TRADISIONAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata pelajaran Seni Budaya
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Seni Budaya berupa Makalah. Makalah ini
yang kami susun berjudul “Karya Seni Teater Tradisional”.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
telah berhasil menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang juga sudah
memberikan bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini pada khususnya dan pembuatan makalah-makalah yang lain
dikemudian hari. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karya Seni Teater Tradisional ........................................................ 3
2.1.1 Pengertian Teater.................................................................... 3
2.1.2 Unsur-unsur Dramatik............................................................ 5
2.1.3 Ciri-ciri Umum Teater Tradisional......................................... 8
2.1.4 Macam-macam Teater............................................................ 9
2.2 Teater Tradisional Nusantara........................................................... 11
2.2.1 Teater Dari Jawa..................................................................... 11
2.2.2 Teater Dari Bali....................................................................... 14
2.2.3 Teater Dari Sumatra................................................................ 17
2.2.4 Teater Dari Kalimantan........................................................... 18
2.2.5 Teater Dari Wor dan Papua..................................................... 18
2.3 Unsur-unsur Karya Teater................................................................ 19
2.3.1 Naskah..................................................................................... 19
2.3.2 Pemain..................................................................................... 19
2.3.3 Sutradara................................................................................. 19
2.3.4 Tata Artistik............................................................................ 20
2.3.5 Penonton................................................................................. 28
2.4 Menampilkan Pertunjukan Teater..................................................... 29
2.4.1 Persiapan................................................................................. 29
2.4.2 Menyusun Naskah Drama....................................................... 29
2.4.3 Memilih Pemain...................................................................... 30
2.4.4 Prinsip Kerja Sama dan Persiapan Pertunjukan...................... 31
2.4.5 Menggelar Pertunjukan Karya Teater Kriatif......................... 31
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 32
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 32
3.2 Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas kami menarik tujuan dari pemblajaran karya seni
teater tradisional, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu karya seni teater tradisional
2. Untuk mengetahui hubungan seni teater dengan seni peran
3. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dari teater tradisional
4. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam seni teater tradisional
5. Untuk mengetahui cara menampilkan pertunjukan seni teater
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu terdapat beberapa pengertian teater menurut beberapa para ahli,
yaitu sebagai berikut :
d. Lenong (Jakarta)
Ciri-ciri:lenong diperankan oleh sejumlah penari laki laki dan
perempuan ,gerak silat dan lawak lebih menonjol ,diiringan gambang
kromong ,dan tema yang diambil dan kenyataan sehari-hari.
g. Janger (Banyuwangi)
Teater jangger mememiki ciri-ciri :Tema yang di ambil adalah cerita
Damarwulan atau Brawijaya dan mirib dengan teater tradisonal Bali.
h. Glipang (Madura)
Ciri-ciri dialog dan tembang lebih menonjol dan peran laki-laki
terkadang di perankan oleh perempuan.
2.1.2 Teater Dari Bali
1. Sendratari
Sendratari yang merupakan kepanjangan dari Seni Drama dan Tari
hingga kini masih menjadi seni drama andalan di Bali. Sendratari tak
pernah absen ditampilkan di event besar kebudayaan Bali seperti
pembukaan Pesta Kesenian Bali .Lakon yang dimainkan, umumnya adalah
lakon pewayangan.
a .travel.com
2. Arja
balie
4. Drama Gong
Berbeda dari Gambuh, kalau yang satu ini adalah seni drama yang paling modern
nih. Masih menggunakkan pakaian tradisional Bali, para pelakon akan membawakan
cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk modern. Dibumbui naskah penuh jenaka,
para pemainya sering kali menyelipkan pesan kritik terhadap masalah kekinian.
Musik yang mengiringi pun, merupakan perpaduan gamelan dan musik modern
seperti gitar dan keyboard.
metrobali.com
5. Bondres
Seni drama ini terbilang paling populer di Bali. Lawakan jenaka yang dipenuhi
nilai-nilai moral ini sangat diminati penontonnya. Ciri khas drama ini adalah
pemainnya menggunakan topeng menutupi sampai hidung saja. Lakon yang
dibawakan bersifat kontemporer, dan menyesuaikan isu kekinian.
nusabali.com
2.1.3 Teater Dari Sumatra
a. MakYong
Mak Yong adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kepulauan Riau.
Kesenian ini menggabungkan seni drama, seni tari, seni musik, dan pertuturan
dongeng. Ceritanya mengisahkan tentang kerajaan. Biasanya dibuat oleh
pujangga- pujangga kerajaan Melayu.
b. Bangsawan
Pementasan bangsawan sangat khas karena dialog dilakukan dalam
pantun yang terdiri atas empat bait. Pertunjukan ini didominasi oleh lawakan.
Humor merupakan unsur utama dalam pertunjukan ini. Baik dalam lakon lucu
ataupun serius, pemain menangis dan tertawa secara bersamaan.
c. Randai
Kesenian Randai berasal dari sastra tutur/ lisan yang disebut
Kaba/Bakaba. Kaba dapat diartikan sebagai cerita, sedangkan Bakaba artinya
bercerita. Pementasan randai mengga-bungkan unsur basijobang (permainan
sijobang), tonil Belanda, dan seni pencak silat setempat.
d. Malelang (Padang)
Ciri-ciri : menggunakan Bahasa pengantar yang mirip Minangkabau
yang disebut aneukjame dan tema cerita rakyat seorang pemuda Malelang
yang dihukum karena dianggap melanggar sopan santun Bersama pemudi,
putri pamannya.
