Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BUDAYA MELAYU

MASALAH DAN TANTANGAN BUDAYA

MELAYU DALAM KEHIDUPAN DI MASA KINI

DISUSUN OLEH:

1. ANDI GUNAWAN (208110131) KETUA KELOMPOK


2. SYLVI RAHMA PUTRI (208110167) SEKRETARIS
3. WILA FATHIA VINOLA (208110014) ANGGOTA
4. PUTRA ARIA NANDA (208110056) ANGGOTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERITAS ISLAM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah Budaya
Melayu ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Budaya Melayu ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis masih memiliki banyak kekurangan, baik dari
segi teknik penulisan maupun materi yang disampaikan, mengingat kemampuan yang
dimiliki penulis masih belum cukup.

Tak lupa pula penulis ingin menyampaikan ribuan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah khususnya pada :

1. Bapak Ir. Fakhrunnas Ma Jabbar, M.I.Kom selaku dosen mata kuliah Budaya
Melayu

2. Teman-teman anggota kelompok dan juga teman-teman sekelas Budaya Melayu


yang selalu memberikan semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian
laporan ini.

Penulis merasa masih sangat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, karena
pengalaman penulis masih belum cukup untuk menyempurnakan hasil makalah ini. Oleh
karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk bersedia memberikan masukan-
masukan kepada penulis agar penulis bisa memperbaiki ataupun menyempurnakan makalah
selanjutnya.

Pekanbaru, 22 Juni 2022

Penulis
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki beragam budaya. Kebudayaan lokal
adalah suatu kebiasaan dan adat istiadat daerah tertentu yang lahir secara alamiah,
berkembang, dan sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Hal yang paling menonjol
pada setiap daerah adalah Bahasa daerah,yang mana Bahasa adalah symbol pada setiap
Kawasan atau lingkungan tertentu. Selain bahasa, budaya lokal juga identik dengan
pakaian, rumah adat, senjata tradisional, seni musik dan seni tari. Di Indonesia sejak 2009
hingga 2017, setidaknya ada 7.241 karya budaya yang tercatat dan ditetapkan sebagai
warisan budaya tak benda Indonesia dan juga memiliki sekitar 300 kelompok etnis atau
suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS
tahun 2010. Salah satu budaya lokal di Indonesia adalah budaya Riau. Riau merupakan
salah satu provinsi yang terdapat di pulau Sumatera. Riau memiliki suku asli yaitu suku
melayu dan bahasa yang digunakan Bahasa Melayu. Provinsi Riau juga memiliki banyak
suku pendatang antara lain suku Jawa 29.20%, Batak 12.55%, Minangkabau 12.29%,
Banjar 4.13%, Bugis 1.94%, Tionghoa 1.85%, Sunda 1.41%, Nias 1.29% dan suku
lainnya 2.14%. Banyaknya imigran atau perantau pada suatu daerah mengharuskan
masyarakat terbuka akan kebudayaan lain dan cenderung berubah lebih cepat. Kurangnya
media dalam memperkenalkan kebudayaan Riau membuat semakin kurangnya rasa cinta
akan kebudayaan daerah, dan mulai melupakan kebudayaan Riau. Kebudayaan sangat
penting untuk dilestarikan karena jika kebudayaan tidak terlestarikan maka akan semakin
menghilang dari peradaban dan bahkan diakui oleh negara lain. Seperti klaim kesenian
Reog Ponorogo pada November 2007, lagu daerah Rasa Sayange dari Maluku pada
Desember 2008, kedua kebudayaan itu diklaim oleh Malaysia. Jika hal ini dibiarkan
begitu saja, maka kebudayaan Riau akan mengalami hal yang sama seperti kebudayaan
lain yang mulai dilupakan dan bahkan diakui oleh negara lain. Hal ini terbukti dari survei
yang kami tujukan ke putra putri Riau, sebanyak 53.3% koresponden menyatakan bahwa
kebudayaan Riau sudah mulai dilupakan dan sebanyak 28.9% menyatakan masih ada
yang melestarikannya, sebanyak 17.8% menyatakan tidak tahu.

Dari hasil survei dapat disimpulkan bahwa kebudayaan Riau perlu adanya cara baru
dalam memperkenalkan dan melestarikannya. Hal yang menjadi sorotan saat ini yakni
munculnya virus covid-19 pada tahun 2020 yang membuat banyak hal terhambat
termasuk pengembangan budaya melayu Riau, karena adanya pandemic dunia. Penularan
melalui kontak antar manusia menjadikan alasan dilaksanakannya pembatasan aktivitas
diluar rumah. Sehingga, proses pengenalan budaya yang biasanya dilakukan melalui
program program perlombaan sementara waktu ditiadakan.

Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi.


Smartphone mendukung aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kinerja tinggi yang
menyerupai komputer. Pengguna smartphone di Indonesia berdasarkan Lembaga riset
digital marketing Emarketer sebanyak lebih dari 100 juta pengguna smartphone aktif di
tahun 2018 dan berada di urutan ke-4 setelah Cina, India dan Amerika. Dengan tingginya
angka pengguna smartphone, banyak dihasilkan aplkasi pada berbagai bidang yang
menarik dan berguna bagi pengguna smartphone yang dapat memberikan dampak positif
dari penggunaannya. Salah satunya adalah aplikasi permainan, dimana termasuk dalam
salah satu aplikasi yang sangat digemari oleh pengguna smartphone. Hal ini terbukti dari
hasil riset Newzoo, Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang merupakan
pasar terbesar untuk aplikasi permainan, yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan
Malaysia. Masyarakat pada lima negara tersebut memainkan aplikasi permainan di lebih
dari satu platform (mobile dan PC atau konsol).

Melalui platform media sosial kita bisa melakukan putaran otak untuk mengenalkan
beragam kebudayaan kita kepada khalayak nasional bahkan internasional. Aplikasi yang
sedang diminati, seperti Tiktok dapat menjadi salah satu alternatif mengenalkan budaya
melayu Riau. Misalnya putra-putri membuat konten berupa tari daerah, menyanyikan lagu
daerah dan masih banyak lagi. Di adakannya perlombaan secara online via zoom meeting
atau aplikasi lainnya juga bisa menjadi alternatif yang solutif bagi perkembangan
kebudayaan melayu ini.

Namun dengan banyaknya aplikasi permainan yang saat ini beredar, tidak menutup
masih sedikitnya aplikasi permainan yang memiliki unsur edukasi. Apalagi aplikasi
permainan yang dapat memupuk rasa cinta tanah air Indonesia kepada penggunanya.
Aplikasi permainan merupakan sarana hiburan bagi pecinta game, terutama game yang
terdapat di perangkat bergerak. Karena game menjadi lebih praktis dan mudah untuk
dimainkan. Game yang sederhana namun tidak membosankan, menjadikan salah satu
faktor banyaknya pecinta game. Oleh karena itu, dibutuhkan sesuatu yang berbeda dari
penyajian aplikasi permainan yang menarik dan memiliki nilai edukasi kebudayaan Riau.
Sehingga dapat dengan mudah diterima oleh semua kalangan khususnya kalangan muda.
Unsur edukasi yang ditanamkan di dalamnya akan menjadi nilai tambah dalam sebuah
aplikasi permainan. Sebagai contoh adalah konsep story , penemuan senjata adat dan
pakaian adat, serta rumah adat sehingga memupuk kembali wawasan cinta budaya Riau.
Dengan dibuatnya aplikasi permainan ini diharapkan kalangan muda khususnya putra
putri daerah Riau dapat lebih mengerti, memahami dan melestarikan kebudayaan yang
menjadi ciri khas dan jati diri daerah.

1.1 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja hambatan dan juga
tantangan tentang adanya keberadaan Budaya Melayu di masa sekarang.
PEMBAHASAN
HAMBATAN DAN TANTANGAN KEBERADAAN BUDAYA

