Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK GEL TOTOL JERAWAT

EKSTRAK DAUN JAWER KOTOK (Coleus atropurrireus)


DENGAN VARIASI CARBOPOL 940
SEBAGAI GELLING AGENT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Dipolma III Kesehatan

OLEH :
ARZESTI BILBINA LESTARI
NIM : PO.71.39.1.20.035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit kulit akibat peradangan

kronis dengan patogenesis yang kompleks, melibatkan kelenjar sebasea,

hiperkeratinisasi folikular, kolonisasi bakteri berlebih, reaksi imun tubuh serta

peradangan (Madelina dan Sulistyaningsih, 2018). Peradangan ini banyak dipicu

oleh bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan

Staphylococcus aureus (Wasitaatmadja, 2007). Di Indonesia kelompok studi

dermatologi kosmetika Indonesia mencatat terdapat 60% penderita jerawat (acne)

pada tahun 2006 dan 2007dan sedikitnya 37% perempuan dan 36,5% laki-laki

mengalami jerawat (acne) pada wajahnya. Biasanya jerawat akan timbul diusia

pubertas, dimana laki-laki menginjak masa pubertas pada umur 15-19 tahun dan

perempuan saat umur 20-24 tahun (Putri, 2018).

Obat anti jerawat yang sering beredar dipasaran mengandung antibiotik

sintetik, namun tidak sedikit yang memberikan efek samping seperti iritasi,

Penggunaan dengan jangka panjang dapat menyebabkan ristensi bahkan

kerusakan organ dan imunohipersensitivitas (Wasittatmadja, 2007). Oleh karena

itu perlu dikembangkan pengobatan alternatif yang berasal dari herbal untuk

meminimalisir efek samping dari pengunaan obat-obatan kimia (Herlinawati,


2006). Beberapa penelitian menyatakan, bahwa daun jawer kotok (Coleus

atropurrireus) mengandung karvakrol yang bersifat antibakteri atau antibiotik.

Penelitian ini pernah dilakukan oleh Yuningsih (2007) yang menyebutkan bahwa

ekstrak dari daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) dapat menghambat

pertumbuhan bakteri gram positif (Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus)

dan juga bakteri gram negatif (Escherihia coli dan Pseudomonas aeruginosa) serta

uji fitokimia daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) menunjukkan ekstrak

aseton daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) mengandung alkaloid dan steroid.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman jawer kotok (Coleus atropurrireus)

memiliki potensi untuk digunakan sebagai antibiotik alami

Tanaman jawer kotok (Coleus atropurrireus) umumnya dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai tanaman obat untuk berbagai penyakit misalnya diare,

demam, pengobatan pasca melahirkan, bisul, obat ambeien, diabetes mellitus, dan

berbagai pengkit lainnya. Akar dan daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) juga

berkhasiat untuk radang kulit yang bernanah (Susi dan Bebet, 2015). Daun jawer

kotok (Coleus atropurrireus) juga mengandung minyak atsiri, antara lain

karvakrol yang bersifat antibiotik eugenol untuk menghilangkan nyeri, etil

salisilat untuk menghambat iritasi. Daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) juga

mengandung zat-zat alkaloida, mineral dan sedikit lendir (Asiamaya, 2000).

Pembuktian dari khasiat ekstrak daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) juga

telah dibuktikan yaitu sebagai antibakteri Staphylococcus aureus yang resisten

terhadap metisilin (Moektiwardoyo et al. 2017). Menurut Praptiwi (1999) daun

jawer kotok (Coleus atropurrireus) ini juga mengandung thymol, yang memiliki
sifat antiseptik yang dimana dapat membunuh atau melawan bakteri. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Fauzi dkk (2017), bahwa ekstrak etanol daun

jawer kotok (Coleus atropurrireus) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Propionabacterium acnes ATTC1223 dan Staphylococus epidermidis

ATTC12228 yang dapat menyebabkan jerawat hingga konsentrasi 6,25% dengan

zona hambat 12,30 mm untuk bakteri Propionibacterium acnes dan 13,90 mm

untuk bakteri Staphylococcus epidermidis. Diameter zona hambat yang kuat

sekitar antara 11-20 mm (Susanto dkk, 2012)

Untuk meningkatkan efektivitas pengunaan daun jawer kotok (Coleus

atropurrireus) maka dibuat sediaan farmasi yang aman dan nyaman digunakan

secara topikal. Adapun salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman obat

agar menjadi sediaan topikal yang nyaman digunakan adalah membuatnya dalam

bentuk sediaan gel. Gel adalah suatu sediaan semi padat yang terdiri dari partikel

anorganik kecil/organik besar terpenetrasi oleh suatu cairan, yang berupa masa

transparan atau buram digunakan untuk sediaan topikal (Thomas, dkk, 2019).

