Anda di halaman 1dari 7

Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal

Teknik Diskusi Pada Siswa di SMA Isen Mulang

Efforts to Improve Interpersonal Communication Capabilities through Group Counseling Services with Discussion
Techniques on Students at SMA Isen Mulang in Palangka Raya

Ayu Hanika* Abstrak


Drs. Merson U Sangalang, Penelitian ini dilakukan di SMA Isen Mulang Palangka Raya berdasarkan fenomena
M.Pd2 rendahnya kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa
bersikap terbuka, kurangnya empati, tidak menunjukkan sikap positif dan
Esty Pan Pangestie, M.Psi, mendukung dalam berkomunikasi dengan teman sebaya
Psi3 untuk meningkatkan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Peneliti
eksperimen design
Ayuhanika565@gmail.com,
*1 penelitian adalah siswa
penelitian ini adalah
Palangka Raya, Kalimantan diambil dengan menggunakan teknik
Tengah, Indonesia penelitian ini menggunakan Skala Likert
MersonUsangalang@gmail.co
2 menggunakan angket, wawancara dan dokumentasi
analisis uji-t berpasangan menunjukkan perubahan dalam hasil
m, Palangka Raya, Kalimantan
dari 51,57% menjadi 75,89%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan
Tengah, Indonesia kemampuan komunikasi
3
Estee571@gmail.com, menjadi lebih terbuka dan percaya diri dalam merespon pembicaraan,
Palangka Raya, Kalimantan menunjukkan empati baik secara verbal maupun non verbal, dan lebih komunikatif
Tengah, Indonesia dalam berinteraksi dengan teman sebaya
sedangkan harga t
sehingga thitung
menyimpulkan bahwa
meningkatkan
Palangka Raya.

Kata Kunci: Abstract


Komunikasi Interpersonal 1
This research was conducted at SMA Isen Mulang Palangka Raya based on
Bimbingan Kelompok 2
the phenomenon of low interpersonal communication skills in students such
Teknik Diskusi 3
as not being able to be open, lack of empathy, not showing a positive
attitude and support in communicating with peers. This study aims to
Keywords:
improve interpersonal communication skills through group guidance
Interpersonal Communication 1
services with discussion techniques. This research is a pre experimental
Counseling Group 2
design research with one group pretest and posttest design. The subjects
Discussion Techniques 3
were students at SMA Isen Mulang Palangka Raya. The population in this
study was 47 students with a sample of 10 (ten) students taken using
purposive sampling technique. Data collection in this study uses a Likert
Scale with data collection techniques using questionnaires, interviews and
documentation. Data analysis using paired t-test analysis showed changes
in the pretest and posttest results from 51.57% to 75.89%. The results
showed that there was an increase in the interpersonal communication
skills of SMA Isen Mulang Palangka Raya students becoming more open
and confident in responding to the conversation, students could show
empathy both verbally and non-verbally, and be more communicative in
interacting with peers. This is caused by t -22.593, while the price of t table
with Df (10-1) = 9 at a significant level of 0.05% -1.833, so that t-count is
greater than t-table (-22.593 ≥ -1.833). From the above data the researcher
concludes that group guidance services with discussion techniques can
improve students' interpersonal communication skills at SMA Isen Mulang
in Palangka Raya.
Suluh: Jurnal Pandohop Vol xNox, MonthYear, Page x – x p-ISSN: 2460-7274

