Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA

ANALISA MATERI PEMBELAJARAN


PROBLEM BASED LEARNING
(PBL)

NAMA : FARIDHOTUL ULUM, S.Pd.I


MODUL : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM ASPEK EMOSI, SOSIAL DAN
SPIRITUAL
TEMA : IDENTIFIKASI MASALAH EMOSIONAL PESERTA DIDIK
DOSEN : Dr. ZOHRA YASIN, M.HI
KELAS : AKIDAH AKHLAK 1.2

Topik Masalah Tema


Menginisiasi Masalah 1. Peserta didik gampang emosi
2. Peserta didik terlalu takut ketika proses
pembelajaran
3. Peserta didik memiliki psikologi dan
mental yang lemah
Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah (oleh peserta PPG)
TAHAPAN DESKRIPSI
1. Identifikasi masalah 1. Beberapa peserta didik ada yang
mempunyai emosi tinggi. Ketika bergaul
dengan teman, mereka mudah marah
dan sering memukul teman- temannya.
Di sekolahpun mereka sering berkata
kasar bahkan berkata kotor ( misoh).
2. Peserta didik Ketika proses pembelajaran
tidak bisa mengerjakan suatu soal.
Kemudian ditanya oleh guru dia panik dan
seketika lupa apa yang ditanyakan atau
disuruh oleh guru, dan juga ada menangis
karena ketakutannya
2. Eksplorasi penyebab masalah (realitas 1. Peserta didik dilingkungan saya mengajar
review)
terdiri dari beberapa elemen masyarakat.
Peranan guru dalam menumbuhkan sikap
emosional yang baik sangat diperlukan.
Berikut faktor penyebab sebagian anak
memiliki tingkat emosional tinggi :
- Lingkungan perkembangan anak di
rumah atau keluarga (banyak peserta
didik yang tinggal dengan kakek atau
nenek nya ketika orang tuanya pergi
menjadi TKI dan TKW ke luar negeri )
- Pembiasaan berbahasa kurang
maksimal( (ada beberapa siswa yang
bukan berasal dari jawa)
- Pengaruh negatife dari IT jaman
sekarang contohnya youtube, tik tok
- Kurangnya interaksi sosial peserta didik
dengan lingkungannya,
- Faktor Genetik
3. Eksplorasi penyebab masalah (literate a. (Papalia dan Feldman, 2001), Pondasi
review) perkembangan psikososial mencakup emosi
dan pengalaman awal anak bersama dengan
orang tua. Anak memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan
sebagai makhluk sosial ini telah aktif
dikembangkan anak sejak lahir
b. Tahapan yang berlangsung antara usia 2-7
tahun. Pada tahap ini kepercayaan anak
bersifat peniruan, karena kepercayaan
yang dimilikinya masih merupakan
gabungan hasil pengajar dan contohcontoh
signifikasi dari orang-orang dewasa, anak
kemudian berhasil merangsang,
membentuk, menyalurkan, dan
mengarahkan perhatian spontan serta
gambaran intuitif dan proyektifitasnya pada
ilahi ( modul )
c. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa
kegoncangan emosi itu tidak hanya
disebabkan oleh perubahan hormon seks
dalam tubuh saja, karena perubahan
hormon itu mencapai puncaknya pada
permulaan masa remaja awal, sementara
perkembangan emosi mencapai
puncaknya pada periode akhir. Oleh karena
itu, kita bisa mengatakan bahwa
kegoncangan emosi juga dapat berakibat
dari suasana masyarakat dan keadaan
ekonomi serta lingkungan remaja.
4. Analisis penentu penyebab masalah 1. Penggunaan gadget berlebih
(dominan) 2. Lingkungan sosial dan keluarga
5. Analisis penentu penyebab masalah 1. Peserta didik tidak bergairah untuk proses
(determinan) pembelajaran
6. Rencana aksi 1. Kami Berkomunikasi kepada wali peserta
didik tersebut untuk berdiskusi dan
memberikan masukan kepada orangtua
agar memperhatikan perkembangan emosi
peserta didik meskipun orangtua berada di
luar negeri dengan sering mengajak
berkomunikasi dengan anak melalui video
call sehingga anak- anak merasa
diperhatikan dan memperoleh kasih
sayang yang cukup dari orang tuannya,
dilanjutkan memberikan pengertian dan
pemahaman kepada peserta didik dengan
pendekatan personal emosional, kami
lakukan sesering mungkin, kita berikan
perhatian lebih.
2. Memberi pelajaran manfaat berkata yang
sopan Mengembangkan program mediasi
teman sebaya agar peserta didik yang
berasal dari daerah lain mampu
beradaptasi dan berkomunikasi dan
memberi pengetahuan kepada anak dalam
penggunaan media sosial atau IT yang baik
sehingga peserta didik dapat
memenfaatkan IT untuk memperoleh
informasi yang baik dan tidak mencontoh
sikap yang jelek yang di dapat dari media
sosial.
3. Memberi motivasi dan dukungan kepada
siswa yang memiliki mental dan psikologi
lemah agar jangan terlalu cengeng ataupun
takut dengan cara memperlihatkan video
video yang memotivasi keberanian,
semangat, dan sikap patriotisme
4. Menyarankan kepada orang tua untuk
membawa anaknya ke psikiater jika
memang memiliki kelainan tentang
psikologi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai