Anda di halaman 1dari 4

FORMULASI GEL ANTI JERAWAT MINYAK ATSIRI ADAS (Foeniculum Vulgari Mill.

) DAN UJI ANTI


BAKTERI TERHADAP BAKTERI Propinibacterium acnes SECARA IN VITRO

Proposal Penelitian

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Strata 2

Diajukan oleh:

Wahyu Purwanjani

SBF 141810202

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh mahluk hidup. Pada manusia sebagian besar dari berat
badan dipengaruhi berat dari pada kulit. Kulit melapisi tubuh untuk melindungi bagian dalam pada
tubuh maupun kulit. Kulit memiliki fungsi sebagai pada manusia terdiri dari beberapa bagian, yaitu,
epidermis, dermis dan hipodermis. Bagian kulit terususun dadi kelenjar keringat, kelenjar minyak, k.
Kulit memiliki fungsi beragam sepertu sebagai alati ekspkresi, pengeluaran keringat berlebih dari
dalam tubuh, pelindung tulaang dan organ dalam, juga sebagai alat penjaga otot. Kulit memiliki
peran penting bagi kita, tetapi kulit juga memiliki masalah yanv sangatlah beragam. Masalah kulit
sangatlah mengganggu kita dan membuat kita tidak percaya diri. Beberapa masalah kulit yang sering
kali terjadi seperti keriput, jerawat, kudis, panu, kering, iritasi, infeksi dan masih banyak masalah
kulit yang sering terjadi.

Salah satu infeksi kulit yang hampir setiap orang pernah mengalaminya adalah penyakit jerawat
(acne vulgaris). Jerawat merupakan salah satu dari sekian banyak masalah kulit yang terjadi hampir
pada setiap orang baik itu laki-laki ataupun perempuan. Jerawat memang bukan merupakan salah
satu masalah yang serius, tetapi jika dibiarkan akan terus bertambah banyak maka akan timbul
jerawat yang seperti bisul berisi dan kadang-kadang menjadi keras. Pada kulit terutama wajah
terdapat benjolan-benjolan kecil, berkepala kuning, berisi nanah, terasa gatal dan sedikit nyeri. Rasa
nyeri akibat jerawat timbul karena peradangan pada lapisan kulit akibat pori-pori pada wajah
tertutup minyak dan debu. Penyakit ini menyerang pilosebasea kulit yaitu bagian kelenjar sebasea
dan folikel rambut. Menurut Brown (2009) bahwa pembentukan jerawat terjadi karena adanya
penyumbatan folikel oleh sel-sel mati, sebum, dan peradangan yang disebabkan oleh bakteri
Propinibacterium acnes (P. acnes), Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus
(Wasitaatmadja, 2007) pada folikel sebasea.

Propinibacterium acnes merupakan bakteri floral normal yang terletak pada kulit. Propinibacterium
acnes termasuk bakteri Gram Positif, pleomorfik dan bersifat anaerob aerotoleran. Bakteri ini
termasuk dalam pembentukan akne pada kulit, dengan menghasilkan lipase dengan memecahkan
asam lemak bebas pada lipid kulit sehingga menyebabkan peradangan. Akibat peradangan tersebut
dapat menyebabkan Propinibacterium acnes berproliferasi dan memperparah peradangan lesi
inflamasi dengan merangsang produksi sitokin proinflamasi.

Salah satu tanaman yang memiliki potensi obat yaitu tanaman adas (Foeniculum vulgare Mill.). Adas
banyak digunakan sebagai suplemen makanan kesehatan serta sebagai bumbu. Di Indonesia daun
adas banyak dibudidayakan dan mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang dan
bijinya. Dalam daun adas ini terdapat kandungan flavanoid dan minyak atsiri. Flavonoid diduga
sangat bermanfaat dalam makanan, karena berupa senyawa fenolik yang bersifat antioksidan kuat.
Substansi ini menunjukkan beberapa efek biologis pada tubuh manusia, seperti antioksidan,
antialergi, antibakteri, antifungi, antivirus, dan sebagai agen antikarsinogenik. Kerena pemanfaatan
yang beragam ini, kemudian flavonoid banyak dikembangkan menjadi obat-obatan (Payán et al.,
2010). Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan hasil bahwa biji dari tanaman adas (Foeniculum
vulgare Mill.) memiliki efek antibakteri yang cukup baik dalam menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli (Gulfraz et al., 2008, Kaur et al., 2001; Patra et al., 2002).
Berdasarkan dampak yang disebabkan oleh bakteri Propinibacterium acnes dan penelitian-penelitian
yang dilakukan pada tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.), peneliti ingin mengetahui efektivitas
dari minyak tanaman Adas sebagai anti bakteri terhadap bakteri Propinibacterium acnes. Kemudian
peneliti ingin mengembangkan dan menformulasikan menjadi sediaan farmasi dalam bentuk gel
antijerawat.

Gel dipilih karena tidak mengandung minyak dan memiliki formulasi hidrogel sehingga tidak
membuat kulit menjadi terlalu kering dan tidak akan memperburuk jerawat. Beberapa keuntungan
sediaan gel yaitu penyebaranya baik pada kulit, kemudahan pencucian, tidak menyebabkan lengket
dikulit dan pelepasan obatnya baik (Voigt, 1984). Sediaan gel merupakan sediaan yang banyak
memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan sediaan topikal lainnya. Gel terasa ringan bila
diaplikasikan pada kulit sehingga meningkatkan kenyamanan penggunaan. Gel memiliki sifat yang
lunak, lembut, mudah dioleskan dan tidak meninggalkan lapisan berminyak pada permukaan kulit
(Jones, 2010).

B. Perumusan Permasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah minyak atsiri tumbuhan adas memiliki efektivitas sebagai antijerawat yang
diidentifikasi menggunakan GC-MS dan uji aktivitas terhadap bakteri Propinibacterium acnes?

2. Apakah minyak atsiri tumbuhan adas dapat diformulasikan dalam bentuk gel dengan
kombinasi basis gel HPMC dan Karbopol menggunakan metode SLD?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efektivitas minyak atsiri adas sebagai antijerawat yang diidentifikasi


menggunakan GC-MS dan uji aktivitas antibakteri terhadap Propinibacterium acnes.

2. Mengetahui jenis basis gel yang paling efektif dalam formulasi gel minyak atsiri adas sebagai
antijerawat.

D. Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi lebih lanjut efektivitas minyak atsiri tanaman adas (Foeniculum
vulgare Mill.) dengan adanya identifikasi menggunakan GC-MS

2. Mengetahui bahwa tanaman adas juga mampu menghambat bakteri Propinibacterium acnes
penyebab terjadinya jerawat.

3. Tanaman adas mampu diformulasikan sebagai sediaan gel untuk obat antijerawat dengan
basis gel kombinasi HPMC dan Karbopol


E. DAFTAR PUSTAKA

Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen, A.M., 2007. Jawetz, Melnick, Adellberg Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 23. Alih bahasa Hartanto et al. Jakarta: EGC

Brown, G.R. and Burns, T., 2005. Akne, Erupsi, Akneiformis, dan Rosasea. Dalam : Lecture Notes
Dermatology. Ed 8. Jakarta : Erlangga pp: 55-65

Gulfraz, M., Mehmood, Sajid., Minhas, Nasir., Jabeen, Nyla., Kausar, Rehana., Jabeen, Kokab.,
Arshan, Gulshan., 2008. Composition and antimicrobial properties of essential oil of Foeniculum
vulgare. AJB 7: 4364-8

Jones, David. 2010. Statistik Farmasi. Penerbit buku keedokteran : EGC

Kaur, G.J., Aurora, D.S., 2009. Antibacterial and Phytochemical screening of Anethum graveolens,
Foeniculum vulgare and Trachyspermum ammi. BMC Complementary and Alternative Medicine,
BIOMED CENTRAL 9:30

Patra, Mamta., Shahi, S.K., Midgely, Gillian., Dikshit, Anupam., 2002. Utilisation of essential oil as
natural antifungal against nail infection antifungal. FFJ 17: 91-4

Payán, S.A., Flores, Norma., Pérez, Antonino., Piñón, Manuel., Glossman, Daniel., 2010.
Computational Moleculer Characterization of the flavonoid rutin. CCC 4: 12

Wasitaatmadja, S. M. (2007) Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima , dalam Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin (Adi Djuanda,dkk-ed). Edisi V. Jakarta : FKUI, hal.254-59.

Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noeroto S.,UGM Press,
Yogyakarta. Hal: 337-338

Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, diterjemahkan oleh Soedani, N. S., dan
Mathida, B. W., 337-339, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai