Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

Tambang bawah tanah adalah alternatif untuk tambang permukaan, namun kedua metode tersebut
memiliki sisi positif dan negatifnya dan digunakan dengan cara yang berbeda. Salah satu kelemahan
utama penambangan permukaan adalah metodenya menghancurkan area tanah yang luas,
menghancurkan lanskap dan habitat alami untuk memulihkan bijih. Sementara penambangan bawah
tanah membutuhkan berbagai sumber daya, peralatan, dan keuangan, metode ini sering lebih disukai
daripada penambangan permukaan karena memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil. Metode
penambangan yang digunakan sangat bergantung pada lokasi mineral. Penambangan permukaan
cenderung digunakan ketika deposit yang akan diekstraksi tidak terlalu jauh di bawah permukaan dan
cukup mudah diakses. Dengan penambangan bawah tanah, endapannya jauh lebih dalam ke permukaan
dan membutuhkan terowongan untuk masuk lebih jauh ke dalam lapisan.

Block caving merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang tinggi
untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari bawah
sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri. Setelah runtuh, bijih yang dihasilkan
"ditarik" dari drawpoint (titik tarik) dan diangkut menuju alat penghancur. Pada block cave DOZ, alat
LHD (loader) memindahkan lumpur bijih ke dalam ore pass menuju saluran pelongsor. Selanjutnya
lumpur bijih pada saluran tersebut mengisi truk-truk angkut AD-55 untuk dipindahkan keke alat
penghancur. Dari sana, bijih yang telah dihancurkan dikirim ke pabrik pengolah (mill) melalui ban
berjalan (conveyor).

BAB 2
Sistem penambangan dengan cara penggalian dari bawah tanah telah kenal sudah cukup lama dengan
beberapa macam metode. Di mulai dengan metode konvensional pada skala operasi-produksi kecil pada
penggunaan peralatan pendorong/penarik bucket bertenaga drum listrik maupun hidrolik bertekanan
(slusher mining), penggalian dan pengisian (drift and fill/cut and fill mining), penghancuran badan bijih
secara bertahap dan penarikan secara selektif (shrinkage mining), penggalian vertikal dengan pola
peledakan berjenjang (Vertical Retreat Mining- VRM/Vertical Crater Retreat-VCR). Metode lainnya
dengan skala operasi produksi yang lebih besar adalah dengan gravitas peruntuhan (block caving),
pengambilan bijih mineral dengan meninggalkan beberapa bagian blok sebagai fungsi penyanggahan
(room and pillar), dan gravitas peruntuhan yang dibuat secara bertingkat (sublevel caving).

SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH BLOCK CAVING

Metode penambangan block/gravity caving (peruntuhan secara gravitas) dilakukan dengan


meruntuhkan badan bijih secara masif dan berurutan dari level pemotongan (undercut) di atasnya untuk
kemudian dilakukan penarikan secara seimbang pada level produksi (extraction) di bawahnya. Metode
ini memungkinkan penambangan pada badan bijih yang dapat runtuh oleh beratnya sendiri dan
kemudian masuk ke ruangan-ruangan pengambilan (drawbell/drawpoint) yang telah di sediakan
sebelumnya. Metode penambangan ini memungkinkan untuk dilakukannya produksi dalam jumlah yang
besar dan dengan pengontrolan stabilitas bukaan secara lebih baik. Metode penambangan ini umumnya
di gunakan pada badan bijih ukuran besar dan memiliki nilai kandungan mineral dengan kadar angka
yang relatif konstan. Penambangan block coving ini juga tepat di gunakan untuk melanjutkan produksi
penambangan yang sebelumnya dilakukan dengan metode open-pit dari lokasi terbuka. Beberapa
tambang besar dunia yang menggunakan metode block caving sebagai bagian dari perpanjangan operasi
dari yang sebelumnya dengan tambang terbuka/open pit mine

misalnya: Palabora Afrika Selatan, Chiquicamata Chile, Cadia- - - Ridgeway Newcrest - Australia, North
Parks Rio Tinto, Argyle dan beberapa tambang lainnya.

