MALAPETAKA KELULUSAN
DISUSUN OLEH
KELAS
: XI.MIA.3
GURU PEMBIMBING
: APRILINAH,S.Pd.
KETUA
SEKRETARIS
: Eva Indrayani
ANGGOTA
: 1. Lerry Ibrahim
2. Mochtar Jhonaz
3. Apriyani Kartini
4. Putri Maharani
Hari
: Sabtu
Tanggal
: 14 Februari 2015
Disetujui Oleh :
Wakil Kurikulum ,
Pembimbing ,
APRILLINAH ,
NIP.196809141995122002
NIP.197104212006042003
Mengetahui ,
KEPALA SMA UNGGUL NEGERI 19 PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Asshalatuwassala muala asrafil ambiaiwamursalin waala alihi
wasabbihi ajmain. Pertama tama Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT, karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya lah sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran seni budaya tentang
tugas teater berkelompok yang berjudul Jilbuk .Shalawat bertangkaikan
salam tak henti hentinya tercurahkan kepada junjungan kita , suri
tauladan kita , idola kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW, beserta para
sahabat , pengikutnya dan kita yang insyallah
selalu beristiqamah di
jalannya hingga akhir zaman. Tugas ini kami susun dengan berbagai
rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini
tak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
:
1. Bapak H.Sudarman, S.Pd ,M.M.
Palembang.
2. Ibu Elly Zuriah , M.Pd.
Palembang.
3. Ibu Aprillinah , S.Pd., selaku guru pembimbing mata pelajaran seni
budaya.
4. Bapak dan Ibu Guru selaku pengajar di SMA Negeri 19 Palembang.
5. Pegawai staff tata usaha SMA Negeri 19 Palembang.
6. Orang-orang
tanpa kami
baik
dari
segi
penyusunan,
bahasa,
ataupun
Qalam
kami
ucapkan
wabillahitaufiq
wal
hidayah
Wassalamualaikum Warohmatullahhiwabarokatuh.
Hormat kami ,
Ttd
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan.
1.3 Masalah...
1.4 Manfaat...
BAB II PEMBAHASAN..
6
2.1 Unsur-Unsur Intrinsik dalam Teater.
6
2.1.1 Judul
2.1.2 Tema
2.1.3 Plot atau Alur..
2.1.4 Tokoh Cerita dan Perwatakan
7
2.1.5 Teknik Dialog.
2.1.6 Konflik
2.1.7 Latar
2.1.8 Amanat
2.1.9 Bahasa.
2.2 Unsur-Unsur Ekstrinsik dalam Teater...
11
2.2.1 Keadaan subjektivitas individu pengarang
11
2.2.2 Keadaan Psikologis Pengarang
11
2.2.3 Keadaan Lingkungan Pengarang.....
12
2.2.4 Pandangan Hidup....
12
2.2.5 Latar Belakang Kehidupan Pengarang....
12
BAB III ISI..
3.1 Naskah Berjudul MALAPETAKA KELULUSAN.........
22
BAB IV PENUTUP.
4.1Kesimpulan
4.2 Saran
LAMPIRAN...
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
iii
iv
1
2
3
4
6
7
7
8
9
9
10
10
13
23
23
24
25
31
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni
adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang
sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat
seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas
(bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki
nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide
yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.
Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari
refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni
bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang
muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari
penggubah seni.
1
The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti
seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor
mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya.Sedangkan istilah
teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada
aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang
melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun demikian,
teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata
Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan Drame
yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan
Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan
kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius
yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak
bertujuan
mengagungkan
tragika.
Sumber
:
https://putriastini.wordpress.com/2014/02/19/makalah-drama/.
Seni teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan
kinestetik (gerak) yang meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni
rupa. Seni teater merupakan suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh
penulis lakon, sutradara, pemain (pemeran), penata artistik, pekerja
teknik, dan diproduksi oleh sekelompok orang produksi. Sebagai seni
kolektif, seni teater dilakukan bersama-sama yang mengharuskan
semuanya sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari keseluruhan
tim. Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok
manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama. Dalam
proses
produksi
artistik
ini,
ada
sekelompok
orang
yang
mengkoordinasikan kegiatan (tim produksi). Kelompok ini yang
menggerakkan dan menyediakan fasilitas, teknik penggarapan, latihanlatihan, dan alat-alat guna pencapaian ekspresi bersama. Hasil dari proses
ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton. Sumber:
https://putriastini.wordpress.com/2014/02/19/makalah-drama/.
1.2 Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin di capai individu ataupun
kelompok yang sedang bekerja, atau secara ideal, tujuan merupakan hasil
yang diharapkan menurut nilai orang-orang. Tujuan kelompok disusun
berdasarkan mayoritas individu yangbekerja untuk mencapai tujuan
bersama. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek (short - range goals)
yang merupakan batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range
goals).Tujuan merupakan pedoman dalam pencapaian program dan
aktivitas serta memungkinkan untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi
kelompok.
2
Tujuan adalah cita-cita dan impian yang hendak di raih atau diwujudkan
oleh setiap orang. Komitmen anggota akan tergantung kepada
ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Tingkat resiko
dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau secara
hati-hat, resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi untuk menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tujuan awal dari pembuatan
tujuan agar ketika dilaksanakan bisa sejalan dengan tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Tetapi kebanyakan orang atau organisasi
melakukan kesalahan dalam menetapkan tujuan. Kesalahan tersebut
berupa mencanangkan terlebih dahulu satu tujuan untuk satu kegiatan.
Adapun tujuan dari kelompok kami dari kegiatan teater berkelompok ini ,
yaitu:
1. Menghibur penonton yang menikmati pentas teater.
2. Membiarkan siswa lebih mengenal , memahami dan mampu
menyebutkan sejarah singkat , pengertian dan dasar dasar seni
teater.
3. Untuk mengetahui seperti apa dan seperti apa itu seni teater.
4. Untuk dijadikan bahan pembelajaran.
5. Untuk memperoleh nilai dari mata pelajaran senibudaya.
6. Untuk memperoleh suatu pengetahuan , kesenangan ,pengalaman
dan pengetahuan seni keindahan.
7. Untuk mengetahui unsur unsure dalam seni teater.
8. Menambah pengetahuan.
9. Mengenal macam macam seni teater.
10.
Belajar tanggung jawab dengan tugas yang diberikan.
1.4 Manfaat
Manfaat adalah pelajaran atau ilmu pengetahuan yang bisa kita
ambil dari suatu kegiatan. Manfaat dibedakan menjadi dua,yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis.Manfaat teoritis dari suatu kegiatan bertitik
tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan
penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila
yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang
tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui
penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun
mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.
4
Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat, seperti lembaga
pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut
dengan menempatkan suatu kegiatan dan juga pengembangan sebagai
bagian dari integral organisasi arau kelompok.Ada pun manfaat dari
kegiatan teater berkelompok ini , yaitu:
1. Kita lebih bisa mengembangkan dan mengetahui kemampuan diri
melalui seni teater
2. Menambah pengalaman dan wawasan tentang perkembangan seni
teater
3. Memberikan
kesempatan
kepada
setiap
orang
untuk
mengekspresikan diri melalui seni teater
4. `Memberikan wadah atau fasilitas sebesar besarnya kepada anak
untuk mengungkapkan pendapatnya.
5. Melatih imajinasi yang ada dalam pikiran kita.
6. Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif , ekspresi ,
kepekaan kreatif , keterampilan , dan mengapresiasi terhadap hasil
karya seni serta keterampilan dari berbagai wilayah nusantara dan
mancanegara.
7. Menumbuh kembangkan sikap professional , kooperatif , toleransi
dan kepemimpinan.
8. Dapat menjadikan teater sebagai alat pendidikan.
9. Dapat mengutarakan pikiran , perasaan secara spontan.
10.
Dapat bekerjasama satu samalain , menumbuhkan rasa
percaya diri , toleransi , dan saling menghargai.
11.
Memiliki keberanian dan semangat untuk berekspresi di
depan umum.
12.
Menghilangkan sifat malu, gugup, tegang, takut, dan lain
lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur-unsur Intrinsik dalam Teater
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual
akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah
drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta
membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang
membuat sebuah drana berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut
kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita
membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud untuk menyebut
sebagian saja, misalnya: 1. judul, 2. tema, 3. plot atau alur, 4. tokoh cerita
dan perwatakan, 5. teknik dialog, 6. konflik, 7. latar, 8. amanat, 9. bahasa.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam unsur-unsur intrinsik teater
yaitu:
2.1.1 Judul
Judul adalah kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku
atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan isi buku tersebut. Judul
suatu karya (buku) drama juga merupakan kunci untuk melihat
keseluruhan makna drama. Judul isi karangan selalu berkaitan erat.
Drama sebagai karya sastra dan merupakan cabang sini tergolong
sebagai karya fiksi. Sugiarta dalam Sudjarwadi (2004) menjelaskan,
judul pada karya fiksi bersifat manasuka, dapat diambil dari nama salah
satu tempat atau tokoh dalam cerita, dengan syarat sebaiknya
melambangkan isi cerita untuk menarik perhatian. Judul karangan
seringkali berfungsi menunjukan unsur-unsur tertentu dari karya sastra,
misalnya dapat menunjukan tokoh utama, dapat menunjukan alur atau
waktu, dapat menunjukan objek yang dikemukakan dalam suatu
cerita, dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita, dapat
mengandung beberapa pengertian.
6
2.1.2 Tema
Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai
pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang
diciptakannya Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa
yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema
merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok
pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita
dan dapat menjadi sumber konflik-konflik. Jika dikaitkan dengan dunia
pengarang, tema adalah pokok pikiran didalam dunia pengarang. Setiap
karya sastra (fiksi) telah mengandung atau menawarkan tema. Tema
mengikat pengembangan cerita. Tema juga sebagai premis artinya
rumusan inti sari yang merupakan landasan untuk menentukan tujuan
dan arah cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995), tema dibagi dua, yaitu
tema mayor ( tema pokok cerita yang menjadi dasar karya sastra itu) dan
tema minor (tema tambahan yang menguatkan tema mayor).
2.1.3 Plot atau alur
Menurut Sudjarwadi (2005), plot atau alur dalam drama tidak jauh
berbeda dengan plot atau alur dalam prosa fiksi. Dalam drama juga
mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan permulaan, tahapan
pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, tahapan peleraian, dan
tahapan akhir. Hanya saja dalam drama plot atau alur itu dibagi menjadi
babak-babak dan adegan-adegan. Babak adalah bagian dari plot atau alur
dalam sebuah drama yang ditandai oleh perubahan setting atau latar.
Sedangkan adegan merupan babak yang ditandai oleh perubahan jumlah
tokoh ataupun perubahan yang dibicarakan.
2.1.4 Tokoh cerita dan perwatakan
Tokoh cerita adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam
berbagai peristiwa cerita. Tokoh cerita dapat berupa manusia, binatang,
makhluk lain seperti malaikat, dewi-dewi, bidadari, setan atau iblis, jin,
8
2.1.6 Konflik
Konflik adalah pertentangan. Tokoh cerita dapat mengalami konflik,
baik konflik dengan diri sendiri, dengan orang/pihak lain, maupun dengan
lingkungan alam. Seperti halnya biasa, tokoh cerita dalam drama juga
mengalami konflik. Konflik dapat membentuk rangkaian peristiwa yang
memiliki hubungan kausalitet. Konflik di dalam karya drama dapat
menimbulkan atau menambah nilai estetik. Tanpa konflik antar tokoh
cerita, suatu karya drama terasa monoton, akibatnya pembaca atau
penonton drama menjadi bosan. Ada pendapat yang menyatakan bahwa
konflik dibagi menjadi dua bagian, yaitu konflik eksternal dan internal. Ada
juga pendapat lain yang menyatakan bahwa konflik ada tiga macam, yaitu
konflik mental (batin), konflik sosial, dan konflik fisik. Konflik mental
(batin) adalah konflik atau pertentangan antara seseorang dengan batin
atau wataknya. Konflik sosial adalah konflik antara seseorang dengan
masyarakatnya, atau dengan orang / pihak lain. Konflik fisik adalah konflik
antara seseorang dengan kekuatan diluar dirinya, misalnya dengan alam
yang ganas, cuaca buruk, lingkungan yang kumuh, pergaulan yang salah.
Konflik merupakan kunci untuk menemukan alur cerita. Dengan adanya
konflik, maka cerita dapat berlangsung. Konflik berkaitan dengan unsure
intriksik yang lain, seperti tokoh, tema latar, dan tipe drama. Konflik dapat
menggambarkan adanya tipe drama.
2.1.7 Latar
Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di
dalam lakon atau crita drama harus mendukung para tokoh cerita dan
tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat
demi keberj\hasilan dan keindahan struktur drama. Penggunaan latar
yang berhasil juga menentukan keberhasilan suatu karya drama. Penyaji
latar yang tepat dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat
sehingga dapat menghidupkan carita. Latar adalah lingkungan tempat
berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat, termasuk di dalamnya aspek
waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar mendukung dan menguatkan
tindakan tokoh-tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan
realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu yang
seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995).
Fungsi latar yaitu menggambarkan situasi, proyeksi keadaan batin para
tokoh cerita, menjadi metafor keadaan emosional dan spiritual tokoh
cerita, menciptakan suasana.
9
Unsur-unsur latar yaitu letak geografis, kedudukan/pekerjaan seharihari,tokoh cerita, waktu terjadinya peristiwa, lingkungan tokoh cerita.
Aspek latar berdasarkan fungsinya mencakup tempat terjadinya peristiwa,
lingkungan kehidupan
sistem kehidupan, alat-alat atau benda-benda, waktu terjadinya peristiwa
2.1.8 Amanat
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala
sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya
secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.
Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan
keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana,
dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima
orang lain yang digagas atau ditujunya. Amanat di dalam drama ada yang
langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara
tersirat oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya pentonton
yang profesional aja yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
2.1.9 Bahasa
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 68), bahasa yang digunakan
dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya
sebagai sarana komunikasi. Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri
dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa
juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style). Bahasa yang dipilih
pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada
umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif),
yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan kesehatian. Bahasa
yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budyaa, dan pendidikan.
Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk
menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang
terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini
seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan
aturan yang ada dalam tata bahasa baku.
10
2 Unsur-unsur Ekstrinsik dalam Teater
Menurut Tjahyono (1985), unsur ekstrinsik karya sastra adalah halhal yang berada di luar struktur karya sastra, namun amat mempengaruhi
karya sastra tersebut. Misalnya faktor-faktor sosial politik saat karya
tersebut diciptakan, faktor ekonomi, faktor latar belakang kehidupan
pembaca,
maupun
11
3Keadaan lingkungan pengarang
seperti ekonomi, sosial, dan politik.
4Pandangan hidup
Yaitu suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
5Latar belakang kehidupan pengarang
Yaitu bagian dari unsur ekstrinsik sangat mempengaruhi karya sastra.