MELAYU DI MASA KINI

Pada masa pandemi ini, pemerintah didorong untuk melakukan berbagai perubahan
dan inovasi sebagai model pendekatan baru dalam memperbaiki kualitas pelayanan sektor
publik. Hal ini dilakukan sebagai respon berbagai keluhan masyarakat atas kebijakan publik
yang lambat dan kurang terstruktur. Inovasi ini telah dilakukan sejak tahun 2014 dengan
diterbitkannya Top 99 inovasi dua tahun berikutnya (Taufik, 2020). Namun hal ini adalah
masalah yang kompleks untuk diaplikasikan di lapangan, hal ini diperparah dengan adanya
hambatan masa pandemi yang belum menunjukan penurunan pada kurva kasus yang
terkonfirmasi. Pandemi ini telah membawa dampak yang sangat luas terhadap berbagai sektor
kehidupan dan pelayanan publik. Pada sektor ekonomi, terdapat penurunan drastis pada
kegiatan produksi barang dan jasa, pemutusan hubungan kerja secara massal dan sulitnya
mendapat pekerjaan. Seluruh masalah ini tentu sangat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Sektor publik pada organisasi pusat dan daerah termasuk perusahaan yang terlibat dan berada
dibawah pemerintah secara langsung dihadapkan pada masalah yang kompleks sebagai
dampak dari pandemi dan era New Normal, sehingga fungsi pelayanan yang meliputi
kegiatan administrasi, ketertiban, pendidikan, kesehatan dan sektor lainnya mengalami
gangguan (Syamsul Bahri, 2020). Pada sektor pendidikan misalnya, proses pembelajaran
seluruh jenjang mengalami masalah serius, hal ini karena sektor pendidikan melayani sekitar
45,3 Juta jiwa, dan terpaksa harus menerapkan sistem daring. Permasalahan ini menjadi luas
karena wilayah Indonesia belum seluruhnya menerapkan pembelajaran berbasis teknologi
dalam prosesnya. Permasalahan tersebut antara lain: (1) Akses peserta didik yang terbatas
dan infrastruktur yang belum merata; (2) Penguasaan teknologi yang terbatas dialami oleh
murid dan guru; (3)

Kemampuan masyarakat untuk mengakses data dan jaringan yang terbatas; (4)
Anggaran yang terbatas dari pemerintah karena distribusi yang kurang maksimal; dan (5)
Mental masyarakat yang belum siap menerima pembelajaran daring tersebut (Yulianto,
2020). Sektor pelayanan lain juga memiliki kendala yang sama, karena model pelayanan yang
digunakan terpaksa harus dirubah mengikuti model pelayanan pada era New Normal lainnya.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk merespon keadaan pandemi,
diantaranya:

1. Pembatasan interaksi sosial (PSBB)


2. Pengalihan tempat bekerja dari rumah bagi sebagian ASN
3. Pembatasan kegiatan ibadah; dan
4. Pembatasan mobilisasi pengendara (Surat Edaran PANRB Nomor 46 Tahun
2020). Selain sebagai wabah yang mendisrupsi berbagai norma yang berlaku
sebelumnya, pandemi ini juga menjadi hal yang positif dalam mendorong
internalisasi RI 4.0 yang mempercepat proses revolusi menuju budaya Post-
modernisme.

Kemunculan tatanan kehidupan yang baru mencakup sosial dan ekonomi masyarakat
sangat berpengaruh terhdap pola pergaulan yang terjadi. Pola budaya baru dalam New
Normal mengedepankan model komunikasi jarak jauh dalam berbagai aktifitasnya, dan
administrasi publik menjadi bagain di dalamnya (Sejati, 2020). Dengan kondisi demikian,
inovasi dan perubahan menjadi hal yang wajar dan dituntut untuk segera dilakukan sebagai
alternatif dan respon keadaan tersebut. Pada hakikatnya, konsep tersebut selalu terhubung
dengan setiap perkembangan yang menjadi paradiga administrasi publik dari masa ke masa,
seperti:

1. Menejmen Publik Baru (NPM)


2. Pelayanan Baru Bagi Publik (NPS); dan
3. Pemerintahan Publik Baru (NPG). Penelitian ini memfokuskan pada inovasi
serta perubahan yang terjadi pada sektor pelayanan publik di era New Normal
pandemi Covid-19.

Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan lokal yang ada disetiap daerah di
Indonesia. Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-
puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan
makin dimantapkan, sehingga ketunggallikaan makin lebih dirasakan daripada
kebhinekaan.Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta
bahasa nasional. Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan,
perubahan ini terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan perubahan dan
perubahan kebudayaan terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke
dalam kebudayaan Indonesia. Unsur globalisasi masuk tak terkendali merasuki kebudayaan
nasional yang merupakan jelmaan dari kebudayaan lokal yang ada disetiap daerah dari
Sabang sampai Merauke ( Tobroni: 2012 : 123).

