Anda di halaman 1dari 9

BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.

6 (1) Agustus (2019)


ISSN: 2356- 458X (print) ISSN: 2550-1305 (online)
DOI: 10.31289/biolink.v6i1.2210

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SERAI WANGI


(CYMBOPOGON NARDUS) TERHADAP BAKTERI
PROPIONIBACTERIUM ACNES
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF SERAI WANGI LEAF EXTRACT
(CYMBOPOGON NARDUS) AGAINST PROPIONIBACTERIUM ACNES
Brigad Mahardika Winato, Erfan Sanjaya, Lisdawaty Siregar,
Solinia Kifami Yohana Maria Vianne Fau, Maya Sari Mutia*
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Prima Indonesia, Medan
Diterima : 29-01-19; Disetujui : 26-04-19: Diterbitkan : 12-08-19
*Corresponding author: E-mail: *mayasarimutia@ymail.com
Abstrak
Jerawat adalah penyakit pada kulit yang sering terjadi pada saat usia remaja hingga saat usia dewasa.
Jerawat ditandai dengan munculnya beberapa tanda yaitu komedo, pustul, papul, kista dan nodus pada
daerah leher, wajah, lengan atas, punggung dan dada. Jerawat juga merupakan penyakit kulit yang
menyerang lebih dari 85% kalangan usia remaja di seluruh dunia. Meskipun tidak mengancam jiwa,
jerawat dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dengan memberikan efek psikologis yang
buruk bagi penderita berupa cara seseorang menilai, menanggapi dan memandang kondisi dan situasi
dirinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui daya hambat ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon
nardus) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian dilakukan dengan metode
eksperimental dengan desain postest hanya kontrol desain grup yang dilakukan di Lab Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia dan Lab Farmasi dan Toksikologi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun serai wangi memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan berbagai konsentrasi
yaitu 20, 40, 60, 80 dan 100%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun serai wangi maka daya
hambatnya semakin baik.
Kata Kunci: Ekstrak daun serai wangi, Jerawat, Propionibacterium acnes
Abstract
Acne is a disease of the skin that often occurs during adolescence until adulthood. Acne is characterized by
the appearance of several signs, namely blackheads, pustules, papules, cysts and nodes in the neck, face,
upper arms, back and chest area. Acne is also a skin disease that affects more than 85% of adolescents
around the world. Although not life-threatening, acne can affect a person's quality of life by giving a
psychological effect that is bad for the sufferer in the form of a person's way of judging, responding to and
looking at his condition and situation. The purpose of this study was to determine the inhibitory power of
citronella extract (Cymbopogon nardus) on the growth of Propionibacterium acnes bacteria. The study
was conducted with experimental methods with the posttest design only group design controls conducted
at the Microbiology Lab at the Faculty of Medicine, University of Prima Indonesia and the Pharmacy and
Toxicology Lab at the Faculty of Pharmacy, University of North Sumatra. The results showed that
lemongrass leaf extract had a inhibitory effect on the growth of Propionibacterium acnes bacteria with
various concentrations of 20, 40, 60, 80 and 100%. The higher the concentration of fragrant lemongrass
extract, the better the inhibition power.
Key Words: Acne, Propionibacterium acnes, Serai wangi leaf extract

How to Cite: Winato, B.M., Sanjaya, E., Siregar, L., Fau, Solinia, K.Y.M.V., dan Mutia, M.S., (2019). Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus)Terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes, BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (1): Hal. 50-
58

50
Winato, B.M., Sanjaya, E., Siregar, L., Fau, Solinia, K.Y.M.V., dan Mutia, M.S., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
PENDAHULUAN mempunyai efek samping pada
Jerawat adalah penyakit pada kulit penggunaannya sebagai anti jerawat yaitu
yang sering terjadi pada saat usia remaja resistensi antibiotik dan iritasi,
hingga saat usia dewasa. Jerawat ditandai imunohipersensitivitas dan kerusakan
dengan munculnya beberapa tanda yaitu organ (Joshita Djajadisastra, Mun’im, NP, &
komedo, pustul, papul, kista dan nodus Dessy, 2009).
pada daerah leher, wajah, lengan atas, Bakteri dapat menyebabkan penyakit
punggung dan dada (Wahdaningsih, dengan cara menginvasi ke dalam jaringan
Untari, & Fauziah, 2017). Jerawat juga atau dengan membentuk racun, termasuk
merupakan penyakit kulit yang bakteri P. acnes. P.acnes merupakan target
menyerang lebih dari 85% kalangan usia utama dalam pengobatan antibakteri
remaja di seluruh dunia (Radji, 2016). untuk jerawat. Berdasarkan data, P. acnes
Meskipun tidak mengancam jiwa, jerawat beraksi dengan menghasilkan beberapa
dapat mempengaruhi kualitas hidup zat penyebab inflamasi (seperti faktor
seseorang dengan memberikan efek kemotaktik, enzim lipase, dll) yang
psikologis yang buruk bagi penderita menginduksi perkembangan pada lesi
berupa cara seseorang menilai, jerawat (Gollnick & Krautheim, 2003). P.
menanggapi dan memandang kondisi dan acnes merupakan bakteri anaerob yang
situasi dirinya (Abdel-Hafez et al., 2009). sering ditemukan pada jerawat dan
Patofisiologi jerawat terjadi karena tumbuh dengan lambar serta bersifat
adanya 4 faktor yang saling berpengaruh Gram-positif (Radji, 2016). P. acnes juga
yaitu kolonisasi bakteri Propionibacterium merupakan bakteri penyebab jerawat
acnes, hiperkeratinisasi folikuler, yang berperan sangat penting dalam
inflamasi, dan peningkatan produksi menghasilkan inflamasi karena
sebum (Igarashi, Nishino, & Nayar, 2005). kemampuannya dalam memecah
Bakteri yang umum menginfeksi trigliserida menjadi asam lemak bebas
jerawat adalah Propionibacterium acnes, (Zaenglein, 2008). P. acnes adalah flora
Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus normal pada kulit, rongga mulut, usus
epidermidis. Pengobatan jerawat biasanya besar, konjungtiva, dan saluran telinga
menggunakan antibiotik contohnya luar. Bakteri ini menghasilkan enzim
seperti klindamisin, eritromisin, lipase yang berfungsi untuk memecah
doksisiklin. Selain itu sering juga trigliserida yang dimana merupakan salah
menggunakan benzoil peroksidam asam satu komponen sebum menjadi asam
azelat dan retinoid, namun obat-obatan ini lemak bebas (free fatty acid). Asam lemak
51
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (1) (2019): hal. 50-58

bebas ini adalah media yang baik untuk dalam studinya menyatakan bahwa
pertumbuhan bakteri P. acnes. Selanjutnya minyak atsiri daun serai wangi asal
bakteri berkembang biak, menimbulkan Tawangmangu dapat menghasilkan zona
peradangan, dan membentuk mikro hambat terhadap E.coli dan S. aureus.
komedo yang merupakan faktor dalam Penelitian lain yang dijalani oleh Brugnera
pembentukan jerawat. et al. (2011), minyak atsiri daun serai
Pengobatan jerawat yang disertai wangi asal Brazil memiliki partikel kimia
peradangan dapat diobati dengan sitronellal sebesar 34,6%, geraniol sebesar
antibiotik yang dapat menghilangkan atau 23,17% dan sitronellol sebesar 12,09%
menghambat pertumbuhan bagi bakteri P. yang juga dapat menghambat aktivitas
acnes, antara lain eritromisin dan pertumbuhan bakteri S. aureus juga dapat
benzamisin. Beberapa sediaan topikal juga menghambat aktivitas pertumuhan
sering digunakan, yaitu salep yang bakteri Gram negatif yaitu E. coli dan P.
mengandung benzoil peroksida atau aeruginosa . Selain untuk pengobatan,
tretinoin. Sediaan isotretinoin dapat minyak atsiri serai wangi sering
digunakan untuk jerawat yang semakin diproduksi oleh perusahan atau pabrik
parah (Radji, 2016). Penggunaan ekstrak untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal
tanaman dalam terapi beberapa penyakit dan internasional sebagai bahan dasar
memiliki beberapa keuntungan pembuatan kosmetik (Maria Yuliyani,
diantaranya mengenai keefektifannya dan Bernardus Boy Rahardjo Sidharta, 2010).
keamanannya (Bota, Martosupono, & Menurut penelitian sebelumnya yang
Rondonuwu, 2015). Aiyegoro dan Okoh dilakukan oleh Yuliandi,dkk. (2015)
2009 (Aiyegoro, Afolayan, & Okoh, 2009), mengenai Aktivitas Antibakteri Ekstrak
melaporkan adanya kandungan Kloroform Limbah Padat Daun Serai
antimikroba dalam berbagai minyak atsiri Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap
atau ekstrak tumbuhan. Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Salah satu tanaman obat yang sering Staphylococcus aureus menyatakan bahwa
diuji dan digunakan adalah serai wangi ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon
(Cymbopogon nardus). Serai wangi nardus) mampu menghambat
memiliki senyawa aktif yang dapat pertumbuhan bakteri S. aureus yang
digunakan untuk pengobatan seperti bersifat Gram-positif. Oleh karena itu
antibakteri, antifungi dan antiinflamasi manfaat ekstrak daun serai wangi dalam
(Maria Yuliyani, Bernardus Boy Rahardjo menghambat aktivitas bakteri yang
Sidharta, 2010). Putriningtyas (2014)

52
Winato, B.M., Sanjaya, E., Siregar, L., Fau, Solinia, K.Y.M.V., dan Mutia, M.S., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
bersifat Gram-positif lainnya yaitu P. acnes 1,5 kg/cm2 pada suhu 1210C selama 15
dilakukan. menit menggunakan autoclave. Alat dan
benda harus dibungkus untuk mencegah
METODE PENELITIAN terjadinya rekontaminasi setelah keluar
Jenis dan rancangan penelitian dari autoclave.
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratorik yang Persiapan dan pembuatan sampel
menggunakan difusi cakram rancangan Daun Serai wangi (Cymbopogon
Posttest Only Control Group Design. nardus) didapatkan dari daerah Kota
Medan Kelurahan Kampung Lalang.
Tempat dan waktu penelitian Pembuatan sampel melalui beberapa
Penelitian ini dilaksanakn pada bulan proses yaitu pencucian, pemotongan, dan
November sampai dengan bulan pengeringan. Pertama, daun serai wangi
Desember tahun 2018 di Laboratorium (Cymbopogon nardus) sebanyak 5 kg dicuci
Farmasi dan Toksikologi Fakultas Farmasi dahulu hingga bersih, kemudian dipotong
Universitas Sumatera Utara dan Lab menjadi bagian-bagian yang kecil yang
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran berukuran 2 cm. Kedua, daun serai wangi
Universitas Prima Indonesia. (Cymbopogon nardus) dimasukkan ke
dalam lemari pengering selama 3 hari
Sampel penelitian dengan suhu 40oC. Ketiga, daun serai
Daun Serai wangi (Cymbopogon wangi (Cymbopogon nardus) digiling
nardus) yang didapatkan di daerah menggunakan blender merk miyako
Kampung Lalang Kota Medan serta biakan dengan kecepatan maksimum dalam
murni dari bakteri Propionibacterium waktu 3 menit sampai menjadi bubuk
acnes. halus. Dalam pembuatan ekstrak daun
serai wangi (Cymbopogon nardus),
Alat dilakukan menggunakan cara maserasi
Sterilisasi alat menggunakan etanol 96% dengan takaran
Alat dan benda yang akan dipakai 10 kali lebih banyak dari berat bubuk
harus diatur dengan sedemikian rupa saat halus daun serai, dan dilakukan sebanyak
hendak dimasukkan ke dalam autoclave 2 kali penyaringan menggunakan kertas
sehingga semua bagian alat dapat terkena saring. Hasil dari maserasi ini lalu
uap secara merata dan juga menyeluruh dimasukkan ke dalam rotary evaporator
dengan tekanan yang digunakan sebesar selama kurang lebih 20 jam untuk
53
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (1) (2019): hal. 50-58

memisahkan etanol dari ekstrak sampai telah berisi Nutrient Agar (NA)
menjadi hampir kental. dipanaskan dengan menggunakan hot
plate dan dihomogenkan dengan stirrer
Pembuatan konsentrasi hingga larut dengan sempurna. Kemudian
Ekstrak kemudian dicampur dengan Erlenmayer ditutup menggunakan
alkohol agar diperoleh konsentrasi yang aluminium foil. Kemudian media
dibutuhkan. Dalam penelitian ini disterilkan pada suhu 121OC selama 15
konsentrasi yang digunakan yaitu 20%, menit.
40%, 60%, 80%, dan 100%.
Rumus pengenceran Uji Sensitivitas
konsentrasi = x 100% Uji sensitivitas dilakukan dengan
Sehingga apabila kita ingin cara : Pertama, usapkan bakteri ke media
mengencerkan ekstrak hingga 20% maka NA dengan menggunakan cotton swab,
yang diperlukan adalah 2 gram ekstrak diamkan selama 10-15 menit. Lalu
yang dilarutkan dalam 10 ml etanol teknis letakkan dan rendam blank disk ke dalam
96% yang bertindak sebagai pelarut. masing-masing konsentrasi ekstrak daun
serai wangi (Cymbopogon nardus).
Pembuatan biakan bakteri Kemudian letakkan pada permukaan
Pembuatan biakan bakteri ini media agar yang berisi bakteri dengan
bertujuan memperbanyak jumlah bakteri menggunakan pinset. Setelah itu, inkubasi
yang akan digunakan. Hal ini dilakukan dalam suhu 37oC selama kurang lebih 48
dengan cara menginokulasikan 1 ose jam. Terakhir, periksa dan ukur zona
biakan murni bakteri P. acnes dari agar ke hambat atau zona bening yang terbentuk
dalam media nutrient broth yang menggunakan penggaris
kemudian diinkubasi 37oC selama 24 jam.
Pengolahan Data
Pembuatan media biakan Data hasil uji aktivitas antibakteri
Media yang digunakan untuk bakteri kemudian dianalisis secara statistik
P. acnes ini adalah media cair yaitu menggunakan metode grafik.
Nutrient Agar (NA). Untuk membuat
media NA ini, sebanyak 28 gram dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
1000 ml akuades kemudian medium Efektivitas antibakteri daun serai
Nutrien Agar (NA) dimasukkan ke dalam wangi (Cymbopogon nardus) terhadap
Erlenmayer ukuran 500 ml. Media yang pertumbuhan bakteri P. acnes dengan

54
Winato, B.M., Sanjaya, E., Siregar, L., Fau, Solinia, K.Y.M.V., dan Mutia, M.S., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
menggunakan difusi cakram yang telah Diameter zona hambat diukur
didapatkan zona hambat di sekitar kertas dengan menggunakan jangka sorong. Hasil
cakram yang telah di rendam ke dalam uji laboratorium dengan konsentrasi 20,
ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon 40, 60, 80, dan 100% didapatkan zona
nardus). hambat seperti yang tertera pada gambar
dan tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil Diameter Zona Hambat Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap
Bakteri Propionibacterium acnes

Percobaan 100% 80% 60% 40% 20%


I 19,9 mm 17,8 mm 16,1 mm 15,1 mm 13,8 mm
II 19,2 mm 14,9 mm 14,1 mm 10,1 mm 7,2 mm
Rata-Rata Zona Hambat 19,55 mm 16,35 mm 15,1 mm 12,6 mm 10,5 mm

Gambar 1. Zona Hambat Ekstrak Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes
Keterangan :
SW = Serai Wangi
PA = Propionibacterium acnes

Berdasarkan gambar 1 dan tabel 1 pada konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%,
didapatkan hasil zona hambat dari ekstrak dan 20% dengan rata-rata diameter zona
daun serai wangi (Cymbopogon nardus) hambat sebesar 19,55 mm ; 16,35 mm ;
terhadap bakteri Propionibacterium acnes 15,1 mm ; 12,6 mm ; 10,5 mm.

55
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (1) (2019): hal. 50-58

Gambar 2. Diagram Zona Hambat Ekstrak Daun Serai Wangi (Cymbopogon nardus) terhadap Bakteri
Propionibacterium acnes

Berdasarkan gambar 2 didapatkan Berdasarkan hasil penelitian yang


bahwa ekstrak daun serai wangi diperoleh bahwa ekstrak daun serai wangi
(Cymbopogon nardus) dengan konsentrasi (Cymbopogon nardus) mempunyai daya
yang berbeda-beda memiliki rata-rata hambat terhadap bakteri
zona hambat yang berbeda pula terhadap Propionibacterium acnes. Hal ini
bakteri P. acnes. Semakin tinggi ditunjukkan dengan adanya zona hambat
konsentrasi ekstrak semakin luas pula yang berwarna bening di sekitar kertas
diameter zona hambat yang dihasilkan. cakram yang telah direndam pada ekstrak
Penelitian ini dilakukan dengan daun serai wangi (Cymbopogon nardus)
menggunakan metode ekstrak yaitu dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%,
pengambilan zat aktif dari tanaman daun 40% dan 20% yaitu sebesar 19,55 mm ;
serai wangi dengan menggunakan pelarut 16,35 mm ; 15,1 mm ; 12,6 mm ; 10,5 mm.
etanol teknis 96% terhadap P. acnes.
Tabel 2 Klasifikasi zona hambat menurut Greenwood
Sumber : Seila Inayatullah, 2015

Diameter (mm) Respon Hambatan Pertumbuhan


<10 mm Tidak efektif
10 – 15 mm Efektivitas lemah
16 – 19 mm Efektivitas sedang
>20 mm Efektivitas tinggi

Berdasarkan tabel 2 ditemui bahwa pertumbuhan bakteri P. acnes pada


ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon konsentrasi :
nardus) memiliki respon yang sedang - 100% dengan rata-rata diameter zona
dalam menghambat aktivitas hambat 19,55 mm.

56
Winato, B.M., Sanjaya, E., Siregar, L., Fau, Solinia, K.Y.M.V., dan Mutia, M.S., Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes
- 80% dengan rata-rata diameter zona UCAPAN TERIMAKASIH
hambat 16,35 mm. Ucapan terimakasih penulis ucapkan

Sedangkan respon lemah didapati kepada Rektor Universitas Prima

pada konsentrasi : Indonesia, Dr. Chrismis Novalinda Ginting,

- 60% dengan rata-rata diameter zona M.Kes, dan Dekan Fakultas Kedokteran dr.

hambat 15,1 mm Linda Chiuman, M.K.M yang telah

- 40% dengan rata-rata diameter zona memfasilitasi laboratorium di Fakultas

hambat 12,6 mm Kedokteran Universitas Prima Indonesia

- 20% dengan rata-rata diameter zona sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

hambat 10,5 mm. dengan baik. Ucapan terimakasih juga

Hal ini dapat terjadi dikarena disampaikan kepada Dekan Fakultas

kandungan di dalam esktrak daun serai Farmasi Universitas Sumatera Utara Prof.

wangi terdapat sitronelal dan geraniol Dr. Masfria, M.S., Apt. yang telah

serta fenol yang terdapat di dalam daun memfasilitasi laboratorium di Fakultas

serai wangi. Kandungan-kandungan yang Farmasi Universitas Sumatera Utara

terdapat di dalam daun serai wangi sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

mampu menghambat pertumbuhan dengan baik. Ucapan terimakasih juga

bakteri P. acnes. disampaikan kepada pembimbing utama


dr. Maya Sari Mutia, M.K.M atas ide dan
SIMPULAN motivasi dalam penelitian ini. Kepada tim
Berdasarkan hasil dari penelitian analisis Laboratorium Mikrobiologi
yang dilakukan, maka dapat ditarik Fakultas Kedokteran Universitas Prima
simpulan sebagai berikut : Adanya daya Indonesia Michael Alfian Grey dan Ditha
hambat yang tergolong sedang dari Paramitha yang turut membantu dalam
ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon pelaksnaan penelitian. Ucapan terimakasih
nardus) terhadap pertumbuhan bakteri P. juga disampaikan kepada analaisis
acnes pada konsentrasi 100% dan 80% Laboratorium Farmasi dan Toksikologi
sebesar 19,55 mm dan 16,35 mm. Adanya Sasniwiati Sari Hasibuan, S.Farm yang
daya hambat yang tergolong lemah dari turut membantu dalam pelaksanaan
ekstrak daun serai wangi (Cymbopogon penelitian
nardus) terhadap pertumbuhan bakteri P.
acnes pada konsentrasi 60%, 40%, dan DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Hafez, K., Mahran, A. M., Hofny, E. R. M.,
20% yaitu sebesar 15,1 mm ; 12,6 mm ; Mohammed, K. A., Darweesh, A. M., & Aal,
10,5 mm A. A. (2009). The impact of acne vulgaris on
the quality of life and psychologic status in

57
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (1) (2019): hal. 50-58

patients from upper Egypt. International Nerii Folium Dalam Sediaan Anti Jerawat.
Journal of Dermatology. Jurnal Farmasi Indonesia.
https://doi.org/10.1111/j.1365- Maria Yuliyani, Bernardus Boy Rahardjo Sidharta,
4632.2009.03838.x F. S. P. (2010). Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Aiyegoro, O. A., Afolayan, A. J., & Okoh, A. I. Kloroform Limbah Padat Daun Serai Wangi
(2009). In vitro antibacterial activities of (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri
crude extracts of the leaves of Helichrysum Pseudomonas aeruginosa dan
longifolium in combination with selected Staphylococcus aureus. Jurnal Fakultas
antibiotics. African Journal of Pharmacy and Teknobiologi Universitas Atma Jaya
Pharmacology. Yogyakarta, 1–15.
Bota, W., Martosupono, M., & Rondonuwu, F. Radji, D. . D. M. (2016). Buku Ajar Mikrobiologi :
(2015). Potensi senyawa minyak sereh wangi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
(Citronella oil) dari tumbuhan Kedokteran. In Buku Ajar Mikrobiologi :
Cymbopogon nardus L. sebagai agen anti Panduan Mahasiswa Farmasi dan
bakteri. Seminar Nasional Sains Dan Kedokteran.
Teknologi 2015, Inovasi Humaniora, https://doi.org/10.1063/1.1619138
(November), 1–8. Wahdaningsih, S., Untari, E. K., & Fauziah, Y.
Gollnick, H. P. M., & Krautheim, A. (2003). (2017). Antibakteri Fraksi n-Heksana Kulit
Topical treatment in acne: Current status Hylocereus polyrhizus Terhadap
and future aspects. In Dermatology. Staphylococcus epidermidis dan
https://doi.org/10.1159/000067820 Propionibacterium acnes. Pharmaceutical
Igarashi, T., Nishino, K., & Nayar, S. K. (2005). The Sciences and Research, 1(3), 180–193.
appearance of human skin. Skin Care https://doi.org/10.7454/psr.v1i3.3490
Research Laboratory. Zaenglein, A. L. (2008). Topical Retinoids in the
https://doi.org/10.1561/0600000013 Treatment of Acne Vulgaris. Seminars in
Cutaneous Medicine and Surgery.
Joshita Djajadisastra, Mun’im, NP, A., & Dessy. https://doi.org/10.1016/j.sder.2008.06.001
(2009). Fornulasi Gel Topikal Dari Ekstrak

58

Anda mungkin juga menyukai