Misalnya, pengarang yang berlatar belakang budaya daerah tertentu,
12
BAB III
ISI
Tokoh-Tokoh Pemain:
1. Lerry Ibrahim : sebagai Efan.
2. Eka Octavian P : sebagai Joni.
3. Ummi Hanni : sebagai Nina.
4. Eva Indryani : sebagai Siska.
5. Putri Maharani : sebagai Hanin.
6. Apriyani Kartini: sebagai Devi
MALAPETAKA KELULUSAN
Kelulusan akan tiba banyak anak yang menunggu hari itu, setelah 12
tahun belajar, dari 6 tahun Sekolah Dasar 3 tahun Sekolah Menengah
Pertama dn 3 tahun Sekolah Menengah Atas. Begitu pula dengan geng
DCadel mereka tidak sabar untuk segera melepaskan seragam Putih Abu
abu yang menurut mereka adaalah kutukan di dalam hidupnya. Geng
DCadel yang beranggotakan Siska, Nina, Hanin dan devi. Pada suatu hari
Siska dan Nina sedang bebincang di depan kelas mereka
Siska
sungai musi.
Nina
di 7 ulu itu,
13
: Alangkeh tega kauni mak, tibo jero panas cak ini kau
nyuruh aku
Jalan kaki.
Siska
: Galak melolo pulo, kito ni maseh di sekolah, kau
ngeradak pengen
es dogan, logok be apo yang ado, banyu got banyu got
lanjaki.
Nina
: Jahat ati kau mak,samo cak rai mak tulah.
Siska
: Neh lah melawan eh kotel ini!!!!.
Nina
: Mak tuh pulo nyuruh dedek ngelogookke banyu got,
kurapan gek
molot pinces. Koridor beh mak, kalu gek ketemu si Efan
yang
belagak itu nah. (ngarep)
Siska
: Belagak ? belalang tegak kalu, katek belagak
belagaknyo budak
Nina
Siska
molot kau
Hanin
Persik
Joni
Efan
Siloam biar
Hanin
Nina
marahin aak
Hanin
Efan
15
: Ngapo Nin, ado yang luko dak, apo perlu kito bawak ke
Pacak di Opname ? (sambil membantu Nina berdiri)
: Kemano mato kauni, kau dodoki di dengkol apo?
: Aku dak apo apo Hanin lebay nian kauni, make nak
aku pulo.
: Kentot ini akuni melain kau.
: Maaf oh, kami lagi terbur buru jadi dak tejingok.
Joni
: Payo ohhh. (dengan nada pelan)
Efan
: Bye the way kalian mau kemana?
Joni
: Payo Fan lah di ojong. (dengan nada sedikit berbisik)
Siska
: Kantin Fan nak melok apo?
Joni
: Nah begesah kamuni. (dengan nada mulai meninggi)
Nina
: Payo Fan sekali kali bandari kamini.
Tiba tiba DCadel dan Efan mendengar dan mencium bauk yang aneh
dari arah Joni berdiri.
Hanin
: Bauk apo ini ooohhh
Nina
: busuk nian. (sambil menutup hidungnya
Siska
: Naudzubiliahhimin dzalik.
Efan
: Ya Allah Jon lah besak kautu mase beh berak di celano
ini.
Joni pun berlari meninggalkan DCadel dan Efan menuju WC.
Efan
: (menepuk jidatnya) Subhannallah lupo nian aku tadi tuh
Joni nak
ngajak ke WC.
DCadel
: (tertawa bersama)
Keesokkan harinya Nina, Siska, dan Hanin sedang berkumpul di Koridor
sekolah.
Tiba tiba ada seseorang yang mengejutkanm mereka.
Devi
: Daaaaaarrrrr!!!!!
16
Serentak mereka berbalik dan melihat ke sumber suara.
Devi
: Tekejot eh..
Siska
: Nak ngelawak eh ? idak lucu keless.
Devi
: Hahahahaha.
Hanin
: Dari mano beh kau ni Dev baru moncol, seminggu pas
nian kau dak
masok.
Devi
: Biaso, abes leboran dengan papski dan mamski.
Siska
: Gaya kau leboran awak jadi TKW.
Siska dan Hanin pergi meninggalkan Nina dan Devi.
Devi
: Lagi mens eh kalu betino itu sensitive nian
Nina
: Dak tau.
Kemudian datang Efan, Joni, dan Kelvin
Kelvin
: Apo dio gawe kamu dodok dak keruan disini gesah boros
eh?