Budaya Melayu Siak yaitu keseluruhan gagasan, perilaku dan hasil karya masyarakat
Melayu Siak yang bersifat fisik maupun non fisik yang diperoleh melalui proses belajar dan
beradaptasi terhadap lingkungannya. Budaya Melayu Siak merupakan salah satu ciri dan jati
diri yang menjadi kebanggaan masyarakat Melayu Siak. Banyaknya peninggalan budaya
Melayu Siak baik yang bersifat nyata maupun tidak nyata yang dikhawatirkan akan
mengalami kepunahan dan kerusakan yang diakibatkan oleh manusia atau proses alam
sehingga perlu dilestarikan. Perlunya melestarikan budaya Melayu di Siak dikarenakan
kekhawatiran kepunahan dan kerusakannya. Selain itu, untuk menghindari pengklaiman
budaya oleh daerah lain ataupun negara lain sebagai sumber ekonomi. Salah satu contoh
pengklaiman budaya Indonesia, yaitu salah satunya kasus yang pernah terjadi, yaitu
munculnya tari pendet asal Bali dalam iklan Enigmatic Malaysia di Discovery Channel.

Upaya-upaya dalam Melestarikan Budaya Indonesia Pelestarian sebagai kegiatan


atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan
tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes,
dan selektif. Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya,
nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan
selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.
Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus
menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya
sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes dan selektif (Widjaja dalam Ranjabar,
2006:56). Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dapatdilakukan dengan berbagai cara.
Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya sebagai generasi muda dalam
mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal (Sendjaja, 1994: 286). yaitu :

1. Culture Experience Culture Experience Merupakan pelestarian budaya yang


dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural.
contohnya, jika kebudayaan tersebutberbentuk tarian, maka masyarakat
dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut, dan
dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-acara tertentu atau diadakannya
festival-festival. Dengan demikian kebudayaan lokal selalu dapat dijaga
kelestariannya.
2. Culture Knowledge Culture Knowledge Merupakan pelestarian budaya yang
dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan
yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk
edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan
potensi kepariwisataan daerah.Dengan demikian para Generasi Muda dapat
memperkaya pengetahuannya tentang kebudayaanya sendiri. Selain
dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kebudayaan lokal juga dapat dilestarikan
dengan cara mengenal budaya itu sendiri.

Ke dua hal tersebut bisa dilakukan secara daring mengingat zaman sekarang masih
adanya pandemic.

Budaya daerah merupakan kekayaan bangsa yang perlu diperhatikan dan ditangani
secara serius, terutama dalam memasuki otonomi daerah dan era globalisasi. Percaya atau
tidak, pentingnya keberadaan budaya daerah, karena budaya ini dalam kenyataannya
memberi andil yang sangat besar bagi pembentukan jati diri bangsa, dan juga bagi proses
regenerasi bangsa kita. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai
penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus
dijaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi
berikutnya.

Corak Budaya Melayu Riau ditentukan oleh sifat, ciri, dan penampilan orang Melayu
itu sendiri. Oleh karena itu pembicaraan corak budaya itu tidak terlepas dari sifa, ciri, dan
penapilan orang Melayu itu sendiri.Salah satu sifat orang Melayu Riau adalah pemalu. UU.
Hamidy mengatakan “Orang Melayu Tradisional punya penampian pemalu. Malu dipandang
sebagai harga diri, kalau malu sudah hilang hidup bisa seperti binatang” Sifat pemalu
menghasilkan tingkah laku yang terpelihara. Tingkah laku yang terpelihara yang dimiliki
orang Melayu menunjukkan bahwa orang itu tidak mau berbuat semena-mena karena
maksudnya kalau dia berkuasa, dia malu korupsi, malu kolusi, malu nepotisme dalam
berbagai situasi. Dengan kata lain orang pemalu tidak akan pernah KKN.
Wujud Kebudayaan di Provinsi Riau

