Anda di halaman 1dari 5

PUDARNYA PENGGUNA BAHASA JAWA

KRAMA DI YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Hasshemean Mahendra Al-Kaff

SMA NEGERI 1 BANTUL


2022/2023

Jalan K.H.A. Wakhid Hasyim 99 Bantul


Yogyakarta 55711 Telp. (0274)36754
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budi pekerti adalah suatu tindakan, perbuatan, perilaku, sikap atau
tingkah laku yang dilakukan oleh individu secara sadar maupun tidak sadar
yang dapat menjadi tolak ukur nilai individu. Budi pekerti merupakan pondasi
penting dalam pembentukan karakter individu dan masyarakat. Ketika suatu
individu memiliki karakter yang baik, ia dapat menciptakan lingkungan yang
positif dan dapat menjadi teladan serta inspirasi di lingkungan tersebut. Namun,
kini permasalahan budi pekerti yang buruk di kalangan remaja menjadi
problematika yang serius karena dapat menciptakan lingkaran negatif di
masyarakat. Hal tersebut dapat terjadi karena ketika suatu individu memiliki
perilaku yang buruk, maka individu lain dapat terpengaruh dengan perilaku
negatif tersebut sehingga untuk mengubah arah perilaku masyarakat agar
menjadi lebih positif menjadi sulit. Selain itu, budi pekerti yang buruk dapat
merusak nilai-nilai positif suatu budaya dan identitas nasional suatu negara.
Salah satu perilaku degradasi budi pekerti adalah jarangnya penggunaan
bahasa yang baik dan benar.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki bahasa tersendiri yang disebut
bahasa Jawa. bahasa Jawa dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu Ngoko, Madya,
dan, Krama. Ketiga bahasa tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam
penggunaanya dan digunakan sesuai dengan tingkatan masing-masing. Dari
ketiga tingkatan bahasa tersebut, bahasa Jawa krama jarang digunakan
disebabkan oleh faktor keluarga yang ketika berinteraksi serta berkomunikasi
kurang memperhatikan penggunaan bahasa yang benar dan sesuai dengan
tingkatannya. Purwo dalam artikelnya yang berjudul “Pengembagan Bahasa
Daerah: Kekuatan Politik dan Kepentingan Pendidikan” (2009: 203) mencatat
bahwa separuh di antara 6000 bahasa di dunia ini terancam punah dengan
rata-rata 10 bahasa punah setiap tahunnya. Dari data tersebut, bahasa Jawa
krama dikhawatirkan pudar bahkan punah karena pengguna bahasa Jawa
krama mengalami penurunan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terpapar di atas, dapat
diambil permasalahan pudarnya penggunaan Bahasa Jawa Krama di
Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah
Karya tulis ini ditulis dengan batasan agar mempermudah pembahasan.
Batasan ini juga bertujuan untuk menjaga fokus pembahasan agar tetap
relevan dan tidak tersebar ke berbagai arah sehingga tidak jauh dari inti
permasalahan. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini
adalah bagaimana faktor penyebab pudarnya bahasa Jawa krama di
Yogyakarta?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian karya tulis ini untuk mengetahui apa penyebab
pudarnya pengguna bahasa Jawa krama di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian karya tulis ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat membantu mengidentifikasi pola perubahan
dalam penggunaan bahasa dari generasi ke generasi.
2. Penelitian ini akan mengidentifikasi faktor yang memiliki dampak
signifikan dalam penurunan penggunaan bahasa Jawa krama.
3. Penelitian ini akan membantu memberikan beberapa solusi
permasalahan di atas.
4. Penelitian ini dapat berkontribusi bagi penelitian antropologi,
linguistik, budaya dan penelitian yang lain.
5. Penelitian ini akan memberikan pemahaman tentang fenomena
permasalahan di atas kepada masyarakat luas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Masalah
Berikut merupakan faktor-faktor terjadinya fenomena pudarnya penggunaan
bahasa Jawa krama di Yogyakarta:
1. Fenomena urbanisasi dan modernisasi turut membawa dampak
pada pola interaksi dan nilai-nilai sosial di Yogyakarta. Perubahan
gaya hidup tentunya memengaruhi individu dalam berinteraksi
sosial. Interaksi sosial di masa kini cenderung lebih santai dan
informal sehingga berbahasa formal seperti berbahasa Jawa krama
mulai ditinggalkan karena dianggap kurang praktis dan efektif. Selain
itu, bahasa Jawa krama juga dipandang mengandung nilai senioritas
yang tinggi sehingga dalam penggunaanya perlu ketelitian dan
ketepatan dalam pengucapan.
2. Teknologi dan media sosial turut berdampak pada pudarnya
penggunaan bahasa Jawa krama. Hal tersebut dapat terjadi karena
penggunaan bahasa yang informal, sederhana dan singkat ketika
menggunakan platform komunikasi digital. Penggunaan bahasa
yang informal terkesan lebih santai dan mudah dipahami bagi
mayoritas orang.
3. Arus globalisasi mengambil peran besar dalam permasalahan
pudarnya bahasa Jawa krama di Yogyakarta. Pengaruh budaya luar
dan bahasa asing memengaruhi cara berbicara dan gaya bahasa
dalam interaksi sosial. Mayoritas orang menggunakan bahasa asing
atau istilah asing karena dianggap lebih keren.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pudarnya penggunaan bahasa Jawa krama di Yogyakarta menjadi
permasalahan serius yang perlu diselesaikan. Permasalahan tersebut dapat
diredakan dengan cara seperti menggunakan bahasa Jawa krama dalam acara
resmi dan tradisional, membiasakan diri berbahasa krama setiap harinya,
pengenalan bahasa krama di tempat edukasi seperti sekolah dan universitas,
menyelenggarakan kurikulum dengan mewajibkan bahasa lokal menjadi mapel
wajib, dan lain-lain. Dengan menerapkan beberapa solusi di atas, bahasa Jawa
krama dapat bertahan sebagai warisan budaya yang berharga. Setelah
mengatasi tantangan ini, kita akan membentuk generasi muda yang tidak hanya
cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter dan moral yang luhur
untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.

Anda mungkin juga menyukai