Devi
: Baseng bae, bukan kamu galak gesah boros.
Joni
: Ay sudah sudah lah awak jelah nian.
Nina
Joni
: Sera kaulah.
: Oh yo, Tamat ini kamu nak nyambong ke mano.
kelvin
Joni
Efan
17
: Bukan tali kelambu nak di sambong sambong.
: Bebener dikit ohhh. Kau nak ke mano Fan?
: Mecak. Kalo Nina nak masok mano?
Nina
aak.
Joni
Devi
Joni
Devi
Joni
apo yang
Kelvin
Devi
Kelvin
Devi
kauni.
Devi pun meninggalkan Nina sendirian bersama Efan, Joni, dan Kelvin.
Nina
: Kauni pulok kel, laju marah devinyo, kejer sano kau
mintak maaf
dengan dio.
Kelvin
: Jadi gawe nak mintak maaf dengan dio bukan lebaran.
(Pergi
Meninggalkan teman temannya)
Joni
: Payo Fan omongke lah pulok apo yang nak di omongke
tuh.
Efan
: Alangkeh Nyenyes kauni awak lanang, gek lah tekencet
lagi.
Nina
: Emang nak ngomong apo aak.
Efan
: Anu Nin, ini nah, ay dah cak mano eh.
Joni
: Lolo ini omongkelah pulok.
Joni pun pergi meninggalkan Efan dan Nina
Efan
: Dedek.
Nina
: Apo aak?
Efan
Nina
Monyet.
18
: Ngadep sini oyy.
: Nandak ah takot!!! Serem nian pulok rai aak pecak
Efan
dari depan
: Bebener dikit dek mato apo tetelan itu. cubo jingok dulu
Kayak Ali Ando, dari sampeng kayak Justin Bieber
Kurang beruntung.
Dah seriusan dek aak nak ngomong.
Yoh ngomonglah pulok.
Aak ni sebener Cinto samo dedek tuh, Aak selalu
dedek nak makan tebawak makan, nak tedok tebawak
tedok,
tengko nak berak tebawak berak.
Nina
Efan
Nina
Efan
Nina
Efan
Nina
19
Akhirnnya Nina dan Efan pun Berpacaran. Seminggu telah berlalu Nina
sangat bahagia bersama Efan, begitupun dengan Efan. Teman teman
yang lainpun tengah sibuk mempersiapkan acara untuk merayakan
Nina
laju, lemak
Devi
Tanah itu,
taik ayam
Siska
seru!!!
aman kitolah
pisah pasti susah buat ngompol. Cak mano setujuhkan
kamu.
Hanin
Devi
Siska
: Aman aku baseng kau tulah Sis, coz aku melok kau.
: Yo sudah terserah kalian.
: Jadi deal kito konvoi ehh.
20
Hanin
20
: Lah kau telpon lom dio?
Nina
: Hehehe belom Han.
Nina pun Menelpon Efan
Nina
: Halo beb di mano? Oh io io cepet eh beb, yo se you
Hanny
eeeeemmmmuuuuaaaccchhhh.
Tiba tiba Efan pun datang
Efan
: Payo oy lah sore inini, gek kemalaman pulok.
Joni
: Ado kagek keno terajang kauni.
Nina
: Sudah sudah payo begancang.
21
: Efaannnnnnnn bangun Fan ngapo kau pergi secepet ini,
motor kau tuh belom lunas lah kau tomborke.
Nina
: Alangkeh tega kauni mak (sambil menangis) cowok
akuni dipaleng
nyawo nyo oleh malaikat, Ya Allah mak.
Hanin
: Lah takdir Efan nian Nin buat pergi secepet ini, jangan
kau tangisin
kasian dio nyo aman kau sampe gilo, penuh rumah
saket jiwo.