Formulasi gel memberikan sifat dan stabilitas aplikasi yang lebih baik

dibandingkan dengan krim dan salep. Aplikasi topikal gel menawarkan

keuntungan potensial untuk mengantarkan obat langsung ke tempat kerja

(J Sowmya,2015). Bentuk sediaan yang lebih baik digunakan pada pengobatan

jerawat adalah sediaan gel karena pelarut yang polar lebih mudah dibersihkan dari

permukaan kulit setelah pemakaian dan tidak mengandung minyak yang

berpotensi meningkatkan keparahan jerawat (Sasanti,dkk,2006).


Faktor penting dalam formulasi gel salah satunya adalah gelling agent.

Menurut penelitian Borman,dkk 2015 dari gelling agent HPMC dan Carbopol

terbukti bahwa gelling agent dari Carbopol menunjukkan karakteristik kestabilan

fisik yang lebih baik dari pada HPMC. Gelling agent Carbopol dapat

memodifikasi sifat alir, viskositas dan dapat menjadi basis pengental dalam

sediaan topikal dengan kisaran range 0,5% - 2 % (Rowe,Sheskey, dan

Quinn,2009). Serta telah dibuktikan dalam penelitian (Nindita, dkk 2022 ) bahwa

pengunaan Carbopol 940 dengan konsentrasi 1% menghasilkan sediaan yang

paling baik berdasarkan mutu fisik dan peryaratan sediaan semi padat yaitu gel.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

bahwa ekstrak jawer kotok (Coleus atropurrireus) memiliki aktivitas antibakteri

terutama pada bakteri jerawat dan mengingat belum adanya penelitian yang

dilakukan dengan memformulasikan daun jawer kotok (Coleus atropurrireus)

menjadi sediaan farmasi dalam bentuk gel totol jerawat. Oleh karena itu, maka

penulis memformulasikan ektrak daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) dalam

bentuk sediaan gel dengan menggunakan variasi Carbopol 940 sebagai gelling

agent.
B. Rumusan Masalah

Ekstrak daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) sudah diuji antibakteri

dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionabacterium acnes

ATTC1223 dan Staphylococus epidermidis ATTC12228 yang dapat

menyebabkan jerawat hingga konsentrasi 6,25%. Karena belum adanya penelitian

yang memanfaatkan ekstrak daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) dalam

bentuk sediaan gel jerawat maka akan diformulasikan ekstrak jawer kotok

(Coleus atropurrireus) dengan variasi gelling agent Carbopol 940 kedalam

sediaan gel totol jerawat dengan bentuk sediaan topikal yang mudah dan paktis

dalam penggunaannya. Dalam pembuaatan sediaan gel pssemilihan gelling agent

yang tepat merupakan faktor penting dalam pembuatan sediaan gel karena bisa

mempengaruhi kestabilan fisik sediaan gel yang dihasilkan.

Maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu apakah ekstrak daun

jawer kotok (Coleus atropurrireus) dengan variasi gelling agent Carbopol 940

dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang stabil secara fisik dan memenuhi

persyaratan uji mutu fisik yang ditinjau dari pengujian pH sediaan,viskositas, uji

daya sebar, homogenitas, warna, bau serta dilakukan uji iritasi pada kulit setelah

penggunaan sediaan gel totol jerawat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak daun jawer

kotok (Coleus atropurrireus) dengan variasi gelling agent Carbopol 940 dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan gel yang stabil dan memenuhi syarat secara

fisik.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengujian dengan memformulasikan ekstrak daun jawer kotok

(Coleus atropurrireus) dengan variasi gelling agent Carbopol 940sebagai

sediaan gel dan dilihat stabilitas fisiknya setelah dilakukan penyimpanan

selama 28 hari.

b. Melakukan pengujian terhadap mutu fisik sediaan gel ekstrak daun jawer

kotok (Coleus atropurrireus) ditinjau dari pengujian pH, viskositas, uji

daya sebar, homogenitas, warna dan bau setelah dilakukan penyimpanan

selama 28 hari.

c. Melakukan pengujian terhadap iritasi kulit saat menggunakan sediaan gel

ekstrak daun jawer kotok (Coleus atropurrireus) setelah dilakukan

penyimpanan selama 28 hari.

D. Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi kepada pembaca bahwa ekstrak daun jawer kotok

(Coleus atropurrireus) dapat dijadikan sediaan gel yang berkhasiat untuk

mengobati jerawat.

b. Meningkatkan penggunaan serta pemanfaatan daun jawer kotok (Coleus

atropurrireus) sebagai tanaman obat tradisional.

Anda mungkin juga menyukai