api suntuk dengan problem manusia. Council. Nevertheless, the poet
Selaras dengan judul, manuskrip ini has given an interpretation that
menghadirkan sosok Syekh Siti Jenar contradicts the mainstream
sebagai objek puitik sekaligus metafor story, which often emphasizes
untuk ‘yang lain’. Syekh Siti Jenar the mystical dimension. The
memang tetap menjadi pihak oposisi discourse of Sheikh Siti Jenar in
Dewan Walisanga. Meski demikian, this manuscript is a down-to-earth
penyair memberi tafsir berlawanan critique of the puritanism that runs
dengan kisah arus utama yang kerap throughout our national history,

19
menekankan dimensi mistik. Wacana from the time of Demak Bintara
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Syekh Siti Jenar pada manuskrip ini to the current Indonesian socio-
adalah kritik yang membumi, menjadi political situation. These actual
suara miring atas puritanisme yang and contextual interpretations
terentang di sepanjang sejarah are enriched by the poet’s use of
kebangsaan kita, dari zaman Demak allusions to the ethos of Sheikh
Bintara sampai situasi sosio-politik Siti Jenar. Pronounced in various
Indonesia mutakhir. Interpretasi aktual ways of expression, the poems
dan kontekstual tersebut diperkaya in this manuscript are loud,
penggunaan alusi yang bermuatan sometimes sarcastic, but agile
etos Syekh Siti Jenar ala sang penyair. in playing with literary devices:
Dilafalkan dengan berbagai cara tightly organized but carefree
ungkap, puisi-puisi dalam manuskrip diction, sound strategies that do
ini adalah gaung keras, kadang sarkas, not neglect progression, the use
tapi lincah bermain-main dengan of Javanese elements that do
peranti sastra: diksi yang tertata not interfere with reading, and
ketat tapi tanpa beban, strategi lightly inserting English vocabulary
bunyi yang tak abai pada progresi, without being pretentious. In
penggunaan elemen-elemen bahasa some poems, the poet uses
Jawa tapi tak mengusik pembacaan, repetition to emphasize parts
dan enteng menyelipkan kosakata that are considered important
Inggris tanpa sok keminggris. Pada to strengthen artistic power.
beberapa puisi, penyair menggunakan In addition, the juxtaposition
repetisi untuk memberikan tekanan technique in narrative-style poetry
di bagian yang dianggap penting is able to present another voice.
untuk memperkuat daya artistik. Unfortunately, some narrative-
Di samping itu, teknik jukstaposisi style poems are less successful
pada puisi bergaya naratif mampu as ballads. Events are told in
menghadirkan suara lain. Sayang, such a straightforward manner
beberapa puisi bergaya naratif kurang that they don’t offer half-open
sukses menjadi balada. Peristiwa doors that tempt the reader to
dikisahkan dengan terang-benderang enter and search for layers of
sehingga tidak menawarkan pintu meaning. (Fortunately, these overly
setengah terbuka yang menggoda straightforward poems are saved-
pembaca untuk masuk dan mencari and condensed-by the presence
lapisan makna. (Untungnya, puisi-puisi of repetition.) It is these loose
terlampau lugas itu diselamatkan— poems that make the quality of
dan dipadatkan kembali—oleh the manuscript tend to fluctuate,
kehadiran repetisi.) Puisi-puisi longgar in addition to how distracting the
itulah yang membuat mutu manuskrip prologue and epilogue poems

20
ini cenderung fluktuatif, selain betapa are that are not connected to the

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


mengganggunya puisi prolog dan theme.
epilog yang tak terkoneksi dengan
tema. Such disconnections do not occur
in manuscripts 80, Antariksa
Diskoneksi semacam itu tidak terjadi Infinitum Absurdum. This manuscript
pada manuskrip 80, Antariksa consistently offers a world that is
Infinitum Absurdum. Manuskrip ini different from other manuscripts.
secara konsisten menawarkan dunia Pulling the human experience to
yang berbeda dengan manuskrip a cosmic level, this manuscript
lainnya. Menarik pengalaman solemnly practiced surrealism
manusia ke derajat kosmik, manuskrip through poems featuring
ini secara khusyuk mengamalkan fantastical objects and panoramas
surealisme melalui puisi-puisi yang of space. With an astrological
mewedarkan objek-objek serta foundation, cerebral features from
panorama fantastik antariksa. Dengan the scientific repertoire are stitched
landasan astrologi, fitur-fitur selebral together with archaic features
dari khazanah sains dijahit bersama to construct motifs on the dark
fitur-fitur arkaik untuk menyusun expanse of meaning. Sometimes
motif di atas bentangan gelap contemporary diction (playlists,
pemaknaan. Kadang masuk diksi masa passwords), as well as quotations
kini (playlist, password), juga kutipan- from song lyrics are included, giving
kutipan lirik lagu, sehingga memberi the association that the landscape
asosiasi bahwa lanskap itu bersifat is digital. A space painting that
digital. Suatu lukisan ruang angkasa emerges from a collection of data
yang muncul dari kumpulan data dan and algorithms. However, this
algoritma. Namun, bentangan gelap dark stretch of meaning, on the
pemaknaan itu, di sisi lain, membuat other hand, makes the manuscript
manuskrip ini kehilangan relevansi lose its sociological relevance.
sosiologisnya. Jadi asyik sendiri dalam It becomes self-absorbed in its
dunia pribadinya, di mana imaji- own private world, where images
imaji bergerak cepat, lekas berubah, move fast, change quickly, scatter
berhamburan seperti pecahan benda- like fragments of unlinked space
benda antariksa yang tak bertautan objects so that the phenomena to
sehingga fenomena yang hendak be presented are often not fully
dihadirkan seringkali tidak tertangkap captured. In a number of poems,
utuh. Dalam sejumlah puisi, penyair the poet also lacks careful use
juga kurang cermat menggunakan of language devices. As a result,
perangkat bahasa. Akibatnya, kalimat sentences are not cohesive, and the
menjadi tidak kohesif, dan irama puisi rhythm of the poem is stilted, or
tersendat-sendat, atau monoton. monotonous.

21
Ritme monoton juga terasa pada The monotonous rhythm is also felt
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

manuskrip 163, Balai Desa dan in manuscript 163, Balai Desa dan
Hantu-Hantu Nippon, lantaran durasi Hantu-Hantu Nippon, because of
tiap puisi yang relatif panjang, tanpa the relatively long duration of each
variasi berarti. Meski demikian, poem, without significant variation.
puisi-puisi dalam manuskrip ini Nevertheless, the poems in this
terikat kuat oleh suasana muram. manuscript are strongly bound
Dengan gaya berkisah, manuskrip by a somber atmosphere. With a
ini mengangkat nukilan hidup storytelling style, the manuscripts
orang-orang biasa dalam peristiwa- capture the lives of ordinary people
peristiwa yang dideskripsikan in events that are described in a
secara jernih dan efektif sehingga clear and effective manner that
menyingkap sisi ruhaniah setiap reveals the spiritual side of each
objek. Klenik, gosip, dan kekerasan object. Superstition, gossip, and
berkait peran membentuk situasi violence intertwine to form a
horor yang samar-samar, dan situation of vague horror, and the
situasi tersebut tampaknya berakar situation seems to be rooted in,
pada, serta menjadi bagian dari, and part of, history. The consistency
sejarah. Konsistensi manuskrip ini of the manuscript encompasses
melingkupi keajekan lokus kejadian, the regularity of the locus of
situasi, nada, dan stabilitas dalam events, situations, tone, and
mengeksplorasi materi. Penyisipan stability in exploring the material.
diksi bahasa daerah menjadi The insertion of local language
keunggulan yang berpotensi diction is an advantage that has
membawa pembaca masuk ke the potential to bring readers into
dalam kosmologi sekala-niskala the ‘Sekala-Niskala’ cosmology of
orang Madura. Gaya wicara disiasati the Madurese. The style of speech
dengan teknik tuturan langsung is dealt with by the technique of
yang berdiri sendiri, bunyi-bunyi direct speech that stands alone,
kata, dan majas perbandingan, untuk word sounds, and comparative
mempertahankan bangunan puitika. figure of speech, to maintain
Adapun sejumlah puisi naratif yang the poetic building. A number of
terlalu cair sedikit-banyak dapat narrative poems that are too fluid
diselamatkan oleh permainan rima. have been saved by rhyming.