PENDAHULUAN sendiri. Sedangkan komunikasi yang berkaitan


langsung dengan hubungan antarmanusia adalah
Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal
kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki
merupakan suatu kemampuan dalam membina
manusia. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan
hubungan yang baik antar manusia yang satu dengan
komunikasi dengan orang lain, entah secara pribadi
manusia yang lain. Dalam bukunya, The Interpersonal
antara dua orang, dengan beberapa orang, dengan
Communication Book, Joseph A. Devito
sejumlah kecil orang, atau dengan sejumlah besar
mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai
orang dan massa. Komunikasi memberikan keuntungan
proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara
kepada individu dalam kehidupan sehari-hari, individu
dua orang atau sekelompok kecil orang-orang dengan
yang memiliki komunikasi yang tinggi akan lebih
beberapa efek dan umpan balik secara seketika.
mudah dalam menyesuaikan diri dengan
Menurut Cangara (dalam Hasan 2015:16) komunikasi
lingkungannya, dapat menyelesaikan masalah pribadi
Interpersonal merupakan proses komunikasi yang
dan masalah yang melibatkan lingkungan sosial, bisa
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
lebih menghargai perbedaan antar individu, serta dapat
muka. Komunikasi interpersonal berorientasi pada
menjalin komunikasi secara efektif.
perilaku, sehingga penekanannya pada proses
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses
penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
Menurut Supratiknya (dalam Hasan 2015:18)
penggolongan pesan yang terjadi di dalam diri
mengemukakan beberapa manfaat dari komunikasi
seseorang dan atau di antara dua orang atau lebih
interpersonal yang baik remaja yaitu, pertama,
dengan tujuan tertentu. Pada kehidupan sehari hari, kita
komunikasi interpersonal membantu perkembangan
lebih banyak menghabiskan waktu untuk
intelektual dan sosial remaja. Kedua, identitas dan jati
berkomunikasi dari pada aktivitas yang lainnya, dan
diri remaja terbentuk lewat komunikasi dengan orang
dapat dipastikan bahwa kita berkomunikasi hampir di
lain. Ketiga dalam rangka memahami realitas di
semua aspek kehidupan. Oleh karena itu kemampuan
sekelilingnya, remaja melakukan perbandingan sosial
komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar setiap
untuk memperoleh pemahaman mengenai dunia
individu dapat menjalin hubungan antar manusia
disekelilingnya. Keempat, kesehatan mental remaja
dengan baik pula dan tidak terisolir di lingkungan
sebagian ditentukan oleh kualitas komunikasi atau
masyarakat dimana dia tinggal.
hubungan interpersonal yang terjalin anatara remaja
Kegiatan komunikasi intrapersonal dan interpersonal
dengan orang-orang terdekatnya (significant others).
merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
Packard (2011:2) mengemukakan bila seseorang
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak
mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi
bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut
interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi
malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk
agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan
berkomunikasi dengan manusia yang lain. Komunikasi
mental, dan ingin melarikan diri dari lingkungannya.
intrapribadi (Intrapersonal Communication) adalah
Pendapat tersebut menyiratkan bahwa komunikasi
komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.
interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar
Orang itu berperan sebagai komunikator maupun
bagi kehidupan anak Keterampilan komunikasi
sebagai komunikan. Dia berbicara dengan dirinya
interpersonal pada siswa ini menjadi sangat penting
sendiri, dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia
karena dalam bergaul dengan teman sebayanya siswa
bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya

2
1st Author, 2nd Author, 3rd Author, etc.Year.Short Title in English

seringkali dihadapkan dengan hal-hal yang baik akan mudah diterima dalam pergaulan dan
membuatnya harus mampu menyatakan pendapat memperoleh banyak teman.
pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap Dalam hal ini, maka tugas guru BK lah yang
kasar, bahkan siswa harus bisa mencoba menetralisasi membantu siswa dalam memecahkan berbagai macam
keadaan apabila terjadi suatu konflik. Bahkan suatu kesulitan yang dihadapinya. Oleh sebab itu, sangat
studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi dibutukan layanan bimbingan dan konseling untuk
akan menghambat personal seseorang. Devito (2011: membantu siswa. Salah satu jenis layanan bimbingan
285-291) Komunikasi interpersonal memiliki lima dan konseling yang dipandang tepat dalam membantu
aspek yaitu keterbukaan (Openess), empati (Empathy), siswa untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
sikap mendukung (Supportiveness), sikap positif interpersonal adalah melalui layanan bimbingan
(Positiveness), kesetaraan (Equality). kelompok.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik
peneliti selama PPL Keguruan dan Bimbingan di SMA bimbingan yang berusaha membantu individu agar
Isen Mulang Palangkaraya, peneliti melihat ada dapat mencapai perkembangannya secara optimal
beberapa siswa yang terindikasi berkomunikasi sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-
interpersonal dengan baik berdasarkan aspek nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi
komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh kelompok. Melalui bimbingan kegiatan bimbingan
Jalaludin Rakhmat. Terlihat dari siswa yang belum bisa kelompok, individu yang dibimbing akan belajar
bersikap terbuka sehinga dalam saat berinteraksi melatih diri untuk mengembangkan diri terutama
dengan teman sebaya lebih baik diam, pemalu bahkan pengembangan dalam kemampuan sosial,
tidak berani bertanya. Sikap empati yang masih kurang meningkatkan kemampuan diri sesuai bakat, minat dan
seperti tidak percaya saat teman bercerita dan bersikap nilai-nilai yang dianutnya. Selanjutnya Sukardi dan
acuh tak acuh ketika teman memerlukan bantuan, tidak Kusmawati (2015:78) mengemukakan bahwa layanan
bisa mengungkapkan rasa empati baik secara verbal bimbingan kelompok dimaksudkan untuk menunjang
maupun nonverbal. Siswa sering egois dalam pemahaman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan
berkomunikasi seperti tidak mau mendengarkan orang untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu
lain sehingga tidak adanya sikap mendukung dalam maupun sebagai pelajar serta untuk pertimbangan
berkomunikasi selain itu masih banyak siswa yang dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
berteman dengan mengelompokkan diri hal tersebut Menurut Tohirin (Afni 2017:14) Secara umum layanan
tentu saja menjadi penghambat dalam menjalin bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan
keakraban dengan teman sebaya. Melalui komunikasi kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan
interpersonal siswa akan berinteraksi dengan orang berkomunikasi peserta layanan
lain, mengenal diri sendiri, dan mampu Di dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok itu
mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Pada sendiri terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan,
usia perkembangan sebagai seorang remaja tersebut yaitu; (1) teknik pemberian informasi; (2)diskusi
tentunya kemampuan komunikasi interpersonal yang kelompok; (3)teknik pemecahan masalah;
baik sangat diperlukan, sedangkan tugas perkembangan (4)permainan peran; (5)permainan simulasi;
yang berkaitan dengan siswa sebagai remaja adalah (6)karyawisata; (7)teknik penciptaan suasan
mencapai hubungan baru dan yang lebih matang kekeluargaan. (Romlah 2013:87).
dengan teman sebaya. Komunikasi interpersonal yang

