Anda di halaman 1dari 19

FUNGSI DAN PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER

DALAM PERUSAHAAN PADA ERA


REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Disusun oleh :
Laily Husnaha Hidayatu Shifah
B200210069

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022

1
Doseen: Heppy Purbasari, S.E.,Akt,M.M
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun dari judul makalah
ini adalah “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Perusahaan”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


ibu Heppy Purbasari, S.E.,Akt.,M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem
Teknologi Informasi yang telah memberikan tugas kepada kami.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Tabel
Tabel 1.1
Karakteristik Responden
Tabel 1.2
Analisi Regresi
Model Summory
BAB 1
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2
PEMABAHASAN
A. Landasan Teori
B. Permasalahan
C. Cara Mengatasi Permasalahan
D. Literarute Review
a. Jenis Penelitian
b. Jenis Data
c. Teknik Pengumpulan Data
E. Hasil
I. Dari Tabel 1.1 Karakteristik Responden
II. Dari Tabel 1.2
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
Tabel 1.1 Karakteristik Responden

N Kriteria Jumlah Pesentase


o (%)
1 Jenis
Kelamin
Pria 9 Orang 30%
Wanita 21 Orang 70%
Tota 30 0rang 100%
l
2 Pendidikan
Terakhir
SLTA/
Sederajat
Diploma (D3) 1 Orang 3.3%

Strata 1 (S1) 28 93.3%


Orang
Strata 2 (S2) 1 Orang 3.3%
Strata 3 (S3) - -
Tota 30 100%
l Orang
3 Lama
Bekerja
<1 Tahun - -
1-3 Tahun 7 Orang 23.3%
4-5 Tahun 16 53.3%
Orang
>7 Tahun 7 Orang 23.3% Tabel 1.2 Analisi
Tota 30 100% Regresi Model
l Orang Summory

R Adjusted Std. Error of


Squar
Mode R R the
e
l Square Estimate
1 ,778a ,605 ,59 388,04
1 4 9
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di Dunia ini sangatlah cepat, pada saat ini
Penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui Fungsi Komputer Dalam
Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0 Faktor yang melatarbelakangi
terjadinya revolusi industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada
abad ke-16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene,
Galileo Galillei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan
pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge,The Royal
Society of England, dan The French Academy of Science. Sebuah pemerintahan
yang bijaksana dan cermat, yang akan mencegah orang-orang melukai satu
sama lain, akan membebaskan mereka untuk menjalankan tujuan dari industri
dan kebangkitan mereka sendiri, dan tidak akan menyia-nyiakan tenaga orang
lain yang membantunya. (Thomas Jefferson-Filsuf AS 1743-1826)
Melalui teknologi machine learning dan AI, pada revolusi industri 3.0
komputer sudah ikut berperan dalam perkembangan digital yang dinilai sebagai
“disruptive” atau sesuatu yang mampu menciptakan peluang pasar baru. Setelah
dapat diterima, saat ini machine learning dan AI ada didalam tahap revolusi
tersebut. Aliansi strategis atau orgaware dan berbagai informasi deskriptif
maupun preskriptif yang membuat teknologi tersebut dapat bekerja atau
infoware.. oleh karena itu, kebutuhan sumber daya manusia yang berkompeten
ikut berubah sejalan dengan hubungan kerjasama/aliansi startegis dan
penerapan layanan teknologi dibidang digital marketing. Strategi ini pula yang
menjadi kekuatan pembangunan ekonomi di Indonesia. Jaringan internet yang
sampai saat ini hampir seolah-olah menjadi kebutuhan pokok masyarakat
modern memiliki dampat positif dan negatif. Dengan terbukanya akses
komunikasi via internet yang menyatukan seluruh jarak dan waktu hanya
dengan satu wadah, maka akan banyak sekali kesempatan bagus yang bisa
didapatkan. Tak terkecuali perkembangan teknologi industry yang memang
diharapkan mampu menciptakan peluang dari tatanan fasilitas dan instrumen-
instrumen diberbagai elemen.

5
Pertumbuhan industri yang semakin efektif dan efisien ini seiring
perkembangan revolusi industri 4.0 terus merebak keseluruh penjuru dunia
dengan berbagai sistematis yang dibawa dan segala konsekuensinya. Peneliti
menemukan berbagai peranan penting yang menjadi indicator pertumbuhan
eksistensi penguasaan bisnis dalam implementasi dikehidupan yang semakin
menemukan puncak era globaliasi. Uraian penjabaran regenerasi teknologi
menarik minat bahasan dalam mempelajari campurtangan dunia cyber.
Pendekatan teoritis juga mengarahkan objek tak asing yang
mengotomatiskan laju perkembangan dengan berbagai fungsi. Pentingnya
subjektif dan objektif dalam pergerakan revolusi 4.0, mengkolaborasikan
dunia bisnis masuk keranah cyber army yang juga merupakan bentuk
implementasi dari teknologi industri komunikasi. Namun juga
mengakibatkan berkurangnya fungsi sumber daya manusia secara fisik
karena telah digantikan dengan mesin atau robot. Implementasi sikap dan
kinerja tubuh dengan pergerakannya semakin tidak dibutuhkan untuk
mengorganisir berbagai permasalahan umum

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan permasalahan yang dapat dirumuskan menjadi
bahan kajian
dalam penelitian ini sebagai berikut.
Apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan e-learning sebagai suplemen pembelajaran lebih tinggi
daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional?

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana peran
teknologi dalam
implementasi bisnis terhadap perkembangan zaman yang semakin menuntut
percepatan
regenerasi modern. Serta mendeskripsikan alur laju kecerdasan konektivitas
bisnis yang berdampak pada fungsi kerja sumber daya manusia, juga daya
saing perkembangan bisnis digital.

6
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Landasan teori
Teori Herbert Mercuse Teori ini dipaparkan oleh Herbert Mercuse
yang merupakan Seorang filsuf Jerman-Amerika, sosiolog dan ahli teori
kritis terkait dengan Sekolah Frankfurt yang Lahir di Berlin, dia mengkritik
kapitalisme, teknologi modern,materialisme historis, dan budaya hiburan
karena mereka mewakili bentuk-bentuk baru kontrol sosial dan represi.
Teori kritis pada mulanya memusatkanperhatian terhadap filsafat yang oleh
masyarakat modern, yaitu positivistime. Filsafat yang mendukung
rasionalitas masyarakat modern dalam diagungkan melakukan penelitian
ilmiah (Laksono, 2012). Mungkin keterlibatan Marcuse dengan Teori Kritis
dari Sekolah Frankfurt yang paling mempengaruhi gen-esis dan produksi
Manusia Satu Dimensi. Setelah munculnya dukungan publik Heidegger
terhadap Sosialisme Nasional,dan menjelang kemenangan partai Nazi,
Marcuse melakukan wawancara kerja dengan Institut Penelitian Sosial
Frankfurt, menerima posisi dengan mereka, dan bergabung dengan mereka
di pengasingan setelah Hitler's naik ke kekuasaan. Pertama di Jenewa,
Swiss, dan kemudian di New York, di mana Institut berafiliasi dengan
Universitas Columbia, Marcuse dengan antusias bergabung dalam upaya
kolektif Institut untuk mengembangkan teori kritis masyarakat. Bersama
dengan direktur Institut, Max Horkheimer, Marcuse adalah salah satu
spesialis filsafat mereka. Dia memulai karyanya dengan Institut dengan
menghasilkan kritik terhadap ideologi fasis; Setelah berpaling dari mantan
gurunya, ia sekarang menilai karya Heidegger sebagai bagian dari
kecenderungan baru terhadap pemikiran totaliter yang dominan di Jerman
dan yang mengancam seluruh dunia. Teori kritis yakni teori yang
menganalisis masyarakat dari sudut pandang, apakah kemampuannya
berguna/tidak dan disalahgunakan dalam rangka memperbaiki kondisi umat
manusia (Mercuse,1964:15). Salah satu teori yang cocok untuk menganalisis
permasalahan ini yaitu : One Dimensional Man Gagasan Marcuse yang
tertuang dalam bukunya yang berjudul One-Dimensional Man (1964) yang
mana kritik utama Marcuse adalah Konteks yang dibicarakan yakni
masyarakat industri maju yakni masyarakat telah terdominasi oleh teknologi

7
menjadi masyarakat teknokratis. Marcuse beranggapan bahwa manusia
modern saat ini merupakan masyarakat yang tidak sehat. Masyarakat
berdimensi satu yakni ini merupakan manusia modern yang segala dari segi
kehidupan diarahkan pada satu tujuan saja, yaitu demi kebaikan dan
peningkatan sistem yang telah ada, tidak lain adalah sistem dari kapitalisme
yang ditopang dengan sistem teknologi ( J.
Sudarminta,1982:123).Masyarakat seperti ini seakan berlangsung tanpa
kritik. Masyarakat sebagai suatu keutuhan bertindak secara irrasional.
Marcuse menggambarkan secara historis penurunan individualisme dari
masa revolusi borjuis ke kebangkitan masyarakat teknologi modern.
Menurutnya, Rasionalitas individu dimenangkan dalam perjuangan melawan
takhayul, irasionalitas, dan dominasi yang berkuasa, dan menempatkan
individu dalam sikap kritis terhadap masyarakat. Alasan kritis adalah prinsip
kreatif yang merupakan sumber pembebasan individu dan kemajuan
masyarakat. Namun, perkembangan industri modern dan rasionalitas
teknologi merongrong dasar rasionalitas individu. Ketika kapitalisme dan
teknologi berkembang, masyarakat industri maju menuntut peningkatan One
dimensional man berkaitan dengan cara-cara modern, kapasitas membatasi
kemungkinan. Pertentangan dengan eros peradaban yang sesuai dengan
beberapa gagasan dari Freud yang lebih metafisik, khususnya gagasan
tentang instinct dan kematian sampai mengkritik terhadap budaya modern
dan aliansi keinginan. Karya awal Marcuse sendiri berusaha untuk
mensintesis eksistensialisme fenomenologis Heidegger dengan Marxisme,
dan dalam Manusia Satu Dimensi seseorang mengenali motif Husserlian dan
Heideggerian dalam kritik Marcuse tentang peradaban ilmiah dan cara
berpikir. Secara khusus, Marcuse mengembangkan konsepsi tentang dunia
teknologi, serupa dalam beberapa hal dengan yang dikembangkan oleh
Heidegger, dan, seperti Husserl dan Heidegger, melihat rasionalitas
teknologi menjajah kehidupan sehari-hari, merampok kebebasan individu
dan individualitas dengan memaksakan imperatif teknologis, aturan. , dan
struktur pada pemikiran dan perilaku mereka (Mercuse,1964)
Keberanian yang nyaman, lancar, masuk akal, demokratis dalam
peradaban industri maju, suatu tanda kemajuan teknis. Memang, apa yang
bisalebih rasional daripada penindasan individualitas adalah mekanisasi
pertunjukan yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan; konsentrasi
pengusaha individu di perusahaan yang lebih efektif dan lebih produktif; di

8
antara peraturan persaingan bebas tidak dilengkapi dengan mata pelajaran
ekonomi-ekonomis; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan nasional
yang menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa tatanan
teknologi ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual dapat
disesalkan dan belum menjanjikan perkembangan. Hak-hak dan kebebasan
masyarakat, yang merupakan tingkat masyarakat yang lebih tinggi: mereka
kehilangan dasar pemikiran dan konten tradisional mereka. Kebebasan
berpikir, berbicara, dan hati nurani adalah - seperti usaha bebas, yang
mereka layani untuk promosikan dan lindungi - pada dasarnya ide-ide kritis,
yang dirancang untuk menggantikan suatu materi usang dan budaya
intelektual oleh yang lebih produktif dan rasional. Manusia Satu Dimensi,
Herbert Marcuse telah beralih ke apa yang menjadi masalah utama
peradaban kita dan bagaimana mendamaikan keaslian dan spontanitas dan
semua aspek kreatif dari sifat manusia kita dengan dorongan menuju
rasionalitas yang berlaku yang cenderung mengurangi semua jenis
temperamen dan keinginan untuk satu sistem pemikiran dan perilaku
universal.
Masyarakat yang merancang dan menjalankan transformasi teknologis
alam yang mengubah dasar dominasi dengan cara bertahap mengganti ke
bergantungan personal. Dominasi menghasilkan sebuah rasionalitas yang
lebih tinggi di masyarakat (Mercuse,1964:217). Masyarakat pada saat itu
lebih cocok dengan realitas tertentu yang mana pikiran dan perilakunya
mengungkapkan satu kesadaran yang salah. Yang memberikan kontribusi
terhadap pemeliharaan suatu susunan fakta-fakta yang salah. Rasionalitas
dan manipulasi ilmiah teknis disatukan ke dalam bentuk kontrol sosial yang
baru. Dominasi ini melahirkan empat dampak, yaitu, :
1. Munculnya bentuk-bentuk kontrol yang baru
Jaminan kebebasan yang nyaman, halus, masuk akal, demokratis
dalam peradaban industri maju, tanda kemajuan teknis. Apa yang bisa
lebih rasional daripada penindasan individualitas dalam mekanisasi
kinerja yang diperlukan secara sosial tetapi menyakitkan konsentrasi
individu dalam perusahaan di perusahaan yang lebih efektif dan lebih
produktif.
Regulasi persaingan bebas di antara subyek ekonomi yang tidak
dilengkapi dengan memadai; pembatasan hak prerogatif dan kedaulatan
nasional yang menghambat organisasi sumber daya internasional. Bahwa

9
tatanan teknologi ini juga melibatkan koordinasi politik dan intelektual
mungkin merupakan perkembangan yang disesalkan dan menjanjikan.
Peradaban industri kontemporer menunjukkan bahwa ia telah
mencapai tahap di mana "masyarakat bebas" tidak lagi dapat secara
memadai didefinisikan dalam istilah tradisional kebebasan ekonomi,
politik, dan intelektual, bukan karena kebebasan ini telah menjadi tidak
signifikan, tetapi karena mereka terlalu signifikan untuk dikurung dalam
bentuk-bentuk tradisional. Diperlukan moda realisasi baru, sesuai dengan
kapabilitas baru masyarakat.
Bidang masyarakat industri yang paling maju menunjukkan seluruh
ciri yaitu kecenderungan menuju penyempurnaan rasionalitas teknologi,
dan upaya intensif untuk menahan kecenderungan ini di dalam lembaga-
lembaga yang sudah mapan. Masyarakat industri yang menjadikan
teknologi dan sains miliknya terorganisir untuk pemanfaatan sumber
dayanya yang semakin efektif. Menjadi tidak rasional ketika keberhasilan
upaya ini membuka dimensi baru realisasi manusia.

2. Tertutupnya dunia politik


Politik ini memanifestasikan dirinya dalam penyatuan atau
konvergensi yang saling bertentangan. Hubungan Bipartit dalam
kebijakan luar negeri mengesampingkan kepentingan kelompok
kompetitif di bawah ancaman komunisme internasional, dan menyebar ke
kebijakan domestik, di mana program-program partai-partai besar
menjadi semakin tidak dapat dibedakan, bahkan dalam tingkat
kemunafikan dan dalam aroma klise. Penyatuan lawan-lawan ini
memiliki
kemungkinan perubahan sosial di mana ia merangkul strata-strata yang di
belakangnya sistem berkembang — yaitu, kelas-kelas yang
keberadaannya pernah mewujudkan oposisi terhadap sistem secara
keseluruhan.
Negara industri terkemuka di Barat. Di Timur, pengurangan bertahap
kontrol politik langsung menjadi saksi meningkatnya ketergantungan
pada efektivitas kontrol teknologi sebagai instrumen dominasi. Adapun
partai-partai Komunis yang kuat di Perancis dan Italia, mereka menjadi
saksi tren umum keadaan dengan mengikuti program minimum yang
mengesampingkan perebutan kekuasaan revolusioner dan mematuhi
aturan permainan parlementer. Ada kontinuitas dalam revolusi:

10
rasionalitas teknologi, terbebas dari pembatasan dan penghancuran yang
tidak rasional, menopang dan menyempurnakan dirinya dalam
masyarakat baru.
Saling ketergantungan satu-satunya dari dua sistem sosial "berdaulat"
di dunia kontemporer mengungkapkan fakta bahwa konflik antara
kemajuan dan politik, antara manusia dan tuannya telah menjadi total.
Ketika kapitalisme memenuhi tantangan komunisme, ia memenuhi
kemampuannya sendiri: pengembangan spektakular semua kekuatan
produktif setelah subordinasi kepentingan swasta dalam profitabilitas
yang menahan perkembangan semacam itu.
Ketika komunisme menghadapi tantangan kapitalisme, komunisme
juga memenuhi kemampuannya sendiri: kenyamanan spektakuler,
kebebasan, dan pengurangan beban hidup. Kedua sistem memiliki
kemampuan ini terdistorsi di luar pengakuan dan, dalam kedua kasus,
alasannya pada analisis terakhir sama - perjuangan melawan bentuk
kehidupan yang akan melarutkan dasar untuk dominasi.

3. Desublimasi Represif
Gambaran kunci tertentu tentang sastra dan nasibnya akan
menggambarkan bagaimana kemajuan rasionalitas teknologi melikuidasi
unsur-unsur yang menentang dan lebih maju dalam "budaya yang lebih
tinggi". Mereka menyerah pada proses desublimasi yang berlaku di
daerah maju masyarakat kontemporer. Budaya Barat yang lebih tinggi
adalaha nilai-nilai moral, estetika, dan intelektualnya masih diakui
masyarakat industri adalah budaya pra-teknologi dalam arti fungsional
maupun kronologis. Validitasnya berasal dari pengalaman dunia yang
tidak lagi ada dan yang tidak dapat ditangkap kembali karena itu dalam
arti yang ketat dilemahkan oleh masyarakat teknologi. Terlebih lagi, itu
tetap sebagian besar budaya feodal, bahkan ketika periode borjuis
memberinya beberapa formula yang paling tahan lama. Itu feodal bukan
hanya karena kurungannya kepada minoritas istimewa, tidak hanya
karena unsur romantis yang melekat (yang akan dibahas saat ini), tetapi
juga karena karya otentiknya mengungkapkan alienasi metodis yang
disadari secara sadar dan metodis.
Konsep desublimasi terkontrol akan menyiratkan kemungkinan
pelepasan simultan seksualitas dan agresivitas, kemungkinan yang
tampaknya tidak sesuai dengan gagasan Freud tentang kuantum tetap dari

11
energi instingtual yang tersedia untuk distribusi antara dua drive
utama.desublimasi yang dilembagakan nampaknya merupakan aspek dari
"penaklukan transendensi" yang dicapai oleh masyarakat satu dimensi.
Persis sebagaimana masyarakat ini cenderung mengurangi, dan
bahkan menyerap oposisi. Dalam ranah politik dan budaya yang lebih
tinggi, demikian pula halnya dalam lingkungan instingtual. Hasilnya
adalah atrofi organ mental untuk memahami kontradiksi dan alternatif
dan, dalam satu dimensi yang tersisa dari rasionalitas teknologi,

4. Hilangnya Fungsi Kritis


Manusia tidak ada lagi yang mengkritik sistem itu karena
adanya teknologi yang berkelimpahan dan di bantu dengan adanya
iklan, terciptalah bahasa yang tidak kritis lagi dan manusia saat ini
hidup pada dunia yang serba overload. Rasionalitas tenologis
mengubah pemikiran negatif menjadi positif bukan lagu untuk
mencerahkan, tetapi malah menindas. Karena filsafat harus menjadi
teoritis, mengabstraksi sehingga dapat menjalankan fungsi kontrol.
Manusia memang tidak lagi didominasi atau dikuasai oleh
manusia seperti yang terjadi di zaman Karl Marx, akan tetapi di zaman
manusia modern saat ini didominasi oleh sesuatu yang anonym, yakni
sistem dari kcanggihan teknologi yang totalitas dan mencengkeram
sosial manusia (Marcuse, 1964:154-156). Marcuse berbicara
mengenai apa yang disebutnya rasionalitas teknologis, sebagai
karakter rasionalitas masyarakat modern. Rasionalitas teknologis
adalah karakter rasionalitas jaman ini. Marcuse menggambarkan
bagaimana kebebasan dapat menjadi alat dominasi.
Marcuse berbicara mengenai toleransi represif, ketika oposisi
dalam masyarakat diberi kekuasaan untuk melontarkan protes, tetapi
karena masuk dalam sistem teknologis, maka akhirnya bentuk protes
dari oposisi itu menjadi alat hiburan dan lelucon saja. realitas
teknologi yang sedang berkembang meremehkan tidak hanya bentuk-
bentuk tradisional tetapi persis basis dari alienasi artistik yakni, ia
cenderung menyangkal tidak hanya gaya tertentu melainkan juga
substansi itu sendiri (Mercuse,1964:99). Maka dari itu masyarakat
satu dimensi terjadi karena seluruh dimensi kehidupan diarahkan ke
satu tujuan saja, yaitu menjaga kelangsungan sistem teknologis yang
ada dan telah menjadi penguasa tunggal dan total mendominasi.

12
Manusia satu dimensi yaitu segala kehidupan di arahkan pada
satu tujuan yaitu untuk meningkatkan serta melangsungkan satu
sistem yang telah berjalan dan di topang oleh teknologi. Manusia tidak
memiliki lagi dimensi-dimensi lain; bahkan, dengan satu tujuan itu,
dimensi lain justru disingkirkan.
Dominasi mengekalkan dan memperluas dirinya sendiri bukan
saja melalui teknologi akan tetapi juga sebagai teknologi, dan yang
terakhir ini memberikan legitimasi yang besar dalam memperluas
kekuasaan politik yang menyerap semua ruang budaya

B. Permasalahan
Dampak era revolusi industri 4.0 yang terakhir adalah di bidang ekonomi.
Terdapat banyak dampak dari revolusi industri ini dibidang ekonomi. Seperti
harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mengimplementasikan industri
4.0 di perusahaan dan merubah model bisnis yang telah diterapkan. Selain
itu pengguaan teknologi baru akan menyebabkan kerugian pada investasi
teknologi yang telah digunakan sebelumnya. Nampun dengan menggunakan
hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

C. Cara Mengatasi Permasalahan

Untuk mengatasi dampak era revolusi industri 4.0 tersebut, perlu


adanya peraturan atau persiapan khusus untuk mengimbangi fenomena
revolusi industri 4.0. Seperti tenaga kerja Indonesia dibekali dengan skill
operasional mesin serta pengetahuan dasar yang relevan.
Berdasar keterangan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI), Indonesia telah mempersiapkan beberapa bidang dalam
menghadapai industri 4.0. Persiapan tersebut ialah dengan meningkatkan
otomatisasi, Artifical Intelegence, membanguan komunikasi machine-to-
machine serta human-to-machine, kemudian melakukan pengembangan
terhadap teknologi secara berkelanjutan.

13
D. Literature Review
a. Jenis Penelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian, terlebih dahulu perlu menentukan
metode atau jenis penelitian yang akan digunakan, karena hal ini merupakan
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian. Menurut para ahli
“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Berdasarkan
pengertian metode penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan penelitian dibutuhkan data yang relevan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dan dapat tercapai sesuai dengan kegunaan tertentu. Metode
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif yaitu, metode yang didasarkan pada data yang
ada pada masa sekarang atau penyelidikan yang bertujuan pada pemecahan
masalah yang ada pada masa sekarang.
b. jenis data
Jenis data dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data
sekunder.Data sekunder merupakan data yang tidak berasal dari sumber
utama.Data ini digunakan sebagai data pendamping data utama karena
adanya hal-hal yang tidak ditemukan di data utama.Namun di beberapa
penelitian lainnya, data sekunder ini menjadi satusatunya sumber data.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
 Penelitian pustaka (library research) Penelitian pustaka
dilakukan dengan mengkaji buku-buku dan macam media penulisan
lainnya yang ilmiah, dimaksudkan untuk menambah referensi
pendukung tentang teori-teori ilmiah yang dapat berkaitan dengan
topik penelitian dalam rangka penyusunan laporan.
 Kuesioner Teknik kuesioner yang digunakan oleh penulis
adalah kuesioner tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan

14
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
bagian keuangan pada perusahaan perusahaan di
Tulungagung.
 Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan
menelaah dokumend okumen yang terdapat pada bagian keuangan
suatu perusahaan

E. Hasil
I. Dari Tabel 1.1 Karakteristik Responden
 Karakteristik Responden
Dari 30 kuesioner yang dapat diolah, gambaran umum
responden dilihat dari jenis kelamin responden, pria 9 orang (30%)
dan wanita 21 orang (70%), artinya sebagian besar responden adalah
wanita. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, diploma (D3) 1
orang (3,3%), strata 1 (S1) 28 orng (93,3%) dan strata 2 (S2) 1 orang
(3,3%), hal ini berarti bahwa sebagian besar responden adalah sarjana
yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan
tinggi dan mampu untuk memahami pertanyaan dalam kuesioner dan
kompeen dalam membeikan jawaban. Dilihatdari lamanya responden
bekerja, 1-3 tahun 7 orang (23,3%), 4-6 tahun 16 orang (53,3%), dan
7-9 tahun 7 orang (23,3%), hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden telah bekerja lebih dari 3 tahun yang berarti bahwa
sebagian besar responden memiliki pengalamankerja dan memahami
hal-hal yang bekaitan dengan penelitian ini seperti teknologi informasi
yang digunakan dan sistem pemakaiannya.
 Uji Kualitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Item dalam kuesioner akan valid jika penyataan
padakuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut Ghozali (2011). Berdasarkan r tabel yang
terdapatpada lampiran dimana = 0,361 maka diketahui bahwa jika
15
nilai Pearson Correlation > 0,361 maka dapat dikatakan bahwa
instrumen pada setiap variabel telah valid.
 Uji Regresi Linea Sederhana
Pengujian hipotesis dalam peelitian ini menggunakan analisis
regresi linear sederhana dengan bantuan spss 22. Hasil dari regresi
linear sedehana dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 1.2
II. Dari Tabel 1.2
Dari tabel d1.2 diketahui bahwa besarnya pengaruh dari
seluruhvariabel independen terhadap variabel dependen.Pengaruh tersebut
disimbolkan dengan R (korelasi). Seperti yang terlihat pada tabel Model
Summary nilai kolom R adalah 0,778 artinya pengaruh sistem informasi
akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan adalah sebesar 77,8%.
 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Bagi Perusahaan
a) Memperbaiki efisiensi
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat
membantu perusahaan dalam memperbaiki efisiensi suatu proses
karena dapat memberikan informasi yang lebih tepat waktu.Sebagai
contoh, perusahaan yang menggunakan pendekatan produksi just in
time membutuhkan informasi yang konstan, akurat dan up-to-date.
b) Memperbaiki pengambilan keputusan
Sistem informasi akuntansi dapat memperbaiki pengambilan
keputusan dengan memberikan informasi dengan tepat waktu.Sebagai
contoh, perusahaan ritel membuat database lengkap yang berisi
informasi lengkap tentang transaksi penjualan setiap harinya.
Dengan informasi tersebut, perusahaan dapat menganalisis
produk yang banyak dicari, pola barang yang harus dibeli dalam
jumlah banyak, dan juga dapat digunakan untuk memperbaiki tata
letak barang agar penjualannya meningkat.
c) Berbagi pengetahuan
Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat
mempermudah proses sharing atau berbagi pengetahuan dan keahlian.

16
Selanjutnya dapat memperbaiki proses operasional perusahaan, dan
bahkan dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan.
 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Perusahaan
Berdasarkan dari semua penjelasan dan data-data yang telah
dijabarkan pada penelitian ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan jika terdapat pengaruh yang
signifikan antara penerapan sistem informasi akuntansi terhadap
kualitas laporan keuangan. Hasil ini dapat diterima berdasarkan output
olah data regresi linear berganda dimana pada Model Summary
diperoleh nilai R(korelasi) sebesar 0,778 hal ini berarti bahwa berarti
bahwa sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh sebesar 77,8%
terhadap kualitas laporan keuangan sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel sistem informasi akuntansi bepengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.

17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tantangan Indonesia saat ini dalam keamanan siber di era revolusi
industri 4.0 yakni cara membangun sistem keamanan melawan ancaman
eksternal dan internet. Tantangan tersebut di
bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan,d& politik. Tantangan industri
tersebut terhadap keamanan siber dikategorikan dalam 3 tantangan: target
serangan, ransomware, dan orang dalam. Oleh karena itu, dalam mengatasi
tantangan keamanan siber di era Revolusi Industri maka kesiapan Indonesia
mulai dari sektor pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat digital antar
lain: kesiapan masyarakat digital yang mandiri dan pengetahuan tinggi
terhadap bahaya serangan siber, setiap perusahaan memerlukan sertifikasi
kesiapan memasuki revolusi industri,4.0, sinergitas, perencanaan dan strategi
sesuai dengan implementasi yang baik di setiap Kementerian dan lembaga
terkait bidang keamanan siber. Sebagai contoh adanya 10 inisiatif
Making Indonesia 4.0 didukung dengan peningkatan keamanan siber,
kapasitas dan kualitas SDM/pekerja Indonesia. Contoh lainnya adalah
pembentukkan Kinas (Komite Industri Nasional), revitalisasi manufaktur,
dan adanya pembentukkan data center oleh BSSN di setiap daerah. Saran
dari penulisan ini adalah masih perlu dibahas lebih lanjut bagaimana
implementasi peningkatan kapasitas dan kualitas SDM di bidang keamanan
siber yang siap untuk dipekerjakan di era Revolusi Industri. Dengan
demikian, Pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian lebih jelas
dalam memberikan indikator penilaian kesiapan Industri
4.0 di Indonesia.

B. Saran
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.gramedia.com/best-seller/revolusi-industri-4-0/
- https://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/JPSB/article/
download/2103/959
- https://aau.e-journal.id/senastindo/article/download/116/116
- https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-era-revolusi-industri-4-0-
dampak-dan-mengatasinya/
- Almumtahanah, dan S. (2019). JURNAL AKUNTANSI, Vol. 8,
No. 2, November (2019). 8(2), 146–154.
- https://www.jurnal.id/id/blog/2018-manfaat-sistem-informasi-
akuntansi-sia- untukmenentukan-strategi-bisnis-anda/
- https://www.sekawanmedia.co.id/blog/sistem-informasi-
akuntansi/

19

Anda mungkin juga menyukai