Sementara itu, manuskrip 176, Meanwhile, manuscript 176, Kutu-


Kutu-Kutu Joni, bukan hanya pandai Kutu Joni, The poet is not only
memainkan rima serta perangkat good at playing with rhyme and
bahasa lainnya, melainkan juga other language devices, but also
strategi pembalikan klausa dan the strategy of clause reversal and
kombinasi diksi baku-nonbaku, the combination of standard and

22
serta lincah menyisipkan pelanturan nonstandard diction, and is agile in

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


yang menjadi jeda antarkalimat inserting disgression which becomes
sehingga suasana puisi terasa a pause between sentences so
dinamis. Manuskrip ini mengangkat that the atmosphere of the poem
metode dan aktivitas belajar- feels dynamic. This manuscript
mengajar di sekolah sebagai takes the methods and activities of
strategi pengucapan sekaligus jalan teaching and learning in schools as
untuk membicarakan pelbagai isu: a strategy of enunciation as well as
identitas, kelas sosial, kekerasan. a way to talk about various issues:
Puisi-puisi dalam manuskrip ini identity, social class, violence. The
mengarahkan mata pelajaran untuk poems in this manuscript direct
menatap dunia di luar sekolah school subjects to look at the world
guna mencari makna yang tepat outside the school to find the right
atas hakikat pendidikan. Ada meaning of the nature of education.
pengaruh gaya penyair pendahulu, There are stylistic influences from
tapi puisi-puisi dalam manuskrip earlier poets, but the poems in this
ini berhasil menjadi autentik. manuscript manage to be authentic.
Autentisitas tersebut hadir karena This authenticity comes from the
perpaduan bentuk dan isi yang combination of form and content
klik. Bentuk satire yang dipilih that clicks. The satirical form chosen
penyair menjadi kemasan paling by the poet is the most suitable
pas untuk membungkus isu pelik packaging to wrap the complicated
dunia pendidikan sekolah dasar issues of the world of elementary
yang memang kerap dikocaki school education, which is indeed
suka-duka anak-anak. Isu paling enlivened by the joys and sorrows
urgen di Indonesia (merkantilisasi of children. The most urgent issue
pendidikan) yang dinarasikan in Indonesia, the mercantilization
dengan tajam menjelmakan Kutu- of education, is sharply narrated,
Kutu Joni komedi hitam dari suara making Kutu-Kutu Joni a dark comedy
sinis-provokatif aku-lirik seorang of the cynical-provocative first
guru. Akan tetapi, manuskrip ini person narrative voice of a teacher.
pun tak luput dari kelemahan However, even this manuscript is not
teknis, misalnya tanda baca immune to technical weaknesses,
yang meleset, pemborosan diksi such as missed punctuation, wasteful
dan pengulangan kata dengan diction and repetition of words with
makna yang sama. Pada aspek the same meaning. On the curational
kurasional, susunan dari satu puisi aspect, the arrangement from one
ke puisi lainnya cenderung kurang poem to another tends to be poorly
ditimbang. Beberapa puisi juga considered. Some poems also veer
keluar dari tema, seperti dipaksa away from the theme, as if they
masuk ke dalam manuskrip. were forced into the manuscript.

23
Dengan berbagai pertimbangan, After much deliberation,
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

kami memutuskan kelima we decided that these five


manuskrip tersebut sebagai manuscripts were the ones that
manuskrip yang menarik minat juri. caught the attention of the judges.

Pada pembacaan terakhir atas In the final reading of the winning


sejumlah manuskrip kandidat juara, manuscripts, we had to choose the
kami harus memilih gandum paling best wheat from among the quality
unggul di antara gandum berkualitas, wheat, separating the bright light
memisahkan sinar terang dari cahaya from the dim light. Although not
remang. Walaupun tak sempurna completely perfect - what is perfect
penuh seluruh—memangnya apa in this mortal world anyway? - the
yang sempurna di dunia fana ini?— three manuscripts we had sifted
ketiga manuskrip yang telah kami through deserved the title of
saring pantas menyandang predikat champion. They meet the quality
juara. Manuskrip-manuskrip ini cukup standards that we have set from the
memenuhi standar mutu yang telah beginning.
kami tetapkan sejak awal.
We selected manuscript 273,
Kami memilih manuskrip 273, Gentayangan Puitika, as the third
Gentayangan Puitika, sebagai juara place winner. This manuscript has a
III. Manuskrip ini punya semangat critical spirit mixed with invensional
kritis bercampur obsesi invensional; obsession; featuring poems that can
menampilkan puisi-puisi yang be read as ‘literary criticism’; making
bisa dibaca sebagai ‘kritik sastra’; it a quirky manuscript. Written in a
menjadikannya manuskrip yang ‘free’ style, Gentayangan Puitika is
nyentrik. Ditulis dengan gaya ‘suka- fairly consistent. The average poem
suka’, Gentayangan Puitika terbilang composition consciously departs
konsisten. Komposisi rata-rata puisi from the formal grammar as well as
dengan sadar menyingkir dari tata the mainstream aesthetics that have
bahasa formal sekaligus estetika been established in the Indonesian
arus utama yang telah mapan poetic tradition, although this
dalam tradisi puisi Indonesia, meski avoidance is not radical. These
penghindaran tersebut tak radikal. deviations even heighten the
Penyimpangan-penyimpangan volume of the challenge that poetry
itu bahkan meninggikan volume is voicing. Parodies of the standards
gugatan yang tengah disuarakan of value set by poets and critics are
puisi. Parodi atas standar nilai presented through the borrowing
yang ditetapkan para penyair serta of famous names and expressions
kritikus dihadirkan lewat peminjaman in the Indonesian poetic repertoire.

24
berbagai nama dan ungkapan- All of this makes the manuscript

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


ungkapan terkenal dalam khazanah a match between content and
puisi Indonesia. Semua itu membuat form, unlike Rustam Effendi’s
manuskrip ini klop antara isi dengan “Bukan Beta Bijak Berperi”, which
bentuk—tak seperti “Bukan Beta rejects the old poem in the form of
Bijak Berperi” Rustam Effendi pantun. However, the referential
yang menolak puisi lama dengan nature of this manuscript makes it
cara berpantun. Namun, watak difficult to understand, so it can be
referensial manuskrip ini menyulitkan considered an exclusive manuscript.
pemahaman sehingga bisa dibilang The audience for Genyatangan
manuskrip ini eksklusif. Audiens Puitika is only readers who are
Gentayangan Puitika hanya pembaca considered knowledgeable about
yang dianggap memiliki pengetahuan the history, discourse and traditions
tentang sejarah, wacana, dan tradisi of Indonesian poetry. In addition,
puisi Indonesia. Selain itu, kutipan the quotations and leaps of signs
dan lompatan-lompatan tanda yang that are presented sometimes form
dihadirkan kadang membentuk a complex collage, but sometimes
kolase yang kompleks, tapi terkadang feel redundant; the multiplicity
terasa berlebihan; keroyalan kata of words and a number of clichéd
dan sejumlah frasa yang klise phrases make the manuscript’s
membuat daya ekspresi serta tubuh expressive power and poetic body
puitika manuskrip ini tampak letih. seem weary.

Sejumlah puisi dalam manuskrip 347, A number of poems in manuscript


Suatu Hari di Batas Ilmu Pengetahuan, 347, Suatu Hari di Batas Ilmu
yang kami pilih sebagai juara II Pengetahuan, which we chose
kadang menampakkan kelonggaran as the second place winner
tutur, secuil kemubaziran sintaksis, sometimes reveals looseness
serta pemilihan satu dua kata yang of speech, a bit of syntactic
kurang pas bunyi pas rasa. Namun, redundancy, and the choice of
segelintir kekurangan itu tidak one or two words that don’t
menutupi karisma manuskrip ini. sound quite right. However,
Dikomunikasikan dengan jernih dan these few shortcomings do not
sederhana (tapi kompleks dalam overshadow the manuscript’s
pemaknaan), rata-rata puisi dalam charisma. Communicated with
manuskrip ini tampil berupa larik- clarity and simplicity (but complex
larik ringkas yang bertumpu pada in meaning), the poems in this
retorika (dan karenanya: alegori) manuscript mostly appear as
untuk memancarkan refleksi diri, concise lines that rely on rhetoric
membentuk kuasifilosofi yang (and hence: allegory) to exude

25
dipantulkan dari objek-objek ‘remeh’ self-reflection, to form quasi-
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

atau imitasi fenomena, juga untuk philosophies reflected from


merangkai paradoks-paradoks yang trivial objects or imitations of
menciptakan dunia ‘baru’. Manuskrip phenomena, and to assemble
ini mengaitkan mikrokosmos dan paradoxes that create new worlds.
makrokosmos serta merayakan It connects the microcosm and the
momen-momen selintas yang diatur macrocosm and celebrates fleeting
dengan transisi peristiwa atau moments orchestrated by subtle
kontraperistiwa secara halus sehingga transitions of events or contrasts
menjadi semesta yang kokoh, utuh, into a solid, whole, harmonious
harmoni; lincah berjalan di atas tema universe; nimbly walking on
licin yang pada banyak kesempatan slippery themes that on many
cenderung membuat puisi jatuh ke occasions tend to make poetry
dalam klise. Kejutan-kejutan dari fall into clichés. The surprises
persandingan diksi diperhitungkan of dictionary juxtaposition are
dengan presisi sehingga tak calculated with precision so as not
menggores ruang kosong di mana to scratch the empty space where
makna bisa dimungkinkan sekaligus meaning is possible while allowing
membiarkan tempat suwung itu tetap the place to remain enigmatic.
enigmatik. Gimmick juga kerap bukan Gimmicks are also often presented
dihadirkan melalui permainan kalimat, not through sentence play, but
melainkan dari kronik peristiwa, dan from the chronicle of events,
sebagian besar puisi ditutup dengan and most poems close with a
‘pernyataan’ kontemplatif yang contemplative statement that jolts
menghentak kesadaran. the consciousness.

Sifat bening Suatu Hari di Batas Ilmu The clarity of Suatu Hari di
Pengetahuan jauh berbeda dengan Batas Ilmu Pengetahuan is very
lagak manuskrip 48, Selamat Malam, different from the mannerisms
Kawan! Manuskrip ini menyodorkan of the manuscript 48, Selamat
balada yang menyapa dan merangkul, Malam, Kawan!. This manuscript
dengan akrab, simpatik, penuh offers a ballad that addresses
solidaritas, segala yang banal, hina, and embraces, intimately,
serta kotor sebagai metafora untuk sympathetically, in solidarity, all
suara-suara dari dunia yang babak that is banal, despicable, and dirty
belur. Meski berwatak naratif, puisi- as a metaphor for the voices of
puisi dalam manuskrip ini dengan a battered world. Despite their
cermat menggunakan perangkat- narrative nature, the poems in
perangkat puitika: tamsil, repetisi, these manuscripts meticulously
permainan semantik, cakapan lisan, use poetic devices: parables,

26
pilihan kata, rima, citraan, juga repetition, semantic play, spoken

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


pemotongan larik secara dramatik word, word choice, rhyme, imagery,
untuk membentuk bait. Penyair as well as dramatic cutting of lines
dengan cerdas mengendalikan jurus to form a verse. The poet cleverly
di waktu dan tempat yang tepat. Ironi controls the moves at the right
dan satire dipakai dengan "lostang" time and place. Irony and satire
sebagai wahana untuk menyampaikan are used so eloquently as a vehicle
kritik atas kondisi sosial kiwari. to convey criticism of current
Mengubah masalah personal menjadi social conditions. Turning personal
problem politikal, tetapi tidak jatuh problems into political problems,
menjadi puisi pamflet, petuah, atau but not into pamphlet poems,
surat perintah sehingga gugatan admonitions, or warrants so that
tersebut tetap bisa disampaikan the lawsuit can still be conveyed
dalam bahasa yang santuy, kocak, in light, hilarious, and swearing-
sekaligus berlumur sumpah serapah. laden language. The curational
Aspek kurasional juga digarap dengan aspect is also well executed. The
baik. Tampak dari tema yang terjaga, themes are maintained, although
meski strategi pengucapan berbeda- the strategies of pronunciation
beda. Secara holistik, manuskrip ini vary. Holistically, this manuscript
membiarkan yang selama ini cuma allows what has only been voiced,
disuarakan, baik di dalam maupun di both inside and outside of poetry,
luar puisi, bergema sendiri dengan to resonate on its own with all its
segenap sifat tak terpujinya, sembari unpalatable nature, while making
memberi tawaran—meski tak an offer - although not new - to the
baru—bagi khazanah puisi Indonesia treasures of Indonesian poetry that
yang cenderung lirih dan santun. tend to be soft and polite. Almost
Nyaris tanpa debat, kami sepakat without debate, we agreed on
mengangkat Selamat Malam, Kawan! Selamat Malam, Kawan! as the first
sebagai juara I. winner.

Kepada para pemenang, kami To the winners, we send our best


mengucapkan salam takzim. regards.

Lalu, di mana berakhirnya mata Then, where do a poet’s eyes end?


seorang penyair? Sayembara ini This competition may not aspire to
mungkin tidak berambisi menjadi be a parameter and representation
parameter dan representasi kualitas of the quality of Indonesian
puisi-puisi Indonesia. Namun, paling poetry. However, at the very least,
tidak, Sayembara Manuskrip Puisi the Jakarta Arts Council Poetry
Dewan Kesenian Jakarta ini adalah Manuscript Contest is an attempt

27
upaya untuk melihat sampai di mana to see where our poets’ eyes are
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

mata para penyair kita meneropong looking at the furthest point in the
titik terjauh di cakrawala horizon of infinite possibilities.
kemungkinan yang tak terbatas.

Dewan Juri Board of Jury

Royyan Julian Royyan Julian


Inggit Putria Marga Inggit Putria Marga
Kiki Sulistyo Kiki Sulistyo

28
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

29
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Dewan Juri Sayembara Manuskrip Puisi


Dewan Kesenian Jakarta 2023

Board of Jury The Jakarta Arts Council


Poetry Manuscript Contest 2023
30
Royyan Julian

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Royyan Julian belajar sastra di Royyan Julian studied literature at
Universitas Negeri Malang dan Malang State University and Gadjah
Universitas Gadjah Mada. Telah Mada University. He has written 14
menulis 14 buku. Buku mutakhirnya books. His latest book is a literary
adalah kritik sastra berjudul Sastra criticism entitled Sastra Indonesia
Indonesia Angkatan Inteligensia Angkatan Inteligensia Artifisial.
Artifisial. Ia menerima penghargaan He received literary awards from
sastra dari LeutikaPrio, Dewan LeutikaPrio, East Java Arts Council,
Kesenian Jawa Timur, Gubernur East Java Governor, nongkrong.co,
Jawa Timur, nongkrong.co, dan and Jakarta Arts Council. Invited
Dewan Kesenian Jakarta. Diundang as an emerging writer at the 2016
sebagai penulis emerging di Ubud Ubud Writers & Readers Festival.
Writers & Readers Festival 2016. Became a writer-in-residence in
Menjadi penulis mukim di program the Indonesian Writers Residency
Residensi Penulis Indonesia 2019 program 2019 (National Book
(Komite Buku Nasional) dan Committee) and Writers Working
Sastrawan Berkarya ke Wilayah to 3T Areas 2020 (Badan Bahasa).
3T 2020 (Badan Bahasa). Saat ini He is currently active at Madura
bergiat di Universitas Madura, University, Sivitas Kotheka, and
Sivitas Kotheka, dan Lesbumi. Lesbumi.

31
Inggit Putria Marga
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Inggit Putria Marga adalah Inggit Putria Marga is the winning


penyair pemenang Kusala Sastra poet of Kusala Sastra Khatulistiwa
Khatulistiwa 2020 kategori buku 2020 in the poetry book category,
puisi, dengan buku puisi Empedu with the poetry book Empedu Tanah.
Tanah. Buku puisinya yang lain, Her other book of poetry, Penyeret
Penyeret Babi masuk dalam 5 besar Babi was included in the top 5 of
Kusala Sastra Khatulistiwa 2010. the 2010 Kusala Sastra Khatulistiwa.

“Janji Bunga Yang Seperti Matahari” “Janji Bunga yang Seperti Matahari”
adalah puisi karyanya yang meraih is her poem that won the 2005
Anugerah Kebudayaan 2005 Cultural Award from the Minister of
dari Menteri Kebudayaan dan Culture and Tourism of the Republic
Pariwisata Republik Indonesia. of Indonesia. Apart from being
Selain terhimpun dalam dua buku collected in the two poetry books
puisi yang diterbitkan ulang oleh republished by Gramedia Pustaka
Gramedia Pustaka Utama tersebut, Utama, her poetry is also published
karya puisinya juga terpublikasi in national mass media, as well as in
di media massa nasional, juga several foreign-language journals
di beberapa jurnal dan antologi and anthologies. She has also been
berbahasa asing. Ia juga menjadi a speaker at a number of literary
pembicara di sejumlah festival festivals. She currently lives in
sastra. Saat ini menetap di Bandar Bandar Lampung.
Lampung.

32
Kiki Sulistyo

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Kiki Sulistyo adalah seorang Kiki Sulistyo is a poet, fictionist,
penyair, fiksionis, dan penulis and art writer. He has published
seni. Ia telah menerbitkan tujuh seven poetry books. Some of
buku puisi. Beberapa meraih them have won awards, such as
penghargaan, seperti Kusala Kusala Sastra Khatulistiwa (2017)
Sastra Khatulistiwa (2017) serta and Buku Puisi Pilihan TEMPO
Buku Puisi Pilihan TEMPO (2018 (2018 & 2021). Since 2009, with
& 2021). Sejak 2009, bersama a number of colleagues, he has
sejumlah rekan, ia membentuk dan formed and managed Akarpohon; a
mengelola Akarpohon; kolektif yang collective that promotes discussion,
menggiatkan diskusi, penerbitan, publishing, and management of
dan manajemen sastra serta literature and its relationship with
hubungannya dengan bidang- other fields.
bidang lain.

33
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

34
Sayembara Manuskrip Puisi

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Dewan Kesenian Jakarta dari Masa ke Masa

The Jakarta Arts Council Poetry


Manuscripts Contest From Time to Time

Sayembara Manuskrip Puisi Jakarta Arts Council Poetry


DKJ 2015 Manuscript Contest 2015

Tahun 2015 merupakan kali pertama 2015 was the first time the Poetry
Sayembara Manuskrip Puisi diadakan. Manuscript Contest was held. The
Tujuannya untuk mendorong para aim was to encourage young poets
penyair muda dalam melahirkan karya- to produce poetry works and good
karya puisi dan kualitas penerbitan quality books. The announcement
buku yang baik. Maklumat diumumkan was issued in August 2015 with a
sejak Agustus 2015 dengan tenggat deadline of November 11, 2015.
pada 11 November 2015. Sebanyak 570 manuscripts passed to be
570 manuskrip lolos untuk dibaca read by the jury from a total of
dewan juri dari total 574 manuskrip 574 manuscripts that came to the
yang masuk ke meja panitia. committee’s desk.

Dewan Juri: Board of Jury:


Oka Rusmini Oka Rusmini
Joko Pinurbo Joko Pinurbo
Mikael Johani Mikael Johani

Pemenang: Winners:
Juara I 1st place
Sergius Mencari Bachuss karya Sergius Mencari Bachuss by
Norman Erikson Pasaribu Norman Erikson Pasaribu

Juara II 2nd place


Kawitan karya Ni Made Purnamasari Kawitan by Ni Made Purnamasari

35
Juara III 3rd place
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Ibu Mendulang Anak Berlari karya Ibu Mendulang Anak Berlari by


Cyntha Hariadi Cyntha Hariadi

Ketiga pemenang sayembara berhak The three winners of the


mendapat hadiah uang tunai: juara competition received cash prizes:
pertama mendapat Rp15.000.000, first place Rp15,000,000, second
juara kedua mendapat place Rp10,000,000, third place
Rp10.000.000, juara ketiga Rp7,000,000. In addition to
mendapat Rp7.000.000. Selain these prizes, the winners are
hadiah tersebut, para pemenang also received subsidies for book
juga berhak mendapat subsidi publishing and printing. Each
penerbitan dan pencetakan buku. winner received a subsidy of
Masing-masing pemenang mendapat Rp10,000,000 which was given to
subsidi sebesar Rp10.000,000 yang the partner publisher.
diberikan pada penerbit mitra.

Sayembara Manuskrip Puisi Jakarta Arts Council Poetry


DKJ 2021 Manuscript Contest 2021

Panitia Sayembara Manuskrip Puisi The Jakarta Arts Council Poetry


DKJ menerima 457 naskah dari 696 Manuscript Contest Committee
peserta yang mendaftar. received 457 manuscripts from 696
participants who registered.

Dewan Juri: Board of Jury:


Dorothea Rosa Herliany Dorothea Rosa Herliany
Mario F. Lawi Mario F. Lawi
Nezar Patria Nezar Patria

Pemenang: Winners:
Juara I 1st place
Tidak Ada None

Juara II 2nd place


» Korpus Ovarium karya Royyan Julian » Korpus Ovarium by Royyan Julian
» Sehimpun Nasihat Masuk Hutan » Sehimpun Nasihat Masuk Hutan by
karya Fariq Alfaruqi Fariq Alfaruqi

36
Juara III 3rd place

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Sapi dan Hantu karya Dadang Ari Sapi dan Hantu by Dadang Ari
Murtono Murtono

Selain itu, para Dewan Juri juga In addition, the judges also agreed
bersepakat untuk memilih beberapa to select some of the most eye-
naskah yang menarik perhatian: catching scripts:

» Jauh dari Newton, Mengakses Duka » Jauh dari Newton, Mengakses Duka
Anne Sexton karya Erni Aladjai Anne Sexton by Erni Aladjai
» Bertemu Belalang karya » Bertemu Belalang by Gaudiffridus
Gaudiffridus S. Usnaat S. Usnaat
» Malala karya Indra Intisa » Malala by Indra Intisa

Ketiga pemenang sayembara The three winners of the


berhak mendapat hadiah uang competition received cash prizes
tunai: masing-masing juara kedua each: second place Rp15,000,000,
mendapat Rp15.000.000, juara third place Rp10,000,000.
ketiga mendapat Rp10.000.000. Meanwhile, each poets with works
Sementara penyair dengan karya that attract attention receive
yang menarik perhatian, masing- Rp2,000,000.
masing mendapat Rp2.000.000.

37
Indeks
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Index

A Angin yang Mengguncang Jelai


Antariksa Infinitium Absurdum
Ada Puisi di Balik Semak-semak
Apa Kabar Indonesia
Agitasi Ellipsism
Apa yang Ada, Maka Menjadilah Ada
Agraraya
Apakah Cinta Hangus di Matahari?
Air Mata
Api yang Padam
Ajaran tentang Pohon
Apocalypse
Akan Kau Dengar Lagi Kumbang
Armatur Lebam
Melangsi
Arsip Bencana Masa Depan
Aksara Racun Lelaki Gelegar
Asap Rokok yang Menawan
Aku & Bapak
Asmarandana
Aku Bukan Lakon
Assalamualaikum Halo dan Selamat
Aku dan Diriku
Pagi
Aku Harus Pergi Bukan Untuk
Atas Nama Pala
Meninggalkanmu
Atavisme
Aku Ingin Cemas Sekian Giga Lagi
Atraksi Semesta
Aku Lebih Berharap Kamu Membaca
Ayah
Ini Nanti Saja
Ayahku, Matahariku yang Selalu
Aku Melawan Dunia dan Dunia
Bersinar
Melawanku
Azimat
Aku Merupakan yang Kedua
Akulah Anak-Anak Itu
Alir B
Am & Am Babad Suluk Segawon
Anak Lelaki yang Sahur Puisi Babaran
Anak-Anak Algoritma Bagaimana Rasanya Terbang di
Anak-Anak Dilahirkan untuk Langit
Menghuni Neraka Bagian-Bagian yang Hilang di
Anatomi Sebatang Sungai Jantung Penyair
Anemogram MKW Bahasa yang Hilang
Angan yang Sirna Balada Tanah Dayak

38
Balada untuk Mei
C

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Balada Untung Suropati
Candra dan 3 Tahun Terakhir
Balai Desa dan Hantu-Hantu Nippon
Catatan Kita
Baliho Diganti Buku
Catatan Komputer Ning Ai
Bangkit
Catatan Proletar II
Bapak
Catatan Ramadewa
Batara Kala
Catatan Sebuah Tahun
Bayang Gelap
Catatan Sepi Si Anak Babi
Belajar Ekonomi di Kelas Menulis
Catatan-Catatan Pulau Sunyi
Kreatif
Cendela Tak Bermuka
Belasa Kepampang
Cerita dalam Puisi
Benang Penghibur
Cerita Musim Cuaca
Benda
Cincin Gunung & Piring Matahari
Berdiri
Cinta (1)
Bergincu ke Sekolah
Cinta (2)
Berita Merasuk Bulan
Cinta Lelaki Buangan
Berjalan di Belakang
Cinta Melahap Segalanya
Berlebihan
Cinta Penyair Mutan Bisapel
Bermain-main dengan Kemustahilan
Cinta Teramat Tua
Berpaling dari Puing
Cinta yang Tak Terucap
Bersimpuh pada Bumi
Coretan 1-21
Bertemu dalam Kenangan
Coretan Tinta Merah
Besok Kita Semai Kata
Betapa Indahnya Dicintai Angin
Biara D
Bidadari Malam Daftar Putar Lagu untuk Abad 21
Bintang Terang Laras Dahulu
Biografi Punggung Luka Dalam Perjalanan
Biografi Tangan Dari Gerbang ke Gerbang
Bisikan Zulfa Dari Kisahku Kau Belajar Kisahnya
Buah Dada Cinta Dari Penjaga Bumi ke Penyimpan
Buih Sajak Literasi Rahasia
Bukan Soleram Deadline dalam Kepala
Buku Saku Upacara Delusi yang Kauanggap Nyata
Bumbu Dari Langit Demensia
Bumi 2023 Demonstrasi Apostolik
Bundir Dermaga Motui
Bunga Mawarku yang Indah Dersik Pasir dari Timor
Bunga-Bunga Tumbuh dari Cerita Detak Detik Puisi
Di Antara yang Terserak

39
Di Dalam Peti, Nenek Berkacamata Epitaf Pujangga
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Hitam Eskapisme Dalam Jiwa


Di Dunia Paling Sepi
Di Gantung Harapan
Di Halaman Indonesia
F
Festival di Kepala
Di Kepala
Fetus
Di Mana Cinta Mesti Tumbuh?
Filantropi
Di Negeri Laut, Apa Kabar Gunung-
Frekuensi Ego
Gunung?
Dia Melenggang Berganti Paras
Dialek Sunyi G
Dialog Togog: Suara Kecemasan Gadis Kembang Sepatu
Kolektif Gadis Melankolis
Diary Kecapi (Kematian, Cinta, dan Gadis-Gadis Bermandi Embun
Reproduksi) Gantari Upeksha
Diaspora Air Mata Garis Cahaya Mashrabiya
Dinas Tata Kota dan Sejarah Garis Miring Merah Darah
Dingin Kenangan Anak Batang: Gejolak Aku
Huma, Cinta, dan Tragedi Gema Rima Hidup dan Pandu Bunga
Doa Berbuka Puisi Gemerlap Lampu Kehidupan
Doa Lajang Empat Puluh Tahun Gentayangan Puitika
Doa Menyalin Ingatan Ghulam
Doa Pagi Glosarium Mengorek Lambung
Doa Tanah dan Laut di Medan Goresan Tinta Hitam
Tempur Guru, Siswa, dan Pejabat
Dobel Dua O
Dongeng Sapi
H
Dua Nyawa Dua Nyala
Hal-Hal Lain Kecuali Lahan
Dua Tahun di Jogja Utara
HARA: Tentang Merawat Luka dan
Duduk Bersama Corona, Berdiri
Menjadi Dewasa
Bersama Keluarga
Harap Turun! Matikan Mesin, Banyak
Duka Itu Tidak Abadi
Orang Bermain
Duniaku dan Hilangnya Senja
Harapan di Pagar Rumahmu
Duniamu Duniaku Tak Sejalan
Hari Baru
Hari Biasa di Jakarta & Cerita
E Lainnya
Edisi Terasuki Hari-Hari yang Janggal Kanak dan
Efek Rumah Tangga Menua
Elegi Metempsikosis Harum Serbuk Tembok
Enggih Hasrat

40
Hati Berkata Jangan Diterima Bila Segel Rusak

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Haus Kesusastraan Jangan Dulu Bicara Tentang Langit
Hebatnya Dirinya Jangan Menyerah
Hibah Magrib Jangan Salahkan Hujan
Hijaiah Waktu Jarak
Hilang (1) Jejak Kota Lama Semarang
Hilang (2) Jejak yang Terlupakan
Hubungi Aku di Cermin Jejak-Jejak Waktu
Hujan Kesiangan Jendela Abad 22
Jendela Berpendar: Jurnal Puisi

I Sang Detektif
Jenis-Jenis Hujan
Ia Bercerita
Jeritan Hati Penyair
Ia Zahra, Anakku Juga & Namamu
Joker
dan Malang
Jouska
Ibuku Sanubariku
Julung Ambung
Ikan-Ikan Kebaikan Terbang, dari
Juniku Berakhir Sunyi
Sungai ke Langit Lengang
Jurnal Bohemian
Ikan-Ikan Terbang ke Bulan
Imaji Gastronomi
Indahnya Tanah Kelahiranku K
Indeks Penghabisan Manusia Kabung Tengah Malam
Indonesia Negara Paling Puitis di Kaidah Menuju Pengabaian
Dunia Kaki yang Lelah
Indurasmi Petoenjoengan Kalau Tidak Dicari, Pasti Ketemu
Ingin Pergi Kaleidoskop Manusia
Inlander Dilarang Masuk Kaligrafi Rindu
I-nyong Kamalasana
Isyarat Kamu
Izinkan Aku Menjelma Sebagai Kamu Siapa?
Degup di Dada Kirimu Kanal Sungai Kolosal
Kapiran

J Karena Tiada
Karindangan
Jagat Tafsir
Kau
Jakarta dalam Polusi, Epigraf, Calla
Kawanku
Lily, dan Perempuan Versi yang Itu
Ke Mana Perginya Benda-Benda
Jakarta Itu Kasih Sayang
yang Sudah Tiada?
Jalan Panjang Menuju Tuhan
Kearifan Temporer tentang Mabuk
Jalan yang Harus Kutempuh
dan Cinta
Jam Keberangkatanmu Telah Tiba

41
Kebahagiaan Di Dalam Keluarga Kitab Ayam
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Kebun Binatang 4 Inci x 6 Inci Kitab Penyembuh


Kecewa Pada Tanah Air Komunikasi Jarak Jauh
Kedai Nomor 1440 Kongo dan Paman Kappa
Kegelapan September Kopi dan Kepo
Kehidupan Sang Senja Korupsi, Kanker yang Merajalela
Keinginan Sebatas Hayalan Kosong
Kelamnya Malam Kota Tepian
Kelana Kata Kota, Serigala dan Kuda Kuda
Kemana Kata Pergi Krisan
Kembali ke Puisi Ksatria Tak Berkuda
Kembali Mengingat Kakafiri Kau
Kenangan Kumpulan Pesan Bapa
Kenduren Sepasang Mata Alibi, Kurawa
Sepasang Bibir Prem, Perang Kurikulum 94
Pucung Kutu-Kutu Joni
Kenestapaan Rindu Kuwalik “Semesta Meramu Ingatan
Kepada Fortuna & Ayat-Ayat Sunyi”
Kepada Tuan
Kerinduan Pada Beliau yang Telah
Tiada
L
Labia Minora
Kerinduan Sang Sayap
Lagi Kangen
Kerinduan Terhadap Ibu
Lagi-Lagi Ibu Berbohong
Kesaksian Sukam
Langit Bernyanyi Tentang Angin
Kesenyapan dalam Rimpang A.I
Langkah-Langkah Jika Tersesat Di
(Artificial Intelligent)
Hutan
Ketakutan yang Maha Esa
Lanskap Freudian
Ketika Menulis Sajak Ini
Larutmalam
Ketika Nila Dipecat dari Warna
Latupa
Pelangi
Laulaka Ya Muhammad
Ketika Nyala Mata Kita Setara Kilap
Layung Batu Layang
Dunia
Lidah Susi di Kursi Saksi
Ketika Puisi Bicara
Lingua Franca Kami dalam Empat
Kicauan Janabijana
Puluh Delapan Menit: Tebing Tinggi
Kidung Hampa
Lintah Darat
Kilatan Alibi
Lipstik, Kertas dan Pena
Kilau Senja dalam Heningku
Litani Kepada Tiktok dan Alogoritma
Kilauan Mutiara Sang Sayap
yang Mahakudus
Kisah Perempuan-Perempuan yang
Ludah Tak Bertalang
Diceritakan Kempot

42
Ludus dan Storge Jagatraya

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Luka Batin Melintas di Simulakra
Luka dan Duka Melodi Abhipraya Senja
Luka Ibu Menang Membuat Matahari Bertekuk Lutut
Luka Kedua Membumi Bersama Kenangan
Luka yang Kedua Memorabilia (1)
Lukisan Perjalanan Sang Penyair Memorabilia (2)
Lunar Mare Memulasarakan
Lupa Menulis Puisi Hari Itu Menandai Perlintasan
Menangis dan Tersenyum bersama

M Ayub
Menarilah Bersamaku! dan Dialog
Maharidayadharani
Setelahanya
Makam Identitas
Mencari Cahaya
Menatap Semesta Sebelah Mata
Mencatat Suara
Manifesto Para Supir Truk Menafsir
Mencintai AC Panasonic
Tulisan di Bokong Truk Lintas
Menculik Surga Ibu
Sulawesi
Mendarat Kembali
Mantra
Menelan Absurditas
Mantra Nonton Televisi
Menepik Ingatan Mata Pedang
Manusia dan Dirinya
Mengecup Kenangan
Manusia Terbungkam
Mengembalikan Kerja Ingatan
Manusia, Kota dan Hujan Tanya
Mengenang Arus Cinta
Marš Mira
Menggambar Tuhan
Masa
Menghindar Pisau
Masih Bisa Menaruh Harap
Menghujat Musim
Masker
Mengintai Bulan Telanjang
Mata dan Mata Hati, Tameng, &
Mengupas Rempah
Aruni Jiani Maisara Oang
Menikmati Badai
Mata Haiku
Meniti Jejak di Bumi Panji
Mata Hujan Api Berkobar
Menjadi Virus
Mata Kuliah
Menjelang Hindia
Mata Senyap di Kala Malam
Menjelang Patah di Kamboja
Mata Teduh Hujan
Menjerat Ikan Nun dari Langit
Mata Tjipta
Menolak Menjadi Batu
Matahari Berjanji
Menu Lain Menulis Puisi
Matahari dan Bulan
Menu Sehari-hari Remaja Putri
Mea Maxima Culpa
Menulis Harimau Berujung Pesta
Melayat Kematian Api
Minum Teh
Melempar Batu Gramatika dari Tepi
Menulis Silsilah

43
Menyasak Kulit Kerbau
P
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Menyingkap Tabir Menjelajah Takdir


Pantang Biduk Surut ke Pantai
Merah Putih Merintih
Paraban Jawa yang Engkau Cinta
Merak Merindu Bakauheni
Pasir-Pasir Emas
Merambang-rambang di Tanah Lahir
Patah Arang
Merdeka
Patah dan Runtuh
Mereka Memanggilku Dajjal
Patah Tak Resah, Lepas Tak Waswas
Metafisika
Pecel Lele (Perjalanan Paling
Migrasi Kupu-Kupu
Panjang)
Mimpi Edan
Pelayaran Teluk Benggala
Mimpi Suci
Peluit, Nada Kata, dan Petilasan
Mlaspas
Pencarian Identitas Diri
Mudra
Pendidikan, Cahaya Menuju Masa
Mula Malurung
Depan
Mungkin Hanya Waktu yang Mampu
Pengakuan Seorang Mualaf
Redakan Rindu
Pengetapel Matahari
Musim Timur (Catatan Singkat
Penghuni Senayan yang Lupa
Untuk Perjalanan yang Liar)
Menyiram Pohon di Taman Rusa
Penghuni Senayan yang Terlupa
N Mengetuk Undang-Undang Rindu
Nada-Nada yang Menggelepar dan Kitab Maaf
Naga dan Pulau yang Hilang Pengorbanan Hidupku
Nanas Kerang Ungu Penguin yang Tersesat dan Menetap
Negeri dalam Secangkir Kopi di Puisi
Negeri Tanpa Suara Penuh Seluruh Kenangan
Nirfana Penunggang Kuda Berburu di Pagi
Niscala Nusantara Buta
Nubuat dari Rahim Gelap Penyair Dikutuk Abadi
Nuraga Penyesalan
Nyanyian Angin di Siberia Perahu Penuh Kisah
Nyanyian Batu Perantara Pulang
Nyawa Kedua Perempuan dan Puisi
Nyuntil dan Sepenggal Cerita Nini Perempuan Pemikul Langit
Perempuan yang Merawat Metafora
Perghibahan Duniawi 2
O Pergulatan di Tempat Sampah
O, Ma
Perhelatan Dengan Keluh Kesah
Orang-Orang Alim
Perjalananku
Orang-Orang Pilihan
Perjalanan Mimpi
Orkes Gado-Gado

44
Persuaan Orang Tamat Jawa

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Pertanyaan-Pertanyaan Tak Renjana
Terjawab Rimba Manusia
Pertaruhan Rimba Tak Bertuah
Pertarungan Doa Rindu
Pesan Dari Kesan Rindu di Ujung Senja
Pesan Seorang Jarjuir untuk Rindu Ibu
Kekasihnya Rindu yang Meradang
Petrichor di Bibir Kota Risalah Angin
Pikiran Pengembara Risalah Jiwa
Pikiran Semu Riwayat Lama; Darah & Nanah
Piknik di Kejauhan Robusta Pukul Dua Pagi
Pluto yang Jatuh Cinta Kepada Rumah Bagi Kehilangan
Matahari Rumah C 19
Pohon Keluarga Rumah Kita
Pohon Kudo Rumah Nenek, Teras, dan Karpet
Potret Diri Rumah Terhangat
Pragma dan Philia Rumah Tua
Preteks Menyambut Kelahiran
Antikristus
Progresif Sejak dalam Kandungan
S
Sagu Masih Jauh di Hulu
Proklamasi Para Koruptor
Sajak Fobia Pemuda
Prosa Bunuh Diri
Sajak Giriwana
Puisi Harapan Kesendirian
Sajak Kosong
Puisi Kecantikan Alam
Sajak Rindu 2
Puisi Lari
Sajak Ruang Tunggu
Puisi Pengantar Bunuh Diri
Sajak Sayap
Puisi untuk yang Tidak Punya
Sajak Sepi + Maut
Banyak Waktu Membaca Puisi
Sajak Tafsir Gundul Pacul
Puisi yang Tak Pernah Usai
Salasilah Hutan dan Sungai
Salat Jumat, Rokok, dan Pondok
R Salik Dakaik; Mencari Anak dalam
Racauan Pekerja Teks Komersial Kitab Suci
Raagam Warna Salindia Utara
Ramesan Seperempat Kehidupan Salomo
Raung yang Tak Miliki Ruang di Samarinda, Surga di Tepian
Sudut Iman Lecunmu Mahakam
Raya Seraya Raya Samudramekhala
Relung Silam Kehidupan di Bumi Santo Banditto: Atau Sesuatu yang

45
Lahir di Luar Menara Senjaku Cenderung Merindukanmu
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Sastra Eksakta Senyapku


Sawan Senyum yang Tak Dapat Dilupakan
Sayap Sajak (Manuskrip Puisi Sedih)
Seandainya Aku Hanya Punya Puisi Sepasang Perumpamaan
Sebelum Matahari Terbenam Sepotong Kayu Rimbun
Sebelum Menapak Kepala Empat Sepotong Kepala Enggang
Sebuah Laporan Dari Tanah Sutji Sepulang Marching
Sebuah Peristiwa Serenada Jakarta
Sebuah Ritus Merokok di Dalam Seribu Bumi Nusantara Memanggil
Kamar Mandi Putra Sang Fajar
Secarik Rindu untuk Tuhan Serpihan Mimpi
Sedikit Riuh Sisanya Hening Seruling Tanah Jajahan
Sehimpun Catatan: Yang Tak Tidur Setelah ChatGPT, Hendak Menulis
Sejarah, Warisan Kebencian Leluhur Puisi Apa Lagi
Sekali Peristiwa Setelah Dua Tahun dan Berdoalah
Sekutu Puan untuk Kehancuran Ini
Selain Tempat Ini Tak Ada Rumah Seutas Tali pada Kancing Bajumu
Lagi Severina
Selaksa Hikmah Hidup Siapa yang Menangis di Atas
Selamat Malam, Kawan! Makamku Nanti?
Selendang Putri, Narawandira Sia-Sia
Selindung Bertudung Lingkup Siksa dan Senyum Menenangkan
Selingan Selingkuhan Simfoni Venus dan Uranus
Selintas Selatan Sisi Lain dari Api
Selusin Bulan Buat Rizal Sketsa Senja
Selusin Mesin Jahit, Dua Buah Mesin Smokel
Obras, Satu Setrika Uap Bertenaga Soal Pilihan Jiwa yang Ganda
Gas, Satu Mesin Kam, Berkarung- Sorga Aselole
karung Bahan, dan Satu Kendaraan Suara
Operasional Pengangkut Barang, Suara dari Rahim Rakyat
Diangkut Orang Suara Ibu yang Lain
Semacam Samar Suara Laki-Laki yang Dikubur dalam
Senandika Sendiri Puisi
Senandung Chandra - Daivat Raga Suatu Hari di Batas Ilmu
-Triasih dalam Dukkha Pengetahuan
Senantiasa Siddhayatra Sudah Semestinya Aku Jera
Seni Sebagai Jembatan Budaya Surau Tua
Senja Melankolia Surganya Surgaku
Senja Sang Pengecut Syair di Waktu Malam

46
Syair Sesuatu Masa Remaja Timur dari Masa Lalu

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi Timur Liar
dalam Kobaran Api Toboali & Apa-Apa yang Tak Lagi
Ada

T Toko Buku Kecil di Kaki Bukit


Toko Jamu dan Laut Digital
Tabungan Dewasa Melihat Kota
Tuan Arloji
Tadabur Alam
Tungku Tiga Tankai
Tak Terucap yang Tak Sempat
Terbaca
Takdir di Atas Air Mata U
Talipati Untaian Rasa
Tamasya ke Langit Untaian Rasa dalam Kegelapan
Tambo Ibrahim (Goresan Tinta Seorang Tuna Netra)
Tanaman Liar dalam Kepalaku Untaian Takdir
Berbisik Kala Malam Menjelang Untukmu Suraimama
Tangga Langit Upaya Membantu Seorang Kawan
Tangis Haru yang Kehabisan Siasat Merayu
Tarombo
Tawar Hati
Tebar Aksara ala Widyaiswara -
V
Visual dalam Imaji
Sepilihan Puisi
Vokal Konsonan Verbal Nonverbal
Tekulak Kalik
Teman yang Hilang
Tembang Ayu Ting Ting W
Tembang Ar-Rohman Waktu Bagian Kontemplasi
Tembang Bid’ah, Agnez Mo Waktu dan Segala yang Berlalu
Tembok Pertahanan Walimah
Tentang Amor Wangi Fajar di Ujung Sunyi
Tentang Apa-Apa & Lain-Lain Wanita dan Poligami
Tentang Rasa Warung Literasi Bu Pertiwi
Teori Penciptaan Waktu
Termenung
Y
Terpasung
Yang Diperlukan Orang-Orang
Tersirat dan Tak Terlihat
dalam Sebuah Perjalanan
Thanatos dan Eros
Yang Tak Terbaca dalam Kelindan
Theatrum Botanicum
Tubuh
Tiga Narasi Rusa
Yang Tersisa dari Sebuah Perjalanan
Tiga Warna
Tilas Genosida

47
Z #
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Ziarah Malam (W)anita di Kaki Langit Senja


[Bukan] Anjing Malam
678: Pintu Kosan, Warung Tuak dan
Kluthuk
95 Tahun Perempuan Bergerak

48
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

49
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Profil Komite Sastra


Dewan Kesenian Jakarta

Profile of The Jakarta Arts Council


Literature Committee
50
Hasan Aspahani

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Hasan Aspahani, lahir di Seiraden, Hasan Aspahani, born in Seiraden,
Kutai Kartanegara, Kalimantan Kutai Kartanegara, East Kalimantan,
Timur, pada 9 Maret 1971. Kini March 9th, 1971. He is now living in
menetap di Jakarta. Menerbitkan Jakarta. He published a number of
sejumlah buku puisi, esai, books of poetry, essays, and novels,
dan novel, antara lain Chairil including Chairil (Gagasmedia,
(Gagasmedia, 2016), Pena Sudah 2016), Pena Sudah Diangkat, Kertas
Diangkat, Kertas Sudah Mengering Sudah Mengering (Gramedia, 2016),
(Gramedia, 2016), Aviarium Aviarium (Gramedia, 2019), and
(Gramedia, 2019), dan Nang Nang Tabayang, Nang Taganang
Tabayang, Nang Taganang (Circa, (Circa, 2021). He worked as a
2021). Berkarir sebagai jurnalis journalist at the Jawa Pos Group
di Jawa Pos Grup hingga 2019. until 2019. He received the Badan
Penghargaan Sastra Badan Bahasa Bahasa Literature Award in 2018 for
ia peroleh pada 2018 untuk buku the non-fiction book Chairil, and the
nonfiksi Chairil, dan Anugerah Hari Puisi Award in 2018. He was
Hari Puisi pada 2018. Terlibat di involved in several creative writing
beberapa proyek penulisan kreatif projects, including the scripts Bumi
antara lain script Bumi Manusia dan Manusia dan Ballada Si Roy, as a
Balada Si Roy, sebagai pengembang story developer. Since 2016 he has
cerita. Sejak 2016 mengelola situs managed the website of Hari Puisi
Hari Puisi - Antologi Puisi Indonesia - Anthology of Indonesian Poetry
(www.haripuisi.com). (www.haripuisi.com).

51
Avianti Armand
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Avianti Armand adalah seorang Avianti Armand is an architect,


arsitek, kurator, penulis, penyair, curator, writer, poet, and activist. In
dan aktivis. Pada tahun 2008 ia 2008 she received the Indonesian
menerima Penghargaan Ikatan Association of Architects Award
Arsitek Indonesia untuk desain for her “Kampung House” (Rumah
“Rumah Kampung” miliknya. Ia Kampung). She received the award
menerima penghargaan Cerpen of Kompas Best Short Story in 2009
Terbaik Kompas tahun 2009 dan and the Khatulistiwa Literary Award
Kusala Sastra Khatulistiwa tahun in 2011 for her collection of poems,
2011 untuk kumpulan puisinya, Women Whose Names Were Erased.
Perempuan Yang Dihapus Namanya. She also received Khatulistiwa
Ia juga menerima penghargaan Literary Award 2018 for her latest
Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 book Museum of Childhood (Museum
untuk buku terbarunya, Museum Masa Kecil). Avianti Armand wrote
Masa Kecil. Avianti Armand menulis several architecture books, one of
beberapa buku arsitektur, salah which is a collection of essays “The
satunya adalah kumpulan esai Other Architecture” (Arsitektur Yang
Arsitektur Yang Lain. Lain).

Avianti Armand adalah Anggota Avianti Armand is the Asian Cultural


Dewan Kebudayaan Asia 2016, ia Council Fellow 2016, committing
melakukan penelitian dan survei extensive research and surveys of
mengenai museum dan arsip di museums and archives in the United
Amerika Serikat. Ia juga terpilih States. She also received a grant from
untuk mengikuti program Residensi the Ministry of Education and Culture
Penulis dari Kementerian Pendidikan for writing residency in the United
dan Kebudayaan pada tahun 2017 Kingdom in 2017. Currently, Avianti
di Inggris. Saat ini Avianti Armand Armand is the Head of the DKJ Art
menjabat sebagai Ketua Komisi Knot Commission and a member of
Simpul Seni DKJ dan anggota Komite the DKJ Literature Committee for the
Sastra DKJ periode 2020-2023. 2020-2023 period.

52
Ben Sohib

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Ben Sohib menulis novel, cerita Ben Sohib writes novels, short
pendek, skenario film, dan esai. stories, screenplays, and essays.
Dwilogi novel best sellernya The Da His two best-selling novels, The
Peci Code (2006) dan Rosid dan Delia Da Peci Code (2006) and Rosid dan
(2008) diadaptasi ke dalam film Delia (2008), were adapted into a
berjudul Tiga Hati, Dua Dunia, Satu movie titled Tiga Hati, Dua Dunia,
Cinta. Film tersebut meraih banyak Satu Cinta. The movie has won many
penghargaan dalam Festival Film awards at the 2010 Indonesian Film
Indonesia 2010, salah satunya untuk Festival, one of which was for Best
Film Terbaik. Movie.

Haji Syiah and Other Stories (2015) Haji Syiah and Other Stories (2015)
adalah buku kumpulan cerita is a collection of short stories
pendeknya yang terbit dalam tiga published in three languages
bahasa (Indonesia, Inggris, Jerman). (Indonesian, English, German).
Penuh humor segar dengan latar It is full of fresh humor with a
belakang kehidupan masyarakat background in the life of Arab -
keturunan Arab - Betawi. Buku Betawi descendants. His latest
kumpulan cerita pendeknya yang collection of short stories is Kisah-
terbaru berjudul Kisah-kisah kisah Perdagangan Paling Gemilang
Perdagangan Paling Gemilang (2020). (2020).

53
Yusi Avianto
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

Pareanom

Yusi Avianto Pareanom adalah Yusi Avianto Pareanom is a fiction


penulis fiksi dan nonfiksi. Ia juga and nonfiction writer. He also
menerjemahkan dan menyunting translates and edits the works of
karya-karya penulis asing ke bahasa foreign authors into Indonesian.
Indonesia. Di samping itu, Yusi terlibat In addition, Yusi is involved in a
dalam sejumlah produksi teater, number of theatrical productions,
film, dan seni multimedia lainnya. films, and other multimedia arts. In
Pada 2019, Ia bersama Komite Sastra 2019, Yusi and the DKJ Literature
DKJ menyelenggarakan Jakarta Committee held the Jakarta
International Literary Festival untuk International Literary Festival for
pertama kalinya. the first time.

Karya fiksinya yang sudah terbit His published works of fiction are
adalah tiga kumpulan cerita the three short stories, Rumah
pendek Rumah Kopi Singa Tertawa Kopi Singa Tertawa (2011, Banana),
(2011, Banana), Grave Sin #14 Grave Sin #14 which was published
yang terbit dalam tiga bahasa: in three languages: Indonesian,
Indonesia, Inggris, Jerman (2015, English, and German (2015, Lontar),
Lontar), dan Muslihat Musang Emas and Muslihat Musang Emas (2017,
(2017, Banana), serta novel Raden Banana). He also published a novel,
Mandasia Si Pencuri Daging Sapi Raden Mandasia Si Pencuri Daging
(2016, Banana) yang meraih Kusala Sapi (2016, Banana), which won the
Sastra Khatulistiwa 2016. 2016 Kusala Sastra Khatulistiwa.

54
Jaronah Abdullah

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


“Panggil Aye Jaronah”, begitulah “Call Me Jaronah’’, that’s what is
yang tertulis dalam buku karya written in her work, Bangkit Betawi,
tunggalnya, Bangkit Betawi, di on page 73. However, she often
halaman 73. Namun ia sering embeds her father’s name behind
menyematkan nama bapak di her name as Jaronah Abdullah. She
belakang namanya menjadi graduated from the Masters of
Jaronah Abdullah. Lulusan program Education program at Indraprasta
pendidikan Magister Universitas University, PGRI Jakarta. Currently,
Indraprasta PGRI Jakarta. Saat Jaronah lives in South Jakarta.
ini Jaronah berdomisili di Jakarta
Selatan. Writing is Jaronah’s activity in
expressing her creativity, feeling,
Menulis adalah aktivitas Jaronah and intention in a series of
dalam mengungkapkan cipta, narratives, in the form of poetry
rasa, karsa, dan menjejak aksara and other writings. In addition to
dalam satu rangkaian naratif, writing, she is also active in social
baik berbentuk puisi maupun organizations, including: Head of
tulisan lainnya. Selain menulis, ia Lesbumi NU DKI Jakarta, Head of
juga aktif dalam organisasi sosial Forkabi Arts and Culture, Head of
kemasyarakatan, di antaranya: the Department of Arts and Culture
Ketua Lesbumi NU DKI Jakarta, Bamus Betawi, Executive Manager
Ketua Seni dan Budaya Forkabi, of Laskar Adat Betawi, and Deputy
Ketua Departemen Seni dan Budaya Chairman of Communications
Bamus Betawi, Manager Eksekutif Forum of the Radio Republik
Laskar Adat Betawi, dan Wakil Ketua Indonesia Jakarta.
Forum Komunikasi Radio Republik
Indonesia Jakarta (FK RRI Jakarta).

55
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

56
Performer
Pengisi Acara
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023
Oscar Lolang langsung mencuri Oscar Lolang stole the show right
perhatian sejak awal kehadirannya from the start with “Eastern Man”
lewat “Eastern Man” (2016). (2016). The singer-songwriter
Penyanyi-penulis lagu ini mengangkat took on the theme of Papua,
tema Papua, menegaskan emphasizing his identity as a folk
identitasnya sebagai musisi folk yang musician who is straightforward
lugas dan cerkas dalam merespons and concise in responding to
isu sosial-kemanusiaan. Karakter socio-humanitarian issues. This
tersebut tentu dibawa ke karya-karya character is certainly carried over to
berikutnya, mulai dari “Little Sunny his subsequent works, from “Little
Girl, Green Man” (2017), hingga Sunny Girl, Green Man” (2017), to
album penuh Drowning in a Shallow the full album Drowning in a Shallow
Water (2017, Karma Records). Water (2017, Karma Records).

Selesai dengan album fase debutnya, Finished with his debut album
Oscar memutuskan untuk berputar phase, Oscar decided to pivot:
arah: melihat ke dalam, dirinya looking inward, at himself and
sendiri dan orang-orang terdekatnya. those closest to him. This change
Perubahan ini ditandai dari “Bila” is marked from “Bila” (2019),
(2019), “Melodies”, “Drive to School”, “Melodies”, “Drive to School”, to
hingga single terbarunya “Dewasa” his latest single “Dewasa” (2021).
(2021). Seiring dengan itu, Oscar Along with that, Oscar continues
terus bereksplorasi terhadap musik to explore his music and writing,
dan tulisannya, termasuk ketika including when collaborating with
berkolaborasi dengan berbagai various names such as The High
nama seperti The High Temples, The Temples, The Panturas, Feast, and
Panturas, Feast, hingga Feel Koplo. Feel Koplo. This maturation process
Proses pendewasaan ini diklaim is claimed to be reflected in his
tergambar dalam album terbarunya latest album that will be released.
yang akan dirilis.

57
Karya dan kepiawaian Oscar telah Oscar’s work and expertise
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

membawa beliau ke berbagai have brought him to various


pencapaian. Ia telah mencicipi achievements. He has experienced
panggung-panggung monumental monumental stages such as RRREC
seperti RRREC FEST (2017), FEST (2017), Synchronize Fest
Synchronize Fest (2019), Music Gallery (2019), Music Gallery (2019), Folk
(2019), Folk Lore Malaysia (2019), Lore Malaysia (2019), and Rock
serta Rock in Celebes (2020). Situasi in Celebes (2020). The pandemic
pandemi pun tidak membuatnya situation has not slowed him down,
melambat, sebagaimana di tahun as in 2021, Oscar wrote a song
2021, Oscar menulis lagu untuk film for the FFI nominated film “Cinta
nominasi FFI “Cinta Bete”, lagunya Bete”, his song entitled “Doa”
yang berjudul “Doa” masuk sebagai was nominated for Best Theme
nominasi Pencipta Lagu Tema Terbaik Songwriter at the same event.
di ajang yang sama. Oscar juga terlibat Oscar was also involved in the
dalam gelaran Pekan Kebudayaan National Culture Week event in
Nasional di Banda Neira, Maluku. Banda Neira, Maluku.

58
Kerabat Kerja / The Committees

Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023


Penanggung Jawab / Board Pelaksana Program / Program Officer
Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Ahmad Bari’ Mubarak
Taman Ismail Marzuki
Desainer Grafis / Design
Pelaksana / Executive Dilidita
Dewan Kesenian Jakarta / The Jakarta Arts Faris Herdiansyah
Council Heru Firdaus
Reinhart Rollando
Komite Sastra / Literature Committee
Hasan Aspahani Humas / Public Relation
Avianti Armand Fransiskus Sena
Ben Sohib Yolanda Priska
Yusi Avianto Pareanom
Jaronah Abdullah Media Sosial / Social Media
Muhammad Wildan
Dewan Juri / The Jury
Inggit Putria Marga Pembawa Acara / MC
Kiki Sulistyo Kemas Muhammad Fauzan
Royyan Julian
Artistik Panggung dan Siaran Langsung /
Penampil Musik / Music Performer Stage Artistic and Live Streaming
Oscar Lolang EKI Dance Company

Manajer Program / Program Manager Usher


Gayuh Chitta Adit
Firman
Koordinator Program / Program Coordinator Barin
Fauzi Rohmadhoni Sendi

Koordinator Publikasi dan Malam Anugerah / General Affair


Awarding Night and Publication Coordinator Jaelani
Yolanda Priska Sari Julian
Saeful

Ucapan Terima Kasih / Acknowledgements


Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gramedia Pustaka Utama
The Government of Special Capital Region Gramedia Pustaka Utama
of Jakarta
Dewan Juri
Unit Pengelola Pusat Kesenian Taman Board of Jury
Ismail Marzuki
Jakarta Arts Center Management Unit, Seluruh Relawan dan Kerabat Kerja Dewan
Taman Ismail Marzuki Kesenian Jakarta
Volunteers and Secretariat Workers of the
Bank Mandiri Jakarta Arts Council
Mandiri Bank

59
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023

60
Didukung oleh / Supported by
Sayembara Manuskrip Puisi DKJ 2023
Didukung oleh / Supported by

Bekerja sama dengan / Collaboration with

Rekan Media / Media Partner

61
www.dkj.or.id

Anda mungkin juga menyukai