1 ISSN 1979-8911
Anggita Rahmi H1, Tri Cahyanto2 , Toni Sujarwo3, Rahayu Indri Lestari4
Jurusan Biologi
1,2,3,4
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Email : 1.anggitarahmi@uinsgd.ac.id
Abstrak
Tanaman beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) merupakan salah satu tanaman yang
terdapat di Indonesia yang pemanfaatannya belum digali secara maksimal. Daun beluntas
diketahui dapat digunakan sebagai obat berbagai penyakit karena senyawa fitokimia yang
ada di dalamnya. Jerawat merupakan penyakit permukaan kulit yang muncul pada saat
kelenjar minyak kulit terlalu aktif sehingga pori-pori kulit akan tersumbat oleh timbunan
lemak yang berlebihan sehingga bakteri penyebab jerawat tumbuh didalamnya dan
memacu inflamasi. Bakteri tersebut adalah Propionibacterium acnes. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun beluntas dapat menghambat
pertumbuhan Propionibacterium acnes serta pada konsentrasi berapakah yang lebih
efisien dalam menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan
berbagai macam konsentrasi dari 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%, serta digunakan tetrasiklin
sebagai pembanding dan aquadest sebagai kontrol. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ekstrak daun beluntas yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96%
dihasilkan ekstrak kental yang kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri pada bakteri
Propionibacterium acnes. Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Analisis data menggunakan ANOVA
(Analysis of Variance). Hasilnya diketahui bahwa ekstrak daun beluntas memiliki
kemampuan menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes terlihat dengan adanya
zona hambat yang dibentuk. Diameter zona hambat pada konsentrasi 1% sebesar 9 mm,
konsentrasi 2% sebesar 7,67 mm, konsentrasi 3% sebesar 8,67 mm, konsentrasi 4%
sebesar 8,83 mm, dan konsentrasi 5% sebesar 9 mm.
Kata kunci: Ekstrak, Konsentrasi, Pluchea indica (L) Less, Propionibacterium acnes.
141
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
terawat dengan baik bahkan dianggap pagar pekarangan (Yovita dan Yoanna,
telah digali manfaatnya. Masyarakat kulit (sebum) tidak dapat keluar dan
menggunakan obat dari alam. Hal ini menjadi membengkak sehingga terjadi
tradisional yang cukup tersebar luas di berbentuk batang dan merupakan flora
Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis normal kulit yang ikut berperan dalam
Tanaman ini tumbuh secara liar dan enzim hidrolitik yang menyebabkan
142
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
Propionibacterium acnes juga akan satu masalah global baik negara maju
pemakan lemak (Harahap, 2000). proses alamiah yang tak pernah ada
143
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
antibiotik (Pelzczar dan Chan, 2012). penelitian ini adalah neraca analitik,
strain dari pasien berjerawat resisten 1000 mL, labu erlenmeyer 100 mL,
masalah ini. Oleh sebab itu untuk beluntas yang berasal Desa Sukahaji,
daun beluntas yang dapat digunakan antibakteri dari ekstrak etanol daun
144
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
difusi sumur dengan analogi penentuan acnes pada media agar darah yang
etanol daun beluntas 10 %, 25%, 50%. mistar. Data dianalisis dengan metode
sampel, uji kadar air, preparasi sampel, serbuk, dan diayak dengan
penyiapan bakteri uji, dan uji aktivitas sudah menjadi serbuk ditimbang
digunakan adalah ekstrak daun beluntas. 96% sebanyak 1000 mL dan diaduk
145
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
dengan batang pengaduk lalu didiamkan tabung supaya cairan yang diambil tidak
selama tiga hari. Ekstrak disaring berlebihan lalu oleskan pada media agar
diamkan selama tiga malam. Setelah itu ekstrak daun beluntas pada lubang
sehingga diperoleh filtrat II. Selanjutnya yang telah dibuat, meneteskan aquadest
proses yang sama dilakukan hingga pada lubang sumuran sebagai kontrol,
diperoleh filtrat III. Seluruh filtrat yang dan meneteskan tetrasiklin sebagai
suhu 400C hingga diperoleh ekstrak pada suhu 35-37oC selama 24jam.
Media agar darah yang telah hambatan diukur dengan mistar dengan
biakan aktif yang telah dibuat sesuai 3 kali pengulangan (Lathifah, 2008).
146
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
sampel dicuci dahulu, kemudian yang konstan. Selisih berat sebelum dan
yang melekat pada daun (Said, 2007). tanaman mempunyai respon yang
sebagian besar terdiri dari air. Pada simplisa yang tahan disimpan lama dan
bagian daun, bunga, dan buah tidak terjadi perubahan bahan aktif yang
kandungan air menurun hingga sekitar beluntas yang telah dikeringkan selama
50%, yaitu pada kulit dan kayu. Dan 2 minggu adalah 10,2568107 %. Hasil
yang paling sedikit adalah bagian biji penelitian Manoi (2006) kadar air
diperoleh sampel dengan kadar air yang (2009) dalam Nurmillah (2009)
rendah. Pada umumnya penentuan kadar menyatakan maksimum kadar air yang
147
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
berjalan lancar yaitu sebesar 11%. Hal dibandingkan dengan daun yang telah
cepatnya pertumbuhan jamur dalam Widyawati, dkk) Hal ini terkait dengan
ekstrak (Soetarno dan Soediro, 1997 fungsi dari metabolit sekunder tersebut
jika kandungan air tinggi dapat daun beluntas. Pelarut yang digunakan
terjadinya proses enzimatik, enzim akan etanol 96% karena etanol merupakan
mengubah kandungan kimia yang ada pelarut yang selektif, sehingga dengan
mungkin tidak lagi memiliki efek metabolit sekunder yang ada di dalam
Beberapa enzim perusak kandungan Selain itu etanol tidak bersifat toksik
pada penelitian ini adalah daun beluntas senyawa yang dapat memberikan
148
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
dan saponin (Kemenkes RI, 1986 dalam Hasil dari uji aktivitas
yang sering digunakan untuk ekstraksi. bakteri. Zona bening yang terlihat
dalam air dan mempunyai gugus bahwa ekstrak etanol daun beluntas
lebih mudah tersari dalam jumlah yang Propionibacterium acnes (Gambar 4.1).
lebih sedikit.
149
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
5 9 10 8 27 9,00
Ambarwati (2007) tingkat
Tetrasikl
in
penghambatan pertumbuhan bakteri jika
34 34 34 34 34
(Pemban
ding) zona hambat 5 mm atau kurang maka
Aquadest
0 0 0 0 0
(Kontrol)
tingkat penghambatannya dikategorikan
150
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
aktivitas antibakteri daun beluntas ion keluar dari sel, kemudian sel rusak
antibakteri yang terdapat pada daun sendiri sebagai antibakteri masih belum
atsiri, fenolik, tanin, dan alkaloid. antibakteri ekstrak etanol daun beluntas
ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat hampir sama dengan alkohol. Alkohol
merusak membran sel bakteri dan memiliki sifat pelarut lemak yang
Nuria, dkk., 2009). Sitoplasma dalam rusak dan terjadi inaktivasi enzim-
sel semua hidup dibatasi oleh membran enzim (Aksara, 1993 dalam Susanti).
