Anda di halaman 1dari 34

Mitha Aprilia Safitri

2020 – 11 – 049
MODUL II
ANALISA ALIRAN DAYA (LOAD FLOW ANALYSIS)

I. TUJUAN
1. Mempelajari konsep dan tujuan Analisa aliran daya dalam sistem tenaga listrik
2. Menganalisa masalah masalah aliran daya pada system tenaga lsitrik

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. 1 Unit PC
2. Software ETAP

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
III. TEORI MODUL
Studi Aliran Daya Listrik adalah pembelajaran dalam rangka mendapatkan
informasi mengenai Analisa Load Flow atau Aliran Daya pada kondisi saat operasi sistem,
Tujuan dilakukannya Studi ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan operasi sistem
yang baik dan terevaluasi sesuai dengan kondisi pembangkitan danpembebanan nya.
Studi ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Manual maupun menggunakan
bantuan aplikasi yang pada dasarnya Studi ini tetap menggunakan Faktor Utama yaitu
Tegangan Bus, Faktor daya, Arus dan Aliran Daya dari pembangkitan ke pembebanan pada
sistem tenaga listrik yang dianalisa. Kualitas Daya, sesuai dengan Istilahnya yaitu sesuatu
yang berkaitan tentang keandalan dalam sistem tenaga listrik, yaitu energi listrik dengan
kualitas yang baik dan memenuhi kualitas yangmemenuhi standar minimum dalam sistem
tenaga listrik.
Pada dasarnya kualitas daya adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses
terjadinya operasi sistem tenaga listrik yang mana dengan adanya kualitas daya listrik yang
baik dan memenuhi kualitas yang memenuhi standar dalam sistem tenaga listrik dapat
memberikan efektifitas dan efisiensi yang signifikan baik terutama dalam aspek
keekonomisan penggunaan daya listrik tersebut. Konsep perhitungan Load Flow atau
aliran daya dalam dilakukannya studi atau analisa aliran listrik adalah menghitung faktor-
faktor dasar pada sistem tenaga listrik seperti, besar beda potensial dan sudut fasa tegangan
ẟ.
Dalam studi/analisis aliran daya, bus-bus yang terdapat pada sistem tenaga listrik
diklasifikasikan ke dalam 3 jenis bus sebagai berikut:
1. Bus berayun (swing bus) atau juga dinamakan dengan slack bus yang dipilih dari bus
yang menjadi sumber tenaga listrik/pembangkit terbesar dan bertindak sebagaibus yang
akan memikul semua rugi daya pada sistem. Bus ini dinamai juga sebagaibus referensi
dimana magnitude tegangan dan sudut fase tegangan sudah ditentukan.
2. Bus kontrol tegangan (voltage control bus). Bus ini memiliki besar tegangan dan daya
reaktif tertentu. Pengaturan daya reaktif yang disuplai atau diserap dimaksudkan untuk
mengendalikan tegangan pada bus. Bus ini disebut juga denganbus P-V dan biasanya
pembangkit/generator dipilih sebagai bus kontrol.
3. Bus beban (load bus). Daya aktif dan daya reaktif pada bus ini diketahui sedangkan
magnitude/besar tegangan dan sudut fase tegangan harus dicari melalui proses iterasi
sampai diperoleh nilai tertentu atau konvergensi telah dipenuhi dengan ketelitian
tertentu. Bus ini juga disebut dengan bus P-Q.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
Klasifikasi Bus pada Sistem Tenaga :
Tipe Bus Besaran yang Besaran yang tidak
diketahui diketahui
Generator P, V Q, ф
Referensi V; ф P, Q
Beban P, Q V, ф

Untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang biasa digunakan:
1. Sistem Gauss-Seidel– Seidel
Method Sistem Gauss-Seidel adalah salah satu jenis analisis yang paling umum.
Keunggulan dari sistem ini adalahkesederhanaannya dalam pengoperasian, daya
komputasi yang diperlukan terbatas, dan waktu penyelesaian yang lebih sedikit.
Namun, tingkat konvergensinya yang lambat menghasilkan banyak iterasi.Jumlah bus
yang lebih banyak meningkatkan iterasi ini.
2. Metode Newton–Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang lebih canggih, menggunakan
konvergensi kuadrat, dan dapat digunakan untuk situasi yang lebih kompleks. Metode
ini membutuhkan lebih sedikit iterasi untuk mencapai konvergensi, danolehkarena itu
juga membutuhkan lebih sedikit waktu komputer. Ini juga lebihakurat karena kurang
sensitif terhadap faktor-faktor rumit seperti pemilihan buskendur atau transformator
regulasi. Salah satu kelemahannya adalah pemrograman.
3. Fast Decoupled Method
Keuntungan utama dari metode ini adalah menggunakan lebih sedikit memori
komputer. Kecepatan kalkulasi 5x lebih cepat daripada metode Newton – Raphson,
menjadikannya pilihan populer untuk manajemen jaringan listrik secara real-time.
Namun, ini bisa menjadi kurang akurat karena asumsi digunakan untuk mendapatkan
penghitungan cepat. Karena lebih sulit untuk mengubah program komputer ini untuk
mencari masalah lain seperti keamananatau aliran sistem daya, cakupannya menjadi
terbatas.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Macam-Macam Jenis daya:

Gambar 2.1 Segitiga Daya dan Rumusnya

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt.
2. Daya Reaktif (Q)
Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan
magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medanmagnet.
Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor,lampu pijar
dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
3. Daya Semu (S)
Daya Semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan dan
arus dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri
daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya semu adalah VA.

Adanya drop voltage maka akan mempengaruhi besar daya yang diterima dan terjadi rugi-
rugi daya (losses) yang dirumuskan dengan:

Plooses = I2.R
Dimana:
Plooses : Rugi-rugi daya aktif (W)I = Arus (A)
R = Hambatan (Ohm)

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Qlooses = I2.X
Dimana:
Qlooses = Rugi-rugi daya reaktif (VAr)
I = Arus (A)
X = Reaktansi (Ohm)

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Gambarkan model one line diagram lanjutan dari modul 1

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

2. Klik menu , kemudian klik study case akan tampil seperti dibawah ini: klik
alert. untuk mensetting batas kritis dan marginal system sesuai standard. Padacritical
undervoltage diganti standardnya menjadi 90% dan marginal undervoltage menjadi
95%.

3. Running Load Flow dan amati warna bus :


a. Jika bus berwarna merah artinya level tegangan dalam kondisi kritis
b. Jika bus berwarna pink artinya level tegangan dalam kondisi marginal
c. Jika bus berwarna hitam artinya level tegangan sesuai standard
4. Catat datanya pada table data pengamatan.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
V. GAMBAR RANGKAIAN

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
VI. TEORI TAMBAHAN
Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif
maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi
normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang. Dengan studi aliran daya dapat mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus
yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan, daya aktif dan daya
reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam system, kondisi dari semua
peralatan, apakah memenuhi batas-batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik
yang diinginkan.
Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif
maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi
normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang (Stevenson,1996). Adapun tujuan dari studi analisa aliran daya antara lain
(Sulasno,1993):
Untuk mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik
magnitude maupun sudut fasa tegangan.
a. Untuk mengetahui daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang
ada dalam sistem.
b. Untuk mengetahui kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas batas yang
ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan.
c. Untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru.
d. Untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya seperti studi hubung
singkat, stabilitas, dan pembebanan ekonomis.
Beberapa hal di atas inilah yang sangat diperlukan untuk menganalisa keadaan
sekarang dari sistem guna perencanaan perluasan sistem yang akan datang.
Perhitungan aliran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat penting untuk
mengetahui kondisi operasi sistem. Perhitungan aliran daya pada tegangan, arus dan faktor
daya di berbagai simpul suatu jaringan listrik dilakukan pada keadaan operasi normal.
Hasil perhitungan aliran daya ini kemudian digunakan untuk mensimulasi kondisi
gangguan yang besar, stabilitas transien maupun analisa kontigensi yaitu analisa keadaan
dimana sebagian komponen sistem tidak terhubung ke sistem dengan baik.
Perhitungan aliran daya membutuhkan informasi ramalan kebutuhan beban di
setiap titik pelayanan, rencana operasi pusat pembangkit dan rencana operasi fasilitas
transmisi. Dari informasi di atas dapat disusun persaman aliran daya dari satu Gardu Induk
(G.I.) ke G.I. lainnya.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
Sistem tenaga listrik tidak hanya terdiri dari dua bus, melainkan terdiri dari
beberapa bus yang akan diinterkoneksi satu sama lain. Daya listrik yang diinjeksikan oleh
generator kepada salah satu bus, bukan hanya dapat diserap oleh beban bus tersebut,
melainkan dapat juga diserap oleh beban di bus yang lain. Kelebihan daya pada bus akan
dikirimkan melalui saluran transmisi ke bus-bus lain yang kekurangan daya.
Dalam penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan, tegangan yang konstan
seperti halnya frekwensi yang konstan, merupakan salah satu syarat utama yang harus
dipenuhi.Oleh karena masalah pengaturan tegangan merupakan masalah operasi sistem
tenaga listrik yang perlu mendapat penanganan sendiri. Pengaturan tegangan erat kaitannya
dengan pengaturan daya reaktif dalam sistem tenaga listrik.
Sistem tenaga listrik terdiri dari banyak G.I dan Pusat Pembangkit Tenaga Listrik.
Dalam setiap G.I maupun Pusat Pembangkit Tenaga Listrik terdapat bus. Tegangan dari
bus di G.I dan tegangan di bus Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, membentuk profil
tegangan sistem. Tegangan pada setiap bagian sistem tenaga listrik tidak sama, sehingga
pengaturan tegangannya lebih sulit. Tegangan pada suatu sistem tenaga listrik dipengaruhi
oleh:
1. Arus penguat generator
2. Daya reaktif beban
3. Daya reaktif yang didapat dalam sistem (selain generator), misalnya dari kondensator
dan dari reaktor.
4. Posisi tap tranformator

Meskipun kelangsungan catu daya dapat diandalkan, dana yang dibutuhkan


tersedia dan pekerjaan dilakukan secara ekonomis, tetap tidak mungkin untuk
mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi, karena tegangan jatuh akan terjadi
di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban. Ukuran
penghantar, karakteristik transformator dan kebiasaan konsumen adalah hal yang harus
diperhitungkan. Secara singkat kualitas tegangan tergantung pada dua hal:
1. Kelangsungan pelayanan
2. Pengaturan tegangan sistem

Perubahan tegangan pada sistem tenaga listrik seperti penurunan tegangan dari
hasil studi dan simulasi pada pembangkit dan beban, memberi dampak adanya perubahan
arus sistem, rugi-rugi sistem dan faktor daya. Untuk itu diperlukan pengatur tegangan.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
Untuk melakukan pengaturan tegangan pada sistem tenaga listrik, ditentukan oleh dua
faktor, yaitu :
1. Besarnya daya reaktif yang harus disediakan
2. Tempat atau bus penyediaan daya reaktif harus tepat

Mengatur tegangan pada suatu bus dalam sistem tenaga listrik akan lebih mudah
apabila di bus tersebut ada sumber daya reaktif yang bisa diatur. Dalam sistem tenaga listrik
ada dua variabel yang dapat diatur secara bebas, yaitu daya nyata (MW) dan daya reaktif
(MVAR) yang merupakan variabel pengatur (control variabel).

SUMBER:
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/120/140
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129775-T%2025056%20Studi%20aliran--Literatur.pdf

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
VII. DATA PENGAMATAN
Tabel 2.1 Data Transformator
No. Transformator Pembebanan KW Losses KVar Losses
1. Trafo Tng I 11/500 KV 34,4% 12,77 255,3
2. Trafo IBT 500/150 KV 36,3% 13,73 274,3
3. Trafo Dist II 150/20 KV 26,3% 8,68 173,5
4. Trafo Dist III 20/0,4 KV 53,4% 5,88 35,3

Tabel 2.2 Report Sistem Single Line


Adaptive Newton Raphson
No. Busbar Precision = 0.0001
(MW) (MVAR) (KA) (KV)
GI DAAN MOGOT –
1. 5,782 3,108 25,4 150
GI DAAN MOGOT II
2. GI KIT I – GI KIT IB -7,487 -1,645 8,8 200
GI DURI KOSAMBI I –
3. 3,423 2,146 15,6 150
GI DURI KOSAMBI II
Bus 16 – Gardu
4. 0,963 0,275 29,9 20
Distribusi Semanan

Jumlah Iterasi = 3
Losses = 0,239 MW, 0,432 MVar

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
VIII. PENGOLAHAN DATA
 Perhitungan Q Losses
322 . 0,0898 . 10 . 3 2758,656
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 2,7586
1000 1000

218,12 . 0,071 . 0,2 . 3 1826,5962


𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝑈𝑇𝑅 𝐼 = = = 1,8265
1000 1000

 Perhitungan P Losses
218,12 . 0,064 . 10 . 3 1966,08
𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 1,96608
1000 1000

218,12 . 0,064 . 0,2 . 3 1826,5962


𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝑈𝑇𝑅 𝐼 = = = 1,8265
1000 1000

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
IX. ANALISA
Pada praktikum modul II yang berjudul “Analisa Aliran Daya (Load Flow
Analysis)” ini memiliki beberapa tujuan, antara lain yang pertama yaitu mempelajari
konsep dan tujuan analisa aliran daya dalm sistem tenaga listrik. Dan yang kedua yaitu
menganalisa masalah-masalah aliran daya pada sistem tenaga listrik. Alat dan
perlengkapan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1 Unit PC dan software ETAP.
Sistem Tenaga Listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan pusat beban yang
satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi dan distribusi sehingga merupakan
sebuah kesatuan interkoneksi. Aplikasi yang digunakan yaitu ETAP. ETAP (Electric
Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung
sistem tenaga listrik. Perangkat ini mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi
tenaga listrik, online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk
mengendalikan sistem secara real-time. Parameter-parameter dalam ETAP ada 7 yaitu
arus, tegangan, sudut fasa, frekuensi, daya aktif, daya reaktif, dan daya semu. Dalam
menganalisis jaringan tenaga listrik, diagram saluran tunggal atau single line diagram
merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem jaringan tenaga listrik tiga
fasa. Pada sistem tenaga listrik terdapat 3 daerah penting, yaitu pembangkit, transmisi, dan
distribusi. Pembangkit yaitu merupakan daerah produsen energi, dimana energi lstrik
dibangkitkan. Transmisi adalah media yang digunakan untuk menghantarkan energi listrik
dari pembangkit ke sistem distribusi. Pada sistem transmisi, tegangan dari pusat tenaga
listrik dinaikkan menjadi tegangan tinggi 150 kV dan tegangan ekstra tinggi 500 kV.
Distribusi berfungsi menyalurkan energi listrik langsung ke konsumen yang meliputi
industri, komersil ataupun perumahan. Pada sistem distribusi tegangan yang disalurkan
yaitu tegangan menengah 20 kV dan tegangan rendah 220/380 V. Terdapat 4 jenis
konfigurasi jaringan dalam kelistrikan, yaitu konfigurasi jaringan radial, konfigurasi
jaringan loop, konfigurasi jaringan spindel, dan konfigurasi jaringan tie line. Studi aliran
daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya
reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi normal, baik
yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang.
Dengan studi aliran daya dapat mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada
dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan, daya aktif dan daya reaktif
yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam system, kondisi dari semua peralatan,
apakah memenuhi batas-batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang
diinginkan. Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya
aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa
yang akan datang. Adapun tujuan dari studi analisa aliran daya antara lain yang pertama
yaitu, untuk mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik
magnitude maupun sudut fasa tegangan. Yang kedua yaitu, untuk mengetahui daya aktif
dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam sistem. Yang ketiga
yaitu, untuk mengetahui kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas batas yang
ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan. Yang keempat yaitu, ntuk
memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru. Yang kelima yaitu, untuk
memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya seperti studi hubung singkat,
stabilitas, dan pembebanan ekonomis. Dalam analisis aliran daya, bus-bus yang terdapat
pada sistem tenaga listrik diklarifikasikan ke dalam 3 jenis bus, yaitu bus berayun (swing
bus) atau bus yang terhubung dengan generator bermode swing, generator bus (PV bus)
atau bus yang terhubung dengan generator, dan bus beban (load bus) atau bus yang
terhubung dengan beban. Untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang
biasa digunakan. Yang pertama yaitu sistem Gauss-Seidel. Sistem Gauss-Seidel adalah
salah satu jenis analisis yang paling umum. Yang kedua yaitu metode Newton-Raphson.
Metode Newton-Raphson adalah metode yang lebih canggih, menggunakan konvergensi
kuadrat, dan dapat digunakan untuk situasi yang lebih kompleks. Dan yang ketiga yaitu
Fast Decoupled Method. Fast Decoupled Method adalah metode yang menggunakan lebih
sedikit memori komputer. Ada 3 macam jenis daya, yaitu Daya Akrtif (P), Daya Reaktif
(Q), dan Daya Semu (S). Daya aktif adalah daya yang diserap oleh beban resistif. Daya
reaktif adalah daya yang diserap oleh beban induktif dan disuplai oleh beban kapasitif.
Daya semu adalah daya yang belum diserap oleh beban manapun. Mengatur tegangan pada
suatu bus dalam sistem tenaga listrik akan lebih mudah apabila di bus tersebut ada sumber
daya reaktif yang bisa diatur. Dalam sistem tenaga listrik ada dua variabel yang dapat diatur
secara bebas, yaitu daya nyata (MW) dan daya reaktif (MVAR) yang merupakan variabel
pengatur (control variabel). Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.
Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting,
sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.Kemampuan
hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang
dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere.
Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam
kabel listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
Pada praktikum ini, rangkaian yang digunakan adalah rangkaian pada modul I lalu.
Komponen – komponen yang digunakan pada rangkaian ini yaitu ada generator, berfungsi
sebagai komponen yang mengkonversi energi gerak menjadi energi listrik kemudian
disalurkan melalui transmisi. Transmisi merupakan komponen yang berfungsi untuk
mengalirkan energi listrik ke dalam bentuk arus dan tegangan dari gardu ke gardu, tetapi
tidak menutup langsung terhubung ke beban. Transformator, berfungsi sebagai kompenen
yang berfungsi untuk menaikan atau menurunkan tegangan. Motor sinkron, motor
asinkron, lump load, dan load sebagai beban. Beban merupakan daerah yang berfungsi
untuk menyerap energi atau tujuan akhir dari pengiriman energi. Busbar berfungsi untuk
menyatukan atau menggabungkan beberapa komponen. Pada rangkaian ini pertama-tama
kita mensetting batas kritis dan marginal sistem sesuai standart dengan cara mengklik pq
dan klik study case pada toolbar. Kemudian pilih alert. Lalu atur pada bagian bus voltage.
Nilai overvoltage untuk critical yaitu 105% dan marginal 102%. Kemudian nilai
undervoltage untuk critical yaitu 90% dan marginal 95%. Klik OK. Selanjutnya pada
rangkaian akan ada busbar yang berwarna merah, pink, dan hitam. Tiap warna ini memiliki
arti nya masing-masing. Bus berwarna merah artinya level tegangan dalam kondisi kritis
sehingga harus diperbaiki. Bus berwarna pink artinya level tegangan dalam kondisi
marginal atau masih bisa di toleransi. Bus berwarna hitam artinya level tegangan sesuai
standart atau normal. Standart jatuh tegangan menurut SPLN adalah -10% dan +5%.
Artinya nilai tegangan tidak boleh kurang dari 10% dan tidak boleh lebih dari 5% daripada
tegangan normalnya (tegangan standart). Kemudian run rangkaian. Selanjutnya pada data
pengamatan kita diminta untuk melengkapi tabel-tabel yang kosong. Untuk mengisi data
pengamatan tersebut kita harus mendownload dahulu pada report kemudian kita isi sesuai
yang diminta dengan data pengamatan. Lalu ada jumlah iterasi. Jumlah iterasi itu
maksudnya adalah jumlah pengulangan perhitungan. Pada rangkaian yang saya buat
jumlah iterasi yang dilakukan adalah 3, power losses nya yaitu untuk daya aktif 0,239 MW
dan daya reaktif 0,432 Mvar. Untuk mencari rugi-rugi daya dapat dilakukan langsung
dengan kalkulasi pada aplikasi ETAP ataupun dengan cara manual dengan menghitung
menggunakan rumus yang ada pada teori. Untuk rugi-rugi daya aktif rumusnya yaitu nilai
kuadrat dari arus dikalikan dengan hambatan dikalikan dengan panjang penghantar
dikalikan 3 karena fasa yang digunakan ada 3 yaitu R, S, dan T kemudian dibagi dengan
1000. Untuk rumus perhitungan rugi-rugi daya reaktif nilai hambatan diganti dengan nilai
reaktansi dalam satuan ohm. Pada perhitungan berdasarkan teori dan kalkulasi dari aplikasi
ETAP berbeda karena dipengaruhi oleh suhu. Pada aplikasi ETAP belum termasuk
perhitungan suhu nya. Lalu nilai daya reaktif nya hampir sama karena daya reaktif tidak