Hampir sebagian besar operasi tambang bawah tanah memberikan dampak dari sisi pembiayaan yang
besar, sehingga untuk menutupinya memerlukan pertimbangan kandungan
mineral dengan kadar yang tinggi agar secara ekonomis layak penambangan. Black/gravity caving
memiliki kemungkinan produksi dilakukan dalam skala besar yang mana adalah besar biaya kapital di
awal tambang namun nantinya akan menjadi rendah pada biaya per ton operasi. Metode penambangan
ini memungkinkan juga untuk dielaborasikan dengan peralatan penambangan yang rendah biaya
operasi, jangkauan operasi jarak jauh dengan nil operator dan lebih flexible untuk pengembangan
kapasitas produksi. Contohnya dengan mengadopsi sistem kereta listrik bawah tanah yang mengurangi
konsumsi biaya bahan bakar dan minim kebutuhan infrastruktur ventilasi. Hal ini dapat di lihat pada
beberapa tambang block caving/sub-level caving yang menggunakan metode ini, yaitu Codelco-El
Teniente Chile, LKAB Kiruna Swedia dan Grasberg Indonesia.

Selain pertimbangan kadar mineral, jenis komoditas yang di tambang dari perspektif ekonomis dan
efisien juga akan memberikan pertimbangan penggunaan metode block caving untuk mengejar rating
produksi yang besar agar dapat menutupi biaya operasi per tonnya. Tambang Rio Tinto Argyle Mine
contohnya menggunakan metode penambangan ini untuk eksploitasi intan (diamond) agar secara
ekonomis tetap layak untuk dilakukannya aktivitas penambangan. Untuk meningkatkan produksi dan
fragmentasi yang lebih baik, sistem penambangan block caving dapat pula di kombinasikan melalui
pemotongan secara bertingkat dengan tujuan meninggikan draw column. Tentunya aplikasi double
tingkatan level pemotongan ini memerlukan kajian lebih lanjut dari aspek geoteknis dan biaya dari sisi
penambahan terowongan akses baru menuju elevasi tingkatan di atasnya. Pada pertimbangan
mengurangi adanya cadangan marginal yang nanti berpotensi tidak dapat di ambil, penggunaan dua
layer area pemotongan ini dapat dilakukan.

Gambar 1.17. Ilustrasi pengambilan bijih mineral melalui satu tingkatan pemotongan.

Gambar 1.18. Ilustrasi pengambilan bijih mineral dengan dua tingkatan peruntuhan

Gambar 1.19. Ilustrasi 3 dimensi pengambilan bijih mineral dengan satu dan double cutting
Sistem peledakan dan pengambilan bijih mineral pada tambang block caving dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu post undercutting dan advance undercutting. Post undercutting dilakukan dengan
peledakan pada akses bawah level produksi (drawbell) dan kemudian dilanjutkan dengan peledakan
terowongan level atas (undercut). Sementara advance undercutting adalah sebaliknya peledakan
terowongan level atas (undercut) dilakukan lebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan peledakan
pada akses pengambilan (drawbell) pada level produksi. Advance undercutting memberikan kelebihan
pengontrolan tekanan (stress distribution) yang lebih baik oleh karena peledakan dilakukan pada level
pengambilan setelah masa tekanan oleh berat material runtuhan melewati area pengambilan
(preconditioning cave). Pengurangan tekanan terhadap terowongan produksi yang berada di elevasi
bawah dapat dilakukan dengan pengambilan material hasil peledakan secara terus menerus hingga
menciptakan sedikit rongga terbuka. Peralatan geoteknis yang di pasang pada lokasi sekitar peledakan
dapat memantau pergerakan/defleksi dan deformasi batuan, peledakan pada akses produksi dapat
dilakukan ketika pembacaan pengukuran angka defleksi- deformasi menunjukkan penurunan. Dengan
kontrol yang lebih baik ini potensi kerusakan pada terowongan produksi dapat di tekan sekecil mungkin
dan mengurangi tambahan pada pekerjaan perbaikan.

Post undercutting memberikan kelebihan biaya yang lebih rendah oleh karena jumlah terowongan yang
dibuat pada level pemotongan yang lebih sedikit di bandingkan pada metode advance undercutting. Ini
termasuk pengurangan jumlah infrastruktur tambahan di level undercut yang di butuhkan untuk
mendukung aktivitas pembuatan terowongan awal. Contohnya pembuatan sumuran transfer produksi
maupun sumuran ventilasi untuk supply udara bersih dan menarik udara kotor. Dengan jumlah
terowongan yang lebih sedikit tentunya memberikan kecepatan pengembangan peruntuhan dan
produksi pengambilan akan lebih cepat dilangsungkan.