3
Suluh: Jurnal Pandohop Vol xNox, MonthYear, Page x – x p-ISSN: 2460-7274

Menurut Dewa Ketut Sukardi (dalam Andi 2012:11), meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang apakah komunikasi interpersonal siswa dapat
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama- ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok
sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber dengan teknik diskusi.
tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) METODOLOGI
yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Isen
hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota
Mulang Palangka Raya. Penelitian ini akan
keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan
dilaksanakan di SMA Isen Mulang Palangka Raya.
dalam pengambilan keputusan. Diskusi pada
Adapun pelaksanaannya dimulai pada bulan Oktober
hakikatnya adalah kerjasama dalam mengumpulkan
2019 sampai dengan penelitian selesai. Penelitian ini
dan tukar-menukar pengalaman serta gagasan. Melalui
dilakukan pada siswa kelas X, XI, XII. Penelitian ini
diskusi, siswa dibina memperhatikan kepentingan
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan
metode quasi eksperimen. Penelitian eksperimen
menerima keputusan bersama.
merupakan penelitian yang sistematis logis dan teliti di
Diskusi kelompok dipilih karena merupakan salah satu
dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam
metode dalam bimbingan kelompok, yang mana
melakukan eksperimen peneliti memanipulasi suatu
bimbingan kelompok sendiri akan membangun
stimulus, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental,
dinamika kelompok dan dari situlah siswa akan dapat
kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan
memahami satu sama lain secara langsung.
adanya perlakuan atau manipulasi. Desain yang
Penyelesaian masalah secara kelompok akan lebih
digunakan adalah eksperimen The one group pre-test
efektif karena anggota kelompok akan mendapatkan
dan post-test design. Sugiyono (2012:118) menjelaskan
umpan balik dari teman lain yang akan lebih
The one group pre-test dan post-test design yaitu
membangun. Menurut Roestiyah N. K. (dalam
desain penelitian yang terdapat pre-test sebelum diberi
Rohmawati 2014:6) dengan diskusi kelompok siswa
perlakuan dan post test setelah diberi perlakuan.
akan dapat mengembangkan rasa sosial, memperluas
Dengan demikian dapat diketahui lebih akurat, karena
pandangan, mengembangkan kepemimpinan, dan
dapat membandingkan sebelum dan sesudah diberi
mengemukakan pendapatnya secara bebas. Teknik
perlakuan.
diskusi ini mendorong terhadap munculnya pola
Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik
komunikasi dua arah, baik antara peserta didik dengan
“purposive sampling”. Dalam purposive sampling
guru maupun peserta didik dengan peserta didik
pemilihan kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri
sehingga dengan penerapan teknik diskusi
tertentu yang dipandang memiliki sangkut paut erat
memungkinkan setiap individu untuk ikut
yang dengan ciri-ciri populasi yang diketahuai
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
sebelumnya. Teknik Pengumpulan data yang
Dengan menggunakan teknik diskusi maka seorang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: Angket,
individu mampu memecahkan masalah yang
Observasi dan Dokumentasi. Instrument Penelitian
dialaminya dengan cara berdiskusi agar dia dapat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
menyatakan atau menegaskan diri serta mampu untuk
meningkatkan keterbukaan diri dalam komunikasi.
mengekspresikan perasaannya secara bebas, sehingga
Angket dalam penelitian ini menggunakan model
dengan melakukan hal tersebut maka kemampuan
likert. Alternatif jawaban mengacu pada prinsip-prinsip
siswa dalam berkomunikasi interpersonal juga akan
skala Likert yang kemudian dimodifikasi, yang terdiri

4
1st Author, 2nd Author, 3rd Author, etc.Year.Short Title in English

dari empat alternative jawaban yaitu Sangat Sesuai 6 R.M 95 74.20% Tinggi
(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak 7 T.P.K 100 78,10% Tinggi
8 S 95 74,20% Tinggi
Sesuai (STS). Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan statistic non parametris yang digunakan
No Kode Post-Test
untuk menguji hipotesis kompratif rata-rata dua sampel Siswa Jumlah Presentase Kategori
bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah 9 S 99 77.30% Tinggi
menggunakan t-test. 10 P 98 76.60% Tinggi

Rata-rata 97.6 75.89% Tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk penelitian ini Tabel III. Gambaran data Sebelum dan Sesudah
untuk mengetahui adakah peningkatan kemampuan diberikan treatment
komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
Penelitian eksperimen ini mengacu pada penggunaan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi
yang dibatasi beberapa tahap saja yaitu : 1) tahap
perencanaan, 2)tahap pelaksanaan, dan 3)tahap pasca
bimbingan.

Berikut adalah hasil analisis data presentase dari


kesepuluh sampel:
Tabel 1. Gambaran data sebelum diberikan treatment
Berdasarkan hasil penelitian dengan

Kode Pre-Test menggunakan angket kemampuan komunikasi


No
Siswa Jumlah Presentase Kategori interpersonal sebelum dan sesudah layanan bimbingan
1 N 64 50.00% Rendah kelompok dengan Teknik diskusi menunjukkan
2 J.S 71 55,50% Rendah
3 peningkatan, hal ini dapat dilihat pada Pre-test skor
R 72 53,30% Rendah
4 U 70 54,70% Rendah rata-rata yang diperoleh sebesar 51,57% dan
5 G 64 50.00% Rendah dikategorikan memiliki kemapuan komunikasi
6 R.M 68 53,10% Rendah
7 T.P.K 69 53,90% Rendah interpesonal yang rendah, setelah diberikan layanan
8 S 70 54.70% Rendah bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terdapat
9 S 62 48,40% Rendah
perubahan skor rata-rata meningkat menjadi 75,89%
10 P 70 54,70% Rendah
Rata-rata 68 51,57 % Rendah (post-test) dan dikategorikan tinggi. Hasil dari data
yang terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

Tabel II. Gambaran data sesudah diberikan treatment menganalisa data dengan menggunakkan rumus uji t-
test.
Kode Post-Test
No
Siswa Jumlah Presentase Kategori Maka perhitungan uji-t hasil thitung -22,593,
1 N 99 77.30% Tinggi
sedangkan harga ttabel dengan N-1 = 9 pada tingkat
2 J.S 100 78,10% Tinggi
3 R 97 76.60% Tinggi signifikan 0,05% -1,833, sehingga thitung lebih besar dari
4 U 96 75.00% Tinggi ttabel (-22,593 ≥ -1,833) .Dapat disimpulkan bahwa data
5 G 95 74.20% Tinggi

5
Suluh: Jurnal Pandohop Vol xNox, MonthYear, Page x – x p-ISSN: 2460-7274

kebiasaan belajar signifikan dan hipotesis penelitian Dengan selesainya penelitian ini penulis mengucapkan
(ha) dapat diterima. banyak terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan semua
KESIMPULAN
pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung penulis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dalam mencurahkan semua pikiran, tenaga serta
mengenai meningkatkan kemampuan komunikasi
dukungan baik secara moril maupun materil kepada
interpersonal melalui bimbingan kelompok teknik
penulis. Sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
diskusi pada siswa SMA Isen Mulang Palangkaraya,
dengan baik.
dapat diambil simpulan sesuai rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa siswa REFERENSI
sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok
Andi, Ekaputra. (2012). Pengaruh Diskusi Kelompok
dengan teknik diskusi termasuk dalam kategori
Kecil (Buzz Group Discussion) Terhadap
rendah. Artinya aspek-aspek kemampuan
Pemahaman Dampak Tawuran Pada Siswa
komunikasi interpersonal siswa yang meliputi
Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Depok. S1
keterbukaan (Openess), empati (Empathy), sikap
Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.
mendukung (Supportiveness), sikap positif
Devito Joseph. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia.
(Positiveness), kesetaraan (Equality). sebagai
Tangerang: Karisma Publishing Group.
indikator kemampuan komunikasi interpersonal
Hasan, Zidni Kafa Halim. (2015). Penggunaan Teknik
telah dimiliki siswa, akan tetapi masih kurang baik.
Diskusi Dalam Bimbingan Kelompok Untuk
2. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan
Interpersonal Siswa Kelas VIII Di SMP
teknik diskusi dapat meningkat setelah diberikan
Wijaya Surabaya.
treatment.
Nur Afni, ddk. (2017). Meningkatkan Kemampuan
3. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi
Komunikasi Interpersonal Siswa Melalui
interpsersonal siswa sebelum dan setelah diberikan
Layanan Bimbingan Kelompok Dengan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik
Teknik Assertive Training.
diskusi. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dari hasil
Rakhmat Jalaluddin. (2011). Psikologi Komunikasi.
post test tersebut sebesar 75,89% meningkat dari
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sebelumnya pada saat pre test sebesar 51,57%
Romlah, T. (2013). Teori dan praktek bimbingan
setelah diberikan treatment. Jumlah tersebut
kelompok. Malang: Universitas Negeri
mengalami persentase peningkatan rata-rata sebesar
Malang.
22,69%. Sehingga dikatakan bahwa pemberian
Rohmawati, Devi. (2014:6) Peningkatan Kecerdasan
layanan layanan bimbingan kelompok dengan
Emosi Melalui Diskusi Kelompok (Buzz-
teknik diskusi dapat meningkatkan kemampuan
Group) Pada Siswa Kelas VIII-C SMP N 2
komunikasi interpersonal pada siswa di SMA Isen
Berbah.
Mulang Palangka Raya.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan.
Bandung: Alfabeta.

UCAPAN TERIMA KASIH

6
1st Author, 2nd Author, 3rd Author, etc.Year.Short Title in English

Sukardi. (2015) Metodologi Penelitian Pendidikan


(Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi
Aksara.
Packard, Vance. (2011:2). Indha Rachmawati Sufis.
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Melalui Metode Role Playing
Pada Anak Di SD Negeri 2 Gombong.

Anda mungkin juga menyukai