Nina
kenangan
-SELESAI-
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut Teater
adalah tempat persembahan persembahan kesenian yang dilakonkan di
hadapan penonton secara langsung menggunakan kombinasi pertuturan, gerak
isyarat, musik, tarian, bunyi dan sebagainya. Seni budaya merupakan suatu
keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan
kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang
mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih
maju. Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung,
pekerja (pemain dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pementasan atau
peristiwanya). Ada juga pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis
dan bentuk tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka. Sebuah
pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung membutuhkan proses
garap yang lama mulai dari (penentuan) lakon, penyutradaraan, pemeranan, dan
proses penataan artistik. Dalam setiap tahapan proses ini melibatkan banyak
orang (pendukung) dari berbagai bidang sehingga dengan memahami tugas dan
tanggung jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu.
Didalam teater terdapat unsur-unsur yaitu: Unsur intrinsik sebuah teater
adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita.
Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama
berwujud. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam teater adalah : Judul adalah kepala
karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat
menyiratkan isi buku tersebut. Judul suatu karya (buku) drama juga merupakan
kunci untuk melihat keseluruhan makna drama. Tema adalah pikiran pokok
yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa
sehingga menjadi cerita yang lebih menarik. Alur disebut juga plot. Alur adalah
jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan
sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita
dari awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Perwatakan atau
karakter tokoh adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon
drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para
pemain drama. Dialog adalah Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut
berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan
pembicaraan yang akan diucapkan.
23
Ragam bahasa dalam dialog antar tokoh merupakan ragam lisan yang
komunikatif. Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada
pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana,
peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Latar
merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau
cerita drama harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Latar
mendukung dan menguatkan tindakan tokoh-tokoh cerita. Latar memberikan
pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana
tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro,
1995). Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala sesuatu
yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak
langsung ke dalam benak para penonton dramanya. Bahasa yang dipilih
pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada
umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni
ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan keseharian. Unsur ekstrinsik
adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara
lebih spesifik dapat dikatakan bahwa unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur
yang mempengaruhi bagun sebuah cerita. Unsur ekstrinsik pun terdiri atas
beberapa unsur. Menurut Wellek & Warren (1956), bagian yang termasuk
unsur ekstrinsik tersebut adalah : Keadaan subjektivitas individu pengarang yang
memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu
mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya. Keadaan psikologis, baik psikologis
pengarang, psikologis pembaca, maupun penerapan prinsip psikologis dalam
karya. Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
Latar belakang kehidupan pengarang sebagai bagian dari unsur ekstrinsik sangat
mempengaruhi karya sastra. Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi harmonis
jika masing-masing dapat bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan
berhasil dengan baik jika semua anggota kelompok dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya. Itulah inti dari proses penciptaan seni teater, KERJASAMA.
4.2 Saran
Saran sama dengan usulan, yakni menanggapi tindakan atau
pendapat orang lain berupa usulan yang menurut pemberi saran adalah
yang terbaik atau lebih baik dari sebelumnya.Untuk memberikan
pendapat yang terdapat pada sebuah permasalahan atau yang
disampaikan oleh seseorang, kita dapat menanyakannya dengan
pertanyaan . Disetiap kegiatan agar menjadi lebih baik lagi membutuhkan
saran dari teman teman khususnya dari guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
24
Pemberian saran diberikan bertujuan agar di hari kedepan bisa menjadi
lebih baik lagi dan kesalahan yang terjadi diharapkan tidak akan terulang
lagi. Selain itu saran juga dapat diberikan untuk memacu semangat atau
mendorong seseorang atau kelompok untuk menjadi terbaik dari yang
terbaik. Saran dapat ditujukan kepada individu , kelompok atau suatu
lembaga yang bersangkutan dengan kegiatan.Adapun saran dari
kelompok kami , yaitu :
1. Untuk lebih bisa melestarikan karya seni di Indonesia terutama seni
teater. Baik seni
teater tradisonal atau pun modern
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
Ketika nina melabrak hanin sedang telponan ketika joni mengajak efan ke wc
kedatangan devi
pembahasan perpisahan
28