151
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
protein seperti enzim. Zat lain yang osmotik internal yang tinggi. Tekanan
mempunyai aktivitas antibakteri adalah internal tersebut tiga hingga lima kali
tanin. Tanin mampu menghambat lebih besar pada bakteri gram positif
pertumbuhan bakteri dengan cara dari pada gram negatif. Trauma pada
sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel dalam Rendra, 2011). Namun perlu
tidak terbentuk secara utuh dan adanya penelitian lebih lanjut mengenai
152
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
senyawa yang terdapat dari daun hambatan (Pelczar dan Chan, 2012;
dalam penelitian ini yaitu dengan adanya zona hambat. Karena tidak
menggunakan aquadest. Pada tabel 4.1 Hal ini menunjukkan bahwa aquadest
zona hambat yang terukur lebih besar karena tidak memberikan pengaruh
bakteri gram positif dan negatif yang hasil tersebut menunjukkan zona
peka (Brooks, dkk., 2005). Cara kerja hambat yang dihasilkan tidak signifikan.
ribosom yaitu pada unit 30S ribosom hasil diameter zona hambat yang
153
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
yaitu 9 mm. Dari hasil tersebut dibentuk oleh ekstrak metanol daun
ekstrak maka semakin besar pula namun dari data tersebut adanya
hambatnya.
konsentrasi (%) ekstrak daun beluntas 3 kali, media pertumbuhan bakteri uji
Jika dilihat dari tabel 4.1 dan kontaminasi. Keadaan ruangan yang
Grafik pada gambar 8. Terdapat data terbuka, udara, angin, dan banyaknya
yang rata-rata zona hambat sama yaitu orang di dalam ruangan mengakibatkan
Namun, jika dilihat secara keseluruhan bakteri lain. Kemudian alat pendukung,
154
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
bakteri lain, berbeda pada ruangan yang 1. Ekstrak etanol daun beluntas
155
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
156
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
8. BPOM RI, 2010. Acuan Sediaan 15. Fissy A, SYV Octy Novy. 2013.
Herbal. Edisi kelima. Badan Uji Aktivitas Sediaan Gel Anti
Pengawas Obat dan Jerawat Ekstrak Etanol
Makanan Republik Indonesia: Rimpang Jahe Merah
Jakarta (Zingiber officinale Rosc. Var.
9. Brooks., J.S. Butel., S.A. Morse. Rubrum) Terhadap
2005. Mikrobiologi Kedokteran. Propionibacterium acnes dan
Salemba Medika: Jakarta Staphylococcus epidermidis
10. Chooi, Ong Hean. 2004. [Skripsi]. Fakultas
Tumbuhan Liar: Khasiat Ubatan Kedokteran: Pontianak
Dan Kagunaan Lain. 16. Ganiswarna S. 1995.
Perpustakaan Negara: Farmakologi dan Terapi. Ed ke-
Malaysia IV. Gaya Baru Pr : Jakarta
11. Dalimartha, Setiawan. 17. Hamdiyati, Yanti., Kusnadi, dan
2008.Atlas Tumbuhan Obat Irman Rahadian. Aktivitas
Indonesia. Trubus Agriwidya: Antibakteri Ekstrak Daun
Jakarta Patikan Kebo
12. Dwikarya, Maria. 2007. Cara (Euphorbia hirta) terhadap
Tuntas Membasmi Jerawat. Pertumbuhan Bakteri
Kawan Pustaka: Jakarta Staphylococcus
13. Emaliah., Bobone., H. Yuda., epidermidis. FPMIPA UPI:
O.Y. Miluwati., S.R Putri. 2013. Bandung
Antibiotik. Poltekes 18. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu
Kemenkes RI Pangkal Pinang: Penyakit Kulit. Hipokrates:
Bangkabelitung Jakarta
14. Febriyati, 2010. Analisis 19. Harmanto, Ning. 2006. Ibu
Komponen Kimia Fraksi Minyak Sehat dan Cantik dengan Herbal.
Atsiri Daun Sirih (Piper PT. Elex Media
bettla Linn.) dan Uji Aktivitas Komputindo: Jakarta
Antibakteri Terhadap Beberapa 20. Harbone, J. B. 1987. Metode
Jenis Bakteri Gram Positif Fitokimia Penuntun cara
[Skripsi]. UIN Syarif Modern menganalisis
Hidayatullah: Jakarta
157
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
158
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
159
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
160
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911
161