Dengan kalkulasi bentuk layout seperti pada gambar ilustrasi di atas, dapat di rata-ratakan perbandingan
jumlah pengembangan terowongan baru dan pengeboran lubang ledak antara kedua metode di atas
adalah dengan matrix tabel di bawah ini:

Pemilihan metode yang tepat antara post undercutting dan advance undercutting adalah disesuaikan
dengan kondisi masing-masing tambang. Melalui kajian struktur geologi batuan dan aspek geoteknis,
pertimbangan optimisasi biaya, skenario terbaik pada operasi dan perawatan tambang serta kebutuhan
percepatan produksi yang di harapkan.

Pergerakan arah peruntuhan terutama penentuan waktu peledakan yang tepat adalah merujuk ke
kesiapan level produksi dari sisi menopang tekanan berat material yang telah di runtuhkan. Untuk itu
perlu disinkronkan antara perencanaan produksi dengan perencanaan sistem penyanggahan termasuk
sarana produksi utama. Umumnya perencanaan peledakan dan peruntuhan mengaplikasikan teknik lead
dan leg dalam menciptakan kawasan penyanggah (buffer zone) yang harus siap sebelum peledak untuk
peruntuhan di mulai. Misalnya dengan membuat perimeter 60 - 100m dari radius rencana peledakan
drawbell.

B. Mekanisme Metode Block Caving

Sistem Produksi pada tambang block caving terdiri dari :

1. Pemboran (daerah undercut),mengunakanAlat pneumatic danrotary-percussion.


2. Peledakan (daerah undercut).Bahan peledak yang digunakanumumnya adalah Emulssion.
3. Pemuatan (dari drawbell atau orepass).Peralatan yang digunakan adalah Loader
4. Pengankutan (pada level utama). Peralatan yang digunakanadalah LHD, Truck, belt conveyor.

Proses ini dimulai dengan penggunaan bahan peledak di bagianbawah badan bijih untuk memecah batu.
Kemudian batuan disalurkanke bawah dan dipindahkan. Ruang kosong dalam proses
removedmemungkinkan gravitasi untuk terus memaksa badan bijih ke bawah.Loader otomatis
memindahkan bijih ke kereta, dimana itu diangkut,dihancurkan, kemudian dibawa ke permukaan untuk
proses tambahan

C. Keuntungan Block Caving Methods

Metode tersebut dapat menjaga lingkungan hidup, keselamatandan keunggulan biaya yang
membuatnya cocok untuk pertambanganbesar, kelas rendah. Panel caving lebih efisien daripada
metodepenambangan bawah tanah yang lain untuk jenis deposit danpenggunaan gravitasi utama untuk
memecahkan batu. Memungkinkankita untuk menambang bijih, sekaligus menciptakan lebih
sedikitlimbah. Berikut lebih jelasnya :

1. Biaya penambangan rendah.


2. Output tinggi: 10.000-100.000 ton/hari.
3. Mekanisasi: tenaga buruh sedikit.
4. Timber sedikit: mengurangi bahaya kebakaran.
5. Produksi terkonsentrasi: pengawasan mudah.
6. Kecelakaan tambang rendah

D. Kerugian Block Caving Methods

Sedangkan, Kerugian dalam penerapan metode ini, antara lain:

1. Modal besar, dan developmen lama.


2. Dilusi broken ore dengan waste rock
3. Bijih kadar rendah pada capping dan batas badan bijih akan hilang (tidakterambil).
4. Tidak fleksibel, tidak dapat diubah ke metode lain

E. Aplikasi Block Caving Methods

Aplikasi dalam penerapan metode ini, antara lain :

1. Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera runtuh.
2. Batuan penutup (caving ) mempunyai sifat runtuh.
3. Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila undercut diledakkan.
4. Daerah bijih relatif kering: menghindari terbentuk lumpur yang akanmempersulit kontrol
penarikan broken ore
5. Kadar homogen: block caving tidak selektif

Anda mungkin juga menyukai