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
dipengaruhi oleh induksi magnetik dan juga tidak dipengaruhi oleh suhu. Menentukan
aliran daya pada rangkaian sistem tenaga listrik dapat dilakukan dengan melihat arah panah
yang muncul pada rangkaian. Apabila arah panah ke busbar kemudian terdapat tanda plus
(+) berarti beban tersebut menyuplai daya dan jika terdapat tanda min (-) berarti beban
tersebut menyerap daya. Kemudian apabila arah panah ke komponen dan terdapat tanda
plus (+) berarti beban menyerap daya dan jika terdapat tanda min (-) berarti beban tersebut
menyuplai daya.
Pada saat praktikum, kesalahan yang sering terjadi yaitu ketika pengisian rating
sendiri sering terjadi nge-bug sehingga mengharuskan mengisi ulang data yang sudah
terisi. Cara mengatasi bug ini yaitu dengan menutup terlebih dahulu aplikasi ETAP nya
kemudian membukanya kembali.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
X. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum Modul II yang berjudul “Analisa Aliran Daya (Load
Flow Analysis)” ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tujuan analisa aliran daya dalam sistem tenaga listrik antara lain yang pertama yaitu,
untuk mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik
magnitude maupun sudut fasa tegangan. Yang kedua yaitu, untuk mengetahui daya
aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam sistem. Yang
ketiga yaitu, untuk mengetahui kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batas
batas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan. Yang keempat
yaitu, ntuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru. Yang kelima
yaitu, untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya seperti studi
hubung singkat, stabilitas, dan pembebanan ekonomis.
2. Masalah-masalah aliran daya dapat dianalisa menggunakan aplikasi ETAP secara
otomatis atau secara manual dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
XI. REPORT

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
XII. PERTANYAAN
1. Jelaskan analisis aliran daya pada bus distribusi pada GI KIT IB hingga GI KIT I,
beserta penjelasan arah panahnya!
2. Mengapa dalam suatu sistem tenaga listrik harus memiliki pembangkit mode swing?
Jelaskan!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan rugi-rugi daya pada system tenaga listrik!
4. Jelaskan 3 perbedaan warna yang terjadi pada busbar ketika tersambung pada
beban!
5. Hitunglah Qlosses saluran distribusi di SKUTM I dan SUTR I!
6. Hitunglah Plosses saluran distribusi di SKUTM I dan SUTR I!
7. Pada simulasi ETAP, apakah ada pengaruh dari perubahan metode kalkulasi aliran daya
dan jelaskan cara mengubah metode kalkulasi aliran dayanya!

JAWABAN
1. Pada bus GI KIT IB (yang mana berasal dari pembangkit) terdapat tanda panah
kebawah dengan nilai positif yang memiliki arti bahwa pembangkit menyuplay
tegangan ke sistem. Dan pada bus GI KIT IB ini mempunyai tegangan sebesar 11 KV.
Kemudian pada GI KIT I tidak jauh berbeda, pada bus juga terdapat tanda panah
kebawah yang memiliki nilai positif sehingga dapat diartikan bahwa komponen di atas
bus tersebut menyuplay daya ke sistem hingga beban. Namun pada bus ini tegangan
nya sudah mencapai 500 KV, karena pada rangkaiannya diletakkan transformator step
up sebelum bus GI KIT I.
2. Pada single line diagram harus memiliki generator yang diatur dengan mode swing,
karna mode swing disini berfungsi sebagai penyeimbang sistem agar tetap stabil.
3. Rugi-rugi daya atau susut daya merupakan perbandingan atau selisih daya yang
disuplay dari sumber dengan daya yang diterima.
4. Jika bus berwarna merah, artinya level tegangan dalam kondisi kritis
Jika bus berwarna pink/ungu, artinya level tegangan dalam kondisi marginal
Jika bus berwarna hitam, maka artinya level tegangan sudah sesuai standard
5. Qlosses saluran distribusi di SKUTM I dan SUTR I
322 . 0,0898 . 10 . 3 2758,656
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 2,7586
1000 1000
218,12 . 0,071 . 0,2 . 3 1826,5962
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝑈𝑇𝑅 𝐼 = = = 1,8265
1000 1000

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN
Mitha Aprilia Safitri
2020 – 11 – 049
6. Plosses saluran distribusi di SKUTM I dan SUTR I

218,12 . 0,064 . 10 . 3 1966,08


𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 1,96608
1000 1000

218,12 . 0,064 . 0,2 . 3 1826,5962


𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝑈𝑇𝑅 𝐼 = = = 1,8265
1000 1000

7. Ada. Dengan dilakukannya kalkulasi aliran daya maka kualitas daya akan baik dan
memenuhi standar dalam sistem tenaga listrik. Hal ini dapat memberikan
keefektifitasan dan lebih efisien terutama dalam aspek keekonomisan penggunaan
daya listrik. Terdapat tiga metode yang dapat kita gunakan untuk melakukan
kalkulasi aliran daya diantaranya ialah sistem Gauss-Seidel-Seidel, metode
Newton—Raphson, dan juga Fast Decoupled Method.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik


Institut Teknologi PLN

Anda mungkin juga menyukai