1. Rumah Adat khas Budaya Riau


Rumah adat daerah ini dinamakan Selaso Jatuh Kembar. Rumah ini
merupakan tempat tinggal yang digunakan oleh para datuk atau pemangku
adat. Rumah adat ini menjadi salah satu unsur kebudayaan Kepulauan Riau.
Dengan aksen-aksen yang menghiasi rumah adat ini semuanya berhiaskan
ukiran. Dengan ukirannya yang mempunyai corak berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lainnya.Di dalam rumah adat ini, dilengkapi pula dengan
Balai Adat. Dimana ruangan ini dipergunakan untuk melakukan pertemuan
dan musyawarah.
2. Pakaian Adat Menjadi Bukti Budaya Riau
Dengan adanya pakaian adat, menunjukan bukti bahwa melayu Riau
mempunyai kebudayaan yang maju. Karena memiliki pakaian adat yang
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Untuk pria menggunakan
pakaian adat berupa baju Kurung Cekak Musang atau biasa disebut dengan
baju Kurung Belanga. Tampilan bentuk busana ini mirip dengan baju muslin
yang dipadukan dengan celana panjang yang longgar. Kemudian dilengkapi
dengan sarung dan kopyah. Sedangkan untuk wanita menggunakan gaun
berupa baju Kurung Kebaya Laboh. Kedua pakaian adat ini merupakan salah
satu warisan kebudayaan Riau yang sering digunakan pada saat upacara adat
atau pernikahan. Tampilan dari pakaian adat ini sangat tertutup dan panjang.
Hal tersebut menunjukkan nilai-nilai kesopanan yang sangat dijunjung tinggi
oleh masyarakat setempat. Dengan desain yang sederhana, menjadikan
pakaian ini sangat erat dengan gaya pakaian melayu. Sementara motif yang
dimilikinya sangat khas dan kental akan tradisi melayu.
3. Senjata Tradisional Riau
Senjata tradisional yang terkenal di provinsi ini dinamakan pedang jenawi.
Pedang ini biasanya digunakan oleh panglima perang. Sedangkan para
prajuritnya menggunakan klewang sebagai senjatanya.
4. Tari Tandak Sebagai Tari Tradisional
Salah satu ciri khas kebudayaan Riau yaitu pada tarian tradisionalnya. Tarian
ini dinamakan tari Tandak. Tarian ini biasa ditampilkan oleh seorang laki-laki
dan beberapa perempuan. Selain itu, tarian ini ditampilkan dengan beberapa
musik dan alunan lagu. Tarian ini merupakan tari pergaulan yang sangat
digemari di daerah Riau.
5. Alat musik Gambus
Riau adalah salah satu wilayah yang strategis dan memiliki banyak budaya-
budaya warisan kerajaan yang pernah mendudukinya. Salah satu warisan seni
budaya khas Riau tersebut yaitu alat musik gambus. Gambus merupakan alat
musik dengan menggunakan senar yang memiliki bentuk mirip seperti gitar.
Bedanya, lubang pada alat musik gambus ditutupi menggunakan kulit
kambing atau kulit ikan pari.
6. Bahasa Utama Daerah Riau
Provinsi Riau merupakan daerah yang kaya akan kebudayaan yang lahir dari
beragam suku bangsa. Bahasa daerah yang digunakan dalam keseharian yaitu
menggunakan Bahasa Melayu Riau. Bahasa ini mirip dengan Bahasa
Indonesia. Pemilihan Bahasa ini sebagai akar Bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kebijakan pemerintah Hindia-Belanda.
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Upaya-upaya dalam Melestarikan Budaya Indonesia Pelestarian sebagai kegiatan atau
yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan
tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis,
luwes, dan selektif. Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai
seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis,
luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah
dan berkembang. Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang
dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu
yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes dan
selektif (Widjaja dalam Ranjabar, 2006:56).
Budaya daerah merupakan kekayaan bangsa yang perlu diperhatikan dan ditangani
secara serius, terutama dalam memasuki otonomi daerah dan era globalisasi. Percaya atau
tidak, pentingnya keberadaan budaya daerah, karena budaya ini dalam kenyataannya
memberi andil yang sangat besar bagi pembentukan jati diri bangsa, dan juga bagi proses
regenerasi bangsa kita. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai
penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut
harus dijaga agar tidak luntur atau hilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh
generasi berikutnya. Corak Budaya Melayu Riau ditentukan oleh sifat, ciri, dan
penampilan orang Melayu itu sendiri. Oleh karena itu pembicaraan corak budaya itu tidak
terlepas dari sifa, ciri, dan penapilan orang Melayu itu sendiri.Salah satu sifat orang
Melayu Riau adalah pemalu. UU. Hamidy mengatakan “Orang Melayu Tradisional punya
penampian pemalu. Malu dipandang sebagai harga diri, kalau malu sudah hilang hidup
bisa seperti binatang” Sifat pemalu menghasilkan tingkah laku yang terpelihara.

Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki beragam budaya. Kebudayaan


lokal adalah suatu kebiasaan dan adat istiadat daerah tertentu yang lahir secara alamiah,
berkembang, dan sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Hal yang paling menonjol
pada setiap daerah adalah Bahasa daerah,yang mana Bahasa adalah symbol pada setiap
Kawasan atau lingkungan tertentu. Selain bahasa, budaya lokal juga identik dengan
pakaian, rumah adat, senjata tradisional, seni musik dan seni tari. Di Indonesia sejak 2009
hingga 2017, setidaknya ada 7.241 karya budaya yang tercatat dan ditetapkan sebagai
warisan budaya tak benda Indonesia dan juga memiliki sekitar 300 kelompok etnis atau
suku bangsa, lebih tepatnya terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air menurut sensus BPS
tahun 2010. Salah satu budaya lokal di Indonesia adalah budaya Riau. Riau merupakan
salah satu provinsi yang terdapat di pulau Sumatera. Riau memiliki suku asli yaitu suku
melayu dan bahasa yang digunakan Bahasa Melayu.

Pada masa pandemi ini, pemerintah didorong untuk melakukan berbagai perubahan
dan inovasi sebagai model pendekatan baru dalam memperbaiki kualitas pelayanan sektor
publik. Hal ini dilakukan sebagai respon berbagai keluhan masyarakat atas kebijakan
publik yang lambat dan kurang terstruktur. Inovasi ini telah dilakukan sejak tahun 2014
dengan diterbitkannya Top 99 inovasi dua tahun berikutnya (Taufik, 2020). Namun hal
ini adalah masalah yang kompleks untuk diaplikasikan di lapangan, hal ini diperparah
dengan adanya hambatan masa pandemi yang belum menunjukan penurunan pada kurva
kasus yang terkonfirmasi. Pandemi ini telah membawa dampak yang sangat luas terhadap
berbagai sektor kehidupan dan pelayanan publik. Pada sektor ekonomi, terdapat
penurunan drastis pada kegiatan produksi barang dan jasa, pemutusan hubungan kerja
secara massal dan sulitnya mendapat pekerjaan. Seluruh masalah ini tentu sangat
menghambat pertumbuhan ekonomi. Sektor publik pada organisasi pusat dan daerah
termasuk perusahaan yang terlibat dan berada dibawah pemerintah secara langsung
dihadapkan pada masalah yang kompleks sebagai dampak dari pandemi dan era New
Normal, sehingga fungsi pelayanan yang meliputi kegiatan administrasi, ketertiban,
pendidikan, kesehatan dan sektor lainnya mengalami gangguan (Syamsul Bahri, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Nahak, H. M. I. (2019). UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA DI ERA


GLOBALISASI. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76.

Caraka, Y., Devi, N., & Fauzi, A. H. (2019). Aplikasi Permainan Untuk Melestarikan Budaya
Riau. EProceedings of Applied Science, 5(3).

Purwanto, R. (2018). UPAYA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN


LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU KABUPATEN ROKAN HULU DALAM
PELESTARIAN BUDAYA DAERAH TAHUN 2015. In JOM FISIP (Vol. 5).

Diana, L., & Tiaraputri, A. (2020, November). Melestarikan Warisan Budaya di Kabupaten
Siak Provinsi Riau. In: National Conference on Law Studies (NCOLS) (Vol. 2, No. 1,
pp. 1273-1283)

Anda mungkin juga menyukai