2020 – 11 – 049
MODUL II
ANALISA ALIRAN DAYA (LOAD FLOW ANALYSIS)
I. TUJUAN
1. Mempelajari konsep dan tujuan Analisa aliran daya dalam sistem tenaga listrik
2. Menganalisa masalah masalah aliran daya pada system tenaga lsitrik
Untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang biasa digunakan:
1. Sistem Gauss-Seidel– Seidel
Method Sistem Gauss-Seidel adalah salah satu jenis analisis yang paling umum.
Keunggulan dari sistem ini adalahkesederhanaannya dalam pengoperasian, daya
komputasi yang diperlukan terbatas, dan waktu penyelesaian yang lebih sedikit.
Namun, tingkat konvergensinya yang lambat menghasilkan banyak iterasi.Jumlah bus
yang lebih banyak meningkatkan iterasi ini.
2. Metode Newton–Raphson
Metode Newton-Raphson adalah metode yang lebih canggih, menggunakan
konvergensi kuadrat, dan dapat digunakan untuk situasi yang lebih kompleks. Metode
ini membutuhkan lebih sedikit iterasi untuk mencapai konvergensi, danolehkarena itu
juga membutuhkan lebih sedikit waktu komputer. Ini juga lebihakurat karena kurang
sensitif terhadap faktor-faktor rumit seperti pemilihan buskendur atau transformator
regulasi. Salah satu kelemahannya adalah pemrograman.
3. Fast Decoupled Method
Keuntungan utama dari metode ini adalah menggunakan lebih sedikit memori
komputer. Kecepatan kalkulasi 5x lebih cepat daripada metode Newton – Raphson,
menjadikannya pilihan populer untuk manajemen jaringan listrik secara real-time.
Namun, ini bisa menjadi kurang akurat karena asumsi digunakan untuk mendapatkan
penghitungan cepat. Karena lebih sulit untuk mengubah program komputer ini untuk
mencari masalah lain seperti keamananatau aliran sistem daya, cakupannya menjadi
terbatas.
Adanya drop voltage maka akan mempengaruhi besar daya yang diterima dan terjadi rugi-
rugi daya (losses) yang dirumuskan dengan:
Plooses = I2.R
Dimana:
Plooses : Rugi-rugi daya aktif (W)I = Arus (A)
R = Hambatan (Ohm)
Qlooses = I2.X
Dimana:
Qlooses = Rugi-rugi daya reaktif (VAr)
I = Arus (A)
X = Reaktansi (Ohm)
2. Klik menu , kemudian klik study case akan tampil seperti dibawah ini: klik
alert. untuk mensetting batas kritis dan marginal system sesuai standard. Padacritical
undervoltage diganti standardnya menjadi 90% dan marginal undervoltage menjadi
95%.
Perubahan tegangan pada sistem tenaga listrik seperti penurunan tegangan dari
hasil studi dan simulasi pada pembangkit dan beban, memberi dampak adanya perubahan
arus sistem, rugi-rugi sistem dan faktor daya. Untuk itu diperlukan pengatur tegangan.
Mengatur tegangan pada suatu bus dalam sistem tenaga listrik akan lebih mudah
apabila di bus tersebut ada sumber daya reaktif yang bisa diatur. Dalam sistem tenaga listrik
ada dua variabel yang dapat diatur secara bebas, yaitu daya nyata (MW) dan daya reaktif
(MVAR) yang merupakan variabel pengatur (control variabel).
SUMBER:
http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/120/140
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129775-T%2025056%20Studi%20aliran--Literatur.pdf
Jumlah Iterasi = 3
Losses = 0,239 MW, 0,432 MVar
Perhitungan P Losses
218,12 . 0,064 . 10 . 3 1966,08
𝑃𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 1,96608
1000 1000
JAWABAN
1. Pada bus GI KIT IB (yang mana berasal dari pembangkit) terdapat tanda panah
kebawah dengan nilai positif yang memiliki arti bahwa pembangkit menyuplay
tegangan ke sistem. Dan pada bus GI KIT IB ini mempunyai tegangan sebesar 11 KV.
Kemudian pada GI KIT I tidak jauh berbeda, pada bus juga terdapat tanda panah
kebawah yang memiliki nilai positif sehingga dapat diartikan bahwa komponen di atas
bus tersebut menyuplay daya ke sistem hingga beban. Namun pada bus ini tegangan
nya sudah mencapai 500 KV, karena pada rangkaiannya diletakkan transformator step
up sebelum bus GI KIT I.
2. Pada single line diagram harus memiliki generator yang diatur dengan mode swing,
karna mode swing disini berfungsi sebagai penyeimbang sistem agar tetap stabil.
3. Rugi-rugi daya atau susut daya merupakan perbandingan atau selisih daya yang
disuplay dari sumber dengan daya yang diterima.
4. Jika bus berwarna merah, artinya level tegangan dalam kondisi kritis
Jika bus berwarna pink/ungu, artinya level tegangan dalam kondisi marginal
Jika bus berwarna hitam, maka artinya level tegangan sudah sesuai standard
5. Qlosses saluran distribusi di SKUTM I dan SUTR I
322 . 0,0898 . 10 . 3 2758,656
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝐾𝑈𝑇𝑀 𝐼 = = = 2,7586
1000 1000
218,12 . 0,071 . 0,2 . 3 1826,5962
𝑄𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑆𝑈𝑇𝑅 𝐼 = = = 1,8265
1000 1000
7. Ada. Dengan dilakukannya kalkulasi aliran daya maka kualitas daya akan baik dan
memenuhi standar dalam sistem tenaga listrik. Hal ini dapat memberikan
keefektifitasan dan lebih efisien terutama dalam aspek keekonomisan penggunaan
daya listrik. Terdapat tiga metode yang dapat kita gunakan untuk melakukan
kalkulasi aliran daya diantaranya ialah sistem Gauss-Seidel-Seidel, metode
Newton—Raphson, dan juga Fast Decoupled Method.