(Teater Randai)
a. Wayang Gong
Ciri-ciri : dipentaskan ditempat terbuka dan tema cerita dari kisah
Ramayana.
b. Mamanda (Kalimantan Selatan)
Ciri-ciri : terdiri atas pemain laki-laki dan perempuan dan memasukan
unsur lawak, tari, dan lagu.
2. Panggung Prosenium
3. Panggung Thurst
7. Auditorium
Panggung pertunjukkan berada ditengah, dengan auditorium terletak
mengelilingi panggung pertunjukkan. Bentuk ini sering digunakan dalam
pertunjukkan konser musik ( terutama band ) dan pertunjukkan teatrikal.
Tidak sesuai untuk pertunjukkan sulap.
b. Tata Rias
Tata rias merupakan seni menggunakan bahan kosmetika untuk
menciptakan wajah peran sesuai dengan tuntutan penokohan. Tata rias dalam
teater ada beberapa jenis, dan ini dipengaruhi oleh gaya pementasan teater.
Tata rias teater dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu; tata rias korektif, tata rias
fantasi, dan tata rias karakter.
1). Tata Rias Korektif
Tata rias korektif (corective make-up atau Straight make-up)
merupakan bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi).
Seseorang yang memiliki bentuk wajah kurang sempurna, misalnya dahi
terlalu lebar, hidung kurang mancung, dan sebagainya, dapat
disempurnakan dengan tata rias korektif. Wajah pemain cukup
disempurnakan dengan menyamarkan, menegaskan, dan menonjolkan
bagian wajah sesuai tokoh yang diperankan.
(Tata rias korektif hidung terlihat mancung)
(Pola tata rias pada Kabuki diaplikasikan pada wajah pemain yang seluruhnya dibuat putih)
d. Tata Suara
Tata suara adalah pengaturan keluaran yang dihasilkan dari berbagai
sumber bunyi, seperti suara actor, efek suasana dan music. Secara garis besar
suatu tata suara harus paling tidak mempunyai tiga elemen penting yaitu:
mikropon, Audio Mixer, dan Power Amplifier.
Mikropon
Sebagai pengubah atau penangkap getaran suara (transducer)
kualitas dan karakteristik mikrophon haruslah disesuaikan. Pola
pengarahan mikropon adalah penting untuk diperhatikan apakah
itu direksional maupun omnidireksional. pemilihan berdasarkan pola
pengarahan, sensitifitas mikrophon sangat menentukan kualitas audio yang
akan dilalukan kedalam perangkat Audio Mixer.
Audio Mixer
Sebagai titik kumpul dari semua mic dan juga sumber-sumber
audio yang ada, Audio mixer menentukan berapa banyak kanal mikropon
yang bisa dilayani dan bagaimana nada yang dihasilkan oleh mikropon
dipadukan.
Audio Power Amplifier
Audio amplifier adalah penguat akhir dari semua sinyal yang telah
dipadukan oleh Audio Mixer.Besarnya penguatan diukur dalam
hitungan watt (rms).tergantung dari keperluan,besarnya kemampuan
amplifier dari ratusan watt untuk pemakaian kecil untuk pesta atau acara-
acara pertemuan dan ratusan ribu watt untuk pertunjukan besar seperti
acara pertunjukan langsung musik band-band terkenal.
e. Tata Lampu
Pengaturan cahaya dipanggung dibutuhkan untuk mendukung jalan cerita.
Berikut fungsi tata lampu dalam pertunjukan teater.
1) Menerangan panggung dan pemain
2) Membantu melukis dekor dalam menambah nilai dan warna sehingga
terdapat efek sinar dan bayangan.
3) Memberikan efek alamiah dari waktu dan suasana
4) Melambangkan maksud dengan memperkuat kejiwaanya
5) Mampu memberikan variasi-variasi pada panggung sehingga tidak statis
Adapun jenis-jenis penerangan (lampu) dalam pertunjukan teater, yaitu
sebagai berikut.
Main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara
keseluruhan.
Foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
Fing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
Front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
Back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya
ditempatkan di panggung bagian belakang.
Silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
Upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya
ditempatkan tepat di atas panggung.
Adapun juga jenis-jenis warna serta perannya dalam pertunjukan teater,
yaitu sebagai berikut.
Warna Merah (untuk suasana tegang dan kejam)
2.1.5 Penonton
Penonton berperan sebagai apresiasi dan penilai pertunjukan teater.
Keberadaan penonton dapat menjadi tolok ukur kesuksesan suatu pertunjukan.
Selain itu, keberadaan penonton juga dapat menjadi motivasi tersendiri bagi para
pemain.
3.1 Kesimpulan
Arti Teater secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang
banyak. Dalam arti sempit teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku
didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian,
dsb. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, arja, reog, lenong, topeng, dagelan,
sulapan akrobatik, bahkan pertunjukan band dan lain sebagainya. Dalam arti
sempit/khusus: drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas
pentas, disaksikan oleh penonton, dengan media percakapan, gerak dan laku, dengan
atau tanpa dekor (setting), didasarkan atas naskah yang tertulis (hasil dari seni sastra)
dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentang seni teater ) dengan
mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak
hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga
negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_Teater
http://karyailmiahbn2013.files.wordpress.com/2013/02/seni-teater-by-mutiara-mc-moran-
rambet.pdf
http://kliping.co/pengertian-seni-teater-unsur-jenis-dan-contohnya/
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-teater-tradisional.html
http://www.febrian.web.id/2014/03/jenis-jenis-teater-nusantara-seni-budaya.html