Anda di halaman 1dari 2

Dekontaminasi Alat Kesehatan Semi Kritikal

No. Dokumen :
SOP/PPI/43/2022
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 28 November
2022
Halaman :2

Drg. Eka Rury


Puskesmas NIP.
Badak Baru
198203312010012006

Alat-alat yang kontak dengan membran mukosa saat dipergunakan.


Semua peralatan semikritikal wajib dilakukan minimal Disinfeksi Tingkat
1. Pengertian
Tinggi (OTT) atau apabila terdapat alat yang tahan terhadap panas, maka
dapat dilakukan sterilisasi menggunakan panas, contoh Ambu bag, ETT,
handpiece, speculum.
Mencegah peralatan cepat rusak, menjaga tetap dalam keadaan
terdekontaminasi sesuai kategorinya, menetapkan produk akhir yang
2. Tujuan
sudah steril dan aman serta tersedianya peralatan perawatan pasien dan
alat medis lainnya dalam kondisi bersih dan steril saat dibutuhkan.
 Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Badak Baru Nomor :
B.07/DINKES/PUSK-BB/065.2/10/2022 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan layanan Klinis Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
3. Kebijakan Puskesmas Badak Baru
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Referensi  Buku Pedoman Teknis PPI di FKTP tahun 2020
5. Prosedur 1. Petugas memakai APD sesuai indikasi dan jenis paparan terdiri
dari topi, gaun atau apron, masker, sarung tangan rumah tangga
dan sepatu tertutup.\
2. Proses Pre-Cleaning
Semua peralatan atau alat medis yang telah dipergunakan,
pertama kali dilakukan pembersihan awal (pre-cleaning) dengan
merendam seluruh permukaan peralatan kesehatan menggunakan
enzymatik 0,8 % atau detergen atau glutaraldehyde 2 %, atau
sesuai instruksi pabrikan selama 10 - 15 men it untuk
menghilangkan noda darah, cairan tubuh.
3. Pembersihan atau pencucian
Proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari permukaan benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi
mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut.
Proses ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun
atau detergen dan air atau menggunakan enzim, kemudian
membilas dengan air bersih, dan dikeringkan.
Pembersihan dapat dilakukan, sebagai berikut:
a) Pembersihan manual dengan mengunakan sikat (sesuai
kebutuhan) atau yang disarankan oleh produsen alat, lalu
bilas dengan air mengalir dengan suhu 40 °c - 50 °c, lebih
disarankan menggunakan air deionisasi atau air sulingan.
Selanjutnya dicuci, dibilas dengan air mengalir kemudian
tiriskan (keringkan) untuk proses selanjutnya.
b) Pembersihan mekanik dengan menggunakan mesin cuci
husus untuk meningkatkan produktifitas, lebih bersih dan
lebih aman untuk petugas. Pembersih ultrasonic melepas
semua kotoran dari seluruh permukaan alat atau instrumen.
Alat pembersih tesebut juga perlu dilakukan pembersihan
secara rutin.
4. (Proses DTT dengan perendaman dilakukan menggunakan cairan
disinfektan (natrium hypochlorite 5,25% yang ada di pasaran) atau
Glutaraldehyde 2 % atau peroxide hydrogen 6 % selama 15 - 20
menit. Pastikan seluruh permukaan peralatan terendam dalam
cairan tersebut. Lihat instruksi dari pabrikan sesuai disinfektan
yang dipilih untuk menjaga risiko kerusakan peralatan.

Proses DTT dengan cara perebusan dan pengukusan dilakukan


dalam waktu 20 menit dihitung setelah air mendidih atau sampai
terbentuknya uap yang diakibatkan oleh air yang mendidih. Tidak
diperkenankan menambah air atau apapun apabila proses
perebusan atau pengukusan belum selesai. Catatan: uap air panas
pada 100 °c, akan membunuh semua bakteri, virus, parasit, dan
jamur dalam 20 menit.
5. Proses Pengemasan
Pastikan semua peralatan yang akan disterilkan dilakukan
pengemasan dengan membungkus semua alat-alat untuk menjaga
keamanan dan efektivitas sterilisasi dengan menggunakan
pembungkus kertas khusus atau kain (linen), dengan prinsip
sebagai berikut:
a) Prosedur pengemasan harus mencakup: label nama alat,
tanggal pengemasan, metode sterilisasi, tipe dan ukuran
alat yang dikemas, penempatan alat dalam kemasan, dan
penempatan indikator kimia eksternal dan internal (untuk
memastikan bahwa alat tersebut sudah dilakukan
sterilisasi).
b) Pengemasan sterilisasi harus dapat menyerap dengan baik
dan menjangkau seluruh permukaan kemasan dan isinya.
c) Kemasan harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil
saat akan digunakan tanpa menyebabkan kontaminasi.
d) Harus dapat menjaga isinya tetap steril hingga kemasan
dibuka dan dilengkapi masa kadaluwarsa.
e) Kemasan harus mudah dibuka, isinya mudah diambil tanpa
menyebabkan kontaminasi dan dapat menahan
mikroorganisme, kuat, tahan lama, mudah digunakan, tidak
mengandung bahan beracun, segelnya baik.
f) Bahan untuk pengemasan dapat berupa: bahan kertas film,
bahan plastik atau bahan kain (linen).

6. Bagan Alir -

7. Hal-hal
yang perlu -
diperhatikan
8. Unit Terkait Seluruh Unit Puskesmas Badak baru
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

1
9. Rekaman
Historis 2
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai